Anna geram sebenarnya ada apa, sambil berjongkok bertanya
apakah pacarnya itu tak mau cerita juga. Park Hoon dengan menahasn sedih
memberitahu komentar Do Kyung itu skenarionya memalukan.
“Ayo kita bunuh, Park Do Kyung.
Bajingan itu, mengira dia hebat. Aku akan membunuhnya.” Ucap Anna marah, Park Hoon berteriak memanggilnya.
Park Hoon berteriak menarik tanganya, Anna tak ingin
pacarnya menahan menghempaskan tangan pacarnya, karena akan membunuh Do Kyung
yang berani mengatakan itu pada pacarnya. Park Hoon langsung memeluknya dari
belakang, Anna menangis mengumpat Do Kyung, lalu memeluknya dengan erat. Park
Hoo hanya bisa mengelus rambut untuk menenangkan pacarnya.
Do Kyung keluar dari rumah berjalan menyusuri jalan
mengingat ucapan adiknya “Hyung, kau kira orang respek padamu ? Mereka menghinamu. Lalu apa gunanya hidup sok hebat ?”
Lalu mengingat pertanya pada ayahnya, “Ayah
suka dengan hal yang menghilang ?” dan
ayahnya menjawab “Saat kau menghargai hal yang sementara kau tidak
melakukan hal yang sia-sia.”
Tuan Park terlihat sedang memakai earphone melihat
anaknya yang sedang asik ditaman yang penuh dengan bunga-bunga, sambil
melompat-lompat.
Do Kyung mengingatnya dengan menahan tangis dan masih
terus berjalan.
Flash Back
Do Kyung melihat sepatu ayahnya ada didepan rumah, lalu
langsung berlari memanggilnya ayahnya, dan jatuh diatas dada ayahnya yang
sedang berbaring. Tuan Park memeluk anaknya yang ada diatasnya dengan wajah
bahagia dan mendaratkan ciuman dikening anaknya. Do Kyung terlihat sangat
bahagia.
Tuan Park memanggku Do Kyung sambil memegang tangan, Do
Kyung bertanya Suara apa yang ayah dapat di DMZ. Tuan Park menceritakan
mendengar Suara tentara yang bekerja saat memeriksa
pagar kawat Dan suara
pengumuman dari Korea Utara, serta Suara burung.
“Ayah paling suka dengan suara apa
?” tanya Do Kyung
“Hmm, ayah paling suka ... Suaranya
Do Kyung.” Bisik Tuan Park ditelinga anaknya.
Keduanya tersenyum bahagia sambil berpelukan.
“Besok adalah hari anak, jadi kemana Besok kita mau pergi?”
tanya Do Kyung, Tuan Park bertanya balik kemana anaknya ingin pergi. Do Kyung
memikirkanya. Tiba-tiba ibunya yang terlihat masuk rumah dengan setengah sadar.
“Kau tidak tahan melihat istrimu
tapi kau punya waktu bertemu anakmu? Kau
repot-repot mau mampir kerumah.” Sindir Nyonya Heo,
Tuan Park hanya diam saja,
“Jika bukan karena pekerjaanmu
merekam suara kira-kira
alasan apa yang kau kasih agar tidak pulang kerumah. Pilihan
karirmu tepat. Benark kan
?”ejek Nyonya Heo, Tuan Park tetap diam, Do Kyung memegang
tangan ayahnya memberikan semangat. Setelah Nyonya Heo masuk kamar, Tuan Park
dan Do Kyung saling bercanda dengan tawanya.
Esok paginya, Tuan Park menyusuri hutan dan Do Kyung
mengikutinya dari belakang, dengan membawa kayu untuk menghalu jalan. Tuan Park
memanggil anaknya untuk cepat.
Sesampai di pinggir tebing, Tuan Park mulai memasang mic
dan alat perekamnya. Do Kyung sibuk melempar batu kebawah, Tuan Park menyuruh
Do Kyung menjauh dari pinggir karena terlalu bahaya. Do Kyung pun berlari ke
bagian tanaman bunga dan melihat ada kupu-kupu yang ada diatasnya. Tuan Park
mulai memasang earphone dengan mengecek pita rekamanya.
“Apa kupu-kupu punya suara kalau
terbang ?” tanya Do Kyung, Tuan Park menyuruh Do
Kyung untuk mencoba mendengarnya, Do Kyung berusah mendengarkan tapi merasa tidak
ada suaranya.
Tuan park meminta anaknya untuk mendengarkan baik-baik,
Do Kyung berusaha mendengarkan suara kupu-kupu yang hingga dengan fokus. Tuan
Park melihat ada angin yang datang dan menjatuhkan micnya lalu berlari
mengejarnya.
Do Kyung seperti merasakan bunyi, lalu memanggil ayahnya
tapi tak melihat dimana-mana, akhirnya ia merayap untuk melihat ke bawah. Ia
berlari menuju kebawah dan dipinggir pantai melihat sosok ayahnya tergeletak
dengan kepala berdarah, Do Kyung berteriak mencoba membangukan ayahnya tapi
akhirnya tak juga bangun.
Akhirnya Do Kyung berlari mencari pertolongan tapi tak
ada seseorang pun karena jarak perumahan sangat jauh. Dengan wajah frutasi Do
Kyung pun kembali ke pantai, mengunakan terpal yang ditemukan menarik ayahnya
dengan sekuat tenaga, keluar dari pantai.
Ia pun menarik ayahnya masuk ke dalam mobil dan menekuk
kakinya agar pintunya bisa tertutup, setelah itu sempat duduk dipinggir dengan
memukul tanah, meluapkan amarahnya. Do Kyung yang masih kecil memindahkan gigi
mobil, lalu mendorong mobilnya, perlahan roda berputar sampai malam hari Do
Kyung masih mendorongnya. Tubuhnya yang masih kecil akhirnya kelelahan,
tanganya gemetara, keringatanya membanjiri seluruh tubuhnya. Akhirnya Do Kyung
duduk didepan bicara dengan ayahnya.
“Ayah... Aku tidak bisa jalan lagi.... Cepat bangun.” Ucap Do Kyung saat itu sebuah lampu mobil datang
menyinari wajahnya. Setelah itu Do Kyung duduk ditaman dengan wajah cemberut.
Do Kyung sudah berlari mengelilingi lapangan yang dulu
juga pernah datangi ayahnya, pikiranya kembali mengingat ucapan ayahnya “Saat
kau menghargai hal yang sementara kau tidak melakukan hal yang sia-sia.” Ketika masih kecil Do Kyung berteriak penuh amarah
“Kenapa kau pergi tanpa minta ijin dariku ! Kenapa ?! Aku tidak akan pernah pergi !” teriak Do Kyung kecil penuh amarah,
Do Kyung terus berlari tanpa henti, suara jeritan saat
kecil mengema ditelinganya.
Hae Young menangis dengan menghabiskan tissue dikamarnya,
matanya memerah dan hidungnya juga meler. Ponselnya bergetar tertulis nama “Tetangga
Sebelah”
“Tadinya aku mau menunggu sampai
dering kelima,Tapi baru
3 dering sudah kuangkat. Aku gampangan sekali. Benark ‘kan ?” kata Hae Young, Do Kyung hanya diam saja,
“Kalau kau menelpon, setidaknya
bicara. Kenapa diam saja ? Apa Kau masih tetap bersikap begitu saja ?!!teriak Hae Young histeris, Do Kyung meminta Hae Young
untuk datang.
“Kau kira aku gampangan sekali,
selalu datang tiap kau minta ?” ucap Hae Young dengan
suara gemetaran.
“Aku merindukanmu.... Aku sangat merindukamu” kata Do Kyung
sambil menangis, Hae Young terdiam mendengarnya.
Hae Young langsung berlari keluar rumahnya hanya membawa
dompet, Do Kyung menunggu di pinggir jalan dan selalu melihat orang yang turun
dari taksi berhenti didepanya, tapi bukan orang yang ditunggunya. Hae Young
akhirnya turun dari taksi dibelakang, senyuman tak bisa disembunyikan.
Do Kyung dan Hae Young saling bertemu ditengah-tengah
saling menatap, tiba-tiba keduanya terlihat malu-malu saling memalingkan
wajahnya sambil tersenyum, setelah itu keduanya saling menatap dengan senyuman
malu-malu. Do Kyung lebih dulu berjalan dan Hae Young pun mengikuti dari
belakang.
Keduanya berjalan bersebelahan, sambil tersenyum sendiri
ketika saling menatap keduanya malah senyum bersama. Hae Young seperti masih
tak percaya sambil menatap Do Kyung yang berjalan disampingnya.
Sesampai di jalan yang cukup sepi, Hae Young sadar
langsung datang saat Do Kyung
menelpya dan menganggap memang ia wanita gampangan, lalu bertanya apa sekarang yang dinginkan Do Kyung
darinya. Do Kyung berhenti berjalan dengan wajah tertunduk meminta Hae young
memberikan pelukan untuknya.
Hae Young menatapnya lalu mengalugkan tanganya pada leher
Do Kyung untuk memeluknya. Do Kyung langsung menjatuhkan kepalanya di pundak
Hae Young dan merangkul pinggang Hae Young dengan sangat erat. Hae Young pun
sampai berjinjit karena Do Kyung mendekat tubuhnya dengan erat.
Perjalanan menuju Seosan, Taesan. Mobil Do Kyung sudah
melaju dengan kencang di jalan yang lengang. Senyuman Do Kyung dan Hae Young
terus terlihat. Do Kyung yang menyetir mobil heran karena Hae Young tak
bertanya kemana mereka akan
pergi.
“Kemana saja tak masalah. Karena
aku wanita gampangan.” Ucap Hae Young dengan nada
mengerjek
“Makasih, sudah jadi gampangan.” Balas Do Kyung dengan senyuman
“Kau tahu kalau berat sekali buat
wanita menjadi gampangan seperti ini, Kalau
kau masih plin plan ... Akan Aku
bunuh kau.” Ucap Hae Young mengancam
Do Kyung melirik tanpa berkomentar, Hae Young kesa Do
Kyung hanya diam saja berpikir nanti Do Kyung mau plin
plan lagi. Do Kyung menegaskan dirinya tidak
akan plin plan lagi. Hae Young menjerit bahagia
kalau sangat menyukainya, Do Kyung tersenyum tak terlihat wajah muramnya.
Do Kyung dan Hae Young berjalan di pinggir pantai,
keduanya saling mendorong agar bisa mendorong ke pantai, lalu Do Kyung
mengendong Hae Young dengan penuh rasa bahagia. Hae Young menjerit kalau sangat
dingin, lalu keduanya pun kembali berjalan menyusuri jalan.
“Sejak kapan kau menyukaiku ?”
tanya Hae Young lalu mencoba untuk menebaknya sendiri, yaitu saat pertama kali
melihatnya. Do Kyung mengatakan tidak, Hae Young penasaran kapan jadinya.
“Saat kau cerita, memberi suaramu
sendiri untuk calon ketua kelas.” Akui Do
Kyung
“Aissh... Kenapa itu ? Itu memalukan sekali.” Jerit Hae Young
“Kau berani mengaku kalau itu
memalukan, tapi Aku menyukainya” akui Do Kyung, Hae Young tertawa
mendengarnya.
“Tak disangka ... Aku
punya banyak cerita memalukan. Apa Mau dengar lagi ? Aku dapat nilai 20 saat tes mengeja
di SD. Lalu ... Saat baru kuliah, dan tamasya
sekolah, aku minta bisnya berhenti karena mau ke toilet. Augh,
memalukan sekali. Aku juga
pernah jatuh dari bis. Kau
tahu kalau tempat duduk di bis tinggi. Aku
ketiduran di bangku terakhir dekat jendela. Lalu
aku jatuh dari bis, herannya aku sama sekali tidak luka. Aku
malu sekali, dan melarikan
diri.” Cerita Hae Young menceritakan sambil berjalan menyusuri
pantai. Keduanya terlihat tertawa bahagia mendengarkanya.
Hae Young sibuk memanggang kerang, sementara Do Kyung
terus memandanginya tanpa berkedip, lalu ia pun menuangkan soju di gelas
pacarnya. Hae Young mengucapkan terimakasih. Do Kyung pun menuangkan soju ke
gelasnya. Hae Young terkejut melihat Do Kyung yang ingin minum juga, lalu tiba-tiba
cipratan air kerang mengenai tangannya.
Do Kyung meminta untuk memberikan padanya, Hae Young
pikir tak perlu dengan mengelus punggung tanganya nanti akan sembuh. Do Kyung
pun membiarkanya.
“Bagaimana kalau aku bilang
"disini sakit" ? Aku minta untuk ditiup,
Kau akan bagaimana ?” ucap Hae
Young mengoda dengan memonyongkan bibirnya.
“Aku akan bunuhmu.”
Kata Do Kyung terkesan sinis, Hae Young merasa sudah bisa menembaknya.
“Kalau aku minta disuap
"Aaah" begitu ?” ucap Hae Young membuka
mulutnya, Do Kyung pun membanting gelasnya yang kosong.
Hae Young mengatakan tak jadi dan menyuruh Do Kyung terus
minum saja, lalu memberikan kerang yang sudah mata pada piring Do Kyung,
menyuruhnya untuk tak perlu di potong dan langsung makan saja. Ia pun langsung
mencoba dari capitanya dan mengatakan rasanya empuk
sekali. Do Kyung ingin mencelupkan di saus, Hae Young melarang
menyuruh untuk makan tanpa saos. Do Kyung tersenyum setelah memakanya, Hae
Young yakin rasanya pasti enak lalu memberikan potongan kerang lagi pada Do
Kyung.
“Waktu itu, kita makan samgyeosal
dengan orang tuamu. Aku menyukainya” ungkap Do Kyung.
“Kenapa ? Padahal kau baru saja menolakku, Apa Kau suka bersandiwara di depan
ibu dan ayahku ?” kata Hae Young,
“Ibumu bilang ...” kata Do Kyung sambil menuangkan soju mengingat
kata-kata ibu Hae Young padanya “Aku ingin berterima kasih soal jendela pengamannya dan sudah menunggu
kapan bisa membuatkanmu makanan. Jadi tertunda lama, ayo Makanlah.”
“Dia menaruh daging di nasiku.” Ucap Do Kyung
“Kenapa tersentuh pada hal seperti
itu ? Itu bukan
apa-apa. Kau tinggal Bilang
saja Maka aku
akan menaruh daging, kimchi dan lauk di nasimu setiap kita makan. Aku akan
menghabiskan semalaman menaruh lauk di piringmu.”
Kata Hae Young menaruh semua kerang pada mangkuk pacarnya.
Do Kyung tersenyum lalu menatap wajah Hae Young yang
sedang asik memanggang kerang, tiba-tiba ia bangun dari tempat duduknya
mendekati Hae Young dan mengeser bangkunya. Hae Young binggung, Do Kyung
langsung menciumnya, Hae Young pun menaruh pecapitnya dan langsung merangkulkan
tangan di leher Do Kyung, untuk kedua kalinya mereka berciuman tapi kali ini Do
Kyung seperti penuh rasa cinta.
Soo Kyung berjalan pulang kerumah, sebuah mobil berhenti
menyapanya dengan bahasa prancis. Jin Sang heran melihat Soo Kyung yang pulang
lebih awal. Soo Kyung melambaikan tanganya, Jin Sang turun dari mobil mendekati
Soo Kyung lalu berputar memperlihatkan gaya busananya.
“Wow, mau pergi kencan ?” kata Soo Kyung
“Dress code malam ini.... Rooftop party.” Ucap Jin Sang mengoyangkan badanya dengan penuh
semangat, Soo Kyung sempat terhipnotis dengan bokong Jin Sang yang mengarah
padanya lalu berusaha untuk menyadarkan dirinya.
“Apa Kau tahu rooftop party ? Bahasa kita pesta di atap. Semua
wanita cantik akan muncul disana.” Kata Jin
Sang lalu pamit pergi dan kembali masuk ke mobilnya dengan mengoyangkan
pinggulnnya.
Soo Kyung berusaha menahan hasratnya, Jin Sang terus
terlihat gembira saat masuk mobil dan pergi. Soo Kyung melihat mobil Jin Sang
pergi langsung mengumpat dalam Bahasa Perancis.
Dua bibi pengantar sedang mengobrol karena jarak mereka
lebih jauh melalui jalan itu. Soo Kyung melihatnya langsung meminta untuk
mengantarnya, si bibi menolak karena Jam tugas mereka barusan saja selesai. Soo Kyung langsung menutup wajahnya dengan rambutnya yang
keriting.
Salah satu bibi
mengenal wanita tanpa wajah dan mengajak temanya untuk kabur, Soo Kyung
mengehentikanya, akhirnya dengan terpaksa keduanya mengantar. Soo Kyun meminta
keduanya berjalan pelan lalu bertanya apakah mereka sudah makan. Dengan
merangku dua bibi merasabangga sekali pada keduanya sebagai Ahjuma
penjaga lingkungan.
Soo Kyung memberikan dua gelas jus jeruk pada bibi
penjaga dan meminta untuk duduk. Salah satu bibi menolak karena merasa tak enak
hati. Soo Kyung merasa tak bisa begitu saja karena bibi itu sudah mengantarnya
pulang. Si bibi tetap saja tak ingin menerimanya. Soo Kyung dengan lirikan
sinis menyuruh keduanya untuk duduk. Keduanya langsung ketakutan dan duduk
meminum jusnya, Soo Kyung menyuruh untuk minum pelan-pelan saja. Si Bibi pun
menurukan gelas yang sudah diminum setengah.
“Apa Boleh aku bertanya ? Berapa banyak lelaki yang kau
tiduri ?” kata Soo Kyung, dua bibi saling berpandangan dengan
wajah binggung dan mengatakan kalau mereka besar di jaman dulu.
“Usiaku ... 44 tahun. Lelaki
yang pernah kutiduri ... 2 setengah.” Kata Soo Kyung, salah seorang bibi hampir tersedak
mendengarnya, bibi yang lain meminta agar tak berkomentar.
“Sepertinya kau tidur dengan lebih
banyak lelaki ?Aku , kalau tidur dengan lelaki, maka
aku akan jatuh cinta
padanya. Aku tidur dengannya bukan karena aku cinta. Tapi begitu aku tidur
dengannya maka aku
akan jatuh cinta pada orang itu.” Ucap Soo
Kyung yang membuat dua bibi menganggukan kepalanya.
“Tapi ... Kenapa ... harus pecundang itu !” teriak Soo Kyung mengebrak meja membuat kedua bibi
terkejut.
“Semua orang bilang aku cool dan
chic. Tapi aku ... tidak tahu apapun
soal itu. Begitu aku tidur dengan seseorang haruskah
aku berpacaran dengannya ? Di
alam semesta ini dimana tubuh akan mengambil alih sehingga 2 tubuh bertubrukan, apa itu berarti 2 tubuh itu
ditakdirkan bersama selamanya ?” ucap Soo Kyung
mengebu-gebu
“Tapi ... kenapa bisa dengan pecundang itu
... yang
selalu tidur dengan wanita berbeda setiap malam ? Ini Mustahil
! Kenapa
bangsat itu ?! Kenapa ?!!” jerit Soo Kyung histeris
sambil menaiki rak bukunya lalu mengusir dua bibi untuk segera keluar.
Park Hoon dan Anna minum bersama di restoran, Park Hoon
sedikit mambuk menceritakan Sejak bertemu kunyuk itu di usia
6 tahun, sudah langsung tahu kalau kakaknya itu brengsek.
“Tiap minggu aku mengejarnya dan
teriak "Hyung, hyung" Kau tahu apa tanggapan kunyuk itu
setelah seminggu ? Di baling “Kau,
pulang sana kerumahmu.” Tapi,
sekarang aku masih serumah dengannya.” Cerita
Park Hoon
“Nama depan kalian sama. Apa Kalian bukan saudara kandung ?” ucap Anna polos
“hei.... apa semua yang bermarga sama
adalah saudara kandung ? Agar
tidak ketahuan kalau kami anak-anak dari ayah yang berbeda, ibuku menikahi
lelaki yang bermarga Park.” Cerita Park Hoon
“Ayo kita tinggal bersama, Kalau aku bilang akan tinggal bersama denganmu, hyung
pasti mengamuk besar. Aku bingung harus bicara apa ... Tapi, karena aku tidak perduli
lagi padanya. Dia juga bukan kakakku, Sekarang
aku berani dan Aku tidak
akan hidup dirumah itu lagi.” Kata Park Hoon
“Tadi aku juga ingin membunuh
ahjushi. Sekarang,
aku ingin memeluknya.” Ucap Anna
Park Hoon bertanya siapa yang ingin dipeluknya, Anna
menjawab Ahjushi Do Kyung,
Park Hoon heran kenapa harus dia. Anna pikir Tadinya
ingin membunuh karena mengira kakaknya, tapi Setelah
tahu mereka bukan saudara kandung, ia jadi mengerti kalau Do Kyung itu sayang sekali
dengan pacarnya, bahkan ingin memeluk dan mengucapakan terimakasih.
“Aish.... Serius ! Dari tadi kau dengar apa ? Dia itu brengsek !” teriak Park Hoon merengek kesal
“Aigoo... Aku berSyukur oppa pacarku. Aku senang
kau jadi milikku. Kalau
kau dengan wanita lain, aku pasti sedih sekali.”
Ucap Anna dengan memeluk dan memberikan ciuman, Park Hoo menyuruhnya menjauh
karena masih kesal. Anna tak mau menjauh tetap mendekat sambil menghujani
ciuman, Park Hoon pun hanya bisa menjerit.
Di depan warung tenda, Hae Young seperti menahan tubuh Do
Kyung yang memeluknya sambil memejamkan matanya. Ia merasa pacarnya itu sudah mabuk
sekali dan mengusulkan untuk pindah ke tempat yang lain, lampu
penunjuk sebuah motel mulai menyala. Do Kyung mengatakan sudah menelp supir
penganti. Hae Young menjerit kaget langsung mendorong Do
Kyung menjauh, merasa kalau dirinya tiba-tiba tersadar.
“Mana bisa memanggil supir
panggilan disini ?Apa masuk akal
memanggil supir panggilan kesini jam begini
?” jerit Hae Young, Do Kyung terlihat setengah sadar
merasa tak ada yang salah
“Tidak, maksudku coba pikirkan... kau Pikirkan baik-baik. Dari
sini ... Ke Seoul pasti biayanya 200,000
won.” Ucap Hae Young kesal. Do Kyung meralat kalau membayar 300,000.
“Kau bilang Bukan 30,000 tapi 300,000
? Apa kau
bisa mengambil uang dengan mencangkul tanah
?!! Aku kaget sekali sampai tidak
bisa bicara.” Kata Hae Young menutup kupingnya
Do Kyung pikir mereka bisa meminta diskon nanti, Hae
Young mencoba menjelaskan kalau Saat ini, mereka bisa merasakan suasana denngan datang
ke pantai, minum lalu ciuman,
pelukan, menurutnya tak masuk
akal memanggil supir panggilan sekarang. Do Kyung
pikir Hae Young ingin dirinya tetap yang menyetir.
“Apa disini Hongdae ? Apa disini Gangnam ?! Dimana kau bisa temukan supir
panggilan disini ?!” teriak Hae Young kesal
dengan memegang dagunya.
“Halo, aku supir penganti, kalian mau ke Seoul ‘kan?” kata pria yang
tiba-tiba muncul. Hae Young melonggo dan Do Kyung membenarkan, Si sopir meminta
kunci mobilnya. Hae Young menahanya.
“Apa 300,000 won tidak kemahalan ? Dengan uang segitu ... hmm ?” ucap Hae Young memberikan kode. Si sopir penganti
mengatakan akan memberikan harga 200,000 won karena memang mau ke Seoul.
Hae Youn melirik sinis, si sopir langsung menurunkan
harga jadi 180,000 won, Hae Young
tetap melirik sinis, sopir kembali menurunkan jadi 150,000
won karena membutuhkan uang juga. Hae Young mengaum seperti
singa yang marah.
Mobil melewati Disepanjang jalan yang menyediakan
penginapan, Hae Young menatap jendela dengan wajah sedih, keduanya duduk terpisah.
Do Kyung melirik dan sedikit tersenyum
lalu berpura-pura menatap jendela kembali. Hae Young cemberut dan langsung
membuka jendela mobil dengan tatapan sedih menatap kebelakang [Datang
dan istirahatlah di Last Motel] setelah itu melirik sinis pada pacarnya.
“Perempuan tidak pantas tidur di
motel.” Ucap Do Kyung
“Kalau begitu, yang pergi ke motel
semuanya laki-laki, begitu maksudmu?” kata Hae Young kesal, Do Kyun meminta untuk
menghentikan sebelum mereka bertengkar besar.
“Kau pemilih sekali. Padahal
perempuannya sudah gampangan ...” keluh Hae
Young mengedumel
“Lain kali, kita pilih tempat
bagus untuk menghabiskan malam bersama.” Ucap Do Kyung, Hae young sedikit tersenyum dalam mobil
yang melaju dengan nada mengoda kapan mereka akan pergi.
Malam hari menuju Seoul, Hae Young pun menyandarkan
kepalanya dibahu Do Kyung dan kepala Do Kyung bersandar di kepala Soo Kyung,
Keduanya terlihat sangat terlelap dalam perjalanan ke Seoul.
Pagi hari, Do Kyung terbangun dengan sinar matahari yang
masuk ke dalam jendela mobilnya. Di pangkuannya, Hae young tertidur dengan
lelap, tanganya pun merapihkan rambut Hae Young ke belakang telinga, tangan Do Kyun menutup wajah Hae Young agar
tak terkena sinar matahari.
“Ayo lakukan... Lakukan sampai
akhir.” Gumam Do Kyung menatap keluar jendela
Bersambung ke episode 11
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Makasiii mba dee... semakin baper sm ini drakor. Pdhl awalnya ga terlalu tertarik :)
BalasHapusSemangat ya mba....di tunggu selanjutnya 😉😉
BalasHapusSemoga happy ending...trims mba dee...fighting menulis sinopsisnya.
BalasHapusMkasih oenni sinopsisnya. Ditunggu smpe selesai ya.. Fighting.
BalasHapusD tunggu keanjutan y, makasih oeni sinopsis y..
BalasHapussemangat mbaaak, lanjut terus..
BalasHapus