PS : All
images credit and content copyright : SBS
Na Ri yang tidur diantara dua orang pria yang menyukainya
berpikir kaalu mereka sebaiknya bertiga tinggal bersama saja. Hwa Shin dan Jung Won langsung bangun dari tempat tidur
karena kaget. Na Ri akhirnya memutuskan lebih baik mereka tak perlu membahasnya
kalau memang keduanya tak menginginkanya.
“Aku hanya merasa akan baik kalau
kita bertiga tinggal bersama.” Kata Na Ri, Kedua pria
itu langsung membalikan badan diatas tempat tidurnya.
“ Sudahlah... Lupakan..”kata Na Ri, keduanya akhirnya
kembali memiringkan badan ke arah Na Ri dan saling berpandangan sinis.
Perawat yang sedang berjaga sedang asyik makan burger,
seperti pemberian dari Jung Won agar bisa tidur satu kamar. Na Ri melihat
keduanya lalu turun dari tempat tidurnya dan memberikan ciuman di pipi Jung
Won. Hwa Shin langsung duduk diatas tempat tidurnya dengan mata melotot marah.
“Hanya aku yang boleh berinisiatif
untuk kontak fisik. Kalian mengerti?!!” ucap Na Ri, Hwa Shin protes karena
Na Ri mencium Jung Won. Na Ri medekati Hwa Shin memberikan ciuman di pipi juga
agar adil.
“Hanya aku yang boleh melakukannya dan Ini satu-satunya aturan bagi kita
untuk tinggal bersama.” Tegas Na Ri
“Hei... Kau pikir kita
ini apa? Apa Hanya kau yang boleh
melakukannya?” ucap Hwa Shin protes
“Jika kalian melanggar aturan,
kalian harus keluar. Orang itu harus menyerah.” Kata Na Ri
Jung Won mengusulkan mereka untuk tinggal dirumahnya
saja, Hwa Shin bertanya apakah Jung Won percaya diri dengan hal itu. Jung Won
mengaku bisa menahan dirinya, Na Ri pun bertanya apa Hwa Shin sekarang. Hwa
Shin bertanya apabila ia menolak mereka tidak akan tinggal bersama.
Di luar rumah sakit, suara petir mengelegar dan turun
huja deras di sertai angin kencang, beberapa payung harus terbang dan rusak
karena angin yang sangat kencang. Perkiraan cuaca memberitahu dimalam hari angin
kencang, begitu
pula hujan yang deras.
Na Ri seperti merasakan hal yang sama lalu ia pergi ke
bagian perawat meminta obat penghilang rasa sakit. Perawat bertanya dimana bagian sakitnya, Na Ri menunjuk
dadanya.
Hwa Shin duduk diatas tempat tidurnya teringat kembali
kata-kata Na Ri saat tertidur diantara mereka berdua “Di sisi lain, kalian berdua mungkin tidak
menyukaiku lagi setelah kita tinggal bersama. Kalian mungkin akan lelah setelah tinggal bersama selama
sebulan.”
“Apakah dia berencana putus dari
kita?” ucap Hwa Shin
Sementara Jung Won mengingat kata-kata Na Ri “Dan, jika salah
satu dari kalian kehilangan ketertarikan padaku dan memilih keluar Atau mungkin aku yang justru keluar karena lelah pada kalian.”
“Aku rasa, dia berencana putus
dengan kita.” Komentar Jung Won
Hwa Shin Tak
percaya Na Ri mengatakan hal seperti itu menurutnya Juniornya itu sudah
tidak waras. Jung Won pikir Na Ri ingin
move on. Hwa Shin rasa Na Ri ingin
mengakhiri demi kebaikan semuanya. Jung Won
melihat pada kenyataan mereka berdua bersahabat jadi pasti mengganggunya.
“Karena siapa pun yang dia pilih, dia pasti akan menghancurkan
persahabatan kita.” Ucap Jung Won
“Siapa yang tinggal bersama hanya
untuk diputuskan? Ini Gila.” Kata Hwa Shin
“Mengatakan bahwa kita sebaiknya
tinggal bersama adalah kegilaan itu sendiri. Apa itu masuk akal?” balas Jung Won menatap temanya.
“Tidak perlu melakukannya.” Kata Hwa Shin menolak tapi Jung Won ingin tetap
melakukanya.
“Aku tidak bisa bersama seseorang
yang berencana mengakhiri hubungan. Aku
tidak mau melakukanya. Dia
tidak akan mengencani kita berdua. Setelah
tinggal bersama, dia akan mengatakan tidak menyukai kita berdua. Dia sudah menentukan pilihan.” Ucap Hwa Shin
“Ayo lakukan saja. Ayo kita penuhi apa pun yang dia
inginkan. Kita
lakukan untuk dirinya. Mungkin,
dia memang ingin begitu, tapi
belum tentu berakhir seperti itu.” kata Jung
Won dewasa.
Na Ri akhirnya mendapatkan obat dari Perawat, Perawt bertanya apakah pencernaan Na Ri terganggu. Na Ri pikir seperti itu karena seperti memakan sesuatu yang tidak
dinginkan.
Perawat penasaran bertanya apakah itu rasanya lezat
“Itu cara paling cepat untuk
mengakhirinya. Jalan
pintas untuk kami semua mengambil keputusan. Aku akan mencoba yang terbaik.” Kata Na Ri, Si perawat hanya bisa tersenyum bisa
mengerti dengan masalah Na Ri.
Pagi Hari di Rumah Sakit Taeyang
Hwa Shin terbangun melihat Na Ri yang tertidur dengan
memegang tanganya, lalu sedikit mengangkat badanya ingin memegang kepala Na Ri.
Tapi saat itu tangan Jung Won memegangnya, menyuruh agar menahanya degan
mengingatkan kalau Na Ri tidak ada kontak fisik dari mereka berdua.
“Dalam sebulan, aku akan
menikahinya.” Ucap Jung Won percaya diri
“Aku akan menyelesaikannya dalam
10 hari.” Tegas Hwa Shin membaringkan tubuhnya karena tak bisa
menyentuh Na Ri .
Dokter Geum mengetuk pintu kamar memanggil Nenek pada Hwa
Shin kalau akan masuk ke ruanganya, salah seorang pasien pun masuk dan ruangan
Hwa Shin sudah tertutup tirai. Dokter
Geum melonggo dari balik tirai menanyakan pada Nenek dengan keadaanya sekarang.
“Berapa lama lagi... aku tidak bisa menggunakan
lenganku dan tetap
seperti ini?” ucap Hwa Shin dengan suara nenek.
“Nenek, kau boleh pulang sekarang. Dan Soal lenganmu, hanya sampai hari
ini. Mulai
besok, kau boleh menggerakkannya sedikit demi sedikit.” Kata Dokter, Hwa Shin bertanya apakah memang hari ini
juga.
“Minta Nona Pyo Na Ri untuk
membantumu, hanya sampai hari ini. Oke?” kata Dokter Geum, Hwa Shin mengeluh karena harus
berhubungan dengan Na Ri lagi.
Direktur Oh satu lift bersama dengan Sung Sook dan juga
Ja Young lalu tiba-tiba bertanya apakah mereka ingin menonton film bersamanya.
Sung Sook binggung bertanya apakah itu dirinya, Ja Young heran kenapa harus
mereka yang diajak.
“Lagi pula, kau hanya memiliki dua
tiket.” Kata Sung Sook melihat dua tiket.
“Siapa pun dari kalian... Terserah saja.” Ucap Direktur Oh tak peduli
“Kau bilang Siapa pun? Tidak seorang pun ingin mendengar
kata itu.” keluh Sung Sook
Direktur Oh pun tak ingin membahasnya lagi, Sung Sook
bertanya apakah Direktur Oh marah, Direktur Oh dengan wajah cemberut menyuruh
keduanya diam saja. Sung Sook tahu kalau istri dan anak Direktur Oh tinggal di luar negeri, jadi mudah marah. Saat pintu lift terbuka, Direktur Oh menyuruh keduanya
untuk keluar saja.
Gil Hae berlari ingin masuk ke dalam lift,Direktu Oh
kaget melihat juniornya itu tiba-tiba masuk. Gil Hae hanya bisa tertawa, Direktur Oh kembali mengajak Gil Hae untuk
menonton Film denganya. Gil Hae kaget. Direktu Oh memperlihatkan tiket
ditanganya.
“Judul filmnya "Maukah kau tetap di
sisiku?"” ucap Gil Hae melihatnya Direktur Oh merasa kalau Judulnya
agak berlebihan.
“Kenapa juga aku harus menonton
film denganmu?” kata Gil Hae heran lalu memegan dua
tiket nonton ditanganya.
Na Ri kembali datang ke rumah sakit, saat masuk ke dalam
tirai Hwa Shin sedang mengunakan bra setelah operasi dan ia pun langsung
buru-buru menutup tirai menunggu diluar. Na Ri memberitahu Ijin
keluarnyasudah diproses, Hwa Shin bisa pulang sekarang.
“Apa Kau sudah selesai berpakaian? Apakah tidak sulit memakai baju
hanya dengan satu tangan?” ucap Na Ri khawatir
“Entahlah. Jangan bicara padaku.” Kata Hwa Shin ketus berusaha untuk memakaian kemejanya.
“Apa Kau tidak mau kubantu?” tanya Na Ri
“Aku sedang memakai celana dalam.” Ucap Hwa Shin sedang berusaha mengancing kemejanya.
“Jangan gunakan lenganmu hanya
karena kau frustasi. Nanti Kau
akan dirawat lagi jika melakukannya. Jadi Pelan-pelan
saja, oke?” pesan Na Ri
Hwa Shin mencoba memakai kaos kakinya bertanya
apakah Jung Won
sudah pergi. Na Ri membenarkan, Hwa Shin mengeluh
kalau sungguh tidak ingin mereka
bertiga tinggal bersama lalu
bertanya Apakah
satu bulan cukup. Na Ri pikir itu waktu yang
cukup. Hwa Shin menegaskan akan
menyelesaikannya dalam 10 hari.
Jung Won dan Na Ri berbelanja kebutuhan untuk dirumah,
keduanya seperti pasangan yang baru menikah dan ingin membeli semua peralatan
rumah. Na Ri membeli setumpuk handuk, lalu sandal di dalam rumah Satu
wanita dan dua pria. Setelah itu membeli satu
bungkus tissue toilet berpikir satu saja sudah cukup. Jung Won pikir lebih baik
ambil satu lagi.
“Satu pasti sudah cukup.” Kata Na Ri
“Jangan
membeli hanya untuk sebulan. Kau mungkin akan tetap tinggal di sana
setelahnya.” Ucap
Jung Won percaya diri, Na Ri ingin protes tapi Jung Won lebih dulu mendorong
trolly belanjanya.
Jung Won mengajak ke kantor agar mereka bisa minum teh
lebih dulu. Saat itu Nyonya Kim sudah ada di lantai atas dengan mengendong
kucing kesayanganya. Jung Won mengajak Na Ri untuk duduk lalu menyapa ibunya
karena tahu pasti ada di kantornya. Na Ri binggung menyapa ibu Jung Won yang
pernah menamparnya.
“Aku akan menikahi Na Ri.” Ucap Jung Won lalu memeluk Na Ri dan mencium pipinya,
Na Ri kaget tiba-tiba Jung Won mengatakan hal itu pada ibunya.
“Aku tidak akan menyerah soal
pernikahanku, baik
karena Ibu maupun temanku. Jelas Jung Won
Ibunya nampak binggung, Jung Won pun bertanya pada Na Ri
apakah mau menikah denganya. Na Ri pun hanya diam saja dan Nyonya Kim menatap
Na Ri seperti ingin tahu jawabanya.
Na Ri keluar dari toko dengan wajah kesal, karena sudah mengatakan akan
memutuskan setelah tinggal bersama nanti,
menurutnya Jung Won itu keterlaluan, melakukan
hal seperti ini. menurutnya Jung Won
itu terlalu percaya
diri akan mendapatkan apa pun yang diinginkan
karena kaya raya
atau semacamnya.
“Itu sebabnya, aku bertanya apakah
kau mau menikah denganku atau tidak.” Kata Jung
Won berjalan mundur
“Bahkan jika aku menjadi Ibumu, maka aku
juga akan merasa gila. Bagaimana
pandangannya terhadapku sekarang? Apa kau selalu maju ke depan Tanpa melihat sekelilingmu?” ucap Na Ri kesal
“Kau menakutkan saat sedang marah.” Komentar Jung Won mengodanya.
Na Ri menyuruh Jung Won minggir dari hadapanya, Jung Won merasa Na Ri membangkitkan
sisi kompetitif dan pemberontak dalam dirinya jadi
karena itu sangat menyukainya menurutnya lebih baik Na Ri Berteriaklah,
menyumpah, berkata kejam dan merasa nyaman dengannya. Na Ri mendorong Jung Won untuk minggir karena bisa
jatuh terus berjalan mundur.
“Bawalah kartu kreditku dengan Tidak ada batasan penggunaannya.” Kata Jung Won memberikan kartunya, Na Ri memilih untuk
pergi, Jung Won menariknya.
“Aku suka melihat wanitaku
menghabiskan uangku. Aku
tidak bisa membelikannya meski menginginkan Jadi, biar kuberikan saja uangku. Ayo kita bertengkar karena kau
membeli tas dari tempat lain dan hal-hal semacam itu. Ada banyak makanan lezat selain
jajjangmyun. Aku akan
membiarkanmu merasakan semuanya.” Kata Jung
Won
“Tidak ada yang lebih lezat
dibanding jajjangmyun.” Ucap Na Ri akan kembali
pergi, Jung Won kembali menahanya.
“Aku harus tahu kebiasaan belanja
calon istriku jadi Kau bisa
membawanya. Aku tidak
mengerti kenapa kau bisa menyukaimu saat kau bahkan tidak mengijinkanku membelanjakan uangku untukmu.” Kata Jung Won memberikan kartu kreditnya.
Na Ri akhirnya mengambilnya lalu berjalan pergi setelah
itu membuang kartu kreditnya ditumpukan kardus, Jung Won hanya tersenyum
melihat tingkah Na Ri. Sek Cha yang mengikuti dibelakangnya mengambil kembali
kartu kredit yang dibuang Na Ri.
Sung Sook sedang duduk di dalam ruangan siaran, Gil Hae
mendekatinya dengan mengajak untuk pergi
menonton film. Sung Sook heran Kenapa semua orang
terobsesi menonton film akhir-akhir ini. Gil Hae
memperlihatkan tiket nontonya, Sung Sook melihat judulnya adalah "Maukah kau tetap di
sisiku?"
Na Ri mememasak telur gulung untuk adiknya dan juga
beberapa masakan lainya, dengan
menyimpanya didalam kulkas. Setelah itu menuliskan pesan di depan kamar
adiknya.
“Maaf, Chi Yul, aku
akan tinggal di dorm selama beberapa waktu. Jangan mencuci
pakaian dan Letakkan saja di binatu. Aku akan datang di
akhir pekan dan juga sudah membuatkanmu banyak makanan. Pastikan kau makan, mengerti? -Dari Na Ri.-
Na Ri pun pergi dengan lebih dulu menjemur semua pakaian
adiknya di luar rumah.
Na Ri sudah duduk di meja siaran, Direktur Oh dan Gil Hae
masuk menyapa semua kru yang bertugas untuk berita pagi. Reporter Park datang
sambil mengeluh Berat sekali harus datang pagi-pagi melepaska otot-otot dilehernya, melihat Seniornya sudah
ada diruangan langsung menyapanya lebih dulu dan duduk di meja siaran, Na Ri
pun menyapa seniornya dengan ramah.
“Lihat gaya berpakaian mereka
belakangan ini, Terlihat
familiar.” Komentar Direktur Oh pada Reporter
Park, Hwa Shin datang memberikan laporan pada Direktur Oh.
“Sunbaenim, Aku tahu... Bukan karena kameranya, tapi agaknya pakaianmu...” komentar Na Ri melihat pakaian Reporter Park yang
berantakan.
“Hei... Kau pikir kau siapa? Memangnya Siapa kau, pegawai kontrak, berani mengomentari pakaian dari pembaca berita utama?!!” ejek Repoter Park, Na Ri hanya bisa tertunduk meminta
maaf.
“Kenapa juga aku akhirnya siaran
denganmu? Aku tidak
beruntung.” Keluh Reporter Park, Na Ri pun hanya
bisa meminta maaf, Hwa Shin melihat dari kejauhan seperti mengetahui Na Ri
seperti sedang ditindas oleh seniornya di meja siaran.
Hwa Shin kembali ke mejanya melihat beberapa surat
untuknya dan menemukan sebuah surat undangan (Kami akan menikah - Jung Min Ho dan Hong
Soo Young) Tiba-tiba Sung Sook
datang mengambil surat undangan dan menyebut nama Hong Soo
Young.
“Kenapa seorang wanita harus
mengirim undangan pernikahan pada mantan kekasihnya?” tanya Hwa Shin binggung
“Dia pikir akan berkata "Aku
akan menikah. Apa kau kecewa?"” kata Sung
Sook
“jadi Haruskah aku kecewa?” kata Hwa Shin seperti tak merasakan apapun, Sung Sook
hanya bisa mengangkat bahunya lalu pergi, Hwa Shin tak pecaya mantan pacarnya
itu mengirimkan undangan padanya.
Jung Won menuruni tangga tokonya melihat undangan dari
Soo Young, Sek Cha bertanya siapa wanita yang bernama Soo Young. Jung Won bertanya
Kenapa seorang wanita mengirim undangan pernikahan
pada mantan kekasihnya. Sek Cha pikir si wanita
akan berkata "Aku
akan menikah, berengsek!”
Hwa Shin duduk didalam ruangan siaran dengan partner Hye
Won, teringat kembali dengan kata-kata Sung Sook kalau Soo Young berpikir “Apa
kau kecewa?" Hye Won yang duduk
disampingnya terlihat bingung, Sementara Jung Won duduk di dalam mobil
memikikrkan kata-kata Sek Cha kalau menganggap dirinya itu "Berengsek"?
Hwa Shin dan Hye Won selesai membawakan berita malam, Na
Ri membawa kopernya dan Hwa Shin sudah menunggunya lalu membawa koper ke bagasi
menyuruhnya untuk masuk ke dalam mobil. Na Ri melihat koper ada didalam bagasi
mobil Hwa Shin juga lalu masuk ke dalam mobil bersama-sama.
“Apakah Reporter Park jahat padamu?” tanya Hwa Shin, Na Ri menyangkalnya, Hwa Shin bertanya
kembali untuk meyakinkan, Na Ri mengaku Reporter Park itu baik
padaku.
“Katakan padaku kalau dia sampai
tidak menghormati atau
jahat padamu.” Tegas Hwa Shin lalu bertanya apakah
mereka akan berangkat sekarang pergi ke tempat penghukuman
mereka.
“Reporter Lee... Bagaimana kalau gosip menyebar Bahwa seorang wanita tinggal
dengan dua pria?” kata Na Ri khawatir
“Itu tidak akan lebih buruk
dibanding kabar seorang pria menderita kanker payudara. Kita bertiga dalam satu atap selama sebulan. Aku tidak bisa
melakukannya dan tidak menginginkannya. Ayo kita akhiri
secepatnya. ”
Tegas Hwa Shin dan Na Ri pun mengerti.
Keduanya sampai di rumah Jung Won dengan sambut oleh si
pemilik rumah. Na Ri mendongakan kepalanya melihat rumah Jung Won yang sangat
tinggi dan tak sebanding dengan rumahnya. Hwa Shin melirik sinis pada temanya
yang bisa membanggakan rumahnya pada Na Ri
“Aku akan membayar sewa dan Ini untuk sebulan. Kau punya tiga kamar, kan?” ucap Na Ri memberikan amplop sebagai bayaranya.
“Aku akan menerima uangnya karena
kau bersikeras. Lalu Bagaimana
denganmu?” kata Jung Won menyindir temanya. Hwa
Shin berkata akan
mengirim ke rekening Jung Won
“Ada dua kamar di lantai atas, dan
sebuah tempat tidur di lantai satu. Tapi,
ruang terbuka. Jadi, Na Ri bisa gunakan
salah satu ruangan di lantai atas, dan
aku akan menggunakan yang satunya. Sementara Kau
tidur di lantai satu.” Kata Jung Won membagi kamar
“Jadi Kalian
berdua akan berada di lantai atas dan bersama? Dan kau membiarkan aku tidur di
ruang terbuka? Kau ingin aku tinggal di lantai satu sehingga tidak memiliki privasi,
begitukah maumu? ”
ucap Hwa Shin tak percaya dan langsung menolaknya.
“Kau kan memang selalu tidur di
sana, karena kau menyukainya. Jadi Kau
bisa tidur di sana sekarang” kata Jung Won
Hwa Shin tetap menolaknya, Jung Won menegaskan kalau ini
adalah rumahnya, Hwa Shin membalas baginya ini bukan
rumahnya maupun rumah temannya tapi ini
adalah area perang jadi lebih
baik biarkan si wanita yang memutuskan siapa yang akan tinggal
bersamanya di lantai atas.
“Hei... Apa Kalian harus bertengkar di saat kita baru
pindah? Lalu,
berapa kali kalian akan bertengkar selama kita tinggal bersama? Apa yang sebenarnya kalian
inginkan?” ucap Na Ri kesal melihat keduanya.
Hwa Shin mengajak Na Ri untuk mendekat karena harus memutuskan. Na Ri pun memilih untuk pergi. Hwa Shin bertanya apakah
Jung Won lebih percaya
diri, Jung Won rasa temanya itu sedang bercanda padanya sekarang.
Flash Back
Hwa Shin dan Jung Won duduk dalam restoran dengan pakaian
SMA mereka, dua orang wanita duduk didepanya, seperti keduanya sedang melakuan
kencan buta. Soo Young yang
terlihat cantik memperkenalkan dirinya dan yang satu lagi bernama Ae
Gyo.
Keduanya pun menyapa Soo Young, Hwa Shin berkomentar pada
Ae Gyo kalau nama keluarga itu Song, Song Hye Gyo
dengan nada mengejek. Jung Won pun mempersilahkan mereka memilih apakah topi
atau kacamata. Soo Young memilih topi dan menatap Hwa Shin seperti berharap itu
miliknya, matanya melotot kaget melihat Jung Won yang memakain topi pilihanya
dengan bangga.
“Ayo kita kencan terpisah.” Ucap Jung Won mengulurkan tanganya, Soo Young tak bisa
menolak pergi keluar restoran tapi menatap ke arah Hwa Shin dengan wajah sedih. Hwa Shin akhirnya bersama dengan Ae Gyo memakai kacamata
harry potternya.
Keduanya main di arena ombak, dengan duduk bersebelahan
dengan Soo Young. Soo Young memegang tangan Jung Won meminta Jangan
melepaskanya. Jung Won pun meminta agar
mempercayainya, saat itu Soo Young melihat tangan Hwa Shin ada disebelahnya dan
mengengamnya juga, Hwa Shin sempat kaget dan membalas dengan mengenggam tangan
Soo Young dengan erat.
Pemainan di mulai, Ae Gyo akhirnya terlempar karena tak
dipegang oleh Hwa Shin, lalu Jung Won pun terpelas bergulingan di lantai
mencoba untk berdiri sementara Soo Young masih berpegangan dengan Hwa Shin agar
tak terjatuh dengan wajah ketakutan.
“Hey, yang berkacamata... Kau seharusnya memegangi
kekasihmu.” Ucap pria dari pengeras suara. Jung Won
terlembar kesana kemari seperti sedang mengepel lantai.
“Hey, kalian berdua.... Murid SMU Yang berkacamata. Apa
hubungan kalian berdua?” ucap si pria, Jung Won
melihat Soo Young yang berpeganga erat pada Hwa Shin sementara ia akhirnya
duduk disisi lain melihat keduanya berpelukan.
“Permainan ini menggunakan tekanan
sentrifugal dan gravitasi. Kau
tidak akan pernah jatuh, jangan
takut.” Kata Hwa Shin pada Soo Young
Soo Young mengerti dengan memeluk erat leher Hwa Shin
agar tak terjatuh, Si pria yang mengatur mesin ombak membuat gerakan seperti
melompat-lompat dengan kencang. Soo Young terus bergerak sampai akhirnya jatuh
dipangkuan Hwa Shin.
“Hei... Apa yang terjadi? Kalian masih berstatus pelajar tapi
aku tidak bisa menjatuhkan mereka.” Ucap si
pria melihat Hwa Shin tak jatuh. Permaina pun berputar lagi sementara
diseberang Jung Won terlihat menahan amarah melihat Soo Young ada di pakuan Hwa
Shin.
“Saat pergerakan melingkar, kau
membutuhkan inti pertahanan yang kuat. Akan
lebih baik kau menggunakanku sebagai pegangan.” Ucap
Hwa Shin memberikan saran, Soo Kyung berbisik mengucapkan terimakasih.
Hwa Shin tersenyum bahagia, saat itu kembali terjadi
lompatan dan Soo Young jatuh dari tempat duduknya, Hwa Shin mencoba menahanya,
Si pria dari pengeras suara meminta agar tak melepaskanya. Tangan Soo Young
akhirnya terlepas, Hwa Shin membuka jaket agar menutupi rok Soo Young yang
pendek.
Jung Won menarik Soo Young agar kembali duduk dengan
memeluknya erat di bangku, Hwa Shin tak
bisa berbuat apa-apa saat melihat Soo Young ada di pelukan Jung Won sekarang.
Saat musim dingin dengan salju yang turun, Soo Young
berdiri didepan sebuah rumah. Hwa Shin keluar rumah melihat Soo Young sempat
kaget lalu berkata Jung Won tidak tinggal di sini. Soo Young hanya tersenyum, akhrinya Jung Won mendekat
bertanya bagaimana dengan tes yang Soo Young lakukan.
“Aku mendapat skor 393” Kata Hwa Shin, Soo Young tak percaya memujinya itu
sangat keren sekali.
“Aku akan masuk ke Universitas
Nasional Seoul.” Ucap Hwa Shin bangga.
“Impianku adalah mencium murid Universitas
Nasional Seoul.” Kata Soo Young blak-blakan,
Hwa Shin sempat terdiam mendengarnya.
“Aku kira topi baseball itu
milikmu. Itu
sebabnya, aku memilihnya. Tapi Rupanya
bukan. Sebenarnya Aku lebih menyukaimu. Mereka bilang, jika ciuman
pertama dilakukan pada hari pertama salju turun, maka
cinta pertamamu akan berhasil. Itu sebabnya aku kemari. ” Kata Soo Young
“Kemarin juga turun salju.” Kata Hwa Shin, Soo Young pikir lebih baik ia pergi
saja.
Hwa Shin menahanya agar Soo Young tak pergi, lalu
menatapnya dan Soo Young sudah siap menutup matanya, akhirnya Hwa Shin memberikan
ciuman untuk Soo Young dibawah salju yang turun.
Topi dan kacamata berada diatas meja dengan posisi yang
sama, Jung Won meminta agar Na Ri memilihnya sekarang. Na Ri menatap keduanya
dan memilih topi, Hwa Shin terlihat sangat kecewa dan Jung Won pun dengan
bangga mengambil topi lalu memakainya.
“Sudah kubilang, aku yang akan
memakai lantai atas.” Ucap Jung Won
“Apa Kau menggunakan kacamata?” ucap Na Ri tak percaya meminta agar mencoba memakainya
sekarang karena benar-benar tidak tahu.
“Kau bilang bahwa memiliki cinta
sepihak padaku sekian lama. Tapi
kau bahkan tidak pernah melihatku menggunakan kaca mata? Aku menggunakannya berkali-kali
di ruang editing, dan aku
sering memakainya. Cinta
sepihak macam apa itu ?!!” keluh Hwa Shin kesal
“Aku benar-benar tidak tahu kalau
kau memakai kaca mata.” Komentar Na Ri, Jung Won
mengandeng tangan Na Ri agar segera naik ke lantai atas saja.
Hwa Shin kesal harus tinggal di lantai satu karena Tidak
ada pintu membuatnya Tidak ada
privasi dan seperti ikan dalam akuarium. Lalu ingin mengulingkan meja tapi ternyata berat
akhirnya terpaksa menerima harus tidur di kamar lantai bawah.
Na Ri memeluk bantal dengan gelisah duduk di atas tempat
tidurnya, Jung Won mengetuk pintu melonggo bertanya apakah ia boleh masuk, Na Ri menganguk, Jung Won duduk
bersandar di rak tahu kalau Nari pasti Terasa
aneh karena ini malam pertama di ruangan yang
berbeda.
“Bisakah kau benar-benar
menikahiku?” tanya Na Ri, Jung Won pikir Na Ri itu meragukannya.
“Kau terlihat takut pada Ibumu.” Komentar Na Ri, Jung Won
merasa Na Ri sekarang sedang mengoloknya.
“Kau terlihat akan mematuhi Ibumu.” Jika kita menikah, aku harap hanya perlu memilikimu, Bukan uang ataupun keluargamu. Hanya...
dirimu.” Ungkap Na Ri dengan senyuman bahagia.
“Apakah itu artinya kau lebih
menyukaiku dibanding Hwa Shin?” kata Jung Won, Na Ri
tak bisa menjawabnya.
Hwa Shin duduk sambil meminum bir, Jung Won datang ikut
duduk sambil membawa birnya dan membahas Hwa Shin pasti mendapat undangan pernikahannya
juga, Hwa Shin mengangguk
lalu bertanya apakah Jung Won akan datang, Jung Won pikir untuk apa ia datang.
“Soo Young... juga mengencanimu, kan?” kata Hwa Shin, Jung Won membenarkan
“Jadi, benar bahwa dia mengencani
kita berdua.” Keluh Hwa Shin, JunG Won
penasaran siapa suaminya Hwa Shin menegaskan akan
datang.
“Apa Kau masih memiliki perasaan
padanya?” ejek Jung Won, Hwa
Shin mengatkan akan mengajak Na Ri bersamanya.
“Sudah jelas dia diam-diam
mengencani kita berdua selama setahun, aku
ingin bertanya siapa yang lebih dia sukai Tepat di depan Na Ri.” Jelas Hwa Shin
Jung Won pikir Apa untungnya melakukan
itu. Hwa Shin percaya diri kalau Soo Young akan
mengatakan bahwa itu dirinya, menurutnya akan
sangat berguna untuk Na Ri mendengar kata-kata seseorang yang mengencani mereka berdua 20 tahun lalu, jadi mereka harus membantu Na Ri
menghemat waktu.
“Bagaimana kalau dia menyebutkan
namaku?” ucap Jung Won percaya diri
“Sudah kubilang, aku percaya diri.” Balas Hwa Shin, Jung Won mengumpat Hwa Shin tak perlu
sebodoh itu jadi lebih baik tidur saja.
“Kita bertiga sudah terlanjur
menjadi bodoh. Aku akan
memberitahukan padamu apa
yang Soo Young dan Na Ri
bicarakan di sana.” Kata Jung Won percaya diri.
Bbal Gang datang menemui Kim Rak direstoran bertanya Kenapa ingin bertemu denganya. Kim Rak mengeluarkan sesuatu dari kaleng bekas pasta
merasa harus memberikan kertas
pada Bbal Gang
sekarang. Bbal Gang terlihat binggung.
“Ayahmu memberikan itu padaku sebelum dia meninggal. Awalnya, aku cemas dan memutuskan
merahasiakannya dulu, tapi
kurasa sekarang aku bisa memberikannya padamu. Kedua Ibumu tidak mengetahui tentang
surat ini. Jadi Kau yang
mengambil keputusan. Secara
pribadi, aku merasa keduanya layak.” Kata Kim
Rak, Bbal Gang terdiam melihat surat yang ditinggalkan oleh ayahnya.
Bbal Gang pulang kerumah melihat dua ibunya, lalu menatap
Ja Young teringat kembali surat dari ayahnya “Bang Ja
Young akan membesarkan Ppal Gang.” Saat itu
Sung Sook melihat tatapan anaknya bertanya ada apa. Bbal Gang langsung
mengatakan tak ada apa-apa dan masuk ke dalam kamar. Sung Sook dan Ja Young
menatap binggung.
Sung Sook masuk ke dalam kamar anaknya memberitahu kalau
memiliki tike nonton film dan mengajak agar nonton bersamanya. Bbal Gang
melihat judulnya ("Maukah kau tetap di
sisiku?") dan akhirnya langsung
menyetujuinya, dan mereka bertemu
di bioskop saja. Sung Sook terlihat tak
percaya dengan senyuman sumringah.
Bbal Gang menyakinkan ibunya kalau akan menonton bersama,
Sung Sook keluar dari kamar dikagetkan dengan Ja Young sudah ada didepan pintu.
Ja Youn menatap sedih Bbal Gang merasa anaknya lebih memilih Sung Sook
dibanding dirinya sekarang.
bersambung ke part 2
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar