Wang Yeo
melihat gambar pedang dari Eun Tak mengetahui kalau Dengan pedang ini menusuk
jantungnya, maka Kim Shin bisa hidup selama 900 tahun. Tiba-tiba Wang Yeo
dikagetkan dengan bunyi suara lonceng dari dalam kedai tehnya, terlihat sudah
ada dua pria duduk dibangku.
“Kami tim
audit internal.” Ucap salah satu pria dan menyuruh Wang Yeo duduk. Wang Yeo
yang masih binggung pun duduk.
“Selama
kau bekerja menjadi malaikat maut,sudah dipastikan bahwa kamu gunakan
kekuatanmu untuk alasan pribadi.Menghapus ingatan seorang manusia,mengungkapkan
Daftar Nama-nama,tidak melakukan hal yang semestinya saat identitasmu
terbongkar,menunjukkan kehidupan sebelumnya kepada seorang manusia, dan
lainnya.” Ucap Tim Audit
Wang Yeo
terdiam mengingat saat pertama kali mencoba menghipnotis rentenir agar
berkelahi, lalu membuat Duk Hwa dan teman Kim Sun untuk pergi sesuai dengan
perintahnya. Meminta agar manusia menatapnya dan menghipnotisnya untuk
melupakan. Ia juga memberitahu Kim Shin kalau mendapat nama jiwa yang terhilang
itu dan juga memberitahu masa lalu pada Kim Shin kalau Kim Sun adalah
reinkarnasi dari adiknya.
Saat
topinya tak sengaja jatuh mengaku pada Kim Sun kalau ia adalah seorang malaikat maut. Tim Audit pun bertanya
apakah Wang Yeo mengakuinya. Wang Yeo dengan wajah tertunduk mengakuinya,
Mereka pun akan memberikan tindakan pendisiplinan yang berat jadi meminta agar
memahami inti dari masalah ini. Wang Yeo merasa dengan senang hati menerima
hukumannya.
“Kau sama
sekali tidak akan senang.Malaikat maut lahir dari jiwa-jiwa yang melakukan dosa
besar.Setelah disiksa selama 200 tahun,mereka memutuskan untuk menghapus
ingatan mereka. Karena itu, kau akan menghadapi dosa-dosamu lagi.Itulah hukuman
yang tepat untuk pelanggaran seperti ini.” Ucap Tim Audit.
Wang Yeo
seperti merasakan sakit didadanya, lalu bisa mengingat kembali kejadian
sebelumnya.
Flash Back
Wang Yeo
yang masih muda duduk ditahta, PM Park mengatakan dengan cara mencabut akar
dari pengkhianatan ini, maka Raja telah menunjukkan kekuasaan dan telah membawa
kedamaian dari kekacauan jadi Seluruh
rakyat memujinya.
“Karena mencemaskan
beban pikiran Yang Mulia, aku sudah menyuruh mereka menyajikan ramuanAromanya
harum, rasa manis dan pahitnya punakan meningkatkan selera makan Yang Mulia..”
Ucap PM Kim, Wang Yeo langsung melemar semua makanan dimeja.
Wang Yeo
akhirnya tumbuh dewasa tapi terlihat tak terurus sebagai raja, dengan terus
membalikan meja makan. PM Kim melihat Tubuh
dan pikiran Raja sakit dan membuat seluruh negeri khawatir Jadi ia memutuskan Mulai
hari ini, kurangi porsi untuk hidangan kerajaan dan sajikanlah ramuan untuknya.
Pelayan
dengan tanganya membawa semangkuk ramuan, PM Kim meminta agar Wang Yeo bisa
meminumnya saja walaupun rasanya pahit, serta tetaplah kuat. Wang Yeo langsung
mengambil mangkuk dan menghabiskanya. PM Kim pun tersenyum licik melihatnya.
“Apa itu
cukup kuat untukmu?” ucap Wang Yeo menatap dingin pada PM Park.
Wang Yeo
mulai mengambar dengan tintanya dan terus meminum ramuan yang diberikan oleh PM
Park, terlihat bentuk wajah Kim Sun sebagai ratu. Lalu Wang Yeo seperti sudah
tak kuat dengan membaringkan kepala disamping gambarnya.
Pelayan
lain datang merasa kalau suatu hari Wang Yeo mungkin akan mencarinya. Wang Yeo
membuka kotak dan melihat baju saat terakhir kali Kim Sun dipanah dan masih ada
noda darah serta cincinya.
Wang Yeo
berjalan ke arah tempat tinggal rakyatnya, semua langsung bersujud memberikan
hormat pada Raja. Wang Yeo yang terlihat frustasi bertanya Kepada siapa harus
memberikan baju kerajaan ini dan Ke jari siapa harus dimasukkan cincin yang
indah ini?
“Cincin
yang indah itu... Berikan kepadaku.” Ucap Seseorang, Wang Yeo melihat seorang
nenek yang duduk didepan rumah sambil memetik sayuran.
“Cincin
yang indah itu, pasti akan berguna suatu hari nanti.” Kata Si nenek, Wang Yeo
pun memberikan cincin itu dengan melemparnya ketanah
“Baju
kerajaan ini tidak memiliki pemilik.Mungkin inilahyang kau cari.membuang baju
kerajaan pada api didekatnya.Kalau begitu,ambillah.” Ucap membuang baju kerajaan
pada api unggun didepanya. Setelah itu
berjalan meninggalkan jalan setapak.
Pelayan
kembali memberikan ramuan pada Raja, Wang Yeo melihat kembali gambar Kim Sun
yang sudah digambar dengan pakaian kerjaaan dan terlihat cantik. Wang Yeo
berkata Rakyatnya, pelayan dan istrinya bahkan dirinya sendiria, tidak seorang
pun yang menyayanginya.
“Jadi,aku
tidak menerima kasih sayangdari siapa pun.” Ungkap Wang Yeo meminta agar
diberikan ramuan lagi.
“Aku tahu
apa yang terkandung di dalamnya dan Biar kuselesaikan malam ini. Jadi Berikan
akuramuan lagi.Itu titahku.” Ucap Wang Yeo, Pelayanya sempat kaget ternyata
raja sudah mengetahui kalau itu berisi racun.
Tim
Investigasi memberitahu kalau Wang Yeo telah
disiksa selama 600 tahun atas dosa-dosa yang kau lakukan selama hidupnya dan Dosa
terbesar di antaranya adalah mencabut nyawanya sendiri.Jadi, tugasnya telah
dibatalkan dan memperingatkan agar Jangan
lakukan apa pun sampai ada instruksi selanjutnya. Keduanya pun menginggalkan
ruangan teh.
“Aku adalah
Wang Yeo.Akumembunuh orang-orang itu.Aku mencabut nyawaku sendiri.” Ucap Wang
Yeo sudah bisa mengenali diri dan mengetahui dosa besarnya.
Kim Shin
duduk dalam ruangan penghormatan lalu menerbangkan lentera, teringat kembali
orang – orang yang terbunuh dengan panah karena mendekati raja.
“Bagaimana
menurut kalian Apa yang harus kulakukan terhadapnya?” ucap Kim Shin bimbang
menghadapi Wang Yeo sebagai malaikat maut yang baik.
Wang Yeo
melihat kembali gambar Kim Sun. Kim Shin datang langsung merampasnya,
memperingatkan agar jangan menyentuh dan tidak berhak menangis selagi
melihatnya. Wang Yeo memberitahu kalau ia yang memberikan pedang itu pada Kim
Shin.
“Aku
membunuhmu.... Aku membunuh mereka semua.... Aku sudah ingat.Akuadalah Wang
Yeo.” Kata Wang Yeo mengingat semuanya. Kim Shin langsung mendorong dan
mencengkram tubuh Wang Yeo ke dinding.
“Itu
benar.... Sudah kukatakan kepadamu. Kau membunuh mereka semua dan terus
membunuhbahkan sampai membunuh dirimu sendiri. Kautidak bisa melindungi
wanitamu, pengikut setiamu, Goryeo-mu,bahkan dirimu sendiri. Tidak satu pun
bisa kamu lindungi. Bahkan Kim Sun...Adikkumelindungimu dengan nyawanya. Seharusnya
kau tetap hidup dan tewas oleh pedangku.” Ucap Kim Shin penuh amarah, Wang Yeo
hanya bisa menangis
“Seharusnya
kau buktikan dengan kematianmu bahwa aku memang seorang pengkhianat, seperti
katamu. Aku yakin adikku tahu bahwa saat Park Joong Woon mengatakan "Kim
Shin", "Kim Sun" akan menjadi yang berikutnya. Bahwa dia akan
digunakan untuk menekanmu. Karena itulah si bodoh itu tewas di sana sebagai
adik dari seorang pengkhianat, daripada harus menjadi kelemahanmu Untuk
menyelamatkanmu.” Kata Kim Sun
Wang Yeo
memberitahu kalau cincin itu dirinya yang dulu sangat brengsek, memakaikan
dengan cara memaksanya ke jari Kim Sun, dan Cincin itu. Diberikan lagi
kepadanya di kehidupan sekarang dan memohon pada Kim Sun agar membunuhnya saja.
Kim Shin melepaskan cengkramanya.
“Inikah
yang kau inginkan? Apa Kau akan mengabaikan dirimu sendiri lagi? Dosa
membunuhmu sudah kau lakukan sendiri. Itu sudah cukup.” Kata Kim Shin dengan
mata melotot lalu meninggalkan kamar.
Eun Tak
memberikan cincin yang dititipkan dari Wang Yeo, menjelaskan kalau sudah memikirkannya
berulang kali perlukah memberikan cincin itu pada Kim Sun, maka menyimpannya
selama beberapa hari dan meminta maaf. Kim Sun pikir tak perlu meminta maaf.
“Akulah
yang seharusnya minta maaf.” Ucap Kim Sun
“Apa Kau tidak ingin menanyakan apa pun padaku?”
kata Eun Tak binggung Kim Sun pikir tak perlu karena Semua sudah jelas.
“Meskipun
aku tidak tahu akan mendapatkan ini kembali seperti ini. Kesedihan, dosa, dan
kerinduan seseorang adalah milikku. Peramal itu hebat Tapi apa dosamu?” kata
Kim Sun, Eun Tak binggung maksudnya.
“Aku
dengar kau pengantin Goblin, Yah..Dia dan aku saling mengenal di masa lalu.Kenapa
kau terikat kepada kakakku?” ucap Kim Sun,
“Karena
ini takdir kami.” Ucap Eun Tak, Kim Sun berpikir Eun Tak juga bisa melakukan hal aneh seperti terbang seperti
burung?
“Aku
tidak bisa melakukannya.” Ucap Eun Tak teringat kembali saat berbicara dengan
Wang Yeo tentang cerita Kim Shin
“Mengakhiri
kehidupan abadi sang Goblin, Itulah takdir sang pengantinnya, Kalau kau mencabut pedangnya, maka dia akan
kembali menjadi abu yang akan ditiup angin.Dia akan lenyap selamanyadari dunia
ini dan berpindah ke dunia lain.”
Kim Sun
menyadarkan Eun Tak dari lamunanya, Eun
Tak mengaku bisa meredakan hujan agar tidak mengganggu orang dan juga bisa
membuat salju pertama turun lebih cepa agar orang merasa senang. Kim Sun merasa
Eun Tak melakukan nyaris semua tugas penting Tapi ia penasaran kenapa kakaknya berubah
menjadi Goblin.
“Karena
dunia memerlukan keajaiban. Keajaiban aneh dan cantik.” Ucap Eun Tak, Kim Sun
binggung dengan bertanya itu kata siapa.
Eun Tak mengatakan itu kata dirinya.
“Baiklah.
Bagaimana dengan Malaikat Maut? Apa Karena semua orang akan mati?” ucap Kim Sun
penasaran, Eun Tak pikir Karena ada kematian, maka hidup ini mengagumkan. Kim
Sun merasa Eun Tak sudah pintar bicara seperti
mahasiswa universitas ternama.
Saat itu
Hantu PM Park datang menyapa Kim Sun yang sudah lama tak bertemudengan
memanggilnya si adik prajurit rendahan,ratu yang terlahir dari keluarga
prajurit, Eun Tak yang bisa melihatnya melotot kaget. Kim Sun binggung melihat tatapan Eun Tak
bertanya apakah melihat sesuatu.
Eun Tak
langsung menghalangi PM Park yang ingin mendekat, PM Park memperingatkan agar
jangan ikut campur karena sekarang bukan giliranya dan akan menghabisi Eun Tak
setelah Kim Sun. Eun Tak memperingatkan PM Park agar tak mendekata, lalu
meminta agar Kim Sun mengambil koreka api dalam saku jaketnya. Kim Sun binggung
bertanya untuk apa.
“Raja Yeo
sudah seperti putraku sendiri dan Dia merusak segalanya. Jadi Aku akan
membunuhnya.” Ucap PM Park, Eun Tak meminta aagr Kim Sun segera mengambil
koreknya,
Tapi saat
itu juga PM Park seperti ingin langsung membunuhnya, Eun Tak melindungi Kim Sun
dan terlihat sinar dari tanda lahirnya yang membuat PM Park terpental. Akhirnya
Eun Tak pun jatuh tak sadarkan diri. Kim Sun mengangkat kepalanya dan panik
melihat Eun Tak sudah tergeletak dilantai.
Keduanya
pulang naik taksi dengan Kim Sun yang membantu Eun Tak keluar dari taksi, dengan bertanya apakah bisa jalan. Eun Tak
mengangguk dan merasa kalau tadi pasti menakutkanya, Kim Sun rasa sudah pasti
menakutnya dan ingin tahu siapa yang tadi diajaknya bicara.
“Lalu
Sinar hijau apa tadi? Katamu kau manusia. Jangan-jangan kau hanya terlihat
seperti manusia, tapi bukan manusia sungguhan?” ucap Kim Sun curiga
“Ini juga
kali pertama untukku. Kau masuklah lebih dulu, Aku segera menyusulmu setelah
berbicara sebentar dengan kakakmu.” Kata Eun Tak, Kim Sun berpikir kakaknya
mengatakan akan datang.
“Kalau
aku memanggilnya, maka dia tidak punya pilihan lain.” Ucap Eun Tak tersenyum,
Kim Sun pun masuk ke dalam rumah.
Eun Tak
menyalakan korek lalu meniupkanya, ketika menengok kebelakang melihat Kim Shin
sudah berdiri seperti menungunya. Ia langsung berlari memeluknya dan mengaku
sangat merindukanya. Kim Shin pun memeluk Eun Tak kalau ia juga sangat
merindukanya dengan meminta maaf dan berjanji akan segera menemuinya, keduanya
kembali berpelukan.
“Tanda
lahir di lehermu... Nyaris menghilang.” Ucap Kim Shin melihatnya, Eun Tak
seperti tak menyadarinya dan bertanya-tanya kenapa bisa menghilang
“Kalau
memudar, berarti kau dalam bahaya besar. Aku mungkin tidak bisa merasakan
keberadaanmu.” Ucap Kim Shin khawatir, Eun Tak menyakinkan agar tak perlu cemas
karena akan lebih waspada dan berhati-hati.
Kim Shin
bertanya apakah melihat Park Joong Won lagi. Eun Tak menggangguk tapi heran
karena bukan ia yang jadisasarannya tapi malah Kim Sun. Kim Shin balik
mengatakan kalau Eun Tak tak perlu
mencemaskan soal itu karena lebih baik memikirkan dirinya sendiri saja
dan Ada orang lain yang akan melindunginya. Kim Shin mengatakan kalau dua hari lagi dengan
mengingat ucapan Duk Hwa.
“Takdir
adalah pertanyaan dariku. Kau bisa menemukan jawabannya.” Kim Shin memberitahu
kalau mereka diberikan pertanyaan jadi ia dan Malaikat Maut harus menemukan
jawabannya.
Wang Yeo
menuliskan laporan dalam ruang kerjanya dengan tinta
"Jiwa Yang Terhilang, Park
Joong Won, Dia tewas pada tahun 1097 Sejak saat itu dia menghindari Malaikat
Maut, Aku tidak sengaja bertemu lagi dengannya tahun 1997 Tapi dia berhasil
lolos dariku lagi"
Juniornya
datang menemui Wang Yeo disebuah cafe, Wang Yeo memberikan Dokumen jiwa yang terhilang yang sudah
diceritakan sebelumnya, Juniornya bertanya apakah yan dimaksud adalah Jiwa yang
berhasil lolos dua puluh tahun lalu. Wang Yeo membenarkan tapi karenas ednag diskors dan tak bisa
melaporkannya sendiri.
“Aku memerlukan
bantuanmu, karena itu, dengarkan baik-baik. Usianya sekitar 900 tahun. Dia bisa
hidup dari emosi kelam manusia. Kita tidak bisa mengalahkannya meski ada yang
melihatnya. Jadi Kurasa kalau kita memasukkannya dalam daftar, maka setidaknya
kita bisa mengendalikannya. Ini mendesak. Laporkanlah sesegera mungkin. Besok
siang...” ucap Wang Yeo langsung disela oleh juniornya
“Aku akan
kerjakan tengah malam ini.” Kata Juniornya tak ingin menunda, Wang Yeo pun
mengucapkan terimakasih.
“Tapi Ada
yang harus kuberitahukan dan Kurasa kau perlu mengetahuinya. Aku mengambil alih
kewenanganmu, lalu mendapat kartu nama Ji Eun Tak. Bukankah dia pengantin
siluman? Aku telah melihat tanggalnya dan...” kata Juniornya langsung disela
oleh Wang Yeo agar tak membicarakanya.
Wang Yeo
langsung mengambil kartu agar juniornya tak menyentuhnya karen ia yang akan
membacanya, lalu melihat kalau bahwa Eun Tak masih memiliki waktu sepekan.
Eun Tak
selesai mencuci wajahnya, lalu melihat tanda dibagian belakangnya, terdiam
sejenak menginta ucapan PM Park saat datang ke restoran “ Sekarang bukan
giliranmu Aku akan mendatangimu setelah dia.” Ia mengartikan kalau hantu PM Kim akan mengejarnya.
Wang Yeo
terlihat binggung ingin masuk sebuah rumah tapi saat membalikan badan melihat
Kim Shin sudah berdiri didepanya. Lalu memberitahu kalau mendapat kartu nama
Eun Tak lagi. Kim Shin langsung memberitahu kalau Park Joong Won terlibat. Wang
Yeo ingin memberitahu tanggalnya, Kim Shin pikir Tanggal tidak lagi penting dan Wang Yeo juga pasti
mengetahuinya.
“Tetap
saja, kurasa kau perlu mengetahuinya.” Kata Wang Yeo akan berjalan pergi.
“Park
Joong Won mengganggu adikku. Jadi Lindungi dia.Meski hanya sekali, lindungi dia seperti
dia melindungimu.” Tegas Kim Shin akan masuk rumah, Wang Yeo memberitahu
tentang hari itu teringat dengan cerita Kim Shin
“ Pada
hari itu, Sang raja terlalu jauh.Aku tidak bisa mencapainya. Aku tahu tidak
akan pernah bisa mendekat. Aku sudah mengetahuinya, tapi aku terus melangkah.” Wang Yeo ingin tahu pada hari itu, kenapa Kim
Shin terus melangkah maju, padahal sudah
tahu akan mati saat itu juga.
“Aku
ingin mengatakan hal yang tidak bisa kusampaikan.” Ucap Kim Shin kembali
membalikan badanya menatap Wang Yeo.
“Sejak
kau memberikanku pedang itu, aku sudah meminta waktu untuk berbincang, tapi
kau, raja dan adik iparku, hanya menyuruhku bertarung di perbatasan lain. Hanya
pada saat kau yakin aku akan mati, maka kau baru memperlihatkan wajahmu.”
Cerita Kim Shin.
Wang Yeo
ingin tahu apa sebenarnya yang ingin dikatakan. Kim Shin menceritakan Raja
sebelum Wang Yeo pernah mengatakan, kalau Dia menjaga Wang Yeo dengan
mengabaikannya, dan raja sebelumnya adalah kakak tiri Wang Yeo, istri yaitu
adiknya serta dirinya sebagai jenderal
yang setia,semua menyayanginya.
“Saat itu
aku ingin memintamu memberikan sebuah perintah padaku yaitu. "Aku
memberikanmu pedang ini karena kecemasan dan kewaspadaan. Penggal kepala Park
Joong Won." Aku sama sekali tidak tahu kalau pedang itu akan berakhir di
dadaku.” Ucap Kim Shin kembali membalikan badanya.
Kim Shin
tiba-tiba merasakan sesuatu di dadanya seperti tak percaya. PM Park memberitahu
kalau dirinya dengan Kim Shin atau 900 tahun yang telah berlalu ini, tidak akan
bisa melukai dengan pedangnya itu. Kim Shin merasa sudah sejauh ini, tapi harus
menggunakan pedang ini lagi. Wang Yeo melihat dari belakang bertanya apa yang
terjadi pada teman satu rumahnya.
“Apa
Pedang itu menyakitimu lagi?” tanya Wang Yeo khawatir
“Ternyata
memang itulah tujuan pedang ini Untuk menyerang Park Joong Won.” Kata Kim Shin
dengan menatap Wang Yeo dan kilatan petir yang terlihat dilangit.
Bersambung
ke part 3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar