PS : All images
credit and content copyright :MBC
Bok Joo
dan Joon Hyung duduk didepan tiga temanya seperti sedang disidang. Nan Hee
benar-benar tak percaya dengan yang terjadi dan merasa sangat terkhianati. Sun
Ok ingin tahu sejak kapan dan berpikir
kalau itu sejak pergi ketaman bermain, Bok
Joo mengelengkan kepala karena saat itu mereka hanya berteman. Joon Hyung
mengaku saat itu sudah menyukai Bok Joo. Tae Kwon melonggo kaget. Nan Hee
tersenyum mendengarnya.
“Jadi
sejak kapan sebenarnya kalianmulai berkencan?Kemarin? Minggu kemarin?Seminggu
sebelumnya?” tanya Nan Hee mencoba menahan wajahnya tetap isini
“Sejak
saat hari yang sama saat aku kembali ke sekolah” akui Bok Joo, Nan Hee ingat
mereka melakukan mogok makan, Joon Hyung
memberikan syal dan jaket.
Ia
mengerti kalau tidak akan merasa seiri itu karena Bok Joo memiliki teman
semanis itu, Tae Kwon mengerti Joon Hyung memberikannya pandangan yang tidak
biasa. Sun Ok pun dengan nada marah menanyakan alasan mereka merahasiakan pada
mereka karena punya banyak kesempatan untuk memberitahu.
“Aku
tidak mau kalian menganggapku sebagai seorang pengkhianat Dan juga itu belum
terlalu lamasejak aku membuat keributan tentang seorang pria.” Akui Bok Joo
ketakutan
“Kami
bilang itu pengkhianatan,tapi kami tidak benar-benar menganggapnya
begitu.Bagaimana bisa kau berkencandengannya secara sembunyi-sembunyi? Bok Joo
benar-benar gadis yang tidak jujur.Dia terus berbohong pada kita.” Ucap Nan Hee
kesal, Bok Joo menenangkan bukan itu maksudnya.
“Kalian
berdua terus menekannya.Bok Joo tidak punya pilihan...” kata Joon Hyung
membela, Nan Hee terlihat marah karena Joon Hyung memihak pada Bok Joo sebagai
kekasihnya,
Bok Joo
meminta maaf karena tidak memberitahu teman-temanya, Sun Ok dan Nan hee
mengatakan kalau Minta maaf tidak akan menyelesaikannya karena Kekasih Bok Joo harus membayar apayang sudah dilakukan dan menganggap
sebagai masa orientasi. Joon Hyung terlihat panik melihat keduanya seperti
sudah siap melakukan peregangan tangan, lalu bertanya pada Bok Joo apakah
teman-temanya akan memukulinya.
“Kau
mengambil Bok Joo kami jadi harus
mentraktir kami.” Ucap Nan Hee, Joon Hyung bisa bernafas lega dan dengan senang
hati akan membelikan daging.
“Baiklah.
Jika aku membelikan kalian daging, apa kau akan memaafkan kami? Bisakah kami
sekarang. bertemu satu sama lain tanpa sembunyi-sembunyi lagi?” ucap Joon Hyung
tersenyum bahagia, Bok Joo panik menurutnya Joon Hyung tidak harus membelikan daging karena tahu
temanya itu makan tak seperti orang biasa.
Pelatih
Choi terlihat gelisah duduk di luar ruang latihan, Pelatih Yoon terlihat
kelelahan keluar dari ruang kerjanya mengajak untuk pulang dengan mata setengah
terbuka mengaku merasa sangat lelah hari ini. Pelatih Choi mengajak seniornya
minum bersama kalau memang tidak punya janji.
“Bisakah
nanti saja? Aku sangat lelah hari ini.” Kata Pelatih Yoon, Pelatih Choi menolak
dengan tegas kalau tak bisa melakukan itu.
“Ini
harus hari ini.” Ucap Pelatiah Choi dengan mata melotot, Pelatih Yoon pun tak
bisa menolak dan mengajaknya pergi.
Pelatih
Yoon dibuat kaget saat keluar melihat Dae Ho sudah menunggu didepan pintu. Dae
Ho tersenyum menurutnya datang tepat waktu, karena berpikir Pelatih Choi sudah
selesaibekerja sekarang jadi akan mengantarnya pulang.
“Aku punya
sesuatu yang harus kukatakan pada Profesor Yoon.” Ucap Pelatih Choi menolak,
Dae Ho pikir keduanya keduanya akan
pergi minum.
“Itu
bagus, Aku ingin minum dengan Profesor Yoon, juga. Aku hanya akan makan
beberapa makanan dan membawamu pulang setelahnya.”kata Dae Ho, Pelatih Choi
mencoba memberikan pengertian pada paman Bok Joo.
Pelatih
Yoon yang melihat keduanya memilih untuk pamit pergi saja. Pelatih Choi
menahanya karena harus memberitahunya hari ini. Dae Ho heran pada Pelatih Choi
karena bisa memberitahunya lain kali dan pelatih Choi ingin pulang lebih dulu.
Pelatih Yoon pun memilih untuk pergi lebih dulu dan berjalan pergi. Pelatih
Choi terlihat kesal dengan yang dilakukan Paman Bok Joo padanya. Tiba-tiba
terdengar jeritan pelatih Yoon dari luar, keduanya bergegas pergi keluar
gedung.
Keduanya
memapah Pelatih Yoon masuk ke dalam rumah, pelatih Choi meminta seniornya agar
bisa bertahan. Rumah Pelatih Yoon terlihat masih gelap, Dae Ho binggung
menyalakan lampu rumahnya. Pelatih Choi dengan meraba bisa menyalakan lampu.
Mereka pun membawa Pelatih Yoon dengan bertelungkup di sofa.
“Ini
sedikit berantakan... dan baunya.” Ungkap Dae Hoo melihat rumah Pelatih Yoon
yang tak terurus.
“Astaga.,,
Rasanya akan lebih sakit ketika obat anti nyerinya sudah habis. Aku merasa kau
akan sangat buruk.” Kata Pelatih Choi khawatir
“Tidak,
aku baik-baik saja. Aku tidak mematahkan satu tulang pun. Dan akan lebih baik
setelah akhir pekan.” Ucap pelatih Yoon
“Tulang
ekormu patah. Aku tidak bisa meninggalkanmu seperti ini. Kau tidak bisa
membersihkan dirimu dengan benar dan harus makan sebelum minum obat. Jadi Aku
akan kembali membawa kebutuhanmu besok.” Kata pelatih Choi, Dae Ho langsung menolak tegas. Keduanya
terlihat binggung.
“Maksudku
adalah... jika seorang wanita mengunjungi pria yang hidup sendirian, gosip
mungkin akan tersebar di sekitar sini. Aku benar-benar tidak setuju.” Kata Dae
Ho berusaha mencari alasan.
Pelatih
Choi pikir tak ada yang bisa dilakukanya, karena pelatih Yoon bahkan tidak bisa
membawa minum untuk dirinya sendiri. Dae Ho pun pasrah dengan berat hati akan
melakukannya dan menjaganya, bahkan akan menyiapkan kebutuhannya serta
membuatkannya bubur, selain itu membantunya ketika Pelatih Yoon harus pergi ke
kamar mandi. Ia juga akan tidur di rumah pelatih Yoon.
Ia
menyuruh pelatih Choi pergi saja dan tak perlu khawatir karena ia yang akan
menjaganya. Pelatih Yoon seperti sedikit kecewa karena tak bisa dijaga oleh
Pelatih Choi dengan menahan rasa sakit.
Nan Hee
dan Suk Ok makan dengan cepat makan daging panggang bahkan menambah dua porsi
lagi daging bumbu lagi. Dua pria yang
duduk didepanya hanya bisa melonggo melihat dua wanita yang makan melebihi
mereka. Bok Joo melihat Nan Hee yang makan
dengan cepat hari ini. Nan Hee mengaku sangat kelaparan karena hanya makan roti hari ini
jadi Daging adalah yang terbaik ketika orang lain yang membelikannya.
Daging
dua porsi pun datang, Bok Joo meminta mereka agar mengunyahnya lebih lamabaru menelannya. Nan
Hee pikir tak masalah karena mereka itu
memiliki perut dari baja jadi tak akan terkena masalah pencernana. Bok
Joo pun menawarkan nasi karena pasti dagingnya terlalu asin. Nan Hee mengejek
Bok Joo itu bertingkah seperti seorang
amatir.
“Kami
akan menggoreng nasinya nanti. Apa kau tidak tahu ini SaengYangBokNaeng?” ucap
Nan Hee, Dua pria didepanya binggung apa artinya itu.
“daging
segar, daging berkualitas, nasi dan Mie adalah makanan dasar.” Ucap Nan Hee.
“Wahh..Aku
tidak pernah makan seperti itu, tapi melihat kalian berdua makan membangkitkan
selera makanku.” Ungkap Tae Kwon.
Nan Hee
dengan senang hati mengajak Tae Kwon untuk bergabung, Joon Hyung melirik sinis
pada temanya karena bisa menambah tagihan nanti. Nan Hee dan Sun Ok melihat
tatapan Bok Joo dan Joon Hyung terlihat sinis menaruh sumpit merasa tak ingin
makan lagi.
Keduanya
mengelak menyuruh mereka makan saja, Sun Ok dan Nan Hee kembali makan
menurutnya tidak akan mendapat kesempatan seperti ini lagi jadi makan dengan
lahap.
Akhirnya
mereka pun selesai makan, mengucapkan terimakasih pada Joon Hyung, Joon Hyung pergi
ke kasir untuk membayar semuanya. Si bibi memberitahu totalnya 128 ribu won.
Joon Hyung melongo kaget membayarnya, tapi mau tak mau harus membayarnya.
Bok Joo
datang bertanya apakah totalnya banyak, Joon Hyung mengaku tidak banyak tapi
hanya setengah dari uang sakunya. Bok Joo merasa tak bersalah merasa kalau
mereka tak perlu akan mentraktir mereka lain kali. Tapi Joon Hyung pikir memang
harus mentraktir temanya.
Tae Kwon
baru datang berkomentar Makan dengan pemakan profesional sangat menyenangkan, karena
makan dua kali lebih banyak dari yang biasanya dimakan. Nan Hee lalu
mengusulkan mereka untuk karaoke, Bok Joo menjerit kesal pada temanya, karena sudah
banyak makan daging. Tapi ketiganya tetap ingin mereka pergi ke karaoke.
Tapi
akhirnya mereka pergi ke karaoke. Bok Joo terlihat sangat bersemangat menari
sambil menyanyi bersama dengan teman-temanya, sementara Joon Hyung hanya duduk
lemas karena uang tabunganya habis hanya dalam sehari saja.
Jae Yi
sedang sibuk dalam ruanganya, pesan dari Ah Young masuk ke dalam ponselnya “Jae Yi, aku akan
pulang ke kampung halamanku. Aku memutuskan untuk bekerja di rumah sakit milik
ayahku untuk sekarang. Aku tidak memberitahumu langsung kalau-kalau aku masih
memiliki perasaan padamu. Jaga dirimu.”
Wajah Jae
Yi terlihat kaget, lalu bergegas sampai ke rumah Ah Young menekan nomor rumah
tapi tak ada yang membuka pintu, lalu berusaha untuk menelp ponselnya tak
aktif, wajahnya terlihat sedih karena ditinggalkan begitu saja.
Mereka
berlima kembali masuk asrama, Tae Kwon tak percaya Sun Ok ternyata pandai
menyanyi, Nan Hee pikir Joon Hyung tidak
menghabiskan terlalu banyak.Sun Ok pikir nanti Joon Hyung akan mentraktir
mereka kembali, Tae Kwon menolaknya karena nanti ia yang mentraktirnya,
keduanya memperlihat gaya “swag” yang khas.
Bok Joo
dan Joon Hyung masih saling berpegangan tangan seperti pasangn baru, Tae Kwon
dkk pamit pergi tapi Bok Joo masih tetap bersama dengan Joon Hyung. Nan Hee pun
pikir Bok Joo tak akan kembali ke asrama. Bok Joo mengaku akan masuk tapi perlu bicara denganJoon Hyung sebentar.
Nan Hee
dan Sun Ok langsung menariknya sementara Tae Kwon menarik Joon Hyung karena sebentar
lagi pengabsenan malam. Bok Joo dan Joon Hyung masih saling berpegangan tangan
sampai akhirnya terlepas karena harus menaiki tangga. Joon Hyung ingin
mengejarnya tapi Tae Kwon bisa menariknya untuk segera masuk ke dalam kamar.
Bok Joo
akan kembali ke kamarnya, Nan Hee menahanya karena punya banyak pertanyaan untuknya jadi harus
tidur di kamar mereka malam ini. Sun Ok pun mengumpat Bok Joo gadis penipu
dengan memperingatkan kalau tidak akan
bisa tidur malam ini dan menariknya pergi.
“Ceritakan
pada kami sudah sejauh apa hubungan kalian.” Kata Nan Hee, Bok Joo sudah duduk
seperti diruang sidang mengaku kalau tidak mengerti pertanyaannya.
“Coba Lihat,
dia berpura-pura tidak mengerti. Kau lebih baik menjawabnya sekarang. Nan Hee
bertanya sudah sejauh mana hubungan kalian.” Ucap Sun Ok siap dengan
tongkatnya.
“Hubungan
kami sudah sejauh, Kami pergi ke bioskop dan ke pantai.” Kata Bok Joo.
Keduanya
mengeluh mendengar jawabanya, Nan Hee bertanya apakah mereka sudah berciuman,
menurutnya Tidak mungkin belum
melakukannya. Bok Joo mengatakan itu rahasia
dan tidak akan berkata apapun. Nan Hee yakin kedua benar-benar sudah
melakukanya, Bok Joo tak bisa menahan senyum dibibirnya.
Sun Ok
benar-benar tidak bisa membayangkan Bok Joo dan Joon Hyung berciuman. Nan Hee
pikir tidak seharusnya cemburu, lalu bertanya Kapan mereka berciuman, Dimana
dan bagaimana itu bisa terjadi. Bok Joo balik bertanya apakah yang pertama atau
yang kedua. Semua menjerit histeris mendengarnya, dikamar Nan Hee seperti
terjadi kebahagian.
Sementara
di kamar Joon Hyung, Tae Kwon melotot kaget menyuruhnyas sadar karena pada
dasarnya menghancurkan dirinya sendiri dan Jangan hidup seperti ini. Joon Hyung
pikir tak salah dengan Bok Joo, karena
ia juga benar-benar menyukainya, dan Bok Joo memiliki kepribadian yang baik.
“Tapi,
kekasihmu benar-benar berbeda masalahnya dengan seseorang yang memiliki kepribadian
yang bagus. Lebih dari apapun, dia makan terlalu banyak, dan terlalu kuat.”
Kata Tae Kwon
“Apa yang
salah dengan itu? Menurutku... dia lebih seksi seperti itu.” Ungkap Joon Hyung
yang benar-benar jatuh cinta dengan Bok Joo
“Kau
membuatku gila. Ini game over.... Kau sudah tergila-gila padanya, kan?” kata
Tae Kwon benar-benar tak menyangka, Joon Hyung hanya bisa tersenyum bahagia.
Si Ho
sedang membereskan pakaian ke dalam tas, Bok Joo kembali kamar mengetahui kalau
pertandingannya hari ini dan ingin tahu perasaanya. Si Ho mengaku baik-baik
saja tapi akhirnya mengaku kalau tidak merasa baik.
“Aku
sudah banyak berkompetisi sejak aku kecil. Tapi Aku merasa paling gugup hari
ini.” Akui Si Ho, Bok Joo bertanya apakah Si Ho memiliki waktu sebentar.
Bok Joo
mengajak Si Ho ke kolam dengan melempar uang, mengaku kalau tidak menunjukannya pada siapapun dan
menunjukannya pada Si Ho karena ini adalah hari yang spesial, lalu menyuruh
agar membuat permintaan setelah berhasil melempar koin.
“Apa ini
bisa mengabulkan permohonanmu?” ucap Si Ho tak yakin
“ Tentu
saja...Aku selalu berdoa disini sebelum kompetisi dan Aku menang, kau ingatkan ?”
kata Bok Joo, Si Ho pun memejamkan matanya mulai berdoa.
Bok Joo
lalu bertanya apakah sekarang keadaan lebih membaik, dan berdoa masuk tim
nasional. Sun Ok mengatakan tidak seperti itu tapi berdoa untuk bisa berkompetisi tanpa rasa
penyesalan. Bok Jooo berjanji dengan Joon Hyung akan datang melihat
pertandinganya dengan memberikan semangat, Si Ho berjanji akan mentraktir
mereka kalau semuanya berjalan lancar.
Dae Ho
menyiapkan sarapan menyuruh Pelatih Yoon agar segera makan saja, Pelatih Yoon
hanya melihatnya, Dae Ho memberitahu kalau menum makan yang dibuatnya termasuk
yang mewah. Pelatih Yoon mengaku kalau tidak bisa makan telur tanpa saus. Dae
Ho terlihat kesal
Pelatih Yoon tak enak hati
akan memakanya saja, Dae Ho dengan baik hati mengambilkan saus tapi botolnya
kosong dan merasa harus membeli yang
baru. Pelatih Yoon memberikan uang dalam dompetnya, Dae Ho mengaku kalau punya
uang lalu keluar dari rumah.
Pelatih
Yoon berusaha memanggilnya karena ingin
meminta membelikan mayonaise juga, terdengar suara pintu tertutup. Pelatih Choi
masuk memberitahu kalau tadi pintunya terbuka, sementara Dae Ho baru saa dari
minimarket mengeluh pada pelatih Yoon seperti anak kecil yang tak tidak bisa makan telur tanpa saus, ketika
masuk rumah melihat Pelatih Choi yang membantu pelatih Yoon untuk duduk disofa.
“Kompresan
hangat akan membantumu pulih lebih cepat.” Kata Pelatih Choi, pelatih Yoon
menolaknya.
“Aku akan
melakukannya nanti, jadi jangan khawatir. Kau harus pergi, yang diucapkan Dae
Ho benar. Orang-orang akan salah paham jika mereka melihatmu disini. Pergilah
sekarang.” Ucap Pelatih Yoon
“Aku
tidak peduli. Siapa yang peduli tentang pikiran orang-orang? Kau tahu, kalau
aku pernah menyukaimu sejak dulu.” Ungkap Pelatih Choi
Dae Ho
didepan pintu kaget mendengarnya, pelatih Yoon menyuruh Pelatih Choi Berhenti
bicara omong kosong, menurutnya kenapa bisa Pelatih Choi seorang wanita single
mencintai pria tua yang sudah bercerai.Pelatih Choi pikir tak perlu memikirkan
tentang hal itu.
“Sebagai
seorang wanita dan pria, apa yang kau pikirkan tentangku?” ucap pelatih Choi
dengan wajah serius, Pelatih Choi hanya bisa terdiam.
“Apa itu
berarti penolakan? Apa Kau tidak menganggapku menarik sama sekali?” kata
pelatih Choi terlihat kecewa.
Ia bisa mengerti
dan benar-benar minta maaf, berjanji tidak akan pernah membuatnya berada di
posisi yang sulit lagi. Pelatih Yoon menahan tangan Pelatih Choi sebelum pergi
dari rumahnya, lalu merasakan sakit kembali. Pelatih Choi langsung panik
melihatnya. Sementara Dae Ho yang mendengar dan melihatnya memilih untuk
meninggalkan rumah dengan menaruh kantung belanja didepan pintu.
Joon
Hyung dan Bok Joo berjalan bersama, Bok Joo mengaku sangat gugup dan harap Si Ho bisa
melakukannya dengan baik hari ini. Joon Hyung merasa Wanita memiliki ikatan tidak biasa yang tidak
bisa dimengerti Dan bok Joo bicara seolah-olah Si Ho adalah sahabatnya.
“Apa kau
bicara sinis padaku? Kau mengejekku sekarang, kan?” kata Bok Joo marah, Joon
Hyung mengelak takut kena pukulan.
“Aku
hanya bilang kalau kalian memiliki pikiran yang sangat luas, tapi sekarang Aku
sangat senang. Kita tidak lagi harus bertemu secara sembunyi-sembunyi, seharusnya
memberitahu semua orang dari jauh-jauh hari.” Ucap Joon Hyung mengenggam tangan
pacarnya.
“Bagaimana
bisa kau mengatakan itu? Mereka membuatmu kesulitan kemarin.”komentar Bok Joo,
Joon Hyung tahu kalau sudah membayarnya,
jadi sekarang bisa secaraterang-terangan menunjukkan rasa sukanya pada Bok Joo
Tapi Bok
Joo malah merasa khawatir, karena Orang-orang akan membicarakannya seperti
orang gila. Ia tahu pasti akan mendapatkan komentar "Apa keluarganya Bok
Joo kaya? Apa dia mengancam Joon Hyung? Bok Joo mendapat durian runtuh. Dia
tidak terlalu baik untuk Joon Hyung.” Joon Hyung meminta Bok Joo jangan
mengatakan seperti itu karena menurutnya Bok Joo adalah gadis yang cantik.
“Jangan
khawatir... Aku akan menunjukkan pada semua orang kalau aku lebih menyukaimu
jadi mereka tidak akan mengatakan itu.” Kata Joon Hyung ingn membuktikan pada
Bok Joo
“Halo,
bukankah kekasihku sangat cantik?” ucap Joon Hyung bertanya pada seorang wanita
yang sedang makan, Si wanita mengaku kalau cantik. Joon Hyung terus bertanya
kalau Bok Joo gadis yang menganggumkan.
“Hei.... Gadis
ini milikku!” teriak Joon Hyung tak mau, Bok Joo merasa malu menarik Joon Hyung
untuk segera pergi.
Spanduk
bertuliskan [Kompetisi Seleksi Tim Nasional Senam 2017] seorang atlet sedang
mempertunjukan senamnya, Bok Joo dan Joon Hyung dengan bergandengan tangan
duduk dibangk penonton. Si Ho terlihat gugup diruang tunggu.
Pelatih
Sung datang menanyakan kesiapanya untuk bertanding, Si Ho mengaku merasa baik.
Pelatih Sung berpesan agar Si Ho Tenang dan lakukan yang terbaik, karena Ini
kesempatan terakhirnya dan akan jadi awal yang baru untuknya. Seorang wanit
datang memberitahu Song Si Ho dari
Universitas Olahraga Haneol untuk bersiap-siap.
Si Ho
masuk ke dalam ruangan pertunjukan dengan membawa bola, dua komentator mulai
berbicara “Song Si Ho dari Universitas Olahraga Haneolmemasuki arena
perlombaan. Aku yakin semua fans olahraga senam kenal siapa dia. Dia sebenarnya
membuat kesalahan di babak penyisihan.”
“Itu
benar. Tidak peduli seberapa berpengalamannya dirimu, kompetisi seperti ini benar-benar
membuatmu gugup.” Komentar si wanita
Bok Joo
dan Joon Hyung juga terlihat gugup, Si Ho mulai memperlihatkan atraksi senamnya
dengan baik tapi saat melempar bola dan menangkapnya kakinya melewati garis,
komentator memberitahu akan mendapatkan 0,1 poin pinalti setiap langkahnya dan
akan mendapatkan tambahan pengurangan 0,3 poin karena melewati garis.
Si Ho
duduk diam di depan layar penjurian, Pelatih Sung mengenggam tanganya meminta
agar Jangan terlalu gugup dengan yakin akan mendapatkan poin yang bagus, jadi
meminta agar mengontrol saja ekspresi wajah dan semoga beruntung dengan
penampilan pitanya. Si Ho terlihat merasakan sesuatu kejangalan.
Hasilnya
pun keluar Si Ho mendapatkan nilai 18,2 dan komentator mengatakan tidak
mendapat terlalu banyak pengurangan poin dari poin pinalti kesalahannya.
Akhirnya
Si Ho kembali ke dalam ruang ganti, dua pesenam lainya melirik sini pada Si Ho
merasa kalau tidak adil, mereka
mendapatkan poin pinalti karena menyentuh pitanya sedikit tapi tidak mendapat
poin pinalti sama sekali. Pesenam lain merasa kalau mereka seharusnya
menyalahkan fakta karena pelatih mereka tidak memiliki pengaruh besar. Si Ho
hanya terdiam keluar dari ruangan.
Si Ho
dengan pakaian berwarna merah siap memperlihatkan pertunjukan pitanya, Pelatih
Sung di pinggir lapangan memberikan kode pada salah satu juri, seperti sengaja
mengatur Skor untuk Si Ho agar bisa lulus masuk tim nasional.
Komentator
tahu Si Ho itu ahli dalam penampilan pita jadi berharap bisa melupakan tentang
kesalahannya sebelumnya. Si Ho pun mulai memainkan pitanya dengan baik, pikiran
tiba-tiba mengingat kejadian yang menyedihkan sebelumnya, lalu melempar pita
dan membuangnya begitu saja, tanpa menangkapnya.
Semua
dibuat binggung berpikir Si Ho sudah menyerah dan menyuruh agar cepat
mengambilnya. Si Ho tetap pada posisinya mengangkat tanganya, Pelatih Sung
terlihat sangat marah merasa Si Ho sudah gila dan menyuruh mengambil pitanya.
Bok Joo dan Joon Hyung juga dibuat tegang melihat Si Ho.
Bok Joo
dan Joon Hyung pulang dengan bergendangan tangan, lalu Bok Joo berkomentar
mantan Kekasih Joon Hyung sedikit keren hari ini dan sangat mengakuinya. Joon
Hyung bisa mengetahuinya menurutnya Si Ho sangat keren dengan mengoda kalau sedikit
menyesal putus dengannya. Bok Joo langsung meremas tanganya, Joon Hyung
menjerit kesakitan sambil berkata kalau menarik ucapanya.
“Kau
harus memperhatikan mulutmu. Jika tidak, maka aku akan menjambak rambutmu.”
Kata Bok Joo, Joon Hyung merasa Bok Joo yang membicarakannya lebih dulu, Bok
Joo melirik sinis. Joon Hyung tertunduk mengerti akan berhati-hati bicara.
“Joon
Hyung... Kita akan melakukan pertandingan terakhir kita suatu hari nanti, kan?
Apakah aku akan bisa melepaskan semuanya sepeti Si Ho ? Aku tidak yakin bisa
melakukannya.” Kata Bok Joo
“Kau
tidak tahu itu. Kau tidak bisa yakin dengan apa yang akan terjadi dalam hidup.”
Ucap Joon Hyung, Bok Joo merasa Tiba-tiba saja itu membuatnya takut.
“Hei.
Meskipun itu menakutkan, itu adalah sesuatu yang tidak bisa kau hindari. Jadi
Jangan takut, Lebih baik kita bekerja keras dan melewati setiap harinya. Ayo
kita bekerja keras untuk mengangkat besi, renang, dan berkencan.” Kata Joon
Hyung dengan nada mengoda.
Bok Joo
tak percaya mendengarnya merasa Joon
Hyung terdengar berkelas dan keren, Joon Hyung pikir harus mencoba untuk tidak
terlalu keren. Bok Joo mengejek kalau bercandanya itu tak lucu, Joon Hyung
pikir akan berhenti tapi kalau Bok Joo
terus mendengarnya, akan terbiasa dengan... Bok Joo menghentikanya lalu
memeluknya dengan erat berjalan bersama.
Nyonya
Lee sedang ada di apotik, berbicara pada suaminya kalau sepertinya Jae Yi akan pulang terlambat lagi.
Tuan Jung tahu anaknya harus mempersiapkan sebuah seminar dan pasti ada di
kliniknya. Nyonya Lee hanya berharap anak kesayangan itu akan segera menikah.
“Dia
tampan, dan memiliki pekerjaan yang bagus. Tapi dia tidak pernah meninggalkan kliniknya
ketika seharusnya berkencan.” Keluh Nyonya Lee
“Apa kau
protes karena dia bekerja terlalu keras? Orang-orang akan mengatakan kalau kau
terlalu serakah.” Kata Tuan Jung mengejek
“Aku
hanya merasa kasihan padanya. Padahal Aku benar-benar menyukai gadis yang waktu
itu kita temui, Ah Young. Dan Aku pikir dia juga menyukai Jae Yi. Aku bisa
langsung mengetahuinya” kata Nyonya Lee yakin, Tuan Jung makin mengejeknya
untuk menjadi seorang peramal saja.
Saat itu
pelanggan masuk ke dalam apotik, Nyonya Lee memberitahu kalau mereka sudah
tutup. Seorang wanita menyapa, Nyonya Lee dan Tuan Jung kaget melihat yang
datang adalah ibu dari Joon Hyung yang selama ini tak pernah menampakan
dirinya. Ketiganya pun duduk bersama dalam sebuah cafe.
“Apa yang
terjadi?Kenapa kau tidak menghubungikami selama ini? Setiap kami melihat Joon
Hyung, kami merasa sangat... Ah... Kenapa kau tidak memiliki hati seperti ini?”
ucap Nyonya Lee merasa kasihan pada Joon Hyung, Ibu Joon Hyung hanya bisa
tertunduk meminta maaf.
“Tidak
apa-apa. Kita tidak harus membicarakan tentang masa lalu. Jadi bagaimana keadaanmu?
Kau masih tinggal di Kanada, kan? Kapan kau tiba di Korea?” kata Tuan Jung
mencoba tak membahas yang lalu.
“Aku
selama ini tinggal di Vancouver, Kanada dan tiba di Seoul beberapa hari yang
lalu. Aku tidak berencana kembali, jadi tidak bisa memberitahumu sebelumnya.
Aku punya sesuatu yang ingin kukatakan padamu. Kau pasti berpiki kalau aku
orang yang tidak tahu malu.” Ungkap ibu joon Hyung.
Bok Joo
keluar asrama dengan wajah kesal pada teman-temanya kerena tidak menunggu ketika membereskan
matras, padahal tahu makan donkatsu itu penting, tapi tetap saja.... Saat itu
seorang wanita mendekatinya, Ibu Joon Hyung datang meminta tolong agar menunjukkan jalan ke
kolam renang karena tidak pernah datang ke kampus sebelumnya.
“Kolam
renang berada di bangunan sebelah sana.” Ucap Bok Joo, Ibu Joon Hyung terlihat
masih binggung. Bok Joo pun menawarkan diri untuk menunjukan tempatnya.
Bok Joo
pun menunjukan jalan yang dekat dengan memberitahu kalau bakan melihat kolam
renang dibagian depan. Ibu Joon Hyung mengucapkan terimakasih. Saat itu Joon
Hyung baru keluar dari kolam renang akan menaiki sepedanya, Bok Joo akan pergi
melihat Joon Hyung langsung memanggil dan melambaikan tanganya. Joon Hyung
tersenyum melihatnya, saat itu.
Ibu Joon
Hyung mendengar nama Joon Hyung langsung memanggilnya dan memberitahu kalau itu
ibunya. Joon Hyung yang tersenyum berubah melotot kaget melihat sosok wanita
didepanya, ternyata ibunya yang selama ini tak pernah bertemu. Bok Joo pun juga
ikut kaget kalau wanita yang diantarnya itu adalah ibu Joon
Hyung.
Bersambung
ke episode 15
Tidak ada komentar:
Posting Komentar