Ah Ro
masuk kamar dan Moo Myung pura-pura sudah tertidur, Saat melihat Moo Myung
tertidur Ah Ro merasa tenang lalu menarik tangan Moo Myung yang terluka dengan
menganti perbannya. Moo Myung menahan rasa sakit saat Ah Ro membersihkanya
lebih dulu.
“Aku akan
mengatakan yang sejujurnya padamu... dan kau mungkin tak akan mendengar karena
sedang tertidur. Kakak... aku mengucapkan terimakasih karena sudah
menyelamatkan aku tadi. Ini pertama kalinya aku melakukan sesuatu untuk
seseorang dan sangat senang karena memiliki seorang kakak” ungkap Ah Ro dengan
menahan tangisnya dan meminta agar bisa jangan terluka. Tiba-tiba Moo Myung
menahan tangan Ah Ro sebelum pergi
“Aku
khawatir karena dirimu, yang sangat hangat dan juga tak mampu untuk
melindungimu. Itu yang pertama kali untukku, jadi kau tidak sendiri
sekarang”kata Moo Myung, Ah Ro terdiam berusaha menahan tangisnya.
Ah Ro
duduk diluar memikirkan Moo Myung kalau besok akan pergi maka tak akan bisa
bertemu dengan kakaknya lagi. Moo Myung pun tak bisa tertidur bersandar di
dinding kamarnya. Moo Myung memegang dadu segi limanya seperti memikirkan
tentang dirinya menjadi Hwarang.
Ratu Ji
So terlihat sangat marah mengetahui anaknya ikut Hwarang dan masuk istana
menyuruh segara mengeluarkanya, menurutnya Maek Jong sangat tega melakukan itu
padanya. Tapi pengawalanya pikir itu cukup baik untuk anaknya, karena tak akan
aman di dalam penginapan jadi lebih baik menjadi anggota Hwarang karena tak
mungkin ada yang bisa menduga kalau ia adalah seorang raja.
Maek Jong
mengingat saat ibunya melotot kaget kalau dirinya sebagai anggota Hwarang, tapi
sekarang memikirkan apa lagi masalahnya, seperti bimbang ingin memberitahu
kalau ia adalah seorang raja.
Ah Ro
duduk didepan kamar kakaknya, berpikir kalau belum bangun itu Moo Myung sudah
duduk disampingnya. Ah Ro berpikir kalau kakaknya itu bangun pagi sekali. Moo
Myung menyindir kalau sekarang sudah siang bukan pagi lagi. Ah Ro memberitahu
kalau ayahnya sudah pergi memeriksa pasien dengan terbata-bata karena gugup.
Moo Myung
heran melihat Ah Ro terlihat gugup. Ah Ro kesal melihat sikap Moo Myung yang
berbeda dan Moo Myung terlihat santai meminum air yang dibawakan Ah
Ro,sementara A Ro masih gugup memberitahu kalau sudah selesai menjahitkan
bajunya. Moo Myung mengambilnya dengan melewati badan adik temanya.
Ah Ro
menarik nafas panjang, dan menahanya ketika badan Moo Myung tepat berada
didepanya. Moo Myung mengejek Ah Ro yang mungkin saja bisa merusak bajunya
karena menjahit tak benar. Ah Ro ingin marah tapi menatap wajah Moo Myung
seperti marahnya menjadi hilang.
Ho Kong
sangat marah pada anak buahnya yang tak berhasil membuat Moo Myung. Tuan Park
tahu kalau anak seorang petani dalam semalam menjadi anak Tuan Ahn lalu
mengunakan pakaian Hwarang. Do Woo dengan tubuh gemetar membenarkan. Tuan Park
pun menyuruh keduanya keluar.
Tuan Park
pikir semua berjalan lancar, kalau Raja sudah datang ke ibu kota jadi Ratu
segera membentuk Hwarang untuk melindungi Raja, tapi masalahnya seseorang melihat wajahnya. Menurutnya orang yang itu
adalah anak dari Tuan Ahn. Ho Kong
mengartikan maka dari itu diangkat menjadi anggota Hwarang.
Moo Myung
kebinggungan memasang ikat pingangnya, Ah Ro mengintip dari pintu berusaha
membantu memasangkanya tapi malah dibuat binggung juga. Moo Myung menyindir
akan menyalahkan adiknya karena sudah terlambat. Ah Ro tahu pasti Moo Myung
menjadi orang yang menyebalkan dan berusaha mengikatnya.
“Aku rasa
kalau ini karena jahitanmu yang tak benar” sindir Moo Myung
“Aku
memang tak bisa menjahit dengan benar tapi sangat pandai memikat orang-orang”
ucap Ah Ro membela diri.
Ah Ro
selesai memasangkan dan meminta Moo Myung berdiri dengan benar lalu berkomentar
kalau sekarang terlihat seperti pria normal. Moo Myung dengan bangga kalau
sudah tahu dari dulu dirinya itu pria normal dan sangat tampan. Ah Ro terlihat
tak bisa berkata apa-apa, lalu memberitahu kalau akan melihat pawai Hwarang
jadi meminta Moo Myung melambaikan tangan kalau melihatnya. Moo Myung
menolak menurutnya memiliki adik perempuan itu sangat menyusahkan dan
menyebalkan. Ah Ro hanya bergidik kesal.
Semua
Hwarang berjalan mengelilingi sekitar ibu kota dan melewati Okta, para wanita
melihat pria-pria tampan itu dengan percaya diri kalau mereka menatap ke
arahnya. Ban Ryu dan Soo Ho menjadi perbincangan para wanita dengan saling adu
ketampanan.
Joo Ki
melihat dari kerumunan melonggo melihat Wi Hwa yang menaiki kuda berhasil
mengumpulkan Hwarang. Dan tersenyum bahagia melihat seragam yang dipakai
Hwarang itu cocok setelah digunakan oleh Maek Jong sebelumnya.
Moo Myung
berjalan mencari-cari sosok Ah Ro, sementara Ban Ryu dkk masih menyimpan dendam
dengan pertandingan sepak bola sebelumnya, lalu salah satunya melihat sosok
wanita yang cantik. Temanya memberitahu kalau itu anak dari Kim Seub. Salah
satunya kaget mengetahui ternyata itu adik dari So Ho. Ban Ryu seperti sedikit
terkesima.
Pria yang
bersama Wi Hwa masih tak yakin kalau bisa mengumpulkan semua pria dalam satu
tempat, lalu memperingatakan kalau akan langsung memberitahu ratu kalau sesuatu
terjadi dan juga bukan menjadi sekutunya, Wi Hwa mengejek kalau memiliki
asisten yang sangat menyusahkanya.
Tuan Park
dan Ho Kong pergi ke restoran Joo Ki padahal pawai hwarang masih berlangsung.
Dari lantai atas mereka bisa melihat pria-pria yang gagal menjadi Hwarang
berkumpul di restoran tersebut dengan mabuk.
“Hanya
sampai kemarin saja, mereka akan setia pada Ratu tapi sekarang menjadi orang
yang paling dibenci pada Silla.” Kata Tuan Park, Ho Kong berpikir kalau ingin
bertemu denganya.
“Aku
ingin membeli mereka.”kata Tuan Park seperti memiliki rencana licik lainya.
Sementara
pria yang dilantai bawahh marah-marah karena tak bisa menjadi Hwarang. Kang
Sung terlihat sangat marah menurutnya mereka terpilih karena memiliki ayah yang
ada di pemerintahan. Tuan Park
melihatnya bisa tertawa bahagia.
Pa Oh
menyamar sebagai pedagang asongan lalu melihat tangan seseorang yang mengambil
daganganya. Maek Jong mengatakan ingin mencicipi dulu sebelum membeli. Pa Oh
binggung Mae Jong bukan ikut pawai malah ada didepanya dan berpikir kalau Raja
akan mundur dari anggota Hwarang.
“Wahh..
itu keputusa yang bagus aku cukup
senang, lalu kenapa kau ingin menjadi anggota Hwarang?” ucap Pa Oh memberikan
makanannya dan segera mengajaknya pergi.
“Aku
sudah payah untuk masuk Hwarang, jadi akan segera masuk ke tempat mereka.” Kata
Maek Jong, Pa Oh pun menanyakan alasan Maek Jong tak ikut pawai. Maek Jong
mengaku karena harga dirinya terlalu tinggi untuk mengikutinya.
Moo Myung
kesal karena sebelumnya Ah Ro ingin melihatnya tapi tak muncul. Sosok pria
berada dalam topi caping, Woon Reuk melihat Moo Myung menjadi anggota Hwarang
untuk melindungi raja. Semua wanita terpesona dengan semua anggota hwarang.
Ah Ro
beruasaha untuk masuk dalam kerumunan dan melambaikan tanganya, saat itu Moo
Myung sedang mengarahkan pandangan lainya tak melihat ke bagian sisi kiri Ah Ro
berdiri. Kang Sung yang marah, mendorong semua orang dari kerumanan agar
memberikan lewat, Ah Ro hampir terjatuh tak sengaja menarik baju Kang Sung
sampai robek.
Kang Sung
makin marah menyalahkan Ah Ro, menurutnya ini tak bisa diperbaiki oleh orang
rendahan karena harganya lebih dari 20 perak.
Ah Ro meminta maaf dan bertanya apa yang bisa dilakukan untuk
membantunya. Kang Sung ingin menamparnya lalu teringat dengan wajah Ah Ro yang
ada di Okta, merasa ada yang bisa membuat untuk membayar ganti rugi.
Ah Ro
panik mau dibawa oleh Kang Sung, saat itu terlempar beberapa kantung uang ke
arah kepala Kang Sung. Kang Sung berteriak marah bertanya siapa yang berani
melakukanya. Maek Jong pun keluar dengan Pa Oh, mengaku ingin memberikan secara
baik-baik tapi Kang Sung membuat kesalahan dengan memberikan uang sebagai
gantinya.
Kang Sung
ingin memukul tapi Pa Oh lebih dulu mendorongnya dengan kayu, Mae Jong pikir
akan melakukan banyak kesalahan jadi Kang Sung bisa berdiri saja dan mengumpulkanya.
Kang Sung mengambil semua kantung uang lalu pergi.
Ah Ro
mengucapkan terimakasih pada Maek Jong yang mau menolongnya dan akan menjadikan
balas budi, Maek Jong pikir Ah Ro memilki hutang juga sebelumnya, lalu
mengambarkan seperti sabit dibagian tanganya. Ah Ro mengumpat Maek Jong seperti
tikus.
Pa Oh
ingin marah tapi Maek Jong menahanya, Maek Jong tak percaya dianggap tikus
padahal sudah menolongnya. Ah Ro bertanya apa maksudnya ini, karena tak bisa
dihapus. Maek Jong mengatakan itu sebagai tanda penjanjian dan tinta yang
dibawanya dari negeri barat yang tak bisa dihapus jadi akan dihapus setelah
menepati janjinya. Ah Ro menegaskan akan membayar semua hutangnya dengan mata
melotot.
Markas
Hwarang
Wi Hwa
berjalan didepan pintu dan siap membukanya, semua pun masuk berbaris dengan
teratur. Setelah itu melakukan seperti peresmian dengan meminum arak 3 kali
berturut-turut. Semua seperti tak biasa dengan sesuatu yang masuk ke
tenggerokan, sementara Maek Jong terlihat biasa saja.
Beberapa
orang sudah mulai mabuk tak bisa berdiri tegak, hanya Maek Jong tetap santai
minum arak. Moo Myung berusaha meminum dengan membungkukan badannya mencoba
untuk bertahan. Wi Hwa memberikan papan nama dengan membagi kamar apabila
memiliki warna yang sama.
Semua
pria setengah mabuk mengambil untuk kamar mereka, Moo Myung dan Maek Jong
seperti akan masuk dalam satu kamar. Wi Hwa mengatakan kalau mereka tak suka
dengan kamarnya maka bisa mengambil kamar temanya, dan yang kuat bisa
mengunakan kamar itu. Ban Ryu dan Soo Ho terlihat ikut berbagi kamar juga.
Asisten
Wi Hwa tak percaya dengan yang dilakukan atasanya seperti itu, menurutnya jika
dihari pertama melakukan itu dengan minuman arak yang sangat keras maka
bagaimana kedepanya mengajarnya Taoisme,konfusius dan Mensius kepada mereka
semua.
Wi Hwa
pikir tak perlu mengajarkan seperti itu karena menurutnya dengan meminum arak
bisa membuat semua tahu kalau kehidupan itu rumit, menurutnya jika mereka mabuk
atau membunuh orang lalu berapa banyak yang akan dibunuhnya. Menurutnya yang
lemah akan tertindas dengan yang kuat.
Moo Myung
berusaha berjalan sampai ke kamarnya, dua teman Ban Ryu terlihat kesal karena
Moo Myung berani menjadi Hwarang dan mengunakan pakaian bangsawan. Mereka pun
mulai memukuli dan menginjak Moo Myung agar bisa mengerti kalau semua adalah
keturunan bangsawan.
Ah Ro
duduk dalam kamarnya, teringat saat Moo Myung tak bisa melihat ke arahnya,
dengan memikirkan luka pada kakaknya. Moo Myung terlihat tak sadarkan diri dan
dimasukan ke dalam lubang. Salah seorang yang berdiri tak jauh dari lubang
tiba-tiba tertarik masuk ke lubang.
Moo Myung
sadarkan diri mengetahui mereka yang tadi menendangnya, Semua kaget karena Moo
Myung yang tadinya tak sadarkan diri bisa berdiri tegak dan mulai melawan mereka
semuanya.
So Ho
yang tak bisa berdiri tegak meminta agar bisa memberikan saja karena tak
mungkin berada dalam satu kamar. Ban Ryu pikir So Ho yang memberikan saja,
karena kalau ia yang memberikanya makan dirinya akan dianggap kalah. Keduanya
kembali berkelahi.
Asistant
Wi Hwa panik kalau takut ada yang mati karena kejadian ini dan ada hukuman
karena membuat kekacauan seperti ini. Wi Hwa heran Asistant itu merasa khawatir
padahal belum dekat dengan semuanya dan berpikir kalau mungkin takut dengan
yang dilaporkan pada Ratu Ji So.
“siapa
yang peduli kalau mereka saling membunuh? Jika mereka saat itu tak saling
membunuh, maka mereka juga akan saling membunuh nantinya.” Kata Wi Hwa, Sang
asistant benar-benar tak mengerti maksudnya.
Semua
masih mabuk dan berkelahi untuk mendapatkan kamar, Ban Ryu dan So Ho jatuh
berbaring dengan memperdepatkan siapa yang harus memberikan kamarnya. Maek Jong
melihat Moo Myung yang duduk diluar seperti sudah tertidur karena mabuk.
“Aku
biasanya tak peduli dengan orang lain. Apa kau habis dipukuli?” ucap Maek Jong,
Moo Myung memegang bagian dada yang terasa sakit membenarkanya, dan Maek Jong
melihat gelang yang dipakai oleh Moo Myung.
“Aku
mendengar kau adalah orang pilihan dari ratu” ucap Maek Jong dengan nada sinis,
Moo Myung melihat wajah Maek Jong yang baik-baik saja lalu bertanya apakah
selama ini masih pernah dipukul seseorang.
Moo Myung
pikir Maek Jong bisa dipukul nanti, Maek Jong memperingatkan kalau itu tak
mungkin terjadi, lalu akhirnya mengendong Moo Myung untuk masuk ke dalam kamar,
beberapa orang masih mabuk hanya duduk didepan pintu kamar.
Wi Hwa
pikir membiarka mereka saling memukul untuk melampiaskan semua amarah dengan
begitu tak akan mungkin saling membedakan lagi pada akhirnya. Sehingga mereka
bisa menemukan sesuatu yang baru di Silla.
Maek Jong
membawa Moo Myung masuk kamar sudah ada Ban Ryu, So Ho yang tertidur lalu
melihat sosok Yeo Wool duduk seperti wanita cantik yang menunggu suaminya
pulang. Yeo Wool pikir Maek Jong heran melihat wajah seorang pria yang sangat
cantik, lalu melihat dalam satu kamar berlima dan mengenal Ban Ryu, So Ho dan
Sun Woo dari ayah mereka selain Maek
Jong.
“Jadi kau
entah dari mana, tidak tahu asalnya. Satu kamar berlima, bukankah itu
menyenangkan?” ucap Yeo Woo. Maek Jong hanya menatapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar