PS : All
images credit and content copyright : SBS
Nyonya
Moo turun dari taksi terlihat sampai didepan rumah Tuan Heo, lalu teringat
dengan kejadian sebelumnya.
Flash Back
Nyonya
Moo yang masih muda mengangkat koper keluar dari rumahnya, Seo Hee baru turun
dari mobil bersama dengan anaknya, melihat Nyonya Moo keluar rumah dengan koper
menyuruh Chi Hyun masuk lebih dulu untuk menyapa ayahnya.
“Apa kau
mau pergi sekarang? Aku sengaja datang terlambat, agar bisa di rumah setelah
kau pergi.” Kata Seo Hee terdengar licik
“Apa kau
bahagia?” balas Nyonya Moo sinis
“Aku
minta maaf. Meskipunkau mungkin tidak percaya, tapi aku tidak melakukannya
dengan sengaja.” Komentar Seo Hee merasa tak bersalah
“Oh,
benarkah? Aku percaya kau dan harus percaya itu. Dan Kau harus membesarkan Joon
Jae-ku sekarang. Aku harap kau adalah orang yang lebih baik.” Kata Nyonya Moo
“Ohh
Yah... Aku yakin suamiku sudah bilang
padamu tapi janganlah munculsampai Joon Jae dewasa. Dengan begitu, dia bisa terbiasa
dengan keluarga baru. Dan Kau Jangan khawatir. Aku akan mencintai
danmembesarkan dia seperti anakku sendiri.” Ucap Seo Hee dengan memegang tangan
menyakinkanya, Nyonya Mo seperti berusaha untuk menahan air matanya sedihnya.
Nyonya Mo
gugup saat akan menekan bel, sampai akhirnya terdengar teriakan dari dalam
rumah bertanya siapa yang datang. Pelayan memperlihatkan dari interkom kalau
yang datang, adlah Mo Yoo Ran. Seo Hee melihat mantan istri suaminya tak
percaya kalau berani datang ke rumahnya.
“Sudah
berapa lama kita tak jumpa?Kau mau minum apa?” kata Seo Hee ramah menyuruh
Nyonya Moo duduk, Nyonya Moo hanya menatap sinis, Akhirnya Seo Hee meminta agar
pembantunya meninggalkan mereka berdua.
“Apa kau
mau berdiri sambil berbicara? Duduklah.” Ucap Seo Hee melihat Nyonya Mo hanya
duduk saja. Nyonya Mo langsung bertanya keberadaan Joon Jae.
“Kenapa
kau bertanya padaku dimana anakmu? Dia 'kan anakmu.” Ucap Seo Hee merasa tak
memperdulikanya, Nyonya Mo benar-benar tak percaya mendengarnya.
“Sepertinya
kau datang kemari karena kau tahu anakmu
tidak ada di rumah kami. Kenapa kau bertanya padaku tentang dia? Aku tidak
pernah mengusirnya tapi Dia sendiri yang keluar darisini. Dan Juga, suamiku
tidak sungguh-sungguh berusaha mencarinya. Jadi, karena itulah dia tidak ada
disini.”ungkap Seo Hee sinis
Ia pikir
Joon Jae dan ibunya saling mengetahui kabar masing0maing tapi melihat sikapnya
sekarang yakin kalau itu tak terjadi. Nyonya Mo ingat kalau Seo Hee yang
mengatakan akan membesarkannya. Seo Hee mengaku berencana seperti itu tapi tak
bisa berbuat apa-apa karena Joon Jae kabur dari rumah.
“Apa
karena ini kau tidak mau aku muncul? Untuk membuat anakku jadi anakmu, suamiku
jadi suamimu..., dan posisiku jadi posisimu. Apa karena itu?” kata Nyonya Mo
marah, Seo Hee mengejek Nyonya Mo itu lucu.
“Hei!
Jangan berpura-pura sok suci, karena Kau itu langsung menyerah. Kalau aku dulu
jadi kau, maka aku tidak akan menyerah. Aku tidak akan lari, meninggalkan
anakku Hanya karena aku bilang jangan muncul, maka kau sungguh tidak bertemu
dengan anakmu? Apa kau itu bodoh?” ejek Seo Hee
Nyonya Mo benar-benar kaget mendengarnya.
Seo Hee
pikir kalau memang Nyonya Mo tak mau minum teh lebih baik pergi saja karena
merasa lelah sekali. Nyonya Mo langsung memanggil nama “Kang Ji Yeon” Seo Hee
menatap sinis Nyonya Mo memberitahu kalau namanya adalah “Kang Seo Hee.” Tapi
tetep Nyonya Mo mengenal namanya adalah Kang Ji Yeon.
“Anakku...
Aku pasti akan menemukannya dan mengembalikan posisinya. Dan Kau juga. Aku akan
membuatmu kembali ke posisi awalmu.” Tegas Nyonya Mo tak mau kalah lalu keluar
dari rumah. Seo Hee terlihat panik dan langsung menelp seseorang.
Nyonya Mo
berjalan pulang dari arah belakang terlihat sebuah mobil yang sengaja ingin
menabraknya, saat itu Sim Chung langsung menariknya dan membuat Nyonya Mo
sedikit kaget, mobil pun pergi tanpa menabrak Nyonya Mo.
“Kau
harus berhati-hati kalau ada mobil. Dia bilang kita tidak boleh linglung.” Kata
Sim Chung, Nyonya Mo bertanya siapa yang mengatakan hal itu.
“Orang
yang kusukai. Kita sudah pernah janji akan pergi belanja bersama.” Kata Sim
Chung
Nyonya Mo
ingat kalau mereka punya janji untuk belanja bersama dan bertanya apakah sudah
menunggu lama. Sim Chung pikir tak masalah karena Hanya hari ini punya waktu
lalu menarik Nyonya Mo untuk pergi bersama.
Mobil
sedan yang ingin menabrak Nyonya Moo kembali mundur dan seorang pria membuka
kaca mobilnya, Tae Oh tiba-tiba sudah datang mengambil foto si pria yang
mengemudikan mobil, Si pria panik langsung menutup mobil dan pergi. Tae Oh juga
mengambil gambar foto Sim Chung yang pergi dengan Nyonya Moo.
Flash Back
Joon Jae
mengaku tidak bisa menyuruh Sim Chung tinggal
di rumah sepanjang hari jadi meminta agar mengikutinya dan jangan sampai
ketahuan. Tae Oh terlihat bahagia karena bisa mengikuti Sim Chung kemana akan
pergi, Joon Jae pun melihat telinga Tae Oh yang memerah, lalu memperingatkan
agar tak melakukanya.
Sim Chung
dan Nyonya Moo pergi ke supermarket bersama layaknya, menantu dan ibu
mertuanya. Nyonya Mo memberitahu saat memilih aple kalau tangkainya kering artinya
tidak segar. Lalu mereka pindah ke bagian ikan, Nyonya Mo memberitahu Kalau
ikan, insang harus warna merah muda barulah ikan itu artinya segar.
“Tapi ikan-ikan
ini tidak begitu segar” komentar Sim Chung, Nyonya Mo pikir tidak ada salahnya beli
di pasar.
“Aku
tidak pernah makan ikan segar semenjak berada disini.” Kata Sim Chung yang
terbiasa tinggal dilaut.
“Pasti di
tempat asalmu banyak ikan yang segar.
Apa kau tinggal di dekat laut?” tanya Nyonya Mo, Sim Chung mengaku bisa
dibilang begitu.
“Kau pasti
merindukan tempat tinggalmu.” Komentar Nyonya Mo, Sim Chung pikir tak masalah
karena disini banyak makanan yang enak lalu mengajak untuk makan es krim
sebelum pulang. Nyonya Mo setuju karena sebelumnya merasa tertekan tapi karena
bertemu Sim Chung membuatnya sedikit tenang. Diam-diam Tae Oh terus
mengikutinya dari jauh.
Joon Jae
melihat hasil foto dari Taek Oh binggung karena Sim Chung mengaku mau bertemu
seseorang, lalu melihat bagian belakang disamping pacarnya, tapi tak mengenal
kalau itu ibunya. Menurutnya Sim Chung
selalu berkeliaran dan langsung akrab sama orang lain.
Detektif
Hong datang memberikan laporan perawatan
medis psikologis Ma Dae Young lalu bertanya Apa kau pernah dengar seorang wanita bernama Kang Ji Yeon. Joon Jae
mengingat-ingat dan mengelengkan kepala karena tak pernah mendengarnya, lalu
bertanya balik kenapa Detektif Hong menanyakan hal itu.
“Dia
satu-satunya wanita yang terlibat dengan Ma Dae Young tapi aku tidak bisa menemukannya.
Pendaftaran penduduknya dibatalkan karena tempat kediaman yang tidak diketahui.
Kami mencurigai bahwa mereka memiliki anak.” Kata Detektif Hong
“Berarti,
mereka masih bisa membantu dia melarika diri, entah itu kekasihnya atau si anak
itu.” Ucap Joon Jae, Detektif Ho pikir mungkin seperti itu.
“Berikan
informasi itu juga buatku. Nam Do lebih pandai menemukan orang daripada polisi
biasa.” Kata Joon Jae, Detektif Ho ingin memukul Joon Jae karena terus
merendahkan polisi.
“Kenapa
juga aku bisa terjerat dengan penipu ulung ini?” keluh Detektif Ho.
Joon Jae
menatap wajah Detektif Hong , seperti teringat ketika diatas kapal saat itu
menyetujui agar memutar balik kapal dan akan bertanggung jawab. Joon Jae
tersenyum lalu menepuk bahu Detektif Hong dengan memuji sebagai polisi yang
jauh lebih baik dari yang mereka kira.
Detektif
Hong melihat tingkah Joon Jae merasa kalau pasti sudah gila karena mengnggap
sebagai temannya. Joon Jae hanya tersenyum lalu melihat berkas ditangan,
melihat nama “Jin Kyung Won”. Detektif Hong bertanya apakah Joon Jae
mengenalnya karena Sejak tahun 2009, dokter yang menangani perawatan Ma Dae
Young.
Dokter
Jin duduk diruanganya, mengakui kalau Dae Young adalah pasienya. Joon Jae kaget
bertanya memastikan kalau kenal Ma Dae
Young. Dokter Jin mengatakan kalau Dae Young
datang sesekali dan melakukan pemeriksaan dengan menderita gangguan
pengendalian amarah dan depresi.
“Apa
baru-baru ini dia pernah datang kesini?”
tanya Detektif Hong, Dokter Jin sempat terdiam dan mengatakan tidak. Joon Jae
sempat percaya dan melihat tangan Dokter Jin bergerak, seperti menutupi
kebohonganya.
Sementara
Sim Chung mengantar Nyonya Moo sampai ke depan rumah tempatnya berkerja, Sim
Chung sempat kaget melihatnya kalau rumah yang didatanginya adalah rumahnya Cha
Si Ah.
Teringat
kembali saat bersama Joon Jae dan buru-buru keluar rumah, sampai dirumah Joon
Jae memarahi Nam Do kalau seharusnya periksa dulu dan mereka hampir dapat
masalah besar dan hampir ketahuan. Sim Chung bisa mengerti kalau semua terlihat
panik karena rumah yang didatangi adalah rumah Cha Si Ah.
Nyonya Mo
binggung dengan ucapan Sim Chung. Sim Chung tak membahasnya memberikan barang
belanjaan dan juga pamit pergi pada Nyonya Mo. Tae Oh yang bersembunyi dibalik
mobil terus mengambil foto Sim Chung.
Tiba-tiba
Si Ah sudah menghadang didepan Tae Oh, Tae Oh kaget menyakinkan kalau bukan
seperti itu yang di duganya. Si Ah tak percaya, Tae Oh tetap berusaha kalau
bukan seperti itu dan akan pergi mengikuti Sim Chung. Tapi Si Ah kembali
menariknya agar tetap bisa bicara.
“Kau ini
memang punya masalah serius! Buat apa foto gerbang rumahku? Apa Kau ingin
merasakan kehadiranku sampai sejauh itu?” komentar Si Ah yakin kalau Tae Oh itu
cinta mati padanya, Tae Oh mengumpat kesal dengan suara pelan.
“Aku juga
bisa gila! Kepalaku ini saja sudah mau meledak, memikirkan masalahku sendiri! Dan
kenyataan yang terpenting bahwa tidak ada ruang bagimu dalam hatiku.” Kata Si
Ah,
Tae Oh
tak melihat Sim Chung dan bergegas pergi karena menurutnya tak ada yang membuat
Si Ah ada dalam hatinya dan bergegas pergi.
Si Ah mendengar komentara Tae Oh berpikir kalau sikapnya tadi terlalu
kelewatan, menurutnya Cinta memang menyusahkan.
Sim Chung
berjalan pulang kerumah, mendengar ponselnya berbunyi berpikir Joon Jae yang
menelp, tapi ternyata Chi Hyun mengatakn
lagi ada di dekat rumahnya Joon Jae dan Sim Chung melihat Chi Hyun sudah ada
didepan rumah. Chi Hyun pun membawakan barang belanjaan ditangan Sim Chung.
Joon Jae
baru keluar dari ruangan Dokter Jin, menyuruh Detektif Hong pergi ke mobil
lebih dulu karena ada yang ingin ditanyakan pada Dokter Jin. Detektif Hong
memperingatakan kalau dirinya bukan taksi jadi tak boleh lama. Joon Jae pun
meminta agar nyalakan pemanasnya sampai
maksimal. Detektif Hong mengerti, lalu tersadar kalau itu mobilnya.
Joon Jae
kembali datang menemui Dokter Jin diruanganya, Dokter Jin pun mengaku apda Joon
jae kalauMa Dae Young datang kemarin. Joon Jae menanyakan alasan Dae Young
datang. Dokter Jin memberitahu kalau Dae Young tidak minum obat, maka tidak bisa
mengendalikan sifat kasarnya.
“Dia
orang yang membunuh Dam Ryung dan Se Hwa dan juga mengincar kami di dunia ini.” Ungkap Joon Jae
“Kemarin,
dia juga melihat akhirnya Dan dia bilang “bukan aku ternyata” kata Dokter Jin
yang masih mengingatnya.
Joon Jae
binggung kalau bukan Dae Young siapa yang membunuhnya. Dokter Jin pun tak tahu
karena Dae Young tidak memberitahunya, lalu mengingatkan perkataan sebelumnya
kalau Joon Jae tidak bisa dengan mudahnya mengubah nasib jadi menurutnya Sekarang
kembalikanlah orang itu ke tempat asalnya.
“Apa Ma Dae
Young akan kembali ke sini?” tanya Joon Jae
“Aku
sudah bilang padanya kalau akan menyiapkan obatnya. Jadi Dia pasti akan datang.”
Kata Dokter Jin, Joon Jae meminta agar menghubunginya kalau Dae Young datang.
Dokter Jin mengangguk setuju.
Joon Jae
menerima pesan dari Tae Oh “Maaf. Aku kehilangan jejak Chung.” Akhirnya Joon
Jae naik mobil detektif Hong meminta agar lebih cepat bahkan baru sja menerobos
lampu merah dua kali. Joon Jae khawatir dengan Sim Chung yang berkeliaran dan
bertemu Ma Dae Young dan meminta Detektif Hong yang bertanggung jawab mengenai
hal ini dan kesal sendiri karena Sim Chung tak mengangkat telpnya.
Chi Hyun
duduk di sebuah meja melihat ponsel Sim Chung yang terus berdering lalu sengaja
mematikanya dan menelupkanya agar Sim Chung tak menyadarinya. Sim Chung seperti
baru dari toilet dan kembali duduk.
Makanan pun datang, jampong serta babi asam mani.
“Apa ini
"makan-tuang" atau "makan-celup"?” kata Sim Chung, Chi Hyun
binggung apa maksud perkataanya.
“Yang
kumaksudkan saus-nya. Apa aku menuangkan saus-nya atau mencelupkan makanan ke
saus?” kata Sim Chung, Chi Hyun mengerti dan mengatakan pilihanya adalah "makan-celup."
“Baguslah.
Aku juga lebih suka makan-celup, tapi karena Heo Joon Jae suka "makan-tuang,"
kami selalu bertengkar tiap kali kami makan.” Kata Sim Chung mulai makan dengan
lahap.
“Sudah
berapa lama kau tinggal dengan Joon Jae?”
tanya Chi Hyun mencaritahu.
Sim Chung
mengatakan kalau sudah Tiga bulan. Chi Hyun berpikir keduanya hanya tinggal
berdua saja. Sim Chung mengatakan ada teman-temannya Heo Joon Jae juga. Chi
Hyun bisa mengucap syukur. Sim Chung binggung apa maksudnya. Chi Hyun tak
membahasnya dengan menawarkan pangsit goreng juga, Sim Chung langsung setuju
dan Chi Hyun memesanya.
Saat itu
di kamarnya, Dae Young terlihat gelisah mengingat saat melihat masa lalunya,
ketika menombak putri duyung dan Joon Jae menghalanginya, saat itu terlihat
sosok pria didekatnya melepaskan tombak, wajahnya tak terlihat tapi mengunakan
cincin di jari tanganya.
Joon Jae
akhirnya kembali kerumah, Sim Chung melihat Joon Jae langsung menyapanya. Joon
Jae sinis melihat Chi Hyun bersama dengan Sim Chung, lalu bertanya apakah tas
belanja itu miliknya. Chi Hyun mengatakan itu milik Sim Chung. Akhirnya Joon Jae
pun mengambilnya dan menarik Sim Chung masuk ke rumah, terlihat wajah dingin
Chi Hyun seperti merencanakan sebuah rencana jahat.
“Heo Joon
Jae, apa kau marah padaku sekarang?” tanya Sim Chung saat masuk rumah, Joon Jae
hanya diam lalu masuk ke dalam kamar.
“Apa
Kalian bertengkar lagi? Kenapa kalian bertengkar tiap hari?” kata Nam Do heran
“Aku
bertemu kakaknya Heo Joon Jae hari ini..., makanya dia seperti itu. Ini Aneh,
'kan?” kata Sim Chung
“Jika seorang
pria marah pada seorang wanita yang bertemu keluarganya..., itu artinya dia
tidak berniat melanjutkan hubungan dengan wanita itu.” Komentar Nam Do
Sim Chung
menahan kesal, Nam Do heran karena mengetahui Sim Chung yang bertemu kakaknya
Joon Jae. Sim Chung menceritakan Chi
Hyung yang datang mengaja makan bersama dengannya. Nam Do pikir kalau Joon Jae tidak
bertukar kabardengan salah satu anggota keluarganya. Bahkan tidakpernah
dikenalkan dengan mereka.
“Apa Kau
sudah dikenalkan dengan mereka?” tanya Nam Do heran, Sim Chung mengaku kalau
itu sudah lama sekali dan langsung masuk kamar karena kesal.
Sim Chung
masih kamar sudah berganti pakaian merasakan dadanya terasa sakit, lalu
berpikir kalau sudah lama sekali tidak hidup di air jadi jantungnya terasa
sakit. Saat itu Joon Jae masuk kamar bisa mendengarkan suara hati Sim Chung.
Joon Jae
melihat hasil kerjaan yang dilakukan Tae Oh kalau tidak akan ada orang yang
bisa menerobosnya. Tae Oh pikir bisa orang merebosnya kalau memang memiliki
hacker yang lebih handal dibanding dirinya jadi tidak akanbisa menerobos rumah mereka.
Joon Jae pun tersenyum bahagia mendengarnya.
“Dan Juga,
kau haruskeluar rumah hari ini.” Kata Joon Jae, Tae Oh heran karena tidak
adajanji ketemuan dengan siapapun.
“Hyung,
kau juga keluar dan kembali kalau sudah malam saja.” Kata Joon Jae pada Nam Do
yang baru keluar kamar. Nam Do heran kenapa harus keluar rumah.
“Ini
rumahku. Kalau yang punya rumah memerintahkanmu, maka kau harus menurutinya.”
Tegas Joon Jae
Nam Do
mengeluh Joon Jae yang terus membuat susah,
dan bertanya harus pergi kemana di cuaca dingin seperti ini, menurutnya
karena Joon Jae tidak mau bekerja lagi jadi sulit mengatur jadwal meeting. Sim
Chung keluar dari kamar, Joon Jae akhirnya menarik keduanya untuk pergi kalau
tak ada yang boleh pulang sebelum malam. Nam Do pikir harus ganti baju lebih
dulu, Joon Jae pun akan menunggu diluar.
Sim Chung
pun melihat air dalam kolam renang, mengetahui semua orang yang sudah pergi
meninggalkan rumah sampai malam. Nam Do keluar dengan Tae Oh mengunakan jaket,
lalu menatap ke arah rumah seperti mengetahui sesuatu. Sim Chung sedang asyik
berenang dengan ekor ikan duyungnya, matanya dibuat kaget saat Nam Do sudah
berdiri didepan pintu melihatnya. Nam Do mengaku penasaran apa yang sedang
dilakukan Sim Chung saat sendirian.
“Apa kau
tidak kedinginan? Kenapakau berenang dingin-dingin begini?” kata Nam Do sempat
tersandung bangku dan melihat pakaian yang kenakan Sim Chung berpikir mau
bekerja paruh waktu lagi, dengan pakai baju itu di akuarium.
“Sim Chung
kita ini sangat lucu, ya!” kata Nam Do yang berpikir kalau duyung dan merasa sudah terlalu banyak nonton serial
Amerika, tapi menurutnya sangat mirip tapi mencoba menenangkan pikiran kalau itu salah.
Sim Chung
hanya diam saja menatapnya, Nam Do teringat saat pertama kali bertemu dengan
Sim Chung bertanya dimana rumahnya, Sim Chung mengaku rumahnya sangat jauh.
Saat Joon Jae memberikan gelangnya, Sim Chung mengatakan Banyak benda-benda
seperti itu di rumahnya.
Nam Do
mengingat saat Sim Chung berada dirumah sakit, mendengar pembicaraan dokter “ Pasien
wanita itu. Suhu tubuhnya 29 derajat Celcius. Apa benar dia kembali sadar hanya
dengan satu kali dilakukan kejut jantung?” dan juga melihat hasil MRI, kalau
dalam satu minggu tak mungkin bisa
kembali seperti semula.
Sim Chung
membawa sekantung mutiara, Nam Do lalu bertanya darimana mendapatkanya. Sim
Chung mengaku bekerja keras mendapatkanya. Nam Do mengumpulkan semua ingatan
dan melonggo kalau menyakinkan Sim Chung adalah putri duyung. Sim Chung yang hanya menatapnya meminta agar diambilkan
jubah handuknya.
Nam Do
melihat kaki Sim Chung yang berubah dan seperti manusia, tak seperti saat
didalam air, tak percaya kalau didunia ini memang ada yang seperti itu. Sim
Chung hanya menatapnya, Nam Do pikir
harus melaporkan ke berita topik internasional, seperti FBI atau
semacamnya.
“Apa kau
akan memberitahunya pada Heo Joon Jae?” tanya Sim Chung, Nam Do pun tak tahu
tapi bisa melihat nanti cara menjawab pertanyaan. Sim Chung berjalan mendekat.
Nam Do meminta agar tak mendekatinya.
“Jadi Apa
ketika kau masuk ke dalam air, kau berubah jadi yang tadi itu dan jika kau
keluar dari air, ekormu jadi kaki?” ucap Nam Do, Sim Chung membenarkan.
“Lalu mutiara itu? Mutiara yang waktu itu seperti
dalam dongeng-dongeng itu hasil dari air matamu?” kata Nam Do benar-benar tak
percaya, Sim Chung membenarkan.
“Menangislah...
Biar kulihat apa memang benar berubah jadi mutiara.”perintah Nam Do
Sim Chung
pikir tak bisa karena terpesona sekarang. Nam Do pikir Sim Chung tidak perlu
menangis sekarang dan boleh menangis nanti,
Sim Chung pikir karena Sudah menjawab pertanyaan maka Nam Do tak kana
memberitahu Joon Jae. Nam Do malah memanggiilnya “Mermaid Chung” karena
merahasikan hal seperti ini karena mereka sekarang duduk di atas tumpukan uang
“Aku
tidak suka tumpukan uang!” kata Sim Chung
“Aku suka
itu! Apa gunanya tinggal di rumah? Hei! Ayo kita pergi ke tempat seperti Las
Vegas, meluncurkan acara putri duyung, dan pergi keliling dunia!” kata Nam Do
penuh semangat
“Apa
maksudmu kau mau menjualku, Jo Nam Doo?”
ucap Sim Chung, Nam Do mengatakan kalau sedang merekomendasikan pekerjaan dan
sulit untuk orang normal mendapatkan pekerjaan belakangan ini.
“Aku
tidak akan melaporkanmu ke instansi pemerintah dan ingin berencana bekerja
keliling dunia.” Kata Nam Do
Sim Chung
langsung setuju, Nam Do kaget Shim Chung bisa mau melakukanya, Sim Chung pun
mengulurkan tanganya, agar bisa berjabat tangan. Nam Do sempat takut tapi
menurutnya saat berjabat tangan bukan sesuatu yang menular. Tapi saat itu
ingatan Nam Do seperti terhapus saat berjabat tangan Sim Chung.
Sim Chung
melihat Nam Do seperti merasa pusing lalu menanyakan keadaanya, Nam Do melihat
Sim Chung yang baru saja berenang dan berpikir apakah tidak kedinginan lalu
berjalan pergi. Sim Chung bergumam dalam hati
“Jika Heo
Joon Jae juga melihat diriku yang sesungguhnya apa dia akan merespon seperti Jo
Nam Doo? Karena aku sudah ketahuan, apa aku harus bertanya terlebih dahulu
padanya sebelum menghapus ingatannya?” gumam Sim Chung lalu kembali memanggil
Nam Doo.
Nam Do
seperti melakukan kembali yang dilihat sebelumnya dengan menabrak kursi yang
kedua kalinya, Sim Chung sekarang Nam Doo tahu semuanya, jadi mungkin tidak bisa melihatnya dengan cara yang
sama seperti sebelumnya. Nam Do pikir itu sulit melihat Sim Chung dengan cara yang sama seperti sebelumnya.
“Apa Heo
Joon Jae juga akan seperti ini?” tanya Nam Do
“Dia pasti
akan lebih parah dari aku! Jika dia melihat sesuatu seperti ini, dia bakal lari
100%!” kata Nam Do yakin
“Berarti
aku tidak boleh ketahuan.” Ungkap Sim Chung, Nam Do pikir Tapi sudah terlambat
karena ia sudah tahu.
“Sejujur,
aku ragu apa ini bakal berhasil atau tida karena aku biasanya melakukannya di
dalam air. Tapi ternyata aku bisa juga melakukannya di luar air.” Kata Sim
Chung, Nam Do ingin tahu dan Sim Chung mendekat kembal menjabat tangan Sim
Chung. Ingatan Nam Do pun akhirnya kembali menghilang.
Mereka
berempat pun makan malam bersama, Nam Do merasa dirinya sudah gila karena bisa
merasakan saat Joon Jae . mencoba mengingat sesuatu, tapi tidak bisa
mengingatnya. Sim Chung panik bergumam dalam hati takut kalau Nam Do bisa
mengingatnya. Joon Jae bisa mendengarnya menatap Sim Chung.
“Rasanya
seperti melihat nomor lotre dalam mimpimu tapi kau tidak ingat itu dan Rasa
frustrasi seperti itu membuatku gila!”
ungkap Nam Do kesal
“Aku
sudah menghapus ingatannya, tapi apa ingatannya belum kuhapus sepenuhnya?”
gumam Sim Chung
Nam Do
tiba-tiba mengingat sesuatu, dan
menunjuk ke arah di kolam renang rumah ini dan juga Sim Chung. Joon Jae langsung memukul kepal Nam Do
menyuruh makan saja dan jangan berisik.
Nam Do memperlihatakn kuku jarinya yang terluka tapi tak ingat dengan hal
itu.
“Pasti
itu gejala demensia awal karena kau banyak minum alkohol.” Komentar Joon Jae
menuruh Nam Do segera menurunkan kakinya dan mencoba agar bisa mengetahui
kekuatan minumnya. Nam Do seperti bisa yakin dan Tae Oh pun setuju dengan hal
itu. Saat itu Sim Chung melirik ke arah Joon Jae, tapi Joon Jae seperti masih
marah dan tak ingin menatapnya.
Sim Chung
menarik Joon Jae ke lantai atas lalu bertanya sampai kapan akan bersikap
seperti ini. Joon Jae pura-pura tak mengerti maksudnya. Sim Chung melihat Joon
Jae yang tidak berbicara atau memandang
mata atau tersenyum. Joon Jae ingin
kembali bertanya “Jika sesuatu terjadi padaku...” dan Sim Chung langsung
menyelanya.
“Jawabanku
sama walaupun kau bertanya seratus kali. Jika sesuatu terjadi padamu, maka aku tidak bisa hidup.” Kata Sim Chung,
Joon Jae penasaran apa alasanya.
“Itu
karena... Jantungku hanya bisa berdetak kalau kau mencintaiku. Jantungku jika
berada di daratan memiliki batas waktu. Jika kau meninggalkanku atau
meninggalkan dunia ini, jantungku berhenti berdetak. Jung Hoon juga meninggal
karena hal itu. Ketika orang yang
dicintainya pergi, maka jantungnya mulai
membeku, mengeras, dan berhenti berdetak. Tanpa kau, aku juga akan seperti itu
Kecuali jika aku kembali ke laut, maka aku mungkin akan mati.” Gumam Sim Chung
Joon Jae
yang bisa mendengarnya kaget mengetahui Sim Chung yang akan mati dan ingin mengulanginya, sesuatu
yang berhenti dan akan mengeras. Sim Chung pun tak kalah kaget, Joon Jae bisa
mendengar suara hatinya.
“Kau
bilang jantungmu akan berhenti berdetak.”
Ucap Joon Jae, Sim Chung bertanya kapan Joon Jae mulai mendengar suaranya.
“Kau
bilang kau akan mati.” Ucap Joon Jae, Sim Chung kembali bertanya sejak kapan
bisa mendengarnya. Joon Jae berteriak menanyakan Kenapa Sim Chung akan mati,
Keduanya pun saling menatap.
bersambung ke episode 15
Tidak ada komentar:
Posting Komentar