Dan Tae melamun di kamarnya, terdengar suasa Gong Shim
yang memanggil namanya. Dan Tae pun menyuruh masuk karena pintu tak dikunci.
Gong Shim melihat Dan Tae yang pulang
lebih awal. Dan Tae mengatakan baru saja masuk ke
rumahnya. Gong Shim memperlihatkan tiket film (The Odd
Couple)
“Aku punya tiket film, Pemilik restoran nakji memberikan
ini kepadaku. Kupikir
dia memberikannya kepada aku karena tiket ini hanya berlaku sampai hari ini. Kau harus pergi menontonnya.
Kalau tidak, tiket itu akan sia-sia.” Ucap Gong
Shim, Dan Tae bingung
“Kau harus pergi menontonnya. Kau bisa pergi, tapi aku tidak perlu melakukannya. Jangan merasa tertekan, dan ambil
satu.” Ucap Gong Shim dengan mata berbinar-binar menaruh tiket
ditangan Gong Shim
“Banyak yang harus aku lakukan
hari ini, jadi kurasa aku tidak bisa pergi. Kau harus memberikannya kepada
orang lain.” Ucap Dan Tae
Gong Shim mengerutu dalam hati karena Dan Tae tidak
bisa dikecoh dengan tiket itu, lalu menyuruhnya buang saja karena tak
memerlukanya, dan tak mempermasalahnya, lalu mengipas wajahnya yang terasa
panas. Dan Tae menatapnya, Gong Shim pun pamit pergi dengan memberikan kode
tiket yang tak akan digunakan.
Dan Tae terdiam mengingat ucapan Gong Shim “Aku tidak akan
peduli apa yang kau pikirkan...mulai sekarang. Bahkan jika kau
tidak memberiku lampu hijau, Aku hanya akan tetap berjalan lurus ke depan.”
Malam harinya, Dan Tae kebinggungan melihat ponsel dan
juga tiket ditanganya. Sambil berbicara sendiri kalau masih ada
waktu sampai filmnya diputar dengan senyuman
memikirkan kalau melupakan semuanya dan pergi menonton.
Tapi akhirnya menyadarkan dirinya tak boleh melakukan,
karena semua tidak akan berakhir dengan film, karena tidak akan mampu menjaga perasaannya lagi. Ia akhirnya mengambil beberapa buku tebal lalu menyelipkanya
dan mengacak-ngacak bukunya, sengaja membuatnya binggung dan tidak
akan bisa tahu.
Suara langkah sepatu terdengar menaiki tangga, Dan Tae
bisa mendengar suara Gong Shim yang datang, lalu berpikir apa yang harus
dilakukan akhirnya dengan panik mencari tiket yang terselip dibukunya, tapi tak
menemukan sama sekali.
Gong Shim menyiram bunga di atap rumahnya, Dan Tae
keluar rumah menyapanya. Gong Shim memberitahu
akan memberikan satu ke restoran nakji, lalu meminta Dan Tae memilih tanaman yang terbaik. Dan
Tae memilih tanaman yang berwarna merah, Gong Shim pun setuju akan
memberikanya. Keduanya tiba-tiba terdiam, Dan Tae ingin membahas tentang tiket
tapi Gong Shim langsung memotongnya.
"Tidak
apa-apa, Sudah aku katakan tidak masalah, Jangan terlalu khawatir. Kalau kau tidak menginginkan
sesuatu, kau bisa langsung memberitahuku. Aku lebih suka seperti itu. Aku benar-benar tidak masalah sama sekali” ucap Gong Shim dan akan pergi.
“Tunggu.... Tidak, bukan itu. Apa
yang ingin aku katakan adalah...” kata Dan
Tae tapi Gong Shim kembali menyela
“Kau tidak perlu merasa menyesal.
Itu tidak penting Ini
hanya berarti bahwa aku gagal hari ini, Aku
akan pergi sekarang.” Kata Gong Shim lalu
buru-buru pergi.
“Aku
adalah orang yang gagal.”
Ungkap Dan Tae sedih melihat tiket karena seharusnya bisa menonton dengan Gong
Shim
Gong Shim sudah menunggu di depan minimarket, ketika
melihat Dan Tae baru keluar rumah langsung menghampirinya bertanya mau kemana.
Dan Tae mengatakan akan pergi untuk memotong rambut. Gong Shim mengatakan selalu
ingin memberi saran untuk rambut Dan Tae jadi
itubagus.
“Aku juga harus menata rambutku, jadi Aku akan ikut denganmu.” Kata Gong Shim penuh semangat
“Apa kau pergi ke salon untuk
wigmu?” ucap Dan Tae menarik rambut wig tetanganya, Gong Shim
mengatakan tidak karena akan pergi dengan rambut aslinya dan mengajak segera
pergi.
“Aku pergi ke toko tukang cukur.” Ucap Dan Tae, Gong Shim cemberut mengataakn Dan Tae itu
sangat kejam. Dan Tae dengan wajah
datar mengajak Gong Shim pergi saja.
Dan Tae pergi ke salon sendirian, tak sengaja
disampingnya Tuan Gong ada juga di salon khusus pria, lalu bertanya apakah akan
potong rambut juga. Tuan Gong mengatakan untuk
mendapatkan pengobatan dan anaknya yang menyarankan
untuk merawat rambutnya dan memuji Gong Shim memang
anak yang baik. Gong Shim akhirnya datang
dibelakangnya sambil mengedipkan mata genitnya.
“Tolong beri ayahku banyak nutrisi
untuk rambutnya.” Ucap Gong Shim pada pegawai
salon.
“Lalu Untuk orang ini, kalau kau
memotong bagian sisinya terlalu pendek, dia akan terlihat seperti orang
tua Dan jika
poninya terlalu panjang, maka dia
akan terlihat aneh, itu tidak akan bagus. Tapi kalau terlalu pendek, itu akan membuatnya terlihat
bodoh. Sementara Dia memiliki terlalu banyak
rambut di sini, jadi
terlihat mengembang. Itu
membuatnya terlihat buruk. Jadi
tolong beri dia potongan rambut yang bagus.” Ucap Gong
Shim terlihat cerewet.
Dan Tae hanya bisa melonggo mendengar ucapan Gong Shim,
pegawai salon pun bertanya model potongan rambutnya. Dan Tae hanya mengatakan Sama
seperti yang dikatakan Gong Shim tadi.
Pegawai pun mulai mencukur rambut Dan Tae, tiba-tiba Gong
Shim berteriak meminta Jangan memotong terlalu banyak di
bagian sisi samping. Dan Tae kembali melonggo, Gong
Shim pun tersenyum melihatnya. Dan Tae akhirnya diminta untuk keramas setelah di
potong.
Gong Shim menerima telp dari ibunya, dengan wajah
khawatir mengataakn Aku akan segera ke sana hanya membutuhkan waktu
lima menit. Setelah itu pamit pada ayahnya, karena harus
pergi membeli sprei musim panas bersama ibu. Tuan Gong
pun mempersilahkan untuk pergi. Gong Shim sedih karena harus meninggalkan Dan
Tae.
Dan Tae keluar ruangan setelah keramas dan tak melihat
Gong Shim duduk dibangku, Tuan Gong mulai bercerita akan
melakukan perjalanan bisnis untuk menggambar. Dan
Tae binggung, Gong Shim akan melakukan sebuah
perjalanan bisnis?
“Pemilik restoran nakji itu... memperkenalkan dia ke restoran
sashimi di pinggiran kota. Anakku sangat
bersemangat untuk mendapatkan uang dari gambarnya.” Cerita Tuan Gong, Dan Tae pikir itu
berita bagus.
“Tapi aku dan istriku harus pergi
ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan
besok. Aku
merasa buruk karena tidak bisa mengantarnya karena Dia
pasti memiliki banyak barang bawaan.” Ucap Tuan
Gong khawatir.
“Kalau begitu aku akan pergi
bersamanya.” Kata Dan Tae dengan senyuman bahagia.
“Aku mengatakan kepadanya untuk
meminta bantuanmu, tapi
dia mengatakan kepadaku bahwa kau sedang sangat sibuk.” Kata Tuan Nam
“Untungnya, besok aku punya cukup
waktu luang.” Ucap Dan Tae, Tuan Nam mengucapkan akan
sangat berterima kasih jika Dan Tae
bisa melakukannya. Dan Tae pun berjanji akan
pergi dengan Gong Shim
besok.
Malam harinya, Gong Shim membuat sketsa dengan gambar
cumi-cumi dkk, terlihat kamarnya yang lapang dengan tempat tidur disisi dinding
sudah tak ada lagi lemari baju kakaknya, lalu bertanya akan
baik-baik saja pergi sendirian, dan Haruskah
meminta Dan Tae pergi bersamanya. Ia pikir tak
mungkin karena Dan Tae pasti akan sangat sibuk.
Pagi harinya
Goo Nam sedang membereskan botol minum diatas meja, Dan
Tae memberitahu tidak membutuhkan King Lunchbox hari ini. Goo Nam bertanya Apa
memiliki rencana untuk makan malam. Dan Tae
mengatakan akan melewatkannya untuk hari ini. Goo Nam dengan senang hati meminta Dan Tae
memberitahukan saja kalau memang membutuhkannya. Dan Tae menganguk lalu menyuruhnya pergi.
Gong Shim keluar rumah dengan buku gambarnya, Dan Tae
mendatanginya bertanya apakah akan pergi sekarang, karena terkena
macet kalau tidak terburu-buru. Gong Shim binggung, Dan
Tae tahu Gong Shim akan melakukan perjalanan bisnis.
“Bagaimana kau bisa tahu?” tanya Gong Shim heran
“Ayahmu memintaku untuk pergi
bersamamu.” Ucap Dan Tae
“Apa kau benar-benar akan pergi
bersamaku?” kata Gong Shim penuh semangat, Dan Tae
mengangguk karena ayah Gong Shim yang memintanya dan ia juga
tidak ada kegiatan apapun.
“Apa kau menyukai sashimi? Karena Aku pergi ke restoran sashimi Pemiliknya berjanji akan
memberiku banyak sashimi gratis. Rasanya
tidak akan enak kalau aku pergi sendirian. Aku senang. Kita akan terlambat naik bis. Ayo
pergi.” Ucap Gong Shim
Dan Tae menahanya, mengatakan kalau mereka pergi naik
mobil dengan membuka pintu mobilnya memberitahu sudah meminjam mobil kantornya.
Gong Shim berlari kecil ketika Dan Tae membuka pintu untuknya.
Di dalam mobil
Gong Shim pikir melelahkan kalau mengemudi, Dan Tae pikir baik-baik saja Gong Shim mulai menguap
Dan Tae menyuruh tidur saja kalau memang mengantuk. Gong Shim pikir baik-baik
saja, menurutnya Tidak sopan kalau tidur
saat seseorang mengemudi.
“Aku semalam harus begadang menyusun beberapa
draft.” Kata Gong Shim lalu mengambil permen karet agar
membuatnya tetap melek
Tapi beberapa saat kemudian, kantuknya pun datang dan
membuatnya tertidur. Dalam hatinya, Gong Shim berharap untuk jangan sampai
tertidur. Dan Tae melihat kepala Gong Shim berputar-putar karena tertidur,
sampai akhirnya Dan Tae menahan dengan tanganya jangan sampai kepalanya
terbentur.
Kepala Gong Shim kembali berputar, saat itu juga malah
terbentur ke pintu. Dan Tae kaget, tapi berpura-pura tak tahu. Gong Shim
meminta maaf karena tertidur, Dan Tae
mengomel Gong Shim harus lebih berhati-hati karenameminjam mobil dari kantor, takut memecahkan jendelanya. Gong Shim meminta maaf sambil menyadarkan wajahnya agar
tetap terbangun, Dan Tae pun mengajak untuk mampir ke tempat
istirahat.
Dan Tae sibuk membawakan beberapa barang ke dalam mobil
pada sepasang kakek dan nenek. Gong Shim tersenyum melihat Dan Tae yang baik
hati membantu. Setelah semua barang diangkat ke mobil, si nenek bartanya apakah
Dan Tae berusia 32 tahun, Dan
Tae membenarkan.
“Aku berharap kau menantuku, Putriku akan sempurna untukmu. Aku punya Putri yang paling muda juga
berusia 32 tahun. Namanya
Bae Eun Sol, Dia
cantik.” Ucap si nenek, Gong Shim langsung cemberut
mendengarnya.
“Hentikan itu.... Tidak sopan berkata seperti itu
kepada orang asing. Dibandingkan
Eun Sol, putri sulung kami harus menikah terlebih dahulu.” Kata si kakek
“Itu benar.... Apa pendapatmu tentang wanita yang
lebih tua? Nama
anakku yang lebih tua adalah Bae Eun Chae. Dia sedikit lebih tua darimu, berusia 39 tahun.” Ucap si nenek kembali ingin menjodohkan pada anaknya.
Gong Shim tiba-tiba datang langsung merangkul lengan Dan
Tae dan memanggilnya “Yobo”, Dan Tae terlihat binggung, Gong Shim bertanya apakah baru membantu
pasangan kakek nenek itu., Dan Tae membenarkanya.
Si kakek dan Nenek melonggo karena mereka ternyata sudah
menikah. Gong Shim pun mengajak mereka untuk pergi, lalu membuka pintu untuk
Dan Tae untuk pergi. Keduanya sama-sama didalam mobil terlihat sangat canggung.
“Aku baru saja memanggilmu
"sayang"... karena
kupikir kau merasa canggung. Aku
hanya mencoba untuk membantu. Aku
bukan berusaha untuk mendekatimu, Aku
berjanji.... Jangan
salah paham.” Ucap Gong Shim
“Aku tidak akan salah paham.” Kata Dan Tae, Gong Shim pun mengerti lalu buru-buru
memasang sabuk pengamanya dan mengajak mereka segera pergi sekarang.
Gong Mi sedang berkerja di ruangan, tiba-tiba pikiran
kembali mengingat saat Joon Soo bertanya Apa ada
waktu luang besok, karena ingin
makan malam bersamanya dan belum berterima kasih dengan baik
kepadanya. Gong Mi pun terlihat sedikit kaget mendapatkan
ajakan makan malam.
Ketika didalam lift, Joon Soo tiba-tiba mengeser badanya
karena ada trolly masuk lift. Keduanya saling berdekat, Gong Mi tersenyum
karena Joon Soo bisa membuatnya nyaman.
Dirumah
Gong Mi menceritakan Ayah dan
nenek dari Joon Soo semua
mencintainya bahkan Ibunya
lebih mencintainya, tapi ibunya menghancurkan
semuanya dengan memukuli Nyonya Yum. Ibu Gong Mi
merasa anaknya tak perlu khawatir.
“Aku tidak bisa membantumu, tapi
tidak akan menjatuhkanmu. Aku
akan bertemu dengan Tae Hee...Ah....Tidak,
aku akan menemui ibu dari Joon Soo
dan mengatasinya.” Ucap Ibu Gong Mi
“Apa yang akan kau lakukan?” tanya Gong Mi
“Aku akan Memohon sambil berlutut, ah mungkin itu.... Tidak ada
gunanya. Tapi aku akan berlutut dan memohon
sampai dia memaafkanku, Aku tidak
punya harga diri. Aku
akan melakukan apapun untuk kedua anakku. Lalu Kalau
begitu kapan kedua orang tua harus saling bertemu?” tanya Ibu Gong Mi
“Kami belum sampai seserius itu.” Ucap Gong Mi
Ibu Gong Mi menjerit mengetahui kalau belum sampai
hubungan seperti itu, lalu marahi anaknya yang sudah membicarakannya, bahkan baru saja memohon sambil berlutut
satu juta kali membuatnya melukai
harga dirinya. Menurutnya, tidak
perlu membayangkan memohon kepada Tae Hee, dan
meminta anaknya agar mengatakan lebih spesifik.
Gong Shim akhirnya sampai ke restoran sashimi, keduanya
masuk ke restoran terlihat tuan pemilik restoran serta istrinya. Gong Shim
menyapa Pemilik Yongwangnim Nakji mengirimnya untuk menggambar muralnya. Tuan pemilik kaget karena mereka sudah
punya yang lain.
“Kenapa kau bertanya pada banyak
orang untuk rekomendasi? Ini Berantakan
sekali dan Kau pembuat onar.” Keluh istrinya lalu memukul suaminya dan pergi.
“Tuan.. Kami meninggalkan Busan semalam
untuk datang kemari..” Ucap si pria tambun. Tuan
pemilik melihat si pria datang sangat jauh jadi mereka akan melakukannya dengannya
“Aku mematahkan kakiku pagi ini,
tapi tetap datang... dengan
kruk untuk memenuhi janjiku.” Kata si pria dengan
tongkat, Tuan pemilik mengatakan karena pria itu mempertaruhkan
cederanya untuk datang, jadi memilihnya.
“Aku minta maaf tentang ini,.”
Ucap Tuan Pemilik. Gong Shim merasa tidak punya pilihan
Dan Tae melirik dipikiran seperti terlihat suatu ide,
lalu tiba-tiba menangis dan memanggil “Yobbo” sambil meminta maaf karena
sudah menikah dengan seorang pria yang
tidak kompeten bahkan selalu
bekerja siang dan malam.
“Saat kita mendapatkan cukup uang, ayo kita adakan acara pernikahan
yang pantas...” ucap Dan Tae sambil berpura-pura
menangis, Tuan Sashimi pun menatap sepasang suami istri seperti baru menikah.
Keduanya akhirnya masuk ke sebuah ruangan, Dan Tae
menjelakan Satu-satunya alasan kenapa aku memanggilmu "Yobbo" adalah karena berpikir Gong Shim akan
kehilangan pekerjaan setelah datang kemari. Gong Shim
sudah tahu malah bersyukur atas apa yang dilakukan Dan Tae padanya.
Sebuah dinding berdasar putih, Tuan Sashimi meminta Gong
Shim mengambarkan muralnya. Gong Shim mengucapkan Terima
kasih sudah membiarkan untuk bisa
menggambar dan akan
melakukan yang terbaik. Dan Tae terus menatap Gong
Shim yang mulai mengambar dengan pensil.
Tuan Sashimi yang melihatnya menyuruh Dan Tae untuk Berhenti
menatapnya, karena nanti istrinya akan habis. Lalu mengungkapkan Dan Tae itu seorang
pria yang beruntung karena Istrinya adalah tangkapan yang bagus. Dan Tae tersenyum mendengarnya, Tuan Sashimi bertanya Bagaimana mereka berdua bertemu, Dan Tae menceritakan
mengejarnya karena sangat menyukainya.
Gong Shim meminta tolong untuk membawakan penghapus, agar
tak ketahuan memanggil Dan Tae dengan panggilan “yobbo”. Dan Tae pun memberikan
penghapus untuk Gong Shim, setelah sketsa dengan pensil selesai, Dan Tae membantu
Gong Shim menuruni tangga lalu memberikan jempolnya sebagai pujian, Gong Shim
tersenyum membalasnya juga.
“Tuan, bolehkah aku mulai melukisnya?” ucap Gong Shim
“Apa pemilik Yongwangnim Nakji
tidak memberitahumu? Aku
memiliki sebuah pertemuan malam ini. Jadi Aku
memintanya untuk memberitahumu bahwa kau harus melukisnya setelah mereka pergi.” Jelas Sashimi
“Tidak, aku tidak mendapatkan
pesan itu.” Ucap Gong Shim
“Aku meninggalkan beberapa makanan
untukmu di dalam ruangan, jadi kalian harus
makan.”kata Istri Tuan Sashimi
Gong Shim dan Dan Tae makan sashimi bersama diruangan,
belum selesai makan tiba-tiba Tuan Sashimi masuk rumah meminta maaf karena
temanya-teman akan berada di restoran
untuk sementara waktu, jadi mengajak keduanya
untuk ikut bersamanya.
“Mereka pengantin baru dari Seoul dan datang ke sini untuk melukis
mural kami.” Ucap Tuan Sashimi memperkenalkan pada
temanya,
Teman-teman pun mengajak mereka untuk segera minum, Dan Tae menolak karena harus
mengemudi nanti, begitu juga Gong Shim karena
harus menggambar. Seorang ibu
berkomentar keduanya membosankan untuk orang seusia muda, lalu meminta ganti dengan menyanyikan sebuah lagi. sebuah
lagu.
“Kalau lagunya bagus, kalian akan membiarkan mereka melukis di restoranmu, kan?” kata Tuan Sashimi, semua pun berteriak setuju sambil
bersorak menyuruh mereka menyanyi.
Dan Tae akhirnya menyanyi dan Gong Shim menari-nari
dengan meliukan tubuhnya. Semuanya bersorak gembira sambil bertepuk tangan
bahagia. Setelah satu lagu selesai, Gong Shim berlindung di tubuh Dan Tae
karena malu, semua meminta mereka menyanyi satu kali lagi. Akhirnya mereka pun
kembali menghibur semua teman-teman Tuan Sashimi
Akhirnya mereka pun bersulang bersama, Dan Tae dan Gong
Shim minum cola. Salah seorang pria mengetahui mereka berdua adalah
pasangan yang luar biasa, lalu seorang ibu bertanya
kenapa mereka tidak punya anak. Si
pria tambun yakin kalau anak itu nanti mirip dengan keduanya yang tampan dan
juga cantik.
“Kau harus punya anak bahkan jika
kau tidak punya uang. Apa
kau tahu jari kaki
kecil mereka akan membuatmu sangat bahagia?” ucap Si
bibi penuh semangat.
“Mereka bisa membuat satu malam
ini.” ucap si paman tambun.
Gong Shim melotot mendengarnya dan saling bertatapan,
setelah itu menutup wajahnya malu. Bibi lainya mengoda kalau akan sangat
berisik jadi tak perlu sungkan berada dalam kamar. Tuan Sashimi sengaja membuat
keduanya bergandengan lalu menyuruhnya bangun, keduaya pun berlari buru-buru
menghindari paman dan bibi yang terus menyuruh mereka untuk membuat anak.
Gong Shim dan Dan Tae berdiri berjauhan dengan canggung,
Tuan Sashimi masuk kamar. Dan Tae langsung bertanya kapan mereka bisa mulai
melukis. Tuan Sashimi pikir teman-temanya akan
tinggal lebih lama lagi jadi merasa kalau Gong Shim tidak
akan bisa melukis hari ini. Keduanya menjerit
kaget.
“Tidur saja untuk malam ini, dan kita bisa mulai besok. Kalian hanya perlu satu tempat
tidur, kan?” ucap Tuan Sashimi membawa alas tidur
dan bantal ke tangan Gong Shim
“Tuan.... Apa kau punya ruangan lain?” ucap Gong Shim, Tuan Sashimi mengangguk tapi mengatakan
tak akan memberitkannya. Gong Shim pikir tidak
akan bisa.
“Apa kau tidak mendengar semua yang mereka katakan? Semoga beruntung untuk malam ini.” ucap Tuan Sashimi memberikan kode kedipan mata pada Dan
Tae lalu keluar kamar.
Suasana canggung terasa, keduanya sama-sama diam.
Akhirnya Dan Tae menaruh alas tidur, menurutnya Daripada
berdiri lebih baik bisa berbaring dan akan mengaturnya posisinya. Gong Shim menjerit kaget berpikir yang
tidak-tidak.
“Bukan itu yang aku maksud. Kau hanya terlihat benar-benar
tidak nyaman. Aku tidak masalah, jadi Kau bisa melepasnya.” Ucap Dan Tae memegang pundak tetangganya, Gong Shi
kembali menjerit sambil memegang tubuhnya dengan wajah ketakutan.
“Tidak, bukan itu.... Maksudku kau boleh melepas wigmu. Apa kau ingin mandi dulu?” ucap Dan Tae, Gong Shim kembali menjerit panik berpikir
Dan Tae akan melakukan setelah mandi.
“Maafkan aku. Aku tidak tahu kenapa aku terus
melakukan kesalahan-kesalahan ini. Aku akan mengatur selimut dan berbaring..” ucap Dan Tae kebinggungan, Gong Shim pun menjerit
kembali, Dan Tae akhirnya memutuskan akan pergi keluar untuk
mencari udara segar.
“Yah.... Sulit bagiku untuk tertidur di
tempat yang baru, jadi
aku tidak akan tidur. Santai saja.” Kata Gong
Shim lalu membiarkan Dan Tae pergi lebih dulu.
Beberapa saat kemudian, Gong Shim sudah tertidur dengan
bersandar di dinding, Dan Tae masuk kamar, mendekati Gong Shim menyuruhnya untuk bangun karena harus
berbaring dan tidur dengan nyaman. Akhirnya Dan
Tae mengendong Gong Shim agar bisa tidur berbaring.
“Gong Shim.... Maafkan aku.... Terima kasih sudah menyukaiku
selama ini. Bisakah
kau tinggal sedikit lebih lama... dan
menungguku? Apa Kau mau melakukan ?”
ucap Dan Tae sambil menatap Gong Shim yang tertidur.
Dan Tae bangun dan melihat sudah terbaring tapi tak
melihat Gong Shim lalu keluar dari kamar , ternyata Gong Shim sudah sibuk
melukis lalu bertanya kapan terbangun. Gong Shim mengatakan Belum
lama. Dan Tae bertanya apakah memerlukan bantuan.
Gong Shim pun meminta tolong
gambar mata gurita supaya
lebih jelas dengan garis tebal. Dan Tae pun mulai
memberikan tinta hitam pada gurita dan Gong Shim mewarnai ikan berwarna biru,
disela-sela itu keduanya sempat saling menatap, lalu tersenyum.
Gong Shim tersenyum karena melihat lukisan sudah selesai,
Dan Tae memuji kalau terlihat hebat menurutnya terlihat
benar-benar menakjubkan, lalu memegang pundaknya
karean Sudah selesai dilakukan dengan baik. Gong Shim pun mengucapakan terimakasih dengan panggilan “Yobbo”
karena Tuan Sashimi dan istrinya datang.
Tuan Sashimi melihat lukisan itu Benar-benar
mahakarya, Istrinya pun mengaku benar-benar
menyukainya, lalu memberikan amplop sebagai imbalan.
Gong Shim tersenyum karena mendapatkan bayaran dari hasil kerjanya.
Dan Tae dengan senyuman menyarankan untuk Gong Shim foto
didepan lukisannya, Gong Shim pun dengan gaya lucunya memperlihatkan hasil
lukisanya. Dan Tae mengambilkan gambar untuknya. Tuan Sashimi mengatakan Gong
Shim juga harus mengambil foto bersama suami dan menyuruh Dan Tae berdiri disebelahnya, Dan Tae
berdiri dengan wajah kaku dan canggung.
Tuan Sashimi mengeluh keduanya begitu
canggung padahal sudah
menikah, karena seharus saling berpelukan, lalu mulai menghitung. Dan Tae langsun memeluk Gong
Shim dihitungan ketiga dengan senyumanya, Gong Shim melotot kaget karena Dan
Tae memeluknya.
bersambung ke episode 14
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Akhirnya...ada moment" yg mendukung buat mereka berdua,, gumawo sinopnya mba dee,,lanjut terus yaa...fighting!!!
BalasHapus