Saat Kim
Shin pergi menjadi abu, tiba-tiba terlihat petir besar menyambar. Duk Hwa, Kim
Sun, Sek Kim terdiam. Semua tulisan yang dituliskan Kim Shin menghilang
dibagian depan tertulis [Dia cinta pertamaku] terlihat seperti terbakar.
Kenangan
Kim Shin seperti hilang dalam ingatan Eun Tak, Eun Tak buru-buru mengambil
bukunya menuliskan kalau harus mengingat “Nama orang itu... Kim Shin. Dia tinggi dan kelihatan
sedih saat tersenyum. Dia akan datang sebagai hujan. Dia akan datang sebagai
salju pertama. Dia akan menepati janjinya.Orang itu...Akulah pengantinnya.”Eun
Tak terus menangisi kepergiaan Kim Shin yang mungkin tak akan kembali lagi.
Seekor
kupu-kupu hinggal di batang potong yang ada di atas hamparan salju. Kim Shin
seperti berjalan dengan pakaian panglima di jaman Joseon.
“Dewa
berkata... Dirimu dan semua hal yangterjadi telah terhapus dalam ingatan setiaporang
yang mengenalmu. Semua itu demi kenyamanan mereka... dan itu jugalahanugerah
dariku. Dan juga... hukumanmu telah berakhir. Kini, kau bisa melupakan
segalanya dan... tidur dalam kedamaianNamun...di dalam mata goblin...mterdapat
penuh air mata.”
“Kini,
aku mengerti... keputusan apa yang kubuat. Jadi inilah keputusan yang kubuat.”
Gumam Kim Shin dengan mengingat saat makan di restoran, Eun Tak yang duduk
menunggu dan memanggilnya Presdir.
“Di
tempat inilah aku akan tinggal disini. Aku akan tinggal disini dan pergi
sebagai hujan. Aku akan menjadi angin. Aku akan menjadi salju pertama. Hanya
satu hal itu...Aku memohon permohonan pada dewa.” gumam Kim Shin dengan
berlutut
“Memang
keputusan bodoh yang dibuatnya. Aku selalu mendukungmu selama hidupmu. Namun,
di tempat ini..., aku pun... tidak ada disini.” Ucap Dewa.
“Dan
seperti itulah...goblin kesepian itu, dia terjebak di tempat antara kehidupan
ini dan akhirat..., terjebak di antara cahaya dan kegelapan..., dan di tempat
dimana dewa telah pergi. Dia terjebak disana untuk selamanya.” Cerita nenek
yang menyamar jadi dewa.
Seorang
pria yang mendengar ceritanya penasaran dengan nasib Goblin. Si nenek juga
tidak tahu karena Kenangannya akan segera dilupakan dan hanya kesia-siaan yang
akan bertahan dan Dalam kesia-siaan itu Goblin berjalan dan terus berjalan.
“Selama
dia berjalan... apa yang akan terjadi? Sampai dimanakah tujuan dia? “ cerita
nenek, Pria itu melihat kalau Itu memang kisah sedih lalu menanyakan harga
jepitan rambut yang akan dibeli olehnya.
[9 Tahun
Kemudian]
Seorang
penyiar seperti sedang berlatih dalam ruangan, waktunya 10 menit sebelum waktu
pertunjukan. Seorang wanita memberikan berkas pada PD, terlihat ID Card nama
[Ji Eun Tak, Produser]. Eun Tak melihat berkas didepan meja kerjanya. Rekan
kerjanya memberitahu di luar hujan makin deras berpikir mereka itu berada di
Asia Tenggara, padahal sebelumnya ramalan cuaca mengatakan akan cerah hari ini.
“Makanya
Aku juga tidak bawa payung pula.” Komentar Eun Tak tetap menatap berkasnya.
“Bukan
itu yang jadi masalah. Bagian Opening ini bagaimana nasibnya?” ucap Anak
buahnya.
“Kita tidak
bisa menghentikan hujannya, jadi kita harus menulis ulang opening-nya. Kita bisa
pakai naskah opening hari ini buat di hari yang cerah saja Untuk saat ini,
pakai saja lagu pertamanya. Alangkah bagusnya memulai hariyang suram dengan
lagu yang ceria.Jangan dipakai kalimat yang tidak sesuai dengan cuaca dan
masalah hari ini.” Ucap Eun Tak dan melihat juniornya sudah menulis ulang lagi
naskahnya.
Eun Tak
melihat ponselnya pesan dari Kyung Mi “Pinjami aku 300 ribu won. Penting. Balas
SMS-ku ini.” Ia memilih tak mengubisnya dan akan memilih lagu untuk siaran yang
cocok di hari turun hujan.
Eun Tak
melihat hujan yang makin turun deras di depan kantor radionya, seperti ia ikut
menangis pula. Setelah itu ia pergi ke cafe tanpa menyadari dibelakanganya ada
Wang Yeo yang mengantri tapi seperti tak saling mengenal.
Keduanya
duduk saling membelakangi menatap keluar jendela karena hujan yang semakin
deras. Eun Tak pulang ke rumah, lalu mengingat kejadian saat masih kecil yang
bisa melihat malaikat kematian dengan menunjuk dan bertanya “Ahjussi, kau
siapa?” dan menyadari saat di cafe
berpapasan dengan Wang Yeo.
“Apa aku
salah lihat? Ah... Lagipula, itu sudah 20 tahun yang lalu.” Ucap Eun Tak
mencoba melupakanya.
Eun Tak
duduk diatas tempat tidurnya memegang kalung bertanya-tanya Apa kalung ini
kepunyaan Ibunya, dan Sejak kapan memiliki kalung itu. Kim Shin terlihat sedang
berusaha berjalan dan Eun Tak menulis dalam bukunya.
"Dalam
padang gurun itu..., dia sangat kesepian sampai dia terkadang berjalan mundur. Untuk
melihat jejak kaki di depannya."
Seperti
tulisan Eun Tak seperti yang digambarkan keadaan Kim Shin, lalu Eun Tak melihat
bagian depan buku dan bertanya-tanya kembali Kenapa.. terbakarnya cuma di bagian
depan saja
Kim Sun
menyapa pelanggan yang datang ke restoranya, Eun Tak masuk melihat bosnya
dengan memuji selalu cantik seperti biasa dan memesan sebotol Soju. Kim Sun
heran melihat Eun Tak yang bermuka sedih padahal Acara radiomu hari ini bagus,
lalu berpikir kalau Kepala Produser memarahinya lagi.
“Apa
gunanya kalau acaranya bagus? Aku hampir
dipecat karena tidak ada iklan yang masuk. Dan tiba-tiba hujan, jadi kami
sangat panik tadi.” Keluh Eun Tak menambah pesanan ayam setengah pedas dan
original.
Kim Sun
pun akan mengambilkan ayamnya, lalu menyuruh Eun Tak mengambil sendiri Sojunya.
Eun Tak mengeluh kalau ia sebagai pelanggannya. Saat itu Teman Eun Tak masuk,
Eun Tak menyapa sebagai ketua kelas dan menyuruhnya duduk. Teman Eun Tak
mengeluh Eun Tak yang terus memanggilnya ketua kelas
“Pengacara
Kim, selamat datang, Ji PD sudah memesan makanannya.” Sapa Kim Sun, Pengacara
Kim pun memesan sebotol bir.
Eun Tak
membawakan sebotol bir dan juga soju dengan bertanya pada temanya apakah
memenangkan perkara hukum kali ini. Pengacara Kim pikir tak mungkind datang
kalau kalah di persidangan lalu
menawarkan Eun Tak agar ikut kencan buta.
Eun Tak menolak karena tidak suka pengacara.
“Kali
ini, aku akan mengenalkanmu pada koki. Dia sering muncul di acara memasak dan
dia seperti anak anjing kalau tersenyum. Dia imut.” Cerita Pengacara Kim dengan
wajah berbinar-binar.
“Dia itu
seleramu, kenapa aku harus kencan buta?” keluh Eun Tak
“Dia itu
penggemar acara programmu, jadi kenapa harus aku yang kencan dengannya? Dia
selalu mendengar programmu di jam makan siangnya.” Cerita Pengacara Kim
Eun Tak
mengeluh merasa kalau hanya dirinya sebagai teman yang bisa dijual, Kim Sun
ikut duduk menyuruh Eun Tak pergi saja selagi ada orang yang mau menjualnya,
dengan memberikan contoh pada dirinya.
“Menjadi
cinta pertamanya seseorang adalah hal paling 'termudah' buatku. Sekarang tidak
ada orang yang mengajakku minum kopi.” Cerita Kim Sun kesepian.
“Ya. Kau
jangan sampai seperti dia.” Ucap Pengacara Kim. Kim Sun merasa tersindir
mendengarnya
“Menurutku
kau itu bisa jadi contoh yang sempurna buat Eun Tak mengerti, kenapa?”jelas
Pengacara Kim, Kim Sun kesal bertanya pada Eun Tak apakah hanya pengacara ini
sebagai temanya.
Eun Tak
terlihat banyak pikiran memilih untuk minum soju dengan menatap keluar jendela
yang masih turun hujan, lalu berkomentar Hujan turun dan alkoholnya pahit,
serta ada dua teman yang mengkhawatirkan dirinya menurutnya Hari ini hari yang
baik.
Eun Tak
berjalan pulang dengan payung dan mendengarkan musik, dua hantu mengenali Eun
Tak sebagai Pengantin Goblin, tapi salah satunya heran karena Eun Tak itu tidak
bisa melihat mereka sebagai hantu. Hantu rambut panjang menceritakan dulu Eun
Tak Pengantin Goblin.
“Dia
sekarang berumur 29 tahun, dan karena goblin belum muncul. Jadi, sejujurnya,
dia sama saja seperti janda. Dulu juga, dia bisa melihatku sebelumnya.” Cerita
Si hantu yang sebelumnya sering mengajak bicara Eun Tak.
Eun Tak
berbaring ditempat tidur menangis sesunggukan, tapi terlihat kebinggungan
karena dirinya seperti itu seperti merasa sedih tanpa alasan. Kim Shin terjatuh
seperti sudah tak sanggup berjalan dan surat perjanjian dengan Eun Tak terbang
melayang dibawa oleh angin tanpa bisa diraihnya kembali.
Sepasang
pria dan wanita dibuat binggung dengan melihat salju pertama yang sudah turun
di awal tahun ini, tapi menurut mereka tetap indah. Eun Tak keluar dari rumah
pun dibuat bingung dengan melihat salju yang turun. Kim Shin terlihat menangis
dengan terbaring diatas salju. Eun Tak
duduk diatap dengan memegang cake dan lilin sambil bergumam.
“Apa yang
telah ku lupakan? Siapa... yang telah kulupakan? Wajah siapa yang telah
kulupakan? Janji apa yang telah kulupakan... sampai aku sedih seperti ini?
Seseorang... Siapa saja, kumohon... Selamatkan aku.” Ucap Eun Tak lalu
meniupkan lilinya.
Saat itu
Kim Shin melihat asap yang keluar dari tanganya, Eun Tak dibuat kaget melihat
sosok Kim Shin dengan pakaian panglima berambut panjang didepanya. Saat itu
seperti pertemuan mereka di pinggir pantai.
Kenangan
keduanya kembali terulang saat terakhir kali Eun Tak menangis agar Kim Shin tak
pergi dan mengutarakan perasaan kalau sangat mencintainya. Kim Shin langsung
berlari memeluk Eun Tak yang sudah tak ditemuinya selama 9 tahun. Eun Tak pun menangis di pelukan Kim Shin
seperti merasakan perasaan rindu yang mendalam.
Tiba-tiba
Eun Tak melepaskan pelukan Kim Shin meminta maaf karena sangat terbawa perasaan
sekali, lalu seperti berusaha menyadarkan diri dengan yang dilakukanya seperti
merasa tak perlu meminta maaf. Dan bertanya pada Kim Shin apa yang dilakukan
tadi.
“Kenapa
kau memelukku? Apa Kau kenal aku? kau siapa?” tanya Eun Tak. Kim Shin mengataka
kalau ia yang ada dalam perjanjian.
“Memangnya
ini perjanjian apa? Apa mungkin kau itu aktor?” kata Eun Tak melihat pakaian
Kim Shin seperti kostum jaman joseon.
“Apa
impianmu menjadi kenyataan?Aku bangga padamu.” Kata Kim Shin melihat Eun Tak
yang sudah menjadi PD
Eun Tak
mengucapkan terimakasih dan ingin tahu alasan
Kim Shin memeluknya dan juga kenapa terus mengunakan bahasa banmal. Kim
Shin terdiam mengingat ucapan dewa kalau semua telah terhapus dalam ingatan
orang yang mengenalnya Semua itu demi kenyamanan mereka dan anugerah.
“Asalkan kau
nyaman, aku baik-baik saja. Itu cukup bagiku.”ucap Kim Shun terdengar seperti
berbicara sesuai naskah
“Apa kau
sedang akting atau apa? Gedung pembuatan drama bukan disini. Tapi di gedung
berikutnya.” Kata Eun Tak dan berjalan pergi, tapi sebelum itu ia kembali
membalikan badanya.
“Tapi,
kenapa kau bisa di sini tanpa tanda pengenal?” tanya Eun Tak
“Karena
seseorang memanggilku.” Kata Kim Shin menatap Eun Tak yang memanggilnya tanpa
disadarinya, Eun Tak tak mengubrisnya memilih masuk ke dalam gedung.
Duk Hwa
mengikuti Sek Kim yang berjalan dengan Sek Kim bersama dengan petinggi lainya.
Sek Kim memberitahu dirinya sekarang sebagai Presdir dan Duk Hwa hanyalah team
leader jadi meminta Bersikaplah sesuai posisinya. Duk Hwa pikir dirinya
bersikap seperti biasa saja.
Tiba-tiba
Kim Shin memanggil Duk Hwa, Dua pengawal melihatnya langsung menarik Kim Shin
karena tak boleh ada dalam gedung tersebut.
Duk Hwa binggung karena pria yang tak dikenalnya itu memanggil
namanya. Sek Kim dengan bijak meminta
agar mereka mendengar dulu penjelasannya.
“Kukira
aku tidak akan pernah bertemu denganmu lagi. Senang sekali aku bertemu denganmu
seperti ini.” Ucap Kim Shin ingin berjalan mendekati Duk Hwa, Duk Hwa ketakuta
meminta agar mereka berjauhan saja saat bicara.
“Kau
siapa? Apa Kau kenal aku?” tanya Duk Hwa binggung. Kim Shin mengaku dulu
sebagai paman, kakaknya.
Duk Hwa
merasa Kim Shin itu gila, Kim Shin menegaskan kalau dirinya bukan orang gila.
Duk Hwa tak mengubrisnya memilih untuk pergi karena lapar. Sek Kim mengatakan
sudah pesan tempat di resto yang disukai Duk Hwa. Kim Shin terlihat sedih
karena Duk Hwa pun tak mengingat tentang dirinya.
Duk Hwa
duduk terdiam dengan memikirkan berkali-kali kalau kejadian tadi sangat aneh,
karena pria tadi mengatakan sebagai pamanya, menurutnya Identitas paman itu rahasia besar dari
Chunwoo Group dan Di Korea, cuma ia dan kakeknya yang tahu itu.
“Berarti,
tadi ada satu orang lagi yang tahu.” Kata Sek Kim santai dengan makan lebih
dulu. Duk Hwa panik bertanya siapa yang dimaksud.
“Apa
mungkin nama pamanmu Kim Shin?” kata Sek Kim.
“CEO Kim.
Kenapa pamanku namanya Kim? Harusnya Yu. Dan Memang siapa Kim Shin?” ungkap Duk
Hwa heran, Sek Kim tak ingin membahasnya mengajak Duk Hwa makan saja.
“Rahasia
keluarga. Setiap ahli waris perusahaan pasti memiliki kisah sedih seperti itu.
Jangan khawatir. Bagaimana aku selama ini bekerja mulai dari bawah? Aku selama
bertahun-tahun makan seollongtang. (sup tulang sapi) Setelah makan ini, aku
akan melindungi perusahaanku. Seperti layaknya chaebol.” Ungkap Duk Hwa bangga
“Duk Hwa.
Ini bukan "perusahaanku"..., tetapi milik semua karyawan perusahaan.
Karena aku yang melindungi semua karyawan itu..., jadi kau jangan terlalu
berlebihan.” Pesan Sek Kim lalu akan pergi karena Waktu makan siang sudah
selesai. Duk Hwa akhirnya buru-buru
mengikuti Sek Kim dan hanya bisa menyeruput sup karena terlalu banyak bicara.
Kim Shin
pergi melihat adiknya yang sedang berkerja direstoran, Kim Sun melihat sosok
pria mengunakan pakaian zaman joseon dibuat binggung, sampai akhirnya pelanggan
yang memanggilnya. Ketika Kim Sun melihat ke tempat Kim Shin berdiri sudah
menghilang dihadapanya.
Wang Yeo
sedang membersihkan cangkir tehnya, lalu melihat sosok Kim Shin didepanya. Kim
Shin berjalan dibalik dinding bisa melihat kedai teh tersembunyi milik Wang
Yeo. Ia bisa mengingat kenanganya dengan Wang Yeo yang mengetahui kalau
dendamnya pada seseorang dan terus mencarinya, tenyata ada orang itu ada
didekatnya.
“Itulah
tujuan dan.. maksud pedang ini. Untuk menyerang Park Joong Hun.” Ucap Kim Shin
sebelum pergi.
Setelah
bisa melenyapkan PM Park dengan bertupu pada pedangnya meminta maaf pada Wang
Yeo kalau akhirnya bisa memberitakan... kabar kematian terhormatku pada raja.
Wang Yeo terlihat benar-benar sedih kehilangan orang yang selama ini selalu
menemaninya.
“Topi
yang kau pakai itu masih saja vulgar sampai sekarang.” Komentar Kim Shin
“Apa kau
itu goblin yang dikabarkan telah kembali dari kehampaan?” kata Wang Yeo
“Semua
rumor tentangku itu kebanyakan tidak benar adanya.” Ucap Kim Shin
“Sepertinya
kau tidak kembali ke abu atau tersebar dalam angin atau hujan.Tentu saj, .kau
memang tidak kembali dari kehampaan” komentar Wang Yeo, Kim Shin binggung
karena Wang Yeo bisa mengenalinya.
Kim Shin
akhirnya duduk didalam kedai bertanya apa sebenarnya yang terjadi karena
mengira Wnag Yeo takkan mengingatnya dan
Semuanya seharusnya kembali dari kehampan. Wang Yeo tahu kalau Semua orang
seperti itu tapi ia masih ingat tapi memiliki sebuah dugaan.
Duk Hwa
mengangkat tanganya sebagai sumpah sampai akhir akan berpihak pada Paman
Penyewa yaitu Wang Yeo. Saat itu Duk Hwa bertemu dengan Dewa disebuah cafe,
mengaku kalau saat itu sebagai kelemahanya.
“Kalau kau
mau berpihak padanya..., jangan kauhapus ingatannya Yeo.” Ucap Nenek Dewa, Duk Hwa binggung.
“Sungguh
malang bagi Shin dan Eun Tak. Seluruh dunia tertutupi dan tak bisa dimasuki
oleh mereka. Menurutku aku merasa orang lain selain kita harusnya ingat sejarah
cinta mereka.” Ucap Nenek Dewa.
“Tapi kau
tahu..., Kenapa aku merasa seperti... akulah yang menemukan suatu pintu yang akan
terbuka ke dunia tertutup itu? Apa aku memang tidak menutup dunia itu?” ungkap
Duk Hwa.
Wang Yeo
menanyakan apa yang terjadi pada Kim Shin dan bisa kembali lagi. Kim Shin
mengatakan alasan karena sebuah perjanjian.
Wang Yeo mengaku sangat senang Kim Shin bisa kembali lagi. Kim Shin pun
juga Senang rasanya ada orang yang menyambutnya.
“Sepenuh
hatiku senang. Walaupun ini sudah terlalu terlambat sangat, sangat
terlambat.cAku harusnya sudah melakukannya sembilan tahun yang lalu. Aku
harusnya sudah melakukannya 900 tahun yang lalu. Kata yang akan kuucapkan
sekarang... Kuharap kau akan memaafkanku.” Ucap Wang Yeo
“Kau,
yang telah melindungi kekasihku dan yang melindungi Goryeo-ku. ampunilah dosaku
karena tidakmampu melindungimu.Aku telah menerima kasih sayang..., tapi karena
dosaku aku tidak mencintai mereka. Ampunilah aku.” Kata wang Yeo dengan air
mata mengalir mengajak Kim Shin agar memotong rambutnya lebih dulu.
Kim Shin
sudah memotong rambut dan berganti pakaian, keduanya duduk diruang tengah sambl
meminum soju. Kim Shin merasa bahagai akhirnya pulang ke rumahnya. Wang Yeo
memberitahu kalau ini rumahnya dengan
Sisa sewa kontraknya masih 10 tahun lagi.
“Bagaimana
dengan adikku?” tanya Kim Shin, Wang Yeo mengaku tidak menemuinya, menurutanya Merindukannya
telah menjadi hukuman selama sembilan tahun terakhir.
“Intinya,
aku selamanya akan menjadi pendosa. Bagaimana dengan Jiwa yang Hilang? Apa Kau
sudah menemuinya?”kata Wang Yeo, Kim Shin mengaku sudah
“Dia
tidak ingat, 'kan?” kata Wang Yeo, Kim Shin membenarkan menceritakan Eun Tak
yang sudah jadi Radio PD.
Wang Yeo
mengaku kadang mendengarkan acara radionya. Kim Shin meminta Wang Yeo
memberitahu kalau mendengarkan siaranya karena ingin mendengarnya juga. Tiba-tiba terdenga bunyi suara password
pintu, Wang Yeo panik kalau itu Duk Hwa yang datang lalu menyuruh Kim Shin
segera sembunyi. Kim Shin ikut panik langsung bersembunyi di balik sofa.
Duk Hwa
menyapa Wang Yeo dengan panggilan Paman Penyewa. Menceritakan kalau bertemu
orang aneh di kantor hari ini dan agak bingung. Jadi ingin melihat keadaannya.
Wang Yeo mencoba untuk tetap tenang agar tak terlihat panik.
“Tapi
Paman Penyewa, Jika kau pamanku, kau itu harusnya 'paman'.Tapi kenapa Paman,
jadi paman penyewa?Kalau dipikir-pikir, kapanPaman Penyewa tinggal disini?”
ucap Duk Hwa yang tak mengingatnya.
“Kau tahu
sendiri isi kontrak sewa rumah ini...” ucap Wang Yeo berusah menjelaskan dengan
gugup, Duk Hwa melihat ada dua botol bir berpikir kalau ada tamu yang datang.
“Aku
memang suka minum 2 bir di tangan sekaligus.” Kata Wang Yeo berdalih meminum
dua botol bir.
“Lalu ...
kaki apa itu yang ada di belakang sofa?” tanya Duk Hwa yang bisa melihat
seseorang yang bersembunyi.
Akhirnya
Kim Shin pun keluar dari persembunyian dengan seolah-olah baru melihat sofa
yang bagus. Duk Hwa kaget melihat orang aneh yang tadi dan sadar kalau sudah
potong rambut. Kim Shin mengaku kalau menyukai rambutnya, juga tujuanya dan
sebagai teman Wang Yeo, Wang Yeo langsung menyela kalau Kim Shin akan segera
pergi.
Kim Shin
melirik sinis, Wang Yeo melambaikan tangan mengaku merasa senag karena temanya
sudah datang lalu menyuruhnya pergi. Kim
Shin pun akhirnya pamit pergi keluar dari rumah. Duk Hwa bertanya-tanya apakah Paman Penyewa bagian dari rahasia
kelahirannya.
Lalu
terdengar suara bantingan pintu dilantai atas, Duk Hwa bisa mendengar dengan
jelas dibuat binggung karena Kim Shin keluar dari pintu depan. Wang Yeo mengaku tak mendengarnya tapi Duk
Hwa yakin baru saja mendengarnya. Wang Yeo akhirnya meminta agar Duk Hwa
menatap matanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar