Kim Shin
langsung mencekik leher Wang Yeo dengan memberikan salam pada raja dan berjumpa
lagi setelah 900 tahun. Wang Yeo tak bisa menutupi rasa sedihnya ternyata ia
adalah orang yang dicari-cari oleh Kim Shin dengan penuh rasa dendam.
“Aku
tidak tahu apa yang menutupi mataku. Entah itu karena 900 tahun telah berlalu
atau kebencian sang Dewa. Kau ada di dekatku, tapi aku tidak mengenalimu. Kau
adalah Wang Yeo.” Ucap Kim Shin
“Apa aku
benar-benar adalah Wang Yeo? Wajah yang muda dan bodoh itu.” Ucap Wang Yeo
seperti tak percaya melihat masa lalunya.
“Perang
selalu menjadi tempat kesengsaraan. Kita selalu kembali dari sana dan Musuh tidak
bisa membunuh kita. Namun, anak-anak buahku, adikku, kerabat, dan pengikutku
yang tidak bersalah ditebas dan dipanah di depan mataku karena sebuah titah
raja. Yaitu Karena kata-kata yang diucapkan oleh raja muda dan bodoh itu.” Ucap
Kim Shin mengingat saat semua orang terdekatnya harus mati karena dipanah.
“Maksudmu,
aku adalah dia ? Jadi aku benar-benar Wang Yeo ?” kata Wang Yeo seperti masih
belum yakin jati diri sebelumnya. Kim Shin melepaskan cekikanya seperti
menyadari kalau Wang Yeo benar-benar tak mengingatnya.
“Aku
ingat setiap detik dari kesengsaraan itu setiap hari. Namun, kau pasti merasa
nyaman karena tidak ingat. Bahkan setelah 900 tahun... “ ucap Kim Kim Shin
mengingat saat Wang Yeo masih muda mengatakan “Apa Dewa mengatakan akan
memihakmu?”
“Tapi
Sang Dewa masih memihakmu.” Ucap Kim Shin dengan mata berkaca-kaca lalu
melangkah pergi.
Eun Tak
melihat kamar Kim Shin yang kosong lalu pindah ke membuka kamar Wang Yeo
seperti juga kosong tak ada siapapun dialam rumah. Sementara Wang Yeo berada di
ruangan pemujaan, sambil menangis bertanya-tanya apa yang sudah dilakukanya,
dan ingatan apa saja yang sudah diambil darinya dan pilihan apa yang sudah
dibuatnya dan merasa kalau dirinya itu seperti pengecut.
Eun Tak
gelisah menunggu dirumah sampai akhirnya Kim Shin datang dan langsung bertanya apakah sudah bertemu Park Joong Won.
Kim Shin mengaku sudah bertemu dengan PM Park dan Wang Yeo lalu meminta agar
Eun Tak segera berkemas karena mereka akan pergi. Eun Tak binggung kemana
mereka akan pergi. Kim Shin memberitahu akan pergi ke tempat Ketua Yu. Eun Tak
pun meminta waktu 10 menit untuk berkemas.
“Eun
Tak... Kenapa kau tidak menanyakan apa pun? Apa kau sudah tahu Bahwa dia adalah
Wang Yeo?” ucap Kim Shin melihat sikap Eun Tak seperti tak terkejut
“Aku
diberi tahu soal itu oleh para hantu. Lalu Aku meragukan niatnya dan kupikir keputusan
yang salah jika memberitahumu. Jadi
kalau aku memberitahumu atau tidak, kupikir takdir memang mempertemukan kalian
maka akan bertemu, begitu juga sebaliknya” ucap Eun Tak dengan meminta maaf, Kim Shin mengerti lalu
menyuruh Eun Tak segera berkemas.
Kim Shin
membawa koper pindah ke rumah Ketu Yi mengatakan pada Duk Hwa akan menginap
untuk sementara jadi meminta agar meliburkan para pelayan. Duk Hwa bisa
mengerti dengan wajah binggung ingin tahu alasan mereka harus menginap
dirumahnya.
“Kami
akan tidur terpisah di lantai dua. Jangan mencemaskan kami.” Ucap Kim Shin, Duk
Hwa tetap ingin tahu alasan mereka menginap tapi tak dipedulikan oleh keduanya.
“Aku akan
menginap di rumah atasanku karena mencemaskannya.Dia tidak akan tahu apa yang
terjadi.” Kata Eun Tak pada pacarnya, Kim Shin mengizinkan dan meminta agar....
“Aku
tahu. Beristirahatlah, karena Duk Hwa akan mengantarku.” Kata Eun Tak, Duk Hwa
melonggo binggung kenapa harus dirinya. Kim Shin pun memilih untuk masuk kamar
lebih dulu.
Duk Hwa
masih penasaran dengan keduanya harus pindah, berpikir kalau dua pamanya itu
bertengkar. Menurutnya kalau mereka
bertengkar, Kim Shin bisa mengusir Malaikat Maut. Eun Tak pikir Kim Shin
itu mencoba pengertian karena tahu Malaikat
Maut tidak punya tempat tujuan dan merasa kasihan.
Kim Sun
mengedor-gedor pintu rumah dan menekan bel rumah berkali-kali tapi tak ada
sahutan, lalu mencoba menelp tapi ponselnya tak aktif. Wajanya terlihat
kebinggungan berdiri didepan rumah Wang Yeo dan Kim Shin. Teringat kembali
kata-kata kakaknya “ Bahkan dalam kehidupan ini, kau melindungi si bodoh itu.”
Beberapa
saat kemudian, Wang Yeo berdiri di depan rumah seperti tak bisa masuk. Ketika
masuk ke dalam rumah tak melihat ada penghuninya, wajahnya terlihat sangat
sedih.
Eun Tak
dan Kim Sun duduk bersadar di bawah depan tempat tidur, Kim Sun menanyakan
keberadan kakaknya. Eun Tak memberitahu
Kim Shin pergi dari rumah Bersamanya. Kim Sun ingin tahu dengan Wang Yeo, Eun
Tak pikir Sepertinya Wang Yeo berada di rumah.
“Kalau
begitu, dia masih hidup.Aku ragu dia pernah hidup sebelumnya.” Ucap Kin Sun
yang membuat Eun Tak setuju.
“Omong-omong,
mengenai kau bisa mengingat kehidupanmu yang sebelumnya...Bagaimana
kejadiannya?” tanya Eun Tak, Kim Sun mengingat saat keduanya saling menatap lalu
Wang Yeo menciumnya.
Kim Sun
mengaku kalau itu Menggairahkan. Eun Tak binggung, Kim Sun pikir mereka harus
minum-minum dan memberikan pilihan Soju atau bir. Keduanya pun minum Soju
bersama-sama, Kim Sung mengingat
perkataan Eun Tak kalau manusia punya empat kehidupan.
“Aku
sudah memikirkannya. Kurasa ini kehidupan keempatku. Aku tahu setidaknya dua
kehidupan. Lalu Aku bertemu kakakku kali ini, bahkan bertemu kekasihku juga. Bagaimana
denganmu?” ucap Kim Sun
“Aku akan
suka jika ini adalah kehidupan pertamaku.” Ucap Eun Tak, Kim Sun ingin tahu
alasan tapi bisa menebaknya.
“ Apa
Agar kau bisa bertemu kakakku di kehidupan kedua, ketiga, dan keempatmu?” ucap
Kim Sun, Eun Tak membenarkan dengan senyuman bahagia.
“Seharusnya
kau lihat betapa keras kepalanya dia di Goryeo. Kenapa dia kembali padahal tahu
dia akan mati? Seharusnya dia lari dan bertahan hidup.” Kata Kim Sun, Eun Tak
pun hanya bisa terdiam
Di atap
Malaikat
Maut protes merasa tak adil, jika tagihannya dibagi rata. Karena ia harus membayar
4 dolar tambahan per bulan sejak Kim Sun pindah ke lantai bawah. Si nenek
mengaku kasihan karena harus pindah dari apartemennya.
“Lalu
bagaimana denganku? Aku mengumpulkan uang untuk mendapat tempat tinggal
sendiri.” Keluh Malaikat maut
“Sepertinya
baik ini kehidupan pertama atau keempat mereka, keduanya sama-sama berharga, kan?”
ucap Si nenek, Malaikat maut tak mengerti maksud ucapanya.
“Pipa
airnya membeku dan Aku tidak punya air leding. Kenapa aku harus membayar untuk
penghuni tambahan itu?” keluh Malaikat maut kesal
“Aku
tahu. Takdir bisa menyedihkan. Akankah mereka akan berakhir menerima ganjaran
yang berat?” ungkap si Nenek. Malaikat Maut mencoba bertahan lalu ingin tahu
nama si pemilik apartement itu. Nenek itu meminta agar membayar secara tunai.
Kim Shin
minum sendirian di rumah Ketua Yu mengingat kembali saat Wang Yeo yang masih
muda berkata “Kabari aku mengenai kematianmu dan aku akan mengabari duka
citaku.” Sementara saat bertemu kembali sebagai malaikat maut berkata tak
ingin Kim Shin mati.
Di
sekolah Eun Tak pun, Kim Shin melihat keduanya itu itu bukan menghadiri acara kelulusan tapi untuk bertemu
seseorang yang akan datang ke sekolah Eun Tak.
Junior
malaikat maut memberitahu Wang Yeo bahwa
ada rumor Malaikat maut dari Janghang-dong bahwa ada arwah yang menipunya dan menggenggam
tangan orang yang sekarat. Membuatnya jadi penasaran apakah orang itu jiwa yang
di lewatkan Wang Yeo sebelumnya. Wang
Yeo seperti berjalan sambil melamun.
“Apa kau
mendengarkan?” ucap Juniornya, Wang Yeo akhirnya tersadar dari lamunanya. Juniornya
bertanya apakah ada sesuatu yang mengusik pikirannya.
“Kenapa
dengan jiwa yang terhilang?” tanya Wang Yeo
Malaikat
Maut Wanita terlihat ketakutan berjalan dilorong sampai akhirnya hantu PM Park
datang bisa menemukan si malaikat maut. Si malaikat maut seperti ketakutan,
Hantu PM Park bisa melihat dari Raut wajahnya kalau sudah menunjukkan bahwa malaikat
maut sudah melakukannya dengan menggenggam tangan itu dan ingin tahu apa yang
dilihatnya.
“Dosa apa
yang terlihat?” ucap PM Park, Si Malaikat mengingat dan bisa melihat dirinya
yang mengunakan pakaian pelayan.
“Diriku
tidak terlihat dan Hanya dia yang terlihat. Dia adalah seorang ratu di masa
lalu.” Kata Malaikat maut.
“Apa aku
terlihat? Apa kau melihat tangan yang menyerahkan ramuan itu? Mungkin tangan
sekurus dan seputih tanganmu. Apa Kau tahu yang terkandungan ramuan itu? Dosaku
adalah dosamu.” Ucap PM Park, Malaikat maut itu seperti bisa mengingat saat
tangnya menjadi pelayan menyerahkan semangkuk ramuan untuk Ratu
“Tidak....
Itu mustahil.” Ucap Malaikat maut tak percaya, PM Park mengingatkan kalau
wanita it yang menyerahkan ramuan itu kepadanya.
“Aku
kasihan padamu, Setelah kehilangan seluruh ingatan, kau bahkan tidak mengenali
dirimu sendiri.” Ucap Pm Park
Malaikat
maut masih tak percaya, PM Park pun meminta agar tak perlu khawatir, karena
akan menjaga rahasiamu, apabila para atasaanya tahu kalau memakai kemampuannya untuk
alasan pribadi, maka akan terkena
masalah. Jadi lebih baik menyimpan, sebagai
rahasia.
PM Park
datang ke restoran melihat Kim Sun sedang membereskan meja setelah pelanggan
makan, PM Park melihat Kim Sun dan Kim Shin akan mati di tanganku juga di
kehidupan ini. Saat itu Wang Yeo datang dan langsung menghadang tatapan PM Park
sebagai Jiwa yang terhilang, langsung mencekiknya sambil berkata pernah bertemu
sebelumnya.
“Aku juga
merasakan ini 20 tahun yang lalu. Kau adalah iblis yang hidup dengan merenggut pikiran
kelam dan energi negatif manusia.” Ucap Wang Yeo mencekiknya.
“Aku
hanya mendukung hasrat negatif mereka.” Kata PM Park yang membisikan saat pria
yang menabrak ibu Eun Tak lalu kabur, si pengemudi sepeda yang akan membuat
tabrakan besar serta pria yang membunuh istrinya dari atas gedung.
“Apa aku
menutup mata mereka Atau apakah mereka yang menutup mata?” ucap PM Park merasa
tak bersalah
“Hentikan
omong kosongmu. Siapa namamu?” ucap Wang Yeo yang masih belum mengenali jiwa
yang hilang.
“Jangan
sia-siakan energimu. Meski kau tahu namaku, tapi kau tidak bisa berbuat apa
pun. Itu sebabnya aku telah hidup selama 900 tahun.” Ucap PM Park, Wang Yeo
tetap meminta agar menyebutkan namanya.
“Apa kau
sendiri tahu siapa namamu? Apa Kau ingin tahu?” ucap PM Park lalu akhirnya
menghilang dari cengkraman Wang Yeo
“Kamu
masih memegang sesuatu yang rendah. Kau mengepalnya di tanganmu karena itu
berharga, tapi di kehidupan ini, sesuatu itu juga dipastikan mati” kata PM Park
lalu pergi keluar dan Wang Yeo melihat beberapa orang yang tiba-tiba jatuh
pingsan, lalu berpikir kalau PM Park itu mengenalnya.
Kim Shin
duduk di kamarnya mengingat kenangan manis dengan Wang Yeo, saat masak di
dapur, duduk di meja makan sambi minum dengan wajah frustasi lalu saling
membuat tertawa. Saat itu ponsel didepan berdering dan terlihat nama "Malaikat
Maut"
“Duk Hwa,
ini aku.” Ucap Wang Yeo tapi tak mendengar suara sahutan, Kim Shin hanya diam
mengangkatnya, Wang Yeo seperti bisa menebak kalau yang mengangkat ponselnya
adalah Kim Shin.
Eun Tak
baru selesai kuliah melihat Wang Yeo sudah menunggunya, lalu keduanya pergi
bangku taman dan Eun Tak sibuk mengambar sesuatu lalu memberikan gambar pedang
yang di lihatkan pada Wang Yeo. Wang Yeo mengetahui kalau raja memberikan
pedang ini kepada Kim Shin
“Kau sama
sekali tidak bertanya. Berarti kau berpihak pada Goblin itu.Maafkan aku, tapi
bisakah kamu berpihak padaku sekali saja?” Ucap Wang Yeo. Eun Tak pun ingin
tahu ada apa.
“Bisakah
kau berikan cincin ini kepada Sunny? Kurasa aku sebaiknya tidak memberikan alasan
ini.” Kata Wang Yeo memberikan cincin hijau, Eun Tak mengerti mengambil cincin
milik Kim Sun.
“Dia
tidak akan mengingatku, aku mohon Tolong mengarang sesuatu tentang cincin ini.”
Ucap Wang Yeo lalu pamit pergi. Eun Tak melihat cincin itu merasa kalau Kim Sun
itu mengingat Wang Yeo.
Kim Sun
menatap keluar jendela, Eun Tak bertanya apakah Kim Sung masih menunggu raja. Kim Sun pikir tidak bisa
menunggunya lagi. Eun Tak pikir itu karena Kim Sun teringat masa lalunya. Kim
Sun menceritakan kalau Wanita yang
dahulu mencintai raja adalah adik dari si pengkhianat jadi Karena itulah iatewas
di tangannya.
“Aku terus merasa bingung.
Siapa Orang yang merasakan rasa sakit dari hati yang dihancurkan adalah aku
atau diriku di masa lalu? Apa menurutmu dia juga sedih?Aku hanya melihat
punggungnya.Aku diminta untuk menyimpan kenangan bahagia sajadan saat itu pun
aku pasti bahagia karena aku mengingat semuanya.” Kata Kim Sun, Eun Tak
mengurungkan niat memberikan cincin yang dititipkan padanya, lebih memiih
memegang tanganya Kim Sun agar memberikan kekuatan
Kim Sun
bertemu dengan sang kakak ingin tahu dengan Wang Yeo apakah bertemu denganya,
lalu menyakinkan sang kakak kalau Semua
itu adalah masa lalu bahkan Satu kehidupan silam, jadi itu sangat jauh di masa
lalu.
“Bagimu itu
adalah kehidupan sebelumnya, tapi bagiku itu masih kehidupan saat ini. Aku
masih menjalaninya. Aku tidak punya tempat untuk kembali, jadi hanya bisa
melangkah maju. Dan pria itu membunuhmu.” Ucap Kim Shin
“Bukan
aku yang dia bunuh. Dia membunuh Kim Sun. Aku Sunny. Saat ini... inilah
kehidupanku. Tapi jika kau akan melangkah maju, meski sudah lewat satu
kehidupan pun, jawabanku masih sama seperti sebelumnya. Pergilah. “ kata Kim
Sun
“Jika aku
mendatanginya kali ini, apa yang akan kuberikan kepadanya bukanlah
pengampunan.” Ucap Kim Shin memperingati. Kim Sun mengangguk mengerti.
“Jangan
cemaskan aku. Di kehidupan ini, aku akan sungguh berbahagia, Kakak.” Kata Kim
Sun pasrah.
Bersambung ke part 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar