PS : All
images credit and content copyright :MBC
Ah Young
duduk dalam ruangan seperti menunggu seseorang, Perawatnya datang merasa kalau
kali ini terlambat hari ini karena
mungkin sedang sibuk. Ah Young mengaku kalau tidak sedang menunggunya.
Perawatnya mengoda kalau tak mengatakan kalau sedang menunggunya, Ah Young
terlihat malu.
Perawatnya
meminta izin agar bisa pulang lebih dulu, Ah Young pikir mereka memang harus
pulang karena akan pulang setelah melihat beberapa dokumen.
Ah Young
ingin menutup pintu ruangan lalu terdengar suara seseorang yang memanggilnya,
wajahnya tersenyum tapi setelah itu membalikan badan memperlihatkan wajah
cemberut. Jae Yi baru datang dengan tergesah-gesah memint maaf karena ada
seminar dan pergi begitu seminarnya
selesai,tapi ternyata sedikit terlambat.
“Aku
tidak ingin membuatmu menunggu,jadi menyetir dengan cepat.” Cerita Jae Yi
“Aku
tidak sedang menunggumu, tapi Aku hanya punya banyak pasien hari ini.” Ungkap
Ah Young jual mahal.
“Benarkah?Sepertinya
aku senang tanpa alasan.Apa kau sudah makan?” ucap Jae Yi, AH Young
mengatakan sudah makan malam dengan para
suster dan sudah terlalu larut malam.
“Kau
masih akan makan denganku, kan?Aku terburu-buru untuk datang kesini.” Ucap Jae
Yi merayunya, Ah Young pun tak menolaknya menurutnya Jae Yi jauh-jauh datang
jadi tidak bisa menyuruh kembali pulang.
Ah Young
makan dengan lahap, Jae Yi menatap dengan senyuman seperti sudah tahu kalau Ah
Young itu menunggunya sampai tak makan.
AH Young sadar Jae Yi menatapnya,
lalu menjelaskan kalau tidak bisa menghabiskan makan malamnya karena tadi
karena ada pasien yang datang. Jae Yi mengaku bisa mengerti menyuruhnya makan
saja dan tidak mengatakan apapun.
“Ngomong-ngomong,
sepertinya kita sudah datang ke hampir setiap restoran disini.” Ucap Jae Yi, Ah
Young pikir benar juga.
“Aku
ingin membelikanmu sesuatuyang lebih enak,tapi aku tidak tahu daerah sekitar
sini.Jadi aku mencari restoran yang bagusdi sekitar sini di
internet.Ada...sebuah tempat yang sangat terkenalyang menyajikan cumi-cumi dan
bulgogi.Dan juga, ada restoran samgyetang yang terkenal di pinggir kota, Paha
ayamnya terlihat enak.Dan kita juga bisa makan ssambap.Kau suka itu, kan?” ucap
Jae Yi sibuk melihat ponselnya.
Tiba-tiba
Ah Young terdiam hanya menatap Jae Yi seperti merasakan sesuatu, Jae Yi ingin
menunjukan ponselnya, untuk menyarankan makanan yang lain. Jae Yi langsung
berdiri dari tempat duduknya dan pamit pergi dengan alasan kaalu masih punya
pekerjaan menyuruh Jae Yi lanjutkan saja makannya. Jae Yi terburu-buru membayar
makanan dan mengikuti Ah Young keluar.
Jae Yi
mengejar Ah Young bertanya apakah
membuat kesalahan lagi. Ah Ah Young membenarkan kalau Jae Yi membuat
kesalahan, karena alasan pindah untuk menghindari dan menjauh dari Jae Yi,
tapi Akhir-akhir ini, menyadari dirinya
sendiri selalu menunggu Jae Yisetiap malam.
“Aku
merasa seperti memilikirasa suka padamu lagi. Itu membuatku sangat takut dan Aku
membencinya.Jadi, jangan pernah datang kesini lagi.Aku tida akan mau makan
denganmu lagi.” Ucap Ah Young berjalan pergi, Jae Yi tiba-tiba menarik Ah Young
dan memeluknya.
“Aku
membenci Seoul tanpa kau di dalamnya.Rasanya sangat sepi.Jadi jangan menyuruhku
untuktidak datang lagi.” Akui Jae Yi seperti juga mulai jatuh cinta dengan Ah
young dan tak ingin kehilanganya.
“Apa yang
kau...maksud dengan mengatakan hal seperti itu?” tanya Ah Young binggung.
Jae Yi
pun bertanya “Apa kau...menyukai Messi?” seperti yang dilakukan Bok Joo
sebelumnya. Ah Young tertawa dengan mengejek kalau Itu adalah cara yang burukuntuk melamar
seseorang. Jae Yi sudah mengetahuinya. Lalu mereka pun berpelukan denganw wajah
bahagia.
Bok Joo
sedang ada dikamar terlihat cemberut sementara Sun Ok dan Nan Hee sibuk makan
snack. Ponsel Bok Joo berdering, tapi melihat nama di layar Bok Joo memilih
untuk tak mengangkatnya. Nan Hee binggung kenapa tak mengangkat telp dari Joon
Hyung.
“Aku
benci dia.” Ucap Bok Joo dengan wajah cemberut.
“Ada apa?
Kalian berdua salingmencintai satu sama lain.Apa kau sudah bosan dengannya?”
kata Nan Hee
“Aku
tidak tahu.Sepertinya semua pria sama saja.Jika kau tidak mengikat mereka
dengan kencang, maka mereka akan mulai berbuat macam-macam.” Ucap Bok Joo
kesal.
Joon
Hyung mencoba terus menelp, karena tak diangkat merasa Bok Joo benar-benar
marah padanya, padahal mereka tidak punya banyak waktu untuk bersama-sama, tapi
tetap saja tak diangkat oleh Bok Joo.
Akhirnya
Joon Hyung dengan gugup ingin mengetuk pintu rumah, tapi Tuan Kim lebih dulu
keluar menatap sinis pada Joon Hyung, bertanya apa yang sedang dilakukan
didepan rumahnya. Joon Hyung dengan sopan membungkukan badanya.
Keduanya duduk didepan penghangat ruangan, Tuan Kim pun memberikan segelas teh
hangat untuk Joon Hyung, sempat merasa tak enak hati karena menunggu di luar
saat cuaca dingin begini, menurutnya jika Bok Joo tidak mengangkatnya,
seharusnya pulang ke rumah.
“Apa Anda
baik-baik saja?” ucap Joon Hyung, Tuan Kim mengaku tak baik untuk sekarang.
“Kenapa
Bok Joo marah padamu? Apa yang sudah kau lakukan?” tanya Tuan Kim sinis
“Aku
tidak melakukan apapun. Dia hanya salah paham tentang sesuatu. Bukan sesuatu
yang besar.” Ucap Joon Hyung menyakinkan.
“Ngomong-ngomong,
terima kasihkarena sudah membantuku hari ini. kau bilang kau adalah atlet renang
‘kan?”kata Tuan Kim Joon Hyung membenarkan.
Tuan Kim
ingin tahu seberapa hebat Joon Hyung itu. Joon Hyung menceritakan sudah
memenangkan juara dua dalam pertandingan nasional terakhir. Tuan Kim pikir
seharusnya memenangkan juara satu lalu menanyakan apakah orang tuanya masih
ada. Joon Hyung menceritakan orang tuanya memiliki toko obat dan mengaku kalau
itu sebenarnya adalah paman dan bibinya.
“Ayahku sudah
meninggal saat aku kecil, dan ibuku menikah lagi, jadi aku tumbuh dewasa di rumah
pamanku. Tapi aku mendapat kasih sayang yang cukup dari mereka. Aku tidak pernah
merasakan kurang apapun.” Ucap Joon Hyung menyakinkan, Tuan Kim seperti
tersentuh dengan cerita Joon Hyung.
“Aku tidak
pernah melihat seseorang yang mengatakan hal seperti itu untuk dirinya sendiri.
Lalu, kenapa kau menyukai Bok Joo?” tanya Tuan Kim
“Dia
terasa hangat. Ketika dia bersama teman-temannya, ketika dia bersamamu dan
pamannya,dan juga ketika dia mengangkat besi.” Kata Joon Hyung memuji Bok Joo
“Bok Joo memang bisa membuat perasaanmu jadi hangat... sejak dia masih kecil.
Dia anak yang sangat ramah. Itu menurun dariku.” Kata Tuan Kim bangga
Joon
Hyung pikir seperti itu karena Bok Joo sangat mirip dengan ayahnya, dengan tawa
lebar. Tuan Kim sebelumnya ikut tertawa memperingatakan Joon Hyung untuk tak
tertawa karena tahu itu pasti bohong, tapi menurutnya calon mantunya itu memang
cukup baik.
Dae Ho
dan Tuan Kim mengantar Bok Joo sampai ke depan rumah agar segara pergi karena
sekarang adalah anggota tim nasional. Bok Joo pamit pergi, Tuan Kim memintaa
agar Bok Joo bisa beristirahat dari latihanya serta memperhatikan punggungnya.
“Aku
harap ayah akan segera sembuh dari flu. Dan Paman, kau harus bekerja lebih
keras dan biarkan Ayah istirahat. Oke?” ucap Bok Joo, Dae Ho menyuruh Bok Joo
segera pergi dan tak perlu mengkhawatirkanya.
“Seorang
atlet nasional tidak boleh terlambat.” Kata Dae Ho, Bok Joo akan pergi tapi
sedikit heran karena mereka sangat
bersemangat menyuruhnya pergi, tapi akan menghubunginya lalu bergegas
pergi. Dae Ho yang melihat Bok Joo pergi
mengajak Tuan Kim,segera pergi.
Papan
pengumuman kembali dipasang[Tutup karena alasan pribadi pemilik restoran.] Bok
Joo berjalan kembali kerumah karena lupa membawa baterai cadangannya, lalu
dibuat binggung dengan papan pengumuman kalau restoran ayamnya tutup sambil
bertanya-tanya kemana keduanya pergi. Tiba-tiba tetangganya datang menyapa.
“Aku
dengar kau masuk ke Taereung. Apa kau sudah pulang ke rumah? Ngomong-ngomong,
kapan ayahmu di operasi?” tanya tetangganya, Bok Joo kaget mendengar ayahnya
yang akan dioperasi.
Dae Ho
baru saja sampai rumah sakit, melihat ponselnya yang berdiri lalu mengeluh Bok
Joo yang terus menghubunginya, sementara Tuan Kim sudah menganti pakaian rumah
sakit dan akan berbaring. Dae Ho mengangkat telp dari keponakanya bertanya
apakah sudah sampai dengan selamat.
“Paman,
kau dimana sekarang?” tanya Bok Joo, Dae Ho pikir dimana lagi selain
direstoran.
“Sekarang
karena kau sudah pergi lagi, dan rasanya disini sangat kosong.” Ungkap Dae Ho
“Apa Paman
ada di restoran?” ucap Bok Joo, Dae Ho menyakinkan kalau ada direstoran.
Tuan Kim
kaget melihat Bok Joo yang masuk, Bok Jo berjalan sambil bertanya apakah memang
tempatnya itu direstoran. Dae Ho membenarkan tapi merasakan suaranya semakin
jelas, dan kaget ternyata Bok Joo sudah datang kerumah sakit melihat ayahnya.
Bok Joo
tertunduk seperti menahan amarahnya, Tuan Kim mengaku kalau akan memberitahu setelah pertandingan anaknya
dan menyuruh paman nya untuk tidak memberitahu karena takut nanti akan tidak
fokus. Ia tahu kalau Ini adalah kompetisi internasional pertama Bok Joo.
“Jika kau
mengacaukannya karena aku, maka aku akan menyesal seumur hidupku. Jangan marah,
Bok Joo.” KataTuan Kim
“Aku
tidak marah... Ketika aku mendengar suara Ayah yang lemah... dan melihat Ayah
memakai masker, seharusnya akusudah menyadarinya. Tidak peduli seberapa besar
aku mencoba menyembunyikannya, tapi Ayah tahu kalau aku sedang sakit atau sedang
dalam suasana hati yang tidak baik.Aku sama sekali tidak bisa melakukan itu.”
Ucap Bok Joo merasa bersalah.
“Itu
karena aku adalah orangtuamu.” Ucap Tuan Kim, Bok Joo akhirnya berjanji pada
ayahnya akan melakukan yang terbaik.
“Aku akan
memenangkan medali emas dan menaruhnya di lehermu, jadi tetaplah kuat saat
menjalani operasinya, oke? Aku percaya padamu, Ayah.” Ucap Bok Joo, Tuan Kim
pun menyakinkan anaknya dengan mata berkaca-kaca.
“Dan Jika
kau berhasil mendapat medali emas, kau harus membelikan Joon Hyung makanan. Dia
membantu menjaga ayahmu, bahkan ayahmu bersamanya kemarin. Dia sudah melakukan
banyak hal.” Cerita Dae Ho, Bok Joo terdiam mendengarnya.
Joon
Hyung baru saja selesai latihan dikagetkan dengan Bok Joo yang datang tiba-tiba
mengangkat tangan seperti mengaku bersalah.
Ia heran melihat Bok Joo malah ada dikampus karena seharusnya sudah
kembali ke asrama Tim Nas.
“Aku
sangat tidak dewasa. Aku tidak bisa mengerti sama sekali dan hanya memikirkan
diriku sendiri.Aku tidak pantas menjadi kekasihmu.” Ucap Bok Joo, Joon Hyung
makin binggung merasa pacarnya itu sudah gila.
“Yah...
memang Sepertinya begitu. Aku percaya apa yang dikatakan oleh seniorku tanpa
adanya bukti, padahal kau sudah melakukan banyak hal untuk ayahku. Jadi Tolong
pukul aku. Aku pantas mendapatkannya.” Ucap Bok Joo menarik tangan Joon Hyun
supaya bisa memukulnya.
Joon
Hyung tak ingin melakukan karena pasti terasa sakit, mengaku kalau mencoba merahasiakannya, tapi
akhirnya Bok Joo sudah mengetahuinya. Bok Joo meminta maaf karena khawatir
melihat Joon Hyung terlalu tampan selain itu itu juga tinggi dan bertubuh
atletis.
“Kepribadianmu
sangat baik, sampai-sampai semua wanita akan jatuh cinta padamu.” Ungkap Bok
Joo memuji, Joon Hyung mengodanya apalagi kelebihanya.
“Tanganmu
hangat, dan kau jago dalam hal berenang serta berciuman.” Ungkap Bok Joo, Joon
Hyung ingin tahu apa lagi.
Bok Joo
mengaku tak ada lagi, Joon Hyung hanya tersenyum lalu bertanya apakah keadaan
baik antara ayah dan Bok Joo, Bok Joo menganguk. Joon Hyung pun mengajak Bok
Joo pergi akan mengantarnya ke Taereung sebelum terlambat.
Keduanya
sampai didepan asrama Timnas, Joon Hyung
merasa Taereung lebih jauh dari ini. Bok Joo pikir juga seperti itu, karena
merasa jauh ketika pergi sendiri. Joon
Hyung meminta Bok Joo agar bisa menatapnya
“Apa kau
lihat kalau aku benar-benar jatuh cinta padamu? Mungkin dalam jutaan tahun, tapi
aku tidak akan selingkuh darimu sekarang. Jangan khawatir dan fokus saja pada
latihanmu, mengerti?” ucap Joon Hyung
“Jangan
khawatir tentang operasi ayahmu. Aku akan sering datang dan melakukan yang
terbaik untuk menjaganya seperti kau menjaganya. Apa kau percaya padaku?” kata
Joon Hyung, Bok Joo mengaku percaya pada pacarnya.
Joon
Hyung meminta agar Bok Joo bisa Berkonsentrasi pada latihannya dan harus memenangkan medali emas dan kalau tidak
maka.... Bok Joo ingin tahu apa yang akan dilakukannya, Joon Hyung mengaku
kalau akan memeluknya kalau tak mendapakan medali.
“Jangan
merasa terlalu terbebani dan Masih ada kesempatan lain.” Kata Joon Hyung, Bok
Joo mengerti lalu menyuruh Joon Hyung pergi lebih dulu tapi Joon Hyung ingin
Bok Joo yang pergi lebih dulu saja.
Bok Joo
akan pergi tapi tangan Joon Hyung masih memegang dengan erat, Joon Hyung
berpura-pura menyuruh Bok Joo segera pergi saja. Bok Joo akhirnya memeluk Joon
Hyung, keduanya seperti menahan rasa sedih karena harus berpisah, Joon Hyung
menyuruh Bok Joo agar segera pergi, tapi tanganya tak mau melepaskan pelukan
dari tangan pelukan Bok Joo.
Bok Joo
terus fokus berlatih untuk timnas korea, Joon Hyung membuat menara dari sosis
sambil mengirimkan pesan pada Bok Joo yang ada diasrama.
“Bok
Joo... Sosis di super market mengingatkanku padamu. Aku memecahkan rekorku hari
ini. Aku akan segera menyusulmu kesana. Kerja bagus hari ini. Kau tidak harus
membalas.”
Bok Joo
pun berlatih dengan berkeliling lapangan bersama dengan Atlet lainya. Joon
Hyung tetap mengirimkan pesan pada Bok Joo cara membuat kompresan garam untuk
sakit punggung.
“Bok Joo,
kondisi ayahmu baik. Dia akan segera dioperasi sesuai jadwal. Kau hanya punya
satu hari lagi. Aku akan membuat permohonan untukmu.”Joon Hyung pergi melempar
koin membuat permohonan.
[Qingdao,
China - Kejuaraan Angkat Besi Dunia]
Pelatihnya
melihat Bok Joo yang sedang membalut tangan dengan kain agar mereka segera
bersiap, Bok Joo pun bergumam dalam hati.
“Kim Bok Joo,
kau bisa melakukannya. Kau tidak sendirian saat ini. Banyak orang yang
mencintaimu bersamamu dan menyemangatimu Jangan gugup. Lanjutkan saja seperti
yang biasa kau lakukan. Tidak peduli apa yang orang katakan, kau akan jadi
juara dunia. Kim Bok Joo. Kau bisa melakukannya. Impianmu akan jadi kenyataan.
Ayo kita lakukan!”
Sementara
Joon Hyung dan Dae Ho sedang gelisah didepan ruang operasi, dua dokter akhirnya
keluar dari ruang operasi. Dokter memberitahu kalau Operasinya berjalan lancar dengan Seluruh
kondisi organ vitalnya normal jadi akan memindahkannya ke ruang pemulihan dan
mengawasi perkembangannya. Keduanya terlihat bisa bernafas lega dan mengucapkan
terimakasih. Dae Ho ingin tahu Kapan
pertandingannya dimulai, Joon Hyung mengeluarkan ponselnya kalau Sebentar lagi
akan segera dimulai.
Bok Joo
masuk ke dalam arena pertandingan, Semua anggota Tim angka besi Haneol menonton
bersama terlihat bahagia dan juga tegang karena Bok Joo bertanding untuk Korea.
Joon
Hyung dan Dae Ho juga ikut tegang menonton Bok Joo yang bermain untuk tiga kali
percobaan. Bok Joo mulai mengangkat besinya lalu mencoba menahan dan akhinya
Juri mengangkat bendera putih, Bok Joo pun melepaskan tanganya dan terlihat
bahagia.
Semua
dalam ruangan Tim angkat besi menjerit bahagia, Dae Ho menyakinkan kalau itu
artinya Bok Joo menang. Joon Hyung memberitahu kalau Bok Joo mendapatkan medali
emas. Tuan Kim membuka mata bisa mendengar jeritan dari keduanya, lalu bergumam
“ Kerja bagus, Bok Joo. Terima kasih.”
Bok Joo
disambut dengan beberapa orang dan juga wartawan dibandara dengan memegang
spanduk[Pemenang Medali Emas dalam Kejuaraan Angkat Besi Dunia tahun 2017] tapi
matanya mencari-cari seseorang dan
melihat Joon Hyung memegang papan[Peri Angkat Besi, Kim Bok Joo]
Seseorang
ingin mengalunkan bunga pada Bok Joo, tapi Bok Joo malah berlari dan melompat
pada Joon Hyung. Joon Hyung mengaku sangat bangga padanya. Bok Joo memeluk erat
Joon Hyung mengucapkan banyak terimakasih, para wartawan pun mengambil foto
keduanya yang sedang berpelukan.
[2 tahun kemudian]
Joon
Hyung mengunakan jaket timnas, Teman satu kamarnya mengeluh kalau bahunya
terasa sakit dan sudah lelah mendapatkan perawatan untuk itu. Joon Hyung
mengingat perkataan "Tidak ada sesuatu yang dicapai tanpa rasa
sakit."
“Ini
hanya bagian dari perjalananmu menuju medali emas.” Ucap Joon Hyung
“Astaga.
Bicaralah seperti itu setelah kau berhenti jadi pemain cadangan” ejek temanya.
Lalu ia
teringa kalau hari ini adalah upacara kelulusanya dan harus segera pergi. Joon
Hyung mengeluarkan ponselnya, lalu mengaku lupa dan panik karena Bok Joo akan
marah lagi padanya, dengan memberikan hormat pada seniornya dan akan menemuinya
nanti. Seniornya berpesan agar berhati-hati.
[Upacara
Kelulusan Universitas Olahraga Haneol]
Semua Tim
angkat besi berkumpul. Pelatih Yoon mengucapkan terimakash apda Alumni yang sudah
lulus datang menghadiri upacara kelulusan. Terlihat Woon Gi dkk ikut datang
sementara 3 wanita cantik sudah mengunakan baju wisuda dan berdandan rapi.
“Bagi
mereka yang sudah lulus. Hidup kalian baru akan dimulai sekarang, Mereka bilang
embun bisa menciptakan lautan ketika mereka datang secara bersamaan. Jadi
dengan kata lain...” ucap Pelatih Yoon bertanya pribahasanya pada Pelatih Choi
"Pohon
bisa menjadi gunung." Kata pelatih Choi, Pelatih Yoon pun mengajak agar
mereka high five.
Saat itu
semua melihat keduanya mengunakan cincin couple, Dua pelatih terlihat malu
karena mereka sudah menjadi pasangan sekarang. Pelatih Choi memberitahu kalau salah
satu dari tiga lulusan sudah masuk ke
tim nasional dan yang lainya masuk ke tim semi-profesional, Sun Ok dan Nan Hee
terlihat bahagia.
“Beberapa
dari kalian memulai jalan yang benar-benar baru. Apapun itu, jangan sampai
kalian melupakan tentang saat-saat yang sudah kita lalui bersama. Hubungi aku kapanpun
kalian merasa tertekan. Pelatih Choi dan aku... akan selalu ada untuk kalian.”
Ucap Pelatih Yoon dengan haru, Semua pun mengucapkan terimakasih pada pelatih
mereka.
Bok Joo
membuka lokernya melihat baju latihan yang masih digantung dan juga ban
pinggang saat memenangkan mendali bertuliskan tanda tangan [Atlet Angkat Besi Young Jin Hee]. Ye Bin
tiba-tiba memanggil seniornya,
“Terima
kasih karena sudah bertahan bersamaku selama ini.” Ucap Bok Joo
“Hanya
berterima kasih pada kami tidak cukup. Jangan berpikir kami akan melepaskanmu
begitu saja. Kau harus melakukan apa yang harus dilakukan sebelum pergi.” Kata
Ye Bin
Akhirnya
semua tim angkat besi pun memberitahu
Inti acara dari hari kelulusan,yaitu fashion show tim angkat besi, akan
dimulai. Nan Hee dengan mengikat badanya seperti tali yang dipakain selama
dikampus, berjalan seperti seorang model. Lalu bergantian dengan Sun Ok dan
terakhir Bok Joo mengunakan semua yang di pakai pada tubuhnya.
Nan Hee
kembali berjalan dan semua juniornya berusaha mengambilnya apa yang ada diikat
pada tubuhnya, walaupun meminta agar tak mengambil kain pink tetap saja
diambil. Sun Ok pun juga sama semua barang miliknya diambil dan Bok Joo harus
pasrah bahkan sepatunya juga diambil sebagai kenang-kenangan.
Pada
dinding kaca terlihat peringatan[Bahaya! Jangan Disentuh!] tapi Joon Hyung
terlihat bersadari dibelakangnya menahan para junior yang menariknya, Joon
Hyung mengajak kompromi akan memberikan
uang.
“Upacara
kelulusannya akan segera dimulai. Ayo kita hentikan ini, oke?” ucap Joon Hyung
Saat itu
Tae Kwon datang dengan pakaian tentaranya, sebagai Sersan Cho Tae Kwon datang
untuk menghadiri upacara kelulusan. Joon Hyung senang melihat temanya yang
datang, tapi ternyata Tae Kwon ikut membantu melemparkan Joon Hyung ke dalam
kolam renang. Mereka merayakan kelulusan
dengan menceburkan diri ke kolam renang.
Joon
Hyung datang memanggil Bok Joo, terlihat
Bok Joo sedang bersama pamannya lalu Joon Hyung memperkenalkan pada keluarganya
kalau ada ayah dan paman Bok Joo. Mereka pun saling menyapa, Bok Joo pun memperkenala kalau mereka adalah
orang tua Joon Hyung serta kakaknya dan Ah Young adalah tunangannya.
“Senang
rasanya akhirnya bisa bertemu. Aku Kim Chang Geol. Terima kasih untuk vitamin
yang Anda berikan untukku. Itu benar-benar bagus.” Ucap Tuan Kim yang sudah
pulih dari operasinya.
“Itu bukan
apa-apa dibandingkan dengan semua ayam goreng yang Anda kirimkan. Itu sangat
enak. Kau adalah seorang master dalam hal ayam goreng.” Ucap Nyonya Lee
“Sejujurnya,
aku yang menggoreng 70 persen dari ayam goreng kami. Silahkan kunjungi restoran
kamu. Aku akan menutupnya untuk sehari...
dan membuat ayam goreng sebanyak yang kalian mau.” Ungkap Dae Ho bangga
“Kalau
begitu kami akan memberikan ginseng merah sebagai gantinya. Silahkan kunjungi
apotek kami.” Ungkap Tuan Jung membalas kebaikanya.
Jae Yi
berbisik pada Joon Hyung kalau melihat seperti adiknya itu yang sudah
bertunanga dibanding dirinya. Keduanya lalu tiba-tiba saling bertukar bunga
orang tua Bok Joo memberikan pada Joon Hyung dan juga sebaliknya.
“Selamat
juga karena kalian sudah menentukan hari pernikahan kalian. Selamat, Dr. Go.”
Ucap Bok Joo pada Ah Young
“Terima
kasih. Kau harus membantuku jika kita jadi saudara ipar. Kau tahu betapa
cerobohnya aku, kan?” kata Ah Young
Tae Kwon
datang dengan Nan Hee dan juga Sun Ok, memperkenalk sebagai Cho Tae Kwon akan
jadi fotografer untuk hari ini dan memulai dengan keluarga Joon Hyung lebih
dulu. Semua mulai foto dari keluar Joon Hyung, Bok Joo, lalu mereka berlima dan
terlihat Joon Hyung sangat bahagia bersama dengan Bok Joo.
Bok Joo
dan Joon Hyung berjalan dikolam yang selalu melempar untuk permohonan. Bok Joo
merasa tidak akan bisa datang lagi ke tempat itu dan mungkin bisa membeli 100 ayam dengan semua
uang yang sudah dilemparkanya. Joon Hyung pikir karena itu semua Bok Joo
berhasil mendapatkan semua mimpinya.
“Maksudku,
kau bergabung dengan tim nasional dan bahkan mendapatkan kekasih yaitu Kekasih
yang tampan.” Ucap Joon Hyung bangga, Bok Joo seperti mengeluh mendengarnya.
“Apa Kau
tidak berpikir aku tampan?” ucap Joon Hyung, Bok Joo akhirnya mengakui kalau
Joon Hyung tampan, sebagai hadiah kelulusannya.
“Ada
begitu banyak hal yang terjadi di kampus ini dalam empat tahun terakhir. Aku
berlatih keras dan makan banyak dengan Nan Hee dan Sun Ok.” Ungkap Bok Joo
melihat sekeliling kampus.
“Kita
juga menghabiskan banyak waktu bersama.” Kata Joon Hyung lalu saling menatap.
Keduanya
pindah berjalan dilapangan, Bok Joo merasa akan sangat merindukan tempat ini
karena berlari sangat keras bahkan harus menyeret ban, lalu bertanya jam berapa
Joon Hyung harus kembali ke Taereung
besok dan apakah ia akan bisa pergi ke pertandingan. Joon Hyung pikir seperti
itu.
“Salah satu
member senior mendapatkan cedera di bahunya, jadi mungkin aku akan...” kata Joo
Hyung tak lagi menjadi atlet cadangan.
“Wahh...
Itu Swag! Apa kau mau bertaruh siapa yang akan memenangkan lebih banyak medali
di Olimpiade Tokyo? Bagaimana dengan 100 ribu won? “ ucap Bok Joo penuh
semangat.
“Hei, 100
ribu won terlalu sedikit. Setidaknya itu harus 1 juta won. Selain itu juga, aku
akan lebih terkenal daripada kau setelah Olimpiade. Apa kau mau tanda tanganku?”
goda Joon Hyung
“Astaga.
Pastikan saja aku akan bisa melihatmu di Jepang.” Ejek Bok Joo
Joon
Hyung berhenti berjalan lalu menatap Bok Joo,
mengatakan kalau memenangkan medali emas kali ini, memintanya agar bisa
menikah denganya, lalu menyakinkan akan mendapatkan uang banyak, serta
menjaganya. Bok Joo mendengar lamaran Joon Hyung menjawab akan memikirkannya.
“Tapi bukankah
kau seharusnya berlatih keras jika kau mau memenangkan medali emas? Dengan
begitu, ayo kita lari bersama.” Ucap Bok Joo
“Kenapa
kau mau berlari di hari kelulusan kita? Aku tidak mau” keluh Joon Hyung.
“ Kau
memang pemalas.Jika kau bermalas-malasan bahkan seharisaja, tubuhmu akan jadi
kaku.” Kata Bok Joo
Joon
Hyung terlihat menolak, Bok Joo akhirnya memutuskan tidak mau menikah
dengannya. Joon Hyung berteriak tak percaya kalau Bok Joo tidak mau menikah denganya, akhirnya tidak punya pilihan lain selain berlari. Bok
Joo mengodanya kalau tidak mau menikah dengannya. Keduanya pun berlari
dilapangan.
“Semua orang menghabiskan masa
muda mereka. Itu adalah waktu yang lebih indah... karena kami semua masih
kekanak-kanakan, dan itu adalah waktu yang bersinar sangat terang. Kami tidak
takut karena tidak akan kehilangan apapun, dan hati kami berdebar karena memiliki
segalanya. Masa muda 24 tahunku masih belum lengkap, tapi aku sudah lebih dari
sempurna.”
Joon
Hyung dan Bok Joo saling berpelukan dibalik sinar matahari yang akan terbenam,
lalu keduanya berciuman dan berbaring diatas rumput seperti ketika berada
dipantai. Wajah mereka terlihat sangat bahagia menikmati masa muda sebagai
seorang atlet.
The End
sukaa banget , makasih min sinopsis nya
BalasHapusKeren... 👍 bakal kangen trio angkat besi.. Huhu trimkash kakak sinopsis.a.. Lancar trus untuk menulis.. 😁😇🙌😘
BalasHapusSenang baget happy ending trims kakak sinopsis
BalasHapusTae Kwon sama siapa yaa.?? Jadi nggak, sama sun Ok..😙😙
BalasHapusWah happy ending, makasih sinopsis nya mbak
BalasHapus