PS : All
images credit and content copyright : SBS
Na Ri pulang ke rumah akhirnya berjongkok sambil
menangis, lalu berusaha kembali tertidur dikamarnya yang berbeda dengan yang
selama ini di tempatinya. Jung Won kembali datang ke rumah Na Ri dan Na Ri dengan
tegas memberitahu kalau menyukai Hwa Shin dan meminta agar jangan kembali ke
rumahnya.
3 hari berlalu, Hwa Shin terbaring ditempat tidurnya
dengan mata melotot, ponselnya berbunyi. Pesan dari Jung Won masuk “ Pyo Na
Ri keluar. Dia ingin
berpisah dariku. Aku
akan mendapatkan dia kembali. Jangan
menghalangi jalanku.”
Na Ri masuk ke dorm pria dengan wajah tersenyum melihta
Hwa Shin sudah terbangun, karena mengira
masih tidur. Hwa Shin dengan sinis
memperingatkan Jangan
sembarangan masuk ke ruang tidur pria. Na Ri
mengerti dan hanya diam saja.
Hwa Shin menyindir apakah Na Ri tak akan pergi sambil
membuka kancing baju karena ingin berganti pakaian. Na Ri pun mau tak mau
keluar dari ruangan dengan wajah cemberut.
Nyonya Kim datang melihat anaknya yang hanya duduk diam,
lalu bertanya Kenapa tidak menjawab ponselmu sama sekali selama
akhir pekan, Apakah sedang memberontak pada Ibunya. Jung Won hanya diam dengan melirik pada ibunya.
“Sekarang, karena kubiarkan, apakah kau jadi menganggap remeh
Ibu? Jadi Apa yang dikatakan kekasihmu? Apakah dia mengatakan bahwa aku
membuatnya takut?” kata Nyonya Kim, Jung Won
hanya diam menatap ibunya seperti pikiran sedang campur aduk.
“Ini teh hitam. .. Bagus untukmu, jadi minumlah.” Kata Na Ri, Hwa Shin dengan sikap acuh lalu menyuruh Na
Ri katakan saja yang diingikanya.
“Aku keluar dari rumah Jung Won dan juga meminta berpisah darinya.” Kata Na Ri, Hwa Shin tahu Jung Won mengatakan
dia tidak mau Na Ri pikir perasaannya sekarang itu
yang lebih penting.
“Kau bilang Perasaanmu? Apa Perasaanmu yang tidak bisa
kupercaya? Kau
selalu mengatakan bahwa kau tidak bisa mempercayai perasaanku, tapi aku pun tidak bisa lagi
mempercayai perasaanmu.” Tegas Hwa Shin
“Kalau begitu, Apa kau akan mengencani Hye Won? Itu bukan ciuman pertama kalian,
kan? Aku
dengar bahwa kau menyukainya dan kau
ingin bekerja keras akan hal itu.” kata Na
Ri
“Apakah kau tidak memiliki
sedikitpun kepercayaan terhadapku?” balas Hwa
Shin kesal
“Kau seorang ahli dan jenius dalam
membuat para wanita merasa tidak aman. Bahkan Kudengar
kau tidak pernah mengencani seorang wanita lebih dari tiga bulan.” Kata Na Ri
Hwa Shi pikir itu pasti
Jung Won yang mengatakannya. Na Ri merasa menjadi seorang gadis menyedihkan yang memiliki cinta sepihak pada Hwa Shin selama tiga tahun. Hwa Shin menyindir Na Ri yang sudah
putus dengan Jung Won, tapi
masih mempercayai apa pun kata-katanya lalu bergegas pergi sambil membawa
minumanya.
Na Ri buru-buru masuk sebelum pintu lift berbuka, wajah
cemberut mengaku dirinya gila, sangat
menyedihkan dan bodoh. Dan itu juga membuatnya
frustrasi karena kenapa bisa begitu menyukai Hwa Shin selama ini.
“Apakah menyukaiku begitu
menyedihkan dan
bodoh?” sindir Hwa Shin lalu keluar dari lift, Na Ri merasa
seperti salah ucap membuat Hwa Shin marah.
Na Ri mengejar Hwa Shin bertanya akan
tinggal dimana sekarang, apa Kembali ke rumah atap atau ke Rumah
ibunya. Hwa Shin mengatakan
akan tidur di dorm untuk sementara waktu. Na Ri bertanya apakah Hwa Shin sibuk, Hwa Shin
mengangguk dengan acuh.
“Kita tidak berpisah, kan?” kata Na Ri menyakinkan, Hwa Shin hanya menjawab nanti
lalu masuk ke dalam ruangan.
“Apa maksudmu, "nanti?" Apakah itu karena aku atau Hye
Won?” tanya Na Ri dengan nada tinggi. Hwa Shin terus berjalan
dengan senyuman. Tapi Na Ri hanya bisa diam lalu melihat Hwa Shin yang duduk
dimeja berita dengan Hye Won.
Jung Won terlihat frustasi mendengarkan suara musik yang
keras dalam rumahnya, lalu Hwa Shin pun datang. Keduanya saling menatap dingin.
Hwa Shin meminta maaf. Jung Won menyuruh Hwa Shin agar segera mengencani Na Ri
“Dia akan kembali padaku setelah beberapa saat.” Tegas Jung Won lalu bertanya apakah Hwa Shin ingin
minum.
Jung Won keluar dari mobil berteriak memanggil Na Ri, Na
Ri keluar rumah melihat Jung Won ada didepan rumah mengatakan akan
turun jai meminta tetaplah di bawah. Jung Won yang mabuk melihat Na Ri datang
menghampirinya bertanya Apakah
menyenangkan pulang ke rumah. Na Ri mengangguk.
“Kau terlihat semakin cantik
setelah putus dariku.” Komentar Jung Won menatap
wajah Na Ri
“Berhenti datang kemari dan
membuatku merasa buruk. Aku
merasa setiap harinya menjadi buruk sekarang. Aku tidak bisa tidur karena
merasa bersalah.” Kata Na Ri merasa bersalah.
“Apakah Hwa Shin tidak ada di
rumah?” tanya Jung Won
“Dia sibuk mempersiapkan siaran
pemilihan walikota, jadi
aku tidak pernah bertemu dengan dia.” Jelas Na
Ri
“Hwa Shin bekerja seperti orang
gila, terutama hal-hal yang menyangkut ambisinya. Dia tidak
akan pernah menikah, yang dia menikahi
hanya pekerjaannya. Kau ingin menikah, kan?” ucap Jung Won mencoba menyadarkan Na Ri.
Na Ri tak mau membahas meminta agar Jung Won segera
pulang saja, Jung Won kembali
memberitahu Hwa Shin tidak akan menikahi Na Ri Dan tidak akan pernah melakukannya lalu bertanya apakah tak masalah untuknya. Na Ri
akhirnya meminta pada Sek Cha agar membawa Jung Won pulang. Jung Won pun pamit
pergi dan berjanji akan kembali lagi. Setelah mobil Jung Won pergi, Na Ri
mengungkapkan masih menyukai Jung Won dan mengucapkan terimakasih.
Dong Gi sudah sudah ada di ruang kontrol, memberitahu Ini
adalah latihan, tapi mari jangan melakukan kesalahan lalu memberikan kode untuk memulai. Hwa Shin dan Hye Won
sudah duduk dimeja siaran.
“Sampai pukul 1 dinihari tadi, 67%
total penghitungan suara telah masuk. Kang
Suk Goo mendapatkan 5,246,578 suara. 72%
total suara telah masuk. Jung
In Jung mendapatkan 6,897,045 suara. SBC memprediksikan dia akan menang dengan prosentase
kesalahan penghitungan sebesar 4%.”.” Ucap Hwa Shin tanpa melakukan kesalahan apapun, Dong Gi
yang melihat memuji Hwa
Shin memiliki diksi yang bagus.
“88% total suara masuk. Kang Suk Goo mengungguli Jung In
Jung sebesar 2% suara. 97%
total suara masuk, Jung In
Jung mendapatkan 68...” ucap Hye Won terhenti dan
mengaku mulai gugup.
Na Ri melihat dari luar ruang siaran, Hwa Shin menyuruh
Hye Won untuk mengikutinya melakukan senam muka dengan membentuk seperti
monyet, lalu membuat pipinya jadi bulat dan juga membuka lebar-lebar. Hwa
Shin meminta agar Hye Won merilekskan
lidahnya dan mengajak mereka mulai kembali latihan.
Hari berikutnya, Na Ri melihat dari balik jendela. Hwa
Shin duduk di meja siaran dan Hye Won berada dibalik layar untuk memberitahukan
grafiknya. Hwa Shin meminta agar selesaikan
latihannya. Ia pun mulai memberitahu penghitungan regional dan Selanjutnya wilayah Gangseo-gu.
“Lebih dari separuh total pemilih
tersebar di tiga
bagian Gangseo-gu.” Ucap Hye Won lalu dihentika
oleh Hwa Shin.
“Hei... Kau terus saja mondar-mandir... Tentukan posisimu!” teriak Hwa Shin kesal.
Di restoran cepat saji.
Na Ri mendengar dari meja kasir, Hye Won membahas Hwa
Shin tidak
terlihat memakai pakaian dari Go Jung Won lagi dan
bertanya apakah membutuhkan bantuanya.
Hwa Shin mengatakan akan mengurusnya sendiri. Hye Won melihat tatapan Na Ri bertanya apakah mereka
sudah kencan. Hwa Shin mengatakan belum.
“Boleh aku bergabung dengan
kalian?” tanya Na Ri langsung duduk samping Hwa Shin lalu
memberikan roti sandwichnya agar mau berbagi denganya. Hwa Shin hanya
menatapnya
“Ada banyak kursi kosong.” Kata Hwa Shin dingin, akhirnya Na Ri pun menaruh
sandwich didepanya. Hye Won dan Hwa Shin hanya menatap Na Ri seperti penganggu.
“Apakah semuanya berjalan lancar?” tanya Na Ri santai. Hye Won pikir itu sudah pasti. Na Ri
juga tahu semuanya berjalan lancer dan berharap pemilihan umum akan
segera selesai.
“Aku lelah mendengar tentang hal
itu kemanapun aku pergi. Apa Kau
setuju?” ucap Na Ri membuka jaketnya lalu bertanya siapa yang
dipilih Hwa Shin nanti. Hwa Shin menjawab Rahasia. Na Ri pun mengodanya kalau Hwa Shin memiliki
banyak rahasia. Hwa Shin pun meminta agar
Hye Won pergi lebih dulu. Hye Won pun membiarkan keduanya berbicara
mnegingatkan kalau ada rapat jadi jangan terlambat.
Hwa Shin melipat tangan didada, berkomentar Na Ri itu pasti
sangat bosan. Na Ri pikir Tidak ada
kesempatan. Hwa Shin bertanya pakah Na Ri datang
untuk bertengkar. Na Ri mengatakan tidak, Hwa
Shin pun bertanya lalu apa tujuanya.
“Apa Kau penasaran siapa kandidat yang
kupilih?” kata Hwa Shin menyindir, Na Ri mengaku tidak
ingin tahu.
“Reporter Park sangat jahat
padaku. Dia
bajingan berperut gendut bahkan menjadi
sangat jahat padaku.” Ucap Na Ri mengadu, tapi
Hwa Shin seperti tak peduli. Na Ri akhirnya mengaku kalau itu bohong dengan wajah
sedih.
“Maaf… Aku ingin kau mencemaskan aku.... Apa kau sibuk?” ucap Na Ri, Hwa Shin mengaku sibuk.
“Kau tidak suka sibuk, kan?”kata Na Ri, Hwa Shin mengaku sangat meyukainya. Hwa Shin
mengatakan akan pergi. Na Ri pun mengangguk mengerti mempersilahkan pergi saja.
Na Ri menunggu disamping rumah lalu melihat kamar Hwa
Shin dengan lampu menyala lalu melempar batu kearah jendela. Ibu Hwa Shin keluar
rumah bertanya apakah Na Ri baru saja melemparkan batu ke
jendela puteranya. Na Ri kaget meminta maaf karena tidak
bermaksud begitu.
“Kau kekasih Jung Won dan juga datang ke pemakaman.” Kata Ibu Hwa Shin mengenalnya, Na Ri membenarkan.
“Apa Kau mau jeruk?” tanya Ibu Hwa Shin, Na Ri menolaknya tapi ibu Hwa Shin
tetap ingin memberikan dan melemparkanya. Na Ri dengan sigap langsung
menangkapnya.
“Kau tinggal dekat dengan puteraku Tolong berbagilah makanan dengan
dia kalau ada waktu. Bisa,
kan?” ucap Ibu Hwa Shin, Na Ri pikir tentu saja. Saat itu Hwa
Shin keluar rumah berdiri disamping ibunya.
“Kapan kau akan menikah dengan
Jung Won? Kalian
belum menentukan tanggalnya, kan? Calon
ibu mertuamu bukan orang yang mudah. Tapi
tetap, Jung Won adalah pria yang baik. Dia
akan menjadi suami yang hebat. Kau
gadis yang beruntung.” Puji Ibu Hwa Shin
Na Ri hanya diam saja melirik pada Hwa Shin karena
mungkin akan salah mengira tentang dirinya, lalu mengatakan bukan seperti itu
yang dirasakanya. Ibu Hwa Shin pikir tak perlu malu mengakuinya, dan emberitahu
akan bertemu Ibu Jung Won besok jadi
akan menceritakan bahwa mereka
bertemu hari ini lalu masuk ke rumah dengan
memberikan sisa jeruk pada anaknya.
Hwa Shin pun mulai memakannya, Na Ri mencoba ramah dengan melambaikan tanganya
pada Hwa Shin, tapi Hwa Shin seolah tak peduli. Na Ri tersenyum memberikan
jeruknya juga, Hwa Shin menolak dengan tatapan datar lalu masu ke dalam rumah.
Na Ri sedih melihat sikap Hwa Shin yang dingin saat seperti pertama kali
melakukan cinta sepihak.
Ja Young dan Sung Sook sarapan bersama di Rak pasta, Kim Rak
bertanya Apa yang akan mereka
berdua lakukan sekarang. Ja Young menyuruh Sung Sook
menyerah karena impianya itu tidak akan menjadi kenyataan. Sung Sook seperti tak peduli memilik untuk membaca koran
sambil sarapan.
“Letakkan koran selagi makan.” kata Ja Young, Sung Sook tetap membaca koran akhirnya
Ja Young mengambil koran dan langsun meremasnya. Sung Sook berteriak marah pada
tingkah Ja Young.
“Chef.. Apa Kau mau berkencan
denganku? Ayo kita
berkencan.” Ucap Ja Young to the point. Kim Rak
kaget dan Sung Sook pun marah.
“Apakah maksudmu kau menginginkan
mereka berdua, Ppal Gang dan Chef?” ucap Sung
Sook marah
“Kau bilang aku boleh memilikinya dan tidak menginkan dia.” Balas Ja Young, Sung Sook mengingatkan kalau Ja
Young juga
mengatakan hal yang sama.
“Dasar serakah. Jika kau mengambil semuanya, lalu
bagaimana denganku? Apakah
aku harus hidup sendirian? Di
samping fakta bahwa dia tidak memiliki keinginan berhubungan intim, dia masih muda, tampan, kaya, gagah dan juga manis. Dia pria sempurna. Apakah kau menyuruhku menyerah
atas dia terhadapmu?” ucap Sung Sook dengan nada
tinggi. Keduanya saling melirik sinis dan sama-sama berteriak. Kim Rak
terlonjak kaget mendengarnya.
Hye Won, Soo Jung, Gil Hae, Ja Young sudah ada dalam
ruangan. Ja Young bertanya Kenapa Direktur memanggil mereka semua pagi-pagi begini. Direktur Oh mengatakan
Ini tentang pemilihan walikota mendatang dan punya masalah. Ja Young bertanya apa itu masalahnya.
“Kedua kandidat protes pada kita. Ayah Nona Geum adalah pendukung
kandidat nomor dua, sedangkan
Ayah Nona Hong pendukung kandidat nomor satu. Kedua
pihak merasa itu tidak adil. Apa
yang bisa kita lakukan?” kata Gil Hae binggung.
“Jika mereka berdua tidak bisa
menjadi pembaca beritanya, lalu
siapa?” tanya Ja Young, Hye Won dan Soo Jung hanya bisa diam
saja.
Hwa Shin bertemu dengan Direktur Oh terlihat kaget,
Direktur Oh memberitahu Pilihan yang tersisa untuk
menjadi rekannya dalam
siaran pemilihan walikota hanya Park
Jin Hee atau Pyo Na Ri, selain Hye Won. Hwa Shin
merasa itu tak masuk akal dan tidak
bisa melakukannya.
“Kau tidak punya hak mengatakan
"tidak" dalam hal ini. Apa
kau kira aku melakukan ini karena aku lebih menyukai Na Ri dan Jin Hee dibanding Hye
Won yang lebih berpengalaman? Ayah
Hye Won adalah pendukung kandidat nomor satu. Jadi, kandidat lain akan
menggunakannya untuk menyebarkan rumor jadi Lakukan
dengan orang lain.” Jelas Direktur Oh
“Apa hubungannya Hye Won dengan
semua itu? Dia tidak
pernah menunjukkan kecenderungan pada pihak tertentu selama menjadi pembaca
berita. Direktur
juga tahu itu.” kata Hwa Shin membela
“Kau Pilih satu. Siapa yang kau pilih? Jin Hee
atau Na Ri?” tanya Direktur Oh mempertegas
“Aku terlanjur berlatih dengan
Nona Hong.” Ucap Hwa Shin tak mau berubah, Direktur
Oh tak ingin berdebat meminta Hwa Shin memilih salah satu dan memberitahu
ketika sudah memutuskan.
Hwa Shin duduk diam dalam mejanya terlihat kebinggungan,
Sek Cha datang membawakan setelan jas memberitahu kalau Jung Won memintaku
mengantarkan pakaian ini untuk Hwa Shin dan mengatakan
terus menonton siarannya. Hwa
Shin hanya meliriknya.
Ia teringat kembali saat mulai pertengkaran dengan Jung
Won “ Aku tidak akan menyerah atas dirimu, juga atas Na Ri. Aku akan memperlakukanmu seperti
biasanya, dan akan
melakukan segalanya yang kuinginkan untuk Na Ri.”
Sek Cha pun meninggalkan pakaian dan ingin pergi, Hwa
Shin bertanya tentang kabar Jung Won sekarang.Sek Cha pikir bisa
menyampaikan pesan dari Hwa Shin jika memang mengingikanya.
Hwa Shin mengatakan hanya ingin tahu saja. Sek Cha pun akan menyampaikan walaupun
terlihat binggung.
Hwa Shin masuk ruangan siaran, Na Ri sudah duduk
mengucapkan terimakasih karena sudah menjadi penganti Hye Won, Hwa Shin dengan
sinis mengatakan tidak perlu berterima kasih karena tidak memiliki pilihan. Na Ri berjanji tidak akan melakukan
kesalahan. Hwa Shin tiba-tiba meminta agar Na Ri
tidak terluka, lalu mengubahnya.
“Tidak masalah jika kau terluka. Kau akan membuat setidaknya 100
kesalahan selama 120 menit siaran langsung. Kau akan membaca ribuan angka
yang belum pernah kau dapatkan sebelumnya. Kau harus membacanya segera
setelah melihatnya.” Jelas Hwa Shin
“Saat kau membacakan perolehan
dari masing-masing distrik, maka kau
harus pastikan tidak menghalangi grafisnya. Penonton bisa mengubah saluran. Kita tidak akan bisa menjadi yang
pertama. Lalu,
Direktur mungkin kehilangan posisinya.” Tegas Hwa
Shin
“Tapi itu bukan kesalahanmu juga. Hye Won lebih baik dibanding
dirimu dan sudah berlatih ini bersamaku. Tapi mereka mengganti dia demi
alasan yang tidak masuk akal, dengan
pendatang baru sepertimu. Itu kesalahan mereka.” Ungkap
Hwa Shin menyesal
Na Ri pikir mungkin akan melakukannya
lebih baik dari Nona Hong dan menurutnya Tidak
ada yang tahu. Hwa Shin menatapnya. Na Ri pikir Hwa Shin
tidak mempercayai kompetensinya. Hwa
Shin menegaskan Laporan pemilihan adalah perang dengan
angka-angka. Jika salah
membaca satu angka saja, maka akan
menghancurkan kredibilitas stasiun tv mereka. Na Ri pikir tidak
akan melakukan kesalahan apa pun.
“Untuk pemilihan walikota, total
angkanya tidak pernah melampaui sembilan digit. Cukup ingat bahwa tanda koma
berarti juta dan ribu. Jangan
berpikir untuk pulang ke rumah malam ini. Apa Kau lihat
naskahnya dipenuhi angka? Bacakan
sekarang juga dan Baca
secara teknis.” Ucap Hwa Shin
“Sampai pukul 1 dinihari tadi, 88%
total suara telah masuk. Jung
In Jung, dengan 3,234,789 suara, menang
tipis dengan perkiraan salah hitung sebesar 3%. Kang
Suk Gu, dengan 4,678,256 suara, yang berarti 75.8% dari total
suara, menang sebesar 5%. Mari
berpindah ke distrik Dongjak.” Ucap Hwa Shin
“Terdapat berita terbaru untuk
kandidat Jung In Jung. Dia
menerima 7,678,256 suara, hanya
2,600 suara lebih rendah dari rekor tertinggi yang pernah dicapai sebelumnya pada pemilihan walikota periode
lalu sebanyak 7,675,656 suara.”kata Na Ri tanpa
membuat kesalahan apapun.
Hwa Shin menduga Na Ri itu baru saja minum alcohol. Na Ri menyangkalnya, tapi Hwa Shin mengatakan bisa mencium aromanya. N a Ri mengaku hanya minum seteguk soju. Hwa Shin tak percaya karena mencium bau
alkohol sekujur tubuh. Na Ri meminta maaf karena
merasa sangat gugup lalu berkomentar Hwa Shin itu sangat sensitive, padahal Wajahnya juga tidak kelihatan seperti
orang mabuk.
Hwa Shin mengaku bisa melihatnya.
“Lidahku lebih lemas setelah
minum.” Akui Na Ri
“Itukah sebabnya kau bisa beradu
argumen dengan sangat baik sekarang?” ejek Hwa
Shin
“Akan sangat memalukan jika
melakukan kesalahan di hadapanmu. Aku
tidak ingin terlihat tidak kompeten di depan seseorang yang ku sukai.” Ucap Na Ri
“Apakah kau akan pergi minum juga
saat siaran sungguhan nanti?” tanya Hwa Shin, Na Ri
menjawab tidak mungkin. Hwa Shin pun bertanya apa yang akan dilakukan Na Ri
“Aku akan berlatih, jadi bisa
terdengar sama seperti sekarang.” Ucap Na Ri
santai, Hwa Shin pun menyuruh Na Ri pergi untuk mengosok gigi, Na Ri pun keluar
ruang siaran untuk mengosok gigi.
Keduanya keluar ruang siaran, Hye Won menelp Hwa Shin bertanya
apakah sudah selesai. Hwa Shin mengatakan sudah selesai. Hye Won sedikit mabuk
mengatakan ingin minum bersama Hwa
Shin karena kehilangan siarannya setelah
berlatih dengan keras hanya karena ayahnya jadi membutuhkan seseorang untuk
menyemangatinya.
Hwa
Shin langsung setuju dengan melirik Na Ri yang masih ada didekatnya. Na Ri
bertanya pakah Hwa Shin tak lapar dan mengajaknya untuk maka udon, Hwa Shin
mengaku ada janji lalu bergegas pergi, Na Ri hanya bisa cemberut
Na Ri pergi ke warung tenda melihat Hwa Shin dan Hye Won
sedang minum bersama, dalam hatinya bergumam kalau Hwa Shin seharusnya
makan bersamanya dan bergegas pergi tapi akhirnya
memilih untuk menutup wajahnya dan duduk tepat dibelakang Hwa Shin untuk
menguping.
“Apakah Na Ri melakukannya dengan
baik?” tanya Hye Won, Hwa Shin membenarkan. Bibi pelayan
mendekati Na Ri menawarkan menu, Na Ri berbisik ingin memesan udon Dan
sebotol soju.
“Apakah dia lebih baik dariku?” tanya Hye Won, Hwa Shin melihat Na Ri semakin baik.
“Bagaimana jika dia melakukan
pekerjaan yang lebih baik dariku? Dia
tidak boleh melakukan pekerjaan lebih baik dariku... Tidak boleh.” Ucap Hye Won sinis
“Jangan kekanakan.... Jangan menyalahkan dirimu
sendiri... Tetaplah kuat dan pertahankan
integritasmu pada saat-saat seperti ini... Direksi
goyah setiap saat. Tidak
akan menyakitkan... untuk
membiarkan orang lain tahu bahwa kadang kau juga merasa dirugikan.” Tegas Hwa Shin.
Na Ri mencoba memundurkan kursinya agar bisa mendengar
tanpa sadar menyenggol punggung Hwa Shin, dengan suara dibuat berat meminta
maaf.
“Hwa Shin...Apakah ada yang berubah di antara
kita setelah ciuman itu? Apakah
sama saja?” tanya Hye Won. Na Ri yang bisa
mendengarnya terlihat sedih, memilih menaruh uang dan pergi dengan membawa
sebotol soju.
Hwa Shin menjawab Tidak
ada yang berubah. Hye Won melihat Hwa Shin itu
sangat dingin, yaitu bajingan
berhati dingin. Dan bertanya-tanya apa yang membuatnya jadi bersikap
dingin.
“Na Ri sedang patah hati.”ucap Hwa Shin
“Siapa yang putus dengan dia? Apakah itu Kau?” tanya Hye Won, Hwa Shin menjawab itu Temannya.
“Aku harap Na Ri dan kau akan
mengacaukan siarannya.” Ungkap Hye Won sinis.
Na Ri masuk ke dalam Ruang
Penyiar Cuaca melihat mejanya dengan senyuman bahagia
karena sangat menyukai tempat itu lalu memutarkan badanya dengan bahagia. Na Ri
pun pergi ke kamar ganti dan melihat masih tertempel namanya pada loker,
senyumanya terus berkembang seperti sangat bahagia.
Akhirnya Na Ri pun masuk ke dalam kamarnya, lalu
merasakan perutnya yang kosong karena belum di isi sebelum minum, lalu mencari
di lemari ramen, tapi tak ada satupun. Na Ri mengintip ke sela lemari es,
senyuman bahagia melihat ada ramen yang terselip disana.
Na Ri datang ke Ruang Tidur Pria melihat Hwa Shin bertanya apakah ia boleh masuk. Hwa
Shin dengan sinis melihat kalau Na Ri sudah masuk lebih dulu. Na Ri pun
menawarkan mau ramyun, lalu
mengoceh kalau Hwa Shin juga
datang ke ruang tidur wanita saat
ia tidur di sana. Hwa Shin mencium bau akohol dan bertanya kapan Na Ri itu
minum
“Kau menyukai ramyun.... Kau harus makan karena baru saja
minum.” Ucap Na Ri ingin memberikan ramen cupnya.
“Apakah kau minum sendirian?” tanya Hwa Shin khawatir, Na Ri mengelengkan kepala tapi
setelah itu mengakuinya kalau minum sendirian dan meminta Hwa Shin makan
ramenya, Hwa Shin menolak.
“Kalau begitu, aku juga tidak akan
memakannya.” Kata Na Ri lalu menaruh diatas buffet.
“Apa yang kau ingin untuk aku lakukan? Aku bisa melakukan segalanya
untukmu. Jadi Berkencanlah denganku... Kumohon. Ayolah.” Ucap Na Ri dengan wajah melasnya. Hwa Shin hanya diam
dan menundukan wajahnya.
“Kenapa kau jadi begitu dingin
padaku? Coba Beritahu aku. Aku bahkan putus dengan Jung Won.”kata Na Ri melipat tanganya karena kesal
“Kau belum lama putus dengan
sahabatku. Aku harus
menunggu beberapa saat. Ditambah
lagi, kau
berpisah dengan seorang lelaki luar biasa. demi
diriku. Tidakkah
kau berpikir demikian?” kata Hwa Shin dengan mata
berkaca-kaca
Na Ri tak percaya bertanya apakah Hwa Shin selama ini
mencoba menahanya, Hwa Shin menganguk dan merasa kalau itu sangat berat. Na Ri
hanya bisa menangis seperti anak kecil, Hwa Shin tersenyum mengejek Na Ri yang
terlihat jelek saat menangis. Na Ri menangis sambil membaringkan tubuhnya di
kasur terlihat tak percaya dengan semua ini.
Hwa Shin duduk disamping Na Ri menghapus air matanya dan
meminta agar berhenti menangis, Na Ri pun mencoba untuk berhenti. Hwa Shin lalu
berkata “Na Ri.. Maukah kau berkencan denganku? Bisakah kita... berkencan sekarang?” Na Ri tertawa dan kembali ingin menangis. Hwa Shin menaruh
tangan Na Ri di lehernya lalu mulai menciumnya, keduanya terlihat bahagia bisa
mengakui perasaan masing-masing.
bersambung ke episode 20
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar