Yun Soo, Ha Nul, Jae Hoon seperti menikmati makan mie
ramen, Kayle tak bisa menutupi rasa enegnya akhirnya mulai mual. Sutradara pun
berteriak “cut” dengan nada marah memberitahu kalau bukan caranya. Kayle pun meminta
maaf pada teman-temanya.
“Kayle... Pikirkan tentang bagaimana kau
adalah seorang seniman yang kelaparan. Kenapa
kau begitu sombong? Aku
mengatakan kepadanya kau bisa makan 100 mangkuk.”
Ucap Suk Ho berisik marah
“Aku sudah makan selama tiga jam. Coba lihatlah perutku. Aku tidak akan makan mie instan
selama 10 tahun ke depan.” Kata Kayle kesal
“Terserah. Lihatlah Jae Hoon. Dia
makan dengan baik.” Ucap Suk Ho
Ha Nul dan Yun Soo hanya bisa melonggo melihat Jae Hoon
masih makan ramen dengan bahagia. Suk Ho pun meminta Kayle untuk tersenyum agar
bisa merasakan ramen itu sangat lezat. Kayle mencoba tersenyum walaupun terpaksa. Suk Ho
mengatakan kalau Kayle bisa mengatakan bisa makan ramyun sepanjang
hari karena sangat lezat.
“Hei, Kyle... Apa kau lelah? Apakah kau
kenyang?” tanya Sutradara akhirnya mendekat.
“Tidak, tuan. Aku bisa makan
gratis, dan bisa mendapatkan uang. Ini menakjubkan.” Kata Kayle
sambil tersenyum. Ha Nul dkk ikut mengangguk setuju, sutradara pun meminta
semuanya untuk melakukan baik-baik.
Geu Rin memberikan semua anggota Band botol air minum
dengan memberikan semangat, lalu berbicara pada Ha Nul agar bisa bertahan. Ha
Nul mengeluh kalau sudah makan 10 mangkuk hari ini, Geu Rin meminta Ha Nul Setiap
kali makan satu gigit, anggap saja sebagai uang.
“Kau benar-benar terdengar seperti
seorang manajer. Bagaimana
kau bisa berubah seperti ini?” keluh Ha Nul
“Aku berkembang menjadi manajer
yang baik. Apakah
kau ingin pergi ke kamar mandi? Setelah
kau mengosongkan perutmu, kau bisa makan lebih banyak.” Ucap Geu Rin
“Apa maksudmu "mengosongkan
perutmu"? Kau yang
benar-benar aneh.” Jerit Ha Nul kesal lalu
merasakan perutnya mulai terasa sakit
Geu Rin pun memijat pundak Ha Nul agar memastika
pundaknya baik-baik saja, Kayle yang melihatnya meminta Yun Soo untuk memijat
pundaknya juga. Ha Nul mengeluh jangan terlalu keras menekanya. Suk Ho melihat
kerja Geu Rin memberikan jempol, Geu Rin membalas dengan tanda cinta di jarinya
dan kedipan matanya.
Suk Ho kaget dan panik melihat Geu Rin yang memberikan
tanda cinta serta kedipan mata, wajahnya tersenyum lalu melihat tanganya
seperti ingin membalas jari tanda cinta. Geu Rin dari kejauhan bertanya apa
yang ingin dikatakan, Suk Ho hanya memberikan senyumannya.
Geu Rin mengambil botol air minum untuk anggota bandnya,
seseorang tiba-tiba memanggilnya. Geu Rin menengok kesana kemari memastikan
kalau memang memanggilnya. Pria itu dengan ketus bertanya Apakah
melihat orang lain Geu Rin .
“Beritahu tim alat peraga untuk
membawa beberapa mangkuk.” Kata si pria Geu Rin
bertanya mangkuk jenis apa.
“Apakah kau bodoh? Mangkuk mie, sudah jelas. Apa
lagi? Bagaimana
kau menyelesaikan sesuatu jika kau sangat keras kepala?” teriak si pria, Geu Rin tak melawan lalu membalikan
badan dengan wajah dongkol.
Tapi ternyata didepanya sudah ada Suk Ho yang menatap
kearah si pria dengan dingin, lalu memanggil Geu Rin dengan panggilan “ketua
Jung” dan menyuruhnya agar memasangkan
lagi cambang untuk anggota band karen Keringat
pasti sudah membuat cambang mereka terlepas.
Geu Rin binggung, lalu menengok kebelakang seperti
mengerti dan memberitahu kalau ia harus mendapatkan mangkuk, Suk Ho mengataakn akan
menyampaikan pesannya. Geu Rin mengerti lalu
memilih untuk berjalan pergi.
Suk Ho pun mendekati si pria dengan berkomentar pria itu pasti
lelah karena membuat mie sepanjang hari. Si pria
mengangguk lalu mengeluh melihat Mienya menjadi lembek lagi padahal sudah meminta untuk membawakan mangkuk mie.
“Tapi tetap saja, Kau tidak harus begitu keras
kepada seorang wanita.” Ucap Suk Ho, pria tu
bertanya seorang wanita siapa maksudnya, dan akhirnya mengerti yang dimaksud
itu Manager Jung.
“Iya... Manajer
itu pasti adalah wanita cantik bagi seseorang. Kau harus bicara dengan baik, agar kami bisa melakukan syuting
dalam suasana hati yang baik.” Tegas Suk Ho
Si pria terlihat panik bertanya dimana mangkuknya, Suk Ho
berbisik kalau ia harus melakukannya sendiri ketika membalikan badan, Geu Rin sudah ada di depannya,
dengan wajah tersenyum seperti mendengar ucapan Suk Ho. Keduanya sempat saling
menatap, Geu Rin memberitahu kalau cambang anggota band tidak ada yang lepas. Suk
Ho pura-pura tak tahu menurutnya mungkin seseorang
memperbaikinya, lalu memilih pergi. Geu Rin terus saja
tersenyum.
Ha Nul, Kayle, Yun Soo dan Jae Hoon mengangkat sebungkus
mie dengan mengatakan “Satu lagi.” Lalu tertawa seperti bajak laut. Sutradara melihat di
monitor dan mengungkapkan kalau sudah bagus, sampai akhirnya mengatakan “cut”
memuji semuanya sudah bagus. Anggota Band langsung berlari ke kamar mandi.
Geu Rin dan Suk Ho langsung mengatakan terima kasih sudah
berkerja dengan baik, lalu high five dengan dua tangan. Suk Ho pun memuji Geu
Rin yang sudah berkerja dengan baik dan meminta membawa anak band untuk pulang.
Geu Rin bertanya kemana Suk Ho akan pergi. Geu Rin
“Direktur produksi ingin
mengadakan sebuah pertemuan.” Cerita Suk Ho
“Apakah kau pikir kita akan masuk
TV lagi?” kata Geu Rin senang, Suk Ho pikir akan akan
sangat hebat.
Geu Rin pun tersenyum bahagia seperti bisa
membayangkanya. Suk Ho tiba-tiba melegang lenganya seperti ingin memeluk, tanpa
menatapnya lalu berbisik agar bisa
kembali dengan selamat. Geu Rin mengerti tanpa bisa menutupi rasa
bahagianya, Suk Ho pun meninggalkanya lebih dulu.
Suk Ho menemui Direktur Produksi wanita di ruang tunggu
stasiun TV. Si direktur mendengar Suk Ho yang sedang
membuka lembaran baru dalam hidupnya. Suk Ho
merasa si direktur itu sedang mengejeknya. Si direktur pikir kenapa harus
mengejeknya, karena sebenarnya ingin mencoba mendapatkanya.
“Apa itu? Apa
ada dengan program percontohan yang hebat ini?”
tanya Suk Ho dengan nada mengoda
“Kami memulai program yang disebut
"Legend Again". Kami
mendatangkan artis untuk menyanyikan... lagu-lagu dari tahun 1990-an dan
2000-an.” Kata si direktur
“Bukankah seharusnya penyanyi
aslinya yang datang ke acara itu?” ucap Suk
Ho
“Kami akan memiliki para penyanyi
muda mengaransemen ulang semua
lagu itu dan menyanyikannya.” Jelas si direktur.
Suk Ho berkomentar kalau
Kedengarannya bagus. Direktur menjelaskan mereka akan
mengundang lima artis, dan ingin Entertainer Band menyanyikan salah satu lagu. Suk Ho tak berhenti melonggo dan tersenyum lebar.
Direktur bertanya-tanya apakah ia harus menebak apa yang dipikirkan Suk Ho. Suk
Ho pikir Direktur itu sedang mencoba menarik senar untuknya.
Direktur itu mengatakan tidak karena Entertainer
Band melakukannya bahkan mereka sedang melakukan
voting, menurutnya mungkin karena kasus Jo Ha
Nul, tapi ternyata band itu mendapatkan
banyak suara dan mengejeknya kalau itu pasti
suara karena simpati. Suk Ho membela kalau itu
bukan simpati tapi semua suara dukungan, lalu bertanya Lagu legenda mana yang
harus mereka siapkan.
Tuan Byun sedang makan sup daging sendirian, lalu
mengeluh kalau Makanan terasa lebih baik jika memakannya
bersama-sama. Sambil menuangkan soju, ia mendengar
siaran radio yang diputar direstoran.
“Lagu baru sekarang
ini juga bagus, tapi mungkin karena usiaku, aku suka lagu-lagu yang lebih tua. Kupikir lagu-lagu itu lebih emosional. Lagu pertama di album kedua Choi Joon Ha, "Go Ahead,
Cry" Lagu yang luar biasa. Sudah lebih dari 10 tahun, tapi tetap menjadi lagu yang bagus. Secara pribadi, aku sedih bahwa kita belum mampu melihat Choi Joon Ha setelah dia merilis lagu ini.”
Tuan Byun terdiam sejenak menikmati lagu yang dibawakan
oleh Choi Joo Ha dengan tatapa sedih.
Flash Back
Tuan Byun datang ke ruangan meminta maaf karena datang
terlambat, lalu menyuruh Suk Ho dan temanya duduk, lalu bertanya apakah pria
itu adalah musisi berbakat yang dikatakan Suk Ho. Pria itu mengaku tidak
berbakat. Tuan Byun pun menanyakan siapa namanya. Jo
Sung Hyun pun menyebut namanya. Tuan Byun memuji Nama
yang bagus sekali dan nama yang bagus untuk seorang penyanyi.
“Suaranya adalah sebuah karya
seni.” Kata Suk Ho menambahkan
“Aku menyukainya, hanya dengan
mendengar dia berbicara. Apa Dia juga
menulis lagu?” ucap Tuan Byun
“Apakah kau membawanya? Dia menulis lagu baru, jadi aku
menyuruhnya untuk membawanya.” Kata Suk Ho penuh
semangat. Sung Hyun mengatakan kalau biasa saja, hanya suka menulis musik.
“Kenapa kau sangat menutup diri? Kau harus mengatakan,
"Laguku adalah yang terbaik." Kata Tuan
Byun, Suk Ho memuji Sung Hyun sangat baik tidak seperti dirinya.
“Hei... Ada apa denganmu? Kau bisa meniru betapa santainya
dia.” Kata Tuan Byun, Sung Hyun mengaku sangat iri pada Suk
Ho juga.
Keduanya pun tertawa, lalu Tuan Byun bertanya apakah Sung
Hyun membawa
demo. Sung Hyun pikir belum
siap untuk direkam, jadi hanya membawa
lembaran musiknya. Tuan Byun merasa mereka bisa
merekamnya di studio, lalu
bertanya Apakah ini lagu balada. Sung Hyun membenarkan kalau Sebuah
balada rakyat tapi seperti kurang percaya diri.
“Suk Ho berkata untuk mencobanya,
jadi aku hanya membawa apa
yang aku punya.” Kata Sung Hyun
“Tunjukkan kepada Tuan Byun musiknya.” Kata Suk Ho, Sung Hyun memberkan kertas musiknya. Tuan
Byun melihat not balok yang digambarkan Sung Hyun untuk membuat musik.
“Bukankah aku terlihat seperti
mengetahui sesuatu, karena
aku membaca not musiknya? Tapi sebenarnya.... Aku tidak
tahu apa apa.” Akui Tuan Byun.
Suk Ho dan Tuan Byun tertawa begitu juga Sung Hyun. Tuan
Byun bertanya kenapa Suk Ho tertawa dan apakah ia juga tahu sesuatu tentang not
balok itu. Suk Ho dan Sung Hyun semakin tertawa, Tuan Byun memuji Sung Hyun
yang terlihat lebih baik saat tersenyum. Suk Ho mengatakan sudah memberitau Joon Suk, Tuan Byun
mengatakan sudah meminta pagi ini tapi entah pria itu datang atau tidak.
“Kenapa kau membuat kami menunggu
begitu lama? Suk Ho
membual begitu banyak tentangmu, kami
tidak sabar untuk bertemu denganmu.” Kata Tuan
Byun pada Sung Hyun
“Hanya dia yang menyukainya. Kau mungkin tidak akan seperti
itu setelah mendengarnya.” Ucap Sung Hyun tak percaya
diri. Suk Ho langsung memukulnya
“Hentikan kata-kata itu... Kau mulai lagi... Sudah kukatakan, lagu-lagumu
mengagumkan.” Kata Suk Ho mengomel, Tuan Byun
mengejek Suk Ho seperti sudah menjadi manajernya, terlihat seperti cintanya sangat meluap.
“Aku akan menunjukkan lembaran
musiknya kepada tim rekaman dan
melihatnya. Jika itu
luar biasa seperti yang dikatakan Suk Ho, kami akan segera merekam
demonya..” Kata Tuan Byun
Suk Ho pun memberikan semangat pada Sung Hyun dengan
memegang tanganya, Sung Hyun bisa sedikit tersenyum. Tuan Byun mengatakan akan
menghubunginya melalui Suk Ho, Sung Hyun pun berterimakasih. Suk Ho pun
mengejak Sung Hyun pergi dan akan mencarikan taksi untuknya. Sung Hyun menolak
karena tahu Suk Ho harus berkerja jadi akan mencarinya sendiri.
Keduanya pun pamit pergi, mata Tuan Byun langsung tertuju
pada kaki Sung Hyun seperti tak bisa berjalan dengan sempurna, kaki kanannya
berjalan seperti diseret. Sebelum pergi Sung Hyun pun membungkuk dengan
mengucapkan terimakasih.
Di sebuah restoran sup daging.
Suk Ho bertanya pada Tuan Byun apakah sudh memberikan
lembaran musiknya kepada Tuan Lee
Joon Suk. Tuan Byun mengatakan sudah memberikanya. Suk Ho ingin
tahu pendapat Joon Suk apakah musik buatan temanya itu mengagumkan.
“Aku seharusnya mendengarkannya, tapi dia tidak akan bernyanyi
untukku karena itu masih baru.” Kata Suk Ho merasa
menyesali
“Lee Joon Suk... menyukainya. Dia mengatakan musiknya luar
biasa lalu bertanya apakah dia menulis
lagu-lagu lainnya,dan kita harus membuat sebuah
album jika ada yang lain.” Ucap Tuan Byun
“Coba Lihat? Aku tahu tuan Lee akan
mengakui bakatnya. Sung
Hyun menulis beberapa lagu Lebih
baik aku memintanya untuk membawa semuanya.” Kata Suk
Ho penuh semangat.
“Kita rekam dulu saja yang ini dan kita lihat dulu jika terdengar bagus”ucap Tuan Byun, Suk Ho yakin Tuan Byun akan jatuh cinta setelah
mendengarkannya.
“Suk Ho.... Jangan menangkapnya dengan cara
yang salah, tapi aku
belum memberitahu tuan Lee tentang cacat yang dimiliki anak itu.” Kata Tuan Byun, Suk Ho bertanya kenapa tak
memberitahunya.
“Hanya berjaga-jaga jika dia
berprasangka buruk, jadi Aku ingin dia menilai lagu
tersebut murni karena nilainya.” Jelas Tuan Byun, Suk
Ho setuju.
“Jika dia melihat cacat yang
dimiliki Sung Hyun, dia
mungkin tidak akan mendengarkan lagunya, dan dia akan mengatakan tidak
menyukainya. Kau
melakukan hal yang benar.” Kata Suk Ho
“Tapi... apa dia akan baik-baik saja?” tanya Tuan Byun khawatir
“Dia menyembunyikan bakatnya
karena itu dan dia memiliki
sebuah toko kaset kecil. Kira-kira Sudah
Tiga tahun, Aku
mampir tokonya untuk membeli CD rekaman. Dia bahkan tidak menyadari aku
ada di sana, dan dia
bernyanyi sambil bermain gitar. Lalu Aku
jatuh cinta kepadanya tepat saat itu juga. Saat itulah aku mulai pergi ke
tokonya... untuk
mendengarkan dia bernyanyi. Begitulah
cara kami menjadi teman.” Cerita Suk Ho
“Aku merasa kasihan saat
mendengarkan dia bernyanyi. Dia
terlalu berbakat karena tidak memiliki penonton. Jadi aku berusaha keras untuk
meyakinkan dia. Aku
memintanya untuk ikut audisi dan lomba menyanyi, tapi dia tidak bergerak karena
dia cacat. Hyungnim, Kau
seharusnya mendengarkan lagu dengan telinga dan hatimu, bukan dengan matamu.” Kata Suk Ho
“Kau dan aku berpikir seperti itu, tapi apakah masyarakat umum
atau... Joon Suk
berpikir seperti itu? Kita
harus menunggu apa yang akan dia katakan.” Kata Tuan
Byun seperti merasa tak yaki
Suk Ho pikir mereka akan
menghibur banyak orang dengan lagu-lagunya, dan mengungkapkan wajahnya
setelah orang-orang mulai bertanya-tanya dan itu
pasti akan berhasil, menurutnya Lagu-lagu
Sung Hyun memiliki kekuatan seperti itu. Tuan Byun
pikir mereka bicara lebih dulu dengan Joon Suk, Suk Ho mengangguk mengerti.
Tuan Byun bertemu dengan Joon Suk, bertanya apakah ia
menyukai lagu-lagu Sung Hyun yang lain. Joon Suk pikir kenapa Suk Ho terlalu lama
untuk membawa permata seperti Sung Hyun. Ia
menceritakan produser mereka hanya bermain-main
sedikit dengan lagunya, dan
sangat bersemangat tentang hal itu.
“Dia pikir kami akan membuat lagu
yang luar biasa. Kami
belum melakukannya dengan baik, jadi aku berharap ini akan menyelamatkan kami.” Kata Joon Suk juga ikut bersemangat. Tuan Byun terlihat
gugup sebelum berbicara
“Ada hal lain yang harus kau
ketahui... Ini tentang Sung Hyun. Aku punya kesempatan untuk
berbicara dengannya. Dia
terlihat cukup baik dan sangat tinggi.” Cerita
Tuan Byun, Joon Suk mengumpamakan itu Itulah
lapisan manisnya pada kue!
“Benar, tapi masalahnya adalah... bahwa dia... menderita polio sejak anak-anak. Dia sedikit pincang.” Jelas Tuan Byun.
Senyum Joon Suk hilang sejenak, lalu sedikit menertawakan
dirinya merasa tak percaya penyanyi yang akan diorbitkan itu sebenarnya masih
sangat muda, jadi sangat disayangkan. Tuan Byun memberitahu Jika
Joon Suk ingin melanjutkannya, maka harus mengingat tentan hal itu,dan apabila Joon Suk tidak
mau melakukannya, maka tidak
ada gunanya merekam lagu bersamanya karena
pasti akan terluka.
Joon Suk bertanya apa yang dikatakan Suk Ho, Tuan Byun
menjawab kalau Sung Hyun itu dekat dengannya, jadi menganggap itu tidak akan
menjadi masalah, menurut Suk Ho merasa
Sung Hyun akan sukses setelah mengeluarkan sebuah album dan ingin mengungkapkan wajahnya
setelah publik mengakuinya.
“Dia pikir mereka akan bersimpati
kepadanya, Itu
bagiannya.” Jelas Tuan Byun
“Kurasa Suk Ho tidak sepenuhnya
salah. Kita
tidak tahu seberapa baik suaranya. atau
bagaimana hal itu akan menggerakan hati semua orang. Jadi mari kita melakukan beberapa
rekaman dan
mencoba untuk melakukannya.” Kata Joon Suk
“Aku berpikiran yang sama, tapi Aku takut kau akan menentangnya. Suk Ho akan senang mendengar ini.” kata Tuan Byun penuh semangat. Keduanya pun sama-sama
tersenyum.
Suk Ho mengeluh mereka seharsunya mencoba berikan
satu bulan sebelum mulai merekam, karena ia akan
berada di Moskow sementara
Sung Hyun ada di Korea. Tuan Byun mengatakan
kalau Sung Hyun itu bukan anak kecil jadi tak perlu mengkhawatirkan.
“Aku tidak ingin dia merasa
terintimidasi, jadi Aku harus
berada di sana bersamanya. Ini
tidak mendesak, jadi
mari kita lakukan setelah aku kembali dari Moskow. Kalau
begitu aku tidak akan melakukannya, Aku
tidak akan pergi. Kenapa
aku harus membuat sebuah film dokumenter tentang musisi? ” Kata Suk Ho merengek kesal
“Aku sudah memiliki pemahaman yang
saling menguntungkan dengan
Sung Hyun. Aku akan
membantunya, jadi kau...berpakaian dengan hangat dan jaga penyanyi kita.” Jelas Tuan Byun meyakinkan.
“Aku harus berada di sana
untuknya.” Rengek Suk Ho kesal
“Astaga... Baiklah kalau begitu. Aku akan
membuat video saat dia melakukan rekaman. Kau bisa melihatnya sendiri
seberapa baik dia melakukannya.” Jelas Tuan Byun,
Suk Ho memastikan agar Tuan Byun mengambil
video dari semuanya dan meminta untuk berhenti
minum, karena kalau tidak Kameranya akan berguncang jika
tangannya bergetar. Tuan Byun merasa masih sangat muda lalu sengaja
digetarkan tanganya, keduanya hanya tersenyum bersama-sama.
Tuan Byun melihat tanganya sendiri diruang rekaman merasa
dirinya tidak memiliki tremor sedikitpun menurutnya Tidak sama sekali. Lalu mempersiapkan kameranya untuk merekam saat Sung
Hyun melakukan rekaman.
Sung Hyun nampak tegang dalam ruang rekaman, Tuan Byun
memberikan semangat melihat Sung Hyun sudah duduk dengan membawa gitarnya. Sung
Hyun pun bisa lebih percaya diri dan tersenyum. Gitarpun mulai dipetik,
suaranya mulai terdengar cukup merdu, Tuan Byun sampai terdiam melonggo
mendengarnya karena tak percaya suara Sung Hyun benar-benar merdu. Akhirnya
diakhir nyanyian, Tuan Byun tak bisa menahan tangis harunya, wajahnya pun
tersenyum.
Joon Suk mendengarkan suara rekama Sung Hyun dari
laptopnya. Wajahnya sedikit berubah tak percaya ternyata suara sangat merdu
sekali.
Joon Suk bertemu dengan seseorang yang mendengar agensi Joon Suk tidak berjalan dengan baik, padahal menamakannya KTOP, tapi sama
sekali artisnya tidak berada di atas. Joon Suk mengaku sedang
tidak dalam kondisi baik tapi tetap masih... Si pria
menyela ucapan Joon Suk
“Lagu yang dinyanyikan oleh Jo
Sung Hyun... Serahkan
kepada kami. Album
pertama Choi Joon Ha adalah sukses besar, tapi dia tidak melakukannya
dengan baik selama tiga tahun sejak saat itu. Kami sudah mengatakan kepada
media... bahwa
kami hanya akan melakukannya dengan lagu-lagu yang dibuat oleh penyanyinya, jadi kami tidak bisa menggunakan
lagu yang dibuat oleh orang lain.” Jelas si
pria
“Ini akan menjadi situasi dimana
semua menang. Bujuk dia
agar menjual lagunya kepada kita. Aku
akan membayarmu tiga kali lipat harga lagu itu dan akan
membayarmu setiap kali kami mendapat keuntungan. Kau harus bersyukur bahwa Choi
Joon Ha akan menyanyikannya.” Ucap Si pria terkesan
sombong
“Aku yakin kau pernah mendengar
dia bernyanyi, tapi Sung Hyun juga...” kata Joon
Suk membela
“Aku akan memberimu hak cipta dari
lagu itu. Itu bukan
jumlah yang kecil. Jika
kau masih mengatakan tidak, maka kita
batalkan saja. Kau lebih
mendesak daripada aku. Jika
agensimu akhirnya tutup, apa
gunanya album itu untukmu?” kata si pria
memberikan sedikit penekanan. Joon Suk mulai berpikir dengan wajah tegang
Tuan Byun melotot kaget melihat album Choi Joo Han
ditangannya, lalu mengumpat Joon Suk itu sudah gila. Joon Suk mengatakan kalau
mereka itu hampir bangkrut dan sudah mulai gila.
“Tapi tetap saja, kau tidak boleh
melakukan ini! Apakah
kau sudah gila?” teriak Tuan Byun tak
terima.
“Kau jangan ikut campur lagi. Aku
akan mengatasinya dari sini.” Kata Joon Suk
“Dan saat Suk Ho kembali? Apa yang akan kau lakukan kepada
Sung Hyun?” teriak Tuan Byun murka membanting album
Choi Joon Ha.
“Ini aku lakukan agar bisa bertahan hidup. Aku tidak bisa membiarkan KTOP
hancur seperti ini. Kalau
bukan ini yang kau inginkan, kau boleh pergi. Aku... ingin kau tetap disini.” Tegas Joon Suk lalu keluar dari ruangan. Tuan Byun
nampak benar-benar shock dengan mata melotot.
Tangan Sung Hyun bergetar melihat album Joon Ha
ditanganya, menurutnya itu tak benar, karena lagu itu miliknya dan tidak
perlu merilis sebuah album jadi meminta untuk mengembalikan
lagunya saja. Joon Suk memperjelas kalau Sung Hyun tidak
bodoh, hanya karena cacat fisiknya. Sung Hyun kaget mendengarnya.
“Pikirkan tentang itu. Kau tidak bisa menyanyikan
lagu-lagumu di depan umum. Industri
ini tidak sefleksibel itu Lagu
ini akan membusuk bersamaan denganmu bernyanyi
untuk dirimu sendiri. Kami
akan meminta penyanyi terkenal menyanyikannya untuk didengar seluruh dunia, dan kau akan mendapatkan uang
yang banyak. Apa kau
tidak bisa berpikir sejauh itu? Berapa
banyak yang kau buat dengan membuka toko kaset kecil itu? Dengan keadaanmu, kau perlu
uang... untuk
bertemu seorang gadis dan menikah Sudah
jelas... apa
pilihan yang terbaik.” Kata Joon Suk menyakinkan
“Tidak.... Ini... ini adalah laguku.. Coba kau lihat...Ini harusnya "musik dan lirik oleh Jo
Sung Hyun", bukan Choi Joon Ha. Tolong
kembalikan. Aku tidak
butuh uang dan Aku sudah
mendapatkan cukup untuk bertahan hidup.” Kata Sung
Hyun
“Sung Hyun.... Mari kita bersikap rasional. Gunakan bakatmu yang luar biasa
itu dan terus menulis musik. Aku
akan membeli semuanya. Tidak.
Maksudku....Jika aku tidak bisa
membelinya, aku akan menjualkan semuanya untukmu. Berikutnya, kami akan membuat
album dengan namamu di atasnya. Aku mohon Sekali
ini saja..Tolong bermurah hatilah. Yah?”
kata Tuan Byun
“Adikku...orang tuaku dan adikku
sedang menunggu... laguku. Adikku menandai kalendernya dan menghitung mundur hari sampai
albumku dirilis. Tuan Lee.. Aku
tidak butuh album, Kembalikan
saja laguku. Ini untuk
adikku. Tolonglah
tuan.” Kata Sung Hyun sambil menangis.
Joon Suk tiba-tiba mengumpat marah dengan mengejek Sung
Hyun bahkan tidak bisa berjalan lurus dengan suara pelan. Sung Hyun mendengarnya sedikit
terkejut. Joon Suk pun mulai bertanya apakah Sung Hyun bisa berjalan
ke panggung, menurutnya Bagaimana
bisa menjadi musisi dengan kondisi seperti itu.
“Apakah kau mengancamku karena
lagu ini sudah dirilis? Silakan... Siapa yang akan percaya bahwa itu
adalah lagumu? Kau tidak
dalam keadaan baik, jadi aku memanjakanmu untuk membantumu menghasilkan
uang. Apakah
kau pikir aku tolol? Dasar... Sial...” teriak Tuan Lee
Air mata Sung Hyun mengalir dengan tangan bergetar mengambil
album milik Joo Han, lalu keluar dari ruangan dengan kaki sedikit diseret. Joon
Suk pun menjerit histeris seperti keadaan yang membuat semuanya melakukan
semuanya.
Sung Hyun berjalan ke jembatan sungai Han dengan
gitarnya, lalu duduk dibawah dan mengelus kakinya yang pincang seperti
merasakan penyesalan memiliki kaki yang yang sempurna. Ia pun menangis sambil
memegang kakinya.
Akhirnya Sung Hyun berdiri ditepi jembatan mengeluarkan
dompet dan melihat foto keluargnya, melihat ayah,ibu dan adiknya. Senyumannya terlihat
dan airmatanya kembali terlihat. Beberapa saat kemudian hanya ada gitar dan
album Joon Ha dipinggir sungai Han.
Direktur Produksi memberikan album Joon Ha diatas meja,
memberitahu Lagu
pertama di album kedua Choi Joon Ha, "Go Ahead, Cry". Suk Ho menjerit bahagia menurutnya sangat Luar
biasa. Direktur Produksi bertanya bisakan mereka menyanyikanya.
Suk Ho mengejek si direktur seperti mengajakanya bercanda karena menuruntnya Lagu
ini sangat cocok untuk vokalis mereka
Jo Ha Nul, dengan bangga mengangkat album Joon Ha
bersambung ke episode 14
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar