PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 05 Januari 2017

Sinopsis The Legend of the Blue Sea Episode 14 Part 2

PS : All images credit and content copyright : SBS

Nyonya Moo turun dari taksi terlihat sampai didepan rumah Tuan Heo, lalu teringat dengan kejadian sebelumnya.
Flash Back
Nyonya Moo yang masih muda mengangkat koper keluar dari rumahnya, Seo Hee baru turun dari mobil bersama dengan anaknya, melihat Nyonya Moo keluar rumah dengan koper menyuruh Chi Hyun masuk lebih dulu untuk menyapa ayahnya.
“Apa kau mau pergi sekarang? Aku sengaja datang terlambat, agar bisa di rumah setelah kau pergi.” Kata Seo Hee terdengar licik
“Apa kau bahagia?” balas Nyonya Moo sinis
“Aku minta maaf. Meskipunkau mungkin tidak percaya, tapi aku tidak melakukannya dengan sengaja.” Komentar Seo Hee merasa tak bersalah
“Oh, benarkah? Aku percaya kau dan harus percaya itu. Dan Kau harus membesarkan Joon Jae-ku sekarang. Aku harap kau adalah orang yang lebih baik.” Kata Nyonya Moo
“Ohh Yah...  Aku yakin suamiku sudah bilang padamu tapi janganlah munculsampai Joon Jae dewasa. Dengan begitu, dia bisa terbiasa dengan keluarga baru. Dan Kau Jangan khawatir. Aku akan mencintai danmembesarkan dia seperti anakku sendiri.” Ucap Seo Hee dengan memegang tangan menyakinkanya, Nyonya Mo seperti berusaha untuk menahan air matanya sedihnya. 

Nyonya Mo gugup saat akan menekan bel, sampai akhirnya terdengar teriakan dari dalam rumah bertanya siapa yang datang. Pelayan memperlihatkan dari interkom kalau yang datang, adlah Mo Yoo Ran. Seo Hee melihat mantan istri suaminya tak percaya kalau berani datang ke rumahnya.
“Sudah berapa lama kita tak jumpa?Kau mau minum apa?” kata Seo Hee ramah menyuruh Nyonya Moo duduk, Nyonya Moo hanya menatap sinis, Akhirnya Seo Hee meminta agar pembantunya meninggalkan mereka berdua.
“Apa kau mau berdiri sambil berbicara? Duduklah.” Ucap Seo Hee melihat Nyonya Mo hanya duduk saja. Nyonya Mo langsung bertanya keberadaan Joon Jae.
“Kenapa kau bertanya padaku dimana anakmu? Dia 'kan anakmu.” Ucap Seo Hee merasa tak memperdulikanya, Nyonya Mo benar-benar tak percaya mendengarnya.

“Sepertinya kau datang kemari karena kau  tahu anakmu tidak ada di rumah kami. Kenapa kau bertanya padaku tentang dia? Aku tidak pernah mengusirnya tapi Dia sendiri yang keluar darisini. Dan Juga, suamiku tidak sungguh-sungguh berusaha mencarinya. Jadi, karena itulah dia tidak ada disini.”ungkap Seo Hee sinis
Ia pikir Joon Jae dan ibunya saling mengetahui kabar masing0maing tapi melihat sikapnya sekarang yakin kalau itu tak terjadi. Nyonya Mo ingat kalau Seo Hee yang mengatakan akan membesarkannya. Seo Hee mengaku berencana seperti itu tapi tak bisa berbuat apa-apa karena Joon Jae kabur dari rumah.
“Apa karena ini kau tidak mau aku muncul? Untuk membuat anakku jadi anakmu, suamiku jadi suamimu..., dan posisiku jadi posisimu. Apa karena itu?” kata Nyonya Mo marah, Seo Hee mengejek Nyonya Mo itu lucu.

“Hei! Jangan berpura-pura sok suci, karena Kau itu langsung menyerah. Kalau aku dulu jadi kau, maka aku tidak akan menyerah. Aku tidak akan lari, meninggalkan anakku Hanya karena aku bilang jangan muncul, maka kau sungguh tidak bertemu dengan anakmu? Apa kau itu bodoh?” ejek Seo Hee  Nyonya Mo benar-benar kaget mendengarnya.
Seo Hee pikir kalau memang Nyonya Mo tak mau minum teh lebih baik pergi saja karena merasa lelah sekali. Nyonya Mo langsung memanggil nama “Kang Ji Yeon” Seo Hee menatap sinis Nyonya Mo memberitahu kalau namanya adalah “Kang Seo Hee.” Tapi tetep Nyonya Mo mengenal namanya adalah Kang Ji Yeon.
“Anakku... Aku pasti akan menemukannya dan mengembalikan posisinya. Dan Kau juga. Aku akan membuatmu kembali ke posisi awalmu.” Tegas Nyonya Mo tak mau kalah lalu keluar dari rumah. Seo Hee terlihat panik dan langsung menelp seseorang. 


Nyonya Mo berjalan pulang dari arah belakang terlihat sebuah mobil yang sengaja ingin menabraknya, saat itu Sim Chung langsung menariknya dan membuat Nyonya Mo sedikit kaget, mobil pun pergi tanpa menabrak Nyonya Mo.
“Kau harus berhati-hati kalau ada mobil. Dia bilang kita tidak boleh linglung.” Kata Sim Chung, Nyonya Mo bertanya siapa yang mengatakan hal itu.
“Orang yang kusukai. Kita sudah pernah janji akan pergi belanja bersama.” Kata Sim Chung
Nyonya Mo ingat kalau mereka punya janji untuk belanja bersama dan bertanya apakah sudah menunggu lama. Sim Chung pikir tak masalah karena Hanya hari ini punya waktu lalu menarik Nyonya Mo untuk pergi bersama.

Mobil sedan yang ingin menabrak Nyonya Moo kembali mundur dan seorang pria membuka kaca mobilnya, Tae Oh tiba-tiba sudah datang mengambil foto si pria yang mengemudikan mobil, Si pria panik langsung menutup mobil dan pergi. Tae Oh juga mengambil gambar foto Sim Chung yang pergi dengan Nyonya Moo.
Flash Back
Joon Jae mengaku tidak bisa menyuruh Sim Chung  tinggal di rumah sepanjang hari jadi meminta agar mengikutinya dan jangan sampai ketahuan. Tae Oh terlihat bahagia karena bisa mengikuti Sim Chung kemana akan pergi, Joon Jae pun melihat telinga Tae Oh yang memerah, lalu memperingatkan agar tak melakukanya. 


Sim Chung dan Nyonya Moo pergi ke supermarket bersama layaknya, menantu dan ibu mertuanya. Nyonya Mo memberitahu saat memilih aple kalau tangkainya kering artinya tidak segar. Lalu mereka pindah ke bagian ikan, Nyonya Mo memberitahu Kalau ikan, insang harus warna merah muda barulah ikan itu artinya segar.
“Tapi ikan-ikan ini tidak begitu segar” komentar Sim Chung, Nyonya Mo pikir tidak ada salahnya beli di pasar.
“Aku tidak pernah makan ikan segar semenjak berada disini.” Kata Sim Chung yang terbiasa tinggal dilaut.
“Pasti di tempat asalmu banyak ikan  yang segar. Apa kau tinggal di dekat laut?” tanya Nyonya Mo, Sim Chung mengaku bisa dibilang begitu.
“Kau pasti merindukan tempat tinggalmu.” Komentar Nyonya Mo, Sim Chung pikir tak masalah karena disini banyak makanan yang enak lalu mengajak untuk makan es krim sebelum pulang. Nyonya Mo setuju karena sebelumnya merasa tertekan tapi karena bertemu Sim Chung membuatnya sedikit tenang. Diam-diam Tae Oh terus mengikutinya dari jauh.

Joon Jae melihat hasil foto dari Taek Oh binggung karena Sim Chung mengaku mau bertemu seseorang, lalu melihat bagian belakang disamping pacarnya, tapi tak mengenal kalau itu ibunya. Menurutnya Sim Chung  selalu berkeliaran dan langsung akrab sama orang lain.
Detektif Hong datang  memberikan laporan perawatan medis psikologis Ma Dae Young lalu bertanya Apa kau pernah dengar  seorang wanita bernama Kang Ji Yeon. Joon Jae mengingat-ingat dan mengelengkan kepala karena tak pernah mendengarnya, lalu bertanya balik kenapa Detektif Hong menanyakan hal itu.
“Dia satu-satunya wanita yang terlibat dengan Ma Dae Young tapi aku tidak bisa menemukannya. Pendaftaran penduduknya dibatalkan karena tempat kediaman yang tidak diketahui. Kami mencurigai bahwa mereka memiliki anak.” Kata Detektif Hong
“Berarti, mereka masih bisa membantu dia melarika diri, entah itu kekasihnya atau si anak itu.” Ucap Joon Jae, Detektif Ho pikir mungkin seperti itu.
“Berikan informasi itu juga buatku. Nam Do lebih pandai menemukan orang daripada polisi biasa.” Kata Joon Jae, Detektif Ho ingin memukul Joon Jae karena terus merendahkan polisi.
“Kenapa juga aku bisa terjerat dengan penipu ulung ini?” keluh Detektif Ho. 


Joon Jae menatap wajah Detektif Hong , seperti teringat ketika diatas kapal saat itu menyetujui agar memutar balik kapal dan akan bertanggung jawab. Joon Jae tersenyum lalu menepuk bahu Detektif Hong dengan memuji sebagai polisi yang jauh lebih baik dari yang mereka kira.
Detektif Hong melihat tingkah Joon Jae merasa kalau pasti sudah gila karena mengnggap sebagai temannya. Joon Jae hanya tersenyum lalu melihat berkas ditangan, melihat nama “Jin Kyung Won”. Detektif Hong bertanya apakah Joon Jae mengenalnya karena Sejak tahun 2009, dokter yang menangani perawatan Ma Dae Young.

Dokter Jin duduk diruanganya, mengakui kalau Dae Young adalah pasienya. Joon Jae kaget bertanya memastikan kalau  kenal Ma Dae Young. Dokter Jin mengatakan kalau Dae Young  datang sesekali dan melakukan pemeriksaan dengan menderita gangguan pengendalian amarah dan depresi.
“Apa baru-baru ini dia  pernah datang kesini?” tanya Detektif Hong, Dokter Jin sempat terdiam dan mengatakan tidak. Joon Jae sempat percaya dan melihat tangan Dokter Jin bergerak, seperti menutupi kebohonganya. 

Sementara Sim Chung mengantar Nyonya Moo sampai ke depan rumah tempatnya berkerja, Sim Chung sempat kaget melihatnya kalau rumah yang didatanginya adalah rumahnya Cha Si Ah.
Teringat kembali saat bersama Joon Jae dan buru-buru keluar rumah, sampai dirumah Joon Jae memarahi Nam Do kalau seharusnya periksa dulu dan mereka hampir dapat masalah besar dan hampir ketahuan. Sim Chung bisa mengerti kalau semua terlihat panik karena rumah yang didatangi adalah rumah Cha Si Ah.
Nyonya Mo binggung dengan ucapan Sim Chung. Sim Chung tak membahasnya memberikan barang belanjaan dan juga pamit pergi pada Nyonya Mo. Tae Oh yang bersembunyi dibalik mobil terus mengambil foto Sim Chung. 

Tiba-tiba Si Ah sudah menghadang didepan Tae Oh, Tae Oh kaget menyakinkan kalau bukan seperti itu yang di duganya. Si Ah tak percaya, Tae Oh tetap berusaha kalau bukan seperti itu dan akan pergi mengikuti Sim Chung. Tapi Si Ah kembali menariknya agar tetap bisa bicara.
“Kau ini memang punya masalah serius! Buat apa foto gerbang rumahku? Apa Kau ingin merasakan kehadiranku sampai sejauh itu?” komentar Si Ah yakin kalau Tae Oh itu cinta mati padanya, Tae Oh mengumpat kesal dengan suara pelan.
“Aku juga bisa gila! Kepalaku ini saja sudah mau meledak, memikirkan masalahku sendiri! Dan kenyataan yang terpenting bahwa tidak ada ruang bagimu dalam hatiku.” Kata Si Ah,
Tae Oh tak melihat Sim Chung dan bergegas pergi karena menurutnya tak ada yang membuat Si Ah ada dalam hatinya dan bergegas pergi.  Si Ah mendengar komentara Tae Oh berpikir kalau sikapnya tadi terlalu kelewatan, menurutnya Cinta memang menyusahkan.

Sim Chung berjalan pulang kerumah, mendengar ponselnya berbunyi berpikir Joon Jae yang menelp, tapi ternyata Chi Hyun  mengatakn lagi ada di dekat rumahnya Joon Jae dan Sim Chung melihat Chi Hyun sudah ada didepan rumah. Chi Hyun pun membawakan barang belanjaan ditangan Sim Chung.
Joon Jae baru keluar dari ruangan Dokter Jin, menyuruh Detektif Hong pergi ke mobil lebih dulu karena ada yang ingin ditanyakan pada Dokter Jin. Detektif Hong memperingatakan kalau dirinya bukan taksi jadi tak boleh lama. Joon Jae pun meminta agar  nyalakan pemanasnya sampai maksimal. Detektif Hong mengerti, lalu tersadar kalau itu mobilnya. 

Joon Jae kembali datang menemui Dokter Jin diruanganya, Dokter Jin pun mengaku apda Joon jae kalauMa Dae Young datang kemarin. Joon Jae menanyakan alasan Dae Young datang. Dokter Jin memberitahu kalau Dae Young tidak minum obat, maka tidak bisa mengendalikan sifat kasarnya.
“Dia orang yang membunuh Dam Ryung dan Se Hwa dan juga mengincar  kami di dunia ini.” Ungkap Joon Jae
“Kemarin, dia juga melihat akhirnya Dan dia bilang “bukan aku ternyata” kata Dokter Jin yang masih mengingatnya.

Joon Jae binggung kalau bukan Dae Young siapa yang membunuhnya. Dokter Jin pun tak tahu karena Dae Young tidak memberitahunya, lalu mengingatkan perkataan sebelumnya kalau Joon Jae tidak bisa dengan mudahnya mengubah nasib jadi menurutnya Sekarang kembalikanlah orang itu ke tempat asalnya.
“Apa Ma Dae Young akan kembali ke sini?” tanya Joon Jae
“Aku sudah bilang padanya kalau akan menyiapkan obatnya. Jadi Dia pasti akan datang.” Kata Dokter Jin, Joon Jae meminta agar menghubunginya kalau Dae Young datang. Dokter Jin mengangguk setuju.


Joon Jae menerima pesan dari Tae Oh “Maaf. Aku kehilangan jejak Chung.” Akhirnya Joon Jae naik mobil detektif Hong meminta agar lebih cepat bahkan baru sja menerobos lampu merah dua kali. Joon Jae khawatir dengan Sim Chung yang berkeliaran dan bertemu Ma Dae Young dan meminta Detektif Hong yang bertanggung jawab mengenai hal ini dan kesal sendiri karena Sim Chung tak mengangkat telpnya.
Chi Hyun duduk di sebuah meja melihat ponsel Sim Chung yang terus berdering lalu sengaja mematikanya dan menelupkanya agar Sim Chung tak menyadarinya. Sim Chung seperti baru dari toilet dan kembali duduk.  Makanan pun datang, jampong serta babi asam mani.
“Apa ini "makan-tuang" atau "makan-celup"?” kata Sim Chung, Chi Hyun binggung apa maksud perkataanya.
“Yang kumaksudkan saus-nya. Apa aku menuangkan saus-nya atau mencelupkan makanan ke saus?” kata Sim Chung, Chi Hyun mengerti dan mengatakan pilihanya adalah "makan-celup."

“Baguslah. Aku juga lebih suka makan-celup, tapi karena Heo Joon Jae suka "makan-tuang," kami selalu bertengkar tiap kali kami makan.” Kata Sim Chung mulai makan dengan lahap.
“Sudah berapa lama kau  tinggal dengan Joon Jae?” tanya Chi Hyun mencaritahu.
Sim Chung mengatakan kalau sudah Tiga bulan. Chi Hyun berpikir keduanya hanya tinggal berdua saja. Sim Chung mengatakan ada teman-temannya Heo Joon Jae juga. Chi Hyun bisa mengucap syukur. Sim Chung binggung apa maksudnya. Chi Hyun tak membahasnya dengan menawarkan pangsit goreng juga, Sim Chung langsung setuju dan Chi Hyun memesanya.
Saat itu di kamarnya, Dae Young terlihat gelisah mengingat saat melihat masa lalunya, ketika menombak putri duyung dan Joon Jae menghalanginya, saat itu terlihat sosok pria didekatnya melepaskan tombak, wajahnya tak terlihat tapi mengunakan cincin di jari tanganya. 


Joon Jae akhirnya kembali kerumah, Sim Chung melihat Joon Jae langsung menyapanya. Joon Jae sinis melihat Chi Hyun bersama dengan Sim Chung, lalu bertanya apakah tas belanja itu miliknya. Chi Hyun mengatakan itu milik Sim Chung. Akhirnya Joon Jae pun mengambilnya dan menarik Sim Chung masuk ke rumah, terlihat wajah dingin Chi Hyun seperti merencanakan sebuah rencana jahat.
“Heo Joon Jae, apa kau marah padaku sekarang?” tanya Sim Chung saat masuk rumah, Joon Jae hanya diam lalu masuk ke dalam kamar.
“Apa Kalian bertengkar lagi? Kenapa kalian bertengkar tiap hari?” kata Nam Do heran
“Aku bertemu kakaknya Heo Joon Jae hari ini..., makanya dia seperti itu. Ini Aneh, 'kan?” kata Sim Chung
“Jika seorang pria marah pada seorang wanita yang bertemu keluarganya..., itu artinya dia tidak berniat melanjutkan hubungan dengan wanita itu.” Komentar Nam Do
Sim Chung menahan kesal, Nam Do heran karena mengetahui Sim Chung yang bertemu kakaknya Joon Jae. Sim Chung menceritakan  Chi Hyung yang datang mengaja makan bersama dengannya. Nam Do pikir kalau Joon Jae tidak bertukar kabardengan salah satu anggota keluarganya. Bahkan tidakpernah dikenalkan dengan mereka.
“Apa Kau sudah dikenalkan dengan mereka?” tanya Nam Do heran, Sim Chung mengaku kalau itu sudah lama sekali dan langsung masuk kamar karena kesal.
Sim Chung masih kamar sudah berganti pakaian merasakan dadanya terasa sakit, lalu berpikir kalau sudah lama sekali tidak hidup di air jadi jantungnya terasa sakit. Saat itu Joon Jae masuk kamar bisa mendengarkan suara hati Sim Chung. 


Joon Jae melihat hasil kerjaan yang dilakukan Tae Oh kalau tidak akan ada orang yang bisa menerobosnya. Tae Oh pikir bisa orang merebosnya kalau memang memiliki hacker yang lebih handal dibanding dirinya jadi tidak akanbisa menerobos rumah mereka. Joon Jae pun tersenyum bahagia mendengarnya.
“Dan Juga, kau haruskeluar rumah hari ini.” Kata Joon Jae, Tae Oh heran karena tidak adajanji ketemuan dengan siapapun.
“Hyung, kau juga keluar dan kembali kalau sudah malam saja.” Kata Joon Jae pada Nam Do yang baru keluar kamar. Nam Do heran kenapa harus keluar rumah.
“Ini rumahku. Kalau yang punya rumah memerintahkanmu, maka kau harus menurutinya.” Tegas Joon Jae
Nam Do mengeluh Joon Jae yang terus membuat susah,  dan bertanya harus pergi kemana di cuaca dingin seperti ini, menurutnya karena Joon Jae tidak mau bekerja lagi jadi sulit mengatur jadwal meeting. Sim Chung keluar dari kamar, Joon Jae akhirnya menarik keduanya untuk pergi kalau tak ada yang boleh pulang sebelum malam. Nam Do pikir harus ganti baju lebih dulu, Joon Jae pun akan menunggu diluar. 

Sim Chung pun melihat air dalam kolam renang, mengetahui semua orang yang sudah pergi meninggalkan rumah sampai malam. Nam Do keluar dengan Tae Oh mengunakan jaket, lalu menatap ke arah rumah seperti mengetahui sesuatu. Sim Chung sedang asyik berenang dengan ekor ikan duyungnya, matanya dibuat kaget saat Nam Do sudah berdiri didepan pintu melihatnya. Nam Do mengaku penasaran apa yang sedang dilakukan Sim Chung saat sendirian.
“Apa kau tidak kedinginan? Kenapakau berenang dingin-dingin begini?” kata Nam Do sempat tersandung bangku dan melihat pakaian yang kenakan Sim Chung berpikir mau bekerja paruh waktu lagi, dengan pakai baju itu di akuarium.

“Sim Chung kita ini sangat lucu, ya!” kata Nam Do yang berpikir kalau duyung  dan merasa sudah terlalu banyak nonton serial Amerika, tapi menurutnya sangat mirip tapi mencoba  menenangkan pikiran kalau itu salah.
Sim Chung hanya diam saja menatapnya, Nam Do teringat saat pertama kali bertemu dengan Sim Chung bertanya dimana rumahnya, Sim Chung mengaku rumahnya sangat jauh. Saat Joon Jae memberikan gelangnya, Sim Chung mengatakan Banyak benda-benda seperti itu di rumahnya.

Nam Do mengingat saat Sim Chung berada dirumah sakit, mendengar pembicaraan dokter “ Pasien wanita itu. Suhu tubuhnya 29 derajat Celcius. Apa benar dia kembali sadar hanya dengan satu kali dilakukan kejut jantung?” dan juga melihat hasil MRI, kalau dalam  satu minggu tak mungkin bisa kembali seperti semula.
Sim Chung membawa sekantung mutiara, Nam Do lalu bertanya darimana mendapatkanya. Sim Chung mengaku bekerja keras mendapatkanya. Nam Do mengumpulkan semua ingatan dan melonggo kalau menyakinkan Sim Chung adalah putri duyung.  Sim Chung yang hanya menatapnya meminta agar diambilkan jubah handuknya. 
Nam Do melihat kaki Sim Chung yang berubah dan seperti manusia, tak seperti saat didalam air, tak percaya kalau didunia ini memang ada yang seperti itu. Sim Chung hanya menatapnya, Nam Do pikir  harus melaporkan ke berita topik internasional, seperti FBI atau semacamnya.

“Apa kau akan memberitahunya pada Heo Joon Jae?” tanya Sim Chung, Nam Do pun tak tahu tapi bisa melihat nanti cara menjawab pertanyaan. Sim Chung berjalan mendekat. Nam Do meminta agar tak mendekatinya.
“Jadi Apa ketika kau masuk ke dalam air, kau berubah jadi yang tadi itu dan jika kau keluar dari air, ekormu jadi kaki?” ucap Nam Do, Sim Chung membenarkan.
“Lalu  mutiara itu? Mutiara yang waktu itu seperti dalam dongeng-dongeng itu hasil dari air matamu?” kata Nam Do benar-benar tak percaya, Sim Chung membenarkan.
“Menangislah... Biar kulihat apa memang benar berubah jadi mutiara.”perintah Nam Do
Sim Chung pikir tak bisa karena terpesona sekarang. Nam Do pikir Sim Chung tidak perlu menangis sekarang dan boleh menangis nanti,  Sim Chung pikir karena Sudah menjawab pertanyaan maka Nam Do tak kana memberitahu Joon Jae. Nam Do malah memanggiilnya “Mermaid Chung” karena merahasikan hal seperti ini karena mereka sekarang duduk di atas tumpukan uang
“Aku tidak suka tumpukan uang!” kata Sim Chung
“Aku suka itu! Apa gunanya tinggal di rumah? Hei! Ayo kita pergi ke tempat seperti Las Vegas, meluncurkan acara putri duyung, dan pergi keliling dunia!” kata Nam Do penuh semangat
“Apa maksudmu kau mau  menjualku, Jo Nam Doo?” ucap Sim Chung, Nam Do mengatakan kalau sedang merekomendasikan pekerjaan dan sulit untuk orang normal mendapatkan pekerjaan belakangan ini.
“Aku tidak akan melaporkanmu ke instansi pemerintah dan ingin berencana bekerja keliling dunia.” Kata Nam Do
Sim Chung langsung setuju, Nam Do kaget Shim Chung bisa mau melakukanya, Sim Chung pun mengulurkan tanganya, agar bisa berjabat tangan. Nam Do sempat takut tapi menurutnya saat berjabat tangan bukan sesuatu yang menular. Tapi saat itu ingatan Nam Do seperti terhapus saat berjabat tangan Sim Chung. 


Sim Chung melihat Nam Do seperti merasa pusing lalu menanyakan keadaanya, Nam Do melihat Sim Chung yang baru saja berenang dan berpikir apakah tidak kedinginan lalu berjalan pergi. Sim Chung bergumam dalam hati
“Jika Heo Joon Jae juga melihat diriku yang sesungguhnya apa dia akan merespon seperti Jo Nam Doo? Karena aku sudah ketahuan, apa aku harus bertanya terlebih dahulu padanya sebelum menghapus ingatannya?” gumam Sim Chung lalu kembali memanggil Nam Doo.
Nam Do seperti melakukan kembali yang dilihat sebelumnya dengan menabrak kursi yang kedua kalinya, Sim Chung sekarang Nam Doo tahu semuanya, jadi  mungkin tidak bisa melihatnya dengan cara yang sama seperti sebelumnya. Nam Do pikir itu sulit melihat Sim Chung  dengan cara yang sama seperti sebelumnya.


“Apa Heo Joon Jae juga akan seperti ini?” tanya Nam Do
“Dia pasti akan lebih parah dari aku! Jika dia melihat sesuatu seperti ini, dia bakal lari 100%!” kata Nam Do yakin
“Berarti aku tidak boleh ketahuan.” Ungkap Sim Chung, Nam Do pikir Tapi sudah terlambat karena ia  sudah tahu.
“Sejujur, aku ragu apa ini bakal berhasil atau tida karena aku biasanya melakukannya di dalam air. Tapi ternyata aku bisa juga melakukannya di luar air.” Kata Sim Chung, Nam Do ingin tahu dan Sim Chung mendekat kembal menjabat tangan Sim Chung. Ingatan Nam Do pun akhirnya kembali menghilang. 


Mereka berempat pun makan malam bersama, Nam Do merasa dirinya sudah gila karena bisa merasakan saat Joon Jae . mencoba mengingat sesuatu, tapi tidak bisa mengingatnya. Sim Chung panik bergumam dalam hati takut kalau Nam Do bisa mengingatnya. Joon Jae bisa mendengarnya menatap Sim Chung.
“Rasanya seperti melihat nomor lotre dalam mimpimu tapi kau tidak ingat itu dan Rasa frustrasi seperti itu  membuatku gila!” ungkap Nam Do kesal
“Aku sudah menghapus ingatannya, tapi apa ingatannya belum kuhapus sepenuhnya?” gumam Sim Chung
Nam Do tiba-tiba mengingat sesuatu,  dan menunjuk ke arah di kolam renang rumah ini dan juga Sim Chung.  Joon Jae langsung memukul kepal Nam Do menyuruh makan saja dan jangan berisik.  Nam Do memperlihatakn kuku jarinya yang terluka tapi tak ingat dengan hal itu.
“Pasti itu gejala demensia awal karena kau banyak minum alkohol.” Komentar Joon Jae menuruh Nam Do segera menurunkan kakinya dan mencoba agar bisa mengetahui kekuatan minumnya. Nam Do seperti bisa yakin dan Tae Oh pun setuju dengan hal itu. Saat itu Sim Chung melirik ke arah Joon Jae, tapi Joon Jae seperti masih marah dan tak ingin menatapnya.


Sim Chung menarik Joon Jae ke lantai atas lalu bertanya sampai kapan akan bersikap seperti ini. Joon Jae pura-pura tak mengerti maksudnya. Sim Chung melihat Joon Jae yang tidak berbicara  atau memandang mata  atau tersenyum. Joon Jae ingin kembali bertanya “Jika sesuatu terjadi padaku...” dan Sim Chung langsung menyelanya.
“Jawabanku sama walaupun kau bertanya seratus kali. Jika sesuatu terjadi padamu,  maka aku tidak bisa hidup.” Kata Sim Chung, Joon Jae penasaran apa alasanya.
“Itu karena... Jantungku hanya bisa berdetak kalau kau mencintaiku. Jantungku jika berada di daratan memiliki batas waktu. Jika kau meninggalkanku atau meninggalkan dunia ini, jantungku berhenti berdetak. Jung Hoon juga meninggal karena hal itu.  Ketika orang yang dicintainya pergi, maka  jantungnya mulai membeku, mengeras, dan berhenti berdetak. Tanpa kau, aku juga akan seperti itu Kecuali jika aku kembali ke laut, maka aku mungkin akan mati.” Gumam Sim Chung
Joon Jae yang bisa mendengarnya kaget mengetahui Sim Chung yang  akan mati dan ingin mengulanginya, sesuatu yang berhenti dan akan mengeras. Sim Chung pun tak kalah kaget, Joon Jae bisa mendengar suara hatinya.
“Kau bilang jantungmu akan  berhenti berdetak.” Ucap Joon Jae, Sim Chung bertanya kapan Joon Jae mulai mendengar suaranya.
“Kau bilang kau akan mati.” Ucap Joon Jae, Sim Chung kembali bertanya sejak kapan bisa mendengarnya. Joon Jae berteriak menanyakan Kenapa Sim Chung akan mati, Keduanya pun saling menatap. 
bersambung ke episode 15 

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar