Tuan Park
melihat gelang yang ditemukan oleh Kang Sung dengan bertanya dimana
menemukanya. Kang Sung menjawab menemukannya di Rumah Hwarang menurutnya terlihat
istimewa. Ho Kong hanya melihat dari
kejauhan tanpa menyentuhnya. Tuan Park bertanya
Siapa yang pakai memakai gelang itu.
Kang Sung
memberitahu kalau Salah satu orang di
Hwarang. Tuan Park menatap Kang Sung ingin tahu siapa Hwarang itu. Kang Sung mengatakan dengan sangat yakin
kalau gelang itu milik Sun Woo, Putra Ahn Ji Gong, saat keluar dari rumah Tuan
Park terlihat bangga bisa membawakan sebuah informasi untuk ayah tiri Ban Ryu.
Ho Kong
sibuk melihat gelang yang bentuknya berbeda, sementara Tuan Park mengeluarkan
sesuatu dari lemarinya yang terkunci, sambil mengatakan menyimpan surat raja
masa lalu dikirim pada raja baekje saat aliansi mulai goyah.
“Simbol
raja itu ditemukan di Rumah Hwarang. Dan itu.. putra keturunan campuran Ahn Ji
Gong.” Ucap Tuan Park melihat stampel yang sama pada ukiran gelang.
Maek Jong
bermimpi dengan Gambar naga terlihat dibagian depan istana, ibunya melepaskan
panah dan tertancap pada tubuh Ah Ro, Maek Jong berteriak melihat Ah Ro yang
jatuh dan akhirnya ia terbangun dari tidurnya.
Ratu Ji
Soo duduk dalam kamarnya memegang pisau mendengar kalau dirinya dianggap
sebagai ibu yang paling kejam, lalu bertanya pada pengawalnya apakah setuju
dengan hal itu. Pengawalnya hanya diam. Ratu Ji Soo mengangap jawabanya adalah
“iya” meremas pisau dengan tangan sampai mengeluarkan darah. Pengawalnya kaget
mengambil pisau dari tangan Ratu Ji Soo.
“Aku
tidak perlu takut. Selama aku bisa melindungi istana...Selama anak dan
keturunanku dapat mewarisi Silla dan aturan untuk generasi akan datang tidak ada
yang tidak bisa ku lakukan.” Ucap Ratu Ji Soo
“Putri
Ahn Ji Gong... Aku tak bisa kehilangan segalanya karena dia. Aku akan
membunuhnya. Ini tidak sesederhana itu. Tidak ada harus tahu. Bahkan dia... tidak
harus tahu mengapa harus mati.” Kata Ratu Ji Soo memerintahkan pada
pengawalnya.
Putri
Sook Myung menemui Ratu Ji Soo diruanganya, Ratu Ji Soo mengatakan kalau Ada
sesuatu harus dilakukan.
Setelah itu Putri Sook datang ke tempat Ah Ro
berkerja, Ah Ro kaget melihat Putri Sook datang ke ruangan tabib dan akhirnye
memeriksa denyut nadinya.
“Aku
bukan tabib hebat, jadi tak bisa tahu semua penyakit tapi Jantung Anda lemah
dan paru membeku. Tampaknya pemulihan anda memakan waktu lama.” Ucap Ah Ro
setelah memeriksanya. Putri Sook mengaku kalau
baik-baik saja sekarang.
“Aku
menjadi lebih kuat karena belajar seni bela diri.” Ungkap Putri Sook, Ah Ro
mengatakan akan memberikan obat
melindungi tubuh Putri Sook
“Dari
pada itu, aku berharap kau menjadi tabib pribadiku.” Ucap Putri Sook, Ah Ro
binggung karena sekarang ia sebagai tabib di rumah Hwarang.
“Ratu
juga akan merasa yakin kalau aku di rawat di sini.” Kata Putri Sook.
Ah Ro
terdiam mengingat saat Ratu Ji Soo yang memikirkan cara membiarkan tetap hidup Namun tak bisa
menemukan jalan dan ingin membunuhnya karena mengetahui jati diri sang
pangeran.
“Aku tak
berharap banyak. Datang saja ke tempatku saat aku memanggilmu.” Ucap Putri
Sook. Ah Ro hanya bisa diam saja. Putri Sook menganggap kalau Ah Ro sudah
menerima tawarannya.
Wi Hwa
terdiam mengingat ucapan Putri Sook sebelumnya ” Aku tak tahu apa Ratu atau kau
pikir tentang hal itu tapi bagiku, Hwarang hanyalah alat. Dengan Melindungi keluarga kerajaan, maka mereka
harus membunuh atau dibunuh. Aku akan memberikan 10 hari dan Latih mereka
sampai saat itu. Jika itu mungkin, jangan ada yang mati.”
“Dia
mirip seperti Ratu.” Ucap Wi Hwa mengingat sikap Putri Sook, tiba-tiba Joo Ki
sudah ada didepan wajah Wi Hwa bertanya apa yang sedang dilakukanya lalu
memberikan cemilan kerak beras.
“Jika kau
membawanya... mengapa kau tak membawa yang lebih membuat selera?” keluh Wi
Hwa, Joo Ki memberitahu kalau ini
makanan yang sedang trend sekarang.
“Tapi... Putri
mengirim ini dan itu, Dia mengirim orang mempersiapkan pertarungan itu. Dia tak
memberitahumu, 'kan?” kata Joo Ki. Wi Hwa terdiam mendengarnya.
Ahh.. Lebih baik aku beralih pada Putri.
Kepala tak ada bandingnya dengan Putri, sepertinya Aku harus beralih.” Komentar
Joo Ki
“Ini tak
ada hubungannya pada kekuasanku.” Tegas Wi Hwa lalu menyuruh Joo Ki keluar dari
ruanganya saja sekarang.
Joo Ki
melihat kalau Wi Hwa itu pasti menuruti keinginan Putri jadi kenapa harus
kesusahan menolaknya. Wi Hwa meminta agar Joo Ki mendekat dan ingin
memberitahukanya, Joo Ki mendekat. Wi
Hwa menyuruh Joo Ki agar keluar dari ruanganya. Joo Ki pikir lebih baik ia
beralih saja mulai sekarang.
Ah Ro
berjalan sambil melamun, seperti hidupnya sedang gundah. Moo Myung melihat Ah R
yang sedang berjalan mengikutinya disamping tapi seperti Ah Ro tak
menyadarinya. Moo Myung berusaha untuk memegang tangan Ah Ro tapi sangat gugup
dan mengurungkan niatnya sampai akhirnya mengajaknya bicara.
“Di mana
kau, hari itu saat pertunjukan?” tanya Moo Myung, Ah Ro kaget tiba-tiba Moo
Myung ada disebelahnya dan mengaku kalau dirinya ada disekitar tempat itu.
“Itu
tidak mungkin, Aku memeriksa di mana-mana.” Kata Moo Myung yang tak melihat Ah
Ro dimana pun.
“Maksudku...
Orang pasti menutupiku karena Ada banyak orang hari itu. Itu benar-benar
mungkin, 'kan?” ucap Ah Ro mencoba menyakinkanya lalu pamit pergi.
Saat
didepan pintu melihat ayahnya yang sudah menunggu, bertanya kenapa ayahnya
datang ke tempat Hwarang. Tuan Ahn mengaku
kebetulan lewat dan berpikir kalau Ahn Ro akan pulang sekarang. Ah Ro
merasa kalau ini pertama kali Ayahnya melakukan ini karena saat kecil tak
pernah menjemputnya yang membuatnya sangat sedih.
“Aku
minta maaf dan sangat menyesal.” Ungkap Tuan Ahn menatap sedih anaknya. Ah Ro
menegaskan bukan itu maksud ucapanya lalu mengajak Tuan Ahn untuk pergi.
“Aku
harap Ayah menjemputku setiap hari seperti ini.” Ungkap Ah Ro memegang lengan
ayahnya yang sangat dicintainya. Tuan Ah pikir ia juga harus mengantarnya juga.
Ah Ro akhirnya menolak.
“Ini
berkatmu aku jadi tabib paling terampil di Shilla. Terima kasih sudah datang
hari ini.” Kata Ah Ro sangat bangga pada ayahnya.
Tuan Ahn
duduk dalam ruanganya, melihat kembali cairan dalam botol dan ucapan temanya.
“Dia tak
bisa membunuh saat ini, jadi aku pastikan akan membunuh waktu berikutnya. Tidak
peduli di mana kau lari dalam Shilla maka kau tidak dapat menghindari Ji Soo.
Aku memperingatkanmu jadi lindungi anak itu”
Semua
anggota Hwarang kaget saat membuka pintu melihat Putri Sook yang masuk, Soo Ho
bertanya apa yang terjadi sekarang. Moo Myung yakin kalau ini pasti bukan sesuatu
yang baik. Anak buah Wi Hwa memberitahu kalau
Sepuluh hari dari sekarang, Hwarang akan tanding satu sama lain.
“Sang
Putri akan mengawasi ini sendiri sehingga hanya Hwarang yang menang akan
menerima lulus.” Kata anak buah Wi Hwa, semua binggung maksud dari mereka bertanding.
“Dia
belum berubah.” Komentar Maek Jong melihat putri Sook yang kejam seperti
ibunya.
“Ini
berbeda dari setiap tugas sebelumnya. Kalian mungkin kehilangan nyawa selama
pertandingan tersebut. Bertarung pada nyawamu. Seorang panglima yang takut mati,
tak bisa melindungi anak buahnya. Dan Perlu diingat, Bertanding sampai mati.”
Tegas anak buah Wi Hwa
Putri
mondar mandir dalam ruangan dan semua anggota Hwarang sudah keluar. Anak Buah
Wi Hwa bertanya apakah yang dimaksud oleh Putri Sook adalah berburu. Putri Sook
pikir Pelatihan akan lebih baik di sana sebelum bertanding.
“Namun,
kupikir keluarga kerajaan melarang bunuh hewan” ucap anak Buah Wi Hwa binggung.
“Ketika
prajurit membunuh seseorang... Apa dianggap membunuh hewan? Hwarang adalah prajurit
Untuk seorang prajurit tidak peduli siapa lawannya. Itu yang terpenting.” Ucap
Putri Sook
Hwarang
sudah berganti pakaian, Anak buah Wi Hwa memberitahu kalau mereka semuanya akan
melakukan pelatihan berburu. Semua
terlihat kaget dan binggung. Anak buah Wi Hwa menjelaskan mereka harus tahu
berburu cara terbaik melatih menuggang dan menembak.
“Dia
terlihat cantik tapi dia menyakitkan.” Komentar Yeo Wool
“Kalian
bisa menangkap kelinci dan dapat menangkap burung tapi siapa menangkap rusa
pertama maka akan menjadi pemenang.” Ungkap Anak buah Wi Hwa
“Aku tahu
dimana letak hati Putri, terlihat Sangat jelas.” Kata Yeo Wool melihat tatapan
Putri tertuju pada Moo Myung. Maek Jong yang berdiri dibelakangnya bisa melihat
dengan jelas.
Tuan Park
mengetahui kalau kalau memang Maek Jong dalam Hwarang bertanya-tanya bagaiman
abisa membunuhnya dan apa yang akan dilakukan apabila Raja Jinheung terjebak
pada kail pancingnya.
Sementara
Ah Ro didatangi oleh pengawal Putri bertanya apakah terjadi sesuatu. Pelayan
menceritakan kalau Putri pergi dengan alasan berburu tapi belum kembali sejak
kemarin. Ah Ro ingin tahu apakah ada sesuatu yang terjadi.
“Dia
tidak bisa tidur dan merasa pusing di pada malam, jadi melewatkan makan malam. Bisakah
kau mencari dia?” ucap pelayan khawatir, Ah Ro pun bersedia untuk mencarinya.
Pelayan memberitahu kalau putri ada di hutan belakang Rumah Hwarang.
Ban Ryu
dkk sedang siap-siap dengan panahnya, saat itu putri Sook datang dengan
kudanya, semua pun memberikan jalan. Moo Myung memilih untuk menunduk tak
menatapnya, sementara Putri Sook terus memandangi Moo Myung tanpa berkedip lalu
akhirnya pergi dengan kudanya.
“Bagaimana
dia sangat berbeda dengan ibunya? Bagiku Ratu... begitu hangat.” Ungkap Soo Ho,
Maek Jong menatap Soo Ho heran mendengar ibunya menerima pujianya, Sementara
Ban Ryu merasa Soo Ho itu hanya omong kosong.
“Kau
belum tahu wanita sejati. Aku belajar sesuatu dari wanita tak terhitung
jumlahnya...., seorang wanita yang tak menunjukkan perasaan sebenarnya. Bagiku
Ratu...wanita yang paling feminin.” Ungkap Soo Ho
Moo Myung
hanya bisa menghela nafas, Maek Jong benar-benar tak percaya kalau Soo Ho
benar-benar menyukai ibunya, Soo Ho heran melihat tatapan Maek Jong padanya.
Maek Jong tak membahasnya. Moo Myung mengingat kalau Putri yang mengatakan
orang menangkap rusa pertama menang. Ban Ryu pikir kalau sampai putri Sook menangkap duluan maka terlihat seperti orang
bodoh. Mereka pun bergegas pergi.
Ah Ro
berjalan dihutan mencari-cari keberaaan Putri Sook karena diberitahu ada diPohon
terbesar. Dibalik pohon Putri Sook bisa melihat Ah Ro yang berusaha mencarinya,
sebuah panah dengan ujung sangat runcing sudah dipersiapkan. Ah Ro berteriak
memanggil putri
Flash Back
Ratu
memerintahkan Putri Sook untuk
melenyapkan gadis bernama Ah Ro dengan Lakukan dalam Rumah Hwarang dan Jangan
ada yang tahu. Lalu bertanya apakah mengerti maksud ucapanya.
Ah Ro
terus memanggil putri Sook merasa kalau memang ini tempatnya karena menemukan
sebuah pohon yang besar. Putri Sook sudah siap dengan busur panahnya.
Maek Jong
menemukan sebuah rusa dan mulai memanahnya, Moo Myung yang sedang berburu
bingggung melihat Ah Ro yang ada didalam hutan. Sebuah panah tiba-tiba melewati
bagian samping Ah Ro dan tertancap di pohon.
Moo Myung
melihat sosok dari kejauhan seperti sengaja mengarahkan panahnya pada A Ro,
Putri Sook menarik kembali busur panahnya saat itu Moo Myung langsung berlari
menghalanginya dengan bagian dada yang tertusuk panah. Ah Ro langsung menangis
melihat Moo Myung yang tertusuk panah.
Putri
Sook kaget melihat panahnya malah mengenai Moo Myung, Maek Jong mendengar
jeritan Ah Ro langsung memacu kudanya dan melihat sosok wanita berlari kabur
dan mengikutinya. Moo Myung dengan menahan sakit meminta agar jangan menangis
dan menarik busur panahnya. Ah Ro seperti tak tega melakukanya.
Putri
Sook sudah duduk diam dengan kudanya, Maek Jong datang langsung bertanya alasan
Putri Sook melakukan itu dengan nada penuh amarah. Menurutnya kalau itu
sudah berada di luar garis kewajaran.
Putri Sook merasa kalau Maek Jong itu tak tahu siapa dirinya. Maek Jong tetap
ingin tahu alasanya.
“Jangan
lakukan ini lagi, Aku tidak akan memaafkanmu, Jika kau mencoba menyakitinya
lagi... Apa kau Paham?” tegas Maek Jong pada Putri Sook mengancamnya.
Moo Myung
sudah dibawa ke ruangan tabib, Ah Ro sambil menangis membersihkan lukan Moo
Myung, merasa tak percaya kalau kakaknya itu sampai bisa menghalangi panah itu.
Moo Myung menegaskan kalau sebelumnya mengatakan akan melindunginya. Ah Ro berpikir dirinya
itu yang akan membuat Moo Myung terluka.
“Jangan
menangis... Melihatmu menangis maka sakitnya tambah parah.” Ungkap Moo Myung
lalu ingin menghapus ari mata Ah Ro lalu terhenti dengan kejadian sebelumnya.
Flash Back
Tuan Ahn
menemui Moo Myung didepan rumah Hwarang, dan memohon agar melindungi Ah Ro dan harus
lakukan apa pun melindunginya.
Moo Myung
pun menurunkan tangan membiarkan Ah Ro menangis, Sementara Maek Jong menunggu
diluar seperti merasa bersalah.
Putri
Sook duduk di kamarnya, mengingat saat Moo Myung menyelamatkan Ah Ro dengan
terkena panah lalu Maek Jong marah besar dengan yang dilakukanya, serta
memperingatakan agar tak melakukan lagi.
“Jika kau
mencoba menyakitinya lagi, maka Aku tak akan memaafkanmu.” Tegas Maek Jong.
Moo Myung
akhirnya keluar dari ruang tabib, Maek Jong langsung menghampirinya dengan
menanyakan keadaanya lalu meminta maaf. Moo Myung binggung kenapa Maek Jong
yang meminta maaf. Maek Jong seperti tak bisa menjelaskan kalau itu ulah dari
Putri Sook. Moo Myung kembali bertanya kenapa Maek Jong meminta maaf.
Tiba-tiba
sebuah pengumuman terlihat bertuliskan “Raja ada dalam Hwarang.” Semua berkumpul
melihat tak percaya kalau seorang raja ada dalam Hwarang, Ah Ro terdiam melirik
pada Maek Jong, sementara Maek Jong gugup karena identitasnya mungkin akan
terbongkar. Wi Hwa datang melihat tulisan lalu naik kebagian atas balkon lalu
merobeknya.
“Jika ini
lelucon, maka aku akan maafkan sekali saja. Namun jika ada motif di balik ini
maka aku tak akan mengampuni berikutnya. Apa kalian Paham?” tegas Wi Hwa, Semua menjawab mengerti lalu menyuruh mereka
semua kembali.
Semua pun
bergegas pergi, hanya ada Maek Jong yang gugup, Moo Myung yang terlihat kalau
musuhnya itu ada didekatnya, sementara Ah Ro juga seperti menyimpan rahasia
yang cukup berat untuk dirinya. Saat itu hujan turun sangat deras, ketiga tetap
berdiri dibawah hujan yang deras.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar