Gun Wook berlatih memukul bola dengan seorang pelempar
bola. Sul Hee melihat lalu menghentikanya dan mengambil raketnya, merasa yakin
kalau Gun Wook itu ditolak. Gun Wook
pikir Saat yang pertama
gagal, maka masih ada yang kedua.
“Saat aku gagal di set pertama, maka aku
harus mencoba lagi di set kedua.” Ucap Gun
Wook lalu meminta kembali raketnya kembali.
Sul Hee pun membiarkan Gun Wook memberikanya, Gun Wook
pun mulai berlatih kembali.
Dal Nim kaget mendengar cerita Bo Nui dua pria mengaku
pada saat yang sama, Bo Nui menyuruh Dal Nim
memelankan suaranya. Dal Nim mengeluh Bagaimana ini bisa terjadi
saat cintanya berada
di jalan berduri dengan melirik sinis pada
temanya, lalu tersenyum kalau sangat senang mendengarnya, lalu duduk disamping temanya.
“Pria yang pertama pasti Dia Gary,
kan?” ucap Dal Nim, Bo Nui mengelengkan kepalanya.
“Kau akan dihukum kalau kau
bohong.” Kata Dal Nim mengancam, Bo Nui akhirnya langsung
mengangguk kepala
“Jadi Saat kita di workshop, dia terus menelepon dan
mencarimu. Aku tidak
percaya!” ucap Dal Nim tersenyum bahagia.
“Dia akan segera berhenti. Bagaimanapun dia harus kembali ke
Kanada.” Kata Bo Nui
Dal Nim pun bertanya siapa pria yang satunya lagi,
penasaran Siapa yang bersaing dengan Gary. Bo Nui
mengatakan itu seseorang yang tidak dikenal temanya. Dal Nim mengejek kalau ia pasti tahu karena lingkaran
social temanya yang kecil, lalu menebak kalau itu seseorang yaitu Pria
yang terus menyentuhnya dengan
lembut seperti angin musim panas.
“Itu hanya akan berlangsung
sementara. Saat
sudah berlalu, aku akan
ingat dan bersyukur betapa hangatnya angin itu. Aku akan meningatnya dengan
senyuman. Itu lebih
dari cukup untukku.” Kata Bo Nui
“Jangan bodoh.... Apa kau tahu betapa sulitnya bagi
pria dan wanita untuk merasakan hal
yang sama? Lebih baik ikuti
arusnya. Ikuti
arah angin dan susul dia.” Ucap Dal Nim menasehati.
“Tidak... Berikan saja aku tips bagaimana
caranya menolak seorang pria.” Ucap Bo Nu, Dal Nim
mengumpat temanya itu bodoh.
“Bagaimana kau bisa bertanya
padaku sedangkan cintaku bertepuk sebelah tangan? Aku tidak akan pernah menolak
seorang pria!!! Bagaimana
aku bisa tahu? Berhenti
menggodaku. Dasar Kau
wanita jahat.” Keluh Dal Nim lalu langsung berbaring
sambil melakukan olahraga. Bo Nui hanya tertawa melihat tingkah temannya.
Bo Nui menaiki bus sambil membuka jendela lebar-lebar
membiarkan wajahnya terkena tiupan angin, seperti ingin menenangkanya. Soo Ho
duduk tegang menelp Ryang Ha, lalu mengatakan kalau ponselnya itu masih menyala
lalu menutupnya, Ryang Ha berteriak kesal.
“Aku mencoba telponnya, Nanti ku telpon lagi. Karena aku pikir telponnya rusak.” Kata Soo Ho
“Jangan menyiksaku... Telpon saja Bo Nui.” Ucap Ryang Ha, So Ho mengatakan tidak lalu menutup
telpnya
Terdengar bunyi suara bel rumahnya, Soo Ho langsung
melompat dari tangga dan buru-buru membuka pintu berharap Bo Nui yang datang.
Tapi ketika membuka pintu ternyata Sul Hee, dengan senyuman Sul Hee menyapanya
lalu masuk ke dalam rumah.
Diatas meja, Sul Hee mengeluarkan semua makanan dan
minuman, lalu akan menaruh dikulkas. Soo Ho menolak karena tidak
memerlukannya dan ia baik-baik
saja. Sul Hee terdiam ketika melihat ada garam dan kacang
merah didalam kulkas, dan beberapa mangkuk bubur di kulkas yang tinggal di
panaskan, akhirnya ia menaruh di pintu.
“Aku ini seorang agen atlet,kau tahu kan? Aku tahu tentang diet dan makanan
tambahan lainnya.” Ucap Bo Nui bangga
“Pakai saja ilmu itu untuk
mengurus Gary. Aku
baik-baik saja.” Kata Soo Ho dengan sibuk
menatap ponselnya.
“Sepertinya Gary lebih membutuhkan
Bo Nui daripada aku. Apa Kau tahu? Mereka...” ucap Sul Hee sengaja ingin membuat cemburut tapi Soo Ho
lebih dulu menyela
“Jangan beritahu aku, Aku tidak mau dengar.” Tegas Soo Ho
Sul Hee mengerti,
karena Soo Ho itu memang tidak suka bicara tentang
orang lain dan mengakui kesalahanya. Soo Ho dengan
blak-blakan mengakui kalau menyukai Bo Nui, jadi Karena
itu tidak mau dengar. Sul Hee tak percaya
menurutnya Soo Ho itu pasti salah, karena sebelumnya mengatakan tidak
tahu cinta itu apa.
“Aku akan mencari tahu sendiri,apakah
itu cinta atau bukan.” Kata Soo Ho
“Apa kalian berdua...sudah berkencan?”
ucap Sul Hee penasaran, Soo Ho mengatakan belum, Sul Hee bisa mengerti karena hanya
ingin tahu itu.
Bo Nui berjalan ke rumah Soo Ho, tapi kembali berbalik
seperti terlihat sangat gugup. Tapi akhirnya kembali berjalan, saat itu Sul Hee
keluar rumah dengan Soo Ho yang mengantarnya, akhirnya Bo Nui memilih untuk
melihat dari kejauhan. Sul Hee pamit pergi, Soo Ho pun tak peduli menyuruh Sul
Hee pergi saja.
“Apakah ini hukuman karena pernah
menyakitimu? Kau
mungkin akan terguncang, dan aku butuh waktu lama untuk
kembali.” Kata Sul Hee
“Jangan bilang begitu.” Ucap Soo Ho tak mau memandangnya
“Ini aku, Sul Hee.... Aku akan selalu ada
untukmu.” Kata Sul Hee sambil memegang pipi Soo Ho
Bo Nui melihatnya dan langsung memilih untuk tak melihat
dan bersembunyi dibalik dinding. Soo Ho langsung menurunkan tangan Sul Hee yang
memegang pipinya. Sul Hee pun menahan rasa kesalnya, berpesan agar Soo Ho tak sakit karena tidak tega melihatnya, lalu pamit pergi. Soo Ho tak mengubrisnya hanya menatap
dingin.
Saat mobil Sul Hee pergi, Bo Nui menutup wajahnya agar
tak terlihat. Soo Ho melihat dari kejauhan seperti masih berharap kalau Bo Nui
datang, tapi tak tahu kalau Bo Nui ada dibalik dinding, akhirnya masuk ke dalam
rumah. Bo Nui hanya diam saja mendengar suara pintu rumah Soo Ho terkunci.
Pagi Hari di Zeze
Tuan Won mencatat
kalau sebagai petugas kemanan harus memeriksa ID
karyawan,ID pengunjung, kode
bar dan iris juga, menurutnya itu terlihat berlebihan. Petugas kemanaan lain memberitahu Keamanan
memang segalanya terutama bagi perusahaan IT.
“Apa kau juga bertugas jaga pada
shift malam?” tanya Petugas keamanan
“Iya,tentu saja.... Orang biasa memanggilku Tuan.Teliti. Bahkan Aku menuliskannya, Ada seorang pria pendek datang
minum kemari sekitar
pukul 11 dan pukul 1 malam. Dia
ayahnya Tuan.Je.
Jangan biarkan dia masuk.” Kata Tuan Won membaca
catatanya
“Wah.... Aku tidak enak pada Presdir... Tidak heran kenapa dia begitu
sensitif. Kepribadian
kita terbentuk sejak kita kecil. Dia
melarang ayahnya sendiri untuk berkunjung ke kantornya.” Keluh Tuan Won, petugas lain memberitahu Soo Ho itu datang
Tuan Won langsung memberikan hormat, dengan canggung Soo
Ho membalas hormatnya, lalu akan pergi tapi akhirnya bertanya Bagaimana
pekerjaannya, Tuan Won terlihat binggung lalu
dengan bangga mengatakan Zeze Factory seperti sebuah surge dan Indah sekali. Soo Ho tersenyum mendengarnya lalu melihat sekeliling,
setelah memastikan tak ada orang mendekati Tuan Won.
“Jika kebetulan bertemu karyawan
yang kau kenal, beritahu
tentang tempat ini pada mereka.” Kata Soo Ho berisik
“Apa maksudmu Pada Bo Nui?” ucap Tuan Won mengoda.
“Aku bicara tentang semua karyawan
di sini.” Tegas Soo Ho
“Baik,nanti ku bilang pada Bo Nui.” Kata Tuan Won mengerti,
Soo Ho kebinggungan akhirnya mengatakan Tentu
saja termasuk Bo Nui, lalu menyuruh untuk mengerjakan semestinya
dikerjakan lalu. Tuan
Won pun memberikan hormat, merasa yakin sepertinya
ada sesuatu di antara mereka.
Soo Ho sudah menunggu didepan lift, Dae Kwon datang
menyapanya lalu heran kenapa Presdirnya tidak
menekan tombolnya. Soo Ho terus melihat ke
pintu masuk seperti menunggu seseorang. Pintu lift terbuka, Dae Kwon masuk
bertanya apakah Presdir Je tak masuk. Soo Ho terus melihat ke pintu masuk, Dae
Kwon akhirnya bertanya apakah Soo Ho masih marah. Soo Ho bertanya kenapa harus marah.
Dae Kwon
mengatakan Tentang lelucon mereka waktu itu. Bo Nui terlihat baru Soo Ho mengatakan untuk membicarakan
di ruanganya dan langsung menyuruh Dae Kwon untuk segara
menutup pintu lift. Setelah pintu tertutup, Soo Ho berpura-pura mondar mandir
sedang menunggu. Bo Nui datang menghampirinya sambil menyapanya. Soo Ho
terlihat sedikit gugup.
Didalam lift
Soo Ho melihat jam tanganya lalu mengatakan Sudah
28 jam 15 menit. Bo Nu melirik, Soo Ho
menjelaskan maksud ucapanya adalah sudah
28 jam and 15 menit sejak terakhir melihat Bo Nui.
“Apa kau... tidak ingin mengatakan sesuatu
padaku?” kata Soo Ho menunggu jawaban Bo Nui
“Tidak... Tidak ada yang perlu aku katakan” ucap Bo Nui lalu keluar dari
lift lebih dulu. Soo Ho hanya bisa diam melirik Bo Nui.
Di dalam ruangan
Ji Hoon pikir Soo Ho itu tidak
bisa terus marah, Dae Kwon mengulang kata-kata Soo Ho "Ayo
kita bicarakan di ruangan." Seung Hyun pikir mereka para pria idiot harus menyiapkan surat
pengunduran diri. Hyun Bin terlihat sangat
frustasi di mejanya. Yoon Bal pikir Demi kesatuan tim, menurutnya Presdir tidak
bisa Berkorban
sedikit demi tujuan mereka bersama
“Haruskah kita menulis tangan
surat pengundurannya?” ucap Yoon Bal terlihat
pasrah, Dae Kwon pikir lebih baik ketik saja lebih dulu. Yoon Bal mengatakan akan
menulisnya sendiri.
Bo
Nui masuk ruangan, Dae Kwon langsung menghampirinya
bertanya Apakah
Presdir Je masih marah tentang kejadian hari itu. Soo
Ho masuk ruangan bertanya balik, kenapa pegawainya berpikir dirinya itu marah.
Semua langsung tertunduk ketakutan, Seung Hyun mengatakan
semua pegawai wanita sudah melemparnya ke kolam renang, jadi akan menyerahkan surat
pengunduran diri. Hyun Bin lebih dulu
memberikan surat pengunduran dirinya lalu meminta maaf. Soo Ho menariknya
dengan marah.
“Apa kebiasaan kalian sekarang membuat
surat pengundurkan diri ? Apa Kalian sedang bercanda?” teriak Soo Ho membuang suratnya.
“Tinggal 4 minggu lagi sebelum
pengujian versi Beta. Apa Jadwalnya
sudah kau siapkan?” ucap Soo Ho,
“Aku akan membawanya setelah makan
siang.” Ucap Dal Nim
“Lalu Apa kau memantau siaran Gary?” tanya Soo Ho, Seung Hyun mengaku lupa menontonya.
“Aku ingin kalian sadar dimana
kalian bekerja. Kalian
tidak harus bekerja keras hanya fokus... pikirkan apakah kalian sudah
bekerja dengan layak atau tidak? Aku
berharap pada kalian.” Ucap Soo Ho melirik Bo Nui
seperti tak bisa marah seperti sebelumnya.
Semua melotot kaget melihatnya, Soo Ho pun tersenyum
mengatakan mengandalkan
mereka, Dae Kwon bertanya-tanya apa yang terjadi setelah
jatuh ke dalam air. Yoon Bal
pikir Soo Ho mungkin sudah gila. Dae
Kwon pikir ada sesuatu dalam otak atasanya. Yoon Bal merasa otaknya itu tidak
berfungsi
Dal Nim berlari mengejar Bo Nui, menanyakan pada temanya
apa sebenarnya yang terjadi, Apa menolak mereka berdua. Bo Nui mengatakan tak tahu, karena tidak
punya keberanian untuk kencan. Dal Nim heran kenapa Bo
Nui mudah menyerah begitu tapi ia tidak akan menyerah. Lalu duduk dimeja melihat berkasnya.
Flash Back
Dal Nim menjerit histeris menghabiskan
malam pertamany dengan pria yg duduk di depanya.
Ryang Ha panik karena Dal Nim malah melakukan itu padanya. Lalu memberitahu caranya
bisa mendapat perhatian dari Soo Ho jadi
meminta agar Dal Nim tenang dan menuliskan dalam bukunya, kalau Soo Ho itu orangnya...
“Dia orang yang "Objektif.... Dingin... Percaya
diri"” kata Dal Nim mengingat kata-kata Ryang
Ha Setelah itu Dal Nim masuk ke ruangan Soo Ho dengan mengetuk pintunya.
Soo Ho sedang berjalan berputar-putar memikirkan Apa
yang terjadi, karena tidak bisa berkata-kata karena melirik Bo Nui. Dal Nim tiba-tiba masuk dan
langsung berteriak, Soo Ho juga menjerit karena ikut kaget.
“Apa Kau tahu berapa kali aku mengetuk
pintunya?” ucap Dal Nim bergaya seperti wanita
yang dingin, Soo Ho seperti baru menyadari Dal Nim mengetuk pintu
“Ini jadwalnya... Tolong disetujui.” Kata Dal Nim dengan gaya dingin, lalu mengipas-ngipas
tanganya karena merasa dingin. Soo Ho binggung melihat sikap Dal Nim yang
berlebihan lalu mengambil berkasnya.
“Dal Nim....Di sini tidak panas!! Aku tidak mengerti kenapa kau
kepanasan. Semuanya
karena pemanasan global Yang disebabkan oleh pencemaran
lingkungan. Aku
bagian dari mereka yg peduli lingkungan.” Kata Soo
Ho mengomel lalu memberikan minuman
Dal Nim menerima botolnya, Soo Ho tiba-tiba menatap dan
mendekatnya lalu mengambil gambar Gun Wook sebagai iklan minuman, mengatakan
kalau ada sampah di botolnya. Dal Nim menjerit bahagia dalam dirinya, kalau Soo Ho itu
manis sekali.
Dal Nim berlari ke cafe, langsung memegang tangan Ryang
Ha yang sedang memain gitar sambil menyanyi. Ryang Ha menjerit karena Dal Nim menakutkanya.
Dal Nim memberitahu kalau cara yang diberikan Ryang Ha sudah berhasil. Ryang Ha menarik tanganya bertanya apa itu maksudnya.
“Kau bilang aku harus
objektif,dingin dan percaya diri... Aku
berhasil.” Jerit Dal Nim bahagia, Ryang Ha tak
percaya menurutnya Mustahil.
“Ini hari bersejarah.” Ucap Dal Nim lalu berputar-putar menarik kembali ke
ruangan dan mengucapkan terimakasih.
“Aku mengajarinya agar dia
dicampakkan..”kata Ryang Ha lalu kembali menyanyi
dengan lirik “Dia mulai gila.”
Sul Hee bicara di telp untuk memastikan
tidak ada yang
terlewatkan. Bo Nui masuk ruangan, Sul Hee pun dengan tanganya menyuruh Bo Nui
untuk duduk dulu, lalu menutup telpnya. Bo Nui sengaja datang karena Sul Hee
ingin menemuinya. Sul Hee bertanya apakah Bo Nui sudah makan siang. Keduanya pun maka di restoran Sushi, Sul Hee
menatap Bo Nui yang duduk didepanya sebagai wanita yang disukai oleh Soo Ho.
“Aku minta maaf soal kemarin. Itu karena Aku sangat khawatir saat
mendengar Soo Ho sakit. Seharusnya
aku tidak terlalu sensitif. Kua minta Maaf.” Kata Sul Hee
“Aku juga bersikap padamu, aku minta Maaf.” Ucap Bo Nui juga merasa bersalah.
“Kuharap kau dan Gary mulai hubungan, Aku tahu bagaimana dia merasa seolah-seolah
kami berada dalam situasi yang
sama.” Kata Sul Hee, Bo Nui bingung maksudnya Situasi
yang sama
“Aku ingin memulai dengan Soo Ho , dia bilang aku adalah
segalanya bagi dia, Sama seperti aku. Sejak dulu,kami terikat satu sama
lain. Ini
adalah rahasia antara kau dan aku. Aku
akan memberitahu orang lain setelah proyek ini berakhir.” Kata Sul Hee sengaja memperkeruh suasana.
Bo Nui terdiam menatap Sul Hee seperti tak percaya, Sul
Hee mengajak mereka mulai makan lebih dulu.
Ryang Ha mulai mengumpat Soo Ho itu sudah
gila, karena pergi menemi Bo Nui jam 4 pagi dan mengakui
perasaannya. Soo Ho dengan sedotan dibibirnya mengatkan kalau Saat
itulah pikirannya terbentuk. Ryang Ha mengelengkan kepala dengan menghela nafas
panjang.
“Aku bingung harus bagaimana
padamu, Bahkan
pencuri bisa masuk ke rumah orang di saat itu, siapa yang akan menghargai tindakanmu itu? Mungkin tadinya dia menyukaimu
tapi sekarang tidak lagi.” Ucap Ryang Ha
“Ah... Jadi karena itu dia marah padaku?” kata Soo Ho melihat sikap Bo Nui terlihat marah
padanya.
“Astaga... Kau memang terlalu plin-plan. Coba Dengar.Aku
senang sekarang kau punya gairah untuk berkencan, Tapi,lakukan pelan-pelan. Ayo kita latihan dulu.” Kata Ryang Ha terlihat sedih. Bo Nui pun mengerti
karena itu Bo Nui marah padanya.
Nyonya Yang membawa kotak sup ikan dengan menaiki jalan
menanjak, diam-diam Tuan Je mengikutinya dari belakang. Nyonya Yang pun masuk
ke rumah Tuan Goo, Tuan Je yang melihatnya tak percaya istrinya sangat lugu karena masih percaya sesuatu yang tidak masuk akal.
Tuan Je tiba-tiba sudah ada di depan Zeze dan langsung
kabur ketika melihat Soo Ho keluar gedung. Tuan Ahn akan mengantar ayam menyapa
Soo Ho dengan sopan, Soo Ho meminta agar Bicara
informal saja dengannya. Tuan Ahn pikir harus
bersikap sopan dengan pelanggannya dan melihat Soo Ho
mau keluar. Tuan Je melihat Soo Ho bisa tersenyum pada orang lain. Ryang Ha
keluar gedung meminta maaf pada teman karena menunggu, lalu menyapa Tuan Ahn.
“Tapi,kalian berdua terlihat mirip
hari ini. Dari
tinggi badan dan pundak serta matamu. Kalian
terlihat seperti ayah dan anak.” Ejek Ryang Ha sambil
tertawa
“Hei... Berhenti bicara omong kosong! Semoga hari kalian menyenangkan. “ kata Tuan Ahn lalu masuk gedung
Tuan Je mendengar dar balik tiang penyanggah, Soo Ho
melirik sinis pada temanya, Ryang Ha menjelaskan Tuan.Ahn dari 01 Fried Chicken
bahkan terlihat jauh lebih baik daripada temanya, mata Soo Ho sama sedikit lebih sipit. Soo Ho tak
mau membahasnya bertanya mau kemana mereka sekarang.
Ryang Ha bertanya apakah menurut Soo Ho penampilannya sudah keren sekarang dan menyuruhnya jangan pakai kaos yang mengerikan itu
lagi dan akan mengubahmu seperti layaknya pria dengan bernyanyi “pretty woman” sambil
berleggak-lenggok. Tuan Je terlihat sinis lalu melihat motor pengantar dengan
logo
(01 Fried Chicken)
Tuan Je berjalan pergi mengingat kata-kata Ryang Ha “Dari tinggi badan dan
pundak serta matamu. Kalian terlihat seperti ayah dan anak.” Karena melamun sampai tak sadar kalau ada mobil yang
berada dibelakangnya, menyalakan klakson, akhirnya Mobil bisa berbelok.
Saat di persimpangan, Tuan Je yang melamun terserempet
motor, keduanya terlihat terjatuh. Tuan Ahn bangun lebih dulu memastikan orang
yang ditabraknya baik-baik saja. Tuan Je menatap Tuan Ahn karena pria itu yang
disamakan pada anaknya. Tuan Ahn pun mengajak Tuan Je untuk pergi ke rumah
sakit.
Tuan Je langsung berdiri dan pergi, Tuan Ahn pun
memanggilnya dengan memberikan alamat toko dan segera menghubunginya apabila terjadi sesuatu. Tuan
Je mengambilnya lalu pergi.
Ryang Ha keluar dari toko pakain sambil mengomel Soo Ho Jangan
keras kepala kalau tidak mengerti apa-apa dan Jangan
selalu memakai celana pendek bodohnya,
menurutnya itu seperti Pakaian untuk acara pernikahan
atau pemakaman. Soo Ho pikir menurutnya
gayanya waktu it keren denga melihat bajunya sudah mengunakan jas dan celana
pendek.
“Hei...,Telpon sekarang....” kata Ryang Ha memperlihatkan ponselnya, Soo Ho
melihat dilayar pilihan “pizza, pasta, risotto dan stik” berpikir kalau maksudnya itu Restoran
“Bukan!!! Telepon Bo Nui!!! Aku sudah melakukan reservasi di
restoran ini dengan menu terbaik, Jadi
telepon Bo Nui dan beritahu dia.” Ucap Ryang
Ha geram
“Bagaimana kalau dia menolak?” kata Soo Ho tak yakin
“Kelihatannya memang kecil,tapi kau bisa menggunakan
wewenangmu sebagai Presdir” tegas Ryang Ha
Bo Nui sedang sibuk untuk mengelap bagian depan ruangan
adiknya, terdengar bunyi pesan masuk ke ponselnya “ Malam ini pukul 7.... Kau harus datang.” Tulis Soo Ho dengan mengirimkan petanya. Lalu akhirnya
Soo Ho menelpnya, Bo Nui pun mengangkat telpnya.
“Bo Nui,kau dapat pesanku?” kata Soo Ho, Bo Nui mengatakan sudah membacanya.
“Kau tidak boleh menolak.”tegas Soo Ho, Ryang Ha mengangguk setuju dengan sikap
Soo Ho, Bo Nui memutuskan akan datang.
“Kau harus datang!!! Kau sudah Janji!!” kata Soo Ho dengan senyuman bahagia, Bo Nui
mengatakan akan datang
Soo Ho menutup telpnya menjerit bahagia karena Bo Nui
setuju akan datang, Ryang Ha pun ikut senang langsung menjabat tangan temanya,
lalu mengajak untuk segera pergi. Sementara Bo Nui mengelap pegangan tangan
Perawat Lee panik meminta Bo Nui tak
melakukanya, padahal Beberapa
waktu yg lalu sudah berhenti
melakukannya, tapi sekarang kenapa memulai lagi. Bo Nui mengatakan melakukannya
sebagai wujud terima kasihnya karena Bo
Ra adalah segalanya baginya. Perawat Lee berkomentar
Bo Nui itu memang sangat setia.
Bo Nui akan bertemu dengan Soo Ho ditempat yang tentukan,
tiba-tiba terdengar kegaduhan. Tuan Ahn terlihat bingung dengan sosok pria yang
tiba-tiba menjatukan mejanya, pria itu berteriak agar menyuruh Tuan Ahn Pergi
dari hidupnya. Bo Nui pun berlari mendekatinya,
bertanya apa sebenarnya yang terjadi, Tuan Je yang terlihat mabuk menjatuhkan
semua barang-barang diatas meja.
“Tadi aku tidak sengaja
menabraknya dengan motorku, Dia datang mengamuk dan sudah
mabuk begini.” Cerita Tuan Ahn pada Bo Nui
“Ahjussi,kenapa anda begini?” kata Bo Nui masuk ke restoran.
“Kau siapa? Apa kalian berdua bersekongkol
untuk melawanku sekarang?” teriak Tuan Je mabuk, Bo
Nui menatap Tuan Je mengingat kalau itu ayah dari Soo Ho.
Tuan Ahn panik bertanya apakah Bo Nui mengenal pria itu,
Bo Nui memberitahu Tuan Je adalah ayahnya Soo Ho. Tuan
Ahn kaget tenyata ayah dari Presdir Zeze. Tuan Je yang mendengarnya berteriak,
membenarkan dirinya Je Mul Po itu ayah dari Je Soo Ho dan
Tuan Ahn bukan ayahnya. Bo Nui meminta agar Tuan Je itu tenang, Tuan Ahn menarik
Bo Nui untuk segera keluar saja karena akan mengurusnya. Bo Nui terlihat
kebinggungan, terdengar suara kegaduhan dari dalam restoran dan barang-barang
yang berjatuhan.
Soo Ho menunggu dengan gelisah dalam restoran, disampingnya
sudah ada sebuket bunga. Ponselnya berdering, langsung berbicara Jangan
bilang Bo Nui tidak akan datang karena akan menunggunya, lalu tiba-tiba wajahnya terlihat kaget. Sementara di restoran.
Tuan Ahn ingat
sekarang. Tuan Je dulu
tinggal di lingkungan Yang Hui Ae, dan bertanya apaka Tuan Jee mengingatnya. Tuan Je
berteriak kenapa harus dirinya.
“Bagaimana aku tahu seorang pria yang datang dari korea melakukan ... sesuatu pada seorang gadis di
sebuah kota kecil sambil memukulnya?” teriak
Tuan Je.
“Itu,sepertinya anda salah paham... Tapi bukan aku...” kata Tuan Ahn
Tuan Je tak mau tahu langsung menjatuhkan semua barang
dan melihat barang-barang IT yang jatuh berantakan, lalu mengejak Tuan Ahn ingin
berlagak terlihat seperti seorang sarjana juga, menurutnya
jangan pernah bermimpi, lalu berteriak heran kenapa Tuan Ahn terus
berada di sekitar istri dan anaknya dan
menegaskan kalau Soo Ho adalah anaknya.
Soo Ho baru sampai langsung turun dari mobil dan Bo Nui sedang membereskan bangku yang
berjatuhan. Terlihat dilantai Tuan Ahn sedang tidurnya, akhirnya Soo Ho
membungkuk meminta maaf. Tuan Ahn pikir tak masalah dan menyuruh Soo Ho untuk
membawa ayahnya. Soo Ho berusaha membangunkan ayahnya untuk segera pergi.
“Anakku di sini! Coba kali Lihatlah dengan mata terbuka, Kalaupun dunia ini akan kiamat, si jenius ini tetaplah anakku! Sudah jelas kan?” teriak Tuan Ahn, Soo Ho mencoba membawa ayahnya keluar,
Bo Nui sedih melihat Soo Ho yang harus menangung malu dengan tingkah ayahnya.
Nyonya Yang datang dengan taksi, melihat restoran sudah
berantakan. Tuan Ahn menunjuk kalau lebih baik memperhatikan suaminya, Nyonya
Yang kaget melihat suami yang mabuk dan anaknya terlihat menyedihkan, Soo Ho
meminta ibunya membawa pulang ayahnya lalu membantu masuk kedalam taksi.
Tuan Ahn menyuruh keduanya untuk segera pulang saja, Soo
Ho menolak akan
bantu bersihkan. Tuan Ahn pikir tak perlu
karena restoranya jadi sudah jadi tanggung jawab perkerjanya jadi tidak mau orang lain yang membersihkannya. Soo Ho tetap saja ingin membantu. Tuan Ahn pun menyuruh
Bo Nui membawa Soo Ho.
“ Aku yakin kau pasti sangat
terkejut, Pergi dan carilah udara segar.” Kata Tuan Ahn.
“Jika aku pergi sekarang, maka aku tidak beda jauh seperti sikap
ayahku. Jadi akan kubersihkan sebelum aku
pergi.” Ucap Soo Ho lalu masuk ke restoran, Bo Nui pun
mengikutinya.
Soo Ho mulai membereskan tissue dan sendok yang
berserakan, dan Bo Nui ikut membantunya. Soo Ho menyuruh Bo Nui pergi saja. Bo
Nui mengatakan Menyukai Tuan .Ahn
dan restoran jadi tak perlu memikirkanya.
“Aku dengar... mereka hampir kecelakaan tadi. Aku pikir ayahmu salah paham
dengan tuan Ahn.” Kata Bo Nui
“Tidak ada alasan atau salah
paham... yang bisa
membenarkannya.” Kata Soo Ho, Bo Nui tak
banyak bicara dan kembali membereskanya. Soo Ho hanya melirik Bo Nui yang terus
membantunya.
Di malam hari
Tuan Ahn mengejar Soo Ho yang ingi membuang sampah karena
harusnya membiarkan saja. Soo Ho
mengatakan harus menyelesaikannya dan menyuruhnya untuk masuk. Bo Nui untuk pamit
pergi dan meminta Maafkan
karena Tuan Ahn harus
berurusan dengan hal ini. Tuan Ahn pun menyuruh Bo Nui segara
pergi.
Soo Ho melihat Bo Nui mengikutinya menyuruh untuk segera
pulang, karena ia juga mau pulang setelah membuang ini. Bo Nui mengajak untuk melakukan bersama ingin membawa
plastik sampah. Soo Ho pun menariknya menurutnya seorang pria bisa
melakukannya sendirian. Bo Nui menariknya dengan
cepat, Soo Ho menariknya juga akhirnya terjatuh karena Bo Nu melepaskanya. Bo
Nui tertawa melihatnya, lalu berjongkok menanyakan keadaan Soo Ho.
“Aku sudah bilang bisa membawanya. Sekarang Lupakan semuanya.” Ucap Soo Ho melirik sinis, Bo Nui tetap tersenyum,
“Lupakan apa yang baru kau
lihat... dan apa
yang dilakukan ayahku. Tolong
lupakan semua hal memalukan yang kau lihat.” Kata Soo
Ho lalu berdiri
“Aku tidak mau.... Aku akan ingat semuanya... betapa kau perhatian padaku
sekarang... dan
bagaimana kau melakukan yang terbaik untuk memperbaiki apa yang
dilakukan ayahmu. Jadi
tolong jangan malu. Ini
bukan hal memalukan.” Kata Bo Nui lalu berdiri,
pergi membawa kantung sampahnya.
“Bisakah kau tetap melakukannya
untukku?” kata Soo Ho, Bo Nui berhenti berjalan lalu membalikan
badanya.
“Apakah itu orang tuaku...atau
kelemahanku, aku pikir
tidak akan malu kalau ada dirimu.” Ucap Soo
Ho
“Presdir... Bagiku, Bo Ra yang utama.” Kata Bo Nui
“Kau melindungi Bo Ra dan Aku akan melindungimu.” Balas Soo Ho lalu mengingat sesuatu dan mengeluarkan
dari saku celananya.
“Sebenarnya aku... ada jimat keberuntungan untukmu. Ini macan keberuntungan yang
dibuat secara eksklusif untukmu. Aku
tidak tahu kalau akhirnya...memberi kalung ini
padamu di depan tempat sampah.” Kata Soo Ho memberikan
kalung berbentuk harimau
“Aku tidak bisa menerimanya.
Tolong jangan berikan padaku. Bagiku,kau
hanyalah Atasanku dan
tidak lebih atau kurang. Aku
mau bertemu denganmu hari ini untuk memberitahumu tentang ini, Maafkan aku. “ ucap Bo Nui lalu berjalan
pergi
Soo Ho mengejar Bo Nui yang sudah berjalan ditaman, lalu
menariknyad an menatapnya dalam. Bo Nui meminta Soo Ho untuk membiarkan pergi.
Soo Ho mengulangi kata-kata Bo Nui yang tidak
membencinya. Bo Nui membalas kalau ia tidak
pernah bilang menyukainya. Soo Ho mengingat malam
itu, Bo Nui langsung menyela.
“Kau sedang sakit dan kau juga
membantuku sebelumnya, jadi
aku memaksa diriku tetap bersamamu. Aku
tidak datang ke acara Gun Wook karena itu, jadi aku sangat
menyesalinya.” Kata Bo Nui
“Apa kau bilang... menyesalinya tetap bersamaku?” ucap Soo Ho, Bo Nui membenarkan.
“Aku tidak tahu... bagaimana perasaanmu malam itu, tapi aku bingung dan tidak
nyaman.” Kata Bo Nui, Soo Ho berteriak meminta agar berhenti
berbohong.
“Bagimu, selalu hasilnya 0 atau 1... dan pergi atau berhenti. Aku memilih untuk berhenti. Jadi biarkan aku pergi.” Tegas Bo Nui
“Kalau kau pergi sekarang, maka aku tidak akan bertanya padamu
lagi. Apa Kau benar-benar... tidak menyukaiku?” ucap Soo Ho
“Kau bilang aku seperti bug.... Bug di kepalamu, jadi Tangkaplah. Kau Harus Tangkap dan bunuhlah.” Kata Bo Nui dengan mata berkaca-kaca menarik tanganya
lalu pergi
Soo Ho terdiam tapi akhirnya berlari mengejar Bo Nui dan
menariknya, ketika berbalik terlihat Bo Nui sudah berurai air mata. Soo Ho
terpaku melihat Bo Nui yang menangis, akhirnya Bo Nui memilih untuk pergi. Soo
Ho langsun menarik dan menciumnya. Bo Nui terlihat kaget Soo Ho tiba-tiba
menciumnya.
“Apa ini... yang seharusnya aku lakukan?” ucap Soo Ho lalu kembali mencium Bo Nui, Mata Bo Nui
pun tertutup menerima ciuman dari Soo Ho
[Pesan Tak Terkirim]
Bo Nui membaca pesan dari Soo Ho terlihat penuh semangat
[Apa kau ada waktu luang besok?]
lalu menjerit panik yang harus dilakukan seperti orang yang sedang jatuh cinta.
Lalu membalas [Kenapa kau bertanya?] lalu
mondar mandir menunggu balasa dengan gelisah
[Ayo makan malam kalau kau ada waktu luang.] Bo Nui tertawa bahagia membacanya, lalu ingin menjawab
setuju. Tapi menatap lukisan (Ibu, Bo Nui, Bo Ra dan Ayah) akhirnya menghapus balasan pesannya.
bersambung ke part epsode 11
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Ah si sull he menyebalkan
BalasHapusBaby suho I love u much much much more.. thank u mbak dyah dee2
BalasHapusBaby suho I love u much much much more.. thank u mbak dyah dee2
BalasHapusBo ra cepet bangun keeekk...biar bo nui bisa pacaran ma suho kekeke
BalasHapuskeren dramaanya, lucu, mbak hwang jung eum cocok dengan drama romance-comedynyaa ;)
BalasHapusMakasih mbak di yah dede,, jasamu selalu ku ingat
BalasHapusXixixixix