PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Senin, 23 Januari 2017

Sinopsis Jealousy Incarnate Episode 19 Part 2

PS : All images credit and content copyright : SBS

Na Ri pulang ke rumah akhirnya berjongkok sambil menangis, lalu berusaha kembali tertidur dikamarnya yang berbeda dengan yang selama ini di tempatinya. Jung Won kembali datang ke rumah Na Ri dan Na Ri dengan tegas memberitahu kalau menyukai Hwa Shin dan meminta agar jangan kembali ke rumahnya.
3 hari berlalu, Hwa Shin terbaring ditempat tidurnya dengan mata melotot, ponselnya berbunyi. Pesan dari Jung Won masuk “ Pyo Na Ri keluar. Dia ingin berpisah dariku. Aku akan mendapatkan dia kembali. Jangan menghalangi jalanku.

Na Ri masuk ke dorm pria dengan wajah tersenyum melihta Hwa Shin sudah terbangun,  karena mengira masih tidur. Hwa Shin dengan sinis memperingatkan  Jangan sembarangan masuk ke ruang tidur pria. Na Ri mengerti dan hanya diam saja.
Hwa Shin menyindir apakah Na Ri tak akan pergi sambil membuka kancing baju karena ingin berganti pakaian. Na Ri pun mau tak mau keluar dari ruangan dengan wajah cemberut. 


Nyonya Kim datang melihat anaknya yang hanya duduk diam, lalu bertanya Kenapa tidak menjawab ponselmu sama sekali selama akhir pekan, Apakah sedang memberontak pada Ibunya. Jung Won hanya diam dengan melirik pada ibunya.
Sekarang, karena kubiarkan, apakah kau jadi menganggap remeh Ibu? Jadi Apa yang dikatakan kekasihmu? Apakah dia mengatakan bahwa aku membuatnya takut?” kata Nyonya Kim, Jung Won hanya diam menatap ibunya seperti pikiran sedang campur aduk. 


 Na Ri memesan segelas teh hitam dengan lemon dan perasa anggur.  Hwa Shin datang Na Ri langsung memberiakan gelas minumanya karna sengaja membelinya. Hwa Shin menolak dengan sinis, tapi Na Ri memaksanya dan menyuruhnya untuk duduk. Hwa Shin pun mengikutinya.
Ini teh hitam. .. Bagus untukmu, jadi minumlah.” Kata Na Ri, Hwa Shin dengan sikap acuh lalu menyuruh Na Ri katakan saja yang diingikanya.
Aku keluar dari rumah Jung Won dan juga meminta berpisah darinya.” Kata Na Ri, Hwa Shin tahu Jung Won mengatakan dia tidak mau Na Ri pikir perasaannya sekarang itu yang lebih penting.
“Kau bilang Perasaanmu? Apa Perasaanmu yang tidak bisa kupercaya? Kau selalu mengatakan bahwa kau tidak bisa mempercayai perasaanku, tapi aku pun tidak bisa lagi mempercayai perasaanmu.” Tegas Hwa Shin

Kalau begitu, Apa kau akan mengencani Hye Won? Itu bukan ciuman pertama kalian, kan? Aku dengar bahwa kau menyukainya dan kau ingin bekerja keras akan hal itu.” kata Na Ri 
Apakah kau tidak memiliki sedikitpun kepercayaan terhadapku?” balas Hwa Shin kesal
Kau seorang ahli dan jenius dalam membuat para wanita merasa tidak aman. Bahkan Kudengar kau tidak pernah mengencani seorang wanita lebih dari tiga bulan.” Kata Na Ri
Hwa Shi pikir itu pasti  Jung Won yang mengatakannya. Na Ri merasa menjadi seorang gadis menyedihkan yang memiliki cinta sepihak pada Hwa Shin selama tiga tahun. Hwa Shin menyindir Na Ri yang sudah putus dengan Jung Won, tapi masih mempercayai apa pun kata-katanya lalu bergegas pergi sambil membawa minumanya. 
Na Ri buru-buru masuk sebelum pintu lift berbuka, wajah cemberut  mengaku dirinya gila, sangat menyedihkan dan bodoh. Dan itu juga membuatnya frustrasi karena kenapa bisa begitu menyukai Hwa Shin selama ini.
Apakah menyukaiku begitu menyedihkan dan bodoh?” sindir Hwa Shin lalu keluar dari lift, Na Ri merasa seperti salah ucap membuat Hwa Shin marah. 

Na Ri mengejar Hwa Shin bertanya akan tinggal dimana sekarang, apa  Kembali ke rumah atap atau ke  Rumah ibunya. Hwa Shin mengatakan  akan tidur di dorm untuk sementara waktu. Na Ri bertanya apakah Hwa Shin sibuk, Hwa Shin mengangguk dengan acuh.
Kita tidak berpisah, kan?” kata Na Ri menyakinkan, Hwa Shin hanya menjawab nanti lalu masuk ke dalam ruangan.
Apa maksudmu, "nanti?" Apakah itu karena aku atau Hye Won?” tanya Na Ri dengan nada tinggi. Hwa Shin terus berjalan dengan senyuman. Tapi Na Ri hanya bisa diam lalu melihat Hwa Shin yang duduk dimeja berita dengan Hye Won. 

Jung Won terlihat frustasi mendengarkan suara musik yang keras dalam rumahnya, lalu Hwa Shin pun datang. Keduanya saling menatap dingin. Hwa Shin meminta maaf. Jung Won menyuruh Hwa Shin agar segera mengencani Na Ri
“Dia akan kembali padaku setelah beberapa saat.” Tegas Jung Won lalu bertanya apakah Hwa Shin ingin minum. 

Jung Won keluar dari mobil berteriak memanggil Na Ri, Na Ri keluar rumah melihat Jung Won ada didepan rumah mengatakan akan turun jai meminta tetaplah di bawah. Jung Won yang mabuk melihat Na Ri datang menghampirinya bertanya  Apakah menyenangkan pulang ke rumah. Na Ri mengangguk.
Kau terlihat semakin cantik setelah putus dariku.” Komentar Jung Won menatap wajah Na Ri
Berhenti datang kemari dan membuatku merasa buruk. Aku merasa setiap harinya menjadi buruk sekarang. Aku tidak bisa tidur karena merasa bersalah.” Kata Na Ri merasa bersalah.
Apakah Hwa Shin tidak ada di rumah?” tanya Jung Won
Dia sibuk mempersiapkan siaran pemilihan walikota, jadi aku tidak pernah bertemu dengan dia.” Jelas Na Ri

Hwa Shin bekerja seperti orang gila, terutama hal-hal yang menyangkut ambisinya. Dia tidak akan pernah menikah, yang dia menikahi hanya pekerjaannya. Kau ingin menikah, kan?” ucap Jung Won mencoba menyadarkan Na Ri.
Na Ri tak mau membahas meminta agar Jung Won segera pulang saja,  Jung Won kembali memberitahu Hwa Shin tidak akan menikahi Na Ri Dan tidak akan pernah melakukannya lalu bertanya apakah tak masalah untuknya. Na Ri akhirnya meminta pada Sek Cha agar membawa Jung Won pulang. Jung Won pun pamit pergi dan berjanji akan kembali lagi. Setelah mobil Jung Won pergi, Na Ri mengungkapkan masih menyukai Jung Won dan mengucapkan terimakasih. 


Dong Gi sudah sudah ada di ruang kontrol, memberitahu Ini adalah latihan, tapi mari jangan melakukan kesalahan lalu memberikan kode untuk memulai. Hwa Shin dan Hye Won sudah duduk dimeja siaran.
Sampai pukul 1 dinihari tadi,  67% total penghitungan suara telah masuk. Kang Suk Goo mendapatkan 5,246,578 suara. 72% total suara telah masuk. Jung In Jung mendapatkan 6,897,045 suara. SBC memprediksikan dia akan menang dengan prosentase kesalahan penghitungan sebesar 4%..” Ucap Hwa Shin tanpa melakukan kesalahan apapun, Dong Gi yang melihat memuji  Hwa Shin memiliki diksi yang bagus. 
88%  total suara masuk. Kang Suk Goo mengungguli Jung In Jung sebesar 2% suara. 97% total suara masuk, Jung In Jung mendapatkan 68...” ucap Hye Won terhenti dan mengaku mulai gugup.
Na Ri melihat dari luar ruang siaran, Hwa Shin menyuruh Hye Won untuk mengikutinya melakukan senam muka dengan membentuk seperti monyet, lalu membuat pipinya jadi bulat dan juga membuka lebar-lebar. Hwa Shin  meminta agar Hye Won merilekskan lidahnya dan mengajak mereka mulai kembali latihan. 


Hari berikutnya, Na Ri melihat dari balik jendela. Hwa Shin duduk di meja siaran dan Hye Won berada dibalik layar untuk memberitahukan grafiknya. Hwa Shin meminta agar  selesaikan latihannya. Ia pun mulai memberitahu  penghitungan regional dan Selanjutnya wilayah Gangseo-gu.
Lebih dari separuh total pemilih tersebar di tiga bagian Gangseo-gu.” Ucap Hye Won lalu dihentika oleh Hwa Shin.
“Hei... Kau terus saja mondar-mandir... Tentukan posisimu!” teriak Hwa Shin kesal. 

Di restoran cepat saji.
Na Ri mendengar dari meja kasir, Hye Won membahas Hwa Shin  tidak terlihat memakai pakaian dari Go Jung Won lagi dan bertanya apakah membutuhkan bantuanya.  Hwa Shin mengatakan akan mengurusnya sendiri. Hye Won melihat tatapan Na Ri bertanya apakah mereka sudah kencan. Hwa Shin mengatakan belum.
Boleh aku bergabung dengan kalian?” tanya Na Ri langsung duduk samping Hwa Shin lalu memberikan roti sandwichnya agar mau berbagi denganya. Hwa Shin hanya menatapnya
Ada banyak kursi kosong.” Kata Hwa Shin dingin, akhirnya Na Ri pun menaruh sandwich didepanya. Hye Won dan Hwa Shin hanya menatap Na Ri seperti penganggu.
Apakah semuanya berjalan lancar?” tanya Na Ri santai. Hye Won pikir itu sudah pasti. Na Ri juga tahu semuanya berjalan lancer dan berharap pemilihan umum akan segera selesai.
Aku lelah mendengar tentang hal itu kemanapun aku pergi. Apa Kau setuju?” ucap Na Ri membuka jaketnya lalu bertanya siapa yang dipilih Hwa Shin nanti. Hwa Shin menjawab Rahasia. Na Ri pun mengodanya kalau Hwa Shin memiliki banyak rahasia. Hwa Shin pun meminta agar Hye Won pergi lebih dulu. Hye Won pun membiarkan keduanya berbicara mnegingatkan kalau ada rapat jadi jangan terlambat.

Hwa Shin melipat tangan didada, berkomentar Na Ri itu pasti sangat bosan. Na Ri pikir Tidak ada kesempatan. Hwa Shin bertanya pakah Na Ri datang untuk bertengkar. Na Ri mengatakan tidak, Hwa Shin pun bertanya lalu apa tujuanya.
“Apa Kau penasaran siapa kandidat yang kupilih?” kata Hwa Shin menyindir, Na Ri mengaku tidak ingin tahu.
Reporter Park sangat jahat padaku. Dia bajingan berperut gendut bahkan menjadi sangat jahat padaku.” Ucap Na Ri mengadu, tapi Hwa Shin seperti tak peduli. Na Ri akhirnya mengaku kalau itu bohong dengan wajah sedih.
Maaf… Aku ingin kau mencemaskan aku.... Apa kau sibuk?” ucap Na Ri, Hwa Shin mengaku sibuk.
Kau tidak suka sibuk, kan?”kata Na Ri, Hwa Shin mengaku sangat meyukainya. Hwa Shin mengatakan akan pergi. Na Ri pun mengangguk mengerti mempersilahkan pergi saja. 

Na Ri menunggu disamping rumah lalu melihat kamar Hwa Shin dengan lampu menyala lalu melempar batu kearah jendela. Ibu Hwa Shin keluar rumah bertanya apakah Na Ri baru saja melemparkan batu ke jendela puteranya. Na Ri kaget meminta maaf karena tidak bermaksud begitu.
Kau kekasih Jung Won dan juga datang ke pemakaman.” Kata Ibu Hwa Shin mengenalnya, Na Ri membenarkan.
“Apa Kau mau jeruk?” tanya Ibu Hwa Shin, Na Ri menolaknya tapi ibu Hwa Shin tetap ingin memberikan dan melemparkanya. Na Ri dengan sigap langsung menangkapnya.
Kau tinggal dekat dengan puteraku Tolong berbagilah makanan dengan dia kalau ada waktu. Bisa, kan?” ucap Ibu Hwa Shin, Na Ri pikir tentu saja. Saat itu Hwa Shin keluar rumah berdiri disamping ibunya.

Kapan kau akan menikah dengan Jung Won? Kalian belum menentukan tanggalnya, kan? Calon ibu mertuamu bukan orang yang mudah. Tapi tetap, Jung Won adalah pria yang baik. Dia akan menjadi suami yang hebat. Kau gadis yang beruntung.” Puji Ibu Hwa Shin
Na Ri hanya diam saja melirik pada Hwa Shin karena mungkin akan salah mengira tentang dirinya, lalu mengatakan bukan seperti itu yang dirasakanya. Ibu Hwa Shin pikir tak perlu malu mengakuinya, dan emberitahu akan bertemu Ibu Jung Won besok jadi akan menceritakan bahwa mereka bertemu hari ini lalu masuk ke rumah dengan memberikan sisa jeruk pada anaknya.
Hwa Shin pun mulai memakannya, Na Ri  mencoba ramah dengan melambaikan tanganya pada Hwa Shin, tapi Hwa Shin seolah tak peduli. Na Ri tersenyum memberikan jeruknya juga, Hwa Shin menolak dengan tatapan datar lalu masu ke dalam rumah. Na Ri sedih melihat sikap Hwa Shin yang dingin saat seperti pertama kali melakukan cinta sepihak. 


Ja Young dan Sung Sook sarapan bersama di Rak pasta,   Kim Rak bertanya Apa yang akan mereka berdua lakukan sekarang. Ja Young menyuruh Sung Sook menyerah karena impianya itu tidak akan menjadi kenyataan. Sung Sook seperti tak peduli memilik untuk membaca koran sambil sarapan.
Letakkan koran selagi makan.” kata Ja Young, Sung Sook tetap membaca koran akhirnya Ja Young mengambil koran dan langsun meremasnya. Sung Sook berteriak marah pada tingkah Ja Young.
“Chef.. Apa Kau mau berkencan denganku? Ayo kita berkencan.” Ucap Ja Young to the point. Kim Rak kaget dan Sung Sook pun marah.

Apakah maksudmu kau menginginkan mereka berdua, Ppal Gang dan Chef?” ucap Sung Sook marah
Kau bilang aku boleh memilikinya dan tidak menginkan dia.” Balas Ja Young, Sung Sook mengingatkan kalau Ja Young  juga mengatakan hal yang sama.
Dasar serakah. Jika kau mengambil semuanya, lalu bagaimana denganku? Apakah aku harus hidup sendirian? Di samping fakta bahwa dia tidak memiliki keinginan berhubungan intim, dia masih muda, tampan, kaya, gagah dan juga manis. Dia pria sempurna. Apakah kau menyuruhku menyerah atas dia terhadapmu?” ucap Sung Sook dengan nada tinggi. Keduanya saling melirik sinis dan sama-sama berteriak. Kim Rak terlonjak kaget mendengarnya. 


Hye Won, Soo Jung, Gil Hae, Ja Young sudah ada dalam ruangan. Ja Young bertanya Kenapa Direktur memanggil mereka semua pagi-pagi begini. Direktur Oh mengatakan  Ini tentang pemilihan walikota mendatang dan punya masalah. Ja Young bertanya apa itu masalahnya.
Kedua kandidat protes pada kita. Ayah Nona Geum adalah pendukung kandidat nomor dua, sedangkan Ayah Nona Hong pendukung kandidat nomor satu. Kedua pihak merasa itu tidak adil. Apa yang bisa kita lakukan?” kata Gil Hae binggung.
Jika mereka berdua tidak bisa menjadi pembaca beritanya, lalu siapa?” tanya Ja Young, Hye Won dan Soo Jung hanya bisa diam saja. 

Hwa Shin bertemu dengan Direktur Oh terlihat kaget, Direktur Oh memberitahu Pilihan yang tersisa untuk menjadi rekannya dalam siaran pemilihan walikota hanya Park Jin Hee atau Pyo Na Ri, selain Hye Won. Hwa Shin merasa itu tak masuk akal dan  tidak bisa melakukannya.
Kau tidak punya hak mengatakan "tidak" dalam hal ini. Apa kau kira aku melakukan ini karena aku lebih menyukai Na Ri dan Jin Hee dibanding Hye Won yang lebih berpengalaman? Ayah Hye Won adalah pendukung kandidat nomor satu. Jadi, kandidat lain akan menggunakannya untuk menyebarkan rumor jadi Lakukan dengan orang lain.” Jelas Direktur Oh
Apa hubungannya Hye Won dengan semua itu? Dia tidak pernah menunjukkan kecenderungan pada pihak tertentu selama menjadi pembaca berita. Direktur juga tahu itu.” kata Hwa Shin membela
“Kau Pilih satu. Siapa yang kau pilih? Jin Hee atau Na Ri?” tanya Direktur Oh mempertegas
Aku terlanjur berlatih dengan Nona Hong.” Ucap Hwa Shin tak mau berubah, Direktur Oh tak ingin berdebat meminta Hwa Shin memilih salah satu dan memberitahu ketika sudah memutuskan.

Hwa Shin duduk diam dalam mejanya terlihat kebinggungan, Sek Cha datang membawakan setelan jas memberitahu kalau Jung Won memintaku mengantarkan pakaian ini untuk Hwa Shin dan mengatakan terus menonton siarannya. Hwa Shin hanya meliriknya.
Ia teringat kembali saat mulai pertengkaran dengan Jung Won Aku tidak akan menyerah atas dirimu, juga atas Na Ri. Aku akan memperlakukanmu seperti biasanya, dan akan melakukan segalanya yang kuinginkan untuk Na Ri.
Sek Cha pun meninggalkan pakaian dan ingin pergi, Hwa Shin bertanya tentang kabar Jung Won sekarang.Sek Cha pikir bisa menyampaikan pesan dari Hwa Shin  jika memang mengingikanya. Hwa Shin mengatakan hanya ingin tahu saja. Sek Cha pun akan menyampaikan walaupun terlihat binggung. 

Hwa Shin masuk ruangan siaran, Na Ri sudah duduk mengucapkan terimakasih karena sudah menjadi penganti Hye Won, Hwa Shin dengan sinis mengatakan tidak perlu berterima kasih karena tidak memiliki pilihan. Na Ri berjanji tidak akan melakukan kesalahan. Hwa Shin tiba-tiba meminta agar Na Ri tidak terluka, lalu mengubahnya.
Tidak masalah jika kau terluka. Kau akan membuat setidaknya 100 kesalahan selama 120 menit siaran langsung. Kau akan membaca ribuan angka yang belum pernah kau dapatkan sebelumnya. Kau harus membacanya segera setelah melihatnya.” Jelas Hwa Shin
Saat kau membacakan perolehan dari masing-masing distrik, maka kau harus pastikan tidak menghalangi grafisnya. Penonton bisa mengubah saluran. Kita tidak akan bisa menjadi yang pertama. Lalu, Direktur mungkin kehilangan posisinya.” Tegas Hwa Shin
Tapi itu bukan kesalahanmu juga. Hye Won lebih baik dibanding dirimu dan sudah berlatih ini bersamaku. Tapi mereka mengganti dia demi alasan yang tidak masuk akal, dengan pendatang baru sepertimu. Itu kesalahan mereka.” Ungkap Hwa Shin menyesal
Na Ri pikir mungkin akan melakukannya lebih baik dari Nona Hong dan menurutnya Tidak ada yang tahu. Hwa Shin menatapnya. Na Ri pikir Hwa Shin tidak mempercayai kompetensinya. Hwa Shin menegaskan Laporan pemilihan adalah perang dengan angka-angka. Jika salah membaca satu angka saja, maka akan menghancurkan kredibilitas stasiun tv mereka.  Na Ri pikir tidak akan melakukan kesalahan apa pun.
Untuk pemilihan walikota,  total angkanya tidak pernah melampaui sembilan digit. Cukup ingat bahwa tanda koma berarti juta dan ribu. Jangan berpikir untuk pulang ke rumah malam ini. Apa Kau lihat naskahnya dipenuhi angka? Bacakan sekarang juga dan Baca secara teknis.” Ucap Hwa Shin
Sampai pukul 1 dinihari tadi,  88% total suara telah masuk. Jung In Jung, dengan 3,234,789 suara, menang tipis dengan perkiraan salah hitung sebesar 3%. Kang Suk Gu,  dengan 4,678,256 suara, yang berarti 75.8% dari total suara, menang sebesar 5%. Mari berpindah ke distrik Dongjak.” Ucap Hwa Shin
Terdapat berita terbaru untuk kandidat Jung In Jung. Dia menerima 7,678,256 suara, hanya 2,600 suara lebih rendah dari rekor tertinggi yang pernah dicapai sebelumnya pada pemilihan walikota periode lalu sebanyak 7,675,656 suara.”kata Na Ri tanpa membuat kesalahan apapun.

Hwa Shin menduga Na Ri itu baru saja  minum alcohol. Na Ri menyangkalnya, tapi Hwa Shin mengatakan  bisa mencium aromanya. N a Ri mengaku hanya minum seteguk soju. Hwa Shin tak percaya karena mencium bau alkohol sekujur tubuh. Na Ri meminta maaf karena merasa sangat gugup lalu berkomentar Hwa Shin itu sangat sensitive, padahal Wajahnya juga tidak kelihatan seperti orang mabuk.  Hwa Shin mengaku bisa melihatnya.
Lidahku lebih lemas setelah minum.” Akui Na Ri
Itukah sebabnya kau bisa beradu argumen dengan sangat baik sekarang?” ejek Hwa Shin
Akan sangat memalukan jika melakukan kesalahan di hadapanmu. Aku tidak ingin terlihat tidak kompeten di depan seseorang yang ku sukai.” Ucap Na Ri
Apakah kau akan pergi minum juga saat siaran sungguhan nanti?” tanya Hwa Shin, Na Ri menjawab tidak mungkin. Hwa Shin pun bertanya apa yang akan dilakukan Na Ri
Aku akan berlatih, jadi bisa terdengar sama seperti sekarang.” Ucap Na Ri santai, Hwa Shin pun menyuruh Na Ri pergi untuk mengosok gigi, Na Ri pun keluar ruang siaran untuk mengosok gigi. 

Keduanya keluar ruang siaran, Hye Won menelp Hwa Shin bertanya apakah sudah selesai. Hwa Shin mengatakan sudah selesai. Hye Won sedikit mabuk mengatakan ingin minum bersama Hwa Shin karena kehilangan siarannya setelah berlatih dengan keras hanya karena ayahnya jadi membutuhkan seseorang untuk menyemangatinya.
Hwa Shin langsung setuju dengan melirik Na Ri yang masih ada didekatnya. Na Ri bertanya pakah Hwa Shin tak lapar dan mengajaknya untuk maka udon, Hwa Shin mengaku ada janji lalu bergegas pergi, Na Ri hanya bisa cemberut

Na Ri pergi ke warung tenda melihat Hwa Shin dan Hye Won sedang minum bersama, dalam hatinya bergumam kalau Hwa Shin seharusnya makan bersamanya dan bergegas pergi tapi akhirnya memilih untuk menutup wajahnya dan duduk tepat dibelakang Hwa Shin untuk menguping.
Apakah Na Ri melakukannya dengan baik?” tanya Hye Won, Hwa Shin membenarkan. Bibi pelayan mendekati Na Ri menawarkan menu, Na Ri berbisik ingin memesan udon Dan sebotol soju.
Apakah dia lebih baik dariku?” tanya Hye Won, Hwa Shin melihat Na Ri  semakin baik.
Bagaimana jika dia melakukan pekerjaan yang lebih baik dariku? Dia tidak boleh melakukan pekerjaan lebih baik dariku... Tidak boleh.” Ucap Hye Won sinis
Jangan kekanakan.... Jangan menyalahkan dirimu sendiri... Tetaplah kuat dan pertahankan integritasmu pada saat-saat seperti ini... Direksi goyah setiap saat. Tidak akan menyakitkan... untuk membiarkan orang lain tahu bahwa kadang kau juga merasa dirugikan.” Tegas Hwa Shin.  

Na Ri mencoba memundurkan kursinya agar bisa mendengar tanpa sadar menyenggol punggung Hwa Shin, dengan suara dibuat berat meminta maaf.  
Hwa Shin...Apakah ada yang berubah di antara kita setelah ciuman itu? Apakah sama saja?” tanya Hye Won. Na Ri yang bisa mendengarnya terlihat sedih, memilih menaruh uang dan pergi dengan membawa sebotol soju.  
Hwa Shin menjawab  Tidak ada yang berubah. Hye Won melihat Hwa Shin itu sangat dingin, yaitu bajingan berhati dingin. Dan bertanya-tanya apa yang membuatnya jadi bersikap dingin.
Na Ri sedang patah hati.”ucap Hwa Shin
Siapa yang putus dengan dia? Apakah itu Kau?” tanya Hye Won, Hwa Shin menjawab itu Temannya.
Aku harap Na Ri dan kau akan mengacaukan siarannya.” Ungkap Hye Won sinis. 

Na Ri masuk ke dalam Ruang Penyiar Cuaca melihat mejanya dengan senyuman bahagia karena sangat menyukai tempat itu lalu memutarkan badanya dengan bahagia. Na Ri pun pergi ke kamar ganti dan melihat masih tertempel namanya pada loker, senyumanya terus berkembang seperti sangat bahagia.
Akhirnya Na Ri pun masuk ke dalam kamarnya, lalu merasakan perutnya yang kosong karena belum di isi sebelum minum, lalu mencari di lemari ramen, tapi tak ada satupun. Na Ri mengintip ke sela lemari es, senyuman bahagia melihat ada ramen yang terselip disana. 

Na Ri datang ke Ruang Tidur Pria melihat Hwa Shin bertanya apakah ia boleh masuk. Hwa Shin dengan sinis melihat kalau Na Ri sudah masuk lebih dulu. Na Ri pun menawarkan mau ramyun, lalu mengoceh kalau  Hwa Shin juga datang ke ruang tidur wanita saat ia tidur di sana. Hwa Shin mencium bau akohol dan bertanya kapan Na Ri itu minum
Kau menyukai ramyun.... Kau harus makan karena baru saja minum.” Ucap Na Ri ingin memberikan ramen cupnya.
Apakah kau minum sendirian?” tanya Hwa Shin khawatir, Na Ri mengelengkan kepala tapi setelah itu mengakuinya kalau minum sendirian dan meminta Hwa Shin makan ramenya, Hwa Shin menolak.
Kalau begitu, aku juga tidak akan memakannya.” Kata Na Ri lalu menaruh diatas buffet.
Apa yang kau ingin untuk aku lakukan? Aku bisa melakukan segalanya untukmu. Jadi Berkencanlah denganku... Kumohon. Ayolah.” Ucap Na Ri dengan wajah melasnya. Hwa Shin hanya diam dan menundukan wajahnya.
Kenapa kau jadi begitu dingin padaku? Coba Beritahu aku. Aku bahkan putus dengan Jung Won.”kata Na Ri melipat tanganya karena kesal
Kau belum lama putus dengan sahabatku. Aku harus menunggu beberapa saat. Ditambah lagi, kau berpisah dengan seorang lelaki luar biasa. demi diriku. Tidakkah kau berpikir demikian?” kata Hwa Shin dengan mata berkaca-kaca
Na Ri tak percaya bertanya apakah Hwa Shin selama ini mencoba menahanya, Hwa Shin menganguk dan merasa kalau itu sangat berat. Na Ri hanya bisa menangis seperti anak kecil, Hwa Shin tersenyum mengejek Na Ri yang terlihat jelek saat menangis. Na Ri menangis sambil membaringkan tubuhnya di kasur terlihat tak percaya dengan semua ini.

Hwa Shin duduk disamping Na Ri menghapus air matanya dan meminta agar berhenti menangis, Na Ri pun mencoba untuk berhenti. Hwa Shin lalu berkata “Na Ri..   Maukah kau berkencan denganku? Bisakah kita... berkencan sekarang?” Na Ri tertawa dan kembali ingin menangis. Hwa Shin menaruh tangan Na Ri di lehernya lalu mulai menciumnya, keduanya terlihat bahagia bisa mengakui perasaan masing-masing. 
bersambung ke episode 20


PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.


FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar