PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Senin, 06 Juni 2016

Sinopsis Beautiful Gong Shim Episode 7 Part 2

Gong Mi membereskan semua barangnya, diatas meja riasnya melihat ada obat yang diberikan oleh Joon Soo, senyumanya terlihat mengingat saat Joon Soo memberikan padanya, karena tidak akan mau sampai terinfeksi.
Nyonya Yum berusaha menelp anaknya tapi tak diangkat juga, akhirnya ia merasa Joon Soo pasti sibuk karena tidak mengangkat teleponnya. Gong Mi pikir Joon Soo itu pasti sedang rapat, Nyonya Yum pikir mereka lebih dulu makan saja padahal menurutnya lebih menyenangkan jika anaknya itu bisa bergabung dan meminta maaf.
Gong Mi dengan ramah mengatakan tak masalah, Nyonya Yum pun Terima kasih karena sangat pengertian lalu meminta pelayan membawakan makan malam untuk mereka. Gong Mi menatap sedih bangku disampingnya yang kosong

Nyonya Yum berjalan pulang, mengeluarkan kotak yang ada didalam tasnya.
Flash Back
Gong Mi mengucapkan Terima kasih untuk makanan yang luar biasa lalu memberikan tas belanjanya berisi syal, dengan rendah hati mengatakan barangnya Bukan sesuatu yang mahal. Nyonya Yum berpikir kalau itu sebagai mengucapkan terima kasih atas makanannya. Gong Mi membenarkan, Nyonya Yum pun mengucapkan terimakasih lalu pamit pergi
Nyonya Yum melihat ada sebuah kartu didalamnya yang ditulis oleh Gong Mi Pertama kali aku bertemu denganmu, kau memberiku hadiah. Aku menemukan amplop dengan uang saat aku sampai di rumah. Aku terkejut saat menyadari bahwa kau memberiku 100.000 dolar. Dia tidak berhutang apapun kepadaku. Aku hanya melakukan apa yang seharusnya. Aku tidak bisa menerima uangnya, jadi aku mengembalikannya kepadamu. Aku berharap yang terbaik untukmu.
Ia pun melihat syal yang berwarna cerah lalu berkomentar Gong Mi itu anak yang cukup manis. 

Dan Tae mengeluarkan semua barang-barang ke luar rumah mulai dari pakaian, buku-buku, sampai tempat duduk dan bantal duduknya. Gong Shim baru pulang panik melihat semua barang-barang yang ada diluar, lalu bertanya apakah Dan Tae sudah memanggil tukang pipa.
Dan Tae dengan wajah sinis menyindir Gong Shim yang tadi tak mau datang malah sekarang datang. Gong Shim pun bertanya dimana pipa yang bocor, Dan Tae menunjuk ada didalam kamar mandinya, keduanya pun berlari masuk kedalam rumah. 

Dan Tae mengepel lantai yang masih ada airnya, Gong Shim keluar dari kamar mandi dengan membawa kunci inggris, Dan Tae bertanya bagimana dengan pipanya Gong Shim memberitahu sudah memperbaikinya. Dan Tae memuji Gong Shim itu seperti tukang ledeng professional, lalu bertanya darimana saja belajarnya.  
Saat aku sedang belajar untuk kuliah, aku melakukan pekerjaan paruh waktu di bidang ini. Apakah aku perlu mengambil... Barang-barang yang tersisa di ruangan ini?” kata Gong Shim, Dan Tae mengangguk
Gong Shim ingin membawa kotak lalu melihat plester berwarna kuning di cermin, seperti kelihatan tidak asing. Lalu ia mengingat saat itu menaruh didahi Dan Tae  saat sedang sakit. Dan Tae pun mengingatnya saat Gong Shim memberikan plester lalu berpura-pura sedikit melupakanya dan kembali mengingatnya.
 “Kenapa kau menaruhnya di sini?” tanya Gong Shim 
Aku membuangnya, Di sanalah aku membuangnya.” Kata Dan Tae mencari alasan
“Hei.... Kau tidak membuangnya tapi menaruhnya di sini.” Ucap Gong Shim
Bukan itu. Aku bermaksud untuk membuangnya Tapi aku tidak bisa menemukan tempat sampah. Jadi aku hanya menaruhnya di sana.” Kata Dan Tae


Lalu Dan Tae mengalihkan supaya Gong Shim segera membantu mengeluarkan semua barangnya bukan hanya berdiri saja. Gong Shim mengerti kembali mengambil kardus yang ada diatas meja, lalu melihat sebuah kertas yang ada disana. Dan Tae melotot panik melihatnya dan langsung mengambilnya, mengatakan kalau itu  bukan apa-apa.
Gong Shim melihat ada namanya yang tertulis disana, jadi ingin melihatnya. Dan Tae berusaha menyangkal tak menuliskan namanya. Gong Shim yakin tertulis namanya dan menduga Dan Tae menulis hal-hal buruk tentangnya. Dan Tae memberitahu kalau itu bukan tentang Gong Shim dengan menaruh diujung tanganya, Gong Shim berusaha meraihnya karena yakin Dan Tae menulis hal-hal buruk tentangnya jadi ingin melihatnya.
Dan Tae akhirnya terpaksa memakan kertasnya, Gong Shim menjerit berusaha membuka mulut Dan Tae agar bisa melihatnya. Dan Tae berhasil menelannya, Gong Shim dengan wajah kesal sangat yakin Dan Tae  menulis hal-hal buruk tentangnya, menurutnya tetangganya itu menjijikan karena memakannya. Dan Tae bersumpah kalau ia tidak menulis hal-hal buruk dan Gong Shim dapat memeriksanya dengan membuka mulutnya. Gong Shim dengan lirikan sinis keluar kamar dengan membawa kotak kardusnya. 


Dan Tae menginjak-nginjak alas tidurnya yang terkena banjir, sementara Gong Shim hanya duduk sambil mengipas-ngipas. Dan Tae memanggilnya Gong Shim menyuruhnya untuk jangan hanya duduk tapi datang mendekatinya. Gong Shim bertanya apa lagi sekarang yang dinginkannya. Dan Tae pikir Gong Shim harus ikut mencuci denganya.
Kau melakukan pekerjaan yang baik.” Ucap Gong Shim
Aku meminta kepadamu bukan karena membutuhkan bantuanmu. Aku hanya menawarkan kepadamu untuk ikut denganku karena kau terlihat kepanasan. Ini akan benar-benar mendinginkanmu.” jelas Dan Tae.
“Aish.. Aku tidak bodoh. Apakah kau pikir bisa menipuku?” ucap Gong Shim, Dan Tae menyakinkan kalau yang dilakukan itu sangat keren lau merasakan semua tubuhnya menjadi dingin.

Gong Shim mulai berdiri dari tempat duduknya, Dan Tae melipat celananya karena merasakan sangat menyegarkan. Gong Shim melepaskan sandalnya dan memasukan kakinya ke dalam ember, senyuman terlihat karena memang terasa benar-benar menyegarkan. Keduanya tertawa-tawa sambil menginjak-nginjaknya, tiba-tiba Gong Shim hilang keseimbanganya dan hampir jatuh, Dan Tae langsung memegang pungungnya dan menariknya dengan posisi memeluknya.
Beberapa detik kemudian Dan Tae melepaskan pelukanya, suasana canggung terasa saat mata mereka saling menatap. Dan Tae mengaku sudah berdiri di air dingin tapi terasa panas, lalu mencipratkan air ke wajah Gong Shim, Keduanya tertawa lalu Gong Shim membalasnya, akhirnya keduanya saling main air mengurangi rasa canggung dengan tertawa bahagia. 


Joon Soo naik keatap melihat keduanya terlihat tertawa bahagia sambil menginjak-nginjak bak cucian, Dan Tae pun mengajak untuk berhenti. Gong Shim pun setuju. lalu Dan Tae lalu menyadari Joon Soo yang datang ke rumahnya, Gong Shim pun menyapa Joon Soo.
Kudengar rumahmu kebanjiran, tapi kau hanya mencuci pakaian.” Ucap Joon Soo terkesan dingin
Bagaimana kau bisa tahu bahwa rumahku banjir?” kata Dan Tae
Gong Shim mengatakannya kepadaku.” jelas  Joon Soo
Apa?!! Apakah kau bersamanya saat aku meneleponmu?” tanya Dan Tae
Gong Shim membenarkan, lalu mulai membahas tentang Joon Soo yang  tidak pernah memberontak terhadap orang tuanya, dan bertanya pada Dan Tae apakah mempercayainya. Dan Tae binggung apa maksud Gong Shim itu.

Ketiganya duduk bersama sambil makan es krim, Dan Tae berkomentar Joon Soo itu sangat polos, lalu menceritakan Hal pertama yang dilakukan saat memberontak terhadap orang tuanya adalah... Keduanya langsung bertanya apa itu. Dan Tae menyuruh Joon Soo keluar semalaman. Keduanya mengangguk mengerti.
Lagipula aku tidak bisa tidur di rumah karena semua air itu. Kenapa kita tidak pergi berkemah saja malam ini?” saran Dan Tae
Baiklah... Gong Shim, ayo kita pergi berkemah.” Kata Joon Soo penuh semangat, Gong Shim pun meminta waktu agar  meminta izin orang tuanya.
Ia pun menelp ibunya ingin memberitahu akan pulang terlambat malam ini. Ibunya dengan acuh mengatakan lakukan apapun yang dinginkanya, menurutnya tak penting untuk menelp mengatakan itu karena sedang sibuk, lalu menutup telpnya. Akhirnya Gong Shim memberitahu keduanya kalau ia diperbolehkan oleh ibunya. 

Ditempat perkemahan
Daging babi, jamur, paprika di bakar oleh Dan Tae dan langsung di potong-potong, dengan bahagia mengatakan Samgyeopsal ini terlihat sangat lezat. Lalu ia ingin memberikan sebungkus daging pada Gong Shim karena sudah membantunya mencuci hari ini, dengan menumpuk tiga daging langsung.
Joon Soo melirik sinis saat Gong Shim menerima suapan dari Dan Tae, Tiba-tiba Gong Shim berteriak dan memuntahkanya, kalau dagingya masih panas. Joon Soo mengambil kesempatan dengan memberikan minum untuk Gong Shim.  
Kau seharusnya mendinginkannya dulu sebelum memberikannya. Itu kesalahanmu, Dan Tae.” Kata Joon Soo
Itu baru diangkat dari panggangan. Kupikir dia tahu itu panas.” Ucap Dan Tae
Terima kasih sudah mengajariku bagaimana caranya memberontak terhadap orang tuaku.” Kata Joon Soo sambil meniup daging lebih dulu lalu membungkus pada daun selada.
Gong Shim menerimanya berkomentar rasanya sangat enak. Dan Tae menyindir Joon yang mendinginkan dagingnya dengan cepat padahal sama saja dengannya . Joon Soo mengatakan kalau itu tidak terlalu sulit. Dan Tae mulai membahas mereka berdua bersama-sama selama sehari, lalu Gong Shim menjawab telpnya tapi bukan makan lama dengan malah datang ke tempatnya, dengan senyuman mengatakana kalau  Gong Shim  datang membantunya mencuci pakaian.

Tadi, bukan hanya mengajariku bagaimana untuk memberontak, kami pergi ke Insa-dong bersama-sama. Lalu Kami mengenakan hanbok dan berjalan bersama-sama. Itulah yang terjadi.” Cerita Joon Soo tak mau kalah
Sulit untuk mengajarkan seseorang bagaimana untuk memberontak. Itu sebabnya dia pergi ke Insa-dong bersamamu karena Dia sangat baik.” Kata Dan Tae
Dia hanya pergi ke tempatmu saat kau mengatakan itu banjir, karena dia harus pergi sebagai orang yang memberikan sewa.  Seperti yang kau katakan, dia sangat baik.” Tegas Joon Soo
Dan Tae yakin bukan itu, Joon Soo juga bukan seperti yang Dan Tae duga, keduanya saling menyandarkan tempat duduknya dengan wajah sinis. Gong Shim membuka earphonenya merasa Sangat baik untuk mendengarkan musik diluar ruangan, lalu dengan polosnya bertanya kenapa mereka tidak makan.
Apakah kalian berbicara tentang sesuatu yang menarik?” tanya Gong Shim
Apakah kau tidak... mendengar apa yang kami katakan?” tanya Joon Soo, Gong Shim bertanya apa yang dibicarakanya.
Bagus... Bagus sekali karena kau tidak mendengar kami.” Kata Dan Tae lalu mengajak mereka bersulang. 


Beberapa saat kemudian, Gong Shim asik bermain dengan anjing yang disebelah tenda mereka. Dan Tae menatapnya sambil meminum bir, sementara Joon Soo melihatnya dengan menopang dagunya. Gong Shim pun mengajak si anjingnya untuk bermain bersama dengan berlari 
Dia senang seperti anak anjing.” Komentar Dan Tae yang melihat Gong Shim memberikan makanan anjing juga.
Sangat lucu.” Kata Joon Soo, Dan Tae binggung. Joon Soo mengatakan yang dimaksud adalah  Anak anjing.
Aku selalu bermimpi untuk memiliki anak anjing sejakmasih kecil. Tapi aku bahkan tidak bisa bertanya karena ibuku tidak menyukainya.” Cerita Joon Soo
Itulah pesonamu.... Kau dilahirkan kaya, tapi kau masih tetap baik hati.” Komentar Dan Tae
Tapi mulai sekarang, aku akan melakukan apapun yang aku mau... bukan hanya mendengarkan ibuku. Kurasa aku sudah banyak berubah... setelah aku mengenalmu.” Kata Joon Soo
Aku bertanya-tanya kenapa aku merasa bersalah seperti remaja berandalan yang mendukung murid yang baik agar tersesat.” Ungkap Dan Tae, Joon Soo tersenyum meminta Dan Tae berhenti mengodanya 

Dan Tae dan Joon Soo mengembalikan tenda dan juga alat panggang di tenda nomor 3, petugas pun meminta Dan Tae memberikan tanda tanganya.  Dan Tae pun menuliskan nama Gong Shim dibukunya. Petugas pun meminta agar memeriksa ID Card yang dikembalikan, Dan Tae tertawa melihat foto Gong Shim dengan wignya.
Kenapa dia terlihat sangat gugup? Dia terlihat sangat provokatif.” Komentar Dan Tae memperlihatkan ID Card pada Joon Soo
Besok adalah hari ulang tahunnya dan Ini hampir tengah malam.” Kata Joon Soo melihat ID Card dan jam tanganya.
Kenapa dia tidak memberitahu kita tentang hal itu?” ucap Dan Tae melihat ID Cardnya
Joon Soo pun pamit pergi lebih dulu dan akan kembali lagi nanti setelah mengambil sesuatu dari mobilnya. Dan Tae benar-benar tak percaya ternyata memang benar besok hari ulang tahunnya, lalu meminta gelas karton pada petugas. 

Gong Shim pamit pada anjing yang bermain denganya, lalu tersadar dua pria itu  pergi ke pusat penyewaan tapi lama sekali kembali.  Joon Soo tiba-tiba datang dari belakang, lalu mengucapakan selamat ulang tahun dengan membawakan boneka yang ada di mesin boneka. Gong Shim benar-benar terkejut.
Apakah ini dari mesin permainan?” tanya Gong Shim, Joon Soo mengangguk, Gong Shim pun mengucapkan terimakasih.
Aku tidak pernah menerima boneka untuk hadiah ulang tahunku. Terima kasih banyak.  Ini sangat lucu.” Kata Gong Shim bahagia
Dan Tae baru datang dengan gelas ditanganya melihat keduanya, Gong Shim bahagia dengan menerima hadiah boneka dari Joon Soo. Joon Soo menceritakan pergi ke sana lagi setelah Gong Shim pergi dan bisa mendapatkan boneka itu. Gong Shim dengan senyumanya mengucapkan terimakasih. Dan Tae sempat terlihat sedih tapi akhirnya berjalan mendekatinya.
“Gong Shim..... Ini tanah.... Selamat ulang tahun.” Ucap Dan Tae
Aku juga tidak pernah menerima tanah untuk hadiah ulang tahunku.” Kata Gong Shim binggung menerimanya.
Ada benih di sana dan akan bertunas besok.” Jelas Dan Tae, Gong Shim bertanya benih apa, Dan Tae mengatakan itu rahasia. Jika penasaran, maka harus merawatnya.
Joon Soo mengajak Dan Tae untuk menyanyikan lagu selamat ulang tahun. Gong Shim menolaknya karena sangat malu  kalau mereka melakukannya. Dan Tae pikir bisa menyanyi lebih keras dan mulai menyanyikan, keduanya terlihat bentrok, Dan Tae menyanyikan dengan bahasa korea sementara Joon Soo mengunakan bahasa inggris. Akhirnya Dan Tae mengikutiya dan Gong Shim terlihat malu dengan menutup wajahnya. 

Sek datang keruangan memberitahu Pengacara Ahn Dan Tae datang, Tuan Suk dan adik iparnya terlihat melirik sinis mendengarnya. Nyonya Nam nampak sedikit tegang, lalu meminta keduanya untuk melanjutkan seperti yang sudah mereka bahas. Dae Chul terlihat mengeluarkan ponselnya sengaja untuk menaruh di kursi untuk merekamnya. Tuan Suk pun berjanji akan melaporkan kembali kepada Nyonya Nam setelah mendapatkan hasilnya.
Pengacara Ahn Dan Tae... Aku mendengar kau memberikan nasihat hukum kepada ketua.” Ucap Tuan Suk menyapanya, Dan Tae membenarkan.
Kenapa kita tidak... minum es kopi bersama kapan-kapan?” kata Tuan Suk tertawa seperti mengajak bercanda, tapi Dan Tae tak tertawa sama sekali. hanya Dae Chul yang ikut tertawa lalu Tuan Suk pamit pergi. Dae Chul sempat melirik penuh arti saat melewati Dan Tae. 

Dan Tae masuk ruangan dengan menaruh tas disamping kursi tanpa sadar ada ponsel yang sedang merekamnya. Ia lalu memperlihatkan sketsa wajah pada Nyonya Nam, sambil menjelaskan mereka memprediksi pertumbuhan dan perubahan Joon Pyo sejak saat itu kaena sudah hilang dan merubahnya ke dalam gambar yang identik  jadi mereka bisa memperkirakan penampilannya sesuai dengan usianya.
Apa itu berarti... ini adalah... bagaimana wajah Joon Pyo sekarang?” tanya Nyonya Na,
Itu mungkin tidak terlalu sesuai, tapi itu akan sangat membantu dalam mencari Joon Pyo. Aku sudah mendaftarkan gambar ini ke Badan Kepolisian Nasional.” Jelas Dan Tae
Bagaimana dengan pembaruan lainnya?” tanya Nyonya Nam terlihat tak sabaran
Nyonya, biasanya ini membutuhkan waktu lebih dari tiga minggu untuk... satu gambar identik ini. Aku harus meminta bantuan seorang detektif untuk mendapatkannya sesegera mungkin.  Jangan terlalu buru-buru, karena ini akan membuatmu lelah bahkan sebelum kita menemukannya.” Jelas Da Tae, Nyonya Nam mengerti karena mereka harus lebih sabar.
Pernahkah kau berpikir tentang kupu-kupu yang kusebutkan?” tanya Dan Tae
Nyonya Nam pikir tidak ada yang khusus lalu memberikan sebuah foto dari dalam tasnya, kalau itu adalah foto yang ambil pada hari cucunya menghilang. Dan Tae melihat sosok Joon Pyo yang mengunakan Dasi kupu kupu. Ponsel milik Dae Chul masih merekam percakapan keduanya. 

Dae Chul terlihat tegang menunggu didepan ruangan, Dan Tae keluar dari ruangan dan langsung pamit pergi. Dae Chul menatap dingin pada Dan Tae, lalu segera masuk ke dalam ruangan Nyonya Nam.
Nyonya Nam sedang melihat skesta cucunya langsung buru-buru menyembunyikanya dan bertanya ada apa Dae Chul datang ke ruanganya. Dae Chul merasa sudah meninggalkan ponselnya, Nyonya Nam binggung lalu Dae Chul berpura-pura menemukan dikursi, setelah itu pamit pergi dengan tatapan liciknya. 

Nyonya Yum duduk diruangan suaminya, Gong Shim masuk membawakan  data dari departemen akuntansi. Nyonya Yum pun ingin melihatnya, dan meminta Gong Shim tetap ada disana. Gong Shim mengerti tetap berdiri. Nyonya Yum melihat berkasnya
Sebuah toko penyewaan kostum di Insa-dong, Sebuah kedai kopi di Yeouido. Apa?!! Sebuah lokasi berkemah?!!” gumam Nyonya Yum melihat catatanya.
Nona Gong.Apakah kau pergi ke Insa-dong kemarin?” tanya Nyonya Yum, Gong Shim membenarkan
Apakah kau pergi ke sebuah lokasi berkemah juga?” tanya Nyonya Yum, Gong Shim agar binggung dan akhirnya membenarkan pergi kesana juga.
“Apa Dengan Direktur Suk?” tanya Nyonya Nam sambil berdiri, Gong Shim pun membenarkan.
Tapi seorang teman menemani kami. Jadi kami bertiga, Aku bersamanya di Insa-dong. Tetapi di lokasi berkemah, ada kami bertiga.” Jelas Gong Shim
Dengan kata lain, itu berarti bahwa kau bersama Direktur Suk kemarin, kan?” kata Nyonya Yum memastikan

Gong Shim kembali menjelaskan kalau bukan hanya mereka berdua. Nyonya Yum hanya ingin jawaban ya atau tidak. Gong Shim pun membenarkan, Nyonya Yum tak percaya Gong Shim menghabiskan malam dengan putranya, lalu dengan wajah serius meminta Gong Shim untuk  mengundurkan diri sekarang. Gong Shim kaget.
Jangan pernah memikirkan tentang Direktur Suk. Beraninya kau memperhatikan anakku!!! Kau pikir siapa kau?!! Kau harus tahu posisimu. Kenapa kau masih di sini? Aku sudah menyuruhmu untuk pergi! Aku ingin kau keluar dari pandanganku. Bawa barang-barangmu dan pergi.” Teriak Nyonya Yum lalu berjalan pergi.
Apakah kau pikir orang-orang dengan uang dan kekuasaan bisa melakukan apapun?” ucap Gong Shim berani bicara sebelum Nyonya Yum pergi, Nyonya Yum seperti tak mendengar jelas, Gong Shim pun membalikan badanya.
Jika kau tidak menyukai seseorang, kau mengatasinya dengan memecat mereka. Apa aku benar? Itu adalah jalan keluar termudah, kan?” ucap Gong Shim menyindir.
Keluar...  Pergi sebelum aku harus menyeretmu keluar.” Ucap Nyonya Yum sambil melotot, Gong Shim mengerti akan segera pergi.
Aku akan berjalan keluar dari tempat ini sendiri. Tidak peduli betapa aku melawannya, aku tahu kalau aku harus pergi. Aku tahu kalau aku tidak memiliki kesempatan. Aku sudah tahu karena aku sudah berada di sana. Tapi... ada sesuatu yang harus kau tahu.” Tegas Gong Shim, Nyonya Yum menghela nafas mendengarnya. 
Bagimu, mungkin terasa seperti menyingkirkan tusukan jarum. Tapi untukku, itu menyayat hati. Jika kau tidak bisa mengerti, aku akan menjelaskannya. Jangan hidup seperti itu Dan berhenti menjadi begitu sombong Lagipula, kau hanya manusia seperti aku. Kita semua memiliki perasaan.” Ucap Gong Shim lalu membungkuk dan meninggalkan ruangan. Nyonya Yum mengumpat Gong Shim itu sangat kasar. 


Gong Shim menangis sambi memasukan semua buku-buku dan agendanya ke dalam tas, lalu melepaskan ID Cardnya dan menatapnya lebih dulu, setelah itu meninggalkan di atas meja, karena sudah tak membutuhkanya lagi. Ia berjalan keluar dari kantor melihat dua pegawai yang sedang asik makan es krim dan kopi, lalu melihat pegawai lain yang mengunakan jas yang rapih. Dengan helaan nafas pun melihat kalau cuara hari ini yang sangat indah.

Ponsel Gong Shim berdering, dari rumah dengan malas ia menerimanya. Ibunya membahas Gong Shim yang ulang tahunnya, jadi akan menyiapkan makan malam jadi meminta untuk pulang setelah menyelesaikan perkerjaanya. Tuan Gong pun berbicara pada anaknya kalau mereka memasak Osam bulgogi, makannya kesukaannya, lalu mengajak untuk minum-minum bersama dan memintanya langsung pulang setelah pulang kerja . Gong Shim mengatakan sedang sibuk dan harus pergi lalu menutup ponselnya dan sengaja mematikan ponselnya. 


Nyonya Yum terlihat mencoba untuk tetap tenang, Joon Soo masuk rumah dengan wajah panik bertanya apakah ibunya menemui Gong Shim dan memecatnya. Nyonya Yum ingin berbicara pada anaknya tapi Joon Soo terlihat mulai marah.
Kemarin kau mengatakan... bahwa kau akan memecatnya. Kau memecat orang yang tidak bersalah karena aku.” Teriak Joon Soo
Aku tidak memecatnya tapi Dia yang mengundurkan diri. Dia mengatakan menjadi seorang sekretaris tidak cocok untuknya.” Ucap Nyonya Yum berbohong
Kau membuatku kecewa.” Kata Joon Soo lalu keluar ruangan, Nyonya Yum pun hanya bisa berteriak memanggil anaknya. 

Joon Soo pergi ke meja sekertaris melihat ID Card yang ditinggalkan, matanya mencoba menahan rasa sedih, lalu mencoba menelp Gong Shim tapi ponselnya tak aktif. Sambil berjalan keluar ruangan mengirimkan pesan pada Gong Shim.
Shim, di mana kau? Silahkan tinggalkan pesan setelah kau melihat ini.
“Gong Shim, kita perlu bicara.  Aku sedang menunggu telepon darimu.
Sek Joon So datang memberitahu presentasi dalam  waktu lima menit lagi jadi mereka harus segera bergegas. Joon Soo terlihat kebinggungan, Sek Joon Soo mengatakan Semua pembeli sedang menunggunya. Joon Soo mengerti akan segera ke datang. 

Joon Soo menelp Dan Tae memberitahu Gong Shim menghilang setelah mengirimkan surat pengunduran dirinya. Dan Tae kaget mendengarnya, Joon Soo yakin Gong Shim itu  dipaksa untuk mengundurkan diri dan teleponnya dimatikan jadi tidak tahu keberadaanya.
Aku tidak bisa pergi mencarinya sekarang. Itu sebabnya aku meneleponmu. Bisakah kau membantuku menemukannya?” kata Joon Soo
Baiklah, kita tutup dulu teleponnya untuk saat ini. Aku akan mencarinya.” Kata Joon Soo lalu keluar dari ruangan. 
Gong Shim sedang berdiri di atas tangga penyeberangan sambil memakan es krim. Dan Tae pergi ke atap rumah tak melihat Gong Shim, akhirnya ia mencoba mencari ke tempat lain. Gong Shim masih berdiri di atas tangga penyeberangan. Dan Tae mencari ke taman sambil berteriak memanggilnya tapi tak ada Gong Shim disana, ia kebinggungan mencari Gong Shim karena sudah mendatangi setiap tempat yang diketahuinya.
Joon Soo duduk diruang rapat dengan wajah gelisah, terus melihat ponselnya seperti berharap ada kabar dari Gong Shim secepatnya. Gong Shim pergi ke taman memainkan alat olahraga sendirian, tatapan kosong dan orang-orang mulai meninggalkan taman karena sudah larut malam tapi Gong Shim tetap memainkan alat olahraganya. 

Dan Tae menunggu dihalte, tiap bus yang datang mencoba melihat apakah ada Gong Shim didalamnya. Gong Shim diatap rumah menyiram tanamanya dan melihat tanaman yang diberikan Dan Tae sebagai hadiah ulang tahun. Dan Tae terlihat kelelahan akhirnya kembali kerumah, senyumanya terlihat karena melihat Gong Shim sedang menatap gelas yang diberikanya, lalu mendekatinya.
Ada apa? Kenapa tiba-tiba kau tampak begitu ramah?” ucap Gong Shim, Dan Tae mengatakan tidak ada apa-apa
Kau terlihat mengerikan dan Kakimu sangat kotor.” Komentar Gong Shim, Dan Tae yang keluar dengan mengunakan sandal tak menyadari kalau kakinya sangat kotor setelah mencari Gong Shim sendirian.
Aku sudah memintamu untuk tetap bertahan.” Kata Gong Shim, Dan Tae tahu dan meminta maaf. Gong Shim pikir tak ada yang perlu disesali.
Apa yang salah dengan ini?” tanya Gong Shim mengambil gelas karton, Dan Tae binggung.
Benihnya tidak tumbuh” ucap Gong Shim, Dan Tae menyakinkan  akan tumbuh, jadi hanya harus menunggu.
Tapi kau mengatakan kepadaku kemarin bahwa itu akan tumbuh hari ini. Harus tumbuh terlebih dulu supaya bisa mekar. Aku sudah merawat dan memberikan air. Aku sudah merawatnya 100 kali... Tidak, 1.000 kali lebih keras... lebih dari orang lain. Tapi kenapa belum tumbuh?” ucap Gong Shim menaruh gelasnya, Dan Tae terlihat binggung.
Pasti ada sesuatu yang salah dengan benihnya, kan? Tidak peduli seberapa keras aku mencoba, benih itu tidak ditakdirkan untuk dikubur di dalam tanah  dan Tidak akan pernah mekar.” Ucap Gong Shim
Gong Shim, kenapa kau berkata seperti itu?” tanya Dan Tae benar-benar binggung
“ini Seperti aku... Tidak peduli seberapa keras aku mencoba,  maka tidak akan pernah berhasil! Sama seperti aku... Tidak peduli seberapa banyak aku mencoba, Aku tidak bisa mekar.” Ucap Gong Shim sambil menangis, Dan Tae menatap Gong Shim yang menangis lalu memeluknya. 
bersambung episode 8 


FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

3 komentar:

  1. Gomawo mba dyah... semangat terus lanjutin sinop nya ya,, fighting!!!

    BalasHapus
  2. mbak dyah,kok episode 8 gak bs dibuka sie,tiap hri dicoba ttp gak bs,,ksh pencerahannya dong...trims

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kita sama, ia nih g bisa dibuka episode 8nya.

      Hapus