Mobil Jips masuk ke depan rumah sakit, si wanita mengajak
mereka masuk bersama-sama dan ingin memarkir mobilnya lebih dulu. Ji Hong
mengomel kalau mereka harus cepat karena Operasinya
sudah dimulai. Si wanita tak menyangka kalau akan terkena
macet tadi. Ji Hong tak mau berdebat lagi menyuruh teman wanitanya segara
bergegas saja.
Ji Hong terdiam didepan rumah sakit, di dalam tasnya
terlihat gantungan kunci Astro Boy seperti punya banyak kenangan. Kakinya tak
bisa melangkah, seperti hanya kaku
dengan orang yang lalu lalang disampingnya.
Flash Back
Tuan Hong mengucapkan selamat pada Ji Hong karena hari pertama sebagai dokter magang. Ji Hong juga mengucapkan terimakasih dan mengucapkan
selamat untuk ayahnya.
“Impian ayah memiliki profesi yang sama dengan anak ayah
tercapai.” ucap Ji Hong dengan senyuman lebar.
“Kau sudah tahu ‘kan. Aku telah
menyukaimu sejak pertama
kali melihatmu.” Ucap Tuan Hong. Keduanya
tertawa bersama-sama
Ji Hong masih terdiam didepan rumah sakit, dan berbalik.
Temanya datang sudah tahu pasti Ji Hong melamun saja bukan masuk, dan memaksa
menariknya masuk. Terlihat sosok Tuan Jin, masuk ke dalam rumah sakit.
[Rumah Sakit Kookil]
Seorang dokter berbicara di mic kalau mereka akan
melakukan sekali lagi. Tuan Hong yang sedang berbaring bertanya apakah ini
untuk terakhir kalinya, dokter itu membenarkanya dan sebuah alat mulai kembali
turun mendekati kepala Tuan Hong untuk mengambil gambarnya. Seorang dokter yang
sudah cukup tua, bernama Jin Sung Jong juga ikut mengamatinya dari layar, si
dokter dengan menutup micnya bertanya pada asstennya, apakah sudah sempurna.
Tuan Hong meminta agar memberikan Recordnya setelah ini.
Pria itu mengatakan nanti juga akan diberikanya, Tuan Hong mengatakan kalau ia
belum meninggal, semuanya mulai tertawa dengan bercanda Tuan Hong.
Tuan Jin Myung Ho bertemu dengan ayahnya, Jin Sung Jong
diruangan menanyakan Apa operasinya berjalan dengan
lancar. Si dokter tua mengatakan mereka harus
melakukan pengobatan
yang lebih cermat, tapi
untuk sekarang masih
baik-baik saja, lalu bertanya balik kabar Seo Woo.
“Dia adalah anak yang cerdas, Tidak perlu khawatir.” Ucap Tuan Jin, Si pria tua merasa akan lebih baik kalau
cucunya itu anak laki-laki.
“Dia akan lebih baik daripada 10 anak laki-laki, coba lihat
saja. Oh ya,
sampai kapan aku harus
tinggal di pedesaan?” kata Tuan Jin mengeluh
“Bersabarlah sebentar lagi. Saat kondisi Ketua Hong membaik, Kita akan membahas langkah dan masalah manajemenmu.” Ucap Tuan Jin
“Kalian kan hanya mitra kerja. Kenapa kau peduli sekali padanya?” keluh Tuan Jin pada ayahnya.
“Kami memiliki jumlah investasi awal yang berbeda. Dan dia adalah ahli bedah rumah sakit yang terkenal Aku harus berterima kasih atas presetasinya.”ucap Ketua Jin
Tuan Jin pun menanyakan nasibnya, menurutnya ia harus
memberikan juga bagian karena berhasil menaikkan laba RS. Namyangju Kookil sebesar
150%. Ketua Jin mengatakan itu karena anaknya melakukan operasi yang tak diketahui
asuransi. Tuan Jin mengeluh Ketua Hong itu tak begitu menyukai bisnis.
Ketua Jin membelas pendidikan anaknya itu juga
tak begitu bagus.
“Akan lebih baik jika kau kuliah di Seoul National. Tempat ini tak memiliki hokum jadi Tak ada yang memiliki kekuatan yang besar. Ini bukanlah rumah sakit
universitas, jadi, alumni
tak begitu masalah. Tapi,
akan berbeda jika kau
lulusan Seoul National.” Ucap Ketua Jin mengeluh
“Aku memiliki bakat dalam
berbisnis.” Kata Tuan Jin
“Astaga! Kau harusnya menjadi dokter, Bisnis itu percuma saja! Ini bukan Amerika.” Kata Ketua Jin kesal, Tuan Jin pikir lebih baik pergi
kesana saja sekarang.
“Untuk apa kau ke sana? Pada akhirnya, rumah sakit ini akan menjadi milik kita. Ketua Hong tak memiliki anak. “ ucap Ketua Jung berbisik. Tuan Jin tahu Ketua Hong
itu memiliki seorang anak angkat.
“Tapi, mereka tidak berhubungan
darah. Hubungan
mereka bisa putus
kapan saja, jadi Sabarlah.” Kata Ketua Jin, Tuan
Jin yang tadinya marah bisa menahanya dan mengerti maksud ayahnya.
Tuan Hong melihat hasil foto diruanganya, Ji Hong masuk
ruang rawat dengan amplop ditanganya mengatakan kalau sudah dicurangi, Tuan
Hong tahu pasti In Joo
yang memberitahu anaknya dan memberikan
alasan sengaja tak memberitahu karena tak ingin membuatnya khawatir. Ji Hong pikir sudah pasti khawatir karena ia adalah
anaknya.
Coba Lihatlah ini.... Nama ; Hong Doo Sik. Wali/ anak, Hong Ji Hong.” Tegas Ji Hong memperlihatkan surat yang tak ditanganya,
Tuan Hong pikir lebih baik menyudahinya karena anaknya terlalu
berlebihan.
“Rumah sakit ini... memang aneh. Bagaimana mereka bisa mengoperasi ayah tanpa persetujuan wali?” keluh Ji Hong kesal sambil duduk di depan ayahya.
“Tae Ho yang mengoperasiku.” Ucap Tuan Hong, Ji Hong pikir harus menuntut Dr. Kim atas pemalsuan dokumen. Tuan Hong tak perlu dipermasalahan dan meminta maaf dengan
tawa candanya.
“Ayah punya keluarga. Kenapa menjalaninya sendirian?” tegas Ji Hong, Tuan Hong mengerti dan berjanji tak
akan mengulanginya.
“Karena aku orang baik, maka aku akan memaafkan ayah. Tapi, lain kali tak akan
kumaafkan.” Tegas Ji Hong, Tuan Hong mengerti
Di sebuah club banyak orang yang sudah berkumpul
ditengah-tengah depan DJ, Genk nakal dan teman-teman Hye Jung dari seoul datang
dari arah berlawanan. Ketua Genk nakal ikut menari mengikuti musik DJ, lalu
bertanya dengan salah satu teman laki-lakinya, tentang keberadaan Soo
Chul. Pria itu
megatakan Soo Chul punya pacar baru dan menawarkan bersama dirinya saja
Ketua Genk langsung menamparnya menyuruh pergi saja, dan
menanykan keberadaan Soo Chul karena ingin tahu Penyihir yang merayu pacarnya.
Di lantai atas
Hye Jung tiba-tiba ditahan oleh seorang pria yang ada
berdiri didepanya, memperingatkan kalau ia tak bermain dengan anak SMA. Soo Chul merasa Hye Jung itu tak bisa menipunya karena
sudah bisa menebak mereka itu seumuran, dengan kedipan matanya kalau Nalurinya sangat tajam, tangan Soo Chul pun menahan di dinding dan ingin mulai
menciumnya.
Kepala Hye Jung langsung dibenturkan, memperingatkan
untuk menghentikan omongannya,
kalau ia bukan bukan wanita murahan, tangan Soo Chul berada dipundak Hye Jung karena
merasakan kepalanya sakit. Hye Jung langsung memelintir tapi yang terjadi
badanya dikunci oleh Soo Chul.
“Aku tak akan lembut meskipun kau ini wanita Kecuali kau menjadi milikku.” Bisik Soo Chul dengan melepaskan cengkramanya. Hye Jung
ingin memukulnya tapi Soo Chul bisa menahanya.
“Coba Lihatlah. Kau cukup kuat juga. Haruskah aku membiarkanmu memukulku sekali? Lalu, Apa kau akan menjadi milikku?” kata Soo Chul mengoda Hye Jung. Dengan wajah sinis Hye
Jung menarik tanganya lalu pergi.
Akhirnya Hye Jung pergi ke lantai satu, melihat sosok
orang yang dikenalanya. Ketua Genk seperti terkena dorongan dari anak Seoul,
lalu berteriak marah. Si anak Seoul menyuruh untuk tutup mulut saja dan pergi
saja. Ketua Genk tak terima karena seolah-oleh diusirnya dan memberikan
pukulanya.
“Apa kau memukul temanku?” ucap Ketua Genk Seoul, Ketua genk nakal, menantang
memang memukulnya.
“Kalian lah tamu di wilayah kami
ini!” teriak si Ketua Genk nakal, Hye Jung hanya memandang
dua wanita langsung adu mulut lalu membalikan badan
Salah seorang Genk Seoul melihat Hye Jung yang datang. Si
Ketua Genk Seoul pun menyudahi adu mulutnya mendekati Hye Jung. Si ketua Genk
nakal akhirnya mengetahui nama wanita yang namparnya Hye Jung. Si Ketua Seoul
tak percaya ternyata Hye Jung membuat perkara juga di daerah lain.
“Wah, Hye Jung masih perkasa
rupanya! Bukannya
hari ini adalah hari
pertamamu sekolah? Kau
sudah sangat terkenal. Ikutlah
dengan kami sekarang, Kau harus menjalani
"ritual" atas
keluarmu dari geng.” Ucap si ketua Seoul
“Ritual apa? Aku bahkan tak pernah bergabung dengan gengmu.” Kata Hye Jung.
“Berhenti bersikap sombong. Bagaimana kau bisa mengkhianatiku setelah memberimu perlakukan
spesial? Aku
bahkan tak memberimu ritual
penyambutan...” ucap Si ketua Genk dan Hye Jung
langsung menendang perutnya.
“Kau selalu saja cerewet sebelum berkelahi. Karena itulah kau selalu dipukul duluan. Kau bilang Ritual keluar geng? Kau pikir aku tak tahu jika kau memanfaatkanku untuk
melawan geng-geng itu?” kata Hye Jung dingin
Si wanita terlihat marah karena Hye Jung berani bicara
seperti itu padanya, Hye Jung pun menantang apakah Ketua Genk itu bisa
memukulnya, dan menyuruh semua maju saja untuk melawanya. Si ketua Genk nakal
pun ikut bergabung karena ingin membalas dendam. Perkelahian dua wanita pun
terjadi ditengah-tengah, semua memilih mundur seperti membuat arena untuk
bermain.
Hye Jung bisa menghindari serangan ketua Genk dan
mengikat rambutnya lebih dulu. Satu persatu
dilawan oleh Hye Jung, si ketua Genk bisa memeluk tubuh Hye Jung agar
tak bergerak, Hye Jung bisa melepaskan dengan mendorongnya. Salah satu anggota
Genk Seoul mencoba menarik rambutnya, Hye Jung bisa mendorongnya. Semua yang
menonton pun menjerit, Si wanita gendut ingin melawan tapi terkena tendangan
dan harus bertubrukan dengan bartender.
Semua berkumpul untuk siap menyerang Hye Jung dengan
tatapan pemburu, Hye Jung naik ke panggung dan berlindung pada DJ, saat itu
juga beberapa pelayan juga ikut menahan para pengunjung agar tak kerja pukulan.
Suasana ricuh dengan perkelahian Hye Jung dkk. Polisi tiba-tiba masuk Club, memberitahu dari
Kantor Polisi Namyangju!
“Hentikan dan jangan bergerak! Kalian yang tak terlibat dalam perkelahian, duduklah. Jika kalian memberontak atau tak mematuhi perintah, kalian akan ditanggap atas pemberontakan Kami menerima laporan bahwa ada anak pelajar di sini. Tunjukkan KTP kalian.” Kata Polisi
Ketua Genk Seoul dan Ketua Genk anak nakal ditangkap oleh
polisi berserta anak buah lainya. Hye Jung hanya diam saja, tiba-tiba Soo Chul
datang menarik tanganya, dengan kedipan matanya. Hye Jung pun tak melawan
mengikuti kemana Soo Chul membawanya.
Seorang dokter Kim Tae Hoo bertemu dengan Ji Hong diluar
ruangan, Ji Hong bertanya kenapa Dokter itu belum menganti jubahnya tapi masih
memakai baju operasi. Dokter Kim mengatakan masih ada
operasi lain lagi. Dan
keluar ruangan untuk bertemu dengan Ji Hong. Ji Hong
pun mengucapkan terimakasih atas operasi ayahnya, merasa berhutang budi.
“Jangan khawatir. Kau hanya perlu menjadi anak baik padanya.” Kata Dokter Kim
“Kenapa? Apa dia mengatakan sesuatu padamu?” kata Ji Hong
“Kau tahu kan, dia seseorang yang pendiam. Aku yakin, dia pasti menunggu keputusanmu. Jadi Kapan kau akan kembali?” ucap Dokter Kim, Ji Hong mengaku suka
menjadi guru.
“Apa Kau tak tertarik pada kekuasaan dan otoritas dan Kau tak merasa bertanggung jawab di sini?” tanya Dokter Kim, Ji Hong pikir ayahnya bisa
melakukanya.
“Saat kita sudah tua, badan akan mengontrol pikiran kita. Struktur kekuasaan sudah, mereka mendukung Wakil Ketua. Bahkan anaknya dari cabang sering datang ke sini. Menurutmu, apa artinya itu?” kata Dokter Kim
“Struktur kekuasaan harus disusun ulang demi kelangsungan Rumah
Sakit. Mereka
yang berkuasa harus memiliki
banyak pengalaman agar
bisa mengembangkan sikap
mereka dalam bertugas.” Ucap Ji Hong bjiak, Dokter
Kim tak percaya ternyata Ji Hong memang cocok jadi guru.
“Jadi, bagaimana dengan orang jahat yang memiliki banyak
pengalaman?” kata Dokter Kim
“Apa kita bisa tahu apakah orang itu baik atau jahat? Jika begitu, hidup akan menjadi jauh lebih mudah.” Ucap Ji Hong
Dokter Kim masih tak percaya Ji Hong memiliki pola pikir
serumit itu, menurutnya tak rumit tapi hanya
mengatakan realitas. Dokter Kim bertanya realitas
apa maksudnya. Ji Hong menjawab Menjalani
hidup dengan baik dengan tertawa bahagia.
Ponsel Ji Hong berdering, Ji Hong berbicara di telp
mengatakan kalau ia memang girinya. Soo Chul bertanya dimana rumah Hye Jung
sambil ingin memasangkan helm, Hye Jung mengambilnya memperingatkan untuk tak
perlu merayunya lalu memakain helm dan menyuruh menyalakan motornya. Soo Chul
naik motornya dan mulai mengemudikan motor sportnya dengan kecepatan tinggi.
Dari belakang terlihat polisi yang mengejar anak-anak yang berusaha kabur.
Ji Hong akhirnya sampai di kantor polisi, Genk Seoul dan
Genk Berandal masih saja beradu mulut. Ji Hong melihat dua anak muridnya
memberikan tinjuan untuk memperingatinya, keduanya pun tertunduk ketakutan.
Setelah itu memberikan minuman untuk polisi, dan mengaku sebagia guru dari dua
siswa yang ditahan mereka. Polisi memberitahu kalau semua orang tua akan datang
hanya dua orang itu yang akan dibawa oleh orang tuanya. Ji Hong pun melirik
sinis pada dua anak muridnya.
Motor Soo Chul melewati jembatan dengan kecepatan penuh
tapi Hye Jung terlihat tetap tenang. Soo Chul sengaja lebih menaikan
kecepatanya, tapi Hye Jung tetap tak mendekat dan duduk tegak tidak seperti
wanita yang lainya, selalu memeluk pria yang mengencangkan kecepatanya.
Ji Hong menghela nafas keluar dari kantor, lalu bertanya
pada keduanya apakah sudah makan. Salah seorang mengelengkan kepalanya,
beberapa saat kemudian keduanya terlihat sangat lahap makan mie instant. Ji Hong tak habis pikir
melihat dua muridnya ternyata tahan dengan makanan yang panas.
“Kami memaksanya karena Guru Hong yang memaksa makan.” Ucap si wanita
“Yang paling aku benci adalah kekerasan, kenapa kalian
berkelahi? Jangan
tertangkap jika kalian
berkelahi lagi.” Keluh Ji Hong kesal
“Guru Hong memang aneh. Kau harusnya melarang kami untuk berkelahi lagi. Kenapa kau malah mengajarkan kami untuk tak tertangkap?” keluh si ketua Genk
“Memangnya kalian mau mendengarku jika aku melarang kalian? Jika kalian tertangkap, masalahnya akan menjadi serius. Tak ada yang melindungi kalian. Apa aku harus membuat kalian mengerti dulu? Aku tak memaksa kalian belajar tapi tetaplah datang ke sekolah.” Kata Ji Hong mengomel.
Ketua Genk pun hanya bisa tertunduk diam, Ji Hong pun
memanggil bibi untuk membayar makanan, setelah itu memberikan selembar kertas
yang ingin diketahui anak muridnya dan menyuruh segera pulang setelah makan,
lalu pamit pergi. Ketua Genk membuka kertas bertuliskan [Kim Soo Hee] dengan nomor telp.
Temanya bertanya siapa itu, Ketua Genk mengatakan kalau itu ibunya dengan menahan
tangisnya.
Nenek Kang mondar mandir didepan restoranya, Ji Hong
pulang menyapa Nenek Kang menanyakan kenapa berdiri diluar, Nenek Kang
menceritakan sedang menunggu cucunya dan sebelumnya itu sudah memberitahu kalau Cucu
akan tinggal dengannya mulai sekarang. Ji Hong pun mengingatnya.
Sebuah motor sport datang, Hye Jung pun melepaskan
helmnya. Neneknya kaget melihat cucunya. Hye Jung menyuruh Soo Chul pergi saja
dan memberitahu kalau itu neneknya. Soo Chul mencoba menyapanya, Nenek Kang
mengomel melihat Soo Chul, anak yang tak sopan padanya. Soo Chul langsung pergi
saja, Ji Hong melihat Hye Jung ternyata anak yang tadi siang memukulnya.
“Kenapa pakaianmu seperti ini?” ucap Nenek Kang binggung, Hye Jung malah balik bertanya
kenapa neneknya malah berdiri diluar akan berjalan masuk, lalu tersadar dengan
sosok orang yang dikenal sebelumnya.
“Kau terlambat pulang, jadi aku menunggumu. Kau Sapalah dia. Dia adalah guru yang tinggal di sebelah dan Dia adalah guru di sekolahmu.” Ucap Nenek Kang, Hye Jung pun menyapa tanpa mau
menatapnya.
“Ke mana semangat hilang?” sindir Ji Hong, Nenek Kang binggung berpikir keduanya bertemu
di sekolah
“Tidak, kami bertemu di sebuah toko musik. Dia mencuri sesuatu.” Kata Ji Hong, Hye Jung melotot panik memberi kode agar
tak memberitahu neneknya.
“Tidak mungkin. Kau pasti salah orang, dia tak mungkin melakukannya. Apa kau mencuri?” ucap Nenek Kang pada cucunya, Hye Jun menyangkal kalau
mereka baru kali bertemu
dengannya.
“Kenapa kau hebat sekali
berbohong? Tidak
hanya mencuri, berbohong
pun hebat.” Kata Ji Hong menyindir
“Apa omonganmu tak terlalu kasar pada muridmu? Dia bilang tidak melakukan, dan baru kali bertemu denganmu. Dia tak mungkin mencuri.” Ucap Nenek Kang membela
“Semua orang tua pasti menganggap anak mereka baik. Nenek harus menerima kenyataan. Jika nenek tak menerima
kenyataan, maka dia akan
semakin berulah.” Kata Ji Hong dengan nada
tinggi
“Kau adalah seorang guru. Bagaimana kau bisa kurang ajar seperti ini pada orang tua? Akan jadi apa muridmu nanti. Anak-anak jaman sekarang memang berpenampilan sama. Tapi, jika dia bilang tidak maka percayalah padanya. Kau tak akan bisa menikah jika tak bisa percaya pada orang lain.” Teriak Nenek Kang masih membela cucunya
Ji Hong mengeluh neneknya yangmembahas tentang pernikahan. Nenek Kang menyuruh cucunya masuk sja karena tak perlu mendengar omong kosong seperti ini. Ji Hong hanya bisa menghela nafas lalu mengaku kalau
dirinya itu memang orang jahat.
Hye Jung masuk restoran menaruh tasnya, Neneknya meminta
cucunya tak perlu memperdulikan perkataan Ji Hong tadi dan Tak
usah marah, lalu masih bertanya apakah cucunya
sudah makan. Hye Jung dengan sinis, meminta neneknya melihat jam, karena tentu
saja ia sudah makan. Nenek Kang
mengatakan kalau Makan di luar berbeda dengan makan di rumah dan menyuruh duduk karena akan memasakkan sesuatu untukmu. Hye Jung pikir tak perlu.
“Aku sial sekali, Ada begitu
banyak rumah di sini, kenapa
harus tinggal tetanggaan dengannya?” keluh Hye Jung
“Hei! Apa kau tahu sudah seberapa sabarnya aku ini Di mana kau taruh bajumu yang tadi pagi?” teriak Nenek Kang, Hye Jung mengatakan ada ditasnya.
“Apa Kau sudah beli seragam?” tanya Nenek Kang, Hye Jung mengatakan tak
mau sekolah jadi tak ada gunanya seragam.
“Jadi, apa yang akan kau lakukan jika tak sekolah?” ucap Nenek Kang, Hye Jung pikir bisa berbuat apapun,
Nenek Kang bertanya mau kerja apa kalau tak sekolah, Hye
Jung pikir bisa melakukan pekerjaan yang disuka bahkan akan menjual minuman dan menjual tubuhnya. Nenek Kang menampar anaknya, memarahi cucunya yang
tak tahu arti dari menjual
tubuhnya, menurutnya cucunya itu masih
memiliki masa
depan yang cerah.
“Kenapa kau mengatakan perkataan sampah? Apa kau pikir aku memintamu tinggal bersamaku untuk menjual
tubuhmu?” teriak Nenek
Kang,
“Aku tahu itu... Kau hanya tak punya pilihan lain.” Teriak Hye Jung tak mau kalah
“Tidak! Aku memang ingin merawatmu. Aku yang meminta mereka untuk mengirimmu padaku. Aku mengatakan kepada mereka, bahwa aku bisa memberikan rumah yang layak. Ibumu sudah pergi Dan dia bukan ibu yang baik. Demi seorang pria tak berguna, maka dia berhenti kuliah. Tapi, akhirnya dia kehilangan suaminya dan juga jiwanya.” Teriak Nenek Kang dengan menahan tangisnya.
“Jangan berani untuk mencela ibuku!” teriak Hye Jung tak terima.
“Kalau begitu, kau juga tak boleh bicara yang tidak-tidak. Karena kau tak dibesarkan dengan kasih sayang, jadi, kupikir, kau akan
berubah... jika kau
diberikan kasih sayang. Jadi,
aku ingin mencobanya. Aku
sudah mencoba 60 tahun sekarang. Kau
tahu betapa sulitnya mengubah kepribadianmu
diumur rentah ini?? Aku
melakukannya demi kau!” teriak Nenek Kang.
Hye Jung ikut berteriak untuk apa Nenek Kang melakukan
demi dirinya, Nenek Kang malah bertanya balik apakah Hye Jung tak
mengetahuinya. Hye Jung berteriak kalau tak mengetahuinya. Nenek Kang berteriak
kalau memang Hye Jung tak tahu, berarti bukanlah manusia.
“Jika kau tak sekolah, maka aku bisa menabung uangku. Itu bukanlah hidupku, itu hidupmu yang kau hancurkan. Jadi aku
harus apa?” ucap Nenek Kang
“Kalau begitu, biarkan saja aku.” Teriak Hye Jung lalu ngambil tasnya lalu pergi. Hye
Jung hanya bisa mengela nafas melihat tingkah cucunya.
Ji Hong keluar kamar mengambil handuknya dengan sengaja
mengibaskan di wajah tetangganya. Hye Jung memperingatakan agar Ji Hong tak
perlu hidup seperti sekarang karena Bahkan preman tak mengadu satu sama lain. Ji Hong pikir penilaian Hye Jung hebat sekali kalau
dirinya memang adalah preman.
“Aku sudah menghadapi banyak jenis guru dalam hidupku. Dan kau adalah jenis yang baru.” Kata Hye Jung sinis
“Ya. Aku akan menganggap itu sebagai pujian.” Balas Ji Hong, Hye Jung mengepalkan tanganya ingin
memukul.
“Kenapa? Apa Kau mau memukulku?” ucap Ji Hong menantang, Hye Jung mengomel dirinya
itu bukan gangster jadi tak pernah memukul orang.
“Lalu, kenapa kau memukulku siang tadi? Aku adalah pendendam. Jika kau tak memukulku tadi, maka aku tak akan mengadu. Aku benci kekerasan. Jika kau tahu itu, kita bisa hidup berdamai.” Kata Ji Hong, Hye Jung melampiaskan amarahnya dengan menendang
ember lalu masuk rumah. Ji Hong merasa sekarang dirinya dalam
masalah.
Nenek Kang tidur bersebelahan dengan cucunya, lalu
membuka mata melihat Hye Jun yang sudah tertidur. Ia pun duduk menatap cucunya,
sambil mengelus pipinya mengaku bersalaah seharusnya
tak menamparnya lalu meminta maaf dan merasa
menyesal.
“Itu karena aku tak berpendidikan Aku sungguh tak berpendidikan
hingga bermain
tangan dan
berteriak tiap kali marah.” Ucap Nenek Kang sambil
mengelus rambut cucunya, Hye Jung bergerak dengan mengubah posisi tidurnya jadi
miring.
“Aku terlalu takut untuk bertanya. Aku takut jika kau sungguh telah mencurinya. Meskipun kau sudah sebesar ini, aku tak bisa melakukan apa pun untukmu. Kau harus sekolah... agar kau tak menjadi orang yang sepertiku yang bermain tangan tiap kali marah. Kau harus menjadi orang yang baik dan sukses. “ ucap Nenek Kang mengelus rambut cucunya dan kembali
tertidur. Hye Jung membuka matanya, mendengar semua ucapanya neneknya.
“Aku minta maaf.... Aku minta maaf, Nenek.” Gumam Hye Jung dengan air mata mengalir.
Nenek Kang mulai mendengkur, Hye Jung tersenyum mendengar
suara dengkuran neneknya.
Sebuah buku berjudul [Marie Curie] Hye Jung kecil duduk dengan neneknya sambil membaca
buku.
“Kenangan yang
indah.... Aku juga memiliki kenangan yang indah. Aku ingat kenangan setelah bertemu dengan
Nenek.”
Hye Jung membuka kembali buku berjudul Marie
Curie yang terlihat usang.
“Saat itu, aku pun
menyadarinya.Saat kenangan dan pertemuan indah bertemu
bersama- sama maka kau akan ingin menjadi orang yang
lebih baik.”
Pagi Hari
Ji Hong berolahraga denga mengelilingi taman sambil
mendengarkan musik, dengan membentangkan tanganya merasakan udara segar masuk
ke paru-parunya.
Sementara Hye Jung dirumah masih tertidur pulas, Nenek
Kang menarik selimutnya, Hye Jung kembali tidur dengan memiringkan tubuhnya.
Nenek Kang masuk kamar dengan gayung dan
langsung menyiram cucunya dengan air. Hye Jung pun menjerit, bertanya apa yang
sedang dilakukan neneknya.
“Kau harus bekerja... Keluarlah. Kita harus ke pasar.” Kata Nenek Kang dingin
Ji Hong baru pulang menyapa Nenek Kang yang ingin pergi
ke pasar, Nenek Kang menceritakan cucunya tak mau
sekolah jadi akan mengajarinya bisnis, Hye Jung cemberut pada neneknya karena harus bangun
pagi-pagi. Ji Hong pikir itu
adalah ide yang bagus dan memuji Nenek memang hebat. Nenek Pun memberitahu sudah
menyiapkan sarapan, jadi menyuruhnya untuk makanlah
sebelum berangkat. Hye Jung hanya bisa
menendang kakinya dengan kesal.
Di pasar
Hye Jung membawa kimchi dan juga daun bawang, serta
berlanjaan lainya yang banyak. Nenek Kang masih melihat-lihat barang-barang
yang harus dibelinya, Hye Jung sudah terlihat kelelahan membawa barangnya.
Nenek Jung pergi ke sebuah toko membeli 10 ikan
tonguefish.
“Apa kau mau masak tonguefish
rebus? Aku akan
ke rumahmu nanti
untuk makan siang.” Kata si bibi penjual
“Jangan hanya bilang saja, tepati janjimu.” Sindir nenek Kang, Si Bibi memberikan bungkusan ikan.
Nenek Kang menyuruh untuk memberikan pada cucunya saja,
Hye Jin melotot karena tanganya sudah penuh tapi akhirnya memegang. Nenek Kang
memberitahu kalau Hye Jung adalah cucunya dan akan menjaga toko dengannya. Si bibi merasa rasa lelah Nenek Kang akan
berkurang sekarang.
Hye Jung berjalan dengan tangan penuh barang belanjaan
melihat neneknya yang berjalan didepanya. Nenek Kang yang melihat Hye Jung
jalan melambat mengomel karena mereka harus cepat. Hye Jung berlari mengejar
neneknya lalu bertanya neneknya hanya
ingin ia sekelah saja. Nenek Kang membenarkan.
“Apa yang paling kubenci adalah diganggu. Meskipun kita adalah keluarga, kita harus tetap adil.” Kata Hye Jung, Nenek Kang bingung dengan ucapan
neneknya.
“Kau berjanji untuk mencoba mengubahku Dan aku akan melakukan sesuatu yang nenek sukai.” Ucap Hye Jung, Nenek Kang mengumpat tapi akhirnya
meminta maaf berkata kasar
“Maksudku, cucuku. Aku senang mendengarnya.” Kata Nenek Kang
“Aku mau sekolah... Nenek bisa membawa semua ini.” ucap Hye Jung menaruh semua barangnya lalu pergi. Nenek
Kang hanya bisa tersenyum melihat cucunya dan tertawa bahagi karena berhasil
membuatnya sekolah.
Hye Jung masuk ruang guru dengan kepala Sekolah, Ji Hong
sudah duduk dimejanya. Kepala Sekolah mendatangi Ji Hong karena mau
memberitahunya kalau mendapat
murid baru kemarin, tapi ternyata Ji Hong pulang
cepat. Ji Hong melihat sosok Hye Jin yang dibawanya dengan
helaan nafas.
“Aku tak bisa menerima murid ini. Masukkan dia di kelas lain.” Ucap Ji Hong
“Kelas lain sudah tak bisa menerima murid lagi.” Kata kepala sekolah
“Aku juga tak bisa.” Ucap Ji Hong menolak, lalu meminta berkas Hye Jung dan
menyuruhnya untuk menunggu diluar karena mereka akan membicarakan
lebih dulu. Akhirnya Hye Jung menunggu diluar dengan
helaan nafasnya.
Ji Hong mengatakan Banyak
murid yang harus diajarnya jadi akan
kerepotan jika menambah
1 murid lagi. Kepala sekolah pikir Ji Hong bisa mengawasinya bersamaan dengan murid yang lain.
“Choi Mi Ra dan gengnya dari kelasmu, tertangkap di club semalam, 'kan?” kata kepala sekolah sudah mengetahuinya.
“Apa kau akan membahasnya di rapat guru nanti?” kata Ji Hong panik
“Aku tak mau menambah masalah. Anggap saja kau sudah menghukum mereka. mengerti?”
kata Kepala sekolah, Ji Hong pun mengucapkan terimakasih.
“Tapi, tetap saja, aku tak bisa menerima murid itu.” Tegas Ji Hong, Kepala Sekolah pun menarik nafas panjang
sebelum pergi.
Ji Hong keluar dari ruang guru melihat Hye Jung masih
menunggu lalu menyuruh untuk ikut denganya karena sudah saatnya memperkenalakan
diri. Hye Jung dengan wajah cemberut mengikutinya.
Di kelas semua masih ribut dengan urusan masing-masing, Ji
Hong masuk menyuruh semua muridnya duduk. Seo Woo pun sebagai ketua kelas
memberikan perintah untuk memberikan hormat pada guru mereka.
“Aku ingin memperkenalkan teman baru untuk kalian. Dia pindahan dari Seoul Kau bisa memperkenalkan dirimu.” Kata Ji Hong. Soon Hee melihat Hye Jung adalah wanita
yang menyelamatkanya.
“Namaku, Yoo Hye Jung.” Ucap Hye Jung Singkat, Mi Ra dkk juga ingat dengan
wajah Hye Jung yang membuat masalah kemarin sampai di club malam.
Ji Hong berkomentar sangat singat lalu menyuruh untuk
duduk di bangku kosong pada bagian belakang dan memberitahu Pertukaran
tempat duduk bulan depan. Hye Jung berjalan ingin
duduk di kursi melewati meja Mi Ra yang terlihat ingin membalas dendam
memukulnya, Hye Jung pun tak mau kalah menatap sinis.
Soon Hee langsung membalikan badanya, Hye Jung hanya bisa
diam saja melihat Soon Hee yang kemarin mengejarnya sekarang duduk didepanya.
Ji Hong mengingat satu hal tiga orang, Choi Mi Ra dkk yang membuat masalah
kemarin, jadi menyuruhnya berdri dan menunggunya di laboratorium
sains. Ketiganya pun berdiri, teman Mi Ra tak setuju,
menurutnya tak adil kalau hanya mereka bertiga.
“Siapa lagi yang bersama kalian?” tanya Ji Hong,
“Dia yang memulainya.... Yoo Hye Jung adalah orang yang memulai. Ini tidak adil!” kata Mi Ra,
Ji Hong memukul dadanya sendiri dengan wajah kesal, lalu
menyuruh Hye Jung untuk ikut dengan ketiganya. Hye Jung pun keluar kelas dengan
membawa tasnya. Soon Hee hanya bisa melonggo sedih melihatnya, Ji Hong pun
mengingatkan ujian mid semester tinggal seminggu lagi.
Di lab IPA
Mi Ra bertanya bagaiman Hye Jung bisa menyelinar
kabur, Hye Jung hanya diam dengan lirikan sinisnya, Mi Ra pun
hanyabisa mengumpat. Ji Hong masuk kedalam lab dan menyuruh semua muridnya
kembal duduk.
“Kalian tak akan masuk kelas selama seminggu Kalian duduk di sini dan menulis surat permintaan maaf,
oke?” ucap Ji Hong, Mi Ra dkk mengatakan mengerti, tapi Hye Jung hanya diam saja.
“Kenapa kau tak menjawabku?” kata Ji Hong pada Hye Jung
“Aku lebih suka dipukul.... Aku lebih suka cepat
mengakhirinya daripada
duduk di sini seminggu.” Kata Hye Jung, Ji Hong
sempat terdiam sejenak.
“Dia pasti mencoba
kesabaranku. Apa aku menerima umpannya atau
tidak, ya?” gumam Ji
Hong
“Dan juga, aku tak berkewajiban menulis surat permintaan maaf. Apa yang kulakukan kemarin adalah sebelum aku masuk sekolah. Jadi Kenapa sekolah ini bisa menghukumku? Aku bahkan tidak tertangkap.” Kata Hye Jung
“Baiklah, kita ikuti caramu.... Kalian tunggulah di luar.” Ucap Ji Hong, Mi Ra dkk pun keluar dari ruang lab.
Ji Hong pun mengambil kayu, mengatakan kalau Hye Jung
tahu sengaja melakukannya karena tahu dirnya itu membenci kekerasan, Hye Jung mengatakan memang itu salah
satu alasannya. Ji Hong memuji Hye Jun
memang sangat hebat lalu menyuruhnya berdiri dan berbalik. Hye Jung pun berdiri
menghadap meja.
“Akan kuperlihatkan betapa hebatnya aku dalam hal-hal yang aku benci itu.” Ucap Ji Hong sudah siap memukul Hye Jung
“Apakah kalian akan menjadi teman atau musuh, kalian tak akan pernah tahu, bagaimana orang itu akan menjadi bagian hidup.” Gumam Hye Jung, Ji Hong pun mengangkat kayunya siap
memukul Hye Jung.
bersambung ke episode 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
eps 2 nya blum ya...
BalasHapusLanjut yahhh.. Sukaa 😊
BalasHapusSepertinya seru drama ini.... Semangat recap ya mbak
BalasHapuslanjuuuut mb
BalasHapuskayaknya akting park shin hye disini bagus yaa..
BalasHapusTerimakasih sinopsisnya �� lanjut terusss.. semangat ����
BalasHapusada yg tau siapa yg jadi soo chul-nya?
BalasHapusAku belom terbiasa ngeliat muka nya parm shin hye yg gak chubby... #abaikankomentaryang gak jelas ini 😆
BalasHapus