Chi Hyun
mendengar ayahnya yang sedang berbicara di telp, air matanya mengalir merasa
sakit hati karena ternyata ayahnya sangat menyanyangi Joon Jae. Saat itu tangan
Tuan Heo langsung jatuh lemas, Chi Hyun panik melihat ayahnya lalu berlari
menghampirinya dan melihat secangkir minuman diatas meja, buru-buru ia pergi ke
dapur mencucinya lalu berusaha untuk seolah-olah panik menelp 911 kalau ada
pasien gawat.
Polisi
pun memberikan garis polisi dan melakukan penyelidikan gelas diubah menjadi air
putih. Chi Hyun berakting seperti sangat terpukul dengan menahan tangisnya, Tim
NFS bertanya Apa obat yang baru-baru diminum oleh Tuan Heo, Chi Hyun juga tak
tahu tapi yang ia tahu ayahnya itu baru
dioperasi darurat karena pendarahan otak.
“Dia juga
dijadwalkan untuk menerima operasi katarak, jadi... dia mungkin meminum obat
yang berhubungan dengan katarak.” Ucap Chi Hyun memberitahu dengan menahan
tangis sedihnya.
“Tidak
ada luka, dan dilihat dari tempat tidurnya, tidak ada tanda-tanda adanya bahan
kimia beracun. Dilihat dari bibir birunya, menandakan adanya serangan jantung,
tapi kami akan menyelidiki lebih lanjut.” Jelas Tim NFS
Detektif
bertanya keberadaan Nyonya Kang, Chi Hyun memberitahu sedang pergi karena ada
janji sekitar 2 jam yang lalu. Detektif memastikan kalau ibunya belum tahu
kalau Tuan Heo sudah meninggal. Chi Hyun
mengaku belum sempat memberitahunya
karena pasti shcok kalau tahu kabar ini. Detektif pun berpikir mereka akan
membawa Tuan Heo ke rumah sakit lebih dulu. Chi Hyun pun setuju.
Chi Hyun
melihat jenazah ayahnya dibawa menuruni tangga, tangisnya meledak seperti
sangat kehilangan ayah tirinya. Detektif memperhatikan gerak gerik Chi Hyun
seperti tak mencurigainya. Joon Jae baru
datang terlihat panik melihat ayahnya yang sudah ditutupi kain putih dan
dimasukan ke dalam ambulance untuk di bawa ke rumah sakit.
Joon Jae
seperti merasa menyesal langsung jatuh berlutut menangis histeris meminta maaf
pada ayahnya. Detektif membantu Chi Hyun berjalan keluar rumah yang terlihat
masih lemas.
“Setelah
pemeriksaan postmortem, pemeriksaan resmi surat-surat akan dikeluarkan untuk
kepentingan pemakaman. Kau perlu mempersiapkan pemakamannya.” Jelas Detektif,
Chi Hyun mengerti dengan wajah sedihnya lalu melihat didepan pintu Joon Jae
yang menangis.
Joon Jae
melihat Chi Hyun langsung menyerangnya, dengan mengumpat marah. Detektif dibuat
binggung dengan Joon Jae yang tiba-tiba menyerang Chi Hyun. Joon Jae tahu
karena Chi Hyun dan ibunya membuat ayahnya seperti ini. Chi Hyun hanya diam
seperti sangat lemah untuk membalasnya.
“Aku
tidak akan diam saja! Aku akan membunuhmu. Akan kubunuh kalian berdua !!”teriak
Joon Jae, Detektif berusaha menarik Joon Jae yang berteriak histeris seperti
orang gila.
“Kalian
pembunuh! Kalian membunuh ayahku!” teriak Joon Jae, Detektif akhirnya bisa
menjauhkan Joon Jae dari Chi Hyun bertanya siapa ia.
“Aku...
aku anaknya Heo Il Joong!” ucap Joon Jae, Chi Hyun membenarkan kalau Joon Jae
adalah adiknya.
“Kau bilang Aku adikmu? Memang kau siapa?! Siapa
kau, bajingan!” teriak Joon Jae kembali menyerang dengan pukulan diwajah Joon
Jae, Detektif mengancam Joon jae akan menangkapnya dua polisi pun menarik Joon
jae agar menjauh dari Chi Hyun.
Detektif
Hong datang dengan anak buahnya, dengan mengumpat agar tak menyentuh Joon Jae
lalu memperlihatkan ID Cardnya sebagai polisi. Joon Jae akhirnya dilepaskan dan
ingin memukul Chi Hyun kembali. Detektif Hong meminta agar Joon Jae sadar. Joon
Jae mencoba tenang dan mengatur nafasnya.
“Ayah
telah meninggal. Aku seharusnya menghentikannya..., tapi aku tidak bisa.” Ucap
Joon Jae menahan tangisnya.
“Karena
itulah, kau harus fokus. Kau harus cari tahu semuanya. Kenapa ayahmu menjadi
seperti itu... Kau perlu mencari tahunya. Pergilah ke RS sekarang. Aku yang
urus semuanya disini. Paham?” jelas Detektif Hong lal meminta Petugas Cha
memulai penyelidikan didalam rumah.
Sim Chung
mondar mandir dipinggir kolam renang, Nam Doo mendekati bertanya apa yang
sedang dilakukanya. Sim Chung khawatir dengan Joon Jae sampai tidak bisa tidur.
Nam Do pikir ketika Detketif Hong datang ke rumah Joon Jae yakin nanti akan
mengambari mereka.
“Tapi Chung,
aku penasaran soal sesuatu. Boleh aku bertanya padamu? Kau pernah bilang
sebelumnya.” Ucap Nam Do mengingat ucapan Sim Chung
Flash Back
Sim Chung
mengatakan Ma Dae Young yang tidak ingat apa-apa sekarang, Nam Do ingin tahu
apa yang tak diingat oleh Dae Young , Sim Chung memberitahu kalau Dae Young tak
ingat siapa dia dan perbuatan selama ini.
Nam Doo
ingin memastikan kalau Dae Young kehilangan semua ingatannya dan ingin tahu
darimana Sim Chung bisa mengetahuinya. Lalu menduga kalau Sim Chung yang membuat
Ma Dae Young seperti itu. Sim Cung balik bertanya kenapa Nam Do menanyakan hal
seperti itu.
“Tak
pernah kusangka aku sangat mengenalimu,tapi belakangan ini, aku sungguhtak
yakin siapa dirimu dan apa kemampuanmu.Siapa kau?” ucap Nam Do akhirnya berdiri
mendekati Sim Chung
“Aku...temanmu.”
ungkap Sim Chung yang tak mengaku sebenarnya. Nam Doo bisa mengerti jawabannya.
“Tapi
pekerjaanku ini membuat seseorang percaya kalau aku temannya dan kemudian
mengkhianatinya.” Kata Nam Do tak percaya
“Meskipun
aku tidak suka kau orang semacam itu, bagiku, sekalinya aku menjadi temanmu,
maka itu saja. Entah kau mengkhianati atau tidak itu keputusanmu. Setelah aku dikhianati,
aku akan memikirkan apa yang harus kulakukan terhadapmu. Sampai saat itu, kau
tetaplah temanku.” Ucap Sim Chung
Suasana
terlihat tegang, tiba-tiba Tae O datang mengomel karena keduanya tak ada yang
mengangkat ponsel darinya. Nam Do terlihat benar-benar kaget, tatapan Sim Chung
terlihat begitu kaget melihat Tae Oh.
Ketiga
pergi ke bagian tim forensik, terlihat Joon Jae yang duduk bersandar di depan
kamar jenazah, ketiga terlihat sedih. Nam Doo akhirnya mengajak Tae Oh pergi
saja dan membiarkan Joon Jae daengan Sim Chung berdua. Sim Chung akhirnya
datang memegang tangan Joon Jae, Joon Jae pun menangis dipelukan Sim Chung.
“Apa kau
bisa menghapusku? Ingatan akan ayahku.” Ucap Joon Jae sambil menangis. Sim
Chung ikut sedih mendengarnya. Joon Jae berharap Sim Chung bisa melakukanya.
“Bisakah
kau menghapusnya? Semua kenangan yang indah, membuatku sakit karena kenangan
itu indah. Kenangan yang buruk, juga membuatku sakit karena kenangan itu buruk.
Semua kenangan akan ayahku membuatku terluka.” Ucap Joon Jae sambil menangis.
“Aku
masih tidak bisa menghapusnya. Seberapa sakitnya, kau mencintai ayahmu. Ada
pepatah bilang kau harus berpegang teguh pada kenangan cinta.” Ungkap Sim Chung
sambil memeluk Joon Jae kembali agar menenangkanya.
“Kalau
saja aku sampai ke rumah itu lebih cepat..., maka aku pasti bisa menyelamatkan
Ayah. Ahh... Tidak... Jika aku membencinya cuma sedikit..., aku pasti bisa
menyelamatkan ayahku.” Ucap Joon Jae merasa bersalah.
Sim Chung
meyakinkan Joon Jae kalau itu bukan salahnya dan bukan karenanya. Joon Jae
pikir seharusnya mengangkat telepon
terakhir darinya, tapi menurutnya itu seperti
memaafkan tentang semuanya... kalau ia juga mencintai Ayah juga.
“Aku
harusnya sudah menyampaikan kata itu pada Ayah. Aku tak bisa mengucapkan kata
itu pada Ayah. Aku hanya terlalu sibuk membencinya, sampai aku tidak bisa
mengucapkan kata itu padanya. Aku pikir.. Satu hari saja... Tidak... mungkin
Satu jam saja... Kalau saja aku punya waktu sebentar. Aku ingin berbicara
dengan ayahku. Sekarang aku tidak bisa bicara dengannya lagi” ucap Joon Jae
terlihat benar-benar menyesalinya.
“Ada beberapa
kata yang tersampaikan pesannya tanpa perlu dikatakan. Aku yakin ayahmu tahu
itu semua.” Ungkap Sim Chung lalu memeluk Joon Jae yang terus merasa menyesal.
Nyonya
Kang akhirnya datang dengan Chi Hyun didepan kamar jenazah memperlihatkan wajah
shock lalu memanggil suamianya sambil menangis histeris. Joon Jae menatap sinis
pada tingkah ibu tirinya yang menangis histeris seolah-olah benar-benar sedih
dengan kepergiaan suaminya.
“Ini Tidak
mungkin. Dia tadi menyuruhku harus pulang setelah janji ketemuanku. Kau
menyuruhku cari udara segar lalu Kau bilang, "Sampai nanti." Aku
seharusnya tidak pergi keluar.” Ucap Nyonya Kang menangis histeris merasa tak
sanggup hidup tanpa Tuan Heo.
Chi Hyun
meminta agar ibunya tenang, Detektif melihat Nyonya Kang merasa Sulit masuk ke
kamar jenazah. Nyonya Kang yang terus menjerit akhirnya jatuh pingsan. Chi Hyun
panik. Detektif pikir mereka harus membawa Nyonya Kang ke UGD karena pasti
shock.
Joon Jae
dkk hanya diam saja, membiarkan Chi Hyun dan detektif yang membawa Nyonya Kang.
Nam Do yang melihat tingkah Nyonya Kang merasa malu seperti memang punya bakat
akting jadi lebih baik menjadi aktris saja. Joon Jae menahan amarah dengan
mengepalkan tanganya. Sim Chung mendekat merangkulnya agar bisa tenang.
Joon Jae
dan ibunya akhirnya duduk di sisi rumah sakit lainya, Nyonya Moo tak percaya
mantan suaminya bisa meninggal tiba-tiba. Joon Jae memberitahu kalau tim
forensik masih memeriksa tubuhnya jadi akan tahu hasilnya besok pagi.
“Karena
itulah aku menyuruhnya jangan banyak minum, dan jangan merokok juga. Dia memang
tidak mau dengar apa kataku.” Ungkap Nyonya Moo merasa menyesal. Joon Jae
menatap ibunya seperti masih memiliki perhatian pada ayahnya.
“Setelah
kau dewasa..., kudengar kau lupa ingatan dan hanya mengingat kenangan yang lama.
Begitulah diriku sekarang. Masa-masa yang dulu seperti baru terasa kemarin. Namun
ayahmu sepertinyatidak begitu.” Cerita Nyonya Moo sedih
“Apa Ibu pernah
bertemu Ayah?” tanya Joon Jae kaget
“Ya.
Sekitar sebulan lalu, aku tak sengaja melihat dia di rumah sakit ini. Dia
pura-pura tidak mengenaliku. Meskipun mata kami bertemu, dia hanya berpapasan
denganku. Tatapannya seperti orang yang benar-benar lupa semuanya. Ayahmu
memang orang yang kasar.” Keluh Ibunya
Joon Jae
terdiam mengingat pesan ayahnya “Jika boleh aku dilahirkan kembali maka aku
ingin hidup sekali lagi sebagai suami istriku dan ayah bagi anakku.”Akhirnya
Joon Jae memberitahu kalau Ayah mengalami kerusakan kornea parah, karenanya
tidak bisa melihat. Nyonya Moo kaget karena ternyata memang tak bisa melihatnya
tapi memang sakit.
“Ayah
tidak berpura-pura tidak melihatmu Ibu. Tapi Ayah memang tidak bisa melihat
Ibu.” Jelas Joon Jae, Nyonya Moo menangis karena ternyata duganya salah, Joon
Jae memeluk ibunya. Nyonya Moo hanya bisa menangis karena menduga sesuatu yang
salah tentang mantan suaminya.
Seo Hee
duduk di dalam ruang UGD, wajahnya terlihat segar menelp Jaksa Lee agar bisa kirimkan
surat kematiannya besok lalu akan mengirimkan sertifikat dan dokumentasi lain
yang diperlukan. Dan Juga, mulailah mengerjakan dokumen pemindahan hak warisan
itu dan bertaya berapa lama waktu yang dibutuhkan
“Sekitar
seminggu. Itu terlalu lama. Selesaikan secepat mungkin.” Ucap Seo Hee
Chi Hyun
datang memastikan tidak ada orang disekitarnya langsung menutup tirai dan duduk
di depan ibunya. Seo Hee mengaku
baik-baik saja sekarang. Jadi tidak akan minum obat dan tidak perlu
minta resep obat. Chi Hyun memastika kalau ibu yang melakukannya. Seo Hee
terlihat gugup mendengar ucapan anaknya.
“Ibu, kau
harus memberitahuku. Aku perlu tahu biar aku bisa membantu Ibu.” Kata Chi Hyun
menyakinkan, Nyonya Kang pun mengakuinya.
“Tapi..
buat jaga-jaga saja, anggap kau tak tahu apa-apa” kata Nyonya Kang tak ingin
anaknya ikut terjerat.
Chi Hyun
keluar dari UGD terlihat benar-benar Shock mengetahui kalau ibunya yang memang
sebagai pembunuh. Nam Do baru keluar
dari toilet, tiba-tiba Chi Hyun memanggil namanya. Nam Do terlihat kaget
dipanggil oleh Chi Hyun. Saat itu sek
Kim mulai mengerakan tanganya.
Flash back
Beberapa
pria sedang berlatih pedang dengan kayu, Tuan Yang tiba-tiba datang melihat
pria yang wajah mirip Nam Doo sebagai prajurit baru. Pria itu memperkenalkan
namanya Park Moo. Tuan Yang sudah mendengar tentang keterampilannya yang hebat,
jadi meminta agar membantu anaknya. Wajah Chi Hyun sudah berdiri samping
ayahnya, saling menatap Park Moo. Dan itu sama dengan yang dilakukan Chi Hyun
dengan Nam Do dimasa sekarang.
Nam Doo
menatap Chi Hyun lalu bertanya kenapa bisa mengetahui namanya, Chi Hyun
mengajak Nam Doo agar bisa bicara sebentar.
Keduanya pun berbicara di sudut tangga darurta. Chi Hyun mendengar Joon
Jae sedang merencanakan hal yang mencurigakan karena khawatir jadi sudah mencari tahunya. Nam Doo bisa mengerti
“Sementara
aku mencari tahu, aku jadi tahu juga tentangmu. Kau sedikit berbeda dari Joon
Jae. Joon Jae menipu dan mengambil uang kotor atau uang haram atau jenis uang
ilegal yang korbannya tidak akan melaporkan penipuannya itu. Tapi kau tidak
peduli mau darimana uang itu, Jo Nam Doo Dengan kata lain..., Apa kau melakukan
segala macam kejahatan?” ucap Chi Hyun
“Ya...
Aku tidak pilih-pilih. Aku makan segala macam makanan dan melakukan segala
macam pekerjaan.” Ungkap Nam Doo lalu bertanya kenapa Chi Hyun membahasnya.
“Maksudku...aku
bisa saja memasukkanmu ke penjara besok, ahh... tidak... malah bisa hari ini.
Apa yang akan kau lakukan? Apa kau mau menuruti apa kataku atau membusuk di
penjara selama beberapa tahun?”kata Chi Hyun mengancamnya.
Nam Do
tak suka mendengar Chi Hyun yang berbicara informal padanya,meminta agar
memperlakukan dengan baik karena dirinya
selalu berpihak pada orang yang banyak uang dan merasa Chi Hyun akan mewarisi semua aset ayahnya, menurutnya
tak ada guna mengancamnya
“Aku
sudah punya alasan lebih dari cukup untuk memihakmu. Apa yang kau inginkan?”
ucap Nam Doo menyakinkan.
“Aku akan
menyingkirkan Joon Jae.” Kata Chi Hyun penuh dendam, Nam Doo ingin tahu akan
dibawa kemana.
“Kemana
saja. Jadi dia tidak akan berada di sini.” Tegas Chi Hyun
“Ah,
sebenarnya..., ada hal istimewa yang sangat kuinginkan. Jika Joon Jae
menghilang, kukira lebih mudah juga bagiku. Aku tadi ragu sedikit karena aku
dekat dengannya, tapi tentu saja, aku akan berpihak denganmu. Lagipula,
hubungan ini pasti akan berakhir cepat atau lambat.” Ungkap Nam Doo seperti
sudah tak percaya lagi dengan Joon Jae, Chi Hyun menatap Nam Doo ingin
menyakinkan kalau bisa dipercaya.
Nam Doo
kembali kebagian ruangan jenazah melihat Joon Jae sedang berbicara dengan
Detektif Hong, tatapan liciknya seperti terlihat dan ingin mengkhianati Joon
Jae.
Akhirnya
Dokter forensik memberitahu Penyebab kematiannya Tuan Heo, semua berkumpul
dengan wajah tegang. Dokter memberitahu Tuan heo mengalami kematian mendadak
yang diakibatkan oleh gagal jantung akut. Joon Jae kaget kalau ayahnya
mengalami Kematian mendadak Bukan dengan keracunan. Sementara Nyonya Kang dan
anaknya bisa bernafas lega.
“Jika
kematiannya disebabkan oleh keracunan, bibirnya pasti berwarna coklat tua. Tapi
bibirnya kebiruan. Ini memang gejala khas dari serangan jantung.Selain itu,
kalaupun ini karenakeracunan, tempat dimana Ayah Anda meninggal
seharusnyahitam, tapi pada kenyatanya tidak.Berdasarkan catatan medis, aku yakin
itu karena kematian wajar yang disebabkan oleh gagal jantung akut.” Jelas
Dokter
“Kalau
racun yang Anda maksudkan seperti sianida, mungkin alasan itu masuk akal. Tapi
menurut pemahamanku, gejala yang dialami ayahku berbeda jika racunnya
diekstraksi dari bahan alami, seperti bunga wolfsbane. Gejala ini memang sangat
mirip dengan gagal jantung”jelas Joon Jae. Nam Doo melirik pada Joon Jae yang
terus protes
“Aku
menuntut dilakukannya otopsi. Dengan begitu, kita dapat mengungkapkan penyebab
kematian sebenarnya..., dan menemukan penyebab kerusakan korneanya.” Tegas Joon
Jae.
Nyonya
Kang terlihat kaget lalu berdalih kalau Joon Jae ingin membunuh ayahnya dua
kali. Joon Jae malah menantang kenapa Nyony Kang tak mau melakukanya
merasa Ada sesuatu yang disembunyikan dan
tidak mau ketahuan. Nyonya Kang kembali bersedih menurutnya bukan seperti itu
tapi melihat Tuan Heo meninggal sudah membuatnya gila.
“Aku
tidak ingin melihat dia dipotong-potong dengan pisau lagi. Apa sebenarnya yang
ingin kau ketahui sampai kau ingin melakukan autopsi?” ucap Nyonya Kang
menantang
“Ingin
membukti bahwa kau membunuh ayahku.” Tegas Joon Jae, Chi Hyun marah tak terima
ibunya dituduh. Nyonya Kang menenangkan anaknya agar tak melakukan apapun
“Sudah 10
tahun lamanya, Joon Jae. Selama 10 tahun, ayahmu sangat merindukanmu tapi kau
tidak pernah kunjung datang ke rumah. Aku ingin tahu kenapa kau tiba-tiba berubah
jadi seperti ini. Apa karena ini uang? Kalau karena uang, akan kuberikan
semuanya padamu. Jadi..., relakanlah ayahmu pergi dengan damai. Dia itu ayahmu
dan Janganlah seperti ini.” Ucap Nyonya Kang berusaha menyudutkan dengan mulut
busuknya.
“Dengan
akting yang sempurna..., kau boleh saja membodohibanyak orang dan membutakan
mata ayahku tapi itu takkan berhasil lagi.” Tegas Joon Jae pada Seo Hee.
“Akulah
anak kandung Heo Il Joong satu-satunya. Bunga wolfsbane yang ditemukan di rumah
itu dan jarum-mikro dan sejumlah besar antikolinergik milik Kang Seo Hee..., semua
itu bukti yang bisa digunakan untuk pembunuhan, jadi aku menuntut dilakukannya
otopsi.” Ucap Joon Jae pada detektif yang menangani kasus ayahnya.
“ Aku
anak tertua dari keluarga ini dan juga satu-satunya anak yang diakui Ayah. Adikku
lari dari rumah 10 tahun lalu dan memutuskan hubungan dengan Ayah kami. Karena
masalah warisan, ada masalah besar dengan Ayah baru-baru ini. Aku dan ibuku
tidak ingin dilakukannya autopsi. Ayah akan setuju dengan keputusan itu.”
Ungkap Chi Hyun pada deketif, Joon Jae hanya bisa melotot kaget Chi Hyun bisa
mematahkan permintaanya, Nyonya Kang pun berpura-pura menangis dipelukan
anaknya.
Detektif
Hong dan anak buahnya datang ke rumah Tuan Heo dengan membawa surat perintah
penggeledahan dan penyitaan pada pelayan lalu memerintahakn semua anak buahnya
untuk mengeledah semua ruangan. Saat itu Nyonya Kang menuruni tangga dengan
pakaian hitam tanda berkabung.
“Ah,
bukannya ini terlalu cepat memakai pakaian berkabung?” sindir Detektif Hong
“Pemakaman
akan segera dimulai. Jika kita melakukan otopsi, kau tidak akan bisa menggelar
pemakaman.” Ucap Nyonya Kang, Detektif Hong mengejek Nyonya Kang yang terlalu
percaya diri
“Terserah
kau mau menganggapku apa. Lagipula apapun yang kukatakan, kau pasti tidak akan
percaya padaku.” Kata Nyonya Kang akan pergi keluar rumah
“Apa kau
tahu Kang Ji Hyeon?” kata Detektif Hong, Nyonya Kang sempat memperlihatkan
wajah terkejut lalu akhirnya membalikan badan dengan wajah tenang memberitahu
Detektif Hong untuk menemui pengacara kalau memang ingin mengajukan pertanyaan.
“Ah,
pengacara... Sepertinya kau pasti sudah punya sesuatu yang harus dikatakan lewat pengacaramu. Itu nama
saudara kembarmu dan Sungguh sangat sulit mendapatkan foto ini dari masa
kecilmu. Kalian berdua memang mirip sekali. Jadi ini persaudaraan, 'kan?” ucap
Detektif Hong memperlihatkan foto anak kembar.
Seo Hee
berusaha untuk tenang mengatakan kalau
tidak mengerti apa maksudnya. Detektif Hong ingin tahu keberadaan
adiknya lalu menduga kalau orang itu adalah Seo Hee sendiri. Seo Hee memilih untuk pergi tak mengubrisnya.
Detektif
Hong menemui anak buahnya yang sedang mengeledah bagian bawah tanah lalu
bertanya apakah mereka belum mendapatkan apapun. Juniornya pikir bisa melihatnya, lalu merasa
kalau dugaan seniornya itu salah kali ini.
Detektif Hong yakin kalau Pasti ada sesuatu di rumah ini.
Jin Joo
menemui suaminya yang sedang memasang dasi memberitahu kalau hari ini bukan
merah tapi hitam, Tuan Cha bingung, Jin Joo memberitahu bahwa Ketua Heo...
meninggal. Tuan Cha kaget bertanya bagaimana bisa terjadi, Jin Joo pun tak
mengerti karena baru mendapat kabar itu.
“Oh,
bagaimana kelanjutan semua ini sekarang? Jika dia tiba-tiba meninggal begitu, nasib
kita akan seperti apa?Kudengar Ketua Heo mewariskan semua asetnya untuk anak
angkat dan Kang Seo Hee.?”ungkap Tuan Cha binggung.
“Aku juga
sudah tahu itu. Tapi walau begitu, meskipun dia telah meresmikan wasiatnya..., kukira
dia akan memberikannya pada anak kandungnya.” Kata Jin Joo, Tuan Cha pikir
wasiatnya itu bisa diubah.
“Tapi
jika dia mendadak meninggal begitu maka mereka tidak bisa berbuat apa-apa.”
Ucap Jin Joo.
Tuan Cha
berpikir mereka itu merugi. Jin Joo pikir ini semua lebih dari merugi
menurutnya kalau diingat-ingat tentang lagi perbuatanya pada Kang Seo Hee itu,
mersa pasti dihukum mati dengan cara mutilasi. Tuan Cha pikir istrinya itu bisa
memihak pada Seo Hee lagi. Jiin Joo
berpikir maan mungkin, karena Manusia, hanya bisa berganti pihak sekali saja
menurutnya Tapi kalau berganti pihak dua kali, maka ada yang salah dengan orang
itu. Tuan Cha binggung dengan nasib mereka sekarang, Jin Joo pun tak mengerti.
Nyonya
Moo datang ke rumah duka, Seo Hee kaget melihat teman lama dan mantan istrinya
datang ke pemakamana suaminya bertanya kenapa datang ke rumah duka. Nyonya Moo
pikir tak ada alasan lain kalau datang sengaja untuk mencari perhatian orang,
dan Seo Hee pasti akan merasa canggung.
Seo Hee
hanya bisa terdiam dengan melihat tatapan pelayat, Jin Joo pun mengikuti Nyonya
Moo masuk memberikan perhormatan. Nyonya Moo menaruh sekuntum bunga untuk
mendiang suaminya.
“Ayah
Joon Jae..., ada banyak alasan aku tidak bisa memaafkanmu.< Tapi melihat
kematianmu seperti ini membuatku sangat sedih.
Apa Kau bisa melihatku sekarang? Jagalah aku. Aku harus mengucapkan
selamat jalan padamu.” Gumam Ibu Joon Jae.
Bersambung
ke part 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar