PS : All
images credit and content copyright : SBS
Na Ri dan reporter Park sudah ada di meja siaran,
tiba-tiba reporter Park menyuruh Na Ri agar membawakan kopi. Na Ri binggung melihat jam tanganya karena mereka akan
segera mulai. Reporter Park memang sengaja menyuruhnya
agar membawa kopi karena mereka segera mulai.
Na Ri pun tak bisa menolak keluar dari ruangan.
Direktur Oh dan Ui Geu binggung karena mereka segera
mulai tapi Na Ri malah keluar ruangan siaran, Na Ri bergegas ke tempat kopi,
Hwa Shin baru saja membuat kopi binggung Na Ri malah keluar padahal sebentar
lagi akan siaran. Na Ri buru-buru kembali memberikan minuman pada reporter
Park.
“Kopi akan membuat mulutmu kering, dan sulit berkata-kata dengan
stabil selama siaran. Aku
mencampur air dingin dan panas agar merilekskan. Silahkan diminum.” Ucap Na Ri
“Kalau kubilang kopi, seharusnya
kau membawakanku kopi. Beraninya
kau membawakanku air dan
mencoba mengajari soal pengucapanku!” kata
Reporter Park dengan nada tinggi, Hwa Shin melihat dari kejauhan.
“Dia mulai lagi, mengintimidasi
rekannya.” Komentar Direktur Oh lalu panik melihat
Hwa Shin datang ke meja siaran dengan wajah penuh amarah.
Hwa Shin memberikan gelas kopinya pada Reporter Park, Na
Ri menatap Hwa Shin dengan wajah sedih, Reporter Park pun mengucapkan
terimakasih. Hwa Shin pun kembali ke belakang kamera terdengar Na Ri yang
mengajak seniornya agar berlatih untuk pembukaan lalu memulai berita lebih dulu.
“Kenapa juga aku harus berlatih
denganmu? Kau hanya
perlu melakukannya dengan baik, Beraninya
kau mendikteku!!” kata Reporter Park sinis,
“Maafkan aku Dan aku akan membacakan komentar
ketiga dan keempat.” Ucap Na Ri
“Kau tidak pantas membacakannya.” Ejek Reporter Park, Na Ri pikir ia akan mambawa dua yang pertama. Reporter Park mengatakan Na Ri tak perlu karena ia yang
akan melakukannya semuanya. Na Ri pun hanya
bisa mengangguk mengerti.
Ui Geu melihat si Bajingan
itu tidak berubah sama sekali dengan menekan
rekan kerjanya, lalu mengajak minum bersama. Direktur Oh
bisa mengerti dan sudah melihatnya jadi mereka akan membicarakan nanti. Hwa
Shin melihat dari kejauhan Na Ri yang ditindas oleh seniornya. Setelah berita
selesai Na Ri duduk diatas toilet hanya bisa menangis sendirian.
Hwa Shin dan Hye Won selesai membawakan berita malam
bersama, Hye Won bertanya Apakah menyenangkan tinggal di
sana. Hwa Shin sempat terdiam dan mengatakan sangat
menyenangkan. Hye Won pikir pasti tidak nyaman. Hwa Shin rasa tak seperti itu.
“Apakah Reporter Park juga
bersikap seperti bajingan saat siaran bersamamu?” tanya Hwa Shin, Hye Won hanya menatapnya. Hwa Shin pun
tak mau membahasnya lagi.
Ibu Hwa Shin menelp bertanya apakah anaknya mengenal gadis
yang siaran bersamanya karena menurutnya
wajahnya sangat cantik dan apakah
sudah berkencan
dengan seseorang. Hwa Shin dengan percaya
diri kalau Hye Won itu menyukainya. Ibunya tak suka anaknya itu bercanda karena
sedang bicara serius sekarang.
“Kau harus Dekati dia.” Kata Ibu Hwa Shin ingin segera anaknya menikah
“Ibu… Tunggu selama 10 hari, maka Aku akan memperkenalkan wanitaku.” Tegas Hwa Shin lalu bergegas pergi keluar dari kantor
Ketika sampai parkiran Hwa Shin terdiam melihat sosok
pria dan wanita sedang berciuman di dalam mobil, ketika masuk ke dalam mobil
melihat Hye Won yang baru selesai berciuman dan agar segera pergi dengan pria
yang sudah keluar dari mobilnya.
“Kenapa kau menatapku seperti itu?” ejek Hye Won sengaja menghentikan mobilnya didepan
mobil Hwa Shin
“Aku belum menyerah tentangmu. Sampai jumpa besok.” Goda Hye Won lalu pergi meninggalkan parkiran, Hwa Shin
tertawa merasa tak bisa dipercaya ternyata Hye Won bisa mencium pria lain dan
mengaku menyukainya.
Sung Sook pergi ke bioskop mencari-cari kursinya berpikir
Bbal Gang sudah datang duduk dikursinya, tapi betapa terkejutnya melihat Kim
Rak yang duduk di kursi Bbal Gang begitu juga sebaliknya.
Ketika menonton Film, Sung Sook menangis menonton Film,
Kim Rak pun memberikan saputanganya,
Sung Sook menghapus air matanya. Kim Rak seperti memiliki rasa simpati memeluk
erat Sung Sook. Sung Sook kaget karena Kim Rak sekarang bisa memeluknya.
Hwa Shin datang ke tempat Na Ri, sementara Na Ri sedang
membaca buku bertanya kenapa Hwa Shin tak tidur malah datang ke kamarnya bahkan
belum berganti pakaian, lalu bertanya apakah ada yang ingin
dikatakan. Hwa Shin membenarkan, Na Ri
mengajak keluar kamar karena lebih baik bicara diluar saja. Hwa Shin menolak
berjalan mendekati Na Ri ke tempat tidur.
Na Ri panik apa yang ingin dilakukan Hwa Shin padanya,
“Apakah Reporter Park jahat
padamu?” tanya Hwa Shin, Na Ri tetap menyangkalnya, Hwa Shin
menatap tak percaya karena tahu Reporter itu memang jahat.
“Apakah dia merendahkanmu?” tanya Hwa Shin, Na Ri berkomentar Reporter Park itu
baik padanya. Hwa Shin langsung duduk di atas tempat tidur Na Ri.
“Apa-apaan ini ? Kenapa kau duduk di sini? Keluarlah.” Kata Na Ri mendoron Hwa Shin agar keluar dari kamarnya.
“Aku gugup” kata Hwa Shin langsung duduk dengan memeluk erat Na
Ri, semantara Na Ri merasa Hwa Shin itu sudah gila sekarang.
“Dasar Bajingan itu. Kalau dia mengajakmu minum
bersama, jangan mau melakukanya. Jangan pula pergi makan dengan
dia. Jangan
melakukan kontak mata dengannya selama siaran.”
Kata Hwa Shi khawatir memeluk erat Na Ri
Na Ri yang berada di pelukan Hwa Shin meminta tak perlu
khawatir, karena akan
mengurus hal itu. Hwa Shin mengaku ingin
tetap bersama Na Ri sekarang. Na Ri bertanya lalu apa
maksudnya. Hwa Shin meminta agar malam ini Na Ri tidur denganya lalu mengemasi
barang mereka dan melarikan diri dari neraka
ini. Na Ri membaringkan kepalanya di dada Hwa Shin.
“Reporter Lee. .. Berhenti menggangguku dan keluar
saja. Bukan
Reporter Park yang membuatku tertekan, tapi kau.”
Ucap Na Ri
“Tidak, itu tidak benar.” Kata Hwa Shin memaksa kepala Na Ri agar bersandar di
dadanya, Na Ri menegasakan kalau itu
memang benar mendorong Hwa Shin agar turun dari tempat tidurnya sekarang,
“Aku tidak akan melakukan apa pun, hanya tidur saja di sampingmu. Lantai satu terlalu terbuka jadi Tidak ada pembatas dan Ini Memusingkan sekali.” Bisik Hwa Shin memohon
Tapi Na Ri tetap mendorong Hwa Shin agar turun dari
tempat tidurnya, Hwa Shin mengumpat Na Ri itu wanita yang jahat
sekali. Na Ri memperingatkan Hwa Shin agar tak curang, Hwa Shin
memohon agar mereka pulang saja ke rumah lalu duduk kembali diatas tempat
tidur.
“Apakah kau... kau tidak
penasaran?” kata Hwa Shin, Na Ri mengelengkan
kepalanya.
“Kalau kau menyukai rumah ini, maka turunlah ke lantai bawah.” ucap Hwa Shin,
Na Ri setuju dengan berjalan keluar dari pintu kamarnya dan langsung
mendorong Hwa Shin keluar. Hwa Shin mengetuk pintu dengan wajah kesal harus
tidur di kamar bawah tanpa ada dinding pembatas.
Sung Sook dan Kim Rak makam malam bersama di restoran
jepang, Kim Rak bertanya-tanya Apa yang dipikirkan oleh Ppal
Gang sampai
mengirim mereka menonton
film bersama. Sung Sook pikir anaknya itu sengaja
melakukan karena film
romantis.
“Dilihat dari dia membuat kita menonton
bersama dan bukannya kau dengan Ja Young, aku yakin... dia memilihku sebagai Ibunya.”ucap Sung Sok yakin, Kim Rak hanya mengangguk mengerti.
“Aku yakin, Ppal Gang akan
mengajakku tinggal bersama, secepatnya.” Kata Sung
Sook, Kim Rak tak banyak komentar karena sudah tahu jawaban Bbal Gang.
Malam hari terdengar bunyi suara bel yang tak
henti-henti, Na Ri dan Hwa Shin sudah terlelap dalam tidurnya tak bisa
mendengar suara bel. Jung Won akhirnya turun melihat Soo Jung yang datang ke
rumahnya dalam keadaan mabuk.
“Jadi, kau tidak lebih tahu
tentang Na Ri dibanding
Lee Hwa Shin?” ucap Soo Jung
“Kau bisa Lihat jam berapa sekarang. Jangan menceritakan padaku apa
pun tentang rasa suka Na Ri pada Hwa Shin. Aku tidak ingin mendengarnya. Hentikan.” Kata Jung Won kesal
“Aku sudah bilang padamu bahwa akan datang setiap malam untuk
menceritakannya padamu. Tentang
Na Ri dan Reporter Lee, selayaknya menulis diary. Diary seharusnya ditulis setiap
hari. Aku tahu
kalau kau selalu pergi berpesta selama belajar di Amerika.” Ucap Soo Jung dengan sengaja bersandar di dada Jung
Won.
Hwa Shin sudah ada didalam lift, Na Ri pun masuk kedalam.
Hwa Shin bertanya apakah Na Ri sudah makan siang, Na Ri mengelengkan
kepalanya. Hwa Shin pun mengajak mereka makan
bersama. Na Ri langsung setuju. Keduanya masuk ke dalam sebuah
gedung pernikahan dengan banyak karangan bunga.
Na Ri binggung apakah mereka akan makan di tempat ini.
Soo Young masih menunggu diruangan dengan sebuket bunga di tanganya, Hwa Shin
melonggo masuk dan senyuman Soo Young terlihat dan Hwa Shin pun melambaikan
tanganya. Tapi Soo Young terlihat cemberut melihat Hwa Shin datang dengan Na Ri
memperkenalkan sebagai kekasihnya.
“Pertama, ku ucapkan selamat. Kau
pasti tidak mengira bahwa aku tahu kalau kau mengencani
kami
berdua, aku dan Jung Won, benar,
kan? Aku tidak
akan pernah memaafkanmu, tapi
jika kau melakukan sesuatu, maka aku
akan selalu menganggapmu sebagai cinta pertamaku yang indah.” Ucap Hwa Shin, Soo Young bertanya apa itu.
“Apakah kau lebih menyukaiku atau Jung Won?” tanya Hwa Shin, Na Ri menyengol lengan Hwa Shin agar
tak menanyakan hal itu.
“Apa Kau akan memberikanku hadiah yang
besar?” tanya Soo Young, Hwa shin mengatakan akan memberikanya.
Soo Young menatapnya, Hwa Shin merasa Soo Young pasti memilihnya.
“Kau lebih menyukaiku dibanding
Jung Won, kan? Kau masih
menyesali kandasnya hubungan kita dan tidak bisa melupakannya, benar, kan?” kata Hwa Shin percaya diri
“Sebenarnya, aku lebih menyukai
Jung Won. Aku gadis
yang berpikiran sederhana. Dan Kau tahu, aku bukan tipe yang
rumit.” Kata Soo Young
“Gadis berpikiran sederhana juga
menyukaiku.” Komentar Hwa Shin sedikit kecewa. Na Ri
tersenyum mendengar jawaban Soo Young.
“Kenapa kau putus dengan Jung Won?” tanya Na Ri, Hwa Shin setuju dengan pertanyaan
juniornya itu.
“Karena dia anak yang baik. Selain Dia anak yang penurut pada orang
tua dan
mungkin akan selalu seperti itu. Kau
juga wanita, pasti tahu bagaimana sikap
seorang anak penurut seperti dia.” Kata Soo
Young, Hwa Shin mengaku kalau ia tak seperti itu.
“Lalu, kenapa kau putus dengannya?” tanya Na Ri penasaran
“Karena dia egois.” Jawab Soo Young blak-blakan, Hwa Shin berteriak kesal
mendengarnya.
“Dia tidak tahu bagaimana cara
memberi cinta dan terbiasa
hanya menerima. Dia
lebih pencemburu dari wanita dan menjengkelkan. Fisiknya saja yang merupakan
seorang pria.”komentar Soo Young melihat sosok Hwa
Shin
Na Ri terus tersenyum mendengarnya, Hwa Shin tak percaya
karena sebelumnya Soo Young bilang tidak ada lagi penyesalan
di antara mereka. Soo Young memberitahu Hal
yang bisa dilakukan Hwa Shin dengan
baik hanya belajar, tapi
terlalu arogan. Menurutnya mereka belum lama
berkencan jadi Na Ri mungkin belum
tahu mengetahuinya.
“Tapi, dia itu mengidap OCD dan
pemilih sekali soal makanan. [OCD
: penyakit mental di mana penderita terobsesi dengan sesuatu] Aku selalu gugup setiap kali
pergi makan bersama. Aku
takut akan ada rambut yang tertinggal di makanan Karena jika itu terjadi, kencan kami akan
langsung kacau.” Cerita Soo Young
“Memikirkan harus memasak untuknya
seumur hidup, maka aku tidak
bisa mengatasinya. Dia
akan selalu memprotes masakanku. Katanya asin, hambar, atau
terlalu pedas dan akan mengomel
sepanjang waktu. Dia
mengikutiku kemana-mana, sambil
mengatakan hal-hal yang tidak berguna. Mereka
bilang seorang wanita membutuhkan pria yang dapat dikendalikan agar dapat bahagia. Laki-laki itu bukanlah tipe yang
dapat dikendalikan oleh wanita.” Cerita Soo Young
mengeluarkan semua unek-uneknya.
Hwa Shin melirik Na Ri seperti merasa menyesal membawanya
dengan mendengar semua komentar buruk tentang dirinya dari cinta pertamanya.
Soo Young menceritakan saat Hwa Shin pergi
wajib militer, malah menyuruh
untuk tidak menunggunya dan meminta berkencan dengan pria lain bahkan bersikap sok keren.
“Jadi, aku mengantarnya ke stasiun
kereta, pura-pura
menangis, lalu
malamnya aku bersenang-senang di klub malam. Dia tidak pernah membiarkanku
menari bahkan menyentakkan tanganku saat
menyentuh pria lain. Dia
hampir memakanku hidup-hidup ketika
bertukar pandang dengan lelaki lain. Sebagian
besar populasi berjenis kelamin laki-laki. Jadi Mana
mungkin aku hanya menatapnya?” keluh Soo Young
“Dia bahkan tidak pernah bersikap
manis dan tidak
mau melakukan apa pun. Dia
bahkan tidak mau menggerakkan jemarinya untukku. Itu sebabnya kami berpisah.” Jelas Soo Young panjang lebar.
Soo Young bertanya apakah mau di teruskan penjelasnya,
Hwa Shin tak percaya masih ada lagi yang ingin diucapkan lalu bertanya alasan
Soo Young mengundangnya. Soo Young pikir sudah bilang sebelumnya karena menginginkan hadiah yang besar
darinya agar bisa dipamerkan pada suaminya dan mengumpat Hwa
Shin si brengsek.
Hwa Shin melirik sinis, Soo Young mengejek apakah Hwa Shin
marah, Hwa Shin hanya diam saja. Na Ri menyarankan Hwa Shin untuk foto dengan
mantan pacarnya dan duduk disebelahnya. Hwa Shin hanya terdiam tak percaya
ternyata bayangan berbeda tentang Soo Young.
Jung Won sibuk memasak didapur sementara Hwa Shin
tertidur lelap dikamarnya, Na Ri baru pulang lewati tempat tidur Hwa Shin tak
pecaya saat melihat meja makan Jung Won membuat
semua ini sendiri. Hwa Shin langsung terbangun
saat mendengar suar Na Ri yang baru pulang. Jung Won menyuruh Na Ri agar
membangunkan Hwa Shin, Na Ri ingin mencobanya lebih dulu.
“Aku tinggal sendirian di Amerika
selama empat tahun. Jika
aku terus membuatkanmu makanan lezat, maka kau
tidak akan mau memasak untukku di masa depan. Bukankah begitu?” ejek Jung Won
“Aku juga pintar memasak.” Kata Na Ri membela diri, Hwa Shin berjalan ke meja
makan dan duduk disamping Na Ri.
“Apa yang Soo Young katakan saat
kau datang ke pernikahannya? Apakah
itu kau?” ucap Jung Won dengan nada menyindir, Hwa Shin hanya
diam dengan wajah kesa sementara Na Ri hanya bisa tersenyum.
“Dia bilang itu aku, kan? Kau pasti satu-satunya pria di
dunia ini yang
menghadiri pernikahan mantan kekasihnya, hanya karena mendapat undangan. Sekarang Kau akan mendapat undangan lain
secepatnya, karena Aku akan
mengirim undangan "Go Jung Won dan Pyo Na Ri". Jadi Kau harus datang” ucap Jung Won mengoda.
Hwa Shin hanya diam saja, Jung Won pikir Hwa Shin bahkan
datang ke pernikahan Soo Young jadi akan
datang ke pernikahan mereka, lalu bertanya apaka
ingin sup. Hwa Shin melirik ke arah Na Ri, sepertinya Na Ri santai dengan
ucapan Jung Won.
Bbal Gang tersenyum bahagia menerima sepiring pasta dari
pamanya, Kim Rak langsung menanyakan alasan Bbal Gan melakukan
hal seperti itu semalam. Bbal Gang menatap pamanya
dengan penuh arti. Kim Rak bertanya apakah Bbal Gang sudah memutuskan akan tinggal dengan Ibu yang mana.
“Ya.... Paman
tahu bahwa aku selalu mendengarkan Ayah.” Kata Bbal
Gang
“Jadi apa Kau takut Ibumu yang lain akan
merasa kesepian? Apakah
itu sebabnya, kau membuat aku menonton film bersamanya?” kata Kim Rak, Bbal Gang membenarkan.
Sung Sook menempelkan tiket nonton film ("Maukah kau tetap di
sisiku?") pada buku agendanya, lalu
menuliskan “Hadiah pertama dari puteriku” dan keluar dari kamar. Ja Young masuk kamar melihat
agenda Sung Sook diatas meja rias yang tak tertutup, wajahnya langsung terkejut
melihat tulisan Sung Sook merasa dirinya tak dianggap lagi sebagai ibu oleh
Bbal Gang.
Hwa Shin menelp Na Ri menanyakan keberadaan, Na Ri
mengatakan bersama timnya sedang makan malam bersama. Hwa Shin mengatakan sudah hampir selesai jadi meminta
agar Na Ri pulang lebih dulu. Na Ri langsung menutup telpnya sebelum Hwa Shin
menayakan teman pertemuanya. Hwa Shin keluar ruangan bertemu dengan Do Gi.
“Hei.. Hwa Shin, kau ada acara? Mau makan malam bersamaku?” ajak Do Gi
“Bukankah tim mu sedang makan
malam bersama? Kenapa
kau masih di sini?” kata Hwa Shin binggung. Do
Gi tak tahu kalau sedang ada makan malam bersama tim dan tanpa dirinya.
Akhirnya keduanya sama-sama menelp untuk mencari tahu,
Reporter Park sudah ada dalam bar memberitahu kalau sedang makan
malam bersama timya dan Na Ri duduk
disampingnya. Ia pun menutup telp merasa sibuk dan tidak bisa bicara
sekarang. Hwa Shin tak bisa menghubungin Na Ri
bergegas pergi keluar kantor.
Na Ri terlihat gugup melihat hanya mereka berdua,
merasa yang lain
datang terlambat. Hwa Shin berjalan ke area warung tenda berpikir Na Ri dan
Reporter Park ada disana lalu masuk restoran berharap bisa menemukan Na Ri
sebelum terjadi sesuatu.
Reporter Park dengan gaya semena-mena menyuruh Na Ri
menungkan segelas wine untuknya, Na Ri bertanya apakah yang lain tak akan datang.
Reporter Park mengatakan tidak ada yang
datang menyuruh segera menuangakan Wine.
Akhirnya Na Ri pun menungkan wine untuk Reporter Park,
setelah itu Reporter Park menuangkan wine juga menyuruh Na Ri meminumnya, Na Ri
seperti ingin menolak, Reporter Park menyakinkan kalau tidak
akan melakukan apa pun padanya jadi minumlah.
“Sebagai rekan, kita tidak memiliki kesempatan
membangun kerja sama tim. Bukankah
kau setuju bahwa kita juga memerlukannya?” ucap
Reporter Park, Na Ri membenarkan.
“Kalau begitu, aku akan mengatakan
hal-hal yang membuatku terganggu, lalu
melupakannya agar kita bisa memulai awal yang baru.” Kata Na Ri
Hwa Shin masuk ke dalam bar mencari-cari sosok Na Ri
bersama dengan Reporter Park, wajahnya terlihat sangat panik karena tak
menemukan juga. Sementara Na Ri sudah mulai mabuk berjanji pada Repoter Park akan
bekerja keras. Reporter Park pun meminta Na Ri agar
segera menyanyi.
Saat itu semua tim sudah berkumpul untuk minum bersama, seorang
berkomentar tentan Do Gi yang tak bisa memahaminya, pria yang ada disebelahnya
tak ingin membicarakan lagi karena membuatnya jadi kehilangan selera.
Na Ri pun menyakikan lagu dengan judul "Pertemuan
yang Salah" semua mengelu-elukan nama Na
Ri yang ingin menyanyi, Reporter Park pamit pergi untuk buang
air kecil.
Reporter Park berjalan sepoyongan merasa mempercayai
temannya sebagaimana mempercayai pada dirinya sendiri, Hwa Shin baru masuk melihat sosok
Report park langsung mengikutinya dan memberikan pukulan diwajahnya. Reporter Park binggung Hwa Shin tiba-tiba
datang langsung memukulnya.
“Dasar bajingan.... Dari mana kau mempelajari sikap
seperti ini? Dasar
reporter rendahan. Dia
itu rekan kerjamu, bukan
gadis yang bisa kau bodohi. Apa Kau
pikir, Na Ri sama dengan gadis-gadis yang selama ini kau rayu?” kata Hwa Shin mencengkram baju Reporter Park dengan
penuh amarah.
“Apa Kau merendahkan dia hanya karena
dia bukan karyawan tetap?” kata Hwa Shin kesal lalu
menyuruh agar mendekat, Reporter Park binggung Hwa Shin yang datang langsun
marah-marah.
“Kau itu sok kuat dan berkuasa. Reporter seharusnya
memiliki martabat. Beraninya
kau mengajak dia pergi, menggunakan
celana jeans dan juga mencuri bagiannya saat siaran? Apa Kau menyebut dirimu reporter? Dasar Memalukan.” Ucap Hwa Shin
“Lalu Kau selalu datang beberapa menit
sebelum siaran dimulai. Jika
kau mengajak rekan kerjamu makan
malam berdua lagi, maka aku
akan membunuhmu.” Kata Hwa Shin mengancam
lalu memberikan sebatang rokok dan korek karena meminjam
sebatang rokok tempo hari.
“Renungkan dirimu selagi merokok lalu Pulanglah dan jadi suami yang
baik. Dasar
bajingan.” Kata Hwa Shin keluar dari toilet,
Reporter Park benar-benar binggung dengan sikap Hwa Shin.
Hwa Shin masuk ruangan betapa kagetnya melihat ada banyak
orang dan Na Ri terlihat bahagia melihat Hwa Shin lalu melambaikan tanganya.
Akhirnya mereka pulang ke rumah, Na Ri ingin berbaring di kamar Hwa Shin tapi
Hwa Shin menarik tanganya dengan mengeluh Na Ri yang terus memegang sepatunya.
“Aku tidak mabuk dan Ini bangku di rumah atapku.” Ucap Na Ri membaringkan tubuhnya di sofa. Hwa Shin menatap
sedih melihat Na Ri yang sedang mabuk
“Tidurlah di lantai atas dan Tidurlah di ranjangmu.” Kata Hwa Shin membangunkan Na Ri dari sofa.
“Aku sudah tahu apa yang Reporter Park sedang pikirkan, Aku tidak ke sana sendirian Itu sebabnya, aku meminta semua
staf untuk datang. Dia sedang
beruntung malam ini.” kata Na Ri dengan mabuknya.
“Jangan menemui dia sendirian. Dia
berbahaya.” Tegas Hwa Shin lalu mengendong Na Ri agar pergi ke lantai dua.
“Aku bahkan menyiapkan alat
perekam untuk berjaga-jaga.” Kata Na Ri, Hwa Shin
pun memuji Na Ri berkerja dengan baik.
Hwa Shin langsung membanting tubuh Na Ri diatas tempat
tidur setelah mengendongnya. Na Ri berbaring diatas tempat tidur lalu memanggil
Reporter Lee memujinya kalau hari ini terlihat tampan, Hwa Shin merasa itu
karena Na Ri sedang mabuk.
“Omong-omong, tentang yang Soo
Young katakan, aku
merasa dia lebih menyukaimu dibanding Jung Won.” Komentar
Na Ri
“Dia bilang bahwa dia lebih
menyukai Jung Won.” Kata Hwa Shin tak percaya,
Na Ri merasa tidak sepert itu. Hwa Shin tak ingin membahasnya menyuruh Na Ri
tidur saja.
“Aku tidak mempercayainya, Dia lebih menyukaimu.” Kata Na Ri yakin, Hwa Shin duduk disampingnya bertanya
apakah mau melepaskan kaos kakinya. Na Ri mengangguk meminta tolong.
“Dia tahu banyak tentangmu dan masih mengingat segalanya. Dia juga masih marah padamu. Itu artinya, dia masih memiliki
perasaan terhadapmu. Dia
bahkan membayangkan... kau
akan menikahinya Dia pasti begitu menyukaimu sampai memimpikan hal seperti itu..” Cerita Na Ri, Hwa Shi membenarkan lalu memuji kaki Na
Ri yang terlihat cantik.
“Dia berbohong.... Kau mencampakkan dia saat
bergabung dengan militer, itu
sebabnya dia masih marah padamu. Dari
pandangan seorang wanita, sudah jelas dia
lebih menyukaimu.” Kata Na Ri, Hwa Shin
menyuruh Na Ri tidur saja karena harus
bangun pagi-pagi besok.
“Reporter Lee.... Jangan pergi.” ucap Na Ri, Hwa Shin melihat Na Ri sekarang sangat mabuk.
Na Ri mengoda Hwa Shin agar tetap bersamanya malam ini,
Hwa Shin meminta agar Na Ri tak mengodanya, Na Ri bertanya apakah Hwa Shin menolaknya.
Hwa Shin merasa Besok pagi Na Ri pasti merasa malu padanya. Na Ri mengoda kalau tidak
bilang akan tidur dengannya. Hwa Shin merasa Na Ri itu sangat
keterlaluan.
“Reporter Lee... Bolehkah aku meminta sesuatu?” kata Na Ri, Hwa Shin bertanya apa itu. Na Ri meminta
Hwa Shin memakai kacamatanya, Hwa Shin langsung menolaknya membawa jaket dan
keluar dari kamar.
Na Ri sudah berbaring di tempat tidurnya, Hwa Shin tiba-tiba
masuk kembali. Na Ri bingung kenapa Hwa Shin kembali datang ke kamarnya, Hwa Shin
langsung berbaring di tempat tidur dengan memakai selimut. Na Ri menyuruh
keluar sekarang.
“Aku tidak akan melakukan apa-apa
pada gadis yang sedang mabuk.” Tegas Hwa Shin, Na Ri
tetap menyuruhnya keluar.
“Kau memintaku tetap di sini.” kata Hwa Shin, Na Ri akhirnya membiarkan Hwa Shin berbaring
disampingnya.
“Aku tidak akan melakukan apa pun
pada gadis yang sedang mabuk dan hanya akan tidur.” Tegas Hwa Shin
“Yah... Kau benar. Aku sedang mabuk, jadi
jangan menyentuhku.” Ucap Na Ri bergeser.
Hwa Shin menegaskan tak akan melakukanya, Na Ri menatap
Hwa Shin lau meraba lengannya mengungkapkan sangat menyenangkan karena merasa tenang dan hangat di
sampingnya. Ia menceritakan Segala hal buruk yang terjadi
hari ini seolah
menguap begitu saja. Hwa Shin mengubah posisinya
dengan menopang kepala menatap Na Ri.
“Apa kau memukul Reporter Park dengan keras?” tanya Na Ri, Hwa Shin mengatakan hampir membunuhnya. Na Ri memanggil reporter Lee beberapa kali.
“Aku tepat di sampingm jadi Berhenti memanggilku.” Kata Hwa Shin
“Reporter Lee.... Kenapa kau menyukai Soo Young?” tanya Na Ri, Hwa Shin menjawab tak tahu seperti tak
ingin membahasnya.
“Apa Kau pernah tidur dengannya?” tanya Na Ri penasaran, Hwa Shin menjawab tak tahu
“Mana mungkin kau tidak tahu?” keluh Na Ri, Hwa Shin tetap pada jawabanya kalau tak
tahu.
Na Ri akhirnya tak mau bertanya merasa mulai merasa
ngantuk sekarang, jadi menyuruh Hwa Shin pergi. Hwa Shin berjanji akan
pergi setelah Na Ri
tertidur. Na Ri teringat dengan seroma Hwa Shin,
apakah dadanya sudah membaik dan meminta izin apakah boleh melihatnya.
Hwa Shin mengejek sejak kapan Na Ri meminta izin untuk
memegang dadanya, Na Ri membenarkan tapi menurutnya sekarang harus
melakukannya, Hwa Shin mengatakan Na Ri tidak
boleh melihatnya hari ini. Na Ri menanyakan
alasanya, Hwa Shin pikir tak ada alasan hanya tak boleh saja.
“Aku ingin melihat apakah
keadaannya baik-baik saja.” Kata Na Ri khawatir
“Aku menerima terapi rutin jadi Segalanya baik-baik saja. Jangan
cemas.” Ucap Hwa Shin
“Jangan minum alkohol.” Kata Na Ri, Hwa Shin mengerti. Na Ri meminta Jangan merokok. Hwa Shin mengerti Na Ri pun melarang Hwa Shin banyak makan-makanan yang
mengandung susu. Hwa Shin mengerti.
“Aku akan bunuh diri jika sesuatu
terjadi padamu.” Kata Na Ri,
Hwa Shin sengaja membaringakan kepalanya diatas bantal Na
Ri dengan saling bertatapan, merasa Na Ri sedang membual sekarang. Na Ri mengaku kalau ia bersungguh-sungguh. Hwa Shin bertanya apakah Na Ri benar-benar
ingin menekannya seperti
ini. Na Ri terdiam, Hwa Shin kembali mengajak Na Ri agar
tidur bersamanya, Na Ri hanya menatapnya, Hwa Shin mengajak Na Ri untuk tidur
bersamanya lalu bergerak seperti ingin mencium Na Ri.
bersambung ke episode 18
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar