PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Selasa, 21 Juni 2016

Sinopsis Doctors Episode 1 Part 1

Sebuah sirine ambulance terdengar,melewati jalan dengan cepat di malam hari. Suasana jalan pun cukup lengang, Ambulance pun masuk ke bagian [Trauma Center] Bayangan seorang wanita terlihat membuka loker lalu menguncir rambutnya, lalu menganti sepatunya menjadi sepatu kets.
Jika takdir mengatakan, "Ya", maka kau akan tetap bertemu dengannya. Dan seseorang yang ditakdirkan untuk bertemu denganku ada di sini.
Seorang pasien masuk ke dalam UGD, dokter melihat pasien yang terluka parah jadi meminta untuk mempersiapkan ruang operasi sekarang. Perawat lain pun terlihat sibuk, salah satu dokter memeriksa pasien dengan luka dibagian kakinya. Dokter lain mendorong alat menyapa temanya, tapi penganganya terlepas melihat orang berjas masuk rumah sakit. 

Kawanan Gangster masuk dengan membawa pasien yang terluka parah dan berteriak menanyakan keberadan dokternya. Semua yang ada diruangan langsung kabur karena ketakutan, Seorang Gangster berteriak marah karena semua orang hanya diam saja.
Di tempat ini, "Kematian" bukanlah hal yang asing lagi. "Kematian" memang hal yang mengejutkan di luar sana tapi seseorang yang ditakdirkan untukku sudah biasa dengan "Kematian".
Si wanita yang sedang ada diloker mulai memakai jas dokternya, terlihat dari name tag wajah samar Yoo Hye Jung. Sementara di depan ruang UGD Gangster berteriak mencari dokter. Seorang dokter tambun berteriak marah pada juniornya yang seceroboh ini. Si Gangster langsung megang pipinya si dokter tambun,  memarahinya karena “Boss” sedang bicara tapi ia malah berteriak.
Apa kau mau punggungmu itu terlipat dan patah seperti akordeon?” ucap Si Gangster, Si dokter tambun mengatakan tidak.
Kau memarahinya karena kesal pada kami, 'kan?” ucap Si Gangster, Si dokter mengatakan bukan itu, Gangster pun menyuruh agar si Dokter untuk bersikap sopan dan ingin memukuklnya.

Tanganya tiba-tiba ditahan oleh seorang wanita yang bernama Yoo Hye Jung, Si pria gangster bertanya siapa wanita itu berpikir kalau wanita itu adalah perawat. Hye Jung mengejek kalau orang itu buta dan  memberitahu ia adalah dokter, lalu memelintir tanganya dan mendorongnya. Beberapa orang menjerit melihatnya.
“ini adalah ruangan khusus pasien, jadi yang bukan pasien silahkan keluar” ucap Hye Jung. Seorang pria tak terima dengan ucapan Hye Jung pada bos mereka yang sedang terluka.
Aku lah yang akan mengobatinya Dan aku berkewajiban untuk menjaga ruangan ini tetap steril.” Kata Hye Jung,
Aku tak mau diobati oleh wanita, jadi Panggilkan dokter pria.” Ucap Si Boss Gangster.
“Apa Kau pikir aku wanita biasa? Aku menganggapmu pasien, sama seperti yang lainnya. Jangan mengganggu pasien di sini.” Tegas Hye Jung menunjuk anak buah gangster agar segera keluar.
Wanita ini... dia keras kepala sekali. Kalian semua, hadapi dia.” Perintah si boss Gangster
Semua membungkuk mengerti, salah seorang anak buah mendorong Hye Jung untuk pergi, Hye Jung tetap tak mau pergi. Anak buah lainya, berjalan memeluk Hye Jung untuk menyuruhnya duduk saja dan beristirahat .Hye Jung langsung menarik tangan dan mendorongnya sampai membuat kursi ruang tunggu terbalik.

Kami tak akan baik meskipun kau ini wanita.” Kata si anak buah gangster lainya.
Karena kalian pasti akan malu jika dikalahkan oleh wanita, 'kan?” balas Hye Jung dengan mudah langsung memelintir dan mendorongnya.
Beberapa dokter pria terlihat melonggo ketakutan, perkelahian pun terjadi. Hye Jung mengunakan semua anggota tubuhnya untuk melawan, membanting, melintir dan menendang. Beberapa Gangster berusaha menahanya, tapi Hye Jung bisa melepaskannya dengan memutar balikan badannya dan membanting lawanya.  Dokter pria hanya menatapnya saja tanpa membantu.
Akhirnya semua bisa dilumpuhkan, Hye Jung meminta maaf dan berjanji  akan tetap memgobati mereka semuanya. Si boss Gangster terlihat sudah tak tahan lagi dan akhirnya jatuh tak sadarkan diri, semua anak buahnya menjerit panik. Hye Jung menyuruh semua keluar kalau tidak mereka membuat boss-nya itu mati.
Baiklah, kami akan mengikuti caramu. Tapi, jika sesuatu terjadi padanya, kau akan mati.” Ucap si wakil gangster memperingati, Hye Jung pun memerintahkan mereka akan memulai operasi 

[13 tahun yang lalu]
Di dalam ruang guru, Hye Jung duduk sendirian sambil mendengarkan lagunya dari CD Player. Seorang wanita masuk menyuruh Hye Jung untuk mematikan musiknya sekarang, Hye Jung hanya melirik sinis tak mengubrisnya, si wanita mengumpat Hye Jung itu anak nakal langsung memukul dengan mapnya, sampai akhirnya Hye Jung terjatuh dan Battery CD Playernya terlepas.
“Apa Kau tuli? Bukannya aku memintamu untuk berlutut?” teriak Si wanita, Hye Jung bangun menatap sinis pada si wanita.
Kau lihat apa? Ini adalah hadiah terakhirku. Dulu, aku tak ingin mengeluarkanmu dari sekolah, karena aku kasihan melihat ayahmu yang bekerja banting tulang demi kau, Tapi, aku sudah menyerah. Kau Keluar  saja sana!!”ucap Si wanita sambil memukul Hye Jung, Akhirnya Hye Jung keluar dengan mengambil CD playernya yang jatuh, dengan kaki menendang kursi melampiaska amarahnya.

Berhenti. Apa kau tak hormat padaku sebelum keluar?” ucap Si Wanita menegur Hye Jung
Sehat-sehatlah terus hingga bintang dilangit menjadi sampah.” Kata Hye Jung dengan nada sinis, Si wanita kembali mengumpat ingin memukulnya, Hye Jung menahan tangan si wanita sebelum memukulnya.
Aku bukan muridmu lagi.” Ucap Hye Jung berani melawanya.
Aku sangat yakin, kau akan masuk penjara nantinya.” Ucap gurunya dengan wajah geram dan menarik tanganya dari tangan Hye Jung.
Tapi, kau harus tetap berhati-hati saat malam hari, karena sesehat apapun kau, kecelakaan bisa membunuhmu.” Kata Hye Jung memperingatinya lalu keluar ruangan. Gurunya mengumpat pelahan. 


Hye Jung keluar dari ruang guru, melihat sosok pria yang sudah menunggunya, tapi ia berlalu begitu saja melewati pria itu saat Si pria membalikan badanya. Sesampai di lapangan, Ayahnya menyuruh anaknya naik mobil. Hye Jung membalas ayahnya saja yang naik mobil, Ayahnya meminta anaknya naik ke mobil. Hye Jung tetap menolaknya.
Kapan kau bisa berubah? Kau pikir sampai kapan aku bisa terus menghidupimu?” ucap Tuan Yoo marah
Orang lain selalu menganggap ayah adalah ayah yang baik. Ayah yang rela untuk mengemis di sekolah, ayah pikir, kau sudah bisa berakting menjadi ayah yang hebat?” balas Hye Jung menyindir lalu berjalan pergi. 

Akhirnya Hye Jung naik mobil dengan membuka jendelanya lebar-lebar, Tuan Yoo menutupnya, tapi Hye Jung kembali membukanya. Tuan Yoo kembali menutupnya. Hye Jung pun menyerah membiarkan jendelanya tertutup.
Kau mau jadi apa nantinya?” kata Tuan Yoo, Hye Jung mengatakan kalau hidup itu seperti air. Tuan Yoo mulai mengumpat dan menegaskan kalau ia serius bertanya. Hye Jung memilih untuk mendengarkan lagu dari CD Playernya. Mobil Tuan Yoon pun berhenti di pinggir jalan, lalu Ia menarik Earphone dari telinga anaknya.  
Kau lihat apa? Kenapa kau melihat ayahmu seperti itu?” teriak Tuan Yoo sambil memukul anaknya yang berani melotot.
Apa kau tahu seberapa menderitanya orang-orang karena ulahmu ini?” teriak Tuan Yoo terus memukul anaknya, sampai akhirnya ia berhenti sendiri ketika anaknya menatapnya dengan sinis.
Kenapa tidak bunuh saja aku? Seperti kau membunuh ibu. Jika kau membunuhku, kau pasti akan merasa bebas.” teriak Hye Jung,
Tuan Yoo terdiam mendengarnya dan bertanya kenapa anaknya tak menangis saat itu. Hye Jung menegaskan kalau hatinya sudah mati dan kembali mendengarkan lagu dari CD Playernya. 

Didepan sebuh restoran halmonie, Hye Jung terbangun dari tidurnya lalu menyadari kalau ia ada didepan rumah neneknya. Tuan Yoon tak berkomentar langsung turun dari mobilnya, Hye Jung panik membuka sabuk pengamanya lalu turun. Tuan Yoon sudah menurunkan barang-barang anaknya dari mobil.
Memangnya ayah ingin aku berbuat apa di sini?” teriak Hye Jung marah
Ini adalah akhir dari hubungan kita.” Kata Tuan Yoo
Hari di mana wanita itu datang adalah akhir dari hubungan kita.” Ucap Hye Jung
Kenapa kau memanggil ibu tirimu dengan sebutan "wanita itu"? Karena sikapmu inilah, ibu tirimu sangat takut padamu. Kau Tak usah temui aku lagi.” Teriak Tuan Yoo lalu masuk mobil dan melempar amplop berisi uang, Hye Jung mengejar mobil ayahnya sambil berteriak 

Kau pikir kau bisa tenang hanya dengan memberiku uang? Tidak akan!” teriak Hye Jung sambil menjerit histeris, mobil ayahnya pun berjalan pergi meninggalkanya.
Aku sudah berusaha bersabar. Aku selalu berpikir, kapan kau akan membuangku, dan sepertinya kau telah membuangku hari ini.” ucap Hye Jung sambil menangis memanggil ibunya.
Nenek Kang keluar dari rumah melihat cucunya yang menangis, lalu bertanya kenapa  hanya berdiri saja bukan masuk ke dalam. Hye Jung buru-buru menghapus air matanya, mengatakan baru saja akan masuk. Nenek Kang bertanya dimana ayah Hye Jung, Dengan wajah kesal mengatakan ayahnya sudah pergi. Nenek Kang pun  mengambil amplop uang yang dibuang oleh cucunya.
Hye Jung mengambil barangnya, Nenek Kang pikir Tuan Yoo Pasti menyenangkan membesarkan anak baru, padahal datang jauh-jauh bahkan tidak menyapanya, dan mengumpat pada mantan suami anaknya. Hye Jung akan membawa barang-barangnya, Nenek Kang dengan penuh perhatian membantunya. 

Hye Jung makan lahap bersama neneknya, Nenek Kang membahas Hye Jung yang akan mulai bersekolah besok. Hye Jung meminta neneknya Tak usah membahasnya. Nenek Kang merasa anak seusia Hye Jung  memang harus membahas sekolah, lalu memulai mengancam jika bersikap seperti saat tinggal di Seoul maka....
“Apa Kau akan mengusirku? Aku sadar dengan sikapku ini.” ucap Hye jung
Siapa yang mengajarimu berbicara begitu? Memangnya aku bilang apa?” keluh Nenek Kang, Hye Jung meminta izin untuk menambah nasi.
Tidak boleh! Kenapa kau malah meminta begitu? Langsung saja bilang.” Ucap Nenek Kang mengambilkan nasi dan sup untuk cucunya.
Aku tak akan mengusirmu dan  tak akan pernah mengusirmu, jadi jangan pernah berniat untuk pergi.” Kata Nenek Kang

Jika aku masih anak-anak, maka aku bisa saja terharu mendengarnya.” Ucap Hye Jung dingin
Kenapa kau bersikap galak sekali? Kau tak boleh begitu pada orang lain.” Kata Nenek Kang menegurnya, Hye Jung malah balik bertanya kenapa tak boleh bersikap seperti itu.
Nenek Kang menjelaskan semua orang akan menganggapnya preman dan merendahkannya. Hye Jung pikir sudah banyak yang merendahkannya, lagipula ia juga menyukainya. Nenek Kang  menegaskan Hye Jung itu harus menyembunyikan apa yang harus disembunyikan. Hye Jung merasa tak perlu karena ia hanya perlu kuat agar tak direndahkan. Nenek Kang akhirnya setuju karena ia juga  orang yang kuat dan tak tertindas.
Hye Jung tersenyum tak percaya baru kali ini kata-katanya bisa diterima oleh orang dewasa, Nenek Kang bertanya-tanya selama ini cucunya hidup dengan siapa karena seharusnya Hye Jung bertemu dengan orang yang tepat dan berharap cucunya itu bertemu dengan guru yang baik. Hye Jung tak percaya karena Selama 10 tahun, tak pernah bertemu guru yang baik.


Seorang pria dengan sepedanya membunyikan belnya masuk ke dalam sekolah, beberapa murid dengan kena hukuman, di kursi belakangnya terlihat patung peraga organ tubuh manusia. Tiba-tiba ia membunyikan bel pada sosok pelajar wanita didepanya, Pelajar wanita itu pun berusaha menghindar dengan memalingkan wajahnya.
Jin Seo Woo, ikuti aku Atau kau akan dapat minus 1 poin!” ucap Guru yang bernama Hong Ji Hong. Seo Woo pun tak bisa menolak mengejar Ji Hong yang mempercepat laju sepedanya. Ji Hong berteriak menyuruh Seo Woo untuk segera berlari.
Ji Hong pun memarkir sepedanya, lalu menyuruh Seo Woo untuk cepat datang. Seo Woo dengan nafas terengah-engah menghampiri gurunya. Ji Ho memberikan patung organ tubuh manusia pada Seo Woo dan menyuruhnya Bawa ke ke laboratorium sains.
Kenapa aku yang harus membawanya?” keluh Seo Woo, Ji Hong menjawab bersaman dengan Seo Woo yang sudah tahu jawababnya “memang tak ada alasanya”. Ji Hong pun memuji muridnya yang pandai, Seo Woo hanya bisa ngedumel karena Ji Hong selalu berkata “memang tak ada alasanya” membuatnya sangat menyebalkan.

Teman Seo Woo, bernama Chun Soon Hee melihat tas yang dibawa Seo Woo berat lalu berusaha membawakanya bahkan akan membawa juga patung organ manusianya. Seo Woo menolak karena ingin membawanya sendiri.
Aku sungguh tak mengerti, karena Aku tak seharusnya diperlakukan seperti ini. Dia selalu saja berkata, “memang tak ada alasanya”.” Keluh Seo Woo
Mungkin dia tak tahu bahwa ayahmu itu Kepala Rumah Sakit.” Kata Soon Hee
Dia pasti tahu, ibuku sering mengunjungi Kepala Sekolah.” Ucap Seo Woo, Soon Hee pikir benar juga karena ayahnya  juga bilang begitu.

Dia tak suka menemui orang tua siswa lain, tapi guru Hong suka menemui ibumu. Setiap datang Ibumu selalu membawa hadiah, dan ayah bilang, ibumu sangat sopan.” Cerita Soon Hee
Kau tak peka sekali, Apa kau pikir sanjunganmu itu bisa mengusir kekesalanku ini ?” ucap Seo Woo sinis, Soon Hee pun hanya bisa mengucapkan kata maaf.
Seo Woo pun menyuruh Soon Hee pergi lebih dulu ke kelas, Soon Hee mengatakan akan menemaninya. Seo Woo menyuruh Soon Hee menunggu saja, karena tak tahu apa komentar Guru Hon jika mengetahu Soon Hee yang membawakan tasnya. Soon Hee tak bisa berbuat apa-apa padahal dirinya ingin sekali menemani temanya. 


Didalam kelas terlihat sangat ricuh, seorang wanita berada digendongan wanita gemuk ingin berebutan makanan, Ji Hong masuk kelas menyuruh semua muridnya duduk dengan benar. Soon Hee yang sedang duduk dimeja sambil membaca komik langsung duduk dengan benar. Ji Hong menegur salah seorang yang tak mengancing bajunya, karena mereka ada disekolah bukan di gym. 
Sudah kukatakan kan, penampilan dari luar itu sangatlah penting. "Tak peduli dengan apa yang orang lain pikirkan." Jika kalian berpikir seperti itu, kalian tak bisa hidup bersosial.” Kata Ji Hong memberikan nasehat, Seo Woo sebagai ketua kelas ingin memberikan hormat. Ji Hong pikir tak perlu lalu berjalan ke bangku belakang.
Ji Hong tahu pelajar wanita itu memakai make up, si pelajar menyangkalnya. Ji Hong mengatakan kalau make upnya itu tak cocokn untunya, karena seharus memakai foundation dengan warna yang tepat. Si pelaya tetap menyangkal kalau tak mengunakan make up.
Dia bilang, tak memakai make-up.” Kata Ji Hong lalu mencari tissue diatas meja dan langsung mengelap pada wajah anak muridnya, terlihat ada warna bedak yang menempel
Yah~ kau bilang tidak make up apanya? Tak usah menyembunyikan sesuatu yang akan ketahuan.” Ucap Ji Hong lalu menyuruh anak muridnya untuk membuang bekas tissuenya.
Nah, ujian mid semester sudah semakin dekat.” Ucap Ji Hong kembali berjalan ke depan semua anak murid mengeluh tapi Seo Woo tersenyum, seperti sudah mempersiapkanya.
Nilai kalian akan tergantung dengan bakat kalian sendiri. Tak usah menggunakan target nilai yang tinggi dan menyiksa diri kalian. Kalian sudah kelas 11, jadi, kalian harus mulai berpikir tentang pekerjaan. Tak usah sekolah kecuali jika kalian akan menjadi orang berguna. Mengerti?” ucap Ji Hong seperti sebuah petuah, Semua anak muridnya menjawab mengerti. Ji Hong pun mulai pelajaran dengan meminta membuka buku pelajaran. 

Beberapa foto tertempel di dinding, termasuk foto Nenek Kang, Hye Jung terlihat masih tertidur dengan memeluk anak anjing yang juga tertidur. Matanya sedikit terbuka melihat neneknya sudah bangun menyiram tanaman didekat jendela, tapi ia memilih untuk kembali lagi tertidur dengan memeluk anak anjingnya.
“Apa Kau tak mau ke sekolah hari ini?” ucap Nenek Kang masuk kamar
Ini kan hari pertamaku, jadi aku bisa terlambat. Benarkan, Sang Choo?” ucap Hye Jung pada anak anjingnya.
Sebentar lagi jam istirahat.” Kata Nenek Kang menarik selimut cucunya dan membuka lemari.
Hye Jung pun bangun meminta uang pada neneknya, Nenek Kang pun tak peduli. Hye Jung bertanya apakah neneknya akan keluar kenapa harus berganti baju. Nenek Kang mengatakan harus menemani cucunya kesekolah, lalu memperlihatkan salah satu bajunya dan bertanya apakah itu cocok. Hye Jung mengatakan jelek dan mengaku bisa pergi sendirian.

Keduanya pun keluar rumah bersama-sama, Hye Jung mengeluh pada neneknya karena bisa pergi sendirian saja. Nenek Kang khawatir cucunya itu pergi ke sekolah tanpa mengunakan seragam. Hye Jung pikir taka akan mulai sekolah hari ini jadi tak masalah dna ia sudah terbiasa berpindah sekolah.
Apa hal itu pantas kau membanggakannya?!!” jerit Nenek Kang mengomel.
“Sudahlah... Tak usah mengomel. Siapa lagi yang akan baik padaku kecuali Nenek?” ucap Hye Jung, Nenek Kang membenarkan.
Apa Nenek tak mau memberiku uang? Aku harus membeli seragam nantinya.”kata Hye Jung, Nenek Kang pun memberikan beberapa lembar uang memastikan cucunya harus membeli seragam.
Belilah setelah kau selesai mendaftar. Jangan membeli sesuatu yang lain.” Perintah Nenek Kang, Hye Jung pikir neneknya tak perlu mengkhawatirkan hal itu mengambil uang dari tangan neneknya, Nenek Kang tersenyum melihat cucunya yang pergi ke sekolah. 

Ji Hong pulang dengan sepedanya dan membunyikan belnya agar memberikan jalan, semua murid menyapanya dengan ramah. Terdenga bunyi klakson mobil didepan pintu. Seo Woo dan Soon Hee pun langsung berhenti berjalan.
Seorang wanita cantik keluar dari mobil, memanggil anaknya, Seo Woo. Soon Hee mencoba menyapanya, tapi ibu Seo Woo hanya melirik sinis lalu masuk ke dalam mobilnya, Seo Woo pun menyuruh Soon Hee untuk pulang saja.
Apa aku bisa dating ke rumahmu nanti?” tanya Soon Hee
Tidak bisa, aku harus les privat nanti.” Kata SeoWoo lalu pamit pergi pada temanya.
Setelah Seo Woo pergi, dua wanita berandal mendatangi Soon Hee memuji rambutnya yang terlihat cantik dan lalu bertanya mereka akan pergi kemana, semua pun mengajaknya untuk makan Toppoki bersama. 

Didalam mobil
Seo Woo sibuk membaca catatan kecil miliknya. Ibunya tersenyum melihatnya lalu berkomentar guru Hong yang selalu pertama pulang sekolah dan sudah pulang sebelum anaknya keluar kelas, jadi ia tak bisa menyapanya. Seo Woo pikir untuk apa ibunya harus menyapa Guru Hong karena Menyapanya juga tak akan membantunya sama sekali.
Karena itulah aku tak akan menyapanya. Dia tinggal sendirian, 'kan? Jadi untuk apa pulang cepat.” Kata Ibu Seo Woo heran
Dia punya banyak pekerjaan. Dia suka musik, jadi dia sering ke toko untuk membeli CD.” Ucap Seo Woo, ibunya heran anaknya bisa tahu tentang hal itu.
Kau menyukainya, kan?” ucap Ibunya mengoda. Seo Woo menyangkal karena tak alasan untuk mengetahuinya.  
Jadi, dia lebih tertarik hobinya daripada mengajar muridnya? Hanya kelasmu lah yang tak punya jadwal les bersama. Kenapa dia cuek begitu?” ucap Ibu Seo Woo kembali bertanya-tanya
Ya, mungkin memang tak ada alasanya”Ucap Seo Woo seolah-olah tak peduli

Berhenti mengatakan itu, kau terdengar seperti idiot. Aku berusaha agar kau bisa masuk di kelasnya karena kudengar dia lulusan jurusan kedokteran di Universitas Seoul National. Apa itu semua bohong, kan?” ucap Ibu Seo Woo tak percaya.
Seo Woo mengatakan Guru Hong itu tak berbohong, Ibunya tahu kalau Ji Hong itu tak berbohong bahkan tahu angkatan ke berapa dan latar belakangnya menurutnya Hidup ini tak begitu adil, kenapa orang seperti Guru Hong memiliki pendidikan tinggi.
Jika ayahmu berpendidikan begitu, maka dia akan super sukses.” Keluh Ibunya.
Jangan berkata begitu tentang ayah.” Ucap Seo Woo membela
Lagipula dia sudah sadar, Kau harus membuat impian ayahmu menjadi kenyataan. Kau harus lulus di Universitas Seoul National, mengerti?” kata Ibunya.
Memangnya ibu pikir itu mudah?” keluh Seo Woo kesal, Ibunya heran melihat anaknya itu marah-marah padanya. Seo Woo tiba-tiba berteriak, mobil mereka hampir saja menabrak mobil depan karena lampu merah.
Ibu Seo Woo berhasil menginjak rem sebelum terjadi tabrakan, Seo Woo meminta ibunya tak perlu menjemput kalau cara menyetirnya seperti itu. Ibu Seo membela diri sambi mengomel, Mobil depanya yang salah karena berhenti tiba-tiba begitu.


Di sebuah toko CD
Hye Jung melihat CD yang ada didepanya, dibagian belakang terlhat Ji Hong juga sedang mencari CD lalu memanggil salah satu karyawan, bertanya Apa mereka punya album, "There She Goes" by The La's. Pegawai itu mengatakan tak punya album itu tapi mereka punya Sixpence None Richer. Ji Hong merasa kecewa karena padahal mau mendengarnya
“Maaf. Kami tak punya,  Sulit untuk menemukan album itu sekarang dan Stoknya sudah habis.” Ucap si pegawa, disisi lain diam-diam Hye Jung mengambil salah satu CD dan menaruhnya dalam bajunya.
Ketika keluar akan keluar dari toko CD, Seorang pria memanggl Hye Jung dengan panggilan “pelajar”, Hye Jung menegaskan kalau ia bukan seorang pelajar. Pria itu ingin melihat tas yang dipakai Hye Jung untuk memeriksanya. Hye Jung bertanya untuk apa memeriksanya. Si pria mengatakan kalau Hye Jung akan tahu nantinya. Ji Hong pun melihat dari kejauhan.
Seluruh isi tas Hye Jung pun dikeluarkan, tapi tak menemukan Cdnya. Hye Jung mengeluh kalau sangat menyebalkan dan membuat harinya sial. Si pria menarik baju Hye Jung untuk memeriksanya, Hye Jung berteriak apa yang ingin dilakukan pria itu padanya dengan menyentuhnya. Si pria memanggil pegawai wanita untuk memeriksa Hye Jung.
Ji Hong melihat dari kejauhan, Si pria menyakin  menangkap pencurinya hari ini, menurutnya ia bukan Jutawan jadi kenapa orang-orang itu selau mencuri tokonya. Semua orang mulai melihat keributan, Ji Hong pun berjalan mendekati keduanya,
Mungkin agak tidak sopan jika aku ikut bicara, tapi, dia sudah bilang tak mencuri apa-apa.” Ucap Ji Hong mencoba membela
Kau tahu apa? Kita ke kantor polisi saja. Awalnya aku bisa sabar, Tapi sekarang tidak lagi!! Orang yang menuduh orang lain sepertimu ini lah yang layak untuk dipenjara. Ayo ke kantor polisi!!! ” teriak Hye Jung menantang,  
Sudahlah, biarkan dia pergi. Menurutku Dia tak akan seberani ini jika dia memang mencuri.” Ucap Ji Hong pada pemilik toko, Hye Jung pun memasukan kembali semua barang-barangnya ke dalam tas.
Tapi, Tuan . Kau hanya tak tahu sifat anak muda jaman sekarang.” Ucap si pemilik kesal
Aku selalu bersama dengan muridku, jadi sangat mengenal mereka.” Kata Ji Hong
Hye Jung menyela kalau ia bukan seorang pelajar, dengan mengejek Ji Hong itu tuli. Ji Hong melirik sinis, Hye Jung pikir tak  membutuhkan permintaan maafnya dan hanya ingin harinya tenang lalu keluar dari toko CD. Si pemilik berteriak marah, menyuruh pegawai memeriksa karena Sebelum ada 7 CD di dalam rak. Hye Jung masuk ke dalam toilet dan memeriksa tak ada orang, lalu membuka jaketnya dan mengeluarkan CD yang ada disembunyikan dalam jaketnya dan memasukan ke dalam tas.  

Di sebuah taman, Hye Jung berjalan tiba-tiba mendengar seseorang bertanya “apakah kau senang?” lalu menengok dan melihat sekeliling, bertanya balik apakah pria itu sedang berbicara denganya.
Apa kau sudah merasa tujuanmu tercapai? Kau mencuri dan juga berbohong. Kau membuat orang yang percaya padamu itu malu.” Ucap Ji Hong, Hye Jung menyuruh tak usah bertele-tele jadi langsung katakan saja.
Tadi, aku membelamu karena kau ini adalah anak sekolahan.” Kata Ji Hong, Hye Jung menegaskan kalau ia bukan pelajar.
Kau hanya berpura-pura menjadi orang dewasa. Kebohonganmu sangat jelas. Semuanya terlihat jelas di wajahmu Karena itulah aku memberimu kesempatan. Jadi tak mungkin aku membantumu jika Kau adalah orang dewasa.” Ucap Ji Hong, Hye Jung pikir lebih baik tak usah pedulikan
Kenapa kau malah membahasnya lagi?” kata Hye Jung, Ji Hong mengatakan tak ada alasan dan hanya mengingikan saja. Hye Jung binggung.
Apa kau menyukaiku? Apa Kau terpesona olehku? Apa kau mengidap Lolita kompleks? Kata-kata "Hanya karena aku menginginkan" adalah kalimat yang dikatakan oleh pasangan kekasih saat tak bisa memberi penjelasan.” Kata Hye Jung.
Ji Hong pikir Hye Jung itu cukup cerdas. Hye Jung pikir kalau memang pria itu merayu lebih baik menyerah saja. Ji Hong memberikan mottonya "Jangan mengatakan hal yang serius pada seekor babi." Dan ketika ia mengatakan "Hanya karena aku menginginkan" ketika ia sedang tak ingin menyia-nyiakan pengetahuannya kepada seseorang yang  tak punya pengetahuan. Hye Jung bisa mengerti lalu berjalan pergi.

Aku sungguh tak suka pergi ke tempat seperti kantor polisi atau pengadilan. Tapi, hari ini aku harus ke sana karena kau.” Kata Ji Hong mengejarnya.
Apa kau punya bukti bahwa aku ini mencuri?” ucap Hye Jung menantang, Ji Hong menarik tas milik Hye Jung untuk memeriksanya.
Hye Jung berusaha menariknya tapi tak bisa akhirnya mengambil jurus dengan menendang bahu Ji Hong, sampai membuatnya terjatuh. Ji Hong terlihat ketakutan dan kaget karena wanita itu sangat kuat. Beberapa orang mulai melihat, Hye Jung memasukan kembali barangnya ke dalam tasnya. Ji Hong pun bangun mengeluh karena sangat memalukan dan merasa sakit.
“Ah.... Kau mengagumkan sekali... Ayo kita berkencan...  Kau bukan anak pelajar, 'kan? Jadi, kita bisa pacaran karena kau ini orang dewasa.” Ucap J Hong
Jangan mendekatiku.” Perintah Hye Jung ketakutan melihat Ji Hong mulai mendekat
Ah!!! Tak pernah ada wanita yang sekasar itu padaku sebelumnya. Ini sangat menarik. Jadi, kita tak perlu membuang-buang waktu lagi. Ayo pergi minum teh.” Kata Ji Hong menari tangan Hye Jung. Hye Jung panik berteriak Ji Hong itu sudah gila.
Cinta itu memang bisa membuatku kita gila.” Ucap Ji Hong menarik tangan Hye Jung untuk pergi.
Apa kau mau dipenjara? Aku ini anak pelajar tahu!” teriak Hye Jung
Ji Hong akhirnya bisa mengetahui kebenaran kalau Hye Jung memang benar seorang pelajar dengan mengakuinya, lalu sebelumnya mengatakan tidak mencuri, dan menunjukan buktinya sebuah CD yang tertinggal diaspal. Hye Jung pun mengakuinya, Ji Hong semakin bersemangat karena Hye Jung bisa langsung mengakuinya.
Apa yang akan kau lakukan sekarang? Apa Kau mau ke kantor polisi? Atau pergi meminta maaf?” ucap Ji Hong memberikan pilihan, Hye Jung pun menunjuk arah untuk meminta maaf. Ji Hong berjalan ka arah toko melewat Hye Jung.
Ahjussi.... Makan saja ini dan pergi sana!” teriak Hye Jung menendangan Cdnya lalu berlari masuk ke dalam Bus yang berhenti di halte. Ji Hong hanya bisa melonggo melihat tingkah Hye Jung yang tak pernah di temukan selama ini. 

Nenek Kang mempersiapkan beberapa lauk diatas meja sambil berbicara sendiri kalau keturunan itu adalah hal yang lucu, merasa canggung  ketika bertemu setelah sekian lama  bahkan dengan pria yang pernah lama bersama mereka.
Sama halnya dengan cucu kita. Meskipun sudah 10 tahun tak bertemu, dia tetap anakku. Melihatnya sedih membuat hatiku ikut sedih.”ucap Nenek Kang lalu merasakan sesak didadanya.
Aku harus ke dokter, tapi tak punya waktu.” Ucap Nenek Kang sambil menepuk-nepuk dadanya, lalu melihat seharusnya guru Hong datang. 

Ji Hong sedang mengayuh sepedanya, tiba-tiba seorang wanita melewati dengan mobil jipsnya, ingin bertanya jalan. Ji Hong tersenyum menurutnya wanita itu tak perlu bertanya, wanita itu pikir pasti malu lalu mengejeknya Ji Hong itu tahu cara melucu.
“Apa Kau sudah pulang kerja?” tanya Ji Hong pada si wanita
Kau tak membawa ponselmu, 'kan?Aku suka saat kau lupa membawa ponselmu. Hal ini membuatku bisa memberikanmu kejutan seperti ini.” kata si wanita melepaskan sabuk pengaman lalu berdiri dibelakang mobilnya.
Ji Hong binggung, apa yang akan dilakukan wanita itu. Si wanita mengatakan kalau ia akan turun dari bangkunya, Ji Hong menanyakana alasanya, Si wanita pikir kalau tak berdiri maka ia akan susah menatapnya. Ji Hong berteriak karena si wanita membuatnya menjadi merinding saja.

Kau sudah menjadi residen, tapi masih punya waktu, bikin iri saja.” Kata Ji Hong
Kau kabur saat magang, Aku bahkan lebih iri padamu.” Balas si wanita, J Hong menatapnya dengan berbeda. Si wanita heran kenapa Ji Hong menatapnya seperti itu
Aku masih belum memutuskannya, Apa aku akan serius atau tidak.” Tegas Ji Hong.
Aku akan mengubah topik pembicaraan. Presiden menjalani operasi hari ini.” kata si wanita,
Berhenti menipuku. Aku menelepon ayah pagi tadi, dan dia tak memberitahuku.” Kata Ji Hong tak percaya
Si wanita mengatakan kalau karena ayahnya tak ingin anaknya  datang ke Rumah Sakit. Ji Hong mulai berbicara serius bertanya kondisinya. Si wanita berkata “Vestibular schwannoma” dan herus menjalani operasi Radio jadi tak terlalu sulit. Ji Hong meminta agar tak pernah mengataka pada keluarga pasien, lalu mengangkat sepeda ke mobil. Si wanita binggung apa yang dilakukan Ji Hong.

Ji Hong mengatakan mereka harus cepat pergi, Si wanita pikir mereka bisa makan dulu dan memberitahu nenek kalau memang akan ke Seoul. Ji Hong pikir sudah tak punya waktu. Si Wanita mengatakan mereka punya banyak waktu, Ji Hong menegaskan Nenek bisa salah paham, karena teman wanitanya itu terlalu sering menemuinya, jadi berpikir mereka berkencan. Si wanita mengodanya kalau memang seperti itu bahkan akan menikah.
Kita bisa menikah setelah pacaran nantinya.” Ucap Ji Hong
Kita sudah seperti pasangan kekasih sekarang. Kuliah 6 tahun dan 8 bulan magang. Sudah berapa lama waktu yang kita habiskan bersama? Tak usah berlama-lama,Ayo menikah saja.... Oke?” kata si wanita terus mengodanya. Lalu menjawab sendiri kalau Ji Hong setuju.
Kenapa kau menjawab pertanyaanmu sendiri?” keluh Ji Hong
Itu karena kau tak akan setuju denganku.” Ucap Si wanita, Ji Hong tak bisa memasukan sepedanya jadi lebih baik naik sepeda saja 


Hye Jung jalan-jalan ke area shopping, melihat salah satu baju tembus pandang dengan tertutup dibagian dada. Pesan masuk dari  [SMS dari Wanita Jahat] tapi Hye Jung tak mengubrisnya memasukan kembali ponselnya.
Tiga wanita berandal datang dengan bersemangat melihat baju yang ada dipatung model baju Hyo Ri. Soon Hee mengikuti ketiganya yang mencobanya, lalu tak sengaja menatap baju yang sama dengan yang dilihat Hye Jung.
Disebuah terminal bus, terlihat beberapa wanita dengan gaya gaul membahas seseorang yang tak menjawab telp. Ketua Genk mengatakan Hye Jung tak akan bisa kabur karena sudah memberitahu mereka  ada di Big Mall, dan Hye Jung tak membalas jadi apakah mereka masih bertanya temanya itu akan datang. Anak buahnya menanyakan rencana mereka sekarang. Ketua Gen pikir hanya sedikit tempat gaul dan mengajaknya untuk pergi saja. 

Tiga wanita berandal mula berada di toilet dan berdandan layaknya orang dewasa, dua orang lainya sibuk membongkar tas dengan mengeluarkan semua barangnya. Si ketua Genk berteriak menyuruh mereka santai saja. Soon Hee keluar dari toilet memperlihatkan baju kemeja dan rok mininya dengan gaya seksi meminta pendapat teman-temanya.
Si Ketua Genk berkomenta dengan sinis kalau Soon Hee hebat, Soon Hee tersadar semua barangnya sudah ada dilantai, lalu bertanya apa yang sedang mereka lakukan. Si wanita bertanya diman Soon Hee menyembunyikanya, menurutnya tak mungkin anak orang kaya tak membawa dompet. Soon Hee pikir mereka bisa akan pergi ke Club bersama-sama.
Hei, kau pikir kami ini sudah gila? Kami tak mungkin clubbing bersama anak Kepala Sekolah. Cepat berikan kami uangmu.” Ucap si ketua Genk,
Aku tak punya uang.” Kata Soon Hee, si ketua Genk langsung merobek baju Soon Hee dan menemukan dompet dibalik bajunya. Soon Hee mengumpat kesal.
Itu adalah dompet kesayangan ibuku!” teriak Soon Hee, tapi genk anak nakal tak peduli mengambil dompetnya bahkan mendoorng Soon Hee sampai masuk ke dalam toilet. 

Hye Jung masuk ke dalam toilet dan sudah berganti pakain, Ketua Genk menyuruhnya keluar tapi Hye Jung malah melotot dan tetap ada didalam. Si wanita berambut pendek tak terima Hye Jung melotot dan ingin dipukul sampai mati. Hye Jung langsung melintir tangan si wanita yang ingin menunjuk matanya lalu mendorongnya.
Si wanita bertumbuh tambun ingin melawan, Hye Jung bisa menendangnya. Soon Hee melonggo melihatnya, Ketua Genk bertanya siapa Hye Jung dan berasal dari sekolah mana. Hye Jung menyangkal kalau bukan pelajar, Ketua Genk mengumpat Hye Jung merasa bangga kalau sudah dewasa dan ingin menendangnya, Hye Jung bisa menghindarinya bahkan bisa menamparnya.
Soon Hee tersenyum melihatnya, si wanita tambun kembali maju dan Hye Jung pun bisa menamparnya juga bahkan bolak balik. Si wanita rambut pendek ingin menyerang tapi Hye Jung lebih dulu menendangnya, ketua Genk ingin melawan tapi Hye Jung sudah lebih dulu memelintir tanganya dan mengambil dompet milik Soon Hee dan menyuruh mereka pergi. Semua pergi, Ketua Genk mengeluh dirinya itu sedang tak enak badan dan kalah darinya. Soon Hee terpana melihat Hye Jung yang bisa mengalahka semuanya. 

Soon Hee mengejar Hye Jung keluar dari toilet, dengan memanggilnya Unnie lalu  membungkuk mengucapkan terimakasih dan bertanya Di mana dompetnya. Hye Jung mengatakan Soon Hee itu harusnya membayar sebanyak 10% sebagai ucapan terima kasih.
Karena aku sampai berkelahi tadi, jadi aku layak mendapat setengahnya.” Ucap Hye Jung mengambil uang dalam dompet dan mengembalikanya.
Kau bisa mengambilnya semua. Apa aku bisa menjadi temanmu?” kata Soon Hee lalu mengaku namanya Yoo Na dan bertanya balik siapa namanya.
Apa kau ini anak kutu buku? Dari muka sudah sangat jelas. Kau mencoba menyuapku dan ingin menggangguku. Tapi aku tak suka diganggu.” Ucap Hye Jung mengembalikan uanganya.
Soon Hee memohon agar Hye Jung mengambil semuanya saja, karena telah menyelamatkan dan menurutnya  Dalam film, seorang pria akan menyelamatkan wanitanya, maka mereka akan jatuh cinta. Hye Jung menjerit ketakutan, menurutnya Soon Hee benar-benar kutu buku dan  pasti kekurangan kasih sayang lalu berjalan pergi. Soon Hee terus berteriak memanggilnya sambil memungut uang yang berjatuhan.
bersambung ke part 2
FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

10 komentar:

  1. ayo mb semangat part 2 ..penasaran banget

    BalasHapus
  2. Wahhh ... Daebakkkk Mba dhi, cepet bgt !!! Ditunggu lanjutannya 😘

    BalasHapus
  3. keren suka bgt
    lanjutkan.semangat

    BalasHapus
  4. Wahhhh aku telat nih
    Tapi bagus ceritanya

    BalasHapus
  5. Critanya panjang banget capek gw baca

    BalasHapus
  6. Waaahhh... Belum sempat nonton dari eps pertama, untung ada yang nulis sinopsisnya. Gomawo... :-)

    BalasHapus