Bong Hee
membuka matanya dan melihat sedang berada di pinggir pantai, Seorang
hipnoterapi sedang memberikan terapi pada Bong Hee, kalau sekarang sedang berada di pantai yang tenang, dengan keluarga dan orang yang
disayangi.
“Kau bisa
melihat wajah-wajah familiar. Merekalah orang-orang yang kau sayangi.”
Semua
yang ada dalam pesawat duduk di pingir pantai dengan pakaian putih melambaikan
tangan. Bong Hee tersenyum melihat ibunya yang duduk bersama.
“Ra Bong
Hee, kau mulai merasa... sangat nyaman” Kau berada di tempat dimana kau bisa
menghabiskan sisa hidupmu dengan orang yang kau sayangi.”
Semua
terlihat asyik bermain dan terlihat bahagia, Joon Oh datang menepuk pundak Bong
Hee lalu mengeluarkan tanganya, Bong Hee tersenyum dan meraih tangan Joon Oh.
Bong Hee
memejamkan matanya di sebuah ruangan, Penyidik Oh menemani melihat ponselnya
yang bergetar memilih untuk keluar dari ruangan, ada recoder yang merekam
semuanya. Terapis memberitahu Bong Hee yang pergi ke hutan dengan orang yang
disayangi, serta tidak takut apapapun karena orang yang disayangi selalu ada untuk melindunginya.
Joon Oh
mengandeng tangan Bong Hee berjalan menyusuri hutan, dibelakangnya terlihat
semua yang mengikuti dibelakangnya. Terapis memberitahu Bong Hee yang melihat
sebuah pintu.
“Ra Bong
Hee, kau merasa takut. Namun..., kau dilindungi oleh orang-orang yang kau
sayangi. Kau berani karena mereka..., kau perlahan membuka pintu..., dan
memasukinya.” Ucap Terapis, Bong Hee pun berjalan masuk sendirian ke dalam pintu.
Lee Yeol
tersadar dari pingsan lalu mulai berteriak memanggil Joon Oh. Sementara Joon Oh
yang ada dalam hutan mendengar sesuatu, tapi merasa kalau hanya halusinasinya
karena merasa sangat lapar. Lee Yeol teruse berteriak meminta tolong memanggil manam
Joon Oh, Joon Oh mencoba memanggil Lee Yeol tak ada sahutan, dengan wajah panik
merasa kalau hantu akan muncul .
Suasana
mulai merasa menakutkan, Joon Oh seperti merasa merinding merasakan ada yang
mendekatinya, tapi ia berusaha untuk
melawan hantu berbicara kalau ia adalah orang yang selamat dari
kecelakaan pesawat dan menginjak ranjau sekarang.
Tiba-tiba
pundaknya ditepuk, Joon Oh terlonjak kaget langsung melompat dari pijakanya
selama ini, dan terlihat Bong Hee yang datang menemuinya, Joon Oh terasa kalau
Ranjaunya tidak meledak dan mengakui ucapan Ki Joon sebelumnya itu benar,
karena sudah terlalu lama umurnya.
Bong Hee
tiba-tiba menangis melihat Joon Oh, Joon Oh binggung melihat Bong Hee menangis
berpikir kalau tadi tak sengaja memukul matanya karena kaget. Bong Hee meminta
maaf karena meninggalkannya sendirian,
Joon Oh pikir Bong Hee tak perlu meminta maaf karena akan segera datang, Bong
Hee malah makin menangis.
Joon Oh
ingin menghapus air mata Bong Hee, tapi Tangannya kotor. Akhirnya ia memeluk
Bong Hee agar tak menangis lagi. Bong Hee masih saja terus menangis merasa
sangat bersalah. Terdengar kembali suara Lee Yeol yang memanggil Joon Oh.
Keduanya
mengarahkan pandangan pada asal suara, Joon Oh pikir itu memang Lee Yeol yang
memanggilnya. Bong Hee menguluarkan akar pohon ke lubang, Joon Oh menyuruh agar
Lee Yeol melingkarkan pada pinggangnya.
Lee Yeol
dengan satu tangan mengingat pada tubuhnya, Bong Hee dan Joon Oh berkerja sama
menarik Lee Yeol untuk keluar dari lubang. Akhirnya Lee Yeol bisa ditarik ke
atas, Joon Oh memastikan dulu keadaan Lee Yeol dan melihat lubang seperti
galian, Lee Yeol menanyakan keadaan Ji Ah.
Tae Ho
memegang tangan Ji Ah melihat sang pacar yang tertidur. Ji Ah terbangun melihat
pacarnya menemaninya, bisa tersenyum karena sudah bisa menduga kalau masih
hidup. Tae Ho mengaku kalau tidak bisa meninggalkannya.
Ji Ah
ingin duduk, tapi Tae Ho menyuruh Ji Ah tetap berbaring saja. Ji Ah pun barbaring dan bertanya Apa Tae Ho
yang menyelamatkannya. Tae Ho terdiam. Sebelumnya Ki Joon merawat Ji Ah dengan
penuh perhatian menurutnya.
Tapi Tae
Ho mengaku kalau sudah merasa Ji Ah merasa kalau bukan dia siapa lagi, Ji Ah
memuji pacarnya memang sangat keren. Saat itu Ki Joon melihat Ji Ah yang sudah
bangun, lalu memberitahu Tae Ho kalau Presdir Hwang ingin memberikan pengumuman.
Tae Ho
keluar lebih dulu, sementara Ki Joon duduk disamping Ji Ah melihat muka sangat
cerah setelah tidur lama sekali. Ji Ah menarik selimutnya. Ki Joon mengeluh Ji
Oh yang ceroboh membuatnya terlika dan ia menjadi sangat marah.
“Aku
tidak bermaksud mencelakakan diriku
sendiri.” Ucap Ji Ah, Ki Joon mengucapkan Terima kasih melihat Ji Ah yang sudah
baik-baik saja. Ji Ah binggung kenapa Ki Joon malah mengucapkan terimakasih.
“Pokoknya,
jangan terluka lagi dan Beristirahatlah” kata Ki Joon lalu berlari keluar. Ji
Ah melihat seperti bungkusan makanan merasa heran Ki Joon itu memang
menjatuhkanya atau ingin memberikannya padanya.
Semuanya
berkumpul di depan api unggun, Presdir Hwang merasa tidak percaya mereka semua
selamat dan seperti mimpi. Ia pun sudah berpikir panjang mengenai hal ini, menurutnya bertahan di tepi
pantai pasti takkan mudah bagi mereka
“Manajer
Jung, apa kau yakin aku tidak akan mati?” tanya Ho Hang khawatir. Ki Joon
menyakinkan kalau ular tadi itu tidak
beracun dan pasti baik-baik saja.
“Apa yang
harus kita lakukan untuk bertahan di sini?” tanya Presdir Hwang, Tae Ho pikir
sudah jelas kalau mereka harus menunggu
buat diselamatkan.
“Diselamatkan
itu juga tidak akan mudah. Kau benar kalau kita harus menunggu, maka tapi kita
tidak bisa disini. Tidak ada tempat tinggal yang layak. Jika apa yang sudah
terjadi, akan terjadi lagi, maka kita akan celaka.” Jelas Joon Oh, Tae Ho
dengan sinis menanyakan saran Joon Oh.
“Kita ke
hutan saja, sebelumnya Aku menginjak ranjau hari ini. Ki Joon dan Bong Hee
melihatnya, Itu Artinya ada beberapa orang. seperti tentara yang dulunya
tinggal di sini. Sementara Lubang tempat Yul jatuh itu juga buatan manusia dan
Ada jejak orang di papan kayu. Itu Tempat di mana mereka makan dan tidur jadi Kita
harus menemukan tempat itu. Dengan begitu, kita bisa bertahan he idup.” Jelas
Joon Oh
Tae Oh
pikir mereka bisa membangun tempat tinggal di pinggir pantai dan tidak harus meninggalkan pantai menurutnya
kalau pergi maka tidak punya harapan
diselamatkan karena mereka tak bisa dilihat di bibir pantai.
“Kita
bisa mengirim sinyal dari dalam hutan. Cuaca tidak dapat diprediksi karena ini
sebuah pulau bahkan Cuaca akan semakin dingin dan Ji Ah sakit.Kita butuh tempat
yanglebih aman dan hangat.” Jelas Joon Oh
“Terlepas
dari apa yang kita alami, ternyata kau masih saja tidak berubah. Apa ini belum
cukup menderita? Aku tahu kau bisa sangat keras kepala..., tapi tidak ada
ranjau di sini. Itu tak masuk akal.” Kata Tae Oh tak percaya meremehkan Joon Oh
“Memang
ada ranjau disini dan Yang Joon Oh injak itu memang ranjau. Itu bisa saja
meledak.” Kata Bong Hee membela, Tae Oh dengan sinis tak ada yang bicara pada
Bong Hee kalau sedang adu mulut dengan Joon Oh.
“Jangan
marah dan berkata kasarpada Bong Hee.” Bela Lee Yeol
Tae Ho
yang mendengarnya merasa ketiganya itu jadi memiliki hubungan yang dekat karena
dipulau dan Joon Oh memperlakukannya dengan baik. Ia pikir harusnya Joon Oh
lebih peduli pada teman satu agencynya daripada orang asing seperti Bong Hee.
Lee Yeol heran melihat Tae Ho seperti
menyalahkan Joon Oh.
“Dia yang
bertanggung jawab atas yang menimpa Jae
Hyun dan orang yang menghancurkan Dreamers. Orang yang bertanggung jawab, malah
sedang mencoba menyuruh-nyuruh kita.
Mana bisa aku tetap tenang?” ucap Tae Ho sinis, Presdir Hwang menghentikan
sebelum terjadi pertengkaran.
“Kau
belum berubah sama sekali. Jangan membuat orang lain celaka karenamu. Apa Kau
tahu betapa sulitnya aku menyemangati diriku sendiri saat itu?” teriak Tae Ho,
Presdir Hwang meminta mereka berhenti.
“Setelah
hari itu, aku memutuskan untuk tidak mempercayaimu. Itulah keputusanku. Jika
kau mau pergi, pergi saja sendiri, dasar kau brengsek.” Teriak Tae Ho
benar-benar marah
“Choi Tae
Ho, bukannya ucapanmu itu terlalu kasar? Dia mencoba untuk...” ucap Bong Hee
membela dan Ki Joon menahan Bong Hee agar tetap tenang
Presdir
Hwang pun meminta Tae Ho berhenti, Tae Ho pikir mau bicara satu hal lagi, yaitu
memohon pada Joon Ho kalau Jangan coba-coba melakukan sesuatu lagi karena
menurutnya seniornnya itu selalu membawa sial. Ia masih ingat Ketika mengambil
inisiatif malah akhirnya menghancurkanJae Hyun dan Dreamers. Presdir Hwang berteriak
menyuruh keduanya berhenti berdebat.
“Apa hal
itu yang penting sekarang? Kau selalu mengungkit-ungkit Jae Hyun... Selalu Jae
Hyun!!! Kita harus memikirkan bagaimana kita akan bertahan hidup dan harus
bertahan hidup entah bagaimana.” Tegas Presdir Hwang marah
“Yang
dikatakan Tae Ho benar. Dia benar semuanya, tapi terimalah saranku kali ini. Ini
bukan karena aku ingin bertahan hidup sendirian.
Aku juga ingin semua orang bertahan hidup. Kita harus ke hutan sekarang untuk
menemukan tempat berlindung yang aman. Kalau kita tidak tetap bersama dan tidak
bekerja sebagai tim..., maka sulit bagi kita buat bertahan hidup.” Jelas Joon
Oh
Presdir
Hwang mengajak mereka semua untuk mengambil suara saja dan akan mengikuti suara
yang paling banyak. Tae Ho dan Joon Oh pun dengan menahan amarah menyerahkan
semuanya pada Presdir Hwang. Akhirnya Presdir Hwang meminta agar mengangkat
tangan apabila mereka yang ingin tinggal di pantai. So Hee dan Ki Joon
mengangkat tangan, Presdir Hwang mengaku totalnya ada empat orang termasuk Tae
Ho.
Tae Ho
melihat Lee Yeol yang tak mengangkat tanganya. Lee Yeol memutuskan mengikuti
saran Joon Oh sebagai leader-nya Dreamers. Presdir Hwang menanyakan pendapat
Bong Hee, Bong Hee pikir lebih baik mencari jejak manusia lebih baik untuk bertahan hidup lebih lama.
Lalu
Presdir Hwang tersadar kalau Ho Hang itu tak mengangkat tangan, Ho Hang mengaku mudah kedinginan, sementara
di pinggir pantai itu telalu dingin bahkan ada badai di malam hari. Presdir
Hwang merasa menyesal seharusnya meninggalkan Ho Hang dan akhirnya dengan wajah
frustasi mengatakan kalau hasilnya seri. Tae Ho mengatakan kalau Ji Ah dan akan
bertanya padanya. Presdir Hwang mengatakan Tergantung pada keputusan Ji Ah
mereka pergi atau tetap disini.
Tae Ho datang
menemui Ji Ah yang pasti mendengar pembicaraan mereka, lalu menanyakan
pendapatnya. Ji Ah tahu kalau Tae Ho tinggal dipinggir pantai, Tae Ho pun ingin
tahu pendapat Ji Ah pilihanya.
Sementara
diluar, Bong Hee terlihat khawatir karena pasti Ji Ah mengikuti sarah Tae Ho
sebagai pacarnya. Joon Oh pikir Bong Hee
itu belum tahu Ji Ah seperti apa, karena juniornya itu waktu umur 14 tahun, menandatangani
kontrak dengan perusahaan jadi sangat percaya diri.
Ji Ah
menatap Tae Ho seperti, bertanya Apakah tahu kalau ia sangat menyukainya. Tae
Ho mengaku kalau pasti sudah mengetahuinya. Ji Ah memberitahu keputusan kalau tidak ingin tinggal di tepi
pantai jadi mengikuti saran Tae Ho, Tae Ho terlihat kecewa mendengarnya.
“Ji Ah.
Jika kau mengikuti dia dan ada yang terjadi denganmu...” ucap Tae Ho mencoba
menyakinkanya.
“Jangan
mencoba meyakinkanku. Aku mencintaimu, tapi pendapat kita mungkin berbeda. Kita
harus membuat keputusan masing-masing.”
Kata Ji Ah.
Tae Ho
dengan wajah kecewa memberitahu semuanya agar mengemanis barang mereka karena pergi
besok pagi. Joon Oh bisa tersenyum karena sudah tahu dugaanya Ji Ah pasti
memilih pergi ke hutan. Presdir Hwang
terlihat kesal menurutnya kalau ada ranjau dalam hutan maka berarti ranjaunya
tidak cuma satu saja dan pasti ada banyak.
Bong Hee
mendekati Joon Oh yang duduk sendirian didepan api unggun yang dibuat sendiri,
merasa kalau pasti sangat khawatir kalau akan menyeret semua orang kesana tapi
ternyata tidak dapat menemukan apa pun lalu semua orang akan menyalahkannya.
Joon Oh pikir Bong Hee tak perlu berpikir konyol.
“Jika
kita tidak bisa menemukan apa-apa..., maka Aku juga bersedia disalahkan sama yang lain. Aku akan berbagi
beban denganmu.” Ucap Bong Hee.
“Tentu
saja kau harus melakukan, karena Kau itu
stylist-ku.” Kata Bong Hee mengejek
“Jika Tae
Ho mencoba memukulku..., maka kau harus memukulnya duluan.” Saran Bong Hee.
“Tae Ho
itu pintar bertarung dan belajar kickboxing. Ah.. Ternyata banyak yang sudah kuberitahu
padamu.” Kata Joon Oh merasa terbuka
Bong Hee
pikir Joon Oh tak perlu khawatir karena ia
yang akan memukulnya duluan. Joon Oh malah merasa kalau masih khawatir
lalu menyuruh Bong Hee tidur lebih dulu karena
mereka harus bangun pagi-pagi besok. Bong Hee memanggil Joon Oh sebelum
pergi.
“Aku
tidak yakin apa aku boleh menanyakan hal ini atau tidak..., tapi apa yang
terjadi antara. kau dan orang yang bernama Jae Hyun?” tanya Bong Hee penasaran.
Joon Oh terdiam.
Flash Back
Joon Oh
dan anggota dreames melakukan pestar perayaan karena memenangkan penghargaan
sebagai Artist of the Year, Jae Hyun pun diminta agar meniup lilin lebih dulu.
Jae Hyun terlihat sangat bahagia meniup lilin, mereka semua bercanda dengan
memainkan cream kue.
Di hari
berikutnya, Jae Hyun terlihat frustasi mengaku kalau sulit bagi dan merasa
ingin mati. Dan Joon Oh tanpa rasa simpati menyuruh Jae Hyun mati saja.Akhirnya
Jae Hyun benar-benar mati bunuh diri. So Hee benar-benar terpukul melihat peti
Jae Hyun yang akan dikremasi. Semua terlihat benar-benar berdua. Joon Oh datang melihat, So hee langsung berteriak marah kalau Joo Oh
itu membunuh Jae Hyun.
Joon Oh
mengingat semua kenanganya akhirnya mengaku pada Bong Hee kalau ia yang membunuh
Jae Hyun. Bong Hee hanya bisa terdiam melonggo seperti tak percaya
mendengarnya.
Terapis
kembali memberikan sugesti pada Bong Hee “Kau berada di setapak jalan yang dipenuhi
bunga di bawah sinar matahari yang hangat. Ketika kau membuka pintu itu dan
berjalan memasukinya..., maka kau melihat pohon besar yang menantikanmu.”
Bong Hee
berjalan seperti di padang ilalang luas dan melihat sebuah pohon besar tanpa
daun didepanya “Kau belum mengerti pohon apakah itu. Bukit yang berangin itu indah,
tapi sulit berjalan disitu. Ra Bong Hee, kau menemukan hadiah yang akan
membantumu menemukan kebenarannya. Hadiah apa.. yang kautemukan?”
Dalam
alam bawah sadarnya, Bong Hee menemukan sebuah kalung. Terapis menanyakan Kenapa
Bong Hee menemukan kalung itu. Bong Hee juga tak tahu karena hanya
menemukannya. Terapis bertanya apakah Bong hee mengetahui kalung milik siapa
dan meminta agar menjelaskanya.
“Aku
tahu... Kalung itu...milik..” ucap Bong Hee melihat semua korban pesawat jatuh
berada didepanya dengan senyuman berpakaian putih. Tiba-tiba So Hee datang
dengan kepala penuh darah mengambil kalung dari tangan Bong Hee.
Bong Hee
tersadar dari alam bawah sadarnya terlihat benar- benar ketakutan, tiba-tiba
pundakanya ditepuk yang membuatnya kaget. Joon Oh memberitahu kalau sudah menemukan pulau tempat mereka
terdampar. Bong Hee terlihat benar-benar
kaget mendengarnya.
Bong Hee
duduk di meja riasnya, Ibunya mendekatinya bertanya sudah mengemasi barangnya.
Bong Hee mengangguk. Ibunya melihat
wajah anaknya itu pucat, berpikir kalau pucat sekali. Bong Hee pikir itu hanya
karena tidurnya kurang nyenyak saja.
“Yahh...
Tentu saja... tapi Kenapa mereka memintamu naik pesawat lagi?” ucap Ibu Bong
Hee khawatir pada anaknya, tapi Bong Hee merasa kalau baik-baik saja.
Ibu Bong
Hee menyuruh anaknya mengunakan lipstik saja agar tak terlihat pucat, Bong Hee
memoles bibirnya merasa kalau kecantikan itu turun dari sang ibu.
Hee Kyung
memberikan paspor pada Bong Hee mengatakan kalau kali ini akan menjadi perjalanan
keduanya, menurutnya sangat sulit mempercayai Bong Hee dan membiarkanya pergi,
tapi merasa kalau keadaan ini semuanya serba salah.
“Ketua
Jo... Apa kau tidak ikut?” tanya Bong Hee
“Lagipula,
kalau aku ikut, tidak menjamin kau akan mengingatnya 'kan? Penyidik Oh yang
akan membantumu. Jadi Pergilah dan pulihkan ingatanmu.” Kata Hee Kyung, Bong
Hee pun hanya bisa terdiam.
Bong Hee
sudah duduk dalam pesawat, Penyidik Oh memberikan sebutir obat dan menyuruhnya
tidur karena saat terbangun akan sampai ditempat tujuan. Bong Hee meminumnya
seperti tak ingin traumanya kembali datang.
Akhirnya
Bong Hee sudah menaiki kapal china ditengah laut dengan jaket pelampungnya.
Penyidirk Oh mengatakan kalau menurutnya semua laut terlihat sama saja tapi
laut yang mereka lewati adalah yang terdekat dengan pulau lalu menanyakan Bong
Hee apakah bisa mengingatnya.
Bong Hee
seperti masih terdiam, Penyidik Oh menunjuk pulau yang ada didepan mereka
adalah tempat Bong Hee terdampar bersama teman yang lainya. Mereka menaiki
perahu kecil untuk sampai ke pulau.
Bong Hee
berjalan di bibir pantai masih ada bongkahan pesawat yang masih tertinggal,
lalu melihat sebuah batu bertuliskan [Hwang Jae Gook, Tae Ho Hang, Jung Ki
Joon, Choi Tae Ho] Ingatan Bong Hee kembali datang kalau menuliskan semua nama
dengan optimis kalau mereka semua akkan menyerah. Joon Oh melihat Bong Hee yang masih duduk dan
berteriak agar segera pergi bersama, semua mulai berangkat menyusuri hutan.
Bong Hee
melihat kembali tulisan yang dibuatnya saat terdampar, lalu mulai memasukin
hutan. Disaat yang sama, sebelumnya bersama dengan Joon Oh menyusuri hutan
mencari tempat perlindungan. Joon Oh memimpin didepan berteriak kalau hampir
sampai tapi terlihat kebingan mencari jalan seperti hanya berkeliling saja
ditempat yang sama.
Joon Oh
terus memastikan kalau akan hampir sampai, Ho Hang yang menghafal jalan merasa
kalau mereka dari arah yang sama. Joon
Oh berteriak kalau hampir sampai dan meminta agar mengikutinya. Presdir Hwang
merasa Joon Oh itu akan kehilangan kredibilitasnya karena selalu bilang kita
hampir sampai.
Mereka
semua terlihat hanya berkeliling saja mengitari tempat yang sama. Bong Hee dan
Joon Oh akhirnya sampai di sebuah tempat seperti bangunan yang sedikit runtuh
dibagian dinding depanya. Semua akhirnya datang merasa tak percaya kalau
menemukan tempat berlindung. Presdir Hwang dan yang lainya melihat isi dalam
rumah yang sudah lama tak ditinggali.
Bong Hee
melihat bagian rumah yang pernah didatanginya, seperti bisa melihat bayangan
yang mengunakan pakaian berbeda dan juga banyak kain yang dibuat seperti
tirai. Joon Oh melihat ada sebuah
perapian dan berteriak memanggil Bong Hee agar membersihkan bagian cerobong.
Bong Hee menolak kalau dirinya akan celaka kalau masuk kedalamnya.
Semua
terlihat berkerja sama sedikit membersihkan bagian yang masih layak mereka
tempati dibanding di tepi pantai. Bong Hee melihat semua kenangannya seperti
berkaca-kaca. Presdir Hwang menyemangati semua anak didiknya agar bisa tetap
kuat. So Hee yang duduk sendirian memilih untuk pergi, Bong Hee melihatnya
langsung mengikutinya.
Bersambung
ke part 2
lanjut ya chingu. fighting
BalasHapuslanjut ya chingu. fighting
BalasHapusaku penasaran dengan so hee hmm..
BalasHapus