Sung Jin mencoba untuk menelp Hae Young tapi tak telpnya
tak aktif, semua ikut berkumpul ingin tahu kabar dari teman mereka. Sung Jin
mencoba menelp bagian Kepolisian Seo Bu,
“Kami sedang mencari Nn. Oh Hae
Young?” ucap Sung Jin, polisi Seo Bu mengatakan tak ada yang
yang namanya Oh Hae Young.
“Tapi katanya mereka dari Kepolisian Seo Bu dan membawa Nn. Oh.” Ucap Sung Jin binggung
Sung Jin pun memberikan jalan pada dua polisi yang datang
ke kantor lalu membawanya ke kantor CCTV. Semua layar memperlihatkan
orang-orang yang membawa Hae Young dari ruangan kantor sampai masuk ke dalam
mobil.
Dua polisi sangat yakin dua pria itu bukan tim mereka,
Sung Jin panik kalau mereka bukan polisi dan mencoba untuk menelp temanya
memberitahu kalau dua orang yang membawa Hae Young bukan seorang polisi. Polisi
meminta pihak CCTV bisa diperbesar
bagian mobilnya.
Si polisi pun mengumpat dua pria itu “Bajingan
ini professional karena sengaja
menyembunyikan nomor
kendaraannya. Sung Jin panik apa yang harus dilakukan
sekarang.
Ibu Hae Young sedang membersihkan sayuran, terdengar
bunyi bel rumahnya dan melihat di interkom kalau polisi datang menanyakan
apakah memang benar rumah dari Oh Hae Young. Akhirnya polisi masuk ke dalam
rumah.
“Nn. Oh Hae Young diculik oleh penyerang tak dikenal. Jadi kami sedang menyelidikinya.” Kata polisi, tubuh ibu Hae Young lemas dan duduk di
meja makanya.
“Ada dua Oh Hae Young, pasti bukan Oh Hae Young putri kami tapi Ada
Oh Hae Young yang
lain.” Kata Ibu Hae Young yakin
Polisi memberikan foto dari CCTV yang memperlihatkan Hae
Young dibawa oleh dua pria berkacamata hitam, Ibu Hae Young langsung jatuh tak
sadarkan diri. Dua polisi panik mencoba membangunkan Ibu Hae Young.
Hae Young dan Do Kyung berdiri di pinggir danau. Hae
Young mendengar suara Gonggongan anjing di pedesaan menjelang malam sudah terdengar, tapi sangat menyukai suasana seperti ini.
“Pada suatu pagi musim dingin... saat aku sedang tidur, aku suka
dengar suara sekopan salju.” Ucap Hae Young, Do
Kyung bisa membayangkan saat pria dengan menyekop tumpukan salju dari jalan.
“Sekitar jam empat sore......suara
anak kecil berlari
menuruni bukit... tak... tak.... tak” ucap
Hae Young, Do Kyung kembali membayangkan suara sepatu seorang anak kecil
“Dan... ...suara kotak musik.” Kata Hae Young, Do Kyung mengingat saat kotak musik
diputar pada hari ulang tahun pacarnya, Hae Young mendengarnya suaranya sangat
indah.
“Dan ada suara yang ingin kudengar, yaitu Suara kau menyebut namaku. Kau tak pernah memanggilku Hae
Young.” Kata Hae Young
Do Kyung hanya diam saja, Hae Young pikir nama Hae Young
masih bukan untuk panggilan dirinya, Do Kyung tetap diam saja. Hae Young
akhirnya meminta maaf karena memulai mengeluh lagi dan berpikiran sempit sekali. Tapi bisa dimaklumi, karea Do Kyung sudah lama memanggil nama seseorang dengan nama itu.
“Aku kira kau berpikir seperti itu, makanya aku tidak
bisa memanggilmu dengan nama itu. Kau
mungkin berpikir aku
memanggil orang lain. Aku
takut kau akan mengira aku memanggil namamu dengan memikirkan Hae
Young satunya.” Akui Do Kyung, Hae Young sempat terpaku
mendengarnya.
“Benar juga.... Tapi namaku tetap saja Hae Young.... Panggil saja aku dengan namaku. Aku tidak akan memikirkan Oh
Hae Young satunya kalau aku melihatmu. Kuharap
kau merasa nyaman dengan
nama itu Dan
memanggilku dengan namaku.” Kata Hae Young
“Aku juga punya permintaan. Apa pun yang Han Tae Jin lakukan padaku, jangan ikut
campur. Apa pun
yang dia lakukan maka aku akan menerima
semua resiko dengan keputusan
yang tepat. Aku sudah
melakukan banyak
kesalahan bahkan
membuatmu menjauh
dari dirinya. Jadi apa
pun yang dia lakukan
padaku, kau jangan ikut terlibat. Jangan memikirkan Oh Hae Young ketika kau melihatku Dan aku akan menebus kesalahanku. Biarlah kita menjalaninya seperti ini, mengerti?” ucap Do Kyung
Do Kyung menatap Hae Young meminta agar berhenti menjaga
jarak diantara, dengan cara memanggilnya seperti “kau” atau apapun itu. Hae
Young tersenyum bertanya ia harus memanggil Do Kyung apa. Do Kyung pikir Hae
Young sudah tahu jawabanya, Hae Young terus bertanya panggilan apa untuk Do
Kyung.
Dibawah tanaman gandum siap panen, Hae Young dan Do Kyung
berbaring dengan beralaskan jaket Do Kyung, keduanya saling berpandangan dengan
saling tersenyum. Hae Young memanggil Do Kyung lebih dulu dengan panggilan
“oppa” lalu Do Kyung membalasnya dengan panggilan nama “Hae Young” yang selama
ini tak pernah di lakukanya.
Keduanya saling memanggil dengan penuh cinta
berkali-kali, sampai akhirnya Hae Young seperti mesin mainan mengatakan uangnya
habis jadi panggilan oppa-nya sudah selesai. Keduanya tertawa, Do Kyung pun memeluk Hae Young dengan
erat, lalu tiba-tiba langsung menariknya dan Hae Young berada diatas tubuhnya.
Lalu Do Kyung mengulingkan badanya dan Hae Young berada
dibawahnya, keduanya saling menatap, Hae Young mulai menutup matanya melihat Do
Kyung yang mulai mendekat untuk menciumnya. Do Kyung tersenyum menyuruh Hae Young
untuk membuka matanya, untuk melihat bintang di langit.
Keduanya berbaring dengan melihat langit yang penuh
dengan bintang berkilauan. Hae Young terpana dengan mata berkaca-kaca mengajak
Do Kyung untuk mati saja karena inin mati saat hidupnya yang paling bahagia. Do
Kyung kembali mengulingkan badanya dan menatap Hae Young yang berada
dibawahnya, mulai mendekat untuk menciumnya.
“Park Do Kyung! Park Do Kyung!” teriak seorang dari toa. Hae Young dan Do Kyung kaget
mendengar ada orang yang memanggil nama Do Kyung.
“Kenapa tidak jawab? Aku tahu kau ada di sana! Kau sudah dikepung!” teriak polisi dari mobil polisinya,
Beberapa polisi swat mulai menyusuri lapangan gandum
untuk mencari Park Do Kyung seperti seorang buronan, lampu sorot pun menyirani
bagian ladang gandum yang gelap.
“Kencan macam apa ini? Kau ada di ladang gandum! Kau sudah seharian disini! Selesaikan urusanmu sekarang juga dan Keluar!!” teriak Polisi kesal. Do Kyung dan Hae Young akhirnya
berdiri dengan sinar lampu yang menyilaukanya.
Kantor polisi.
Ki Tae dan Sang Suk menghadap ke depan meja lobby polisi
dengan tangan seperti berdoa, sementara Park Hoon dkk berdiri dibelakanganya. Polisi
memuji Ki Tae Dan Sang Suk itu terlihat seperti detektif. Keduanya tersenyum bahagia.
“Kalian melakukan Kejahatan
meniru polisi dan melanggar hukum, Kau
berada dalam kesulitan besar sekarang.” Ucap
polisi membuat senyum keduanya hilang.
Semua terlihat kebinggungan dengan nasibnya, Park Hoon
menghela nafas panjang. Hae Young hanya bisa melirik Do Kyung tanpa bisa
membela diri.
Flash Back
Semua pun naik mobil, Hae Young menelp ibunya dan
terdengar umpatan ibunya yang sangat marah.
“Bajingan itu! Padahal mereka sudah tua, kenapa mereka melakukan hal itu? Dan Kau! Akan kupatahkan kakimu dan akan menguncimu di rumah. Jika tidak, aku akan mati duluan! Kau sudah melakukan aksi gila!!! Kalau kau sudah sampai ke
rumah... kau akan
mati di tanganku! Dasar
jalang!” teriak Ibu Hae Young
Park Hoon hanya bisa terdiam mendengar jeritan Ibu Hae
Young yang bisa didenganya, sementara si anak sedikit menjauhkan ponselnya.
Di depan sel kantor polisi
Hae Young dan Do Kyung hanya bisa tertunduk dengan Ibu
dan Ayah Hae Young didepan mereka. Do Kyung pun memulai dengan membungkuk
meminta maaf. Ibu Hae Young menyuruh Do Kyung mengambil anaknya saja. Do Kyung
dan Hae Young kaget. Ibu Hae Youn menyuruh Do Kyung yang mengantar anaknya
pulang lalu berjalan pergi.
Ayah Hae Young binggung dengan sikap istrinya, tiba-tiba
istrinya berhenti melangkah. Do Kyung langsung menarik Hae Young untuk berada
dibelakangnya. Ibu Hae Young menyuruh suaminya membiarkan mereka saja, lalu
kembali berjalan pergi. Suaminya benar-benar tak mengerti dan mengikuti
istrinya. Hae Young hanya melirik pada Do Kyung.
Jin Sang dan Soo Kyung makan malam steak bersama disebuah
restoran yang terlihat mewah. Jin Sang menanyakan pendapatnya pasti enak
rasanya. Soo Kyung mengatakan biasa saja. Jin Sang mengeluh Soo Kyung itu membuatny kecewa dan memberitahu berapa harga steaknya itu. Soo Kyung
akan makan nanas, Jin Sang langsung menarik garpu Soo Kyung.
“Apa kau gila? Apa Kau tidak tahu tidak boleh makan
nanas saat
sedang hamil? Kau pastu tidak tahu!!! Kau
itu akan menjadi ibu.” Ucap Jin Sang mengomel. Soo
Kyung merasa itu cuma mitos.
“Apa pun itu, lebih baik kau tak usah memakannya. Aku ingin kau segera pulang kerumahku, tapi Aku belum
mampu melakukannya, karena
tidak baik pergi kalau ada orang hamil di rumah. Sekali-kali carilah di internet. Apa yang diperbolehkan dan apa yang tidak sewaktu hamil. Sekarang kau punya banya waktu karena kau tidak minum lagi.” Ucap Jin Sang bersikap seperti ayah dari bayi.
Jin Sang ingin kembali makan, lalu melihat sosok wanita
yang datang dengan sumringah tak percaya wanita itu datang dan ingin
mendekatinya, tapi wanita dibelakangnya membuat Jin Sang panik dengan menutup
wajahnya, bertanya Apa yang sedang terjadi dan Kenapa mereka berjalan bersamaan.
Soo Kyung melihat wanita yang datang mendekati meja
mereka, Jin Sang melihat wanita lain juga masuk wajahnya makin panik kenapa
semua wanita yang dikencaninya berkumpul, ketika ingin kabur dua wanita datang
didepanya. Akhirnya Jin Sang dikepung oleh enak wanita didepan mejanya dan
duduk dengan wajah tertunduk, Soo Kyung dengan santai kembali makan steaknya.
“Tak usah pedulikan aku, urusi saja masalah kalian. Aku hanya datang ke sini untuk
makan.” Ucap Soo Kyung
“Jadi Dia tahu laki-laki macam apa kau?” kata si wanita rambut panjang, Soo Kyung mengatakan
sudah mengetahuinya jadi menyuruhnya untuk melanjutkanya.
“Aku sudah melihat ponselmu, karena penasaran kau menyimpan kontakku dengan nama apa, Sayangku atau cuma namaku saja? Tapi nomorku, disimpan pakai nama SeninSenin) Aku penasaran kenapa namanya Sen. Tapi ternyata, ada Selasa, Rabu,Kamis, Jumat, Sabtu. Tapi, tidak ada Minggu. Apa hari
Minggu itu hari istirahatmu? Bagaimana rasanya, bertemu kami semua sekaligu?” kata Si
wanita membuat Jin Sang melonggarkan dasinya.
“Aku memikirkan bagaimana cara mengakhirinya. Tapi Ini tidak bisa harus diakhiri begitu saja. Jadi kami semua ingin
menghabisimu.” Kata si wanita rambut panjang dengan
semua wanita mulai mendekat untuk menghajar Jin Sang.
Soo Kyung keluar dari restoran berjalan sendirian, Jin
Sang sudah mulai dikepung wanita untuk menghajarnya ditaman, dengan wajah panik
meminta mereka semua untuk membicarakan hal ini.
“Cuckoo. Cuckoo....Jangan sentuh dia, pergilah kalian.” Ucap Soo Kyung yang membuat semuanya melonggo.
“Kenapa repot-repot menghabisi
dia? Ini
sebagian kesalahan kalian kenapa bisa
tertipu olehnya.” Ucap Soo Kyung
“Kenapa kau ikut campur? Siapa kau, wanita tua?” ucap si wanita berambut panjang.
“Aku Mademoiselle danAku ini Agasshi. Aku adalah wanita yang hari Minggu. Dia bersamaku hari Minggu dan Kami hidup bersama.” Ucap Soo Kyung
Si wanita tak percaya kalau mereka berdua sudah menikah,
Jin Sang menyangkal kalau belum menikah. Soo Kyung memberikan saran untuk tidak fokus
pada penampilan,
pekerjaan, atau uang tapi berkencan dengan seorang
pria karena
kepribadiannya. Lalu berjalan melihat si
wanita rambut panjang seperyi tak bisa menerima perkataannya.
“Kau harusnya punya karakter yang
tepat supaya
bisa membedakannya. Kalau begitu, Teruslah
fokus pada penampilan luar dan bertemu pecundang seperti
dia. Fighting!” kata Soo Kyung
Si wanita rambut panjang tak terima langsung menarik
rambut Soo Kyung, Jin Sang hanya bisa melonggo kaget, Soo Kyung memanggil Onnie
kalau itu sangat seram, tapi setelah itu bisa berdiri dengan sempurna berkomentar
kalau itu sangat mengecewakan
dan akhirnya mengeluarkan jurusnya membuat semua wanita jatuh. Ji San hanya
bisa diam saja melihat Soo Kyung sampai jungkir balik didepanya.
Di sebuah dinding penyanggah.
Jin Sang mengucapkan terimakasih karena Soo Kyung bisa menanganinya
sekaligus menurutnya Wanita
memang selalu lebih baik menangani
wanita lainnya. Soo Kyung hanya diam saja, Jin Sang memikirkan caranya
nanti bisa berganti-ganti wanita lagi. Soo Kyun pun tetap diam saja. Akhirnya
Jin Sang pun mengucapkan permintaan maafnya.
“Jin Sang.. Saat aku memikirkanmuwaktu
SMA...,kau sangat manis. Kau
dulu sungguh menggemaskan, kau pulang sambil nangis karena kepala sekolahmu
meninggal. Kau
menggemaskan saat mendorong gerobak
tukang sampah.di komplek rumah.” Cerita Soo Kyung
mengingatnya, Jin Sang mendengarkan sambil menyandarkan tubuhnya.
“Ketika kau belajar dengan Do
Kyung, kalian berdua menungguku di halte bus kalau aku pulang
telat. Jadi
ketika aku melihatmu di halte bus, kau
itu menggemaskan dan
membuatku bahagia. Ketika
aku memikirkanmu waktu
kau SMA, kau sangat manis. Tapi kenapa mendadak dirimu
berubah? Aku yakin
hanya kau yang tahu alasannya. Pasti
ada yang telah terjadi, benarkan?” kata Soo Kyun berdiri dengan sejajar dengan Jin Sang
Jin sang tertunduk diam tak menjawabnya, Soo Kyung
menatapnya dengan memanggilnya dan memuji teman adiknya itu sangat keren
sekali. Jin Sang heran dengan sikap Soo Kyung tiba-tiba memujinya, membuatnya ingin
menangis.
Soo Kyung berpesan agar Berhenti menyalahkan diri sendiri dan Temuilah orang yang baik lalu nikahinya, setelah itu melakukan janji dengan jempol dan
kelingking agar Jin Sang menjadi Menteri Kehakiman lalu berjalan pergi. Jin Sang dengan mata berkaca-kaca
menatap Soo Kyung yang pergi.
“Aku takkan memberitahu kalau kaulah ayah anak ini. Tapi aku ingin ayah bayi ini menjadi seseorang
yang hebat... meski ayahnya tidak berada di sisi anaknya. Ayah yang terhormat dan keren.” Gumam Soo Kyun menengok melihat Jin San nampak
berkaca-kaca dan melonggo.
Ibu Hae Young dan ayahnya sudah berada di dalam kamar,
Tuan Oh masih menonton berita sementara Ibu Hae Young sudah berbaring. Hae
Young masuk rumah dengan berperlahan-lahan masuk kedalam kamarnya, memastikan
ayah dan ibunya tak bangun.
Tuan Oh melihat anaknya yang baru pulang dan masuk kamar,
Ibu Hae Youn sudah menutup matanya mengumpat anaknya itu gila karena mengira
mereka tak tahu. Tuan Oh meminta istrinya agar membiarkan saja, menurutnya tak
ada gunanya menyuruh keduanya untuk berpisah.
Restoran ayam
Jin Sang memesan dua bungkus ayam goreng untuk dibawa
pulang, lalu bertanya apakah mereka tak da layanan antar. Pelayan memberitahu
belum memiliki jasa itu. Jin sang pikir tak masalah karena hanya 10 menit dari
rumah lalu membawa pulang ayam gorengnya.
Soo Kyung dan Park Hoon makan ayam goreng dengan Colla
diruang tengah, sementara Do Kyung memilih minum air putih di meja makan. Jin Sang
selesai mandi mengangungkpa Setelah menjadi seorang pengacara
tak pernah menyangka harus mengeluarkan Park Do Kyung dari penjara.
“Kenapa wanita itu sebenarnya? Dia sungguh jatuh cinta padanya.” ucap Jin Sang heran,
“Aku bertemu dia hari ini dan ternyata wanita banyak
bicara dan sangat cerewet.” Kata Park Hoon, Jin Sang tahu Do Kyung itu tak
suka wanita cerewet.
“Pasti ada pesona dari wanita itu yang
membuat Hyung
seperti itu.” Kata Park Hoon
Jin Sang penasaran apa yang menarik dalam diri Hae Young,
Soo Kyun menyuruh untuk bertanya langsung saja pada orangnya. Jin Sang mengeluh
karena pasti tak mungkin Do Kyung memberitahunya lalu duduk sambil minum colla
dari botolnya. Park Hoon mengumpat memanggil “Jin Sang Anjing” karena sudah memberitahu tak minum dari botol. Jin Sang
membela diri kalau mulutnya tak kotor seperti Park Hoon kembali minum.
Park Hoon langsung menendang pundaknya dan kembali
mengumpat, kaki Soo Kyung tiba-tiba langsung mengunci kaki adiknya dan langsung
menariknya sampai terjatuh dari kursi lalu menaruh kaki di leher adiknya,
menyuruh untuk mengulangi panggilan tadi. Park Hoon terlihat tak bisa bernafas
karena lehernya di injak.
“Kau panggil dia, Jin Sang Anjing? Kau itu lebih muda darinya. Beraninya kau menendangnya?!! Dan Beraninya kau menambahkan "anjing"
ke namanya?” ucap Soo Kyung lalu menaikan kaki ke
wajah adiknya.
“Apa Kau sedang kerasukan ? Aku biasa melakukan itu padanya” ucap Park Hoon akhirnya kaki Soo Kyung pun
diangkat, Do Kyung dan Jin Sang binggung melihat sikap Soo Kyung.
“Dari Namanya saja, sudah membuat dia
seperti karya Tuhan yang paling menjijikkan. Beraninya
kau menambahkan "Anjing"
di depan namanya? Kau
malah membuatnya lebih menjijiikkan. Jin Sang berusia 36 tahun dan menuju 40an. Apa kau masih
memanggilnya Anjing
Jin Sang setelah dia 40an? Setelah dia menikah lalu punya anak, akankah kau
masih memanggilnya Jin Sang Anjing?” Ucap Soo
Kyung kembali duduk dengan nada tinggi .
“Tapi Noona-lah yang sekarang terus
memanggilnya "Anjing Jin Sang".” Ucap Park
Hoon memegang wajahnya yang kesakitan
Soo Kyung memerintahkan mulai sekarang, adiknya harus
menghormati Jin Sang, lalu memarahi Jin Sang yang hanya membiarkan saja ketika
Park Hoon yang lebih muda darinya bersikap kasar. Jin Sang dan Do Kyung terlihat mengerutkan dahi,
kebinggungan. Soo Kyung menegaskan Ada
perbedaan antara menjadi
dekat dan bersikap kasar, menurutanya jika adiknya sudah
melewati batas maka Jin sang harus
memperingatkan dia.
“Kau harus berkelakuan baik kalau kau
ingin diperlakukan dengan baik. Jangan
biarkan orang lain memperlakukanmu dengan
buruk.” Tegas Soo Kyung .
“Kenapa kau tiba-tiba bersikap seperti ini? rasanyas
sangat aneh” ucap Do Kyung heran
“Kau memperlakukan dia dengan
buruk,Itu membuatku tidak nyaman. Jadi hentikan.” Kata Soo Kyung pada Do Kyung
“Noona-lah yang selalu memperlakukan dia lebih buruk!!!! Lalu Kenapa Sekarang?”
teriak Park Hoon
Soo Kyung langsung melempar bantal menyuruh adiknya
berhenti bicara, Jin Sang sedari tadi hanya bisa melonggo, lalu tanganya memegang
kepalanya terlihat frustasi, lalu mengatakan kalau tahu alasanya dan membuatnya
merasakan merinding. Park Hoon bertanya ada apa dengan Jin sang yang terlihat
aneh.
Jin Sang mengelengkan kepala tak percaya menatap Soo
Kyung yang memakan ayam goreng, Do Kyung melihat Jin Sang yang mulai berjalan
mundur menjauh dari meja. Jin Sang dengan mata berkaca-kaca berharap kalau
bukan seperti dugaannya. Do Kyung bertanya ada apa sebenarnya dengan mereka
berdua.
“Aish, kita tidak pernah melakukan
itu! Kau belum
pernah melakukannya denganku! Tidak
mungkin! Omong kosong!” jerit Jin Sang, Do Kyung
dan Park Hoon makin kebinggungan.
“Ahh. Mimpi itu!” jerit Jin Sang, Soo Kyung membenarkan dengan mata
berkaca-kaca, kalau mimpi itu artinya seorang bayi. Park Hoon dan Do Kyung
melonggo mendengarnya. Jin Sang menjerit histeris dengan menutupi wajahnya
mengunakan handuk.
Jin Sang sudah didorong masuk ke dalam kamar temanya, Do
Kyung langsun mengumpat menendang temanya yang berani menghamili kakaknya. Jin Sang
berusaha membela diri kalau itu tak benar, dengan melepaskan dua kakak berani
yang ingin memukulnya.
“Hey, siapa yang lebih menderita
di sini?!!” jerit Jin Sang tak terima.
“Karena kejahatan yang telah kau lakukan berganti-ganti wanita, maka kau dihukum seumur hidup, yaitu hidup bersama dengan Park
Soo Kyung.” Ucap Park Hoon layaknya seorang hakim
dipengadilan.
Jin Sang mengumpat dan keduanya saling kejar-kejaran,
akhinya Park Hoon bisa menjatuhkan Jin Sang disofa dengan memegang tanganya
sementara Do Kyun menduduki tubuh temanya agar tak kabur. Park Hoon menegaskan Jin Sang tidak
bisa menyembunyikan kebenarannya, dan kembali memanggilnya “Jin
Sang Anjing” Jin Sang menjerit histeris tak percaya
kalau itu terjadi pada dirinya.
Jejeran botol bir dan soju sudah kosong diatas meja, tapi
Do Kyung dan Jin Sang masih bertahan dengan meminum boto wine bergantian. Do
Kyung tertawa melihat nasib temanya, Jin Sang mengelurkan semua kondom dari
saku celananya dengan berbagai macam jenis, sambil menangis melemparkan ke
udara, akhirnya satu buah kondom pun jatuh diatas matanya, seperti merasa sia-sia
akhirnya menghamili satu wanita yaitu Soo Kyung.
Dengan mata setengah terbuka keduanya pindah ke mini
market untuk makan ramyon, Do Kyung bertanya apakah terlalu
sulit, Jin Sang balik bertanya apa ini
akan berhasil, Akhirnya kedua kepala mereka saling beradu
tak ingin ada yang jatuh.
Jin Sang pulang kerumah, menyandarkan kepalanya di depan
pintu kamar dan mengetuknya, sampai akhirnya jatuh lemas didepan pintu. Soo
Kyung hanya diam saja didalam kamar mendengar ada bunyi suara diketuk, ia
berbaring tertidur sambil menangis karena memberitahu ayah dari bayi yang
dikandungnya.
Do Kyung masuk kamarnya dengan berjalan sempoyongan
berbaring dikamarnya sambil menelp, hanya memanggil nama Hae Young beberapa
kali. Hae Young tersenyum dan membalasnya dengan panggilan “oppa” keduanya
terus memanggil seperti orang yang benar-benar sedang kasmaran.
Esok paginya
Hae Young bertemu dengan Tae Jin disebuah cafe. Tae Jin
menatap Hae Young sementara Hae Youn memilih untuk menundukan arah pandangan
matanya lalu meminta maaf. Tae Jin hanya bisa menghela nafas sambil tertunduk.
Hae Young sadar dirinya lah yang gila dalam situasi ini.
“Aku tidak akan memintamu memaafkan dia dan Aku juga tidak akan memintamu memaafkanku. Aku akan terima resikonya.” Ucap Hae Young
“Sungguh... Kau membuatku seperti orang
bodoh.” Kata Tae Jin menatap Hae Young dan Hae Young dengan
mata berkaca-kaca hanya bisa mengucapkan permintaan maafnya.
Hae Young keluar meninggalkan cafe, seperti berhenti
ingin menatap belakang, tapi langkahnya terus maju. Tae Jin hanya diam dengan
menahan rasa sedihnya.
Si cantik Hae Young berjalan dengan tatapan kosong
disebuah area pertokoan, Do Kyung berjalan melihat lebih dulu Hae Young lalu
menghampirinya, Hae Young pun baru menyadari Do Kyung sudah ada didepanya. Do
Kyung bertanya mau kemana Hae Young.
Hae Young menjawab akan pergi kencan buta, Do Kyung
seperti agak kaget. Hae Young sadar dirinya terlalu cepat padahal belum lama
ingin mengutarkan perasaanya sangat mencintai Do Kyung, Tapi
menurutnya ini
memang sudah diatur sebelum
kejadian itu dan meminta maaf. Do Kyung merasa senang
karena Hae Young
ikut kencan buta. Hae Young
melihat sudah terlambat, Do Kyung pun menyuruh Hae Young segera pergi saja.
“Kapan-kapan kita minum dengan Hae Young” ucap Hae Young, Do Kyung mengangguk setuju
Hae Young pun pergi lebih dulu, dan Do Kyung berjalan ke
arah sebaliknya. Setelah cukup jauh Hae Young berlari sebuah lorong tangan dan
menangis sesunggukan sambil berjongkok karena menahan rasa sedihnya didepan Do
Kyung.
Hae Young berjalan sendirian menyusuri jalan sambil
bergumam.
“Cinta yang membuat
seseorang rela mati... bisa menjadi luka sehingga seseorang ingin
mati karena cinta tersebut. Tapi mau bagaiman lagi, aku lebh peduli pada
cintaku.”
Di ruang studio, Do Kyung membuat ketukan suara sepatu
wanit dan juga bunyi pistol yang memasukan peluru, Hae Young tersenyum
melihatnya. Do Kyung mulai membuat suara baju yang terkena angin dengan
mengibas-ngibaskan jaket didepan mic. Setelah itu membuat gesekan dari bola
basket saat sepatu wanita itu bergerak, membalikan badanya. Soo Kyung terpana
melihatnya.
Hae
Young akhirnya duduk bersama didepan mic dan membuat suara angin dari dalam
kerang. Lalu mengunakan sepatu heels dan Do Kyung memberi petunjuk membuat
bunyi dari gesekan bola basket, lalu membuat suara dari kaset kusut. Hae Young
kembali mengetukan sepatu heelsnya dan Do Kyun membuat suara dari putaran ban
sepeda. Setelah itu Hae Young membuat suara sepatu berlari dan Do Kyung
mengibaskan baju akhirnya berkata “oke”. Keduanya tersenyum, Hae Young merasa
pekerjaan Do Kyung itu menarik sekali
Keduanya duduk dengan kepala Hae Young bersandar pada Do
Kyung sambil menonton layar TV yan menampilkan pria yang sedang menyanyi. Do
Kyung memeluk erat pacarnya, seperti tak ingin berpisah.
“Aku ingin menelp semua orang agar mereka tahu bahwa kita sudah berkencan” ucap Hae
Young
Keduanya terus tersenyum menikmati nyanyian yang ada
dilayar, setelah malam semakin larut keduanya pun meninggalkannya, dengan
berjalan melalui taman dengan sungai disepanjang jalan. tangan Do Kyung
mengenggam erat tangan Hae Young tak ingin melepaskanya. Hae Young juga
memengang lengan Do Kyung agar lebih erat.
Pagi hari
Do Kyung bertemu dengan seseoran didepan rumahnya, pria
itu mengaku sebagai anak dari si pria pemilik rumah, lalu membahas Do Kyung
sebelumnya berniat untuk membeli rumahnya lalu bertanya apakah masih berminta.
Do Kyung terdiam mengingat pengelihatanya.
“Ayahku baru saja meninggal.” Ucap si pria dan sama persis dengan yang diucapkan
sekarang.
Mata Do Kyung melotot kaget nafasnya terasa sesak,
pengelihatan tentan ibunya kembali datang meminta agar memohon maaf pada Tuan
Jang, lalu Tae Jin yang mengatakan “Memang butuh waktu lama,
tapi kita akan berakhir dengan orang yang
semestinya.”
Jin Sang masuk kamar ruanganya sebelahnya “Wanita
yang dulu tinggal di sini...” dan adiknya mengatakan
“Bukankah tidak sopan bertemu dua kali?” lalu kakakanya yang memberitahu kalau salah satu Oh Hae
Young keluar dari kantor. Ia bisa melihat Hae Young yang berjalan melalui jalan
yang sama.
Hae Young terlupa sedang merebus daging, karena panik ia
mengangkat panci dengan kain tapi malah membuat makanan tumpah dan kuah
panasnya tumpah ke tangannya. Do Kyung menerima telp dari pacarnya, kalau
tanganya itu melepuh terkena kuah panah, Dalam pengelihatanya Hae Young yang
berjalan dengan baju totol coklat.
Akhirnya Hae Young datang kerumah Do Kyung, dengan
senyuman memperlihatkan kalau tangan kirinya yang harus dibalut perban bukan
tangan kanannya. Do Kyung seperti merasakan tubuhnya akan terbaring diaspal
dengan penuh darah. Hae Young akhirnya menyusun kotak makan diatas meja dan
membukanya.
“Aku merebus daging sapi, tapi kuahnya tumpah. Selalu saja begitu kalau aku coba masak sesuatu yang baru. Kau belum makan, 'kan?” ucap Hae Young dengan bahagia memperlihatkan semua
jenis makanan, Do Kyung menata kearah tangan Hae Young yang terluka dibalut
perban.
Dokter terlihat tak bisa berkata-kata dengan tatapan
kosong menatap Do Kyung yang duduk menopang dagunya, lalu berkata Seseorang
menyakiti dirinya sendiri dan
seseorang meninggal dan itu tak akan berubah,
lalu bertanya apa sebenarnya ini. Do Kyung seperti tak bisa berkata-kata lagi
dengan keadaanya.
Akhirnya Do Kyung berjalan melihat Hae Young yang
melambaikan tanganya dengan bahagia, lalu berlari menghampirinya. Keduanya
berjalan sambil bergandengan tangan, Hae Young terlihat sangat bahagia dengan
merangkul lengan pacarnya, Do Kyung tiba-tiba berhenti dan langsung memeluk Hae
Young dengan erat, seperti merasakan setelah itu akan berpisah. Hae Young yang
tak tahu apapun memeluk Do Kyung dengan senyuman bahagia.
bersambung ke episode 15
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Hiks Hiks... semoga deramax tak berakhir gantung... kagak rela..😢😢😢
BalasHapusAku berharap tidak sad ending..makaaih mba sinopsis y.
BalasHapusTernyata pas ktgkp polisi d ldg gandum tah???tak qira d tengsh pdg ilalang.😄😄😄
BalasHapusSumph ngakak guling2 deh pas adegan itu..
Sayang bgt kl endingnya gantung..
penasaran dg endingnya...................... btw mb dee blognya harus bukanya pake lepi jadi ga bisa sering buka.kalo pake hp ga bisa sih terlalu besar tuk dimuat...................but its ok.walau jarang bukanya tapi tetep ngikuti kok
BalasHapus