Gong Mi membereskan semua barangnya, diatas meja riasnya
melihat ada obat yang diberikan oleh Joon Soo, senyumanya terlihat mengingat
saat Joon Soo memberikan padanya, karena tidak
akan mau sampai terinfeksi.
Nyonya Yum berusaha menelp anaknya tapi tak diangkat
juga, akhirnya ia merasa Joon Soo pasti sibuk karena tidak mengangkat teleponnya. Gong Mi pikir Joon Soo itu pasti
sedang rapat, Nyonya Yum pikir mereka lebih dulu makan saja padahal menurutnya lebih menyenangkan jika anaknya itu bisa bergabung dan meminta maaf.
Gong Mi dengan ramah mengatakan tak masalah, Nyonya Yum
pun Terima kasih karena sangat pengertian lalu meminta pelayan membawakan makan malam untuk
mereka. Gong Mi menatap sedih bangku disampingnya yang kosong
Nyonya Yum berjalan pulang, mengeluarkan kotak yang ada
didalam tasnya.
Flash Back
Gong Mi mengucapkan Terima
kasih untuk makanan yang luar biasa lalu
memberikan tas belanjanya berisi syal,
dengan rendah hati mengatakan barangnya Bukan
sesuatu yang mahal. Nyonya Yum berpikir kalau
itu sebagai mengucapkan terima kasih atas makanannya. Gong Mi membenarkan, Nyonya Yum pun mengucapkan
terimakasih lalu pamit pergi
Nyonya Yum melihat ada sebuah kartu didalamnya yang
ditulis oleh Gong Mi “Pertama kali aku bertemu denganmu, kau memberiku hadiah. Aku menemukan amplop dengan uang saat aku sampai di rumah. Aku terkejut saat menyadari bahwa kau memberiku 100.000 dolar. Dia tidak berhutang apapun kepadaku. Aku hanya melakukan apa yang seharusnya. Aku tidak bisa menerima uangnya, jadi aku mengembalikannya
kepadamu. Aku berharap yang terbaik untukmu.”
Ia pun melihat syal yang berwarna cerah lalu berkomentar
Gong Mi itu anak yang cukup manis.
Dan Tae mengeluarkan semua barang-barang ke luar rumah
mulai dari pakaian, buku-buku, sampai tempat duduk dan bantal duduknya. Gong
Shim baru pulang panik melihat semua barang-barang yang ada diluar, lalu
bertanya apakah Dan Tae sudah memanggil tukang pipa.
Dan Tae dengan wajah sinis menyindir Gong Shim yang tadi
tak mau datang malah sekarang datang. Gong Shim pun bertanya dimana pipa yang
bocor, Dan Tae menunjuk ada didalam kamar mandinya, keduanya pun berlari masuk
kedalam rumah.
Dan Tae mengepel lantai yang masih ada airnya, Gong Shim
keluar dari kamar mandi dengan membawa kunci inggris, Dan Tae bertanya bagimana dengan pipanya Gong Shim memberitahu sudah memperbaikinya. Dan Tae memuji Gong Shim itu seperti
tukang ledeng professional, lalu bertanya darimana
saja belajarnya.
“Saat aku sedang belajar untuk
kuliah, aku melakukan pekerjaan
paruh waktu di bidang ini. Apakah
aku perlu mengambil... Barang-barang
yang tersisa di ruangan ini?” kata Gong Shim, Dan
Tae mengangguk
Gong Shim ingin membawa kotak lalu melihat plester
berwarna kuning di cermin, seperti kelihatan tidak asing. Lalu ia mengingat saat itu menaruh didahi Dan Tae saat sedang sakit. Dan Tae pun mengingatnya
saat Gong Shim memberikan plester lalu berpura-pura sedikit melupakanya dan
kembali mengingatnya.
“Kenapa
kau menaruhnya di sini?” tanya Gong Shim
“Aku membuangnya, Di sanalah aku membuangnya.” Kata Dan Tae mencari alasan
“Hei.... Kau tidak membuangnya tapi menaruhnya di sini.” Ucap Gong Shim
“Bukan itu. Aku bermaksud untuk
membuangnya Tapi aku
tidak bisa menemukan tempat sampah. Jadi
aku hanya menaruhnya di sana.” Kata Dan Tae
Lalu Dan Tae mengalihkan supaya Gong Shim segera membantu
mengeluarkan semua barangnya bukan hanya berdiri saja. Gong Shim mengerti
kembali mengambil kardus yang ada diatas meja, lalu melihat sebuah kertas yang
ada disana. Dan Tae melotot panik melihatnya dan langsung mengambilnya,
mengatakan kalau itu bukan apa-apa.
Gong Shim melihat ada namanya yang tertulis disana, jadi
ingin melihatnya. Dan Tae berusaha menyangkal tak menuliskan namanya. Gong Shim
yakin tertulis namanya dan menduga Dan Tae menulis
hal-hal buruk tentangnya. Dan Tae memberitahu
kalau itu bukan tentang Gong Shim dengan menaruh diujung tanganya, Gong Shim
berusaha meraihnya karena yakin Dan Tae menulis
hal-hal buruk tentangnya jadi ingin melihatnya.
Dan Tae akhirnya terpaksa memakan kertasnya, Gong Shim
menjerit berusaha membuka mulut Dan Tae agar bisa melihatnya. Dan Tae berhasil
menelannya, Gong Shim dengan wajah kesal sangat yakin Dan Tae menulis hal-hal buruk tentangnya, menurutnya tetangganya itu menjijikan karena memakannya. Dan Tae bersumpah kalau ia tidak
menulis hal-hal buruk dan Gong Shim dapat
memeriksanya dengan membuka mulutnya. Gong Shim
dengan lirikan sinis keluar kamar dengan membawa kotak kardusnya.
Dan Tae menginjak-nginjak alas tidurnya yang terkena
banjir, sementara Gong Shim hanya duduk sambil mengipas-ngipas. Dan Tae
memanggilnya Gong Shim menyuruhnya untuk jangan hanya
duduk tapi datang mendekatinya. Gong Shim bertanya apa lagi
sekarang yang dinginkannya. Dan Tae pikir Gong Shim harus ikut mencuci denganya.
“Kau melakukan pekerjaan yang
baik.” Ucap Gong Shim
“Aku meminta kepadamu bukan karena
membutuhkan bantuanmu. Aku
hanya menawarkan kepadamu untuk ikut denganku karena kau terlihat kepanasan. Ini akan benar-benar
mendinginkanmu.” jelas Dan Tae.
“Aish.. Aku tidak bodoh. Apakah kau pikir bisa menipuku?” ucap Gong Shim, Dan Tae menyakinkan kalau yang
dilakukan itu sangat keren lau merasakan semua tubuhnya menjadi dingin.
Gong Shim mulai berdiri dari tempat duduknya, Dan Tae
melipat celananya karena merasakan sangat menyegarkan. Gong Shim melepaskan sandalnya dan memasukan kakinya ke
dalam ember, senyuman terlihat karena memang terasa benar-benar
menyegarkan. Keduanya tertawa-tawa sambil
menginjak-nginjaknya, tiba-tiba Gong Shim hilang keseimbanganya dan hampir
jatuh, Dan Tae langsung memegang pungungnya dan menariknya dengan posisi
memeluknya.
Beberapa detik kemudian Dan Tae melepaskan pelukanya,
suasana canggung terasa saat mata mereka saling menatap. Dan Tae mengaku sudah berdiri
di air dingin tapi terasa panas, lalu mencipratkan air ke wajah Gong Shim, Keduanya
tertawa lalu Gong Shim membalasnya, akhirnya keduanya saling main air
mengurangi rasa canggung dengan tertawa bahagia.
Joon Soo naik keatap melihat keduanya terlihat tertawa
bahagia sambil menginjak-nginjak bak cucian, Dan Tae pun mengajak untuk
berhenti. Gong Shim pun setuju. lalu Dan Tae lalu menyadari Joon Soo yang datang ke
rumahnya, Gong Shim pun menyapa Joon Soo.
“Kudengar rumahmu kebanjiran, tapi
kau hanya mencuci pakaian.” Ucap Joon Soo terkesan
dingin
“Bagaimana kau bisa tahu bahwa
rumahku banjir?” kata Dan Tae
“Gong Shim mengatakannya kepadaku.” jelas Joon Soo
“Apa?!! Apakah kau bersamanya saat aku
meneleponmu?” tanya Dan Tae
Gong Shim membenarkan, lalu mulai membahas tentang Joon
Soo yang tidak
pernah memberontak terhadap
orang tuanya, dan bertanya pada Dan Tae apakah mempercayainya. Dan Tae binggung apa maksud Gong Shim itu.
Ketiganya duduk bersama sambil makan es krim, Dan Tae
berkomentar Joon Soo itu sangat polos, lalu menceritakan Hal
pertama yang dilakukan
saat memberontak terhadap orang
tuanya adalah... Keduanya langsung bertanya apa itu. Dan Tae menyuruh
Joon Soo keluar semalaman.
Keduanya mengangguk mengerti.
“Lagipula aku tidak bisa tidur di
rumah karena semua air itu. Kenapa
kita tidak pergi berkemah saja malam ini?” saran Dan
Tae
“Baiklah... Gong Shim, ayo kita pergi berkemah.” Kata Joon Soo penuh semangat, Gong Shim pun meminta
waktu agar meminta izin
orang tuanya.
Ia pun menelp ibunya ingin memberitahu akan
pulang terlambat malam ini. Ibunya dengan acuh
mengatakan lakukan apapun yang dinginkanya, menurutnya tak penting untuk menelp
mengatakan itu karena sedang sibuk, lalu menutup telpnya. Akhirnya Gong Shim
memberitahu keduanya kalau ia diperbolehkan oleh ibunya.
Ditempat perkemahan
Daging babi, jamur, paprika di bakar oleh Dan Tae dan
langsung di potong-potong, dengan bahagia mengatakan Samgyeopsal
ini terlihat sangat lezat. Lalu ia ingin
memberikan sebungkus daging pada Gong Shim karena sudah membantunya mencuci hari
ini, dengan menumpuk tiga daging langsung.
Joon Soo melirik sinis saat Gong Shim menerima suapan
dari Dan Tae, Tiba-tiba Gong Shim berteriak dan memuntahkanya, kalau dagingya
masih panas. Joon Soo mengambil kesempatan dengan memberikan minum untuk Gong
Shim.
“Kau seharusnya mendinginkannya
dulu sebelum memberikannya. Itu
kesalahanmu, Dan Tae.” Kata Joon Soo
“Itu baru diangkat dari
panggangan. Kupikir dia tahu itu panas.” Ucap Dan
Tae
“Terima kasih sudah mengajariku
bagaimana caranya memberontak terhadap
orang tuaku.” Kata Joon Soo sambil meniup daging
lebih dulu lalu membungkus pada daun selada.
Gong Shim menerimanya berkomentar rasanya sangat enak.
Dan Tae menyindir Joon yang mendinginkan dagingnya dengan cepat padahal sama saja dengannya . Joon Soo mengatakan kalau itu tidak
terlalu sulit. Dan Tae mulai membahas mereka berdua
bersama-sama selama sehari, lalu Gong Shim
menjawab telpnya tapi bukan makan lama dengan malah datang ke tempatnya, dengan
senyuman mengatakana kalau Gong Shim datang membantunya mencuci pakaian.
“Tadi, bukan hanya mengajariku bagaimana
untuk memberontak, kami
pergi ke Insa-dong bersama-sama. Lalu Kami
mengenakan hanbok dan berjalan bersama-sama. Itulah yang terjadi.” Cerita Joon Soo tak mau kalah
“Sulit untuk mengajarkan seseorang
bagaimana untuk memberontak. Itu
sebabnya dia pergi ke Insa-dong bersamamu karena Dia
sangat baik.” Kata Dan Tae
“Dia hanya pergi ke tempatmu saat
kau mengatakan itu banjir, karena
dia harus pergi sebagai orang yang memberikan
sewa. Seperti
yang kau katakan, dia sangat baik.” Tegas Joon
Soo
Dan Tae yakin bukan itu, Joon Soo juga bukan seperti yang
Dan Tae duga, keduanya saling menyandarkan tempat duduknya dengan wajah
sinis. Gong Shim membuka earphonenya merasa Sangat
baik untuk mendengarkan musik diluar ruangan, lalu
dengan polosnya bertanya kenapa mereka tidak makan.
“Apakah kalian berbicara tentang
sesuatu yang menarik?” tanya Gong Shim
“Apakah kau tidak... mendengar apa yang kami katakan?” tanya Joon Soo, Gong Shim bertanya apa yang
dibicarakanya.
“Bagus... Bagus sekali karena kau tidak
mendengar kami.” Kata Dan Tae lalu mengajak
mereka bersulang.
Beberapa saat kemudian, Gong Shim asik bermain dengan
anjing yang disebelah tenda mereka. Dan Tae menatapnya sambil meminum bir,
sementara Joon Soo melihatnya dengan menopang dagunya. Gong Shim pun mengajak
si anjingnya untuk bermain bersama dengan berlari
“Dia senang seperti anak anjing.” Komentar Dan Tae yang melihat Gong Shim memberikan
makanan anjing juga.
“Sangat lucu.” Kata Joon Soo, Dan Tae binggung. Joon Soo mengatakan
yang dimaksud adalah Anak
anjing.
“Aku selalu bermimpi untuk
memiliki anak anjing sejakmasih kecil. Tapi aku bahkan tidak bisa
bertanya karena ibuku tidak menyukainya.” Cerita
Joon Soo
“Itulah pesonamu.... Kau dilahirkan kaya, tapi kau
masih tetap baik hati.” Komentar Dan Tae
“Tapi mulai sekarang, aku akan
melakukan apapun yang aku mau... bukan
hanya mendengarkan ibuku. Kurasa
aku sudah banyak berubah... setelah
aku mengenalmu.” Kata Joon Soo
“Aku bertanya-tanya kenapa aku
merasa bersalah seperti
remaja berandalan yang mendukung
murid yang baik agar tersesat.” Ungkap Dan Tae, Joon
Soo tersenyum meminta Dan Tae berhenti mengodanya
Dan Tae dan Joon Soo mengembalikan tenda dan juga alat
panggang di tenda nomor 3, petugas pun meminta Dan Tae memberikan tanda tanganya. Dan Tae pun menuliskan nama Gong
Shim dibukunya. Petugas pun meminta agar memeriksa ID Card yang dikembalikan,
Dan Tae tertawa melihat foto Gong Shim dengan wignya.
“Kenapa dia terlihat sangat gugup? Dia terlihat sangat provokatif.” Komentar Dan Tae memperlihatkan ID Card pada Joon Soo
“Besok adalah hari ulang tahunnya dan Ini hampir tengah malam.” Kata Joon Soo melihat ID Card dan jam tanganya.
“Kenapa dia tidak memberitahu kita
tentang hal itu?” ucap Dan Tae melihat ID
Cardnya
Joon Soo pun pamit pergi lebih dulu dan akan kembali lagi
nanti setelah mengambil sesuatu dari mobilnya. Dan Tae benar-benar tak percaya
ternyata memang benar besok hari ulang tahunnya, lalu meminta gelas karton
pada petugas.
Gong Shim pamit pada anjing yang bermain denganya, lalu
tersadar dua pria itu pergi
ke pusat penyewaan tapi lama sekali
kembali. Joon Soo tiba-tiba datang dari
belakang, lalu mengucapakan selamat ulang tahun dengan membawakan boneka yang
ada di mesin boneka. Gong Shim benar-benar terkejut.
“Apakah ini dari mesin permainan?” tanya Gong Shim, Joon Soo mengangguk, Gong Shim pun
mengucapkan terimakasih.
“Aku tidak pernah menerima boneka
untuk hadiah ulang tahunku. Terima
kasih banyak. Ini
sangat lucu.” Kata Gong Shim bahagia
Dan Tae baru datang dengan gelas ditanganya melihat keduanya, Gong
Shim bahagia dengan menerima hadiah boneka dari Joon Soo. Joon Soo menceritakan
pergi ke sana lagi setelah Gong Shim
pergi dan bisa mendapatkan boneka itu. Gong Shim dengan senyumanya mengucapkan
terimakasih. Dan Tae sempat terlihat sedih tapi akhirnya berjalan mendekatinya.
“Gong Shim..... Ini tanah.... Selamat ulang tahun.” Ucap Dan Tae
“Aku juga tidak pernah menerima
tanah untuk hadiah ulang tahunku.” Kata Gong
Shim binggung menerimanya.
“Ada benih di sana dan akan bertunas besok.” Jelas Dan Tae, Gong Shim bertanya benih apa, Dan Tae
mengatakan itu rahasia. Jika penasaran, maka harus merawatnya.
Joon Soo mengajak Dan Tae untuk menyanyikan lagu selamat
ulang tahun. Gong Shim menolaknya karena sangat
malu kalau mereka melakukannya. Dan Tae pikir bisa menyanyi lebih keras dan mulai menyanyikan, keduanya terlihat bentrok, Dan
Tae menyanyikan dengan bahasa korea sementara Joon Soo mengunakan bahasa
inggris. Akhirnya Dan Tae mengikutiya dan Gong Shim terlihat malu dengan
menutup wajahnya.
Sek datang keruangan memberitahu Pengacara
Ahn Dan Tae datang, Tuan Suk dan adik iparnya
terlihat melirik sinis mendengarnya. Nyonya Nam nampak sedikit tegang, lalu
meminta keduanya untuk melanjutkan seperti yang sudah mereka bahas. Dae Chul
terlihat mengeluarkan ponselnya sengaja untuk menaruh di kursi untuk merekamnya.
Tuan Suk pun berjanji akan melaporkan kembali kepada Nyonya Nam setelah mendapatkan hasilnya.
“Pengacara Ahn Dan Tae... Aku mendengar kau memberikan
nasihat hukum kepada ketua.” Ucap Tuan Suk
menyapanya, Dan Tae membenarkan.
“Kenapa kita tidak... minum es kopi bersama
kapan-kapan?” kata Tuan Suk tertawa seperti mengajak
bercanda, tapi Dan Tae tak tertawa sama sekali. hanya Dae Chul yang ikut
tertawa lalu Tuan Suk pamit pergi. Dae Chul sempat melirik penuh arti saat
melewati Dan Tae.
Dan Tae masuk ruangan dengan menaruh tas disamping kursi
tanpa sadar ada ponsel yang sedang merekamnya. Ia lalu memperlihatkan sketsa
wajah pada Nyonya Nam, sambil menjelaskan mereka memprediksi
pertumbuhan dan perubahan Joon Pyo sejak saat itu
kaena sudah hilang dan merubahnya ke dalam gambar yang identik jadi
mereka bisa memperkirakan penampilannya
sesuai dengan usianya.
“Apa itu berarti... ini adalah... bagaimana wajah Joon Pyo
sekarang?” tanya Nyonya Na,
“Itu mungkin tidak terlalu sesuai, tapi itu akan sangat membantu
dalam mencari Joon Pyo. Aku
sudah mendaftarkan gambar ini ke Badan Kepolisian Nasional.” Jelas Dan Tae
“Bagaimana dengan pembaruan
lainnya?” tanya Nyonya Nam terlihat tak sabaran
“Nyonya, biasanya ini membutuhkan
waktu lebih dari tiga minggu untuk... satu
gambar identik ini. Aku harus meminta bantuan seorang detektif untuk
mendapatkannya sesegera mungkin. Jangan terlalu buru-buru, karena ini akan membuatmu lelah bahkan
sebelum kita menemukannya.” Jelas Da Tae, Nyonya
Nam mengerti karena mereka harus lebih sabar.
“Pernahkah kau berpikir tentang
kupu-kupu yang kusebutkan?” tanya Dan Tae
Nyonya Nam pikir tidak ada
yang khusus lalu memberikan sebuah foto dari dalam
tasnya, kalau itu adalah foto yang ambil pada hari cucunya menghilang. Dan Tae melihat sosok Joon Pyo yang mengunakan Dasi
kupu kupu. Ponsel milik Dae Chul masih merekam
percakapan keduanya.
Dae Chul terlihat tegang menunggu didepan ruangan, Dan
Tae keluar dari ruangan dan langsung pamit pergi. Dae Chul menatap dingin pada
Dan Tae, lalu segera masuk ke dalam ruangan Nyonya Nam.
Nyonya Nam sedang melihat skesta cucunya langsung
buru-buru menyembunyikanya dan bertanya ada apa Dae Chul datang ke ruanganya.
Dae Chul merasa sudah meninggalkan ponselnya, Nyonya Nam binggung lalu Dae Chul berpura-pura
menemukan dikursi, setelah itu pamit pergi dengan tatapan liciknya.
Nyonya Yum duduk diruangan suaminya, Gong Shim masuk
membawakan data dari
departemen akuntansi. Nyonya Yum pun ingin
melihatnya, dan meminta Gong Shim tetap ada disana. Gong Shim mengerti tetap
berdiri. Nyonya Yum melihat berkasnya
“Sebuah toko penyewaan kostum di
Insa-dong, Sebuah
kedai kopi di Yeouido. Apa?!! Sebuah lokasi berkemah?!!” gumam Nyonya Yum melihat catatanya.
“Nona Gong.Apakah kau pergi ke
Insa-dong kemarin?” tanya Nyonya Yum, Gong Shim
membenarkan
“Apakah kau pergi ke sebuah lokasi
berkemah juga?” tanya Nyonya Yum, Gong Shim agar
binggung dan akhirnya membenarkan pergi kesana juga.
“Apa Dengan Direktur Suk?” tanya Nyonya Nam sambil berdiri, Gong Shim pun membenarkan.
“Tapi seorang teman menemani kami.
Jadi kami bertiga, Aku
bersamanya di Insa-dong. Tetapi
di lokasi berkemah, ada kami bertiga.” Jelas Gong
Shim
“Dengan kata lain, itu berarti bahwa kau bersama
Direktur Suk
kemarin, kan?” kata Nyonya Yum memastikan
Gong Shim kembali menjelaskan kalau bukan
hanya mereka berdua. Nyonya Yum hanya ingin jawaban ya atau tidak. Gong Shim
pun membenarkan, Nyonya Yum tak percaya Gong Shim menghabiskan
malam dengan putranya, lalu dengan wajah serius
meminta Gong Shim untuk mengundurkan
diri sekarang. Gong Shim kaget.
“Jangan pernah memikirkan tentang
Direktur Suk. Beraninya kau memperhatikan
anakku!!! Kau pikir siapa kau?!! Kau harus tahu posisimu. Kenapa kau masih di sini? Aku
sudah menyuruhmu untuk pergi! Aku
ingin kau keluar dari pandanganku. Bawa barang-barangmu dan pergi.” Teriak Nyonya Yum lalu berjalan pergi.
“Apakah kau pikir orang-orang
dengan uang dan kekuasaan bisa
melakukan apapun?” ucap Gong Shim berani
bicara sebelum Nyonya Yum pergi, Nyonya Yum seperti tak mendengar jelas, Gong
Shim pun membalikan badanya.
“Jika kau tidak menyukai
seseorang, kau mengatasinya dengan memecat mereka. Apa aku benar? Itu adalah jalan keluar termudah,
kan?” ucap Gong Shim menyindir.
“Keluar... Pergi
sebelum aku harus menyeretmu keluar.” Ucap
Nyonya Yum sambil melotot, Gong Shim mengerti akan segera pergi.
“Aku akan berjalan keluar dari
tempat ini sendiri. Tidak
peduli betapa aku melawannya, aku tahu kalau aku
harus pergi. Aku tahu kalau aku tidak memiliki kesempatan. Aku sudah tahu karena aku sudah
berada di sana. Tapi... ada sesuatu yang harus kau tahu.” Tegas Gong Shim, Nyonya Yum menghela nafas
mendengarnya.
“Bagimu, mungkin terasa seperti
menyingkirkan tusukan jarum. Tapi
untukku, itu
menyayat hati. Jika kau
tidak bisa mengerti, aku akan menjelaskannya. Jangan hidup seperti itu Dan berhenti menjadi begitu
sombong Lagipula,
kau hanya manusia seperti aku. Kita
semua memiliki perasaan.” Ucap Gong Shim lalu
membungkuk dan meninggalkan ruangan. Nyonya Yum mengumpat Gong Shim itu sangat
kasar.
Gong Shim menangis sambi memasukan semua buku-buku dan
agendanya ke dalam tas, lalu melepaskan ID Cardnya dan menatapnya lebih dulu,
setelah itu meninggalkan di atas meja, karena sudah tak membutuhkanya lagi. Ia
berjalan keluar dari kantor melihat dua pegawai yang sedang asik makan es krim
dan kopi, lalu melihat pegawai lain yang mengunakan jas yang rapih. Dengan
helaan nafas pun melihat kalau cuara hari ini yang sangat indah.
Ponsel Gong Shim berdering, dari rumah dengan malas ia menerimanya.
Ibunya membahas Gong Shim yang ulang tahunnya, jadi akan menyiapkan makan malam jadi meminta untuk pulang setelah menyelesaikan
perkerjaanya. Tuan Gong pun berbicara pada anaknya kalau mereka memasak
Osam bulgogi, makannya kesukaannya, lalu mengajak untuk
minum-minum bersama dan memintanya langsung pulang setelah pulang kerja . Gong Shim
mengatakan sedang sibuk dan harus
pergi lalu menutup ponselnya dan sengaja mematikan ponselnya.
Nyonya Yum terlihat mencoba untuk tetap tenang, Joon Soo
masuk rumah dengan wajah panik bertanya apakah ibunya menemui Gong Shim dan memecatnya. Nyonya Yum ingin berbicara pada anaknya tapi Joon Soo
terlihat mulai marah.
“Kemarin kau mengatakan... bahwa kau akan memecatnya. Kau memecat orang yang tidak
bersalah karena aku.” Teriak Joon Soo
“Aku tidak memecatnya tapi Dia yang mengundurkan diri. Dia mengatakan menjadi seorang
sekretaris tidak cocok untuknya.” Ucap
Nyonya Yum berbohong
“Kau membuatku kecewa.” Kata Joon Soo lalu keluar ruangan, Nyonya Yum pun hanya
bisa berteriak memanggil anaknya.
Joon Soo pergi ke meja sekertaris melihat ID Card yang
ditinggalkan, matanya mencoba menahan rasa sedih, lalu mencoba menelp Gong Shim
tapi ponselnya tak aktif. Sambil berjalan keluar ruangan mengirimkan pesan pada
Gong Shim.
“Shim, di mana kau? Silahkan tinggalkan pesan setelah kau melihat ini.”
“Gong Shim, kita perlu
bicara. Aku sedang menunggu
telepon darimu.”
Sek Joon So datang memberitahu presentasi
dalam waktu lima
menit lagi jadi mereka harus segera bergegas. Joon Soo terlihat kebinggungan, Sek Joon Soo mengatakan Semua
pembeli sedang menunggunya. Joon Soo mengerti akan segera
ke datang.
Joon Soo menelp Dan Tae memberitahu Gong Shim
menghilang setelah mengirimkan surat pengunduran dirinya. Dan Tae kaget mendengarnya, Joon Soo yakin Gong Shim
itu dipaksa
untuk mengundurkan diri dan teleponnya
dimatikan jadi tidak
tahu keberadaanya.
“Aku tidak bisa pergi mencarinya
sekarang. Itu sebabnya aku meneleponmu. Bisakah kau membantuku
menemukannya?” kata Joon Soo
“Baiklah, kita tutup dulu
teleponnya untuk saat ini. Aku akan mencarinya.”
Kata Joon Soo lalu keluar dari ruangan.
Gong Shim sedang berdiri di atas tangga penyeberangan
sambil memakan es krim. Dan Tae pergi ke atap rumah tak melihat Gong Shim,
akhirnya ia mencoba mencari ke tempat lain. Gong Shim masih berdiri di atas
tangga penyeberangan. Dan Tae mencari ke taman sambil berteriak memanggilnya
tapi tak ada Gong Shim disana, ia kebinggungan mencari Gong Shim karena sudah
mendatangi setiap tempat yang diketahuinya.
Joon Soo duduk diruang rapat dengan wajah gelisah, terus
melihat ponselnya seperti berharap ada kabar dari Gong Shim secepatnya. Gong
Shim pergi ke taman memainkan alat olahraga sendirian, tatapan kosong dan
orang-orang mulai meninggalkan taman karena sudah larut malam tapi Gong Shim
tetap memainkan alat olahraganya.
Dan Tae menunggu dihalte, tiap bus yang datang mencoba
melihat apakah ada Gong Shim didalamnya. Gong Shim diatap rumah menyiram
tanamanya dan melihat tanaman yang diberikan Dan Tae sebagai hadiah ulang
tahun. Dan Tae terlihat kelelahan akhirnya kembali kerumah, senyumanya terlihat
karena melihat Gong Shim sedang menatap gelas yang diberikanya, lalu
mendekatinya.
“Ada apa? Kenapa tiba-tiba kau
tampak begitu ramah?” ucap Gong Shim, Dan Tae
mengatakan tidak ada apa-apa
“Kau terlihat mengerikan dan Kakimu sangat kotor.” Komentar Gong Shim, Dan Tae yang keluar dengan
mengunakan sandal tak menyadari kalau kakinya sangat kotor setelah mencari Gong
Shim sendirian.
“Aku sudah memintamu untuk tetap
bertahan.” Kata Gong Shim, Dan Tae tahu dan
meminta maaf. Gong Shim pikir tak ada yang perlu disesali.
“Apa yang salah dengan ini?” tanya Gong Shim mengambil gelas karton, Dan Tae
binggung.
“Benihnya tidak tumbuh” ucap Gong Shim, Dan Tae menyakinkan akan tumbuh, jadi hanya harus menunggu.
“Tapi kau mengatakan kepadaku
kemarin bahwa itu
akan tumbuh hari ini. Harus
tumbuh terlebih dulu supaya bisa mekar. Aku sudah merawat dan memberikan
air. Aku sudah
merawatnya 100 kali... Tidak, 1.000 kali lebih keras... lebih dari orang lain. Tapi kenapa belum tumbuh?” ucap Gong Shim menaruh gelasnya, Dan Tae terlihat
binggung.
“Pasti ada sesuatu yang salah
dengan benihnya, kan? Tidak
peduli seberapa keras aku mencoba, benih
itu tidak ditakdirkan untuk dikubur
di dalam tanah dan Tidak
akan pernah mekar.” Ucap Gong Shim
“Gong Shim, kenapa kau berkata
seperti itu?” tanya Dan Tae benar-benar binggung
“ini Seperti aku... Tidak peduli seberapa keras aku
mencoba, maka tidak
akan pernah berhasil! Sama
seperti aku... Tidak
peduli seberapa banyak aku mencoba, Aku
tidak bisa mekar.” Ucap Gong Shim sambil
menangis, Dan Tae menatap Gong Shim yang menangis lalu memeluknya.
bersambung episode 8
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Gomawo mba dyah... semangat terus lanjutin sinop nya ya,, fighting!!!
BalasHapusmbak dyah,kok episode 8 gak bs dibuka sie,tiap hri dicoba ttp gak bs,,ksh pencerahannya dong...trims
BalasHapusKita sama, ia nih g bisa dibuka episode 8nya.
Hapus