Ah Ro
mencoba kembali mencari Moo Myung dibalik pohon menyakinkan kalau harus bisa
mendapatkanya, lalu dikagetkan dengan Joo Ki tiba-tiba sudah disampingnya. Joo Ki heran sepertinya apa yang ingin
dilihatnya. Ah Ro mengatakan kalau Itu bukan urusan Joo Ki.
“Kau ingin
melihat orang itu,tapi ia tidak akan keluar.”ucap Joo Ki sudah bisa menembaknya.
“Apakah
semua orang seperti itu? Menganggapnya tidak berarti Atau perasaan mereka berubah
dengan mudah?” kata Ah Ro
“Perasaan
pria yang berubah dengan mudah dan memang seperti itu, .. Kalau kau akan
mengatakan siapa, aku bisa mengatakannya lebih rinci. Siapa dia?” ucap Joo Ki
penasaran, Ah Ro ingin menyebutkan namanya akhirnya memilih untuk tak
mengatakanya.
Saat itu
Pengawal Putri Sook datang mengatakan kalau Putri mencari Ah Ro.
Wi Hwa
memberitahu kalau mereka akan diutus
untuk berdamai tapi tidak bisa menjamin keselamatan hidup mereka. Maek Jong mengerti pesan ibunya agar tetap
tinggal diam.
“Kalian
akan pergi selama tiga hari, Aku akan akan memilih orangnya... di halaman besok.
Sampai saat itu.. Aku akan memikirkannya dengan matang, Siapa yang akan melakukan itu?” kata Wi Hwa.
Semua terlihat tegang mendengarnya.
Ah Ro
menemui Putri Sook dengan wajah binggung menanyakan alasan harus pergi. Putri
Sook bertanya apakah Ah Ro lupa kalau ia adalah tabib pribadinya. Ah Ro pikir
dirinya bukan tabib resmi dan kalau dirinya pergi maka Hwarang...
“Ini
adalah perintah Ratu. Apa kau berani menolak Ratu? Semua harus kau lakukan
adalah tetap tenang dan ikut denganku” tegas Putri Sook, Ah Ro pun keluar
dengan wajah gelisah.
“Apa Aku
pergi... ke Baekje? Apa yang harus aku katakan Kepada Ayah?. Dia pasti akan
khawatir. Dan kakak... Ahh apakah dengar atau tidak dia tidak akan perduli, dia
itu berpikiran sempit, kecil, dan egois seperti cacing.” Ucap Ah Ro berbicara
sendiri.
Pengawal
Putri Sook menanyakan alasan membawa tabib Ah Ro, padahal Ada banyak tabib yang
lebih baik di istana. Putri Sook pikir pengawalnya itu mengetahui alasan ingin
membawanya. Pengawal Putri Sok hanya diam.
Maek Jong
mengetahui Sook Myung akan pergi ke Baekje. Pa Oh memberitahu karena untuk
persahabatan, sehingga adiknya hanya perlu membawa beberapa orang. Maek Jong
pikir Hanya karena Putri pergi, itu tidak akan membuat persahabatan.
“Kita harus
membujuk mereka dengan ... emas dan sutra.”Ucap Pa Oh bisa mengerti
“Sampai
kapan Silla .. akan terus membungkuk pada kerajaan kerajaan itu?” kata Maek
Jong penuh dendam.
Wi Hwa
sedang berada didepan lilin penerangan, Joo Ki datang dan Wi Hwa langsung memberitahu
kalau Ini dimulai terlalu cepat. Joo Ki tak mengerti maksudnya. Wi Hwa
mengungkapkan “Mengaduk sesuatu.” Joo Ki makin binggung mengaduk apa maksudnya.
“Saatnya
telah tiba... lebih cepat dari yang diharapkan.” Ucap Wi Hwa
“Sejak tadi
kau terus terusan bergumam Waktu apa yang sudah tiba?” tanya Joo Ki makin
penasaran
“Waktu
untuk Hwarang ... untuk memasuki dunia.” Tegas Wi Hwa lalu mematikan lilin yang
ada didepanya.
Wi Hwa
berbicara di depan para Hwarang bertanya apakah mereka sudah berpikir dan tidak
ada satupun yang mau mewakili hwarang. Yeo Wool pikir tak akan ada yang pergi
ketika tahu kalau sangat berbahaya. Saat
itu Putri Sook masuk ke dalam ruangan dengan Ah Ro.
“Para utusan
akan pergi ke Baekje untuk menciptakan persahabatan dengan mereka. Tapi, aku
tidak bisa menjamin kalian akan tetap hidup. Ini adalah misi pertama Silla
untuk Hwarang. Jika kalian pulang dengan selamat, maka kalian akan diberikan
kehormatan besar. Tapi, jika kalian gagal, maka tidak akan ada perdamaian di
Silla. Aku dan tabibku akan membawa sebuah kelompok kecil.” Ucap Putri Sook
Maek Jong
bertanya-tanya dalam hati ingin tahu alasan Putri Sook itu membawa Ah Ro
bersamanya.
“Aku akan
bertanya lagi. Siapa Yang akan menemaniku untuk ke Baekje?” ucap Putri Sook.
“Jangan bilang
kau akan pergi. aku sungguh-sungguh.” Gumam Ah Ro menatap ke arah Moo Myung.
Moo Myung
mengangkat tangan dan mengatakan bersedia pergi, Ah Ro kaget tapi tak bisa
berkata apapun. Soo Ho melihat Moo Myung akan pergi langsung menunjuk tangan.
Yeo Wool kaget karena Soo Ho ingin ikut. Wi Hwa pun memuji So Ho yang membuat
pilihan yang bagus.
Ban Ryu
mengangkat tangan memutuskan akan pergi, Teman Ban Ryu tak percaya temanya akan
ikut. Maek Jong mengangkat tanganya, Wi Hwa pura-pura tak melihatnya dan berpikir
kalau tak ada yang mau pergi. Maek Jong langsung berkata kalau akan ikut pergi
dengan mereka. Wi Hwa pun tak bisa melarang dengan menyimpulkan ada empat orang
yang akan ikut dengan Putri Sook.
“Lindungi
Putri Sook Myung... dan bangun persahabatan dengan mereka Apakah kalian
mengerti?” ucap Wi Hwa, semua hanya diam dengan wajah tegang.
Ah Ro
menyiapkan makanan untuk ayahnya, Tuan Ahn binggung melihat menu diatas meja
berpikir kalau mereka kehabisan Nasi lagi dan mengajak untuk makan bersama. Ah
Ro menolak dengan alasan makan sudah tadi.
“Apa ada
masalah?” tanya Tuan Ahn melihat wajah anaknya, Ah Ro menyangkal
“Karena
aku, kau pasti menderita Aku minta maaf.” Ucap Tuan Ahn merasa bersalah
“Orang-orang
miskin di ibukota bisa diobati dan aku
ucapkan terima kasih kepada ayah.” Kata Ah Ro menenangkan ayahnya.
Tuan Ahn
pikir kalau Ah Ro bisa menunggu sebentar lagi maka... Ah Ro memotong kalau
dirinya baik-baik saja dan akan bekerja di Rumah Hwarang hari ini, jadi
menginginkan agar ayahnya terus menjadi Tabib besar dan jangan membedakan
kalangan manapun.
“Jadilah
orang yang membantu orang lemah dan tak berdaya. Dengan begitu, Aku bisa hidup,
Ini aku katakan dengan tulus,Ayah” ungkap Ah Ro
Ah Ro
menuliskan surat, dengan menahan tangis meminta agar ayahnya tak perlu
mengkhawatirkannya karena akan kembali dengan selamat. Sementara Ratu dalam
kamarnya terlihat marah dan panik mengetahui Maek Jong yang ikut dalam utusan
Putri Sook.
“Anak itu
menerima surat ku. tapi dia tetap menawarkan diri sebagai utusan” ucap Ratu
murka, Pengawalnya hanya bisa mengucapkan permintaan maafnya.
“Kenapa
dia tidak mematuhiku? Dia membuat ibunya menjadi orang bodoh. Mengapa?!!
Mengapa?!!” teriak Ratu Ji Soo benar-benar murka.
Sun Yun
menangis tersedu-sedu, Ah Ro meminta temanya berhenti menangis. Sun Yun merasa
Ban Ryu itu tidak peduli sama sekali dan tak percaya kalau membuat keputusan
seperti itu bahkan tanpa berbicara dulu kepadanya.
“Bisakah
kau memikirkanku juga?aku juga akan pergi” keluh Ah Ro pada temanya hanya
memikirkan Ban Ryu
“Aku
harus memberinya sesuatu” kata Sun Ryu, Ah Ro ingin tahu apa yang akan
diberikanya.
“Rambutku”
kata Sun Yun, Ah Ro pikir kalau ini sedikit berlebihan
“Ini juga
terlalu berlebihan, Aku tidak tahu apa dia.. akan Hidup atau mati Aku perlu
melakukan ini supaya dia mengingatku” kata Sun Yun sangat peduli dengan Ban Ryu
Ah Ro
mengingatkan temanya kalau ia juga akan pergi bersama, Sun Yun pikir Ah Ro akan
pergi dengan kakaknya jadi tak perlu mengkhawatirkanya. Ah Ro tahu tapi
wajahnya terlihat ikut mengkhawatirkan sesuatu.
Sung Rang
tiba-tiba merengak pada Moo Myung sambil mengejarnya. Moo Myung pikir Sung Rang
tak perlu mengeluh padanya dan seharusnya mengatakan saat pertemuan tadi. Sung
Rang mengaku tidak tahu karena bersembunyi jadi meminta agar Moo Myung
membawanya dan mengatakan pada Wi Hwa.
“Bilang
sama saja dengan yang lain.” Perintah Moo Myung
“aku
tidak suka orang lain, tapi Aku menyukai kau.” Ungkap Sung Rang
“Bagaimana
bisa kau mengatakannya terang terangan? Aku tidak tahu harus berkata apa.”
Keluh Moo Myung, Sung Rang menekan bagian wajah Moo Myung.
“Apa kau
pikir aku bayi ? Aku sudah dewasa. Aku bisa menahan semua itu”kata Sung Rang
Moo Myung
ingin tahu alasan Sung Rang menyukainya. Sung Rang juga tak tahu tapi
menurutnya Moo Myung itu keren.
Dan Se
yang melihat Sung Rang langsung membungkuk meminta maaf pada Moo Myung dengan
menghalangi sang adik. Moo Myung senang melihat Dan Se datang meminta agar menahan
Sung Rang agar tak mengikutinya.
“Aku
merasa seperti dia akan mengikutiku ke Baekje.” Ungkap Moo Myung lalu pamit
pergi. Sung Rang panik dan ingin mengikutinya. Dan Se langsung menahanya
“Tidak!
Aku ingin pergi denganmu.” Rengek Sung Rang meraung seperti anak kecil.
Pa Oh
duduk merenung dengan wajah sedih, Maek Jong melihat berpikir kalau Pa Oh
Sekarang tidak tahan lagi. Pa Oh meminta maaf karena tidak punya kekuatan untuk
berdiri jadi meminta agar tetap duduk selama satu menit.
“Katakan
saja yang sebenarnya ... Kau ingin pergi denganku” kata Maek Jong
“Kata "Tetap
Tinggal." Kau melihat bahwa surat itu menyuruhmu untuk tetap tinggal. Ratu
memperingatkanmu dalam suratnya. Kenapa kau harus menjadi Utusan? Apa kau pikir
hidupmu hanya untukmu sendiri? Tanpa kau, tidak akan ada Silla. Ketika umurmu 7
tahun aku membawamu keluar dari istana menyaksikan kau tumbuh dan aku dilindungi mu” kata Pa Oh panik
“Aku
mengerti, jadi tenanglah” ucap Maek Jong
“Kau tidak
boleh melakukan ini padaku. Kau bahkan tidak berbicara dengan ku tentang hal
itu. Bagaimana bisa kau dalam bahaya terus seperti ini? Aku bahkan tidak bisa
pergi dengan mu... Tapi...” kata Pa Oh langsung menangis tersedu-sedu. Maek
Jong seperti malu meminta Pa Oh agar menangis.
Ban Ryu
keluar dari Rumah Hwarang lalu melihat Sun Yun yang sudah menunggunya. Di sisi
lainya tempat lain, Sun Yun memberikan sebuah kantung kain, meminta agar Ban
Ryu mengambilnya. Ban Ryu melihat itu adalah kepangan rambut milik Sun Yun,
“Karena aku
tidak bisa pergi dengan mu. Jangan terlalu memberatkan diri...” kata Sun
Yun,Ban Ryu mengaku tak memberatkan diri
“Kalau
begitu... Pergilah dan kembalilah dengan selamat. Aku akan menunggumu” ucap Sun
Yun lalu memberikan kecupan di pipi Ban Ryu lalu beranjak pergi. Ban Ryu
menarik Sun Yun dan langsung memberikan ciuman, Sun Yun sempat terkejut tapi
akhirnya menutup mata menerima ciuman dari Ban Ryu.
Ban Ryu
tersenyum-senyum sendirian memegang bibirnya karena baru saja mencium Sun Ryu.
Tiba-tiba Kang Sung datang memberikan hormat lalu dengan mata mendelik
memperingatkan agar Ban Ryu menyadarkan dirinya.
“Kali ini
jangan mengecewakan Tuan Young Shil” tegas Kang Sung, Ban Ryu pun hanya diam
saja dan Kang Sung pun pergi lebih dulu.
Pa Oh
mengikuti Maek Jong yang akan pergi seperti tak rela melepaskanya, meminta agar
memilirkannya lagi. Maek Jong menegaskan kalau pilihanya sudah bulat. Tiba-tiba
Pa Oh berlutut sambil menangis, Maek Jong panik takut ada orang yang melihatnya
lalu menyuruh Pa Oh berhenti sebagai perintah dari Raja.
Dan Se
berjalan dengan Moo Myung berpikir kalau Ia kembali hidup-hidup, maka akan
mempertimbangkannya. Moo Myung binggung apa maksud ucapannya, Dan Se mengaku
akan melayani Moo Myung sebagai gurunya. Moo Myung tersenyum berpikir lebih
baik Jangan melayaninya, karena sudah mengatakan kalau status mereka itu sama.
Putri
Sook sudah siap dengan pedangnya, saat melihat Ah Ro tatapan sinis dan pergi
meninggalkanya lebih dulu. Ratu datang ke lapangan rumah Hwarang, tatapan sinis
melihat anaknya yang ikut menjadi utusan.
Wi Hwa
sudah ada dibalkon atas, memberitahu Tugas mereka adalah untuk menjaga Putri
Sook Myung dan Menjaga kehormatan sebagai Hwarang. Serta berpesan agar Jangan mundur dari pertarungan dan harus
melakukan semuanya untuk Silla.
“Kalian
mungkin akan menghadapi situasi tak terduga di perjalanan, Ingat setiap kali
...Kalau kalian adalah Hwarang!Kalian adalah kebanggaan Silla!Apakah kalian
mengerti?” ucap Wi Hwa, semua menjawab mengerti.
“Kalian
Ber Empat akan pergi sebagai Utusan meminta persahabatan dengan Baekje. Kalian
juga akan menjaga Putri Sook Myung. Pergi dan perkuat hubungan dengan
Baekje yang telah di tempat sejak raja
ke-19 Silla.” Pesan Ratu, Semua menjawab mengerti.
Semua pun
keluar dengan menunggangi kuda. Soo Ho duduk diatsa kuda mengingat percakapan
dengan ayahnya.
Flash Back
Kim Seub
memuji anaknya yang sudah memilih keputusan terbaik meminta agar melindungi
Putri dari Silla adalah sesuatu yang
Hwarang harus lakukan, lalu ingin tahu alasan Soo Ho yang melaukan hal seperti
ini demi ratu.
“Ayah....
Melindungi Raja ... sama juga melindungi Ratu. Apa itu benarkan?” ucap Soo Ho
yakin
Sementara
Ban Ryu mengingat tujuanya untuk ikut bersama dengan Moo Myung, saat itu kaget
karen harus ikut pergi menjadi utusan.
Flash Back
Tuan Park
mengatakan kalaua da sesuatu yang harus dilakukan, lalu memberikan selembar
amplop meminta agar di beriksan secara diam-diam pada Putra Mahkota Baekje. Ban Ryu menanyakan
isinya, Tuan Park mengatakan kalau surat
ini adalah judi.
“Sebuah
pertaruhanku mengambil Silla. Kau harus memberikan surat ini ... untuk Putra
Mahkota.” Perintah Tuan Park
Maek Jong
mengingat perkataan ibunya kalau semakin ia
mencoba untuk melakukan sesuatu, maka orang-orang di sekitarnya akan
terluka karena Maek Jong sendiri, maka meminta agar jangan melakukan apa-apa jika ingin melindungi
orang-orang di sekitarnya.
Sementara
Moo Myung mengingat pesan Tuan Ahn agar melindungi Ah Ro dan harus melakukan
apa pun untuk melindunginya. Moo Myung benar-benar ikut dengan Putri Sook
karena ingin melindungi Ah Ro. Putri Sook terlihat duduk anggun dalam tandu.
Tuan Ahn
baru membaca surat yang ditinggalkan Ah Ro, “Ini Perintah Ratu, Aku akan pergi
sebagai utusan dengan Putri ke Baekje. Aku pergi dengan Sun Woo, jadi jangan
khawatir. Kami akan kembali dengan selamat. Jaga diri baik baik, Ayah.” Tuan
Ahn terlihat sangat marah membacanya.
“Harus...
Sampai kapan...” jerit Tuan Ahn sangat kesal
Saat itu
ia sudah duduk kedai meminum arak, Wi Kyung Kong datang heran melihat Tuan Ahn
seorang tabibi yang tidak menuangkan Arak kedalam cangkirnya dan ingin tahu
tujuanya. Tuan Ahn dengan penuh rasa amarah merasa harus tahu bagaimana cara
menurunkan Ji So dari Takhta
Moo Myung
melihat Putri Sook duduk sendirian dan langsung datang menghampiri ingin tahu
alasannya membawa Ah Ro. Putri Sook mengaku tidak membawanya, tapi ada satu
Hwarang yang bisa dipercaya, yaitu orang yang berdiri didepanya.
“Akui
saja kau yg melakukannya. Dengan begitu, Kau tidak perlu membawa adikku.” Kata
Moo Myung
“Kita
membutuhkan Tabib dan Aku juga butuh seorang wanita untuk melayani ku.” Tegas
Putri Sook.
Moo Myung
tiba-tiba mengarahkan kepalanya dan Putri Sook terlihat kaget langsung memejamkan
mata berusaha untuk menghindar. Ia pikir
Seharusnya membiarkannya saja dari dulu dan sekarang lalu melepaskan
lalat yang ada ditanganya.
Putri
Sook yang terlihat kaget seperti tak bisa mengatur irama jantungnya, dan
merasakan sesak dibagian dada, bunyi nafasnya pun tak teratur. Moo Myung
langsung menahan Putri Sook yang akan jatuh pingsan, Putri Sook seperti makin
panik karena berdekatan langsung dengan Moo Myung.
Dari
kejauhan Ah Ro melihat Moo Myung yang memegang Putri Sook seperti sangat perhatian.
Putri Sook pun berusaha untuk mengatur nafasnya dengan Moo Myung yang menahanya
agar tak terjatuh, Ah Ro terus melihat Moo Myung dari balik pintu seperti
hatinya terasa sakit.
Ban Ryu
duduk di pinggir sungai dengan memegang rambut milik Sun Yun, dan mengingat
kembali ciumanya yang membuatnya tersenyum bahagia. Tiba-tiba Soo Ho datang bertanya apa yang
sedang dipikirkanya, Ban Ryu buru-buru menyimpan kantung dari Sun Yun dan akan
pergi.
Soo Ho
memanggilnya, melihat kantung milih Ban Ryu yang terjatuh dan mengembalikanya.
Ban Ryu mengambilnya kembali dan mengucapakn Terima kasih lalu bergeras pergi.
Soo Ho melonggo binggung karena Ban Ryu
mengucapkan "Terima kasih" karena tidak pernah mendengar dia
mengatakan itu sebelumnya.
Moo Myung
membawakan bawaan Putri Sook ke dalam kamar,
Putri Sook melihat tempat tidur kayu yang tersedia. Moo Myung
memberitahu mereka akan memasuki Baekje
besok jadi Putri Sook harus tidur bahkan jika tidak bisa tidur sehingga bisa menaiki
kuda. Putri Sook pun mengucapkan terimakasih.
“Aku
tidak ingin orang melihatnya dan Kau tidak tahu bagaimana memalukannya itu.”
Kata Putri Sook, Moo Myung sudah mengetahuinya lalu keluar dari ruangan. Putri
Sook hanya bisa terdiam mendengarnya.
Maek Jong
duduk diam dalam ruangan, mengingat kembali ucapan Wi Hwa sebelumnya “Sebuah
bangsa Dengan Rakyat yang bahagia dan rajanya menderita. Kalau kau ingin membuat
sebuah bangsa seperti itu,maka kau jadi Raja itu akan baik baik saja”
Sementara
Ah Ro mengingat saat melihat Moo Myung yang memegang Putri Sook, lalu
mensugesti dirinya agar tidak akan menangis. Tapi malah membuatnya makin
menangis, dan seseorang datang menghampirinya, terlihat Moo Myung datang.
Ah Ro
mengaku kalau memang bodoh,menurutnya Moo Myung ikut pergi itu karena alasan
Putri Sook bukan karena dirinya. Moo Myung hanya diam, Ah Ro dengan menahan
tangis mengaku kalau Hatinya seperti
ingin beristirahat setiap kali Moo Myung bahkan ketika sudah melihat Moo Myung
masih merindukannya.
“Tapi
kau... Kau baik-baik saat melihatku, kan?” kata Ah Ro dengan menahan tangisnya.
“ini
karena aku.... Bukan karena kau.. tetapi karena aku.. Aku sangat marah dengan
diriku sendiri dan merasa sangat buruk. Itu sebabnya aku tidak bisa melihat
mu..” akui Moo Myung
“ Lalu...
Apa kau juga.. Merindukan aku.. dan putus asa ?”tanya Ah Ro
“Aku
sangat membenci diriku sendiri, tapi keinginanku untuk melihatmu... Sangat
putus asa yang selalu mengalahkan itu.”
Akui Moo Myung dan langsung memeluk Ah Ro.
Ah Ro pun
bisa tersenyum dipelukan Moo Myung, tiba-tiba beberapa orang datang dengan
membawa obor seperti ingin menyerang. Moo Myung mengajak Ah Ro untuk segera
pergi, tapi mereka malah sudah terkepung seperti semua siap untuk membalas
dendam. Saat itu dari kejauhan, Maek Jong melihat orang-orang dengan obor yang
mengepung Ah Ro dan Moo Myung.
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
Tidak ada komentar:
Posting Komentar