Gong Shim memotong bawang bowbay, daun bawang, tahu, lalu
membentuk sosis jadi bunga. Tiba-tiba ia teringat harusnya memasak nasi
terlebih dahulu. Akhirnya ia memasak nasi
dengan ukuran tanganya, sup kimchi pun sudah mendiduh, ia memasakan bawang
bombay dan tahu. Lalu mengoreng sosis sampai menjadi bunga.
Setelah selesai ia menata diatas nampan dan menaruh
dimeja, lalu melihat rice cooker dan masih menunggu 5 menit lagi nasinya
matang. Ia pun duduk dengan menatap rice cooker menunggu nasinya matang.
Gong Shim menaiki tangga ke atap dan memanggil Dan Tae
dengan membawa nampan makanan, Dan Tae membuka pintu terlihat kaget dan
binggung melihat Gong Shim yang membawakan makanan untuknya,lalu bertanya apa
yang dibawanya. Gong Shim mengatakan ini sarapan untuk Da Tae.
“Kau perlu bersiap-siap untuk
bekerja. Ayo kita makan dengan cepat.” Kata Gong
Shim penuh semangat, Dan Tae ingin membawakan nampak makanan.
“Jangan khawatir. Ayo masuk ke
dalam.” Ucap Gong Shim akan membawakanya, Dan Tae pun masuk
lebih dulu baru Gong Shim berjalan dibelakangnya.
Dan Tae melonggo melihat menu makanan lengkap yang
dibawakan Gong Shim untuk sarapan, Gong Shim pun memberikan sumpit dan sendok
agar Dae Tae mulai memakanya. Dan Tae mulai makan nasi dengan suapan besar,
lalu mencoba makan sosis goreng, Gong Shim meminta Dan Tae mencoba lauk lainya.
Dan Tae terus makan-makan dan makan tanpa henti, Gong Shim tersenyum bahagia
melihat Dan Tae sangat lahap.
Akhirnya Dan Tae selesai makan, mengucapkan terimakasih
karena makananya sangat enak. Gong Shim memberikan segelas air agar Dan Tae
tidak tersedak. Dae Tae meminum air minumnya, setelah itu mengungkapkan merasa
sangat beruntung dan kembali mengucapkan terima
kasih banyak.
“Kalau ini yang kau sebut
beruntung, Aku bisa
melakukan ini untukmu selama seratus tahun lagi.”
Ucap Gong Shim,
Dan Tae tak percaya dan menatapnya penuh cinta. Gong Shim
tiba-tiba merasakan tiba-tiba merasakan kepanasan sambil mengipas wajahnya
dengan tangan. Dan Tae pikir memang udara sekarang sangat panas.
“Jangan merasa tidak nyaman di
depanku. Kau bisa
melepaskan rambut palsumu.” Ucap Dae Tae, Gong
Shim binggung,
“Kita sudah cukup dekat. Jangan khawatir. Kau bisa melepasnya kalau terlalu
panas. Biarkan
aku membantumu.” Ucap Dan Tae mengoda Gong
Shim dengan mendorong tubuhnya.
Gong Shim mengelengkan kepalanya, tapi Dan Tae sudah
menarik rambut palsunya. Rambut panjang Gong Shim pun terurai, ia langsung
panik karena tak pernah membuka rambut aslinya pada orang lain.
“Aku tahu kita sudah cukup dekat. Tapi bagaimana mungkin aku bisa
menunjukkan lubang besar yang
aku miliki karena rambut rontok?” ucap Gong Shim panik mencari lubang besar di kepalanya.
Tiba-tiba ia binggung kemana lubang besar yang tadinya
bisa diraba olehnya, Dan Tae berdiri melihat rambut Gong Shim, lalu berteriak
kalau Rambutnya sudah
tumbuh kembali dan tak ada lubang besar lagi. Gong Shim
melonggo tak percaya ikut berdiri. Dan Tae kembali memeriksanya, untuk
memastikan kembali.
“Lubangnya hilang. Sekarang sudah
ditutupi dengan rambut baru!” teriak Dan Tae
terlihat terharu, Gong Shim langsung mengucap syukur.
Keduanya saling berpegangan tangan sambil berputar-putar
berteriak bahagia, Dan Tae mengucapakan selamat pada Gong Shim dengan mata terharu, keduanya kembali
berputar-putar, Gong Shim pun mengatakan “aku
mencintaimu.” Suasana langsung hening sejenak, Dan
Tae dan Gong Shim saling menatap.
Dan Tae tak percaya Gong Shim mengatakan mencintainya,
tanganya pun merapihkan rambut Gong Shim ke belakang telinga. Gong Shim
tertunduk malu, Dan Tae mulai mendekatkan wajahanya, Gong Shim menutup matanya
membiarkan Dan Tae untuk menciumnya, terlihat tanganya yang meremas saat tangan
Dan Tae ketika berciuman.
Gong Shim memanyunkan bibirnya, lalu terbangun karena
suara rice cooker memberitahu nasinya sudah matang. Dengan wajah kesal karena
harus ketiduran padahal hanya menunggu nasi matang.
Gong Shim membawa nampan ke lantai atas, memanggil Dan
Tae tapi tak ada sahutan. Akhirnya ia mengetuk pintunya, memanggil Dan Tae
tetap saja tak ada sahutan, menurutnya tetangganya itu sudah pergi berkerja
pagi-pagi sekali.
Dan Tae sudah duduk di bangu taman dengan memegang pin
Star Grup ditanganya. Ia mengingat saat membawa ayahnya ke rumah sakit
menemukan Pin Star Grup ditangan
ayahnya. Lalu ia menempelkan pada kertas, dengan menuliskan surat “Aku menemukan ini di
arboretum Yangpyeong. Kelihatannya berharga.”
Seorang pria bertumbuh tambun datang dengan motornya,
menghampiri Dan Tae dan menanyakan kabarnya. Dan Tae mengatakan baik-bak saja,
lalu bertanya balik pada Ho Joong. Apa ia baik-baik saja. Ho Joong mengatakan berkat Dan Tae dirinya itu sangat
baik sampai hari ini.
“Kau mengatakan kalau kau ingin
meminta tolong padaku, kan?” ucap Ho Joong.
“Bisakah kau mengirimkan ini
untukku?” kata Dan Tae memberikan suratnya, Ho Joong pikir sudah
pasti bisa. Dan bertanya kemana harus mengirimkannya.
“Tolong kirimkan ini ke meja
informasi Grup Star. sekitar
satu jam lagi.” Kata Dan Tae
“Jadi Setelah satu jam, kirimkan ini ke
gedung Grup Star, aku Mengerti.” Ucap Ho
Joong.
“Jangan katakan kepada siapapun
kalau aku yang mengirimkannya.” Tegas Dan Tae, Ho
Joong mengerti akan mengunci rapat mulutnya lalu pergi mengendarai sepedanya.
Dan Tae dengan senyumanya bermain mobil pembersih
mengelilingi lobby, dilantai atas Nyonya Nam, Tuan Suk dan Dae Chul melihat
tingkah Dan Tae. Tuan Suk tak mengerti dengan tingkah Dan Tae, menurutnya seharusnya
Sek Nyonya Nam itu mencari
pekerjaan di sebuah perusahaan pembersih, tapi
sekarang malah mulai bekerja sebagai sekretaris. Dae Chul hanya diam meliriknya, Nyonya Nam tak banyak
komentar mengajak mereka segera pergi saja.,
Receptionist datang memanggil Tuan Suk memberitahu Seseorang mengirimkan
surat untuknya, Nyonya Nam ikut melihatnya, Tuan Suk
membuka amplop bertanya-tanya apa
isinya. Lalu dikagetnya dengan melihat surat yang tertempel Pin Star grup,
karena itu lencana khusus untuk
tim eksekutif lalu membaca suratnya.
"Aku menemukan
ini di arboretum Yangpyeong. Kelihatannya ini berharga. Aku berharap itu bisa kembali kepada pemiliknya."
Dan Chul langsung memegang jasnya seperti baru menyadari
kalau tak memakai Pinya, lalu mengingat kejadian sebelumnya.
Flash Back
Di taman Arboretum
Yangpyeong, Tuan Ahn mengatakan Tidak
ada hal seperti itu dengan tangan Dae Chul yang
mencengkramnya. Dae Chul yang sangat marah bertanya berapa banyak anaknya itu
mengetahuinya, tanpa sadar tangan Tuan Ahn mencengkram jasnya, saat itu Tuan
Ahn mencoba melepaskan cengkramanya, berteriak kalau kalau anaknya itu tak tahu
apa-apa, saat itu juga kepalanya terbentur bangku taman.
“Apa ini? Siapa di dunia ini yang cukup
ceroboh untuk kehilangan lencananya?” teriak
Nyonya Nam lalu melihat dua pria didepanya itu tak mengunakan Pin Star Grup.
Akhirnya ia memarahi keduanya yang seharusnya mereka berdua
harus menjadi contoh yang baik, karena lencana itu bukan semacam hadiah untuk di simpan dalam laci dan hanya memakainya untuk pertemuan
dewan yang dihadirinya. Keduanya hanya
bisa tertunduk tanpa bisa berkata-kata.
“Berapa kali aku harus memberitahu
agar memakainya setiap hari? Aku
akan mencari tahu siapa pemilik lencana ini.” tegas
Nyonya Nam membawa surat dan lencananya. Dae Chul hanya bisa menghembuskan
nafas panjang, berusaha untuk tetap tenang.
Dan Tae masuk ke dalam ruangan, Nyonya Nam langsung
memerintahkan Dan Tae mencari tahu siapa yang kehilangan
lencana eksekutifnya. Dae Chul terlihat tegang
saat Dae Tae menerima Pin ditanganya. Dae Tae baru tahu kalau itu adalah Pin Lencana
eksekutif. Tuan Suk menjelaskan itu adalah
lencana yang hanya untuk seorang eksekutif.
“Apa kau pikir seseorang yang
sudah pensiun bisa memilikinya?” tanya Dan Tae
“Itu dibuat setahun yang lalu
setelah kami mengubah logo perusahaan. Dan
harusmengembalikannya ke perusahaan saat
mereka pergi, karena Pernah ada kasus penipuan oleh
seseorang yang mengambil lencana.” Jelas Tuan
Suk.
“Sekretaris Ahn... Aku Simpan ini untuk sekarang dan
melapor kembali kepadaku.” Kata Nyonya Nam, Dan Tae
mengerti menaruh kembali Pin diatas meja lalu keluar ruangan.
Dan Tae mulai mengepel dengan mundur dan masuk ke dalam
toilet, tatapan sinisnya terlihat ketika melihat seseorang yang sedang buang
air kecil. Pria itu sempat kaget melihat Dan Tae, lalu kembali buang air kecil.
Dan Tae pun mendekat dan mengucapkan terimakasih untuk
pekerjaannya. Si pria itu bingung, Dan Tae
menjelaskan kalau ia hanya memeriksa apakah Pria itu memakai lencana atau
tidak.
Ia lalu memberikan tanda ceklist pada catatanya, matanya
melihat ada orang didalam toilet. Direktur Moon kaget tiba-tiba Dan Tae sudah
berdiri saat membuka pintu. Dan Tae merasakan ada bau-bau tak sedap lalu
mengucapkan terimakasih karena bisa melihat dengan jelas Pin yang digunakanya
dan kembali memberikan tanda ceklist pada buku agendanya.
“Kenapa dia memeriksa lencana
kita?” ucap Direktur Moon heran sedang mencuci tangan dengan
pria sebelumnya.
“Kau akan mendapat masalah jika
meminjamkan lencanamu kepada
orang lain.” Tegas Dae Tae memperingati sebelum
keluar dari Toilet. Dua pria itu tampak kaget, Dan Tae dengan wajah jahilnya
memberitahu kalau itu yang dikatakan oleh Nyonya Nam.
Dan Tae masuk ke ruangan Tuan Suk, untuk
memeriksa apa Presdirnya itu mengenakan
lencananya. Tuan Suk pikir Dan Tae bisa segera pergi kalau
memang sudah selesai mencari karena ia cukup
sibuk saat ini. Dan Tae tetap diam saja,
Tuan Suk heran Dan Tae yang hanya diam saja dan menunjuk jasnya yang memakai
lencana Star Grup, lalu baru menyadari lencananya itu tak ada.
“Lencananya hilang..... Kemana perginya?” ucap Tuan Suk binggung
“Kapan kau kehilangan lencana itu?” tanya Dan Tae dengan wajah serius
“Aku tidak kehilangan lencana itu dan memilikinya. Kau melihat lencanaku pagi ini. Aku yakin Kau melihatku, kan? Lencanaku ada di jasku” ucap Tuan Suk
yakin
“Tidak, aku tidak melihatnya.” Kata Dan Tae, Tuan Suk binggung karena Dan Tae tak
melihatnya.
“Boleh aku bertanya ke mana kau
pergi pagi ini?” tanya Dan Tae
“Aku pergi menemui...beberapa
orang dalam industri olahraga dan beberapa
orang dari Masyarakat Perlindungan Hewan.” Kata Tuan
Suk,
“Aku akan pergi memeriksa apa kau
kehilangan lencanamu saat
pertemuan tadi.”kata Dan Tae. Tuan Suk pikir tak
perlu karena ia yang akan memeriksanya sendiri karena tahu keberadanya, dan Dan Tae meminta
setelah menemukan untuk memberitahu secepatanya, karena Nyonya Nam sudah
menunggu laporan darinya.
Tuan Suk pergi ke taman bermain, melihat anak-anak yang
sedang bermain ayunan, teringat sebelumnya ia main ayunan disana dengan
teriakan anak kecil menyuruhnya untuk Pergi, tapi Tuan Suk terlihat sangat bahagia bermain ayunan,
menurutnya ia tak menjatuhkan ditaman bermain.
Akhirnya ia pindah ke tempat cafe anjing dan memanggil
salah satu nama anjing “Judy” seekor anjing besar pun berlari mendekatinya.
Pelayan cafe melihat Tuan Suk datang kedua kalinya dihari ini, Tuan Suk
bertanya apakah melihat lencana kecil yang biasa dipakainya.
Pelayan itu mengatakan tidak
melihatnya dan akan
memberitahumu jika aku menemukanya. Tuan Suk pun
binggung karena bukan ditempat itu kehilangan lencananya, karena akan
berada dalam kesulitan. Judy tiba-tiba pergi
menjauh, Tuan Suk melihat Judy pergi ke tempat makannya, ketika ingin
memberikan mangku makanya melihat ada Lencana miliknya didalam mangkuk.
“Yeah.... Aku menemukan lencanaku.... Hei, Judy. Apa kau menemukan ini? Kau
menyimpan lencanaku di sini. Wow....” ucap
Tuan Suk bahagia sambl memeluk Judy
Dan Tae masuk ruangan Joon Soo tapi temanya itu sedang
tak ada diruangan, Sekertarisnya memberitahu Direktur
Suk sedang keluar untuk sementara
waktu. Dan Tae bertanya keman Joon Soo pergi. Sek mengatakan
tak tahu
“Haruskah aku meninggalkan pesan
untuknya?” tanya Sek
“Aku di sini untuk memeriksa apa
dia memakai lencananya dan Dia
adalah yang terakhir yang perlu aku periksa. Tolong beritahu dia untuk
meneleponku setelah dia kembali ke kantornya.”
Jelas Dan Tae pada Sek-nya.
Dan Tae pergi ke tempat Dae Chul, terlihat Dae Chul yang
memakai Pin dijasnya lalu bertanya Berapa banyak yang sudah diperiksa
sejauh ini. Dan Tae mengatakan hanya
memiliki dua orang tersisa. Direktur Suk
Joon Soo dan Direktur
Gwak Seung Jin yang ada di Cina untuk perjalanan bisnis, dan sudah memeriksa semuanya kecuali dua orang itu.
Flash Back
Dae Chul bertemu dengan
Direktur Gwak yang akan
ke China sekarang. Direktur Gwak mengatakan
akan menuju ke bandara sekarang. Dae Chul beralasan
harus menghadiri pertemuan dewan sekarang.Tapi
lupa untuk memakai lencananya.
“Boleh aku meminjam milikmu hari
ini?” kata Dae Chul
“Tentu saja. Jangan sampai kau dimarahi oleh ketua.” Kata Direktur Gwak memberikan Pin miliknya.
“Terima kasih.... Aku akan mengembalikannya
kepadamu setelah kau kembali dari China.” Kata Dae
Chul menerimanya.
“Apa yang harus aku
lakukan?” gumam Dae
Chul memikirkan nasibnya.
Dan Tae melihat Dae Chul seperti banyak pikiran lalu
mencoba bertanya apakah semuanya
baik-baik saja. Dae Chul pikir untuk apa Dan Tae
memperdulikanya. Dan Tae melihat wajah Dae Chul yang terlihat pucat jadi
membuatnya khawatir lalu pamit pergi, Dae Chul terlihat tegang memikirkan
alibinya.
Gong Shim berjalan melewati sebuah Restoran (Yongwangnim Nakji) Matanya tiba-tiba melotot kaget, lalu berhenti dan
berjalan mundur dengan cepat, ia melihat sebuah spanduk bertuliskan (Kontes karakter Nakji, Pemenang mendapat 50 nakji gratis)
“Apa ini Karakter lomba menggambar untuk
nakji?” ucap Gong Shim lalu wajahnya tersenyum.
Gong Shim berdiri didepan ayah dan ibunya yang memakain
baju gelap. Tuan Gong mengatakan , naik kereta malam akan sangat romantic karena mereka bisa makan telur rebus
dengan bir. Ibu Gong Shim mengingatkan mereka akan
datang ke pemakaman jadi Jangan
berharap ada romantisme.
“Kita akan pergi ke Suncheon dan kembali besok.” Ucap Ibu Gong Shim pada anaknya.
“Gong Mi sedang dalam perjalanan bisnis
di Busan. Apa kau
akan baik-baik saja di rumah sendirian?” tanya Tuan
Gong khawatir
“Aku bukan anak kecil lagi, jadi Hati-hati di jalan.” ucap Gong Shim
“Kapan terakhir kali kau berada
di rumah sendirian, hantu
keluar dari langit-langit seperti ini.” ucap Tuan
Gong menakuti anaknya, Ibu Gong Shim langsung memukulnya karena tak perlu
menakut-nakuti anaknya.
“Kami akan bertemu denganmu besok jadi Berhati-hatilah.” Kata Ibu Gong Shim, Tuan Gong menakuti anaknya kalau
melihat hantu dari langit-langit rumah. Ibu Gong Shim langsung memukulnya kembali
menurutnya suaminya itu lebih menakutkan dibanding dengan hantu.
Gong Shim sedang asik mengambar di ruang tengah,
tiba-tiba lampu rumahnya berkedip dan langsung mati. Keadaan rumah gelap
gulita, jeritan Gong Shim pun terdengar berpikir kalau itu kerjaan hantu dan
membuatnya ketakutan.
Ketika akan bangun, kakinya terbentur meja yang akhirnya
membuatnya terjatuh, terdengar bunyi pintu berdenyit. Ia mengambil senter dari
ponselnya diatas meja dan berjalan mundur, karena tak melihat membuat tubuhnya
terjungkal ke sofa.
Terdengar kembali suara mengerikan, Gong Shim panik
berusaha keluar dari rumah tapi karena gemetaran tak bisa membuka pintu. Dan
Tae baru pulang mendengar suatu kegaduhan dan langsung berlari mengedor pintu
dan berteriak apa yang terjadi dengan tetanganya.
Gong Shim terus menjerit dari dalam, Dan Tae mencoba
menarik gagang pintu tapi tak bisa terbuka, akhirnya Gong Shim keluar rumah
dengan wajah panik lalu bisa bernafas lega karena melihat Dan Tae dan masih
bisa hidup. Dan Tae pun bertanya ada apa dengan Gong Shim dan menanyakan
keadaanya.
“Listriknya tiba-tiba mati.... Bisakah kau memperbaikinya
untukku?” kata Gong Shim menunjuk rumahnya yang gelap. Dan Tae
binggung, Gong Shim meminta Dan Tae segara masuk kerumah untuk memperbaikinya.
Keduanya masuk rumah dengan senter dari ponselnya, Gong
Shim mencari-cari dimana kotak sekeringnya, Dan Tae pun bantu mencarinya. Gong Shim menceritakan
orang tuanya sedang pergi
ke pemakaman dann akan
pulang besok, sementara kakanya perjalanan
bisnis.
“Aku sendirian di rumah, dan
benar-benar tidak tahu apa
yang harus aku lakukan. Apa
kau tidak tahu bagaimana untuk memperbaikinya? Apa kau tidak tahu bagaimana
untuk menghidupkan lagi listriknya?” kata Gong
Shim terlihat ikut kebingungan mencari-cari.
“Ini tidak ada hubungannya dengan
jurusan kuliahku, jadi
aku benar-benar tidak tahu. Tapi
apa yang akan kau lakukan? Kau pasti takut sendirian di rumah.” Ucap Dan Tae khawatir
“Itu sebabnya aku harus
memperbaiki ini, Tapi
ayahku tahu bagaimana menangani listrik... meskipun dia tidak mengambil
jurusan sains.” Kata Gong Shim heran
“Sekolahku adalah lintas jurusan.” Ucap Dan Tae, Gong Shim akhirnya bisa mengerti dan
mencoba mencari di internet.
“Meskipun aku tahu, kita harus mencari kotak sekering. Tapi Dimana itu?” kata Dan Tae mencari-cari kotak sekering sambil
membungkuk.
Ketika berdiri ia berteriak kaget melihat wajah Gong Shim
yang disinari senter Ponselnya, sangat menyeramkan seperti hantu. Gong Shim
yang kaget ikut menjerit bahkan sampai melempar ponselnya. Dan Tae mengomel
karena Gong Shim membuat dirinya takut dan hampir mengalami serangan
jantung. Gong Shim mengatakan kalau Dan Tae yang membuat lebih
ketakutan.
Gong Shim ingin mengambil ponselnya tapi malah terjatuh,
Dan Tae dengan sigap menangkapnya dengan cara memeluknya. Keduanya berdiri
saling berdekatan dan menatap. Tiba-tiba terdengar suara omelan ibu Gong
Shim pada suaminya yang harus
memeriksanya dengan benar , karena hampir
pergi ke pemakaman yang salah.
Keduanya panik karena ada orang yang datang, Gong Shim
menyuruh Dan Tae segera mengambil sepatunya. Dan Tae mengambil sepatu dan ingin
bersembunyi dibalik sofa. Gong Shim menariknya dan memasuk ke dalam kamarnya.
Tuan Gong dan istrinya masuk rumah bersama-sama. Ibu Gong
Shim binggung kenapa rumah mereka gelap sekali lalu memanggil anaknya, bertanya
apakah sudah tidur. Tuan Gong mencoba menyalakan saklar tapi lampunya tak
menyala jadi ternyata listriknya itu mati, lalu mencoba memeriksa kotak
sekeringnya, meminta istrinya menunggu.
Ia mengangkat lukisan didepan pintu dan melihat membuka
kotak sekering dengan naikan tombolnya, lampunya menyala ternyata hanya
teganganya yang turun. Gong Shim akhirnya keluar kamar, dengan nafas
terengah-engah bertanya kenapa mereka kembali
begitu cepat.
“Jadi Kau tidak ingin tahu, padahal Aku masih sangat marah. Dia tidak meninggal dan Tidak ada
pemakaman. Pria
berusia 97 tahun yang hampir meninggal itu baik-baik saja sekarang. Dia bahkan mengenali semua keluarganya.” Ucap Ibu Gong Shim mengomel.
“Aku diberitahu bahwa Pria itu tidak akan bisa melewati malam ini.” kata Tuan Gong, Ibu Gong Shim yakin keluarganya itu
pasti hanya menginginkan hal itu.
“Kotak sekeringnya mati. Kenapa kau tidak melakukan
apapun?” tanya Tuan Gong pada anaknya.
“Itu... itu baru saja mati. Sekarang Aku akan kembali ke kamarku.” Ucap Gong Shim sedikit berbohong dengan buru-buru
mengambil semua peralatan gambarnya.
Ibunya terus mengomel karena mereka pergi sia-sia dan
membuatnya lapar lalu berjalan masuk ke kamarnya.
Dan Tae terlihat memegang sepatunya dengan wajah gugup,
Gong Shim masuk kamar, Dae Tae panik langsung bersembunyi di balik baju. Gong
Shim memberitahu kalau ia yang datang, Dae Tae pun keluar dari persembunyianya.
“Biarkan aku memberitahumu kenapa
mereka kembali begitu cepat.” Ucap Gong Shim.
“Aku mendengar mereka berbicara
tentang apa yang terjadi.” Kata Dan Tae yang sudah
mendengarnya lebih dulu. Gong Shim pun mengangguk membenarkan.
“Tapi kenapa aku bersembunyi? Aku
bahkan tidak bisa pergi sekarang.” Ucap Dan
Tae heran, Gong Shim pun berpikir benar juga.
“Tapi mereka bisa saja bertanya
apa yang kita lakukan dalam kegelapan. Kau sudah melewatkan waktu untuk pergi, jadi Kau tidak bisa pergi sekarang.
Tidak boleh” kata Gong Shim membentangkan tanganya.
Dan Tae pun bertanya apa yang harus dilakukan sekarang. Gong Shim meminta untuk menunggu karena ayah
dan ibunya akan segera tidur. Dan Tae dengan wajah cemberut memastikan kalau
tak akan lama, Gong Shim yakin keduanya agar segera tidur jadi meminta untuk
istirahat. Dan Tae tiba-tiba mencium sesuatu yang menusuk hidungnya.
Gong Shim mencium bajunya berpikir kalau bau badanya yang
tercium, tapi tak bau apapun. Dan Tae mendekatkan hidungnya kearah pintu,
karena mencium daging babi. Gong Shim tak percaya orang tuanya makan ditengah malam,
Dan Tae memegang perutnya yang berbunyi, Gong Shim bertanya apakah Dan Tae
lapar, Dan Tae mengangguk dengan wajah melas.
Tuan Gong membakar daging babi dengan potongan bawang
bombay besar, Ibu Gong Shim mengaku tidak akan pernah bisa membenci suaminya, Tuan Gong ingat istrinya itu lapar jadi
membakar daging babi untuk istri tercinta. Ibu Gong Shim pun memberikan cubitan
di pipi suaminya yang terlihat lucu. Keduanya pun bersulang, Gong Shim pun
keluar dari kamarnya.
“Apa yang kalian lakukan selarut ini?” ucap Gong Shim, Ibunya mengatakan kalau mereka itu
lapar, Gong Shim pikir mereka akan makan dengan cepat.
“Kita tidak perlu terburu-buru. Kami akan makan banyak secara
perlahan-lahan Bergabunglah
dengan kami, Gong Shim. Kau
juga harus makan.” Kata Ibunya
Gong Shim akan pergi, Ayahnya menyuruh Gong Shim
duduk karena Samgyeopsalnya
sangat enak. Dan Tae yang panik kembali bersembunyi,
terdengar suara ibu Gong Shim menyuruh anaknya makan selada karena memanennya dari kebun dan rasanya sangat segar.
“Samgyeopsal terasa sangat enak
jika kau menggorengnya menggunakan
minyaknya sendiri.” Kata Tuan Gong, Dan Tae
seperti sudah tak bisa lagi menahan laparnya, bahkan perutnya berbunyi dengan
keras.
Gong Shim memasukan daging diatas daun selada, Ibunya dengan
baik hati menyuapi anaknya dan bertanya apakah rasanya enak. Gong Shim
mengangguk mengatakan sangat enak lalu berdiri dengan membungkus dagingnya. Tuan
Gong bertanya mau kemana anaknya, Gong Shim mengatakan akan memakannya
sendiri dikamar. Ibunya terlihat binggung, tapi Tuan Gong
berpikir memang putrinya itu cukup unik. Gong Shim pun buru-buru masuk kamar.
Dan Tae langsung menutup wajah dibalik gantungan baju,
Gong Shim dengan suara berbisik menanyakan keberadaan Dan Tae sekarang. Dan Tae
pun memperlihatkan wajahnya dibalik baju. Gong Shim mendekati terlihat sedih
karena Dan Tae harus bersembunyi.
“Gong Shim.. Bau
samgyeopsal itu membunuhku, aku tidak
tahan.” Ucap Dan Tae dengan wajah melas, Gong Shim menyuapi Dan
Tae dengan selada yang dibawanya. Keduanya sama-sama mengunyah.
“Apa hanya ini yang kau bawa? Kau memiliki dua tangan, kan?” ucap Dan Tae menunjuk dua tangan Gong Shim. Akhirnya
Gong Shim akan keluar kamarnya.
“Tunggu, Gong Shim. Masukkan banyak daging ke
dalamnya, bawang putih dan pasta Samjang Dan aku ingin dua lapis selada.” Kata Dan Tae berbisik, Gong Shim mengangguk mengerti.
Gong Shim kembali mengambilkan selada sesuai dengan
pesanan Dan tae, degan dua lapis, bawang putih, dan saus. Ibu dan ayahnya
terlihat binggung melihat anaknya terlihat kalap, Gong Shim pun bertanya pada
keduanya kenapa menatapnya.
“Kau tidak pernah makan bawang
putih mentah.” Ucap Ibunya heran
“Aku kurang energi hari ini.” kata Gong Shim beralasan
“Dia benar, Bawang putih adalah booster energi
yang baik.” Kata Tuan Gong
Ia teringat sesuatu dan menyuruh Gong Shim memanggil Dan Tae
karena mereka memiliki cukup banyak daging untuk dibagi. Dan Tae mendengar namanya
disebut hanya bisa memegang baju Gong Mi dengan wajah kesal. Ibu Gong Shim meminta
anaknya segera memanggil Dan Tae untuk makan bersama, Gong Shim panik mengatakan
kalau Dan Tae benar-benar sibuk hari ini, lalu kembali ke kemar karna akan
pergi makan dengan tenang sendirian. Keduanya
binggung melihat tingkah anaknya yang aneh.
Gong Shim masuk kamar panik melihat Dan Tae bukan
bersembunyi, Dan Tae mengatakan tidak bisa makan seperti ini lagi, karena mereka tidak melakukan sesuatu
yang salah jadi akan
pergi keluar dan makan sendiri. Gong Shim mengatakan
tak bisa karena sudah terlambat.
“Tidak, aku akan pergi ke sana dan
menjelaskan apa yang terjadi.” Ucap Dan Tae
“Tidak. Ini akan membuat kita
terlihat aneh dan sudah
terlambat.”kata Gong Shim panik
“Kita tidak melakukan kesalahan.
Apa masalahnya?” ucap Dan Tae akan keluar
dari kamar.
Gong Shim pun menghalanginya, Ibunya memanggil anaknya
untuk segera keluar untuk makan. Gong Shim terus menahan Dan Tae agar tak
keluar dari kamarnya, dengan mendorongnya ke belakang pintu. Ibunya tiba-tiba
membuka pintu kamar, memperingati kalau nanti kakaknya marah kalau bajunya bau
makanan.
Keduanya pun terdiam berada dibelakang pintu. Ibu Gong
Shim binggung tak melihat anaknya ada didalam kamarnya. Dan Tae melihat tangan
Gong Shim memegang makanan, membuka mulut ingin memakanya. Gong Shim berusaha
menjauhkan tanganya karena takut ketahuan. Tuan Gong memanggil istrinya, kalau
Pria 97 tahun itu akhirnya meninggal dengan damai. Ibu Gong Shim binggung Sudah
terlalu larut bagi mereka untuk berangkat.
Dan Tae dan Gong Shim berada dibalik pintu terlihat
canggung karena berdiri saling berdekatan dan menempel. Ibu Gong Shim didepan
pintu kebinggungan mencari anaknya, berpikir sedang makan di ruang cuci dan
menutup pintunya. Gong Shim langsung berjalan mundur, Dan Tae melihat bungkusan
selada bertanya apakah itu untuknya.
Gong Shim mengangguk, Dan Tae pun membuka mulutnya, Gong
Shim pun langsung menyuapinya. Dan Tae
langsung mengambil selada dari tangan Gong Shim yang kiri. Gong Shim pikir akan
tahu jika terus bolak-balik, jadi untuk sementara akan
tinggal di luar, jadi memohon agar Dan Tae
bertahan walaupun terasa sulit. Dan Tae mengangguk mengerti, dengan memasukan
satu bungkus selada lagi.
Beberapa saat kemudian, Dan Tae keluar dari persembunyian,
duduk di depan meja dan melihat buku gambar yang dibelikanya. Pada lembar
pertama terlihat seperti dirinya sedang duduk diatas botol susu pisang dan mie
instant dengan tulisan (Dapatkan banyak uang.)
Lalu melihat lembaran berikutnya, dengan ponsel di wajah
dirinya sedang makan jajamyung dan bersama Gong Shim bertuliskan (Kau sangat bodoh) Senyuman
Dan Tae terlihat kembali membalikan lembaran gambarnya. Gambar Gong Shim yang
sedang menyuapi Dan Tae dengan tangan yang di gips bertuliskan (Bajingan)
Tiba-tiba terdiam melihat melihat lembaran berikutnya,
terlihat gambar dirinya yang duduk diatas nasi box lalu dibalik kimbap segitiga
Gong Shim mengintip, dibagian atasnya tertulis (Haruskah aku katakan kepadanya bahwa aku
menyukainya?)
Gong Shim masuk kamar, Dan Tae buru-buru mengembalikan
buku gambar diatas meja. Gong Shim berjalan mendekati Dan Tae meminta maaf
kaena Pasti sulit untuk tinggal dikamarnya yang tak
layak. Dan Tae dengan wajah tegang bertanya apakah boleh pergi sekarang.
Gong
Shim menganguk, karena orang tuanya sudah
tidur dan harus bangun pagi-pagi naik kereta pertama. Dan Tae mengucapakan terima
kasih untuk samgyeopsalnya. Gong Shim meminta maaf
karena tak bisa memberikan lebih. Dan Tae pikir tak masalah lalu berpesan agar tidur
dengan nyenyak. Gong Shim pun mengambil
sepatu Dan Tae dibalik lemari gantungan, Dan Tae mengambilnya menyuruh Gong Shim
tak perlu mengantarnya.
Dan Tae naik ke atap dengan tatapan kebingungan, menatap
bunga matahari yang sudah mekar. Teringat kembali saat Gong Shim memberitahu penerbangan
jam 3 sore dan akan
bertanya padanya sekali
lagi.
“Haruskah aku pergi.. atau tidak?” tanya Gong Shim dan Dan Tae menyuruh Gong Shim pergi
saja, saat itu Gong Shim mendorong dan memukulnya dengan wajah kesal.
Gong Shim duduk diam dengan memeluk kakinya dan
menutupnya dengan selimut, wajahnya tersenyum bahagia ketika saat mati lampu saling
berdekatan dan juga saling menatap.
Gong Shim duduk dimeja minimarket terlihat gelisah, lalu
ia berdiri melonggo kearah gang rumahnya, seperti berharap Dan Tae segera
keluar. Dan tae melihatnya dari atas, seperti sudah menduga kalau Gong Shim itu
menunggunya, terlihat tatapan kebingungan harusnya ia turun dan bertemu atau
menunggu sampai Gong Shim pergi.
Akhirnya Dan Tae memilih untuk turun dan bertemu dengan
Gong Shim, dengan senyuman bahagia Gong Shim menyapa Dan Tae karena Senang
bertemu dengannya, lalu bertanya mau kemana tetanganya
itu pada pagi hari. Dan Tae dengan gaya acuh mengatakan akan pergi berkerja dan
berjalan meninggalkanya, Gong Shim baru sadar sudah saatnya pergi berkerja lalu
mengikuti Dan Tae.
Gong Shim mengejar Dan Tae dan berjalan dibelakangnya,
lalu bertanya Bagaimana
pekerjaan di kantor. Dan Tae menjawab singkat, Baik-baik
saja dan balik bertanya kenapa Gong Shim mengikutinya. Gong
Sim mengatakan tidak mengikutinya
karena berjalan menuju tujuannya.
“Dan Tae, apa kau menyukai
mulnaengmyeon atau bibimnaengmyeon?” tanya Gong
Shim, Dan Tae menjawab Mulnaengmyeon.
“Baiklah.. Aku akan mempersiapkannya untukmu
saat kau pulang.” Ucap Gong Shim
“Kurasa aku akan terlambat hari
ini.” ucap Dan Tae
“Kenapa kau tidak memberitahuku
jika kau akan terlambat?” keluh Gong Shim, Dan Tae
akhirnya berhenti melangkah mengatakan kala Gong Shim baru bertaya padanya
sekarang.
“Jika kebetulan kau selesai lebih
awal, beritahu aku.” Ucap Gong Shim, Dan Tae
mengerti lalu berjalan pergi, Gong Shim berteriak “Pergi
dapatkan banyak uang.” Layaknya seorang istri
dengan melambaikan tanganya. Dan Tae terus berjalan tanap membalikan badanya,
seperti tak ingin memberikan pengharapan pada Gong Shim.
Di ruangan Nyonya Nam
Dan Tae melaporkan Direktur Gwak yang saat ini
sedang dalam perjalanan bisnis di Cina dan
Direktur Suk yang
dari lokasi jadi belum
dikonfirmasi. Dae Chul yang ada dirungan terlihat
sedikit cemas. Tuan Suk bertanya kapan Tuan Gwak akan kembali.
“Dia dijadwalkan untuk datang ke
kantor siang ini.” kata Dan Tae
“Kita...akan mencari tahu siapa
yang kehilangan lencananya hari ini.” kata
Nyonya Nam, Dan Tae pikir seperti itu.
“Kita akan menemui Joon Soo nanti dan Pasti Tuan Gwak yang kehilangan
lencananya. Ketua, apa
kau berencana untuk memarahi dia? ” Kata Tuan Suk yakin, Nyonya Nam menyuruh Dan Tae pergi
dan memeriksanya segera. Dan Tae pun keluar dari ruangan, Dae Chul terlihat
gelisah karena akan terbongkar kebohonganya.
bersambung ke part 2
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Terima kasih sudah dilanjut Saya Dona selama ini cuma silent reader karena agak susah kalau berkomentar.
BalasHapusDitunggu terus kelanjutannya tiap minggu ^_^