Hae Young berbaring
dengan memejamkan matanya ditempat tidur seperti mahluk tak bernyawa,
ibunya membuka kamar melihat anaknya yang terlihat tertidur, lalu bertanya
apakah anaknya sakit, kalau sakit maka ia akan membawakan obat. Hae Young hanya
diam saja.
Ibunya mencuci piring, Hae Young keluar kamar mencari
sesuatu di dalam lemari es, seperti tak menemukan sesuatu akhirnya mengambil
minuman alkohol dalam toples lalu masuk ke kamar, ibunya berteriak kalau masih
pagi. Ayahnya hanya menatap kebingungan, tanpa bisa berkata-kata.
Di dalam kamar, Hae Young mengambil minuman dengan sendok
sayur dan meminumnya dengan mangkuk. Ibunya duduk diruangan tengah dengan
tatapan kosong merasa anaknya itu kembali gila tapi tak tahu alasanya sekarang.
[Episode
12 - Aku
Harap Kau Menderita Setelah Meninggalkanku]
Tiga pria termasuk Park Hoon masing-masing memegang mic,
di sebuah area pesawat pribadi sebuah mobil melaju sangat kencang dan membuat
drift dengan bunyi ban yang berbunyi. Di dalam mobil pria muda terlihat ketakutan
disamping pria yang mengendarai mobil dengan kencang dan membuat drift
berputar-putar.
Do Kyung mengunakan earphonenya, berbicara pada walkie
talkie agar Saat drifting, buat suara yang lebih liar. Pria muda yang
didalam mobil mengerti lalu memberitahu pada pria yang menyetir mobil. Akhirnya
mobil lebih kencang berputar membuat drift, si pria muda makin ketakutan
berpegangan di mobil.
Park Hoon memanggil, Ki Tae, si pria berkumis, membahas
tentang kakaknya yang akhirnya ini bersedih. Lalu ia menyuruh Ki Tae untuk
membuat lelucon klise yang bisa membuatnya tertawa. Ki Tae pun meminta memberikan walkie talkienya.
“Presdir, disini Ki Tae kau bisa dengarkan ?”
ucap Ki Tae, Do Kyung menyuruh Ki Tae untuk bicara.
“Kemarin, aku memberi makan
anjingku banyak sekali,Tapi, apa
kau tahu yang terjadi padanya?” ucap Ki Tae memberikan
waktu tiga detik agar Do Kyung menjawabnya.
“Dia jadi ... gendut !” kata Ki Tae, Park Hoon dan pria tambun menahan tawa
mendengarnya, tapi Do Kyung tak bergeming menyuruh mereka kembali berkerja
saja.
“Mulai sekarang jangan suruh aku
begini lagi. Lelucon harus
diceritakan pada orang yang punya perasaan. Aku
malu sekali.” Jerit Ki Tae kesal
“Tidak, Hyung sedang tertawa Tapi nanti belakangan. Dia
sedang terbahak-bahak di dalam hati, Coba sedikit
lagi.” Kata Park Hoon lalu memberikan pada Sang Suk.
“Presdir. Disini Sang Suk... Apa nama ramyeon paling enak di
dunia ?” ucap si Pria tambun, Do Kyung menyuruh mereka Berhenti
bercanda.
“Ramyeon dengan Presdir ! Ramyeon bersama Presdir ! Aku akan bersamamu sampai akhir
dunia ! Semangat
!” ucap Sang Suk penuh semangat, Park Hoon sampai
terjungkal tak bisa menahan tawanya.
Do Kyung tetap saja diam menyuruh mereka berhenti lalu
menyiram jalan dengan air. Sang Suk pun mengerti dengan wajah lemas karena
tak berhasil. Ketiganya mengikuti
putaran mobil yang membuat drif diatas jalannya yang basah, matahari terlihat
mulai terbit.
Hae Young bisa tertidur dengan posisi tengkurap dan
toples minumnya hampir habis, tiba-tiba ia terbangun dengan terkejut dan
matanya setengah terbuka, lalu ia menyalakan radio dengan mendengarkan lagu
rock membuatnya seperti sedang memaikan gitar dan mengibaskan rambutnya. Ia
menganti saluran dan mulai menari lagu tradisional korea, beberapa saat
kemudian berubah jadi girl band.
Akhirnya ia kelelahan menganti saluran lain, siaran radio
dengan suara penyiar wanita, memberitahu
siaran kali ini akan menyelesaikan semua rasa
frustasinya, jadi meminta telp untuk orang-orang yang sedang frustasi.
“Meskipun Confusius dan Mencius,
menikmati hidup mereka di dunia lain , Ayo
lekas bangun dan dengarkan kalimat bijak dari orang yang satu ini. Ia
adalah seseorang yang dapat mengatasi frustasimu. Yang
terbijak dari semua orang bijak. Jika kalian ingin mendapat
konsultasi dari Lee Byung Joon, segera
hubungi kami.” Ucap Penyiar wanita
Jin Sang sambil mengisap permen lolipop menyetir
mobilnya, Hae Young menelp dengan sengaja menyamarkan suaranya dengan menutup
hidungnya, sambil berbaring. Shin Young mulai menyapa Hae Young yang menelp,
Hae Young tertawa tak percaya ternyata bisa langsung tersambung meminta agar
suaranya disamarkan. Shin Young memberitahu sudah disamarkan jadi tak perlu
memencet hidungnya.
“Aku ingin tetap anonim. Jangan
berusaha mengungkap namaku dengan alasan ingin memberiku kado dll.” Ucap Hae Young, Si penyiar Shin Young mengerti lalu
bertanya apa masalahnya.
“Ya, saat aku SMA, ada gadis yang
punya nama sama denganku. Dia, sangat hebat ... Bukannya aku tidak hebat ... Tapi dia luar biasa hebat. Aku
jadi sering dibandingkan dengannya dan sering
di aniaya karena dia. Banyak sekali hal yang terjadi. Pokoknya,
hidupku menderita karena dia. “ cerita Hae Young, Jin
Sang yang mendengarkan siaran radio terlihat curiga mendengar cerita dari
radio.
“Tapi ...Aku ... Lelaki yang aku suka ... dulu adalah mantan tunangan gadis
itu dan batal menikah. Dia
ingin membalas dendam pada gadis itu... tapi
dia tidak sengaja, malah merusak hidupku. Aku,
tanpa tahu semua ini ...” cerita Hae Young sambil
menangis.
Penyiar Shin Young memanggil Hae Young karena merasakan
suaranya menghilang, meminta agar mengulangi ceritanya dengan jelas. Hae Young
dengan berbaring bercerita sambil menangis.
“Jadi ceritanya ... Karena orang itu, tidak bisa
melupakan hubungan mereka ... Ia merusak pernikahanku, karena
dia pikir itu pernikahan gadis itu.” Cerita Hae
Young, Jin Sang melonggo karena cerita mirip dengan Do Kyung.
“Tunggu. Tahan sebentara... Lalu, bagaimana dia bisa
salah mengira pernikahanmu adalah pernikahan gadis itu ?” tanya penyiar Shin Young
“Nama gadis itu dan aku sama ! Kami punya nama yang sama, Jadi lelaki itu pikir gadis itu
yang akan menikah dan malah merusak
pernikahanku ! .” Ucap Hae Young sedikit
menjerit
Jin Sang yang medengarnya merasakan tubuhnya mulai
merinding merasakan kalau itu pasti cerita Hae Young. Hae Young menceritakan tanpa
tahu semua masalahnya, jatuh
cinta pada lelaki ini. Shin Young seperti belum
mengerti, dengan bertanya apakah Hae Young tidak
tahu kalau dia musuhnya dan jatuh
cinta padanya. Tuan Lee menyambar langsung menanyakan
alasannya.
“Aku tidak tahu harus bagaimana.
Disatu sisi, aku ingin membunuhnya karena marah. Di sisi lain ... “ ucap Hae Young terhenti
“Tidur saja.... Jangan sedih dan murung. Jangan
pergi ke kencan buta tak berguna, lebih baik
tidur saja. Saat kau bangun tidur, maka kau akan lapar. Lalu
makan.Kemudian tidur lagi. Saat bangun lagi, maka kau lapar lagi. Makan saja lagi.” Kata Tuan Lee memberikan saran
“Tuan.... Aku mengumpulkan keberanian, bukan
demi nasihat seperti ini.” ucap Hae young, Tuan Lee
menyuruh Hae Yung terlahir kembali saja.
“Apa Kau kira itu masuk akal ?!! Maksudmu,
sekarang hidupku berantakan jadi aku lebih baik mati dan lahir kembali ?!!” teriak Hae Young terbangun dari tempat tidurnya.
Penyiar mencoba menenangkan Hae Young kalau itu bukan maksud ucapanya.
“Apa susahnya lahir kembali ? Kalau kau melepas masa lalumu,
kau bisa lahir kembali. Apa kau pernah
lihat anak bayi punya kenangan ? Dalam
pikiranmu "Aku mengalami hal seperti ini. Maka aku
orang seperti ini." Kalau
kau lepaskan pemikiran seperti itu, maka kau akan lahir kembali.” Ucap Tuan Lee
“Apa Kau kira itu mudah ? Mana
bisa aku pura-pura ini tidak pernah terjadi ? Kau
dengan mudah mengatakan "Nah, ayo hapus masa lalumu.
Buang
semua ingatanmu. Selesai. " Apa
itu akan menghilang ?!” jerit Hae Young kesal
“Kalau kau ingin menderita, maka
terus saja hidup di masa lalu. Itu pilihanmu. Hidup
memang seperti itu. Siapa yang dapat menahan orang
yang ingin hidup menderita ?” kata Tuan Lee
Hae Young merasa Tuan Lee itu memang kejam sekali,
menurutnya seharusnya
memberinya nasihat
yang realistis, karena tak tahu sangat
menderita dengan keadaanya sekarang. Ia pikir kalau bisa melakukanya makan rasanya
ingin membunuh orang itu dan Oh Hae Young. PD diruang
kontrol memberikan lambaian tangannya.
Jin Sang menyetir mobil seperti tersedak karena nama Oh
Hae Young terdengar lalu meminggirkan mobilnya. Shin Young memberitahu kalau
sebelumnya ingin dikenal sebagai anonim, Hae Young membenarkan karena yang disebutkan bukan
namanya, Shin Young mengulang kalau sebelumnya mengatakan kalau nama kalian itu
sama.
Tangan Hae Young lemas, ponselnya jatuh matanya melotot
dan terlihat sangat shock. Jin Sang mengumpat kalau Hae Young itu sudah gila,
terdengar suara tertawa mengejek dari seluruh seoul yang mendengarkan siaran.
Telp Hae Young pun terputus
“Astaga. Di dunia ini ada banyak
orang bernama Oh Hae Young. Namamu, tidak berarti apa-apa. Namaku,
Lee Byung Joo, bukan masalah. Jadi Apa masalahnya ? Oh Hae Young ssi, Aku dengar margamu "Oh" Namamu tidak berarti apa-apa. Oh
Hae Young yang lain juga bukan masalah. Nama DJ kita Shin Young,
bukan apa-apa.” Ucap Tuan Lee, Shin Young mengingatkan
Tuan Lee kalau menyebut namanya berkali-kali padahal si penelp ingin
tetap anonim.
Ibu Hae Young yang mendengar siaran radio langsung
terdiam. Tuan Lee pun mengerti dengan teguran Shin Young, dengan menyebutnya “Anonim
Oh Hae Young.” Shin Young menegurnya karena kembali
menyebut Oh Hae
Young lagi.
Hee Ran sedang ada di cafe, menelp temanya memberitahu
kalau semua teman sekolahnya sedang membahas Hae Young, lalu menyuruhnya untuk cepat
keluar dari ruang chatting dan jangan lihat apapun
bahkan langsung menghapusnya dan mematikan ponselnya.
“Kau Bisa berhenti tidak ?! Apa kalian tidak bisa
melupakannya ? Kalau
kalian, masih terus menelpon Hae Young , Aku
tidak akan tinggal diam !” teriak Hee Ran menerima
telp dari temanya.
Hae Young terlihat sangat pucat, membiarkan dirinya
berada dibawah pancuran, membasahi semua tubuhnya dengan pakaian lengkap dan
juga sandal.
Ibu Hae Young menerima telp dari adik iparnya, yang
membahas tentang alasan Hae Young batal menikah karena masalah itu. Ibu Hae Young langsung menutup telpnya sambil
membanting ponselnya.
Bibi Hae Young tiba-tiba sudah ada didepan rumah mengetuk
pintu memanggil kakak iparnya, Ibu Hae Young membuka pintu dengan tatapan
marah.
“Apa Hae Young tidak punya harga
diri ? Kenapa
malah suka lelaki itu ? Apa Dia gila
?” ucap Bibi Hae Young nyeroco
“Karena dia tidak tahu makanya menyukai pria itu!” teriak Ibu Hae Young lalu menutup kembali pintunya, Bibi
Hae Young benar-benar tak percaya.
Tiga pria dikantor Hae Young duduk bersama dengan tertawa
terbahak-bahak, Salah satu pria menceritakan awalnya Hae Young meminta
suaranya disamarkan dan namanya anonym tapi
dia sendiri yang membuka namanya, ia yakin
Hae Young pasti malu sekali, bertanya-tanya
bagaimana nanti kalau datang ke kantor.
“Suara ini sudah tersebar seharian
sebagai rekaman terlucu saat ini ! Waktu aku bilang dia sekantor
denganku, banyak yang ingin melihat wajahnya !”
cerita si pria mengulang kembali siaran Hae Young.
“Jadi itu sebabnya, kenapa hari
itu Wakil Oh memukul Ketua Tim. Saat itu dia tahu, kalau
pernikahannya berantakan karena Ketua Tim Oh.”
Kata si pria dengan rambut belah pinggir.
“Benar. Tapi dia terus mengaku "Aku
yang batalkan, aku yang batalkan!"” kata si
pria lain mengejek.
Sung Jin datang dengan melempar map menyuruh ketiga untuk
untuk berhenti bicara, ketiganya langsung berdiri sambil bertunduk. Sung Jin
menyindir apakah menyenangkan. Pria di paling kanan mengatakan kalau ini seru.
Sung Jin menyadarkan ketiganya kalau keadaan ini terjadi pada adik perempuanya,
lalu bertanya apakah itu masih lucu.
“Iya, kalian membela anggota tim
kalian kan? Maaf. Aah,
dia membuatku seperti orang jahat. “ ucap si
pria paling kanan.
“Kalian memang jahat dengan
perkataan kalian ! Bayangkan
kalau pernikahan adik perempuan kalian berantakan karena orang asing. Bagaimana
rasanya ? Apa
kalian masih bicara begini ?” teriak Sung Jin
“Sudahlah, hentikan. Buat
apa diperpanjang ? Apa kalian teman sekantornya ?” teriak dua wanita, ketiganya pun meminta maaf dan pamit
pergi.
Hae Young melamun didepan mejanya, tatapanya sedih.
Beberapa pegawai berbisik dengan menahan tawanya, Pegawai pria memanggil Hae
Young merasa pria itu pasti sangat mencintainya, semua tertawa mengejek.
Pegawai wanita bertanya apakah ketua mereka sudah mendengarnya, kalau suara
Wakil Oh Hae Young beredar di internet Hae young meminta semuanya menghentikan membahasnya dan
kembali kerja.
Soo Kyung datang dengan tatapan sinis, berputar-putar
mengelilingi Hae Young yang berdiri. Hae
Young mengaku baru tahu juga beberapa hari yang lalu.
“Semua kejadian ini ... terjadi sejak kau menghilang. Apa Kau
tahu ?” ucap Soo Kyung dengan berdiri membalikan badanya. Hae
Young mengatakan sudah tahu
“Renungkan dirimu.” Ucap Soo Kyung lalu meninggalkan ruangan, Hae Young
berusaha menahan air matanya.
Beberapa ibu-ibu berkumpul di rumah Hae Young, sambil
mebahas tentang siaran radio yang membuat mereka kaget
sekali, semua tertawa karena suara itu sangat lucu sekali
sampai membuatnya sakit perut. Ibu Hae Young keluar dari rumah dengan wajah
sinis,
“Sebelum Hae Young menggila lagi, kita
harus lakukan sesuatu.” Ucap ibu-ibu berbaju pink,
ibu-ibu yang lain menyadarkan kalau dibelakangnya sudah ada Ibu Hae Young.
“Hae Young-ku, segila apapun
dirinya bukan orang yang tega melukai orang. Kalau
dia membunuh orang, apa dia akan mengumumkan itu di
radio ? Dia tidak
sebodoh itu !” teriak Ibu Hae Young membela anaknya,
lalu masuk rumah dengan membanting gerbang.
Salah satu ibu merasa yang dikatakan Ibu Hae Young benar,
Si ibu baju pink pikir kalau Hae Young masih saja... omonganya terpotong karena
ada telp masuk. Dengan penuh keyakinan memberitahu pada temanya ditelp kalau
itu bukan Hae Young tetanganya tapi orang lain.
Tuan Oh berbicara ditelp
kalau dipikir, memang kedengaran seperti Hae Young
tapi menurutnya bisa juga tidak, Ibu Hae
Young baru masuk rumah langsung merampas telp dari tangan suaminya.
“Kenapa mau tahu soal itu ? Meskipun kau pikir itu Hae Young
kami, buat apa kau sampai menelpon kemari ? Dilihat dari tindakanmu, aku bisa
tebak kalau kau orang yang licik ! Tunggu
saja dan lihat kesialan apa yang akan dihadapi oleh anakmu !” teriak Ibu Hae Young marah dan langsung menutup telp,
mencabut kabel telpnya.
“Kenapa kau menerima telpon bodoh
begini ?!” kata ibu Hae Young memarahi suaminya,
Tuan Oh memberitahu kalau itu tadi ibunya yang menelp.
Ibu Hae Young terdiam, terdengar bunyi telp dari ponsel,
dengan penuh amarah langsung melepaskan baterynya agar tak berbunyi lagi.
Keduanya hanya bisa menghela nafas bersama-sama, Ibu Hae Young menanyakan
keberadan anaknya sekarang.
Hae Young terlihat sudah basah kuyup duduk diatas toilet,
wajahnya sangat pucat, tanganya gemetar dengan berusaha dikepalkan. Matanya
terlihat seperti vampire yang tak pernah tidur berhari-hari. Ketukan pintu
terdengar, ayahnya membuka pintu terkejut melihat Hae Young, basah kuyup dengan
wajah memucat dan gemetar. Hae young menengokan kepalanya, wajahnya benar-benar
seperti mayat hidup tanpa gairah.
Jin Sang menelp Do Kyung dengan marah memberitahu nama
"Oh Hae Young" sekarang jadi topik pencarian,
bahkan Seharian orang-orang mengiriminy soal "klip lucu" yaitu isinya suara rekaman radio wanita
itu, lalu bertanya apa yang harus dilakukan sekarang. Do
Kyung hanya mendengarnya dengan helaan nafas panjang belum memikirkan solusinya
Ki Tae dkk mendengar suara rekaman yang sedang heboh
diponselnya “Kau tahu aku menderita seperti apa saat ini ?Kalau
aku bisa, aku akan membunuh orang itu dan Oh Hae Young !”
“Maaf, tapi bukannya anda ingin
nama anda anonim ?” kata penyiar Sing
“Ya. Aku menyebut nama perempuan
itu, Bukan namaku !”ucap Hae Young, Park Hoon dkk tak bisa menahan tawa
mendengarnya.
Penyiar Sing mengingat sebelumnya kalau mereka memiliki
nama yang sama. Tangan Ki Tae tiba-tiba lemas, semua melonggo dan tersadar
kalau cerita itu sebenarnya adalah cerita Do Kyung dan Hae Young. Park Hoon
mengomel karena Ki Tae me-sharenya ke grup chat. Sang Suk menyuruh agar menghapusnya sebelum Do Kyung
membuka ponselnya.
Do Kyung menatap ponselnya yang tak menyala, Ki Tae masuk
meminta agar bisa melihat ponselnya, ketika ingin membukanya memohon agar
memberikan sandinya. Do Kyung mengatakan akan menghapusnya sendiri, Ki Tae
mengucapkan terimakasih, Do Kyung berdiri dengan tatapan marah. Ki Tae kaget
dan hanya bisa meminta maaf.
Do Kyung langsung keluar dari ruanganya menyuruh untuk
membawakan rekaman mereka kemarin, semua pegawainya langsung mengikutinya
berjalan dengan berbaris seperti sebelumnya.
Hae Young memakai selimut, wajahnya tak sepucat
sebelumnya. Ibunya datang membawa meja makanan, menyuruh anaknya untuk segera
makan dan menyuruhnya untuk melupakan semua, serta akan baik-baik saja,
menurutnya Tidak ada yang akan mati karena hal ini dan Sama
sekali Bukan masalah besar.
Ibunya menaruh sendok ditangan Hae Young, tapi Hae Young
hanya memainkan sendoknya diatas bubur. Ibu Hae Young mengatakan mereka harus jalani
saja hidup mereka sendiri tanpa harus peduli pada
omongan orang. Hae Young hanya diam saja, akhirnya ibu Hae Young berhenti
makan.
“Kalau dari awal kau cerita ke
ibu, pasti sudah kumasukan mereka semua ke penjara ! Kenapa
selalu merahasiakan semua dari ibu dan menderita sendirian ? Angkat kepalamu dan makan.” Ucap Ibu Hae Young lalu menaruh daging diatas sendok
anaknya. Hae Young pun mulai memakan bubur buatan ibunya.
Ibu Hae Young keluar kamar sambil menangis, Hae Young
keluar kamar lalu memeluk ibunya dari belakang meminta maaf. Ibunya pikir
seharusnya ia yang meminta maaf. Hae Young heran kenapa ibunya harus yang
meminta maaf, Ibu Hae Young pikir Harusnya mereka tidak memberi nama pasaran pada anaknya.
“Kenapa kami ceroboh sekali
memberi nama putri kami. Sudah kubilang jangan gunakan
nama "Hae Young" Harusnya
kita pilih "So Ra" atau "Soo Bin ! Kenapa "Hae Young" ?” ucap Ibu Hae Young menyalahkan suaminya.
“Kenapa menyalahkan ayah ? Ini salahnya orang lain.” Kata Hae Young. Ibu Hae Young duduk dengan melepaskan
pelukan anaknya.
“Kau... lepaskan
lelaki itu. Tidak perlu marah lagi. Cukup
lepaskan dan lupakan dia. Kau harus Berhenti
memikirkannya Dan
lepaskan dia. Kudengar kita bisa minta kompensasi
materil dengan bantuan pengacara. Tapi
apa gunanya itu ?” ucap Ibunya, Hae Young
tertunduk mendengarnya.
“Daripada selalu merasa marah saat
melihat wajahnya, sebaiknya akhiri. Kalau kau lebih jauh lagi, maka kau yang akan konyol. Kalau
lebih jauh lagi, orang akan menudingmu. Bukan mereka. Jadi,
tutup hatimu dan lepaskan dia. Akhiri saja.” Kata ibunya
Hae Young hanya tertunduk diam, ibunya binggun melihat
anaknya tak menjawab lalu berpikir anaknya masih punya
perasaan pada lelaki itu, Hae Young hanya diam saja,
ibunya pun langsung memukul kepala anaknya.
“Kau bisa suka padanya saat tidak
tahu apa-apa ! Setelah
kau tahu semuanya, kenapa kau masih suka padanya ?! Aku bisa mencabik-cabik dia ! Aku akan membencinya ! Kalau masih juga suka padanya.... kau adalah orang paling bodoh
diseluruh dunia. Kau akan jadi perempuan paling
gila ! Apa Kau tahu ?” teriak ibunya murka
“Aku tahu. ... Aku tahu semua itu. ... Tapi hatiku tidak mengerti.” Ucap Hae Young tertunduk menangis, Ibu dan Ayahnya
hanya bisa mengela nafas.
Didepan rumah
Jin Sang mengatakan masih bisa bernafas lega karena Setidaknya Hae Young tidak menyebut namanya, dan sangat ketakutan
sekali saat mendengarnya, tapi menurutnya bagaimana
bisa Hae Young melakukan kesalahan seperti itu. Do Kyung hanya diam saja,
Saat itu juga Soo Kyung baru pulang dengan topi hitamnya,
Jin Sang menghela nafas melihat ada juga wanita yang tidak waras. Soo Kyung sampai didepan rumah mengatakan tidak
menyangka hari seperti ini terjadi dalam
hidupnya, yaitu hari merasa kecewa dengan Park
Do Kyung. Adiknya hanya tertunduk diam tanpa
membela diri.
Tiba-tiba Soo Kyung langsung memeluk adiknya, lalu
memberikan semangat dan tetap tegar. Jin Sang binggung menahan Soo Kyung untuk
masuk rumah, bertanya kenapa tak memukulnya padahal bisa saja menendang
kakinya, karena biasanya kakak Do Kyung itu mengomel habis-habisan.
“Kenapa dia tidak dipukul ? Apa Kau menganak emaskan dia ?” keluh Jin Sang
“Kau tidak boleh membentak orang
... yang
sudah melakukan kesalahan besar. Karena dia ... sudah cukup
menderita.” Kata Soo Kyung lalu masuk kedalam
rumah.
“Aah ..... Jadi yang selama ini kulakukan
tidak cukup buruk. Baiklah. Mulai
sekarang, aku akan melakukan hal yang sangat buruk.” Ucap Jin Sang menyimpulkan kata-kata Soo Kyung, lalu
mengumpat kakak temanya itu perhitungan.
Jin Sang melipat tangan didada bertanya pada Do Kyung
apakah sudah bicara dengan wanita itu. Do Kyung mengatakan belum. Jin Sang
bertanya apakah Do Kyung tidak menelpnya atau Hae Young tidak
menjawab telponnya. Do Kyung menjawab tidak
menelp Hae Young.
“Kau keterlaluan sekali. Apa
kau sungguh tulus suka wanita itu ? Kenapa
kau bisa tidak menelponnya disaat seperti ini ? Semua orang boleh tidak menelpon,
tapi kau harus. Kenapa
kau bisa diam saja ?” Ucap Jin Sang,
“Aku harus bilang apa saat
menelpon ? Apa aku harus bertanya apakah
dia baik-baik saja ? Apa
itu masuk akal ? Aku
tidak tahu harus berkata apa padanya.” Kata Do Kyung
“Kau harus bilang "Aku
cinta padamu" Bukankah
itu cukup ?” kata Jin Sang
“Itu untuk memuji, jadi Tidak bisa menenangkannya.” Balas Do Kyung
Jin Sang heran temanya itu selalu mengartikan
cinta seperti itu, Do Kyung masih ragu apakah
kata itu tepat pada situasinya sekarang.
Jin Sang menegaskan Kata "Aku cinta padamu" selalu tepat.
Hae Young duduk diam dalam kamar tidurnya, lalu
menyalakan ponselnya, ia melihat deretan telp yang masuk ke dalam ponselnya
setelah itu 20 pesan yang belum terbaca. Sepertinya berharap ada pesan atau
telp dari Do Kyung tapi tak ada satupun.
Do Kyung berdiri didepan rumah Hae young, hanya
menatapnya lalu mengeluarkan ponselnya menelp Hae Young si Tetangga
sebelah, tapi terlihat ragu. Akhirnya ia memberanikan diri
menelp Hae Young. Sementara Hae Young didalam rumah kembali mematikan ponselnya
lalu memilih untuk tidur. Do Kyung pun menerima pesan dari operator kalau
ponsel Hae Young sedang tak aktif.
Pagi hari
Soo Kyung dengan malas menyuguhkan minuman untuk ibunya, Park
Hoon baru bangun kaget melihat ibunya datang. Nyonya Heo mengomel anaknya yang
masih menumpang dirumah kakaknya. Soo Kyung membela kata siapa Park Hoon
menumpang karen menganggap Park Hoon adalah keluarga.
“Kalian tidak ada hubungan darah.” Ucap Nyonya Heo sinis
“Kami tumbuh besar bersama. Aku
lebih dekat dengannya daripada keluargaku sendiri.” Kata Soo Kyung membela
Jin Sang baru bangun tidur menyapa semuanya dan
dikagetkan ada ibu Do Kyung, Nyonya Heo kaget melihat Jin Sang tinggal
dirumah itu juga. Jin Sang mengaku tinggal sementara
karena membuat kesalahan Jadi sembunyi dirumah temanya. Nyonya Heo menyindir Soo Kyung selalu
menerima tamu. Tapi tidak pernah mengijinkan ibunya sendiri datang.
“Ada apa pagi-pagi datang kemari ?” tanya Park Hoon pada ibunya.
“Aku, besok akan menikah.” Kata Ibunya, semua melonggo kaget mendengarnya.
“Kau mau menikah Lagi ? Wah, Soo Kyung Nuna bahkan sekalipun belum pernah, Tapi ibu sudah 3kali, Wah
! Hebat sekali. Aku respek padamu !” kata Jin Sang memuji sambil memberikan tepuk tangan.
“Memakai gaun pengantin di usia
tua, bukan hal yang bisa kau
banggakan.” Sindir Soo Kyung
“Aku tidak akan pakai gaun
pengantin. Di ultah ke 70 Ketua Jang, dia
akan memperkenalkan aku. Kau tidak datang, kan ?”
ucap Nyonya Heo, Soo Kyung mengatakan tidak akan datang
Nyonya Heo melirik sinis sudah menduganya, Park Hoon
bertanya apakah dirinya.. Nyonya Heo langsung menyela kalau hanya Do Kyung yang
akan datang. Park Hoon mengerti. Nyonya Heo bertanya kenapa anaknya itu tidak
pernah mengangkat telpnya lagi sekarang. Park Hoon dan Jin Sang terlihat
binggung menjawabnya.
Park Hoon beralasan kakaknya itu sedang dalam situasinya
kurang baik. Ibunya penasaran situasi seperti apa. Jin
Sang mengaku mereka tak tahu karena Do Kyung yang jarang cerita padanya. Nyonya
Heo seperti tak peduli lalu meminta mereka memberitahu pada Do Kyung untuk tak
perlu membelikan hadiah untuk Ketua Jang.
“Suruh dia kirim uang ke aku, sebanyak 7 juta won.” Kata Nyonya Heo, Park Hoon
dan Jin Sang kaget, Soo Kyung tertawa lebar mendengarnya.
“Setidaknya harus sebanyak itu. Tidak
lama lagi aku akan bawa uang lebih banyak. Tunggu saja.... Ibu akan membuat banyak uang agar kalian bisa hidup mewah.” Kata Nyonya Heo yakin
“Siapa yang mau hidup mewah ? Kami sama sekali tidak miskin. Kami
semua, punya
uang dan hidup dengan baik. Ibu pikir saja hidupmu sendiri !” teriak Soo Kyung geram
“Kalau kau marah wajahmu bisa
tambah keriput ! Berhenti
minum ! Kau
terlihat lebih tua dari ibu ! Aku
tidak menyuruhmu menikah 3x Apa satu kali saja tidak bisa ?” ucap Nyonya Heo dengan sedih memegang wajah Soo Kyung dengan
maksud menyindir
“Selamat atas pernikahanmu.” Kata Soo Kyung memegang wajah ibunya lalu pergi
meninggalkanya.
“Dia memalukan sekali.... Aku malu karena dia anakku.” Kata Nyonya Heo menyinyir.
Di halte bus
Soo Kyung dan Jin Sang duduk bersama, tatapan Soo Kyung terlihat
kosong. Jin Sang menenangkan agar Soo Kyung tak memikirkanya karena sudah
mengenal sifat Nyonya Heo yang selalu berkata sesuka hati. Soo Kyun hanya dima saja.
“Setelah kupikir, nuna dan Do
Kyung sama sekali tidak mirip dengannya. Kalian mirip dengan ayah, yaitu Tulus dan baik hati.” Komentar Jin Sang
“Setelah minum, kau meninggalkan
mobilmu dimana lagi ?” tanya Soo Kyung melihat Jin
Sang naik bus ke kantor
“Yaah ... nanti juga ketahuan keberadaan mobilku” ucap Jin Sang santai karena bukan
yang pertama kalinya.
Dibangku belakang, Soo Kyung tertidur dengan mulut
mengangga dan menyandarkan kepalanya pada penumpang yang disampingnya. Jin Sang
yang sedang sibuk dengan ponselnya terlihat tak peduli, ketika menatap
penumpang lain seperti meminta untuk menarik Soo Kyung dari pundaknya.
Jin Sang pura-pura tak mengenalnya, tapi akhirnya ia
menarik Soo Kyung untuk menegakkan dirinya, Soo Kyung tertidur dengan kepala
tertunduk. Bus tiba-tiba mengerem mendadak, badan So Kyung pun terjatuh dan
berguling dengan koprol, Jin Sang hanya bisa melonggo. Soo Kyung bisa menahan
tubuhnya dengan mengangkat kakinya sampai ke tiang bus.
Sopir taksi bertanya apakah So Kyung baik-baik saja, Soo
Kyung langsung menutup wajahnya. Jin Sang berlari mengambil tas Soo Kyung
meminta agar membuka pintu bus, karena pasti merasa malu lebih baik turun
dari bis.
Keduanya sudah turun dari bus, tapi penumpang banyak yang
masih melihatanya. Jin Sang menyuruh sopir bus segera pergi dengan menutupi
wajah Soo Kyung mengunakan tasnya. Setelah bus pergi, Jin Sang menanyakan
keadaan Soo Kyung dan mengeluh Soo Kyung yang bisa tidur
sampai jatuh begitu.
“Dasar Bajingan.” Ucap Soo Kyung, Jin Sang pikir tak perlu memaki, Soo
Kyung mengatakan umpatan itu untuk Jin Sang
“Aku kenapa ? Aku melindungi nuna
agar tidak malu.” Kata Jin Sang binggung
“Aku melihat semuanya saat jatuh
di bis. Kau, hanya memegang ponsel dan
menatapku dengan takjub saat aku jatuh di dalam bis. Aku lihat semua ! Aku, tidak minta kau meminjamkan
bahumu untuk tidur. Tapi kenapa kau hanya melihat dengan wajah begitu saat nuna
jatuh di dalam bis ? Dengan
mulut menganga ! “ ucap Soo Kyung lalu jatuh tertidur.
Jin Sang hanya menghela nafas menyuruh Soo Kyung untuk
bangun, Soo Kyung tetap saja diam. Jin Sang mengaku salah dan meminta agar Soo
Kyung cepat bangun, wajahnya langsung panik karena Soo Kyung pingsan.
bersambung ke part 2
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Di lanjut ya chinguu.......
BalasHapusLanjut part 2 nya oenni.. Smangat ..
BalasHapushahaha...emang Soo Kyung nuna itu ajaib banget. Dari pertama aq ketawa2 ngakak sambil guling2 gegara tingkahnya dia. Ceritanya emang keren ni
BalasHapusMakasih ya mb Deedee...Tetap lanjut ya mbak
D tunggu kelanjutan y, terimakasih mba 😀😀
BalasHapusDilanjut part 2 nya mba Dee...fighting!!
BalasHapusGak sabar nunggu kelanjutannya kak..
BalasHapusGak sabar nunggu kelanjutannya kak..
BalasHapusDitunggu kelanjutannya oenni.fighting!!!
BalasHapusditunggu lanjutannya������
BalasHapusGa isa berhnti ktawa liat soo kyung,gokil abis👍👍👍
BalasHapusMksih mb dee..yg part 2 blm z??