PS : All
images credit and content copyright : SBS
Joon Jae
terdiam menatap ke seberang jalan, ada Sim Chung dan sosok ibunya. Sim Chung
pun bergumam kalau legenda mercusuar itu benar. Bahwa mereka yang berpisah di
mercusuar itu selalu bertemu lagi, mereka bertemu dan jatuh cinta lagi.
“Selamat,
kau bertemu ibumu.” Gumam Sim Chung, Lampu hijau menyala lalu Joon Jae pun
berjalan menuju ibunya begitu juga Nyonya Moo.
Nyonya
Moo seperti kembali saat masih muda begitu Joon Jae seperti anak kecil yang
merindukan ibunya. Keduanya saling menatap dan akhirnya Nyonya Moo memeluk
anaknya lebih dulu sambil menangis, Joon Jae masih terdiam seperti masih shock
akhirnya bertemu dengan ibu yang selama ini dicarinya.
“Joon
Jae... aku minta maaf.... Maafkan aku, Joon Jae.” Ucap Nyonya Moo sambil
menangis memeluk anaknya. Joon Jae akhirnya memeluk erat ibunya yang menyesali
karena sudah meninggalnya. Sim Chung yang melihatnya menatap haru.
“Di
antara banyak kata yang aku pelajari setelah datang ke sini, Kata-kata terbaik adalah "akhir yang
bahagia." Aku yakin bahwa saat ini adalah sebuah akhir yang bahagia. Tapi
harapan dan keputusasaan yang hidupan berikan kepadamu adalah... bahwa waktu
terus mengalir dan masa-masa itu terlewati. Dibalik masa kebahagiaan itu, tidak
ada yang tahu apa yang ada di baliknya.” Gumam Sim Chung
Joon Jae
dan ibunya akhirnya duduk bersama di sebuah cafe, Nyonya Moo lebih dulu
bertanya keadaan anaknya, Joon Jae mengaku baik-baik saja. Nyonya Moo meminta
maaf dengan wajah tertunduk. Joon Jae meminta ibunya agar Berhenti mengatakan
meminta maaf dan menyesal.
“Aku
seharusnya tidak... meninggalkanmu seperti itu. Aku pikir ayahmu yang kaya akan
membesarkanmu dengan bai dan hidup dengan baik selama belajardi luar negeri.”
Ungkap Nyonya Moo dengan nada menyesal
“Aku
tidak pergi ke luar negeri, tapi aku hidup cukup baik. Dan juga Aku bertemu
orang-orang baik.” Cerita Joon Jae dengan senyuman bahagia.
“Aku
mendengar kalau kau lari dari rumah saat kau berada di SMA. Kenapa kau
melakukan itu? Kenapa kau tidak bertahan saja dan tinggal di sana?” ucap
Ibunya.
“Karena
aku merindukanmu.,, Aku sangat merindukanmu. Aku pikir bisa segera menemukanmu.
Tapi... kau tidak bisa ditemukan sama sekali. Padahal Aku sudah memikirkan
segala macam hal. Apa dia sudah meninggal... Jadi, tolong berhenti mengatakan
kau menyesal. Karena masih hidup dengan sehat seperti ini, maka aku bersyukur.”
Cerita Joon Jae. Nyonya Moo hanya bisa menangis. Joon Jae pun duduk disamping ibunya dan memeluknya dengan
erat.
“Tapi
ibuku menjadi sangat kurus sekarang. Saat
aku masih kecil, kau selalu memelukku. Jadi Aku harus memelukmu setiap hari.”
Cerita Joon Jae
“ Pasti
itu sudah sangat berat untukmu, saat itu seorang anak 10 tahun bisa tumbuh
menjadi seperti ini. Untuk waktu yang lama, kau sendirian tanpa ibu. Putraku, pasti
sudah sangat berat bagimu. Bagaimana kesepiannya kau?Ibu tidak tahu...” kata
Nyonya Moo
“Itu
sebabnya kau tidak boleh pergi kemana-mana lagi. Saat kita terpisah, kau tidak
tahu apa-apa. Jadi, jangan pergi kemana-mana.” Pesan Joon Jae pada sang ibu.
Sementara
dirumah sudah berkumpul Yoo Na dan juga Bibi Tuna Wisma dengan banyak makanan.
Nam Do yang mendengarnya dibuat kaget kalau Ahjumma yang bekerja di tempat Si
Ah adalah ibu Joon Jae. Sim Chung membenarkan dan mereka berdua sedang
berbicara sekarang.
“Bukan hanya
Joon Jae yang sudah mencari ibunya.Aku juga sudah mencari kemana-mana.Tapi aku
tidak percaya dia ada di sini selama ini!” kata Nam Do masih tak percaya
“Aku
ingin mengucapkan selamat kepada mereka, tapi bagaimana dengan pesta ulang
tahunmu? Rasanya sedikit ambigu sekarang.” Kata bibi tuna wisma sambil makan
ayamnya.
“Itu
benar. Kenapa kau memutuskannya menjadi hari ini dari semua hari yang ada?”
keluh Nam Do
“Justru
karena aku memilih tanggal yang tepat Heo Joon Jae bisa bertemu ibunya.” Balas Sim Chung.
“Itu
benar juga. Tidak hanya kau semakin baik dalam berbicara, kau juga sudah
menjadi sangat logis.” Kata Nam Do
Bibi Tuan
Wisma memperlihatkan piring yang kosong, Nam Do pun berdiri ketika akan ke
dapur kakinya tersandung dan ingatnya seperti kembali saat harus tersandung
depan kolam renang. Sim Chung bertanya ada apa dengan Nam Do, sementera Bibi
Tuna wisma mengeluh karena mereka membuat piring kosong tanpa diisi
kembali. Nam Do merasa kalau ada sesuatu
yang besar.
Joon Jae
dan ibunya berjalan menuruni tangga, Nyonya Moo masih tak menyangka bahwa ini
adalah rumah yang pernah didatanginya adalah rumah anaknya sendiri. Joon Jae
pun tidak tahu. Selama ini sudah memakan
makanan yang dibuat ibunya dan hanya berpikir kalau rasanya sama.
Nyonya Moo
teringat saat sebelumnya datang dengan Si Ah, bertanya rumah siapa yang akan
didatanginya. Si Ah mengaku kalau ini adalah rumah calon pacarnya.
“Mungkinkah,
apa bibinya Elizabeth, Cha Si Ah,adalah pacarmu?” tanya Nyonya Moo
memastikanya.
“Tidak,
bukan dia. Dia hanya teman sekelas kuliahku.” Ucap Joon Jae, Nyonya Moo yang
sayang dengan Sim Chung berpikir wanita itu adalah pacaranya, Joon Jae hanya
tersenyum.
“Omo, melihat
bagaimana kau tersenyum. Apa Kau sangat menyukainya? Tapi... apa kalian sudah
hidup bersama?” goda Nyonya Moo melihat senyuman yang lebar.
“Dia
tidak menemukan tempat lain yang cocok karena keadaan dirinya.” Jelas Joo Jae
“ Takdir
adalah suatu hal yang aneh. Aku sudah beberapa kali menerima bantuan dari Sim
Chung. Dia membantuku saat aku dicopet,
dan dia juga menyelamatkan aku dari tertabrak mobil saat aku sedang berjalan
dengan bingung.” Ungkap Nyonya Mo
“Bagaimana
kau bisa hampir tertabrak mobil? Kau dan dia, apa kau tidak berpikir untuk
menyingkir dari jalur mobil? Tolong Berhati-hatilah.” Pesan Joon Jae khawatir,
Nyonya Mo menganguk mengerti.
“Tapi...
bagaimana kau bisa hidup di sebuah rumah yang bagus?” tanya Nyonya Moo, Joon
Jae sedikit khawatir.
“Aku
mendapatkan banyak uang. Meskipun, ini adalah sewa. Setidaknya aku bisa mendapatkan
tempat bagi kita untuk hidup bersama. Jadi... berhenti bekerja begitu keras dan
hidup denganku.” Jelas Joon jae.
Nyonya Mo
pun ingin tahu perkerjaan anaknya sekarang, Joon Jae makin gugup mengaku kalau
hanya melakukan apapun saja, dan mengajak mereka segera masuk.
Lilin
diatas kue ulang tahun dinyalakan, Semua menyanyika lagu selamat ulang tahun
Sim Chung, sebelum Sim Chung meniupnya. Joon Jae menyuruh Sim Chung membuat
keinginan. Sim Chung pun langsung mengatakan keinginanya ingin tinggal di rumah
ini dengan bahagia untuk waktu yang lama bersama Heo Joon Jae.
“Sebuah
keinginan harus dibuat di dalam hatimu agar bisa menjadi kenyataan. Kalau kau
mengatakannya dengan keras, itu tidak akan menjadi kenyataan.” Komentar Nam Do,
Sim Chung panik karena sudah membuat kesalahan.
“Tidak
masalah. Itu akan tetap menjadi kenyataan bahkan jika kau mengatakannya
keras-keras. Tiup lilinnya.” Kata Joon Jae,
Sim Chung
pun meniup lilinnya saat lilinya akan dicabut, Sim Chung menahanya agar mereka
bisa tiup lilinnya sekali lagi. Joon Jae binggung, Sim Chung pikir yaitu ada Ada
hal lain yang harus dirayakan kalau Joon Jae dan ibunya akhirnya bertemu.
Joon Jae
dan ibunya pun meniup lilin bersama, Sim Chung pun kembali menahan sebelum lilin
dicabut dengan bertanya apa ada orang
lain yang perlu diberi ucapan selamat, Yoo Na mengangkat tangan karena mendapatkan
nilai seratus pada tes kosa kata bahasa Inggrisnya. Sim Chung pikir mereka harus mengucapkan selamat kepadanya. Joon Jae
merasa Sim Chung melakukannya karena menyenangkan.
Si Ah
sedang dalam lab penelitianya terlihat kaget, Nam Do meminta agar Si Ah datang
juga. Si Ah ingin Nam Do mengucapkan kalimat sebelum itu. Nam Do pikir Si Ah
tak mendengar ucapanya kalau i mengatakan Joon Jae menemukan ibunya.
“Tapi Tidak
hanya itu, dia adalah ahjumma yang bekerja di rumahmu. Hal-hal seperti ini
benar-benar terjadi di dunia! Bukankah ini hal yang baik untukmu? Kau pasti
sangat dekat karena kau tinggal di rumah yang sama. Jadi Datang saja. Ada pesta
besar yang sedang terjadi. Bahkan seorang siwa sekolah dan gelandangan ada di
sini” cerita Nam Do dengan melirik pada Si bibi Tuna Wisma sedang asik makan.
Tae O
mengajak Yoo Na pulang dengan meminta agar bisa mengengam tanganya karena akan
mengantarnya, Yoo Na pun mengenggam tangan Tae O untuk pulang bersama, Sim Chung berpesan agar Yoo Na Pulanglah
dengan selamat dan mengucapkan Terima kasih sudah datang ke pesta ulang
tahunnya. Yoo Na pun mengucapkan selamat ulang tahun.
“Dan Kau
juga, Oppa, selamat sudah menemukan ibumu.” Ucap Yoo Na, Joon Jae pun
mengucapkan terimakasih pada Yoo Na lalu Tae O pun keluar mengantar Yoo Na
pulang.
“Ngomong-ngomong...
bukankah kau memberiku tas cenderamata?” tanya Bibi Tuna Wisma pada Nam Do, Nam
Do binggung maksudnya itu apa.
“Sebuah
tas cenderamata. Kenang-kenangan pesta. Maka Saat aku pergi ke pesta, mereka
selalu membagikannya.” Jelas Bibi Tuna wisma.
“Apa kau ingin
aku untuk membungkuskanmu beberapa makanan?” tanya Nam Do
“Aku
tidak makan makanan yang sudah dimasak lebih dari dua jam.” Kata Si Bibi tuna
Wisma, Nam Do pun menyuruh bibi tuna wisma untuk pulang saja.
Setelah
keduanya pulang, Nam Do mengeluh pada Sim Chung dengan semua temanya yang
berpikir kalau tidak normal. Sim Chung
pikir tak ada yang salah karena menyukai semua teman-temannya yang datang
bahkan Ibu Heo Joon Jae juga temannya.
“Hei,
bagaimana ibuku bisa jadi temanmu?” kata Joon Jae heran
“Itu
benar. Kita adalah teman.” Kata Ibu Joon Jae membenarkan, Sim Chung dengan
bahagia mengaku kalau mereka berteman berjalan pergi dengan Nyonya Moo
“Hei,
kalau kau berteman dengan ibuku,lalu dimana posisiku?” tanya Joon Jae mengikuti
keduanya, Nam Do yang melihatnya merasa rumah
ini menjadi semakin aneh.
Keempat
duduk bersama di meja makan, Nam Do menceritakan kalau seberapa keras mencarinya dan mengingat semua
alamat lama, dan juga tahu semua teman dan kerabatnya. Nyonya Moo
menceritakan ada di luar negeri selama
beberapa tahun setelah perceraian lalu setelah menghabiskan semua tabunganku
dan kembali, dan hanya mengurus rumah tangga orang lain Jadi akan sulit untuk menemukannya.
“Aigoo...
Kau pasti sudah melalui banyak hal. Apa kita harus bersulang untuk hal itu?”
kata Nam Do, lalu mereka pun bersulang dengan meminum wine.
“Tapi
Ibu, karena pertemuan yang emosional sudah berlalu, boleh aku menanyakan
sesuatu? Apa mungkin kau mengenal seseorang bernama Kang Ji Hyun? Kalian pergi
ke SMA yang sama.” Ucap Nam Do
“Apa
maksudmu Kang... Ji Hyun?” tanya Nyonya Mo terlihat kaget, Nam Do membenarkan.
Joon Jae melihat wajah ibunya bertanya apakah wanit itu adalah seseorang yang
dikenalnya.
“Kenapa
kau bertanya?” tanya Nyonya Moo, Joon Jae menahan Nam Do yang ingin bicara dan
menjawab kalau ada beberapa masalah,
jadi merkea sedang mencari Kang Ji Hyun bahkan Kartu identitasnya sudah
dibatalkan dan tidak ada catatan sama sekali.
“Dia adalah
seseorang yang aku kenal, bahkan Yang aku kenal dengan sangat baik.” Cerita
Nyonya Mo
Nam Do
terlihat tak percaya mendengarnya, Nyonya Mo mengatakan kalau Joon Jae juga
mengenal dia. Joon Jae kaget karena mengenal orang itu. Nyonya Mo memberitahu kalau Ji Hyun adalah
ibu tirinya, semua dibuat kaget mendengar pengakuan Nyonya Mo karena namanya
itu adalah Seo Hee.
“Dia berkata
kalau dia mengganti namanya menjadi Kang Seo Hee.” Cerita Nyonya Mo
“Jadi Dia
mengganti namanya? Maka seharusnya ada semacam catatan tertinggal, tapi tidak
ada apapun.” Pikir Nam Do
“Aku
tidak tahu tentang semua itu, tapi namanya di sekolah adalah Kang Ji Hyun. aku
yakin setidaknya untuk itu.” Cerita Nyonya Mo
Nam Do
pun tak percaya kalau Kang Ji Hyun adalah wanita itu, Nyonya Mo melihat seperti
ada suatu masalah, Nam Do ingin menjelaskan tapi ditahan oleh Joon Jae agar tak
membahasnya, dengan mengatakan kalau tak
ad apa-apa. Nam Do pun mencoba mengalihkan dengan bertanya apakah tahu buronan
yang bernama Ma Dae Young. Nyonya Mo
pikir pernah mendengar nama itu.
“Jadi
begini, kami sudah berusaha untuk melacak Ma Dae Young. Tapi Kang Ji Hyun
sepertinya terkait dengan Ma Dae Young.” Jelas Nam Do, Nyonya Mo tak mengerti
maksudnya terkait seperti apa.
“Cukup...
Ini tidak banyak. Detektif yang kami kenal bertanya tentang hal itu.” Ucap Joon
Jae tak ingin ibunya mengetahui masalah yang terjadi
Si Ah
berdiri didepan pintu terlihat kebingungan, untuk masuk ke dalam rumah. Tae O
baru selesai mengantar Yoo Na akan kembali melihat Si Ah yang gelisah didepan
pintu. Si Ah memastikan kalau Ibu Joon Jae ada di dalam, Tae O pikir mungkin
saja.
“Apa...
dia mengatakan sesuatu tentang... aku?” tanya Si Ah, Tae O binggung tentang apa
maksudnya, Si Ah tak ingin membahasnya
“Apa kau
tidak mau masuk?” tanya Tae O, Si Ah malah menawarkan agar mengajak Tae O untuk
minum bersamanya. Tae O menolaknya tapi tetap saja Si Ah menariknya unuk minum
bersama.
“Aku
tidak tahu seberapa banyak kau menyukaiku, tapi apa kau ingin aku membuat kau
tidak menyukaiku sama sekali?” ucap Si Ah sedang sedikit mabuk. Tae O dengan
malas mencoba mendengarnya.
“Aku...
tahu bahwa ahjumma adalah ibu Joon Jae.” Ungkpa Si Ah
“Jadi
kenapa kau tidak mengatakan apapun?” komentar Tae O
“Aku...
sudah benar-benar kejam kepadanya. Jadi hubungan kami tidak baik sama sekali. Tapi
kemudian aku tahu. Bahwa dia ibunya. Lalu aku mencoba untuk memperbaiki
hubunganku dengannya entah bagaimana dan kemudian mengatakan kepadanya, tapi
semuanya sudah selesai sekarang. Setelah dia tahu, dia bahkan tidak akan mau
berteman denganku, kan? Dia akan memintaku untuk pergi, kan?” cerita Si Ah
sedih
Tae Oh
tahu kalau Si Ah seorang wanita yang mengerikan. Si Ah pun menanyakan perasaan
Tae Oh Setelah mendengar ini, berpikir kalau perasaan yang dimilikinya itu
menghilang. Ia pikir Berterima-kasih
karena keinginnaya adalah supaya perasaannya kepada Joon Jae menghilang
sepenuhnya, tapi tidak bisa menahannya, jadi sangat berat bagiku.
“Aku mengatakannya
kepadamu agar kau tidak menderita seperti aku. Perasaanmu yang bersemangat
untukku, cinta itu, aku sudah memintamu untuk membuangnya.” Ucap Si Ah sambil
menangis,Tae O hanya bisa tersenyum melihat Si Ah.
“Tapi
kenapa? Kenapa dia mencoba untuk membunuhmu?” tanya Detektif Hong binggung
“Aku
yakin si bajingan Heo Joon Jae melakukan sesuatu yang buruk untuk mengganggu
dirinya.” Bisik anak buah Detektif Hong, Detektif Hong langsung mendorong anak
buahnya agar menjauh.
Joon Jae
mengingat saat itu Chi Hyung mengatakan “Surat wasiat ayahku sudah disahkan
notaris, tapi dia meninggalkan hampir semua asetnya kepada aku dan ibu”.
“Hal
pertama yang bisa aku katakan adalah bahwa itu adalah karena warisan.” Cerita
Joon Jae
“Kau
bilang Warisan? Ada berapa banyak kekayaannya sampai dia pergi sejauh itu untuk
menyakitimu? Hei.. Bajingan. Kau menipuku lagi! Berhenti! Apa ayahmu seorang chaebol?”
ucap Detektif Hong tak percaya
Joon Jae
merasa itu tak penting dan meminta agar Detektif Hong tidak bisa segera melakukannya. Detektif Hong
pikir tidak bisa tanpa bukti yang penting dan bisa memberitahunya bahwa
mencurigainya jadi harus hati-hati
sampai menemukan beberapa bukti.
“Sudah
aku katakan, aku merasakan sesuatu tentang hal ini. Teka-tekinya mulai
terpecahkan. Dan kita juga tidak punya waktu untuk menunggu.” Kata Joon Jae
yakin, Detektif Hong ingin tahu apa yang akan dilakukan Joon Jae.
“Aku akan
melakukannya dengan caraku. Aku akan menemukan buktinya dan mengungkapkan
semuanya sesegera mungkin.” Tegas Joon Jae.
Dokter
melihat Tuan Kim yang terbaring menmberitahu kalau berada dalam keadaan yang
bisa sedikit bernafas sendiri dan kejadian itu saat menggunakan mesin pernapasan hanya
sebagai pendukung Jadi tidak ada
serangan jantung fatal.
“Dia
hampir mati satu kali. Bagaimana bisa sesuatu seperti ini terjadi lagi?” ungkap
istrinya sambil menangis.
“Aku
tidak tahu apa dia akan bisa hidup normal bahkan kalau dia bangun.. Dalam kasus
pasien ini, dia memiliki cedera aksonal yang berdifusi. Dan Dalam kasus-kasus
seperti itu, kadang-kadang pasien bisa tiba-tiba bangun dari koma. Karena kita
tidak tahu proses yang tepat bagaimana cedera otak bisa pulih, maka kita sebut
saja sebuah keajaiban.” Ungkap Dokter, Istri Tuan Kim berharap untuk sebuah
keajaiban.
Tuan Kim
yang terbaring seperti ikut memimpikan sesuatu, dirinya yang masih muda saat
jaman Joseon mencoba bersembunyi dia sebuah tempat saat itu mengambil lembaran
kertas seperti sangat penting. Tiba-tiba ketika akan keluar dua pria
menghadangnya, terlihat wajah Chi Hyun dan Nam Do menghalangi jalanya.
Seo Hee
sedang memotong anggrek ungu dengan membuat rangkaian bunya, tiba-tiba Chi Hyun
datang dengan wajah penuh amarah. Seo Hee bertanya apa yang terjadi pada
anaknya. Chi Hyun bertanya apakah Ma Dae Young adalah ayahnya. Seo Hee kaget
dan terdiam.
“Haruskah
aku mengkonfirmasinya untukmu?” ucap Chi Hyun, akhirnya Seo Hee pun membenarkan.
“Aku
tidak mengerti, Chi Hyun. Tanpa mengetahui apapun, tanpa melakukan apapun, kalau
kau duduk dan menunggu saja, aku akan melakukan semuanya untukmu, jadi kenapa
kau penasaran?” ucap Seo Hee
“Kenyataan
bahwa aku anak dari seseorang seperti dia...! Aku sangat membencinya... Karena
itu... itu membuatku merasa seperti lumut yang kotor yang tidak pernah bisa
terkena sinar matahari...” ungkap Chi Hyun yang malu memilik ayah seperti Dae
Young.
“Chi
Hyun... aku pernah mempunyai... saudara kembar. Kami lahir di jam yang sama,
hari yang sama, dan kami ditempatkan di keranjang yang sama dan dibuang di
sebuah panti asuhan. Saudara perempuanku... diadopsi ke rumah benar-benar bagus
tapi aku tidak. Seorang ayah yang melakukan kekerasan setiap kali dia minum dan
ibu yangmenyedihkan menjadi kotoran miskin tanpa masa depan bahkan dalam
keadaan seperti itu, masih ada satu hal yang baik untukku.” Cerita Seo Hee
Flash Back
Seo Hee
menangis didepan polisi mengaku tidak tahu karena berpikir ayahnya sedang tidur setelah minum tapi saat bangun
di pagi hari. Polisi kasihan memberikan selembar tissue agar tak menangis. Lalu menikah ia menangisi suaminya yang
meninggalk begitu saja dan ingin ikut mati bersamanya.
“Orang-orang
sepertinya percaya apa pun yang dikatakan oleh orang yang tidak berdaya. Sampai
sejauh dengan menggunakan itu sebagai satu-satunya senjataku, itu adalah jalan
yang panjang dan sulit.” Cerita Seo Hee
Jadi ia
meminta pada Chi Hyun kalau tidak ingin untuk mengambil jalan yang panjang
lagi. Menurutnya Entah itu Ma Dae Young atau Heo Il Joong, mereka hanya jalan
pintas jadi Ambil saja jalan pintas itu dan pergi ke sinar matahari itu Dan
hiduplah bukan sebagai lumut tapi sebagai bungan dan itu lakukan.
Si Ah mengucapkan
terimakasih karena sudah menemaninya berjalan pulang. Tae O sempat menahan Si
Ah yang akan terjatuh ketika masuk rumah karena sedikit mabuk, lalu ia dengan
wajah serius mengatakan sudah berpikir tentang hal itu, dan akan berhenti
menyukainya sekarang.
“Apa? Oh,
jadi itu sudah dibereskan? Itu bagus. Aku senang.” Kata Si Ah
“Jadi Noona,
kau juga harus mengakui Hong Joon Jae dengan baik” pesan Tae Oh
“Bagaimana
kalau aku tidak pernah bisa melihatnya lagi? Apa ada artinya kalau terus
melihat dia seperti ini?” ungkap Si Ah binggung, Tae O pun tak bisa banyak
komentar dan akhirnya pamit pergi. Si Ah tak percaya Tae Oh bisa memilha
perasaannya dengan begitu cepat.
Nyonya
Moo menelp Jin Joo menceritakan kalau akan menginap semalam , Jin Joo tak percaya
kalau Nyonya Moo bertemu dengan putranya menurutnya seperti pertemuan yang
dramatis dan ingin tahu bagaiman bisa bertemu dengan anaknya, sementara Si Ah
baru pulang memilih untuk naik ke lantai atas untuk masuk ke dalam kamarnya.
Sim Chung
ingin tahu cerita Tentang hubungan dari ibu tiri Heo Joon Jae dengan Ma Dae
Young. Nam Do balik menanyakan alasan Sim Chung yang ingin tahu tentang hal
itu. Sim Chung menceritakan kalau Ma Dae
Young mencoba untuk menyakitiku dan Heo Joon Jae.
“Ma Dae
Young hanya memiliki satu wanita dalam hidupnya dan itu adalah Kang Ji Hyun. Dan
di sekelilingnya ada banyak kematian yang misterius. Lalu anggota keluarga angkatnya
semua memiliki riwayat yang mencurigakan. Bunuh diri, kecelakaan... Setelah
kedua suaminya kehilangan penglihatan mereka, mereka meninggal karena sakit dan
kecelakaan. Kau tidak mengerti apa yang aku katakan sekarang, kan?” ungkap Nam
Do melihat wajah Sim Chung yang kebinggungan.
“Tidak,
aku mengerti semuanya. Kau tahu aku rajin menonton berita sekarang ini.” Ungkap
Sim Chung
“Pokoknya,
Kang Ji Hyun bisa memiliki anak tapi kami tidak bisa menemukan siapa pun karena
tidak ada catatannya. Tapi kalau Kang Ji Hyun adalah ibu tiri Joon Jae, maka
Heo Chi Hyun, Adik tiri Joon Jae, bisa jadi adalah anak itu.” Ucap Nam Do
Sim Chung
seperti terlihat sedih, Nam Do binggung melihat ekspresi wajah Sim Chung, Sim
Chung mengaku kalau merasa kalau Heo Joon Jae sangat kesepian. Nam Do pikir
seperti itu. Sim Chung pikir Tapi bisa jadi itu adalah berkah karena bertemu
dengannya setelah melarikan diri dari rumah lalu kembali masuk ke dalam rumah.
“Rumah
tangga itu benar-benar mengerikan... Kalau kau menemukan sesuatu yang lain,
pastikan untuk memberitahuku. Dia akan menjadi bantuan macam apa kalau dia
mendengar apapun dariku?” ungkap Nam Do lalu melihat kearah kolam renang
seperti ingat sesuatu,
“Ah...
Hari itu di kolam renang ini, aku yakin ada sesuatu.” Kata Nam Do yakin lalu
teringat saat meminta Sim Chung menangis.
“Aku
bilang Menangis? Kenapa aku memintanya untuk menangis?” ucap Nam Do binggung.
Bersambung
ke part 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar