PS : All
images credit and content copyright :MBC
Bong Hee
mengikuti jalan So Hee yang ada di tepi tebing. Lalu Bong Hee seperti bisa
mengingat ketika berjalan terus mengikuti So Hee melewati ilalang, saat tepat
ditepi tebing seperti mengingat kenangan kembali. Saat itu Bong Hee memegang
kalung So Hee lalu tak sengaja mendorongnya.
So Hee
terlihat bertahan dengan memegang pingiran tebing, Bong Hee akhirnya
membiarkanya dan membuat So Hee terjatuh dari tebing. Bong Hee yang
mengingatnya langsung jatuh lemas sambil menangis, teringat kembali ucapan
kakak So Hee yang memberitahu kalau adiknya itudibunuh di pulau itu.
Bong Hee
terus menangis mengetahui kalau ternyata dirinya yang membunuh So Hee ditebing.
Penyidik Oh seperti baru menemukan Bong Hee, melihatnya sedang menangis
berpikir mengingat sesuatu. Bong Hee langsung menghapus air matanya mengaku tak
mengingat apapun.
Penyidik
Oh melihat wajah Bong Hee yang pucat berpikir kalau sakit, Bong Hee mengaku kalau baik-baik saja dan
berusaha untuk tetap tenang.
Dokter
Terapis menemui Hee Kyung dalam ruangan, Hee Kyung bertanya apa yang ingin
dikatakan oleh dokter itu. Dokter mengaku selam ini sudah merenang akan
memberitahu atau tidak, tapi menurutnya Hee Kyung harus tahu jadi membawa alat
perekamnya. Hee Kyung binggung dengan benda yang dibawanya.
Bong Hee
dan Penyidik Oh sudah kembali ke Korea, dibandara Penyidik Oh memastikan
kembali apakah Bong Hee tak mengingat apapun. Bong Hee tetap mengaku tak
mengingat apapun dan meminta maaf. Penyidik Oh merasa mereka itu sudah
buang-buang uang saja.
“Lalu Kau
mau kemana setelah ini?” tanya Penyidik Oh, Bong Hee mengatakan ingin pulang
kerumah. Penyidik Oh pun akan mengantarnya.
Bong Hee
pikir tak perlu, lalu ponselnya berdering dan melihat nama Jaksa Yoon, memilih
untuk membiarkanya. Penyidik Oh bertanya apa Bong Hee tak ingin mengangkatnya.
Bong Hee merasa tak perlu mengangkatnya dan ingin pulang sendiri. Penyidik Oh
melarang dan menyuruh dua pengawal mengantar Bong Hee pulang kerumah.
Saat itu
Hee Kyung menelp, Penyidik Oh yang baru kembali. Penyidik Oh terlihat kesal
tapi dibuat binggung karena tiba-tiba Hee Kyung menyuruhnya untuk bertemu
sekarang juga.
Bong Hee
sedang berjalan pulang ke rumahnya terlihat seperti masih kebinggungan. Penyidik
Oh sudah bertemu dengan Hee Kyung di ruanganya. Hee Kyung memberitahu kalau
Dokter Park memberikan hasil rekaman Bong Hee selama hipnoterapi.
“Apa kau
pernah meninggalkannya sendirian dengan terapis?” tanya Hee Kyung, Penyidik Oh
mengingat saat menerima telp keluar ruangan, dan membenarkan kalau hanya pergi
keluar sebentar.
“Aku
dapat telepon kalau mereka menemukan pulaunya.” Ucap Penyidik Oh, Hee Kyung
menyuruh penyidik Oh kembali memutar rekaman itu.
Terdengar
suara Dokter Park yang menanyakan apakah mengetahui kalung itu. Bong Hee menjawab mengetahuinya.
Bong Hee menatap keluar jendela dan nampak gelisah, saat itu Jaksa Yoon dalam
ruangan juga mencoba menelp Bong Hee yang tak mengangkat telp darinya.
Bong Hee
pun menerima pesan dari Tae Young “Kudengar kau mengunjungi pulau itu. Tolong
hubungi aku.” Jaksa Yoon duduk didepan mejanya terlihat fotonya saat bersama dengan So Hee.
Flash Back
Bong Hee
mengatakan pada Dokter Park kalau Kalung itu milik... So Hee. Dokter Park
menanyakan alasan kalung Yoon So Hee ada padanya. Bong Hee seperti mengingat
saat kejadian di pinggir tebing, lalu mengatakan kalau ia yang membunuhnya.
Penyidik
Oh yang mendengarnya melotot kaget mendengar pengakuan Bong Hee. Hee Kyung pun
ingin tahu kelanjutannya sekarang,
mengenai Ra Bong Hee akan membuatnya menjadi korban yang selamat atau
pembunuh. Penyidik Oh pikir Tidak ada bukti bahwa Bong Hee membunuh.
“Penyidik
Oh... Aku tidak bicara soal bukti... Tapi Yang kubicarakan, manakah yang lebih
menguntungkan bagi kita? Apa kita harus membuatnya korban yang selamat atau
pembunuh?” ucap Hee Kyung
“Apa
maksud Ketua, yang terbaik dari sudut pandang politik?” kata Penyidik Oh, Hee
Kyung membenarkan.
“Karena
itulah rakyat membayar pajak untuk gaji kita. Jadi, Apakah kita harus membuat
dia sebagai korban selamat atau
pembunuh? Haruskah kita menyambut Ra Bong Hee atau menangkapnya?” ucap Hee
Kyung, Penyidik Oh dibuat binggung dengan pilihanya sekarang.
Bong Hee
tiba-tiba datang membawa sebuah koper, Presdir Hwang mengingat kalau itu koper
miliknya, lalu bertanya dimana menemukan itu. Bong Hee mengatakan menemukannya di dekat batu-batu.
Presdir Hwang bahagia menemukan sepatunya jadi bisa mengunakan alasan kakinya.
Sementara
Ki Joon dan juga Joon Oh mengambil sikat gigi dan mulai menyikat gigi mereka
karena berhari-hari tak pernah sikat gigi. Joon Oh heran tidak melihat koper
ini terakhir kali. Bong Hee pikir koper itu terbawa arus dan menurutnya ada lagi koper di dekat batu-batu itu.
“Apa ada
yang mau berenang denganku buat
mengambil koper itu? Kita tidak tahu berapa lama lagi harus tinggal disini. Jika
kita menemukan koper lagi..., mungkin saja koper itu bisa membantu dan harus
menemukannya. Siapa yang mau ikut
denganku?” ucap Bong Hee, Semua hanya
diam dan menatap pada Joon Oh, Joon Oh heran melihat semuanya yang menatap
padanya.
Keduanya
sudah duduk di dekat bebatuan dan melihat sebuah koper yang terobang obing
didepan mereka. Bong Hee hanya menatapnya seperti ragu kalau harus
mengambilnya. Joon Oh pikir sebelumnya Bong Hee mengajak agar mengambil koper
itu. Bong Hee seperti tak yakin kalu mereka akan menemukan koper lainya.
Joon Oh
menyakinkan kalau Semua orang mengandalkan mereka jadi tak perlu khawatir,
dengan mengulurkan tangan meminta Bong Hee mempercayainya. Keduanya mulai
berenang untuk mengambil koper yang terbawa arus, Bong Hee dengan cepat
mengambil koper dan kembali, Joon Oh terlihat berusaha untuk berenang dan
ternyata hanya berenang di bagian air
hanya setinggi pinggangnya.
Koper
pertama berhasil dibawa Bong Hee, mereka langsung bahagia melihat
isinya ada ramyun. Bong Hee melarang Joon Oh yang ingin makan satu cup
saja, Joon Oh tak percaya melihat ada tuna kaleng juga dalam koper. Saat itu
Joon Oh memberikan semangat pada Bong Hee mengambil koper lainya dan ia
diam-diam menyembunyikan sebungkus ramen.
Bong Hee
kembali mengambil koper yang tenggelam, Joon Oh hanya berenang dipinggiran
mulai memakai penyemprot wajah agar segar dan juga pasta gigi. Bong Hee
menemukan ada kimchi kemasan lalu mengajak untuk bisa makan selembar saja, Joon
Oh menolak karena tak menyukainya.
Akhirnya Bong Hee sendiri yang makan selembar kimchi.
Setelah
makan mereka akan kembali mencari Koper, Bong Hee lebih dulu masuk ke dalam
laut, Joon Oh mengaku akan menyusul dan buru-buru menghabiskan satu kemasan
kimchi ke dalam mulutnya. Bong Hee kembali dengan membawa koper lainya dan
isinya banyak sekali pakaian.
Joon Oh
melihat wajah Bong Hee yang sudah pucat dan bibirnya gemetar karena kedinginan,
menurutnya harus istirahat. Tapi Bong Hee pikir mereka harus mengambil koper
lainya. Joon Oh memberikan jaket yang ada dalam koper untuk Bong Hee dan akan
mengambil koper lainnya sekarang.
Keduanya
berhasil membawa enam koper dan berjalan ke dalam hutan, baru setengah jalan
Joon Oh meminta untuk beristirahat satu menit. Bong Hee heran melihat Joon Oh
yang kembali meminta agar terus beristirahat, Joon Oh seperti tak biasa
berkerja seperti merasa sanga kelelahan.
“Kenapa
kau lelah sekali? Kau itu Cuma menemukan 1 koper saja dalam 2 jam.” Ucap Bong
Hee heras
“Arus air
itu tadi terlalu kuat. Dan Kenapa kau bisa dapat lima koper walaupun di arus kuat seperti itu?”
ucap Joon Oh juga merasa heran dengan Bong Hee.
“Lagipula,
arusnya memang juga semakin kuat. Apabila yang lain tidak akan bertahan, maka
aku juga akan kesulitan. Jika kita tidak berhati-hati, maka kita mungkin
tenggelam di laut.” Komentar Bong Hee
“Bagaimana
kau bisa tahu itu? Apa Kau seorang penyelam?” kata Joon Oh, Bong Hee
membenarkan kalau ia adalah anak dari
seorang penyelam. Joon Oh tak percaya mendengarnya.
“Hanya
aku saja yang bisa ke dalam air untuk sementara ini dan Terlalu berbahaya bagi
orang lain.” Kata Bong Hee
“Kau
harus berhenti bekerja dan selalu saja yang
mengerjakan apapun.” Perintah Joon Oh yang selama ini Bong Hee yang
berkerja keras mencari makan untuk mereka.
Bong Hee pikir dirinya tak mau menjadi orang yang tak berguna dipulau
ini.
Semua
yang sudah menunggu langsung memilih pakaian dalam koper, Presdir Hwang melihat
Ho Hang yang berusaha membuka koper yang belum terbuka, menyuruhnya memilih
baju di koper yang sudah terbuka saja. Ho Hang memberitahu kalau tak ada baju
yang muat untuknya.
Joon Oh
melihat So Hee bertanya apakah sudah memeukan pakaianya, Soo Hee yang duduk
sendirian menganguk sudah memegang baju untuk menganti pakaianya. Bong Hee
masih sibuk membuat tirai dari kain, Joon Oh bertanya pada Bong Hee apakah tidak
menganti baju. So Hee mengatakan setelah menyelesaikan perkerjanya.
“Kenapa
banyak sekali kain?” tanya Joon Oh heran, Bong Hee pikir seperti kain itu
sengaja disiapkan untuk perlengkapan panggung.
“Apa Kau
tidak kedinginan?” tanya Joon Oh, Bong Hee merasa baik-baik saja walaupun
wajahnya terlihat pucat.
Ji Ah
menemukan sebuah jaket wanita berwarna pink dan menanyakan pendapatnya pada
Yul. Joon Oh tiba-tiba mengambil jaket dari tangan JI Ah mengaku kalau itu
pakaian miliknya, Ji Ah merasa kalau jaket itu sudah jadi miliknya karena yang
pertama kali melihat. Joon Oh mengaku kalau menyukai pakaian itu,
“Ini
jaket perempuan.” Keluh Ji Ah heran, Joon Oh menegaskan kalau jaket itu
miliknya. Ji Ah merasa Joon Oh memang sudah gila sampai tak bisa berkata-kata.
Joon Oh
pergi menemui Bong Hee melempar jaket mengaku pakaian itu terlalu sempat jadi
menyuruh agar memakainya. Bong Hee binggung karena Joon Oh tiba-tiba memberikan
jaket padanya.
Bong Hee
sudah berganti pakaian dan melihat jaket yang ada ditanganya, dengan berjalan
perlahan-lahan pergi ke tempat Ji Ah tidur den menaruh jaket ditubuh Ji Ah agar
tak kedinginan. Joon Oh tiba-tiba melempar Bong Hee jaketnya kembali
memperingatkan agar memakainya sebelum memarahinya.
Tapi Bong
Hee merasa tak enak hati kembali memberikan jaketnya untuk Ji Ah. Joon Oh tetap
bisa mengetahuinya dengan mengancam Bong Hee yang akan mati ditanganya. Bong
Hee pikir jaket itu lebih baik untuk Ji Ah yang sedang sakit. Joon Oh
mengatakan kalau Ji Ah sudah punya jaket.
Bong Hee
melewati jalan belakang agar tak ketauan menaruh kembali jaket ke tempat Ji Ah.
Joon Oh kembali mengambilnya dan melempar pada Bong Hee untuk memakainya.
Ji Ah
meminta agar ia bisa tidur, Bong Hee pikir Ji Ah sedang sakit dan harus tetap
hangat. Ji Ah memberikan jaket itu untuk Bong Hee saja agar tak menganggunya
lagi. Akhirnya Bong Hee kembali dengan memakai
jaketnya.
Joon Oh
bisa tersenyum melihat Bong Hee akhirnya memakai jaket yang dipilihnya,
tiba-tiba ia merasakan sesuatu. Lee Yeol melihat Joon Oh terbangun untuk
kembali tertidur. Saat itu terlihat ada langkah kaki yang mendekati tempat
tinggal mereka.
Bong Hee
seperti terbangun paling akhir, keluar rumah bertanya-tanya Kemana yang
lainnya. Saat itu Ki Joon lewat didepanya, Bong Hee bertanya keberadan yang
lainya. Ki Joon mengatakan kalau mereka
dalam masalah, dengan bergegas pergi. Bong Hee kaget melihat ada bekas makanan
yang berserakan. Joon Oh juga tak tahu karena bukan mereka yang memakan semuanya.
“Lalu siapa? Apa maksudmu ada orang lain lagi yang
ada di pulau ini?” kata Ki Joon
“Jika memang
ada, dia tidak akan lari jauh, setelah makan makanan kita seperti ini.” Ucap
Joon Oh.
Bong Hee
penasaran siapa sebenarnya orang itu. Lee Yeol dan Tae Ho datang memberitahu
kalau pakaian yang mereka temukan juga hilang. Semua melonggo kaget, Tae Ho
yakin itu Berarti menandakan ada orang lain di pulau ini. Semua saling
berpandangan dan terlihat seseorang sedang makan semua yang diambil dari tempat
Joon Oh dkk.
Bong Hee
duduk dikamarnya melihat kalung yang dipakainya, Jaksa Yoon kembali menelp dan
Bong Hee memilih untuk tak mengangkatnya sambil mengucapkan permintaan maafnya.
Ibunya memanggil Bong Hee agar mereka segera makan. Jaksa Yoon terlihat sangat
kecewa karena Bong Hee tak menjawab telpnya.
Jaksa Cho
dan temanya datang melaporka kalausudah mencari tahu dan merasa kalau
situasinya tegang di komisi penyelidikan khusus. Jaksa Yoon binggung dengan
maksud ucapan juniornya itu.
“Mereka
menghindari kontak dengan orang-orang di luar komite dan menggunakan saluran
pelaporan. Sepertinya mereka sudah menemukan sesuatu yang mencurigakan.” Jelas
Jaksa Cho, Jaksa Yoon makin tak mengerti mencurigkan seperti apa.
“Kabarnya
Ra Bong Hee di-hipnoterapi beberapa hari
yang lalu.” Ucap Jaksa Cho. Jaksa Yoon terdiam mendengarnya.
Seorang
anak buah memanggil Ketua Jo yang sedang berbicara dengan seseorang. Hee Kyung
meminta nanti saja berbicara padanya dan meminta agar membatasi akses masuk ke
gedung. Anak buahnya mengerti dan terlihat Hee Kyung sedang berbicara dengan
Dokter Park secara pribadi.
Jaksa Cho
menceritakan sejak Hee Kyung bertemu dengan dokter Park situasi makin tegang
serta sikapnya berubah. Dan ternyata sudah menghubungi seseorang. Jaksa Yoon
makin penasaran siapa yang dihubungi oleh Hee Kyung.
Hee Kyung
seperti berbicara di telp dengan seseorang bertanya apa yang lebih disukainya
sebagai Seorang pembunuh atau korban selamat. Lalu memuji orang itu kalau lebih
pintar berpolitik dibanding dirinya.
Jaksa
Yoon dengan wajah serius meminta Jaksa Cho
agar mencaritahu Klinik tempat Ra
Bong Hee di-hipnoterapi. Jaksa Cho menganguk mengerti.
Mereka
semua berkumpul mengadakan rapat, Presdir Hwang pikir Situasi seperti ini
mungkin terjadi lagi jadi mereka harus bergiliran dan jaga malam dan
mengusulkan dua orang yang berjaga agar lebih aman. Joon Oh pun bertanya siapa
yang akan berjaga untuk malam ini.
Tae Ho
pun mengajukan dirinya, Joon Oh setuju lalu bertanya siapa lagi yang akan
menemaninya. Semua hanya diam, saat itu Tae Ho melirik Bong Hee dan bertanya
apakah ma menemaninya. Bong Hee kaget, Joon Oh pura-pura batuk dengan
mengatakan “jangan” tapi Bong Hee menjawab untuk menyanggupi ajakan Tae Ho.
Akhirnya
Tae Ho pun mengajak mereka segera pergi ke bagian tempat penyimpanan makanan.
So Hee melirik Tae Ho seperti khawatir karena mengetahui kalau Tae Ho
sebelumnya yang mencekik seseorang untuk bertahan hidup, seperti merasakan kalau
akan melakukan juga pada Bong Hee.
Bong Hee
memastikan jumlah makanan di dalam ruangan, lalu duduk bersama Tae Ho untuk
berjaga malam. Ia mengajukan pertanyaan pada Tae Ho alasan memilihnya, karena merasa kalau selama ini tidak pernah
melakukan sesuatu yang membuatnya kesal atau marah, jadi tidak tahu kenapa tiba-tiba
memilihnya.
“Aku
tidak suka kau dan Joon Oh sering bersama. Itu sebabnya.” Ucap Tae Ho.
“Apa kau
sebenci itu pada Joon Oh?” kata Bong
Hee, Tae Ho hanya diam saja, saat itu tanpa mereka sadari seseorang mencoba
mengambil ramen dari celah bagian atas rumah.
“Sepertinya
kau bersikap sinis karena pria bernama
Jae Hyun itu. Aku tidak tahu apa yang terjadi di antara kalia, tapi kalian satu
band dan dekat seperti saudara. Kalian
tidak seharusnyasaling bersikap kasar.” Saran Bong Hee.
“Apa kau
tahu Joon Oh membunuh seseorang?”tanya Tae Ho, Bong Hee mengingat pengakuan
Joon Oh kalau Aku membunuh Jae Hyun.
“Tapi kau
hanya merasa dia yang melakukannya tapi Dia tidak benar-benar membunuhnya.”
Ucap Bong Hee yakin Joon Oh tak melakukanya.
Tae Oh
pikir Bong Hee itu masih saja tidak tahu
Joon Oh dan akan tahu sendiri seiring berjalannya waktu karena akan melihat
bagaimana Joon Oh membunuh seseorang. Tiba-tiba terdengar bunyi suara kaleng
yang sengaja dibuat, agar bisa mendengar kalau ada orang yang mendekati tempat
mereka.
Joon Oh
terbangun dari tidurnya, Tae Ho pun langsung berlari lebih dulu mengejar pria
yang ada didepanya. Joon Oh dan Bong Hee ikut berlari dibelakangnya. Ketiga
masuk ke dalam hutan, Tae Ho bisa melihat pria yang mengambil stock makanan,
sementara Joon Oh dan Bong Hee kehilangan jejaknya.
Tae Ho
memberikan beberapa pukulan pada si pencuri saat jatuh ke bagian bawah tanah,
Si pria menahan tangan Tae Ho mengaku sebagai petugas pesawat yang dinaikinya.
Tae Ho heran melihat si pria makan
mencuri makanan mereka karena bisa saja datang ke tempat mereka berlindung.
Joon Oh
berteriak memanggil Tae Ho, Tae Ho pun berteriak memberitahkan keberadanya. Si
pria tiba-tiba bertanya pada Tae Ho apakah ia masih ingin hidup dan meminta
agar bisa mendengarkan ucapanya.
“Aku
tidak bisa menyelamatkan mereka semua tapi bisa menyelamatkanmu setidaknya. Kita bisa keluar
dari pulau ini.” Ucap Si pria, Tae Ho tak percaya, terdengar teriakan Joon Oh
dan Bong Hee yang memanggil Tae Ho semakin mendekat, Si pria langsung menutup
mulut Tae Ho.
“Dengarkan
aku jika kau ingin hidup maka Biarkan mereka lewat.” Perintah Si pria
Tae Ho
pun bersembunyi dibalik dinding tanah
yang menjorok ke dalam, Sementara Bong Hee dan Joon Oh berjalan diatasnya terus
mencari keberadaan Tae Ho. Akhirnya Tae Ho membiarkan Joon Oh dan Bong Hee
pergi dari tempatnya dan meminta si pria menjelaskan ucapanya.
“Bagaimana
kita bisa keluar darisini?” tanya Tae Ho,
Tae Ho
kembali ke tempat semua korban yang sedang berkumpul didpan api unggun,
teringat kembali perkataan si pria.
Flash
Back
Pria
memberitahu kalau Ada sebuah sekoci di dekat pantai. Tae Ho seperti tak
percaya.
“Aku
yakin Tapi sekocinya hanya bisa muat empat orang, jadi selama ini aku sudah
mengawasimu. Aku ingin melihat siapa yang harus kuajak naik ke sekoci itu.”
Jelas si pria
“Jika
kita naik sekoci itu..,apa kita bisa keluar dari pulau ini? Apa sekoci itu
aman?” tanya Tae Ho khawatir.
“Tentu
saja. Sekoci itu memang sudah disediakan di pesawat, kalau-kalau ada
kecelakaan. Jadi hanya Dua orang. Jika kita dapat dua orang lagi maka kita bisa
keluar dari sini.” Jelas si pria
“Jadi Jika
kita dapat dua orang lagi..., kita tidak harus tinggal di pulau sialan ini,
‘kan? Kita bisa hidup.
Tae Ho
melihat ada sekoci di pinggir pantai mengetahui alau hanya perlu dua orang lagi
maka mereka bisa keluar dari tempat ini. Ia pun kembali menenemui semua korban
selamat seperti memastikan siapa saja yang akan dibawa olehnya keluar dari
pulau.
Semua
yang melihat Tae Ho langsung memastikan keadaanya baik-baik saja. Joon Oh
sempat kesal karena membuat mereka takut. Ji Ah bertanya darimana pacarnya itu.
Tae Oh menyakinkan kalau ia baik-baik saja dan hanya berjalan-jalan sebentar
karena sangat gelap.
“Bahaya
disini, jadi kita harus bersama-sama.” Pesan Ki Joon
“Kau itu
bintang top di luar pulau ini. Berhati-hatilah. Kita harus bersama. Ini bahaya.”
Tegas Presdir Hwang. Tae Ho seperti memberikan senyuman liciknya, memikirkan
siapa saja yang akan dibawanya pergi meninggalkan pulau.
Dokter
Park mendapatkan pasien dengan memastikan kalau kursinya nyaman, lalu bertanya
apa yang membuatnya gelisah. Jaksa Yoon sudah berbaring dengan menceritakan
kalau adiknya meninggal belum lama ini dan Lebih tepatnya dia dibunuh.
“Emosi
manusia memang hal yang aneh. Aku merasa sedih pada awalnya..., kemudian mulai
merasa tenang seiring berjalannya waktu. Apa cuma aku saja yang begitu?” tanya Jaksa Yoon
“Hal itu
juga sama dengan luka yang ada di
tubuhmu. Lukamu memudar secara bertahap seiring berjalannya waktu.” Kata Dokter
Park, Jaksa Yoon sengaja memiringkan tubuhnya.
“Aku mau
bertanya padamu sekali lagi. Apa cuma aku
saja yang seperti itu? Nama adikku Yoon So Hee. Aku adalah Yoon Tae
Young, seorang jaksa di Kantor Wilayah Seoul Barat. Jadi Aku datang ke terapis
yang tepat, 'kan?” kata Jaksa Yoon, Dokter Park terlihat kaget mendengarnya.
bersambung ke episode 5
Tidak ada komentar:
Posting Komentar