Kim Shin
datang dengan Wang Yeo dibelakang badanya masuk ke dalam restoran. Kim Sun
menyapa pelanggan yang baru datang, tapi saat melihat Kim Shin yang datang
dengan sinis memberitahu Si pekerja paruh waktu lagi keluar sedang mengantarkan
makanan.
“Kim Sun...”
ucap Kim Shin yang mengenal adiknya, Kim Sun terlihat kesal mendengar nama
aslinya. Kim Shin langsung memeluk adiknya, Kim Sun mengumpat pada Wang Yeo
yang hanya diam dan melihat yang ada didepanya.
“Kita juga
belum tahu pasti. Jadi jangan sentuh dia.” Kata Wang Yeo menariknya
“Apa kau
itu memang benar Sun?” kata Kim Shin, Kim Sun balik bertanya kenapa kalau
memang benar merasa heran dengan tingkah Kim Shin.
Wang Yeo
menjelaskan ceritanya panjang, Kim Sun bertanya-tanya cerita apa yang dimiliki
dengan Kim Shin. Kim Shin mengatakan kalau ia adalah kakaknya dan sangat
merindukan adiknya tetap memanggilnya Kim Sun, Kim Sun menegaskan namanya
Sunny.
“Selain
itu, bukannya kita sudah sepakat tidak bertemu lagi? Kenapa kau masih saja
berteman dengannya setelah memanggilmu telur goreng?” ucap Kim Sun kesal pada
Wang Yeo
“Masalahnya...,
orang ini adalah kakakmu dalam kehidupan masa lalumu.” Kata Wang Yeo berusaha
menjelaskanya. Kim Sun makin binggung kehidupan masa lalu apa maksudnya.
“Apa kau
mengarang soal ini biar kau bisa bertemu denganku? Kau pasti merindukanku,
‘Kan” ejek Kim Sun
Kim Shin
kesal melihat adiknya malah berbicara dengan Wang Yeobukan dengan kakaknya,
merasa kaalu tidak ingat apapun soal masa lalunya. Kim Sun membalas kalau Kim
Shin itu terlalu berpakaian rapidan
tampan untuk mengada-ada mengatakan hal itu.
“Yah.. Baiklah.
Akan kudengarkan Penjelasanmu Dulu aku jadi seperti apa dalam kehidupan masa
laluku?” kata Kim Sun
“Kau
dulunya Ratu Goryeo Dan aku seorang Panglima.” Ucap Kim Shin
“Oh,
Goryeo?” komentar Kim Sun, Kakaknya pikir adiknya mengingatnya sekarang.
“Aku ingat
sekali. Utangmu 5000 won membuat ayam mantang bakar itu. Bayar sekarang” ucap
Kim Sun tak percaya Kehidupan masa lalu bahkan Ratu menyuruh mereka keluar dari
restoranya.
Eun Tak
baru datang setelah mengantar pesanan binggung melihat dua pria yang datang ke
restorannya, suasana terasa tegang. Akhirnya Eun Tak bertanya apa yang terjadi,
Kim Sun menyuruh Eun Tak agar melempar garam pada dua pria yang ada didepanya.
Wang Yeo
merasa tak tahu cara menjelaskanya, Kim Sun pikir kalau tak tahu caranya lebih baik jangan dijelaskan
lalu Wang Yeo mengejar KimSun yang pergi meninggakan cafe. Kim Shin ingin
mengikutinya tapi ditahan oleh Eun Tak, ingin tahu yang terjadi sebenarnya.
Wang Yeo
dan Eun Tak saling menatap diruangan tengan, mereka mengajak untuk saling bertukar
informasi. Eun Tak ingin tahu apa yang terjadi dengan Kim Shin juga bosnya,
lalu menyakinan kalau Kim Sun itu Mantan pacarnya.
“Kalau
dia memang mantan pacarnya, maka kau
tidak mungkin duduk disini. Harusnya kau marah, dan membuat suasana jadi gelap.”
Kata Eun Tak, Wang Yeo mengatakan kalau Kim Sun memang bukan mantannya.
“Pertanyaanku...”
ucap Wang Yeo langsung dijawab Eun Tak kalau itu rahasia. Wang Yeo merasa belum
bertanya.
“Kau
pasti akan bertanya "Apa ada orang lain yang datang mencari bos-mu?"
“ ucap Eun Tak
“Tapi
kenapa itu rahasia? Padahal Aku sudah kasih tahu semuanya padamu, lalu kenapa
kau merahasiakan hal yang kau tahu.”keluh Wang Yeo, Eun Tak mengatakan alasanya
adalah setia kawan.
Kim Shin
menemui Kim Sun dengan membawa barang-barang kesukaan adiknya dulu mulai dari
buah persik sepatu yang selalu dinginkan dan kain dengan warna kesukaannya. Kim
Sun melihatnya mengaku tak suka dengan warna itu, tidak biasa pakai sepatu
tradisional dan tidak suka makan buah persik.
“Seperti
yang kau lihat, cuma ini meja yang tersedia. Usahaku berjalan lancar.” Kata Kim
Sun melihat restoranya sekarang ramai.
“Itu
karena aku di sini.. Aku ini dewa keberuntungan.” Ucap Kim Shin
Eun Tak
baru datang mengantar melihat Kim Shin yang masih ada direstoranya, Kim Shin
mengaku baru akan keluar sekarang. Eun Tak menyuruh agar segera pulang. Kim
Shin pun menyuruh untuk segera pulang.
“Pekerja
Paruh Waktu Apa kau tak bisa mengencani pria lain saja? Apa harus dia orangnya?”
ucap Kim Sun, Eun Tak dibuat binggung,
“Kalau
memang harus dia, pergilah dan katakan ini padanya. "Buah persik, sepatu
tradisional, dan kain sutra. Kau lebih baik datang dengan tangan kosong
saja..Dan belilah ayam dari tempatku daripada membelikanku barang-barang
itu." Lebih baik begitu!” kata Kim Sun dengan nada kesal
Eun Tak
menceritakan pada Duk Hwa karena Kim Shin membuat bosnya berpikiran yang aneh
dan jadi merasa bersalah, tapi tetap saja datang ke tempat kerjanya dan merasa kasihan
dengan Malaikat Pencabut Nyawa.
“Itu
karena bos-mu adiknya Paman dalam kehidupan masa lalu mereka.” Kata Duk Hwa
yang sibuk membereskan barang-barang untuk perabotan rumah. Eun Tak kaget
mendengarnya.
“Kau
bilang Kehidupan masa lalu? Tidak mungkin. Tapi, kau tahu itu darimana?” ucap
Eun Tak binggung
“Apa kau
mau kuberitahu suatu rahasia? Malaikat pencabut nyawa bisa melihat kehidupan
masa lalu manusia kalau mereka menyentuh manusia.” Bisik Duk Hwa
Eun Tak
mengingat pada malam sebelumnya, Kim Sun memegang tangan Wang Yeo mencoba untuk
menahanya pergi. Duk Hwa menjelaskan dengan berpegangan tangan Wang Yeo bisa tahu masa lalunya. Eun Tak benar-benar
masih tak percaya Wang Yeo bisa melakukan itu.
Wang Yeo
terdiam dikamarnya, Kim Shin datang bertanya apakah ia yakin kalau wanita itu
adiknya dan melihat yang lain lagi. Wang Yeo mengatakan tidak, padahal ingin
melihat masa lalunya sekali lagi tapi karena Kim Sun berkata, "Anggap saja
kau mencampakkanku." Maka gagal ingin melihat kehidupan masa lalunya.
“Jangan
terlalu marah... Dia tidak ingat kehidupan masa lalunya.” Ucap Wang menenangkan
Kim Shin, tapi Kim Shin malah berpikir karena masalahh itu.
“Meskipun
dia memang Kim Sun dalam kehidupan sebelumnya maka aku bukan apa-apa baginya
dalam kehidupan sekarang ini. Dia punya kehidupannya sendiri sekarang. Aku ingin
tahu apa aku harus membiarkan masa lalu menjadi masa lalu saja.Aku berharap,
dulu aku sudah melakukan segalanya bagi dia saat kami berdua tinggal di waktu
yang sama.Dia seorang gadis anggun dan elegan.Kenapa kepribadiannya
sekarangberubah drastis begitu?” Ucap Kim Shin sedikit mengeluh.
“Apa
salahnya dengankepribadian Sunny yang sekarang?Bukannya sebelumnya kau baik
padanyadan memanggilnya "Sun"?Apa kau berharap dia itubukan adikmu?”
kata Wang Yeo dengan nada sedikit cemburu.
“Bukannya
kalian berdua sudah putus?Kenapa kau marah-marah sekarang?Jika kau ingin
mengencani dia lagi,lupakan saja rencana itu.Beraninya seorang malaikat
pencabut nyawamendekati adikku, apalagi adikku itu manusia?” balas Kim Shin
ikut marah
Wang Yeo
mengaku setuju dengan perkataannya
sebelumnya. Yaitu "Membiarkan masa lalu menjadimasa lalu saja." Kim
Shin menegaskan sebelum mati Wang Yeo tak
bisa jadi pilihan kekasih adiknya dan
menjauh drinya.
“Kalau
saja ada air,sudah kusiram kau.” Ucap Kim Shin kesal lalu meninggalkan kamar,
Wang Yeo merasa kalau bisa mengetahui dialog drama itu yang tayang di pagi
hari.
Kim Sun
dan Eun Tak pergi ke cafe minum kopi bersama, bosnya itu bertanya apakah Eun
Tak percaya dengan adanya kehidupan masa lalu. Eun Tak mengangguk. Kim Sun tak
percaya kalau Eun Tak bisa
mempercayainya.
“Kata
orang, manusia diberiempat tahap kehidupan.Tahap kehidupan menanam benih,tahap
kehidupan menyiram benih, tahap kehidupan masa panen dan tahap kehidupan
memanfaatkanhasil panen.Bukankah empat tahap kehidupan itu artinya menandakan
adanya kehidupan masalalu dan kehidupan selanjutnya?” jelas Eun Tak
“Kau dan
aku, kita mungkin tidaktahu hidup apa yang kita jalani sekarang.” Ungkap Eun
Tak, Kim Sun pikir ada benarnya juga dan
bertanya darimana mengetahuinya.
“Aku tahu
darimana-mana.” Kata Eun Tak tak bisa memberitahu yang sebenarnya. Kim Sun
penasaran apa lagi yang diketahuinya. Eun Tak pun memikirkanya.
Flash Back
“Aku
sudah menduganya kalau aku takkan pernah sampai di depan Raja. Aku sudah
menduga semuanya itu..., tapi yang
kulakukan hanyalah melanjutkan langkah kakiku. Itulah perang terakhirku. Aku
harus mati di sana.” Ungkap Kim Shin yang mengingat kejadian saat jaman goryeo,
Wang Yeo ingin tahu alasanya.
“Aku
datang kembali setelah menentang perintah kerajaan. Aku mengabaikan keprihatian
dan ketakutan dari raja muda itu. Aku tidak bisa melupakan janji yang kubuat
dengan mendiang raja sebelumnya untuk melindungi Yeo. Aku harus menyelamatkan
nyawa orang yang tidak bersalah. Terlebih lagi, adikku itu malah melindungi
orang bodoh itu dan mempertaruhkan nyawanya. “ cerita Kim Shin, Eun Tak diam-diam
mendengarkan percakapan keduanya.
Eun Tak
mengingat semuanya kenyataan menceritkan pada Kim Sun kalau Orang yang bernama
Kim Sun itu adalah orang yang sangat berani dalam menghadapi cinta.Kim Sung
langsung menatap Eun Tak dan meminta agar menunjukan jalan padanya. Eun Tak
binggung.
“Tunjukkan
jalan ke rumah pria yang mengaku-ngaku dia itu kakakku.” Ucap Kim Sun, Eun Tak
melonggo kaget mendengarnya.
Wang Yeo
dan Kim Shin duduk di ruang tengah, seperti biasa Wang Yeo sedang melipat
handuk lalu keduanya dikaget dengan bunyi bel yang tak pernah berbunyi. Eun Tak
pulang dengan Kim Sung memberitahu kalau
kedatangan tamu. Kim Sun melihatnya keduanya dalam rumah berpikir kalau
mereka berdua tinggal bersama
“Sebenarnya
kami bertiga tinggal bersama.” Ucap Kim Shin menarik Eun Tak untuk berdiri
disampingnya lalu bertanya ada apa datang kerumahnya.
“Kau
harusnya mempersilakanku duduk terlebih dahulu.” Tegus Eun Tak lalu
mempersilahkan duduk dan menawakan minuman pada Bosnya.
“Aoa Kau
punya alkohol? Aku mau soju saja.” Ucap Kim Sun, Wang Yeo memberitahu mereka
hanya punya bir.
“Aku
belum bilang kalau kau sudah boleh bicara denganku.” Kata Kim Sun sinis pada
Wang Yeo, Wang Yeo hanya bisa tertunduk meminta maaf.
“Kenapa
kepribadianmu berubah jadi seperti itu?” keluh Kim Shin melihat sikap Kim Sun
yang ketus
Kim Sun
membahas tentang Kim Shin yang menganggap kalau ia adalah adiknya, Kim Shin
mendengan nada suara Kim Sun seperti sebuah candaan. Kim Sung meminta bukti
menurutnya dirinya sangat menyedihkan mudah terpengaruh karena hal ini dan
mengira kalau dua orang dewasa tidak akan bersekongkol untuk main-main
dengannya.
Kim Shin
memberikan sebuah gambar pada adiknya sebagai bukti. Kim Sun ingin membukanya,
tapi sebelumnya dengan sinis berpikir kalau Kim Shin membelinya di Insa-dong.
Saat membukanya, Kim Sun seperti sedikit terkejut lalu bertanya apa orang yang
ada dalam gambar ini adalah seorang Ratu
yaitu Adik Kim Shin
“Kebetulan
sekali... Bos-ku ini selalu mendambakan seorang raja jadi kekasihnya.” Ungkap
Eun Tak.
“Apa Kau
sudah ingat sesuatu?” tanya Kim Shin melihat tatapan mata Kim Sun yang berbeda.
“Dia
hanya terlihat muda. dan cantik. Waktu aku dulu seusianya, aku jelek sekali.
Jadi apa yang terjadi pada si Ratu ini? Apa dia hidup bahagia selamanya?” ucap
Kim Sun penasaran
Kim Shin
sempat terdiam, Eun Tak pikir keduanya harus bicara lalu mengajak Wang Yeo
untuk pergi. Wang Yeo pun tak menolak meninggalkan Kim Shin dan Kim Sun berdua.
Kim Sun
bertanya apakah Ratu itu sengsara. Kim
Shin menceritakan sering bertukar kabar dengannya lewat surat karena jarang
bertemu dengannya, dengan Membaca surat-surat yang dikirimkan dan hanya itulah
satu-satunya hal yang membuatku terus bersemangat pada hari-harinya berjuang untuk
bertahan hidup.
Flash
Back
Wang Yeo
sedang berlatih memanah beberapa kali panahnya mengenai sasaran dibagian
tengah, bersamaan dengan laporan dari pedana mentri kalau bahkan Panglima Kim
Shin mengirim berita kemenangan dari wilayah perbatasan, sebanyak tiga
kali. Selanjutnya Mentri Park datang
menyampaikan berita pada Wang Yeo
“Berita
kemenangannya Kim Shin secara sengaja menyebar ke seluruh warga maka para warga
itu semakin semangat memuja Kim Shin dan penghinaan dari para kemiliteran
terhadap kita semakin besar. Jangan memuji Kim Shin atas usahanya tapi. kirimlah
surat padanya yang menyatakan Anda khawatir dengan kesehatan adiknya karena
reputasi keluarga kerajaan mulai runtuh.” Ucap PM Park
Wang Yeo
sedang memanah beberapa kali salah sasaran, Kim Sun diam-diam melihatnya dari
belakang merasa kalau raja tidak punya
bakat memanah rupanya.
Wang Yeo
duduk didekat danau dengan membaca buku seperti yang biasa dilakuan seorang
raja. Kim Sun melihat dari kejauhan kalau Wang Yeo sudah selama setengah jam membaca satu
halaman buku itu saja, menurutn Pelayan kalau Raja itu pasti juga tidak punya
bakat belajar.
“Tidak.
Dia pasti sedang gelisah.” Ungkap Kim Sun yang bisa mengetahui gerak gerik
suaminya.
“ Tapi,
kenapa dia jarang mengunjungiku? Dia itu membuat wanita jadi kesakitan saja.”
Keluh Kim Sun hanya bisa menatap raja.
Pengawal
memberitahu kalau Yang Mulia telah datang. Kim Sun penuh semangat berlari
keluar dan melihat Wang Yeo akan berjalan kearahnya, karena kaget Kim Sun tak
bisa mengendalikan keseimbangnya. Wang Yeo bisa menangkap badan Kim Sun sebelum
jatuh lalu mengoda kalau berat juga.
“Aku tadi
mengingat seseorang, makanya aku seperti itu” ucap Kim Sun buru-buru berdiri.
Wang Yeo bertanya mau kemana istrinya itu terburu-buru.
“Untuk
melihatmu, Yang Mulia.” Akui Kim Sun, Wang Yeo memberitahu kalau ia yang akan
datang menemuinya.
“Kukira
alangkah lebih baik kalau kita bertemu di luar.” Ajak Kim Sun, keduanya
saling menatap dengan penuh cinta.
PM Park
kembali memberikan nasehat pada Raja “Seseorang seharusnya tidak boleh mengandalkan orang yang
memegang sesuatu yang rendahan. Jika kau menggenggam erat karena hal itu
berharga maka hal rendahan sekaligus berharga itu akan mati, Karena tangan itu.”
Raja
datang ke kediaman Ratu langsung melempar nampan obat dengan memperingatakan
agar jangan pernah membawa obat apapun
ke kamar Ratu dan itu adalah perintah raja. Kim Sun melihat sikap raja yang
berubah menahan rasa sedihnya.
“Ratu
tidak boleh minum obat apapun. Siapapun yang mengirimkan obatnya, jangan pernah
minum itu.”tegas Raja terlihat murka lalu keluar dari tempat ratu.
Pelayan
binggung melihat sikap Raja terlihat sangat marah dan yakin kalau Yang Mulia
Ratu pasti sedih. Kim Sun hanya bisa menahan tangisnya.
Kim Shin
datang dengan baju besi untuk perang, Anak buahnya meminta agar membuka gerbang
istana karena Panglima Kim Shin sudah kembali membawa kemenangan. Dilorong
istana, Wang Yeo memberitahu kalau kakak Kim Sun telah kembali membawa
kemenangan lagi.
“Di
antara kami berdua siapa yang lebihKauharapkan untuk tetap hidup?” ucap Wang
Yeo dengan mata melotot, Kim Sun tak percaya suaminya menanyakan hal itu
“Jawab
aku... Atau apa kau sudah membuat keputusanmu?” kata Wang Yeo curiga
“Yahh.
Benar juga, entah aku atau kakakmu yang hidup maka kau tidak rugi apapun.”
Sindir Wang Yeo, Kim Sun berani mengumpat raja itu bodoh.
Raja
makin marah berpikir Kim Sun ingin mati dengan mengomentarai pakaian yang
digunakan ratu dengan menduga kalau Ada pria lain yang di kagumi dalam hatinya.
Kim Sun benar-benar tak mengerti dengan sikap rajanya.
“Aku
tidak tahu apa musuhku itu orang-orang yang biadab itu atau kakakmu.” Ucap Raja
dengan mata melotot
“Park
Joong Won-lah musuhmu, Yang Mulia.” Tegas Kim Sun mengetahui kalau Wang Yeo itu
dihasut.
“Kau harus
memilih. Apa kau akan hidup sebagai wanitaku atau apa kau akan mati sebagai
adik dari seorang pemberontak?” ungkap Wang Yeo.
Wang Yeo
duduk dengan gelisah didepan rumah, Kim Shin masih mengingat saat adiknya
terkena panah ketika berjalan menemuia raja, Ia menceritakan Umur adiknya memang
tidak panjang, tapi merasa selama adiknya hidup pernah bahagia. Bahkan pada
saat detik-detik kematiannya masih memandangi orang bodoh itu.(Raja)
“Kalau
begitu... Bagaimana dengan si Raja itu? Apa dia menjelma juga?” tanya Kim Sun
penasaran dengan merasakan dadanya yang sakit. Kim Shin mengaku tak tahu
“Aku
ingin tahu bagaimana rupanya. Apa dia tampan?” ucap Kim Sun yang mementingkan
masalah penampilan
“ Jika
kau memang adikku maka kalian berdua sangat konsisten dalam satu hal ini.” Ucap
Kim Shin, Kim Sun heran karena suara Kim
Shin seperti orang yang bersedih .seolah mengingat itu semuanya
Ia merasa
Seolah-olah hidup Kim Shin terus berlanjut sejak saat itu. Kim Shin sadar kalau
Kim Sun tidak akan percaya kalau ia telah menjalani hidupnya dengan banyak
kenangan.
“Aku tidak
datang kemari karena percaya adanya reinkarnasi. Aku datang karena buah persik,
sepatu tradisional, dan kain sutra. Mungkin kau sangat menyesal karena tidak
sempat memberikan hadiah itu padanya. Sudah pasti kau menjadi gila akan hal
ini..., tapi kegilaanmu itu dalam konteks yang baik. Karena itulah aku ingin
jawaban darimu.” Ucap Kim Sun tenang
“Saat-saat
seperti inilah, kau sangat mirip dengan Sun.” Komentar Kim Shin
“Kau
Jangan bicara santai begitu padaku hanya karena kau kakakku di kehidupan masa
laluku. Kakak adik pun yang tinggal terpisah pasti canggung saat mereka
bertemu. Mana bisa aku tiba-tiba merespon baik pada orang yang mengaku-ngaku
menjadi kakakku dari kehidupan masa laluku? Jadi... janganlah terlalu bersedih.”
Ucap Kim Sun lalu pamit pergi, saat itu terlihat kesal karena Wang Yeo bahkan
tidak mau mengantarnya keluar.
Kim Sun
berjalan keluar rumah merasakan kalau seseorang mengikutinya dari belakang,
lalu membalikan badan melihat Wang Yeo berdiri hanya menatapnya. Ia heran
dengan Wang Yeo cuma menatapku saja dan tidak menegur untuk berhenti jalan.
Wang Yeo yang polos malah bertanya apakah ia boleh meminta agar berhenti berjalan
“Kalau
kau menghentikan jalanku apa yang akan terjadi pada kita selanjutnya?” ucap Kim
Sun, Wang Yeo hanya tertunduk bingung. Kim Sun mulai mengumpat Wang Yeo
benar-benar bodoh lalu berjalan pergi.
Kim Shin
duduk sambil bertanya-tanya apakah wanita itu benar adiknya Kim Sun atau bukan.
Wang Yeo datang duduk dengan lemas disampingnya, Kim Shin bertanya apakah
adiknya sudah pulang. Wang Yeo merasa Kim Sun selalu pergi seolah tak ada
masalah.
“Ada yang
ingin kutanyakan padamu. Lukisan adikmu... Siapa yang menggambarnya?” tanya
Wang Yeo,
“Wang
Yeo... Itu memang lukisan adikku tapi itu
lukisan adikku di matanya Wang Yeo. Lukisan itu mengandung dosanya, rasa
bersalah, dan rasa kerinduannya. Aku yakinitulah kebahagiaan terakhir yang dia
goreskan.” Cerita Kim Shin
“Apa dia
melakukan itu Setelah membunuh istrinya?” tanya Wang Yeo kaget. Kim Shin
membenarkan kalau Wang Yeo membunuh istrinya,
Eun Tak
duduk di kamarnya, lalu tiba-tiba langsung keluar membawa jaketnya. Sampai di
restoran melihat Kim Sun menelupkan badanya seperti tak berdaya. Kim Sun
terbangun dengan wajah penuh peringat melihat Eun Tak yang datang.Eun Tak
mengaku dapat firasat kalau kondisi bosnyatak baik.
“Aku
tidak peduli dengan apa itu kehidupan masa lalu. Aku bahkan tidak percaya kalau
hal seperti itu memang ada. Tapi seluruh badanku kesakitan setelah pergi dari
rumah itu.” Cerita Kim Sun
“Kalau
kau merasa sakitnya tambah parah, kau harus bilang padaku. Biar nanti kita ke
rumah sakit.”kata Eun Tak, Kim Sun menolak.
“Kita
pulang saja. Aku tak sakit tapi kenapa dadaku terus saja terasa sakit Padahal ada sesuatu yang jauh di dalam tubuhku
ini lebih sakit. Rasanya seperti ada seseorang yang berjalan di atas jantungku
dan seperti jantungku mau remuk.” Ucap Kim Sun , Eun Tak pun memasangkan jaket
dengan memapah bosnya keluar dari restoran.
Kim Sun
berjalan bersama Eun Tak ke jalan rumahnya, Saat itu Eun Tak dikagetkan dengan
teman malaikat kematian didepannya, Si malaikat juga kaget karena mengenal Eun
Tak, Kim Sun memberitahu kalau pria itu yang menyewa ruang atap. Eun Tak bisa
mengerti lalu menutup mata Kim Sun agar tak menatapnya lalu berjalan masuk ke
bagian rumah.
“Apa Wanita
yang tinggal di lantai bawah kenal dengan Pengantin Goblin? Ahh.. Dunia ini
memang sempit.” Komentar si malaikat kematian tak percaya.
Bersambung ke part 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar