PS : All
images credit and content copyright :MBC
Hee Kyung
keluar ruangan bertanya pada penyidik Oh keberadan Bong Hee. Penyidik Oh
memberitahu Bong Hee sedang ada dirumah ibunya, Hee Kyung bertanya apakah sudah
mengutus orang untuk mengawalnya.
Penyidik Oh mengatakan sudah mengatakanya.
“Katakan
pada mereka jangan sampaiada wartawan mendekatinya.Jika masyarakat tahu tentang
ingatannya yang hilang, maka kita dalam masalah.” Perintah Hee Kyung, Penyidik
Oh akan menyampaikan pesanya.
“Teruslah
bersiaga atas tugas yang harus dilakukan di kantor pusat dan merekam saat
interogasidengan dia dan kirim videonya padaku.”perintah Hee Kyung.
Jaksa Oh
menelp Tae Young memberitahu kalau mereka sudah menemukan adiknya yang ditemukan di Huizhou, Cina. Tae Young kaget
mendengarnya, seperti memiliki sebuah haraapan, Jaksa Oh menyampai sesuatu yang mengejutkan mengaku turut berduka dan turut prihatin, Tae Young
ingin tahu cina bagian mana tempat adiknya ditemukan.
Bong Hee
duduk di tepi pantai dengan dua pengawal yang menjaganya, Ibunya sudah
mengunakan pakaian selam dan berteriak kalauakan pulan membawa tangkapan laut.
Ingatan Bong Hee kembali datang, seperti mengingat saat ada di pulau.
Joon Oh
mengantikan tanama yang sudah mulai layu pada tulisan HELP. Bong Hee pikir tak
perlu melakukan karena Kalau ada pesawat
lewat, mereka juga akan melihatnya lalu memberikan makan siangnya yaitu
setengah potong roti dan seteguk air.
“Aku mau
lagi.” Ucap Joon Oh, Bong Hee menolaknya, Joon Oh memberitahu kalau ia sudah
berkerja jadi meminta agar memberikan makan.
“Yang
kau kerjakan itu tak ada gunanya.” Keluh Bong Hee, Joon Oh mau tak mau makan
roti sekali habis.
Joon Oh
berbaring dengan melihat tumpukan makanan didepanya, berusaha untuk menahanya
dengan memilih untuk tidur. Tiba-tiba Joon Oh terbangun sudah ada di pinggir
pantai dengan pelayan yang mengipasinya dan diberitahu kalau Barbequenya sudah
siap. Pelayan lain menawarkan wine.
Joon Oh terlihat bahagia melihat banyak
makanan mulai dari nasi diatas nanas lalu pizza, Saat itu ada babi panggang.
Joon Oh mengaku tak suka babi, pelayan memberikan jampoong, Joon Oh langsung
sumringah.
Pelayan
mirip Byung Joo juga memberikan udang karena tahu Joon Oh itu menyukainya. Joon
Oh senang menerimanya dan juga bahagia memakan sosis panggang, Tiba-tiba
pelayan dengan wajah Bong Hee datang mengipasinya dengan menyindir apakah semua
makanan itu enak.
Joon Oh
seperti mengingau dan makan semua yang ada didekatnya, Bong Hee berteriak marah
karena Joon Oh makan semua persediaan makan mereka. Joon Oh binggung karena
dimulutnya sudah penuh makanan dan merasa kalau bukan dirinya. Bong Hee
memukulinya karena sudah menghabiskanya.
“Aku tadi
mimpi makanan.” Cerita Joon Oh yang mulutnya masih penuh dengan makan lalu
bersendawa. Bong Hee mengejek Jooh Oh itu jorok
“Aku
bersendawa karena lapar.Aku melakukan segalanyabuat bertahan hidup.” Kata Joon
Oh membela diri.
“Aku
menyimpan ini semua dan Bisa-bisanya kau menghabiskan semuanya?” tegas Bong Hee
Joon Oh
binggung karena hanya mimpi sedang makan tapi malah makan semua persediaan
makanan. Bong Hee marasa Joon Oh pasti sudah gila. karena makan semuanya buat
menyelamatkan dirinya. Joon Oh berteriak tak terima, mengingatkan Bong Hee
adalah stylistnya dan ia adalah bosnya dan berani memanggilnya gila, lalu
mengancam akan dipecat.
“Kalau
kita nanti diselamatkan seperti si Alden itu..., nanti kukirim satu pak makanan
ini ke rumahmu. Jaga ucapanmu itu. Kalau tidak, kupecat kau. Paham?” ucap Joon
Oh, Bong Hee hanya mengiyakan saja.
“Karena
ini sudah terlanjur... Aku minta maaf. Lalu Apa yang harus kita lakukan? Aku sekarang sudah makan segala hal.” Ucap
Joon Oh.
“Kita
harus cari makanan.” Kata Bong Hee
Bong Hee
membuat kayu seperti tombok kecil, Joon Oh heran darimana sebenarnya asal Bong
Hee yang bisa melakukan apapun dalam pulau terpencil. Bong Hee menyuruh Joon Oh
agar membuat api dan ia kaan mencari makanan. Joon Oh mengeluh tidak bisa
nyalakan api tanpa korek api.
“Karena
itulah aku menyuruhmu. Aku juga takkan
menyuruhmu kalau ada korek.” Kata Bong Hee.
“Mana
bisa aku nyalakan api?! Lalu Kau mau nangkap apa?” teriak Joon Oh yang melihat
Bong Hee sudah pergi ke pantai.
Bong Hee
menyelam mencari makanan, sementara Joon Oh mengesekan kayu agar membuat api
tapi tak berhasil. Sementara Bong Hee berhasil melembar beberapa kerang yang
ditemukanya. Joon Oh mengunakan pecahan kaca dan sengaja mengarahkan pada sinar
matahari.
Bong Hee
sudah kembali bertanya darimana mendapatkan benda itu, Joon Oh mengaku baru
saja menemukannya. Bong Hee bertanya lagi apa yang sedang dilakukanya. Jooh Oh
memberitahu mencoba menyalakan api pakai
lensa. Bong Hee melihat itu hanya kaca biasa dan tak mungkin bisa menyalakan
api karena yang dibutuhkan lensa cembung jadi tak mungkin berhasil.
“Kenapa
kau baru ngomong sekarang? Aku daritadi membungku selama berjam-jam.” Keluh
Joon Oh marah
“Tapi aku
baru saja melihatmu. Pokoknya nyalakan apinya entah bagaimana caranya. Nanti
aku balik kesini bawa ikan dan Ini hadiah buatmu.” Ucap Bong Hee dengan
memperlihatkan kerang tangkapnya.
Joon Oh
tak percaya Bong Hee bisa mengambil kerang, lalu berusaha membuat api dengan
mengosokan batu. Bong Hee melempar batu dengan membuat jebakan eagar Ikan tak
pergi dan berhasil mengambil menangkap ikan. Joon Oh berhasil menyalakan api,
tapi karena kaget melihat api yang besar malah menginjak-nginjak rumput untuk
mematikanya.
Akhirnya
Bong Hee sendiri yang membuat api dan api unggun. Joon Oh mengaku kalau sudah
membuat api sebelumnya, lalu ingin tahu sebelumnya Bong Hee itu berkerja apa
karena terlihat bisa melakukan apapun.
“Aku
bukannya bisa melakukan apa saj tapi kau itu yang tak bisa apa saja. Lalu, apa kau bisa
memanggil aku pakai namaku? Aku ini punya nama. Ra Bong Hee.” Ucap Bong Hee,
Joon Oh mengerti akan memanggil nama
Bong Hee.Bong Hee melihat ikan panggang yang terasa enak.
“Kau
sepertinya bisa beradaptasi dengan baik di pulau-pulau terpencil.Seolah ini
tempat yang sempurna buat kau bertahan
hidup.” Kata Joon Oh dengan nada mengejek
“Aku
tidak bisa kelaparan sendiri tanpa
berusaha. Aku saja sudah bertahan sampai sekarang, jadi akan tetap hidup sampai kita
diselamatkan.” Ucap Bong Hee mengeluakan ikan dari api unggun da memberikan
pada Joon Oh agar mencobanya.
“Aku tak
bisa membuang duri ikan. Ada duri ikan yang tersangkut di tenggorokanku waktu
aku masih kecil..., jadi aku tak bisa menghilangkan duri ikan. Buangkan durinya
buatku.” Ucap Joon Oh manja.
Bong Hee
mengejek kalau tak ada satu pun yang bisa dilakukan. Joon Oh merasa Bong Hee
sudah lupa dengan yang dikatakan tadi siang dengan mengancam akan memecatnya,
merasa kalau Bong Hee terus menganggapnya seperti orang tak berguna.
“Aku juga
tak mau mengatakan ini, tapi kau membuatku mengulangi perkataanku... kalau aku
harus memecatmu. Ini Melelahkan.” ucap Joon Oh, Bong Hee hanya mengiyakan saja
denga menyuapi ikan tanpa duri untuk Joon Oh.
“Sementara
kau menghilangkan durinya...,maka kau harus makan ikannya juga.” Kata Joon Oh
menyuapi Bong Hee juga,
“Kita
harusnya sudah makan ini dari hari pertama dan tak perlu makan camilan itu.”
Ucap Joon Oh bahagia bisa makan ikan bakar dan keduanya saling menyuapi ikan
bakar.
Keduanya
tertidur dengan beralasakan pasir pantai, Bong Hee terbangun lalu membangunkan
Joon Oh yang tertidur, Joon Oh terbangun berpikir kalau Bong Hee menemukan
sesuatu. Bong Hee mendengar suara. Joon Oh bertanya dimana suara itu. Keduanya
pergi ke bagian semak-semak.
“Coba kau
Dengar baik-baik.” Ucap Bong Hee melihat ada sesuatu yang bergerak didepan
mereka.
“Aku tak
lihat apa-apa. Kita balik saja.” Kata Joon Oh malah ketakutan. Bong Hee
melarangnya agar Joon Oh bisa melihat seperti ada yang bergerak.
Joon Oh
mengaku rabun jadi tak bisa melihat jauh, Bong Hee meminta agar Joon Oh bisa
mendekatinya. Joon Oh yang penakut memilih untuk menjauh tiba-tiba gerakan itu
semakin mendekati mereka.
Lee Yeol
terlihat jatuh tak berdaya didepan keduanya, Joon Oh kaget melihat ternyata Lee
Yeol yang sedari tadi bergerak. Bong Hee hanya melihat Joon Oh yang panik
berusaha menyadarkan Lee Yeol. Akhirnya Lee Yeol dibawa ke bibir pantai dengan
alas seadanya.
Joon Oh mencari papan kayu
untuk membalut tangan Lee Yeol yang patah, Bong Hee membantu mengikatnya. Lee Yeol seperti menahan rasa sakit karena
tanganya yang patah, Setelah itu Joon Oh memberikan minum untuk Lee Yeol karena
pasti kehausan.
Lee Yeol
terbangun dan melihat Joon Oh tertidur dan Bong Hee berada didepan api unggun. Lee
Yeol pun berjalan mendekati Bong Hee mengaku berkatnya membuat lenganya jadi
lebih baik. Bong Hee mengucap syukur dan menyuruhnya duduk.
“Aku
sedang membuat bubur. Satu-satunya yang bisa kita dapatkan di sini cuma ikan dan kerang, kau bisa
Jadikan daun ini sebagai sendok...” ucap Bong Hee lalu mengingat Lee Yeol hanya
bisa mengunakan satu tangan, meminta agar meminumnya saja. Lee Yeol pun makan
bubur dengan cara meneguk mengunakan batok kelapa.
“Tapi...,ada
yang ingin kutanyakan padamu.Kenapa kau tidak mati?” kata Bong Hee blak-blakan,
Lee Yeol sempat tersedak mendengar pertanyaan Bong Hee. Bong Hee meminta maaf karena Mungkin
pertanyaan tadi kedengarannya aneh dengan menjelaskan bukan seperti itu
maksudnya.
“Aku
hanya ingin tahu bagaimana kau berhasil
bertahan hidup dan bagaimana kau tahu
kami ada di sini. Itulah yang ingin kutanyakan.” Jelas Bong Hee
“Setelah
pesawat jatuh...,aku bangun dan... kukira cuma aku yang selamat.” Cerita Lee
Yeol yang terbangun ditepi pantai dengan tangan yang patah.
“Aku
menunggu selama beberapa hari dan berharap ada tim penyelamat yang akan segera
tiba. Lalu aku melihat ada cahaya, Semalam.” Cerita Lee Yeol yang sempat
menunggu ditepi pantai.
Bong Hee
bisa mengerti kalau cahaya itu saat
mereka membakar ikan. Lee Yeol bertanya apakah orang akan datang menyelamatkan mereka.
Bong Hee menceritakan kalau mereka
menemukan jejak seseorang bernama
"Alden" walaupun tak yakin
berkebangsaan apa tapi sepertinya sudah ada di pulau itu sebelum mereka.
“Sepertinya
dia diselamatkan setelah tinggal di
pulau ini selama 25 hari. Itulah perkiraanku.” Kata Bong Hee yakin.
“Bong
Hee... Apa pernah terpikir olehmu kalau
kita kemungkinan akan mati di sini? Ada kemungkinan besar tidak ada tim
penyelamat yang akan datang menyelamatkan
kita.” Ucap Lee Yeol. Bong Hee heran Lee Yeol yang pesimis seperti itu.
“Aku
melihat dia.... Si Alden itu.” Ucap Lee Yeol sebelumnya melihat tengkorak
seperti orang yang sedang duduk dengan kalung bertuliskan J Alden.
Bong Hee
tak percaya mendengarnya dengan terbata-bata,
Lee Yeol pikir Kalau orang mampu menemukan pulau ini dan datang meskipun
cuma sekali mereka juga pasti akan membawa mayat yang dilihatnya itu. Bong Hee
hanya terdiam seperti harapan untuk hidupnya hilang, Joon Oh terbangun sambil
mengeluh kedinginan dan keduanya berdua berisik sekali sampai tidak bisa tidur.
Lee Yeol
pun menyapa seniornya lebih dulu, Joon Oh melihat makanan ditangan Lee Yeol itu
tak mengenyangkan jadi harus makan ikan dan menyuruh agar Bong Hee memanggang
ikan. Bong Hee hanya diam. Joon Oh pikir sudah tak ada sisa lagi.
“Oh ya,
kita makan semuanya kemarin. Kalau begitu, sana, kau tangkap ikan lagi.” Ucap
Joon Oh semena-mena, Bong Hee melirik sinis.
“Ah, kau begini
lagi... kau membuatku seperti ini. Hei, kalau kau begini terus..., aku akan
memecatmu kalau kita sudah di Seoul.” Ucap Joon Hyung mengancam
“Pecat
saja aku.... Pecat saja aku kalau kau bisa beruntung keluar darisini. Tapi
kau... tidak akan bisa pergi dari tempat ini. Kau, aku, kita takkan bisa pergi dari
pulau ini. Kau paham!” teriak Bong Hee dengan air mata mengalir di pipinya.
Ia
melampiskan kemarahanya dengan menarik baju Joon Oh dan rambutnya agar bisa
mencari makan sendiri saja dan tangkap ikan sendiri. Lee Yeol dengan satu
tanganya berusaha untuk merelai keduanya. Tiba-tiba ia seperti melihat cahaya
dan menunjuk ke arah depan mereka.
Bong Hee
melihat pantulan sinar, mengartikan kalau ada seseorang dan langsung berlari
mencarinya. Joon Oh berteriak kemana lagi Bong Hee akan pergi karena
mungkin bukan orangyang mau
menyelamatkan mereka. Lee Yeol tak ingin tinggal diam merasa orang itu sama seperti mereka yaitu
Korban yang selamat dan bisa saja orang yang mereka kenal lalu ikut berlari
mengikut Bong Hee. Joon Oh khawatir karena tangan Lee Yeol itu masih sakit,
akhirnya ia pun membuat obor untuk penerangan dan masuk kedalam hutan.
Seseorang
terlihat sengaja menyalakan lampu ponsel ke arah atas meminta bantuan, tapi
battery seperti habis. Lee Yeol dan Bong Hee mencari sumber cahaya dibuat
binggung karena tiba-tiba cahayanya menghilang. Lee Yeol pun memutuskan agar
mereka berpencar saja dan berteriak apabila bertemu orang atau jika ada apa-apa
terjadi. Seseorang juga seperti berusaha keluar dari hutan.
Bong Hee
mulai berteriak mencari tahu siapa orang yang memberikan cahaya pada mereka,
karena dalam kegelapan membuatnya terjatuh pada rawa. Ia pun berteriak meminta
tolong, Lee Yeol yang mendengar suara Bong Hee milih untuk berbalik arah.
“Tolong
aku! Aku terjebak di sini!” teriak Bong Hee meminta tolong, tiba-tiba seorang
mengulurkan tanganya, bukan Lee Yeol tapi Joon Oh dengan obor ditanganya.
“Kau
harusnya berhati-hati.” Ucap Joon Oh lalu menariknya agar segera keluar.
Penyidik
Oh mengajukan pertanyaan, ketika pertama
kali melihat cahaya itu, kenapa terus berlari tanpa menoleh ke belakang, Apakah Bong
Hee ingin membantu para korban lainnya jika memang ada. Bong Hee mengak tidak berlari buat menolong tapi untuk
mencari pertolongan.
“Jika ada
orang di pulau itu..., kukira situasi mereka
pasti lebih baik daripada kami.” Ungkap Bong Hee dengan nada sedih.
“Aku
memahami bagaimana perasaanmu.. Yah.. Kau benar. Aku juga pasti begitu kalau
jadi kau.” Ungkap Penyidik Oh simpati.
Hee Kyung
yang mendengarnya dari ruang kontrol langsung mengejek Penyidik Oh seperti
sedang berkencan, memperingatakan agar Berhenti bicara hal-hal yang tidak perlu dibicarakan lebih baik
tanyakan siapa orang yang berhasil ditemukan itu.
“Bong
Hee... Cahaya itu cahaya dari ponsel. Kau ternyata menemukan korban dalam menghadapi bahaya. Jadi siapa orang itu? Apa Kau
ingat?” tanya Penyidik Oh.
Bong Oh
merasa kedinginan saat berjalan, Joon Oh dengan baik hati mendekatkan obor agar
bisa menghangatkan badan. Bong Hee mengucapkan Terima kasih sudah
menyelamatkannya. Joon Oh pikir Bong Hee harus
menyelamatkannya juga apabila ia dalam bahaya.
“Walau
begitu, terima kasih. Aku tidak akan melupakannya.” Ucap Bong Hee
“Benar. Tentu
saja. Ingat itu selamanya. Kau itu tadi...” kata Joon Oh lalu terpotong karena
Lee Yeol bisa menemukan mereka.
Lee Yeol
panik menanyakan keadaan Bong Hee lebih dulu dan bertanya apa yang terjadi
padanya. Bong Hee mengaku kalau tadi terjatuh, Lee Yeol makin panik bertanya
apakah tak ada yang terluka. Bong Hee mengaku kalau baik-baik saja.
Joon Oh
mulai mengomel kalau keduanya itu seharusnya, tapi akhirnya mengajak mereka
pergi saja karena udaranya makin dingin.
Penyidik
Oh meminta agar Bong Hee mengingat siapa orang itu, Bong Hee merasakan kepala
terasa sakit karena terus berusaha mengingatnya. Penyidik Oh ingin tahu siapa
orang itu, apakah setelah itu orang tersebut meninggal atau tidak.
Bong Hee
seperti berusaha mengingat tapi samar seperti ada orang yang berlari lalu
seperti melihat seseorang yang jatuh dari tebing. Hee Kyung mengerutkan dahinya
ingin tahu siapa sebenarnya orang itu. Bong Hee yakin melihat wajah orang itu,
seperti pikiran melayang di tengah ilalang yang mencari pintu keluar.Penyidik
Oh ingin tahu siapa yang dilihatnya.
Bong Hee
mencoba mengingat sosok orang yang berlari dibelakangnya, lalu akhirnya
tertunduk meminta maaf. Hee Kyung dan Penyidik Oh hanya bisa menghela nafas
panjang karena Bong Hee sedikit membuat mereka frustasi karena penasaran.
Bong Hee
bisa melihat Ji Ah yang selamat berdiri didepanya, Lee Yeol langsung
memeluknya. Joon Oh mendekatinya dan Ji Ah pun jatuh lemas sambil menangis lalu
memukul Joon Oh karena meninggalkanya sendirian. Joon Oh tak percaya Ji Ah yang
bisa selamat dan bertanya apakah hanya sendirian saja. Ji Ah memberitahu kalau
ada seorang lagi dengan terus menangis.
Kotak
penyimpanan mayat dibuka, perawat mengeluarkan jenazah dan mengucapkan bahasa
cina. Salah seorang pria menjelaskan paa
Tae Young kalau Mereka menemukan adiknya di dekat pantai tapi bukan kecelakaan
pesawat yang menewaskan dirinya. Tae
Young kaget mendengarnya Pria itu memberitahu kalau Sepertinya adiknya itu
dibunuh.
Mereka
pun menyusuri hutan, Ji Ah memberitahu kalau sudah berada ditempat itu semenjak
kecelakaan terjadi dan bertemu dengan orang itu yang sedang sendirian. Joon Oh binggung kenapa menganggap
orang itu aneh. Ji Ah menyuruh mereka jalan saja karena sudah hampir sampai,
menurutnya orang itu selalu panik dan jarang makan juga.
“Siapa
juga orang yang akanbaik-baik saja dalam situasi seperti ini?” ucap Joon Oh
merasa semua orang pasti panik.
“Dia
bahkan mencoba bunuh diri beberapa hari
lalu.” Kata Ji Ah memberitahu, Joon Oh menanyakan alasanya.
“Dia
bilang ingin mati, dan menyedihkan
berada di sini.” Kata Ji Ah lalu berjalan masuk ke tempat tinggalnya selama
ini.
Mereka
pun masuk ke sebuah tempat dengan alas daun yang cukup banyak, Bong Hee
terkejut melihat sosok wanita yang duduk dengan menelungkupkan kepalanya.
Saat itu
Tae Young membuka kain yang menutupi mayat. Joon Oh mendekati korban dengan
rambut panjang terurai dan akan menyentuhnya. Tae Young bisa melihat mayat yang
ditemukan langsung menangis, Penerjemah memberitahu kalau pihak dokter ingin
tahu hubungan apa dengan wanita itu.
Jaksa Cho
membantu dengan memberitahu kalau wanita itua adalah adik Tae Young. Joon Oh
bisa melihat wajah Soo Hee saat mengangkat wajahnya, Tae Young menangis melihat
wajah adiknya yang sudah tak bernyawa lagi. Joon Oh menanyakan keadaan Soo Hee
lebih dulu.
Bong Hee
kembali melakukan tes MRI, dokter melihat
Secara medis pasien seharusnya bisa mengingat. Penyidik Oh pun
mengartikan perkataan dokter kalau ada kemungkinan Bong Hee berpura-pura tidak
ingat padahal bisa ingat. Dokter pikir itu yang bica dikatakan karena secara
medis tidak masuk akal kalau Bong Hee tidak ingat.Bong Hee duduk di ruang tunggu seperti
menyembunyikan ingatan yang sebenarnya saat terdampar dipulau.
Bersambung
ke episode 3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar