Gun Woo
dan Se Jin menunggu di cafe tapi tak melihat sosok Mi Yun, Se Jin pikir biasanya
hanya 30 menit. Gun Woo ingin tahu bagaimana Se Jin bisa mengakses akun SNS nya karena pasti privasi. Se Jin mengaku bebohong sebagai junior dari sekolahnya dan
pernah bekerja di perusahaannya.
“Kita
membutuhkan sesuatu yang sama untuk menambahkanku sebagai teman.” Jelas Se Jin,
Gun Woo
sedikit tak percaya mendengarnya. Saat
Yun datang dan duduk di meja favoritnya, Se Jin panik karena tak tidak bisa memikirkan apapun. Gun Woo
langsung berdiri menghampirinya memastikan lebih dulu kalau wanita itu Jung Mi
Yun.
Mi Yun
membenarkan, Gun Woo langsung blak-blakan menegaskan tujuanya untuk menanyakan
tanyakan tentang Kim Hyun S Dan juga beberapa hal tentang Perusahan Calling. Mi
Yun menatap sinis berpikir kalau Gun Woo adalah seorang polisi.
Gun Woo
memberitahu kalau sebagai warga negara biasa saat itu Se Jin datang menyapa
meminta waktu sebentar saja. Mi Yun mengaku tak ada yang bisa dikatakan dengan
mantan suaminya dan tidak tahu apapun
tentang perusahaan.
“Mantan
suamimu mengakuisisi sebuah perusahaanbernama Mujin Tek dengan harga yang
murah.Aku mempunya hubungan dengan perusahaan itu.Perusahaan Calling, yang
dikelola Kim Hyun Su, Perusahaan permodalan tertentu milik Jang Tae Jun, Aku
juga tahu. Walaupun sedikit informasi akan membantu. Apa yang kau tahu tentang
Perusahaan itu...” jelas Gun Woo langsung disela oleh Mi Yun
“Aku
sudah bilang kalau tidak tahu.” Tegas Mi Yun lalu keluar dari cafe, keduanya
hanya bisa diam sampai akhirnya Se Jin mengejar Mi Yun keluar cafe.
Se Jin
meminta maaf lebih dulu. Mi Yun tak peduli Se Jin meminta maaf atau tidak
karena tetap saja jawabnya tidak tahu. Se Jin mengaku sudah menipu Mi Yun dengan
SNS, dan bilang sebagai juniornya, selain itu
berbohong kalau pernah bekerja di salah satu perusahaan.
“Aku
sungguh minta maaf. Tapi... kami punya sesuatu yang mendesak.” Ucap Se Jin
tetap memohon, Mi Yun menyuruh Se Jin menyingkir dari jalanya.
“Ada
banyak orang yang terlibat dalam hal ini. Banyak orang terluka tanpa mengetahui
alasannya. Kalau kau membantu kami, ketidakadilan tersebut tidak akan terjadi
lagi.” Kata Se Jin, Mi Yun meminta maaf sebelumnya karena benci diganggu lalu
berjalan pergi.
Gun Woo
akhirnya keluar dari cafe melihat Mi Yun yang melihatnya, Se Jin memberitahu Mi
Yun tidak akan peduli apapun yang mereka
katakan. Gun Woo pikir memang Mi Yun tidak peduli karena Ini bukan
masalahnya.Keduanya hanya bisa menatap dengan Se Jin yang menghela nafas
panjang.
Yi Kyung
mendengar suara bel dan ketika menuruni tangga melihat beberapa pria berjas
datang langsung bertanya apa masalahnya. Sung Mook memberitahu kalau mereka
bilang bahwa galeri menerima danailegal melalui transaksi di luar negeri. Sek
Kim pikir maksud dari penyeledikan ini, untuk menangkap mereka semua
“Lihat
saja dokumennya, itu akan memberitahu kalian kalau ada transaksi ilegal atau
tidak.” Ucap Sek Kim menantang.
“Tentu
saja, kami akan menyelidikinya juga. Apa kau yang bertanggung jawab atas
pengiriman?” kata Jaksa menatap Tak, Tak dengan berani menantangnya.
“Kau
harus ikut bersama kami juga.” Perintah Jaksa, tiba-tiba Yi Kyung berteriak
memanggil Tak
“Ini
adalah investigasi dengan tujuan yang jelas. Jangan mencoba untuk berbicara
sia-sia.” Pesan Yi Kyung
Semua
kaget karena Yi Kyung membiarkan agar
mereka melakukan penyelidikan, Yi Kyung
pikir mereka tidak perlu khawatir dan meminta agar mengubungi Pengacara Yang.
Sung Mook mengangguk mengerti.
Sung Mook
pertama kali melakukan penyelidikan, Jaksa menanyakan apakah benar pada tangga 16 April pada tahun
ini, menjual beberapa karya ke Sydney Horizon Gallery. Sung Mook menjawab
kalau Itu mungkin benar. Jaksa ingin
tahu berapa banyak.
“Aku
harus melihat dokumen untuk tahu.” Kata Sung Mook, Jaksa memperlihatkan data
yang diperolehnya. Setelah itu Sek Kim pun dengan memperlihatkan berkas
ditanganya.
“Lihat di
sini. Beriringan dengan nomor sebelumnya, Disini biaya layanannya. Biaya
transaksi untuk pengiriman luar negeri masuk di sini, dan Nomor-nomor ini
cocok! Yang ditampilkan di sini adalah harga khusus. Apa artinya? Ini adalah
apa yang perusahaan beli...” jelas Sek Kim dan akhirnya bergantian dengan Tak
Tak duduk
dengan semaunya, Jaksa memperingatkan Tak agar
duduk dengan tegap dan menatapnya, Tak malah bertanya kemana harus
mencarinya. Jaksa terlihat menahan amarah melihat tingkah ketiganya yang tak bisa diajak kerjasama.
Se Jin
dan Ma Ri main games di arcade seperti teman lama, Ma Ri menceritaka menemui
ayahnya dan sangat marah. Dengan berkata "Seorang teman baik yang tinggal
di sana, Jadi, bagaimana kau bisa mengejarnya seperti ini?" lalu ayahnya
malah berkata memintany untuk mengambil tempat itu bersama kakek. Se Jin pikir
itu tak masalah untuknya dan mengucapkan terimakasih.
“Kau tahu, aku telah cukup
membuatmu dapat masalah.” Ucap Se Jin, Ma Ri pun mengajak mereka agar tak
memperdulikan dan melupakan semuanya dengan terur bermain. Se Jin pun setuju.
Keduanya
makan toppoki bersama, Se Jin mengingat saat sekolah, apabila mereka sangat
menyukai seorang guru, maka akan belajar dengan keras. Ma Ri binggung dengan
ucapan Se Jin. Se Jin heran kalau Ma Ri tidak pernah melakukan itu.
“Kalau
kau menyukai guru, kau menyukainya saja! Kenapa harus belajar lebih keras?”
kata Ma Ri, Se Jin pikir mereka ingin menarik perhatiannya
“Apa yang
harus dilakukan dengan belajar? Memangnya Kenapa? Kalau kau seorang siswa yang
bodoh, apa guru tidak akan menyukaimu?” ucap Ma Ri heran, Se Jin akhirnya tak
mempermasalahkan lagi karena temanya itu bisa dekat dengan guru karena anak
orang kaya.
“Meskipun
aku tidak tahu apa yang terjadi, jangan terlalu stres. Kau tidak bilang kalau
kau menyukai dan menghormati CEO-mu? Itu harusnya cukup! Apa yang ingin kau
lakukan lebih baik, maka kesulitan akan menimpamu?” ucap Ma Ri
Se Jin
tersenyum lalu pergi sebentar lalu memberikan sebuah cermin memberitahu
harganya tidak mahal Sebuah hadiah karena sudah mengganggunya akhir-akhir ini.
Ma Ri mengaku harganya tak malah tapi belikan barang yang asli dari pengrajin
Kyoto. Se Jin akan menariknya kalau tak mau.
Ma Ri langsung mengambilnya, berjanji akan terus menjaganya untuknya.
Keduanya
kembali makan toppoki dan odeng, Se Jin tahu kalau makan itu untuk pertama
kalinya, Ma Ri menyangkal. Se Jin bisa melihat berapa
banyak odeng yang dimakan oleh Ma Ri.
Yi Kyung
duduk sendirian dalam ruangan, lalu seorang pria datang menyapanya karena
mereka bertemu kembali. Yi Kyung hanya diam saja, Si pria pun bertanya apakah
Yi Kyung sudah selesai minum tehnya. Yi
Kyung hanya diam saja dan berdiri dari tempat duduknya.
Saat
keluar dari rumah, Se Jin datang menyapa Yi Kyung. Si pria terlihat senang
melihat sosok Se Jin yang menemui atasanya. Se Jin binggun apa yang terjadi
denganya. Pria itu ingin tahu kenapa Se Jin datang, Se Jin bertanya kemana Yi
Kyung akan pergi sekarang. Yi Kyung menegaskan kalau Se Jin tidak ada
hubungannya dengan masalahnya.
Yi Kyung
dan Se Jin dibawa ke sebuah rumah, si pria yang membawanya memberikan ponselnya
pada Yi Kyung. Sek Nam bertanya apakah Yi Kyung puas dengan villa itu. Yi Kyung
melihat suasanan yang terlihat rapi dan bersih.
“Kalau kau
menyerahkan dana Yayasan dan Kami akan mengembalikanmu ke rumah.” Ucap Sek Nam
memberikan penawaran
“Karena
aku sudah di sini, aku akan mengambil istirahat yang baik dan melupakannya.”
Jelas Yi Kyung tak peduli.
“Apa kau
bilang Satu minggu? Satu bulan? Pilihan ada di tanganmu.” Ungkap Sek Nam Pria itu memberitahu kalau bisa berjalan di
sekitar halaman, tapi jangan pergi terlalu jauh dan mereka memiliki banyak orang di sini.
Se Jin
kebinggungan langsung menutupi semuanya tirai agar tak terlihat, lalu bertanya
tentang Takk dan yang lainnya. Yi Kyung malah mengajak Se Jin makan karena sedikit
lapar.
Akhirnya
keduanya pun duduk dimeja makan. Se Jin tak percaya menurutnya Kalau mereka
semua pergi ke kantor kejaksaan, maka tak seorang pun akan tahu kalau Yi Kyung
terkunci disini.
“Kalau
orang-orang ini mencoba untuk menyakiti kita, apa yang bisa kita lakukan?” kata
Se Jin merasa khawatir
“Anggap
saja ini sebagai liburan. Ini adalah pertarungan yang menggunakan batas waktu.”
Kata Yi Kyung
“Beri
saja mereka apa yang mereka inginkan! dana yayasan atau yang lainnya. Bukankah
itu yang mereka inginkan? Kalau tidak, pikirkan rencana untuk melarikan diri
dari tempat ini.” Ucap Se Jin Yi Kyung mengejek Se Jin itu terlalu berisik menyuruhnya lebih baik tidur
saja daripada merengek.
Gun Woo
menelp Se Jin tapi tak aktif akhirnya meninggalkan pesan “Jangan bilang kau
minum lebih banyak dari rasa kecewamu? Mengenia Jung Mi Yun... Mari kita pergi
mencarinya lagi besok. Kalau kita terus mencoba itu pasti berhasil. Kalau kau
mendengar pesanku, telepon aku.”
Sementara
Se Jin pun berbaring dikamarnya terlihat gelisah, terdengar suara seperti orang
mengigau diruang tengah. Yi Kyung berbaring disofa seperti bermimpi buruk,
kembali mengingat saat ayahnya melempar uang dan ia harus mengumpulkan tanpa
harus kehilangan satu keping pun. Karena tak mengunakan alas kaki, Yi Kyung
terkena demam dan ayahnya merawat dengan memberikan kompres.
Yi Kyung
akhirnya tersadar, Se Jin memastikan lebih dulu keadaannya karena Wajahnya
sudah begitu pucat.Yi Kyung merasa Sepertinya gangguan pencernaan. Se Jin
mengambil kotak tissue dan jarum, Yi Kyung binggung apa yang akan dilakukanya.
“Untuk
gangguan pencernaan, menusuk jari adalah cara yang terbaik. Kau hanya perlu
duduk seperti ini. Semuanya akan baik baik saja, karena bibiku melakukan ini
setiap kali aku mendapatkan gangguan pencernaan.” Ucap Se Jin lalu mulai
memijat bagian lengan dan menusuk di bagian ujung jempol.
“Kau bisa
lihat, Darah hitam keluar.” Ucap Se Jin
dan memberikan minum, Yi Kyung mengaku merasa sedikit lebih baik sekarang dan memuji
keahliana anak buahnya itu tidak buruk.
“Apa kau
mimpi buruk?” tanya Se Jin, Yi Kyung mengaku
hanya bermimpi masa kecilnya ketika berumur 6 tahun dan ayahnya sangat
disiplin.
“Kau
bilang dia sedang sakit, kan? Kau pasti
mengalami stres akhir-akhir ini, kekhawatiranmu tentang Ayahmu mungkin yang
membawanya dalam mimpi.” Pikir Se Jin, Yi Kyung berdiri membuka tirai jendela.
“Di rumah
kami, Menjadi lemah adalah dosa.Satu waktu bisa bernegosiasi, tapi tidak bisa
kompromi, lawan bisa mencoba untuk membuatku berlutut, tapi berlutut itu bukan
pilihan bagiku.” Jelas Yi Kyung
Se Jin
pun bisa mengerti kalau alasanya tetap bertahan. Yi Kyung tahu kalau Kegagalan adalah kebiasaan. Kalau mulai
menerima dorongan bahkan hanya sekali saja maka semuanya dapat diambil dalam
sekejap. Se Ji pikir Kalau dunia dibagi
menjadi kemenangan dan kekalahan, itu akan masuk akal.
“Tapi...
Meskipun ada kalanya kau perlu melawan,ada kalanya juga untuk bergandengan
tangan dan berbagi.Aku masih belum cukup kuat Dan menyalahkan diriku sendiri
untuk setiap hari. Tapi, aku melihat darah hitam di tanganmu... Darah mati... Aku
akan cukup kuat untuk menahanannya beberapa hari.” Jelas Se Jin
Gun Woo
menelp Se Jin tapi tetap tak dingkat, lalu Sung Mook menelp Gun Woo,bertanya
apakah mungkin Yi Kyung atau Se Jin
menghubunginya sejak kemarin malam. Gun Woo akhirnya datang ke tempat Yi
Kyung terlihat panik bertanya apakah keduanya masih belum bisa dihubungi.
Sung Mook
mengaku kalau belum bertemu dengan mereka
setelah interogasi sepanjang malam di kantor kejaksaan, baru saja kami
kembali.
“Kami
memeriksa rekaman CCTV untuk kemarin. Setelah diperiksa di kantor kejaksaan seharian,
kami baru saja kembali ” Jelas Sung Mook.
“Kami
sudah memeriksa rekaman CCTV untuk kemarin.Orang-orang yang datang ke studio...
Mereka membawanya pergi. CEO Seo dan Se Jin.” Kata Tak
“Bisakah
kita memeriksanya dengan Seongbuk-dong?” kata Sung Mook, Gun Woo pikir mereka bisa
memintanya tapi tidak akan menjawab dengan jujur, dan tidak akan memberitahu di
mana mereka dibawa.
“Jadi,
apa kita hanya akan menunggu seperti ini? Kenapa tidak pergi saja dengan
menghajar mereka sampai mereka bicara?” ucap Tak naik pitam
Sek Kim
meminta agar tak tenang lalu menerima telp dari ponselnya. Gun Woo pun meminta
agar memverifikasi nomor plat mereka.
Saat itu Se Kim menjatuhkan ponselnya seperti sangat kaget. Tak pikir mereka
mendapatkan berita kalau keduanya mengalami kecelakaan. Sek Kim memberitahu
tentang keadaan ketua Seo.
Ketua Son
memberitahu kalau Orang-orang mereka telah memantau aktivitas di sana dan Hari
ini, pada jam 6 pagi hari, itu terjadi. Sek Nam mengerti lalu menyampaikan
pesan pada Tuan Jang kalau Ketua Seo
Bong Su meninggal pagi ini. Tuan Jang melotot kaget melihatnya.
“CEO
Seo... Untuk saat ini, mari kita membebaskannya. Mengenai masalah dana... kita
bisa menunggu sampai setelah...” ucap Sek Nam langsung disela oleh Tuan Jang
“Kenapa
harus seperti itu ? Kalau dia ingin melakukan pemakaman ayahnya, maka gadis itu
harusnya membuat keputusan cepat. Bukankah begitu?” kata Tuan Jang mengambil
kesempatan, Sek Nam hanya bisa diam.
Se Jin
keluar dari rumah dan dikagetkan dengan banyak pengawal disekeliling rumah
sementara Yi Kyung berjalan ditaman, lalu menghampirinay dengan berbasa basi
bertanya kapan bangun. Yi Kyung mengaku baru saja. Se Jin menanyakan keadan
perutnya.
“Ini
jumlahnya 18 miliar Won, uang yang tersisa
dari kontribusi putaran pertama ke Yayasan. Akankah kita mengembalikannya pada
mereka, dan keluar dari sini?” ucap Yi Kyung. Saat itu terlihat Sek Nam yang
datang turun dari mobilnya.
Sek Nam
pikir mungkin merasa senang untuk untuk satu atau dua hari, tapi kalau terus di
sini lagi maka akan bosan. Yi Kyung merasa sekarang masih baik-baik saja. Sek
Nam membahas tentng uang Tuan Jang, menurutnya
Yi Kyung memohon pengampunan, itu pasti akan diberikan.
“Kalau
dia bertobat, aku akan mempertimbangkannya. Sampaikan kepadanya.” Kata Yi Kyung
tak mau kalah.
“Hari
ini, pada pagi hari,Ketua Seo Bong Su... meninggal dunia. Jadi Silahkan
serahkan dana itu,dan pergi ke Jepang.Sebagai orang yang berkabung, Bukankah
kau seharusnya mempersiapkan pemakaman?” kata Sek Nam
Yi Kyung
kaget bertanya kembali apa yang dikatakan Sek Nam, Sek Nam memberitahu alasah
meninggal karena penyakit Ketua Seo memburuk. Menyampakan Tuan Jang yang menyatakan
belasungkawa untuk berduka. Yi Kyung
mengartika karena ayahnya meninggal, maka akan membebaskanny dengan syarat
menyerahkan dana itu. Sek Nam memberitahu
akan mengatur mobil untuk menjemputnya segera.
“Kau
pasti bercanda! Sepertinya kau juga tidak tahu ayahku. Kalau aku menyerahkan
uang sebesar itu karena hanya untuk pemakamannya, bahkan dari akhirat, ia hanya
akan mengutukku.” Ucap Yi Kyung, Sek Nam benar-benar tak percaya mendengarnya.
“Dana itu
ada di tanganku, jadi Tuan Jang harus berlutut dan memohon padaku untuk
mengembalikannya. Selain itu, aku tidak akan memberikannya. “ tegas Yi Kyung,
Sek Nam hanya bisa menghela nafas lalu pergi.
Tak duduk
disamping Gun Woo mengaku tidak mengikutinya karena percaya padanya, tapi Sung
Mook yang meminta untuk pergi melihatnya, jadi tidak punya pilihan. Tapi ia
masih tak yakin kalau menemuikan keberadaan Yi Kyung bisa menemukannya dengan
skema ini. Gun Woo yakin akan hal itu.
“Lakukan
saja apa yang seharusnya kau lakukan, Jaga mulut itu tetap diam.” Tegas Gun Woo
Flash Back
Tuan Seo
meminta anaknya jangan pergi ke Korea, Yi Kyung memperlihatkan foto saat
olimpiade Park Mu Il, Jang Tae Jun, kalau keduanya yang memberikan Pukulan dari
pengkhianatan persahabatan 30 tahun. Tuan Seo pikir kalau anaknya sudah tahu,
menurutnya Manusia bahkan tidak layak membalas dendam pada serangga.
“Meskipun
aku mengatakan sesuatu tentang membalas dendam, Aku masih berunding. Balas
dendam yang kejam... atau saling memanfaatkan mereka. Aku ingin membangun
kerajaan sendiri, lalu pilihan mana yang paling menguntungkan?” ucap Yi Kyung
Yi Kyung
menegaskan pada Se Jin kalau mereka harus
keluar dari sini.
Sementara
Gun Woo bertemu dengan Sek Nam dalam restoran, Sek Nam terlihat kaget merasa
Gun Woo membuat orang lain sibuk hanya untuk bercanda. Gun Woo pikir tak perlu
bercanda karena panik mencoba untuk menyelamatkan ayahnya, menurutnya Kalau jalur hukum tidak akan bekerja, maka harus
mengambil rute taktis.
“Berapa
banyak?... Bagianmu, maksudku.” Ucap Gun Woo, Sek Nam merasa akan menganggapnya seperti tidak pernah
mendengarnya.
“Direktur
Pusat kami sedang bernegosiasi dengan baik, kan? Di pinggiran kota LA ada
sebuah pusat perbelanjaan. Ini harus menjadi hadiah yang bagus untuk istrimu.”
Ucap Gun Woo memberikan penawaran
“Aku
tidak akan mengkhianati Tuan Jang untuk uang.” Tegas Sek Nam. Gun Woo
menegaskan kalau tak meminta untuk berkhianat?
“Aku
hanya memintamu untuk membantuku menjadi anak yang berbakti.” Jelas Gun Woo,
Sek Nam memutuksan kalau tidak bisa
membantu.
Gun Woo
tak bisa menahan Sek Nam, lalu menelp Tak kalau Sek Nam sedang dalam perjalanan
keluar. Tak sedang dalam mobil mengambil kartu memory mengelu kalau seharusnya
Gun Woo bisa menahannya 5 menit lagi karena
sedikit menegangkan dengan mengirimkan data.
Sek Kim
dirumah memberitahu kalau sudah mendapat
datanya dan akan mengirimkan jalur yang berasal dari kartu analisis yang dimasukkan
ke dalam kotak hitam. Sek Nam keluar dari parkiran dan Gun Woo masuk ke dalam
mobil dan bertanya apakah berhasil. Tak keluar dari persembunyian dibangku
belakang, memberitahu kalau itu adalah
spesialisasinya
Se Jin
pikir Setelah semuanya,apabila Yi Kyung bilang akan mengembalikan dana Yayasan,
makare mereka akan benar-benar dibebaskan. Yi Kyung merasa tidak pernah
mengatakan kalau akan mengembalikannya. Se Jin binggung cara yang akan diambill
Yi Kyung.
“Aku
tidak bisa memberikan kepada mereka apa yang mereka inginkan. Aku akan
bernegosiasi dengan apa yang mereka tidak inginkan.” Tegas Yi Kyung, saat itu
anak buah Sek Nam memberikan telp dari Seongbuk-dong.
“Aku
mendengar kematiannya. Tapi Aku tidak tahu harus berkata apa untuk menghiburmu.
Dia orang yang berharga yang tersisa.” Ucap Tuan Jang berbicara pada Yi Kyung
“Ini
Sudah terlambat, tapi aku harus pergi ke pemakaman ayahku.” Kata Yi Kyung, Tuan
Jang pikir Yi Kyung memang harus pergi karena itu tugasnya sebagai seorang
anak.
“Setelah Sek
Nam datang kesini dengan membawa kegagalan,
aku bertanya-tanya apa yang kau akan lakukan.” Ucap Yi Kyung, Tuan Jang pikir
merasa lega karena Sekarang Yi
Kyung berubah pikiran
“Ini
bukan untuk memberitahumu kalau aku akan mengembalikan dana Yayasan. Sebelum aku
datang kembali ke Korea, ayahku telah memberiku file penting. Meskipun tidak
diberikan kepadaku untuk membuatku mengikutinya
sebagai seorang putri yang setia, Aku rasa bisa menggunakannya untuk keluar
dari sini.” Kata Yi Kyung, Tuan Jang
panik bertanya catatan apa yang dimaksud.
Flash Back
Yi Kyung
melihat ayahnya memberikan sebuah buku yang sudah lusuh, merasa memiliki banyak
bawaan, kalau Tuan Seo menjelaskan maka akan pergi membawanya. Ketua Seo memberitahu kalau itu adalah adalah catatan dari
yang mereka lakukan sebagai Tentara.
“Ketika
mereka sedang menyiapkan Olimpiade, Aku tepat di samping mereka, menonton,
mendengar dan memverifikasi apa yang aku tulis dalam catatan memo ini. Suatu
hari, ketika tidak ada pilihan lain, dan akan membuat Jang Tae Jun perlu
tersedak, catatan memo ini... akan menjadi jerat.” Jelas Tuan Seo.
Tuan Jang
terlihat tak percaya kalau Tuan Seo meninggalkan catatan itu pada anaknya. Yi
Kyung pikir masalah ini bukan sesuatu yang bisa dibahas melalui telepon lalu menutup
ponselnya. Sek Nam datang dengan tergesa-gesa masuk ruangan, Tuan Jang meminta
agar membawa Yi Kyung agar membawanya.
Keduanya
akhirnya keluar dari villa, Se Jin pikir saat Yi Kyung berpikir apakah mereka
harus mengembalikan dana dan hanya keluar dari tempat ini menurutnya tak
bercanda menurutnya karena itu Yi Kyung juga
ingin berhenti. Yi Kyung menyangkalnya menurutnya bukanlah akhir bahkan belum
memulainya.
bersambung ke episode 14
Tidak ada komentar:
Posting Komentar