PS : All
images credit and content copyright : SBS
Hwa Shin yang tak bisa menahan perasaanya mencium Na Ri,
Na Ri pun tak menolaknya membiarkan Hwa Shin menciumnya. Hwa Shin bertanya
apakah Na Ri sudah gila. Na Ri pikir setidaknya untuk saat dirinya memang gila.
Hwa Shin pun kembal mencium Na Ri.
Saat itu pikiran Na Ri mengingat saat bertemu kembali
dengan Hwa Shin di bandara bangkok, lalu pertemuan pertama mereka saat tabrakan
di depan pintu masuk. Na Ri yang diam-diam melihat Hwa Shin dari balik pintu.
Hwa Shin mengingat saat dirumah sakit menatap punggung Na Ri yang tertidur
didepanya.
Hwa Shin melihat sepatunya yang sudah dirapihkan oleh Na
Ri, lalu membantunya menyanyi. Na Ri yang mengantikan minum bir, lalu
mengendongnya pulang karena mabuk berat. Saat itu memeluknya agar tak
kedinginan. Tiga tahun lalu Na Ri terus melihat ke arah Hwa Shin yang makan di
kantin.
Setelah tiga tahun kemudian, Hwa Shin mencoba mendekati
Na Ri yang makan di kantin, tapi Na Ri menghindarinya. Hwa Shin tak bisa
berkata-kata saat Na Ri dalam keadaan susah tetap menunggunya untuk melakukan
terapi. Hwa Shin mencium Na Ri dengan memegang erat bagian pinggangnya Na Ri
pun memegang bahu Hwa Shin dengan cincin di jari kelingkingnya.
Tiba-tiba terdengar suara perawat yang memanggil nama Pyo
Na Ri. Keduanya berhenti berciuman dan terlihat gugup. Perawat
kembali memanggil Na Ri dan tak ada sahutan akhirnya ia mematikan lampu lorong
bertanya-tanya kemana lagi Hwa Shin pergi sekarang.
“Aku akan ganti pakaian dan segera keluar, jadi tunggulah.” Ucap Hwa Shin mengambil Tas Na Ri yang jatuh. Na Ri
menatap Hwa Shin seperti tak percaya.
“Ada apa?” tanya Hwa Shin, Na Ri menatap Hwa Shin dengan mata
berkaca-kaca. Hwa Shin akhirny memegang wajah Na Ri menyakinkan akan
segera keluar.
Na Ri akhirnya berjalan keluar, Hwa Shin membuka kancing
bajunya terlihat keduanya sama-sama gugup dengan kejadian yang sebelumnya.
Akhirnya Hwa Shin berbicara dari dalam bertanya apakah Na Ri masih
di sana. Na Ri menyahutinya.
“Na Ri....” ucap Hwa Shin memanggilnya, Na Ri hanya diam saja.
Hwa Shin kembali memanggilnya. Na Ri hanya diam saja seperti masih gugup.
“Kenapa kau tidak menjawab?” kata Hwa Shin kesal ingin keluar dari ruangan. Tapi
suara Na Ri akhirnya terdengar.
“Ini pertama kalinya kau memanggil
namaku seperti itu.” ucap Na Ri
“Ayo kita makan malam bersama
nanti. Bukankah ini untuk pertama kalinya juga?” ucap Hwa Shin berbicara di depan pintu.
“Ya.... Kita
belum pernah makan hanya berdua saja.” Ucap Na Ri
“Kau lulus karena kemampuanmu
sendiri, Bukan berkat orang lain. Kau yang ada di depan kamera. Jangan merasa bersalah atau
dikasihani. Jadi,
biar aku mengucapkan selamat padamu, kau mengerti
? Ayo
kita rayakan bersama.” Ucap Hwa Shin
Na Ri hanya terdiam, Hwa Shin pikir tak perlu makan
malam bersama tapi makan
ayam dan bir seperti orang lain, Na Ri pikir ini untuk
pertama kalinya juga dan sangat menyukainya. Hwa
Shin meminta izin agar ia bisa minum hanya satu gelas saja,
“Aku sudah menyukaimu selama tiga
tahun, tapi ada... begitu banyak hal untuk pertama
kalinya.” Ucap Na Ri
“Dokter pasti sedang menunggu. Aku akan lekas berganti pakaian
dan keluar. Jangan
kemana-mana dan Tetaplah
bersamaku.” Ucap Hwa Shin lalu bergegas membuka
bajunya.
“Na Ri ... Kau masih di sana, kan?” ucap Hwa Shin tapi tak ada sahutan, didepan ruangan
ganti pria sudah tak ada orang dan Na Ri pun sudah pergi.
Hwa Shin keluar memeriksanya sendiri lalu berlari ke
lorong dan langsung masuk ke dalam praktek dokter. Dokter Geum dan perawatnya
kaget melihat Hwa Shin tiba-tiba masuk. Dokter Geum bertanya apakah dada Hwa Shin
terasa sakit seperti akan meledak. Hwa
Shin langsung berlari keluar dari rumah sakit.
Wajahnya langsung sedih melihat Na Ri yang sudah pergi
meninggalkanya, Dokter Geum dan perawat berlari mengejarnya langsung memegang
lengan Hwa Shin agar tak kabur karena harus menjalani terapi. Hwa Shin menjerit meminta agar dilepaskan. Perawat
berusaha agar menenangkan Hwa Shin dan menariknya kembali masuk ke dalam rumah
sakit.
Sementara Na Ri sudah ada didalam bus, seperti dadanya
terasa sesak dan membuka jendela agar bisa menghirup udara dengan baik. Sek Cha
menemui Jung Won yang ada diruanganya. Jung Won bertanya Bagaimana
dengan pakaian untuk audisi Hwa Shin.
“Dia di skors dan tidak boleh
bekerja selama sebulan. Jadi,
dia tidak bisa mengikuti audisi pembaca berita juga.”ucap Sek Cha, Jung Won kaget bertanya alasan Hwa Shin
bisa kena skors
“Dia menaiki helikopter ke Busan, tapi, tiba-tiba dia mengubah
haluan dan kembali ke studio. Yang aku dengar,
itulah sebabnya.” Jelas Sek Cha, Jung Won
bertanya kapan waktunya.
“Apa kau ingat hari saat kita menghentikan
Nyonya agar Nona
Pyo dapat mengikuti tes kamera? Tepat
saat kita sedang menuju ke stasiun TV.” Ucap Sek
Cha
Jung Won teringat saat itu bertanya pada Na Ri bagaimana
bisa sampai ke stasiun TV, Na Ri dengan bercanda mengatakan kalau ia terbang. Lalu Jung Won bertanya pada Sek Cha apakah Terbang menggunakan sepeda
motor bisa
sampai dalam 20 menit.
Sek Cha rasa itu
tidak mungkin. Jung Won berpikir itu memang tak
mungkin. Sek Cha juga melihat dengan menggunakan sepeda motor, saat itu lalu lintasnya sangat buruk jadi susah untuk sampai di tempat tujuan selama 20 menit.
Jung Won terdiam merasa yakin itu pasti Hwa Shin mengantar Na Ri.
Na Ri datang ke tempat Jung Won berdiri didepan gedung,
teringat kembali saat menyatakan perasaan menyukai Jung Won. Lalu Jung Won
berkata kalau itu belum terlambat lalu menciumnya. Beberapa waktu yang lalu
mengumpat Hwa Shin adalah teman
yang buruk tapi akhirnya berciuman di kamar ganti
pakaian.
“Wahh... Aku keterlaluan.... Aku seorang monster.” Umpat Na Ri pada dirinya sendiri.
Terdengar suara orang keluar dari gedung, Na Ri pun
buru-buru bersembuyi. Terlihat Jung Won keluar dengan Sek Cha dan memilih
untuk menyetir
sendiri dan Sek Cha agar mengurus semua pekerjaanya. Na Ri
bersandar di dinding kebinggungan merasa bersalah karena sudah
kehilangan akal.
Hwa Shin memarkir mobilnya saat itu melihat Na Ri yang
sedang bersembunyi, ponselnya berdering dan itu dari Jung Won.
Akhirnya Hwa
Shin mengangkat telp dari temanya sambil melihat ke arah Na Ri yang sedang
kebinggungan. Jung Won menelp Hwa Shin tapi tak bisa berkata-kata. Hwa Shin
mengatakan kalau ada sesuatu yang ingin diberitahu.
Na Ri tiba-tiba berjalan mendekati mobil Jung Won lalu
mengetuk jendela mobilnya, Jung Won kaget menurunkan jendela mobilnya dan
langsung mengatakan “Aku mencintaimu, Na Ri.” Dan ponselnya masih tersambung dengan Hwa Shin.
Hwa Shin yang mendengarnya seperti pernyataan cinta Jung
Won. Na Ri pun membalas kalau ia mencintai Jung Won juga. Hwa Shin terdiam
seperti tak percaya lalu berjalan ke mobilnya, suara Jung Won dan Na Ri seperti
bergema dalam telinganya berkali-kali.
Jung Won membawa dua cangkir teh untuk Na Ri ke dalam
mobil padahal sudah menyuruhnya untuk masuk ke dalam. Na Ri tiba-tiba memanggil Jung Won dengan wajah serius,
Jung Won pun bertanya ada apa. Na Ri meminta maaf lebih dulu dan mengajak
mereka untuk berpisah saja,
“Apa sebenarnya yang terjadi pada seseorang yang
baru saja mengatakan bahwa dia mencintaiku? Itu tidak masuk akal.” Ucap Jung Won tak percaya.
“Maafkan aku.” Kata Na Ri merasa serba salah, Jung Won pun menanyakan
alasanya. Na Ri tetap meminta maaf. Jung Won kembali bertanya meminta maaf
untuk apa.
“Aku... menyukai orang lain.” Akui Na Ri, Jung Won bertanya apakah Na Ri itu
mencintainya. Na Ri menjawab mencintai Jung Won.
“Tapi kau mencintai orang lain
juga? Jadi Siapa pria lain itu?” tanya Jung Won, Na Ri menahan tangisnya. Jung Won pikir
lebih baik mengantar Na Ri pulang saja.
“Aku memiliki dua hati.... Bagaimana bisa aku memiliki dua
hati? Bagaimana
aku bisa berkencan denganmu saat hatiku mendua? Aku mencintai kalian berdua...” akui Na Ri
Jung Won langsung menekan klakson dengan keras, Sek Cha
yang lainya sedang berjalan pulang sampai bisa mendengar dari kejauhan. Seperti
Jung Won berusaha melampiaskan amarahnya dengan membunyikan kakson lalu
mengajak makan malam bersama saja, Na Ri menolaknya dan ingin turun dari mobil.
Jung Won memperingatakn Hwa Shin agar tak keluar dari mobil.
“Aku akan menjadi orang paling
buruk jika melanjutkannya. Ah... Tidak,
aku memang sudah seburuk itu.... Aku
tidak boleh menyukai kalian berdua. Aku
tahu kau tidak bisa memahamiku, bahkan aku tidak memahami diriku sendiri. Aku tidak bisa memaafkan diriku
sendiri.” Kata Na Ri
“Jangan pergi... “ ucap Jung Won tak ingin membiarkan Na Ri pergi
“Kau bisa mengumpat padaku sepuas hatimu, lalu
buang ke tempat sampah. Aku
tidak layak untuk cintamu... Maafkan
aku...” kata Na Ri lalu turun dari mobil. Jung Won tak bisa
menahan rasa sedihnya karena ditinggalkan Na Ri begitu saja.
Hwa Shin mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi,
lalu berhenti saat Jung Won menelpnya kembali. Jung Won mengajak mereka untuk
bertemu, Hwa Shin setuju dengan nada menantang. Jung Won meminta agar bertemu
sekarang juga.
“Haruskah aku langsung berlari
padamu jika kau berkata seperti itu?” ucap Hwa
Shin marah, Jung Won binggung Hwa Shin mengatakan kalau dirinya sekarangsibuk.
“Apa Bukan karena kau takut bertemu
denganku?” ucap Jung Won menyindir
“Bukan aku, tapi kau yang terlihat takut.” Balas Hwa Shin sambil mengumpat Bajingan
rendah.
“Kau itu yang bajingan rendah. Siapa yang kau sebut
"rendah"? Aku
seharusnya menyebutmu "Tuan Muda". Ayo kita bertemu sekarang.” Kata Jung Won dengan mata melotot
“Aku harus memastikan sesuatu
dulu. Jadi Tunggu saja” kata Hwa Shin lalu menutup telpnya.
Na Ri menangis saat pulang didalam bus, saat menuruni bus
Hwa Shin terlihat sudah menunggu dan langsung menghampirinya. Hwa Shin
bertanya Apa yang dipikirkan
Na Ri saat menciumnya dan kenapa Na Ri mau menciumnya. Na Ri terdiam dengan
mata sedihnya, Hwa Shin tak habis pikir dengan ekspresi yang diperlihatkan oleh
Na Ri sekarang.
“Bukankah kau sudah melupakannya ?! Kau langsung lari pada Jung Won, setelah
menemuiku, bukankah kau bermaksud melupakan
yang terjadi di antara kita dan ini hanya
dalam hitungan jam?” ucap Hwa Shin benar-benar
marah.
“Apa Kau
mencintaiku?” tanya Hwa Shin, Na Ri hanya diam
“Apa kau menciumku meski kau tidak
mencintaiku? Apa Kau
mencium seseorang yang tidak kau cintai?” ucap Hwa
Shin dengan nada tinggi
“Aku mencium seseorang karena cinta.” Kata Na Ri
“Aku mengatakan ini saat bersamaku! Aku tidak bicara soal ciumanmu
bersama Jung Won !! Baru
beberapa jam setelah
kita berciuman.” teriak Hwa Shin
“Aku mencintaimu, Reporter Lee.” Akui Na Ri mengungkapkan perasanya.
Hwa Shin melampiaskan amarahnya dengan mengoyangkan besi
pembatan, lalu bertanya apakah Na Ri itu bodoh, Na Ri hanya diam. Hwa Shin
berteriak meminta Na Ri menjawab apakah ia itu bodoh. Na Ri tetap diam. Hwa
Shin menyindir Na Ri itu pasti benar-benar bodoh, bahkan tidak bisa menjawab apakah
ia bodoh atau tidak. Na Ri terdiam dengan menahan tangisnya.
“Kenapa aku harus menahan semua
tekanan ini demi
seseorang yang begitu bodoh sepertimu?!!” ucap Hwa
Shin terlihat frustasi.
“Hei.... Apakah Kau sungguh mencintaiku?” tanya Hwa Shin ingin memastikanya.
“Bukankah kau tidak mencintaiku?” balas Na Ri yang tahu selama 3 tahun hanya cinta
sepihak saja.
“Aku mencintaimu... Aku mencintaimu!!! Aku bertindak gila sekarang ini
karena aku mencintaimu!!” teriak Hwa Shin
Hwa Shin kembali bertanya apakah Na Ri benar-benar
mencintainya, Na Ri hanya menatapnya. Hwa Shin bertanya bagaimana dengan Jung
Won. Na Ri menahan air matanya, Hwa
Shin bertanya apakah Na Ri mengatakan pada Jung Won bahwa Na Ri mencintainya atau tidak, tapi ternyata Na Ri mengatakanya.
“Kau hanya memiliki ketertarikan
pada lawan jenis sampai sekarang. Apa Sebab
itu, jika ada pria yang sedikit baik padamu, maka kau
langsung menyukai mereka, tidak peduli siapa pun itu? Benar Begitukah Lalu, kenapa kau menciumku?
Kenapa?!!!” ucap Hwa Shin marah
“Apakah kau menciumku, lalu... mencium Jung Won juga di dalam
mobilnya?” kata Hwa Shin, Na Ri meminta agar
menghentikanya.
“Apa Kau mempermainkan kami? Bagaimana bisa kau bolak balik antara aku dan Jung Won, lalu berciuman dengan kami, dan juga mengatakan mencintai kami
berdua? Apakah
itu masuk akal?” ucap Hwa Shin
Na Ri hanya diam menahan air matanya, Hwa Shin mengaku tidak
dapat memahaminya, meski
dengan otaknya yang
pintar dan kembali berteriak kalau dirinya itu bisa mengerti.
Na Ri pun mengaja mereka untuk berpisah saja. Hwa Shin binggung, Na Ri mengajak
mereka untuk berhenti saling bertemu.
“Memangnya, apa yang sudah kita
lakukan sampai perlu berpisah? Memangnya
kita berkencan? Apa
yang sudah kita lakukan
sampai harus berhenti bertemu? Kita
bahkan belum memulai apa pun dan Aku
baru akan memulainya!” ucap Hwa Shin
“Ini memang saat yang Tepat
sekali. Karena itu, jangan memulainya.” Kata Na Ri
meminta maaf
“Apa kau benar-benar menyukai kami
berdua?” tanya Hwa Shin, Na Ri merasa dirinya itu sudah
gila.
“Apakah itu bukan perasaan kasihan
padaku karena tidak bisa mengikuti audisi pembaca berita?” tanya Hwa Shin, Na Ri mengelengkan kepala tapi Hwa Shin
merasa seperti itu. Na Ri menghapus air mata menyakinkan kalau itu tak benar.
“Itu lebih masuk akal dibanding
menyukai dua orang pria.” Kata Hwa Shin
“Tadi, aku memang ingin sekali
menciummu. Kau
tampak sangat mempesona seharian ini. Saat itu Dadaku
terus berdebar, sampai aku mengira sudah gila. Tapi, saat aku meninggalkan ruang
ganti, Aku
merasa seperti... telah
melakukan sesuatu yang jahat pada Jung Won. Lalu, aku ingat kami pun pernah
berciuman. Hal itu
membuatku merindukannya dan merasa seperti akan gila jika tidak melihat dia..” Cerita Na Ri sambil menangis, Hwa Shin hanya bisa
mengigit bibirnya.
“Aku begitu ingin mengatakan aku
menyukai dia. Hatiku
terus saja... menggila. Aku merasa seperti akan mati.” Ucap Na Ri, Hwa Shin menatap mata Na Ri yang menangis
seperti tak bisa berkata-kata.
Jung Won ada didalam ruangan seperti tak bisa menahan
diri akhirnya keluar dari kantornya. Sementara Hwa Shin masih berbicara dengan
Na Na Ri, dengan berpikir sekarang Na
Ri itu sudah memutuskan untuk mencintainya dan akan melepaskan Jung Won lalu mulai mencintainya lagi.
“Bukankah kau tetap kembali meski telah goyah oleh Jung Won? Kau lebih menyukaiku. Itu sebabnya, kau masuk ke ruang
ganti meski aku menyuruhmu pergi, lalu
menciumku. Bukankah
karena kau sudah memantapkan hati dan pikiranmu?”
ucap Hwa Shin
“Itulah yang seharusnya
kuselesaikan. Tapi, aku
tidak memikirkan apa pun dan menciummu saja karena tidak bisa menahan diriku.” Kata Na Ri juga binggung.
“Bagaimana... bagaimana kau bisa
menyukai kami berdua?” teriak Hwa Shin frustasi.
Na Ri merasa tak enak hati mencoba mendekati Hwa Shin
dengan meminta maaf, Hwa Shin tak habis pikir Na Ri bisa memberikan
cintanya pada dua orang berbeda akhirnya bertanya siapa yang lebih disukai Na Ri
sekarang. Na Ri terlihat kebinggungan, Hwa Shin yakin Na Ri tidak
akan bisa menyukainya. sama rata.
“Itu mustahil.... Ini Sudah Tidak masuk akal kau
menyukai kami berdua dan Lebih
tidak masuk akal lagi jika kau mengatakan bahwa kau menyukai kami sama rata.... Itu kebohongan.” Ucap Hwa Shin, Na Ri tak bisa menjawabnya
“Semua Tidak sama, kan? Hasilnya Tidak mungkin 50:50.... Cepat Katakan saja yang sebenarnya... padaku... Aku bisa menerimanya.” Ucap Hwa Shin, N Ri merasa tak bisa mengatakanya.
“Kubilang, katakan padaku!” teriak Hwa Shin, Na Ri tetap merasa tak bisa
melakukanya.
“Memangnya Apa
masalahnya? Kita
harus mengakhirinya dan Bagaimanapun,
kita harus berpisah. Aku
tidak bisa bertemu denganmu. Aku tidak akan menjawab telepon
darimu, aku akan berpindah pada hati yang lain. Aku hanya perlu bekerja
keras sebagai pembaca berita.” Ucap Na Ri akan pergi
Hwa Shin menahanya kembali bertanya apakah hasilnya 51:49 dan membuat Na Ri jadi frustasi sekarang,
menurutnya Bahkan
meski hanya 1%, pasti
ada perbedaan dan kembali bertanya siapa yang lebih
disukianya. Na Ri hanya diam. Hwa Shin mengancam tidak
akan pulang ke
rumah sampai Na Ri menjawabnya.
Na Ri membalikan arahnya, Hwa Shin memohon agar Na Ri
menjawabnya dan mengancam tidak akan mengikuti terapi
radiasi. Na Ri tetap tak akan bisa mengatakannya. Hwa Shin
mengumpat marah, Na Ri heran kenapa hal itu sangat penting sekarang.
“Masalahnya di sini adalah aku
sedsng berkencan dengan seseorang, tapi
pria lain dating dan Ada dua
orang pria dalam hatiku saat ini. Dari
sudut pandang Jung Won, ini adalah perselingkuhan. Bahkn Terlebih, kalian berdua
bersahabat. Bukankah
itu jahat sekali? Dan ini tidak
benar.” Ucap Na Ri berjalan pulang.
“Tunggu.... Kau lebih menyukaiku, kan? Bagaimanapun juga, kau belum lama
berkencan dengan Jung Won jadi Aku
tidak akan mengatakan apa pun padanya.” Kata Hwa
Shin
“Aku juga ingin putus dengannya.” Ucap Na Ri
“Itu berarti kau lebih menyukaiku.” Kata Hwa Shin
“Aku juga sudah mengatakan ingin
mengakhirinya denganmu. Kenapa
hal itu menjadi penting saat kita akan mengakhrinya?” balas Na Ri. Hwa Shin bertanya apakah yang lebih sukai
Na Ri itu Jung Won.
“Tentang Kanker payudaramu dan siapa yang
lebih ku sukai... adalah
rahasia. Aku akan
membawanya sampai liang kubur dan Tidak
akan kukatakan pada siapa pun.... Tidak
akan pernah.... Maafkan
aku.” Kata Na Ri bejalan pergi, Hwa Shin hanya bisa diam tak
bisa mendapatkan jawabnya.
Kim Rak baru saja masuk ke dalam rumah Bbal Gang, saat
itu terdengar suara Sung Sook dari dalam dalam kamar. Sung Sook pikir merkea
harus mengatakan pada Chef bahwa mereka menolak tawarannya dan menyuruh Ja Young memberitahunya lebih dulu.
“Coba kali lihat ini... Jika kau
mengatakan padanya, maka aku
akan memberikan ini padamu... Ini
di impor langsung dari Italia.” Ucap Sung Sook memperlihatkan
baju tidurnya, Ja Young kesima melihat baju merek Victor.
“Ah... Aku tidak bisa melakukannya, lebih baik Kau saja. Jika kau melakukannya,maka aku akan memberikan ini padamu. Ini masih baru dan dari desainer terkenal.” Ucap Ja Young memperlihatkan kotak perhiasaanya.
“Bagaimana mungkin aku mengikat
bel di leher seekor kucing? Alasannya
terlalu aneh.” Kata Sung Sook mencoba anting
ditelinganya.
“Aku tahu…. Bagaimana mungkin kita akan
mengatakan tidak bisa berkencan dengannya karena dia tidak dapat berhubungan
intim?” ucap Ja Young
“Haruskah kita mencoba alasan
lain? Kita
tidak bisa berkencan dengannya karena ada perbedaan yang tidak dapat diatasi. Brad Pitt dan Angelina Jolie
memiliki banyak alasan tidak masuk akal, tapi tetap saja itu ditulis dalam
surat gugatan cerai mereka.” Ucap Sung Sook
“Apakah sebaiknya kita tambahkan
beberapa emotikon dengan mengirim pesan? Kau dan aku tidak bisa berkencan
karena perbedaan yang tak dapat diatasi, tapi terima kasih sudah
mengatakan bahwa kau menyukaiku.” Ucap Ja
Young
Sung Sook tak percaya mendengarnya merasa kalau karena Ja
Young hanya membawakan acara radio jadi berlebihan sekali dan menyuruh Ja Young yang
melakukannya. Ja Young menolak karena dari awal itu
ide dari Sung Sook, lalu mendorong Sung Wook keluar kamar berjanji akan
memasaka makan makam.
Keduanya langsung kaget melihat Sung Sook sudah ada
didepan pintu. Kim Rak mengatakan sengaja datang
untuk membicarakan soal uang sewa dan pintunya
terbuka. Sung Sook bertanya apakah Kim Rak mendengarnya. Kim Ran
membenarkan tepat mulai sesuatu dari Italia. Ja Young meminta maaf.
“Tidak, aku yang minta maaf karena
membebani kalian. Aku
bisa mengerti” kata Kim Rak, Sung Sook dan Ja Young
seperti masih tak enak hati.
“Aku menerima biaya sewa dobel, Kalian berdua sama-sama membayar. Jadi Akan kukembalikan satu.” Ucap Kim Rak menaruh diatas rak dan pergi. Keduanya
merasa Kim Rak itu pria yang malang.
Na Ri minum Soju langsung dari botolnya, Chi Yul pamit
pada kakaknya karena akan pergi ke perpustakaan. Na Ri mengangguk, Chi Yul langsung mengambil botol dari
tangan kakaknya bertanya ada masalah apa dengan wajah khawatir.
“Chi Yul... Lantai berapa ini?” tanya Na Ri, Chi Yul mengatakan lantai empat.
“Aku harap kita berada di lantai
empat puluh.” Ucap Na Ri frustasi, Chi Yul menanyakan
alasanya.
“Dengan begitu, jika aku jatuh
dari sini, maka aku tidak mungkin masih
bisa membuka mataku.” Ucap Na Ri
Chi Yul pikir kakaknya itu gagal tes lagi, lalu
menyakinkan kakaknya tak masalah karena masih memiliki adiknya dan memuji
kakaknya itu tetap yang terbaik. Na
Ri membenamkan wajahnya diatas kasur merasa kalau dirinya itu yang terburuk karena m
jahat sekali pada mereka berdua dan lebih baik mati
saja. Chi Yul binggung melihat tingkah kakaknya, Na Ri pun menyuruh
adiknya segera pergi saja.
Hwa Shin mengemudikan mobil dengan emosinya, Jung Won pun
mengendarai mobilnya dengan wajah penuh amarah, lalu keduanya bertemu di
persimpangan jalan dan sama-sama membunyikan klakson. Tatapan mereka seperti
serigala yang sedang mengamuk.
Saat itu dirumah Na Ri membereskan semua pakaianya ke
dalam koper, menurutnya tak bisa tetap di sini sampai Hwa Shin menyerah dan memakai long coatnya dan bergegas pergi keluar.
Ia melewati toko milik ibu tirinya dan melihat Bum sedang
mengambar dan langsung menyalahkan adik bungsunya itu dengan semua yang terjadi
padanya. Ibu Tirinya datang bertanya mau kemana
selarut ini. Na Ri mengaakan akan bersembunyi untuk sementara waktu jadi tolong jaga Chi Yul lalu
pergi dengan membawa kopernya, Ibu tirinya bingung bertanya pada Pyo Bum ada apa dengan kakaknya itu.
bersambung ke part 2
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar