Ibu Joon
Jae menangis didalam kamar mandi, Seo Hee datang menyindir kalau ibu dan akan
sama saja karena Joon Jae tidak pernah datang mengunjungi ayahnya selama lebih
dari 10 tahun Tapi karena ayahnya sudah meninggal,
sekarang baru muncul dan menurutnya semua
karena uang. Nyonya Moo hanya terdiam.
“Alasan
kecilmu datang ke sini juga... pasti mencoba untuk mengumpulkan beberapa
remah-remah kekayaan, bukan? Kalau saja kau diam dan tak ikut campur, maka aku
pasti akan memberikanmu sesuatu. Kalau kau muncul seperti ini..., apa aku punya
hari buat memberimu uang sepeser pun?” sindir Nyonya Kang, Nyonya Moo tak tahan
langsung menamparnya.
“Orang
yang merangkak buat mengumpulkan remah-remah itu kau dan anakmu. Jika kau
melakukannya, kau seharusnya sudah puas dengan memanfaatkan orang lain. Apa Sekarang
pencuri ingin bertingkahcsebagai seorang pemilik? Kau memang terlalu serakah.”
Ungkap Nyonya Moo karena Seo Hee merampas semuanya.
Nyonya
Kang tak terima dianggap pencuri, ketika ingin menampar tanganya, Sim Chung
lebih dulu menahanya memberitahu kalau Nyonya Kang itu tak berhak menamparnya. Nyonya Kang mengomel
bertanya siapa wanita yang ikut campur dalam masalah ini. Nyonya Moo membela
Sim Chung dengan menyuruh Nyonya Kang yang menjaga mulutnya.
“Oh, dia orang
yang kau kenal? Pantas saja! Kau yang harus jaga mulutmu” ucap Nyonya Kang
ingin melepaskan tanganya, tapi Sim Chung masih memegang dengan erat.
“Apa yang
kau lakukan sekarang?” ucap Nyonya Kang panik karena Sim Chung mendorong ke
dinding.
“Apa yang
ingin kulakukan adalah... Aku penasaran soal sesuatu.” Tegas Sim Chung yang
memegang tangan Nyonya Kang ingin tahu tentang ingatanya.
Sim Chung
bisa melihat Nyonya Kang yan menukar obat milik Tuan Heo, lalu membuat minuman
yang dimasukan racun dan meminta agar suaminya meminum obatnya. Tuan Heo pun
meminum seteguk ramuan yang dibuat oleh istrinya, Nyonya Kang sebelum pergi
bisa melihat suaminya yang minum ramuan darinya.
Saat itu
Nyonya Kang pergi ke bagian bawah tanah, lalu masuk ke sebuah ruangan dan dari
teropongan Sim Chung melihat sosok Dae Young yang ada di ruangan tersebut.
Setelah melihat semuanya, Sim Chung melepaskan tangan Nyonya Kang, Nyonya Moo
bingung bertanya apa yang terjadi pada Sim Chung.
“Aku bisa
melakukan apa saja, tapi aku tadi tidak melakukan apapun. Karena kau tidak
harus melupakan semua dosa-dosamu. Kau harus mengingatnya sampai mati Kau harus
mengingat semua hal yang kau dambakan, agar kau lebih tersiksa karena tidak
bisa memilikinya.” Tegas Sim Chung pada Nyonya Kang lalu mengajak ibu mertuanya
agar pergi.
Nyonya
Kang terdiam seperti merasakan sesuatu yang aneh padanya setelah melakukan
beberapa kesalahan pada dirinya.
Jin Joo
duduk diam di ruangan pelayat dengan melonggo mencari Nyonya Moo yang belum
datang, akhirnya berjalan ke arah luar. Salah satu pelayat meminta agar
menambahkan kimchi. Jin Joo dengan sinis memberitahu kalau ia bukan perkerja
dirumah duka.
Dua
temanya tiba-tiba datang menyapa pelayat dengan memberikan tambahan kimchi, Jin
Joo terlihat kaget temanya berpihak pada Nyonya Kang sekarang. Nyonya Kang
berjalan lemas setelah keluar dari toilet, beberapa temanya langsung mendekati
Nyonya Kang dengan menjilat kalau tampak lelah dan masih terlihat cantik.
“Wow,
bagaimana bisa orang tak berprinsip seperti itu. Mereka beruntung sekali. Kenapa
juga aku harus jujur soal prinsip-prinsipku sendiri?” keluh Jin Joo lalu
mencari Nyonya Mo karena dianggap seperti orang aneh dalam rumah duka.
Joon Jae
duduk diam dengan ponselnya terlihat sangat frustasi, Nam Doo datang bertanya
apakah Mereka sudah menemukan buktinya. Joon Jae dengan malas berkata belum.
Nam Doo bertanya apakah Jon Jae tidak
masuk ke ruang pemakaman. Joon Jae mengaku tak akan masuk. Nam Do menasehati
agar Joon Jae harus masuk ke dalam.
“Bagaimana
bisa? Aku masih belum tahu penyebab dia meninggal.” Ucap Joon Jae tak bisa
terima begitu saja.
“ Apa kau
harus melakukannya? Tentang Otopsi...” ucap Nam Doo seperti menentang, Joon Jae
kaget dengan sedikit berteriak.
“Semua sudah
berlalu. Apa pun kebenaran yang kita temukan sekarang tidak akan membuat
mendiang ayahmu hidup lagi. Kita tak tahu
saat ini. Dan selain itu..., kau harus mengambil hati ibu tirimu itu dan memastikan
bahwa kau akan mewarisi apapun itu.” Jelas Nam Doo berusaha membujuk Joon jae.
“Kau tak
pantas bicara begitu!Menurutku aku tidakmengatakan apa yang harusnya kukatakan.”
Teriak Joon Jae tak terima, Nam Doo meminta agar Joon Jae memikirkanya lalu
meninggalkanya.
Sim Chung
dan Nam Doo tiba-tiba saling berpapasan, lalu dengan tatapan mata serius
memberitahu Joon Jae kalau melihat sesuatu. Keduanya sudah ada dimobil, Joon
Jae berkomentar Sim Chung memihakny seperti ini, hanya untuk terlibat dalam
kekacauan dan harus melihat semua hal yang tak perlu dilihat.
“Kenyataan
bahwa semuanya menjadi kenanganmu, membuatku marah.” Ungkap Joon Jae.
“Walaupun
begitu aku senang kalau aku dapat melindungimu sebisaku” ungkap Sim Chung, Joon
Jae mengejek Sim Chung yang akan melindunginya.
“Kenapa?
Apa Kau pikir aku tidak bisa? Memang benar, aku ke daratan tanpa tahu apa-apa,
yang membuat orang lain menganggapku idiot. Tapi, aku ini sangat populer di
laut.” Ucap Sim Chung membanggakan dirinya, Joon Jae seperti tak yakin.
“Tentu
saja! Aku ini spesies putri duyung yang terancam punah. Belakangan ini manusia
pakal kapal selam dan apapun itu, menyelusuri lautan... Apa kau menyadari
betapa sulitnya bagi duyung bersembunyi dan bertahan hidup? Kemudian hiu datang
kapan saja, dan berkata, "Kami... akan menggigit dan membunuhmu".
Hidup kami juga sulit.” Cerita Sim Chung mengeluh dengan kehidupanya di laut.
Joon Jae
tersenyum mendengarnya lalu bertanya apa yang dilakukanya kalau seekor hiu
datang. Sim Chung mengaku bisa melawan
ikan hiu dan menang melawannya. Joon Jae mengelus kepala Sim Chung dengan
memujinya kalau pacaranya memang hebat dengan senyuman. Sim Chung senang melihat Joon Jae tersenyum
dan berjanji Mulai sekarang, akan terus
membuatnya tersenyum.
“Kau tadi
bilang "Aku akan melindungimu", lalu sekarang "Aku akan
membuatmu tersenyum". Itu semua harusnya diucapkan pria!” kata Joon Jae.
Sim Chung tetap mengatakan akan melindungi dan membuatnye tersenyum.
“Dasar Bodoh,
kau mengatakan semua hal yang harusnya kukatakan.” Ucap Joon Jae mengejek lalu
mengengam tangan Sim Chung, Sim Chung pun mengecup tangan Joon Jae beberapa
kali dengan wajah bahagia.
Sim Chung
dan Joon Jae datang ke rumah ayahnya, Detektif Honbinggung karena belum dapat
kemajuan. Sim Chung mengingat apa yang dilihatnya langsung menuju ke ruang
bawah tanah, Detektif Hong memberitahu sudah
melihatnya kesana. Ketiganya berhenti didepan tangga.
“Dia
ternyata membuat tempat seperti ini, padahal Sebelumnya tak ada ruangan ini.”
Cerita Joon Jae yang pernah tinggal dirumah itu.
“Tim
forensik dan aku sudah mengecek tempat ini.” Kata Detektif Hong merasa tak
menemukan apapun.
Sim Chung
menunjuk sebuah tempat dimana Nyonya Kang pernah masuk, lalu berdiri didepan sebuah pintu dan
mendorongnya, semua kaget melihat papan yang seperti dinding tapi dibaliknya
ada sebuah kamar dengan tempat tidur. Joon Jae melihat ada sekumpulan bunga
wolfsbane. Detektif Hong memperingatkan Joon Jae jangan menyentuh apapun karena
nanti akan tertinggal sidik jarinya.
Akhirnya
semua hanya mengamati sekeliling ruangan tersembunyi. Detektif Hong melihat
sebuah gambar putri duyung di dinding. Sim Chung memberitahu kalau Ma Dae Young
ada diruangan itu. Joon Jae pun yakin
kalau Kang Seo Heeadalah Kang Ji Hyun.
Akhirnya
Joon Jae berserta Detektif Hong datang ke rumah duka. Nyonya Kang dengan
senyumanya merasa bersyukur Joon Jae datang karena memang seharusnya dengan
kakak sebagaipemimpin orang berkabung. Joon Jae pikir memang seperti itu
setelah memasukan Nyonya Kang ke penjara. Nyonya Kang dibuat binggung
“Mulai
sekarang, kasus kematiantidak wajar mendiang Heo Il Joong...,telah
berubahmenjadi kasus pembunuhan. Jenazah Tuan Heo akan langsung dialihkan keNFS
(forensik) untuk diotopsi.” Ucap Detektif Hong, Nyonya Kang terlihat marah
bertanya atas izin siapa mereka berani melakukanya.
“Kang Seo
Hee, maksudku, Kang Ji Hyun...,aku menangkapmu tanpa surat perintahsebagai
tersangka pembunuhan.Kau berhak diam atau menyewa pengacarayang kauinginkan.”
Ucap Detektif Hong sebagai polisi. Chi Hyun menenangkan ibunya.
“Apa Kau
punya buktinya? Apa Kau punya surat perintah?!” teriak Chi Hyun membela ibunya,
beberapa pelayat dibuat kaget dengan tiba-tiba polisi ingin menangkap Nyonya
Kang.
“Karena
banyak sekali buktiyang disembunyikan ibumu di...rumah, kami mampu denganmudah
mengumpulkan buktinya.Dan itulah sebabnya kamiakan menangkapnya.” Ucap Detektif
Hong.
Nyonya
Kang tak terima dituduh membunuh suaminya,
menurutnya mereka harusnya menangkap orang yang tepat, kalau saja
suaminya tah maka pasti sangat marah.
Joon Jae berteriak menyuruh Nyonya Kang diam dan jangan menyebut nama ayah
dengan mulut busuknya. Detektif Hong setuju
lalu menyuruh anak buahnya segera memborgol Nyonya Kang.
Nyonya
Kang panik karena tanganya tiba-tiba diborgol, berterikan agar meminta
dilepasnya dan menegaskan kalau mereka salah menangkapnya dengan memperingatkan
kalau mereka melakukan pada orang yang salah makan mereka semua tak akan aman. Polisi tak peduli menarik
Nyonya Kng keluar dari rumah duka. Nyonya Kang berteriak memanggil anaknya agar
segera menghubungi pengacara.
Joon Jae
akhirnya berdiri menatap foto ayahnya, terlihat benar-benar tak percaya ayahnya
meninggal dengan cara dibunuh, Sim Chung datang mengenggam tangan Joon Jae lalu
bersandar di pundaknya.
Si Ah
baru datang ke rumah duka kebinggungan melihat orang dengan pakaian hitam
keluar dari ruangan. Tae Oh melihat Si Ah langsung memanggilnya, Si Ah panik
mengingat kejadian yang memalukan menangis di pelukan Tae Oh tapi berusaha
untuk tetap tenang karena dirinya yang lebih dewasa.
“Apa ada
yang terjadi? Kenapa suasananya seperti ini?” ucap Si Ah binggung, Tae Oh tak
menjawab langsung menarik Si Ah agar segear keluar dari rumah duka. Si Ah makin
binggung tiba-tiba ditarik keluar.
Si Ah tak
percaya kejadian seperti ini bisa terjadi merasa Joon Jae pasti sedih sekali
padahal tak berapa lama baru bertemu dengan ibunya, lalu ayahnya meninggal.
Keduanya sudah ada di depan rumah duka, Tae Oh bertanya dimana mobil Si Ah. Si
Ah menjawab datang dengan naik bus.
“Apa aku
harus mengantarmu pulang?” tanya Tae Oh menawarkan diri.
“Tak
perlu. Tapi ini juga sudah larut malam. kau tidak boleh berpikiran yang lain,
ya? Nanti aku terbebani juga.” Kata Si Ah tak ingin Tae Oh berpikir kalau ia
memberikan perasaanya. Tae Oh hanya terdiam.
Keduanya
sudah naik bus dan duduk dibangku belakang, Beberapa anak pelajar terlihat
asyik membahas para idola mereka yang terlihat tampan. Si Ah yang mendengarnya
mengeluh para pelajar itu sangat berisik,
Tae Oh tiba-tiba memasangkan earphone pada telinga Si Ah agar tak
mendengar para pelajar ibu bicara. Si Ah sempat gugup tapi ingin memperlihatkan
wajahnya yang datar.
Tae Oh
tak banyak berkata-kata hanya diam dan bersandar di kursi dengan memejamkan
matanya. Tiba-tiba kepala Tae Oh bersandar di pundak Si Ah, Si Ah heran dengan
sikap Tae Oh menurutnya pria muda itu sudah menang lotre dan pasti sangat senang
kalau tahu sudah tidur di bahunya, lalu menatap Tae Oh merasa tak percaya kalau
pria itu bisa lebih cantik dari perempuan.
Pelajar
itu masih tetap sibuk membahas para idola mereka, lalu tiba-tiba berdiri untuk
bersiap-siap untuk turun. Si Ah melihat kalau harus turun di halte berikutnya,
lalu melihat Tae Oh yang tidur nyenyak dibahunya. Pera pelajar pun turun dari
bus dan Si Ah tetap diam dalam bus membiarkan Tae Oh yang tertidur lelap
dibahunya.
Joon Jae
dan Sim Chung masuk ke dalam kamar dengan bergandengan tangan, Sim Chung akan
naik ke kamarnya. Joon Jae langsung menariknya ke atas tempat tidur dan ia pun
berbaring mengajak Sim Chung untuk tidur denganya malam ini. Sim Chung pun
menarik tangan Joon Jae agar bisa berbaring diatas lenganya.
“Ma Dae
Young mungkin sudah hilang ingatan, tapi dia masih mengingat putri duyung. Ma
Dae Young kadang-kadang sepertinya lebih pintar dari Dam Ryung mengenai pendapatnya
tentang putri duyung.” Ucap Sim Chung khawatir
“Sea Hwa
sepertinya selalu bicara manis. Senyumnya cantik dan sangat sopan. Aku ingin
tahu apa wajah sama membuat orangnya juga sama?” goda Joon Jae dengan mata
tertutup ingin mengoda Sim Chung, Sim Chung langsung mengelitiki Joon Jae yang
terus mengodanya.
“Tapi apa
semuanya akan terulang dari masa lalu dengan cara yang sama?” ucap Sim Chung
khawatir, Keduanya akhirnya duduk diatas tempat tidur, Joon Jae pun bertanya
kenapa Sim Chung menanyakan hal itu.
“Sejujurnya,
ketika aku menghapus ingatan Ma Dae Young, aku melihat wajah orang yang
berbeda.” Cerita Sim Chung, Joon Jae penasaran siapa orangnya.
Sim Chung
mengingat saat melihat ingatan Dae Young, kalau Tombak yang menusuk mereka
bukan Ma Dae Young yang melemparkannya karena Orang lain yang melemparkannya
dan melihat wajah orang itu. Joon Jae makin penasaran siapa orangnya, Sim Chung
mengatakan kalau orang itu yang mereka kenal.
Nyonya
Kang bertemu dengan pengacaranya, Pengacara Kim memberitahu kalau polisi hanya
punya bukti tidak langsung dan tidak memiliki bukti langsung. Ia memberitahu
tentang racun tonik itu sebagai bukti
yang diberikan pada Ketua Heo.
“Mereka
akan menginterogasimu dengan pertanyaan pembuka. Jadi Dengarkan saja. Usahakan
jawabanmu sesingkat mungkin. Jika mereka mengajukan pertanyaan yang memberatkanmu,
jawab saja, "aku tidak ingat, kepalaku sakit, aku punya penyakit
kronis...," Bahkan Kau boleh diam saja. Karena mereka menangkapmu tanpa
surat perintah dan mereka hanya bisa menahanmu selama 48 jam.” Pesan pengacara
Kim yang miliki rencana membuat Nyonya Kang keluar dari penjara.
Detektif
Hong sudah membawa Nyonya Kang di ruang interogasi meminta agar memberitahunya
karena itu akan menjadi bukti. Nyonya Kang menjawabnya kalau tak tahu. Detektif Kim memperlihatkan bukti kalau ada
gelas dan 10 piring, Nyonya Kang tetap menjawab tak tahu, lalu akhirnya Nyonya
Kang pun makan sup daging yang biasa diberikan oleh polisi.
“Kenapa
kau bisa menerima resep obat antikolinergik?” tanya Detektif Hong, Nyonya Kang
mengaku tiba-tiba kepalanya sakit.
“Menggunakan
air dengan sari bunga wolfsbane..” kata Detektif Hong, Nyonya Kang kembali
mengaku tak tahu dan menderita gangguan panik jadi tidak ingat dan tidak tahu
apa-apa dan akhirnya sudah makan beberapa kali di dalam ruang interogasi.
Detektif
Hong terlihat kebingungan saat bertemu dengan Joon Jae, memberitahu kalau
Nyonya Kang selalu bilang "aku
tidak ingat” padahal berpikir ibu tiri Joon Jae
akan mengaku, jika bukti sebanyak ini.
“Jika dia
mengakuinya, dia bisa didiskualifikasi sebagai pewaris wasiat ayahmu. Mungkin
karena itu dia mempertahankan wasiat
itu, dan tak mau bicara.” Jelas Detektif Hong
“Jika dia
tidak mengakuinya, maka Apa dia tidak ditahan dan takkan diselidiki lagi?” tanya
Joon Jae.
Di depan
kantor polisi, Nam Doo seperti sedang memata-matai Joon Jae dengan menelp Chi
Hyun memberitahu kalau Joon Jae sudah pergi
setelah bertemu dengan Detektif lalu mengetahui kalau Nyonya Kang akan dibebaskan jam 6 malam nanti, dan
bertanya tentang rencananya malam ini.
“Menurutku
mereka takkan membiarkan situasi ini. Kita harus menyerang lebih dulu. Aku juga
ingin buru-buru.” Kata Chi Hyun yang tak ingin berlama-lama membiarkan Joon
Jae.
Tepat jam
6 malam, Nyonya Kang memperlihatkan senyuman liciknya karena berhasil membuat
Detektif Hong tak mendapatkan penyataan apapun dari mulutnya. Akhirnya Ia pun
keluar dari kantor polisi dengan dijemput oleh Chi Hyun.
Chi Hyun
sempat menatap dingin pada dua polisi yang menangkap ibunya. Nam Do langsung
mengikuti mobil Chi Hyun langsung keluar dari kantor polisi. Detektif Hong dan
Cha terlihat kebinggungan dengan keadaaanya sekarang.
Joon Jae
baru saja akan masuk ke dalam mobilnya, tiba-tiba Nam Do dari belakang langsung
memukulnya dari belakang dan membuat Joon Jae jatuh tak sadarkan diri. Tae Oh
sedang membuka CCTV lalu dikejutkan dengan melihat rekaman CCTV saat Joon Jae
dipukul dari belakang.
Sim Chung
keluar dari kamar, bertanya ada apa dengan Joon Jae. Tae Oh tak bisa
berkata-kata hanya menunjuknya.
Keduanya
akhirnya naik mobil bersama Sim Chung bertanya-tanya siapa orang itu dengan
memukul Joon Jae. Tae Oh heran karena
Sim Chung tak membiarkan dirinya pergi sendiri karena khawati kalau keadaan ini
sangat berbahaya.
“Tae Ho,
ada hal yang tidak kau ketahui. Jika
kita bertarung saja, maka tulang-tulangmu mungkin bisa remuk. Anggap saja kalau
akulah yang lebih kuat darimu dan cepat menyetirnya.” Ungkap Sim Chung, Tae Oh
tak banyak bicara menyetir mobil saja.
Joon Jae
dengan luka dibagian kepalanya dibawa masuk ke dalam gudang oleh Nam Do lalu
dudukan pada kursi. Nyonya Kang dan Chi Hyun sudah menungunya, lalu Chi Hyun
menyuruh Nam Doo mengingat Joon Jae dengan erat. Joon Jae berteriak marah pada
Joon Jae yang tega melakukan itu padanya.
“Kaulah orang
yang telah terbuai pada rayuan wanita
dan berhenti bekerja denganku. Kaulah
orang yang mengkhianatiku! Aku juga harus cari uang. Aku minta maaf sekali soal ini.” Kata Nam Doo
licik. Joon Jae berteriak agar melepaskanya.
“Dan ini
adalah lembaran surat, Catatan bunuh dirimu. Catatan ini akan ditemukan besok
di kamarmu. Kau hari ini akan bunuh diri dari rasa bersalah karena telah
membunuh ayahmu.” Ucap Nam Doo mengeluarkan sebuah surat. Joon Jae kaget
ternyata Nam Doo sudah merencanakan semuanya.
Nam Doo
mengeluarkan sebuah jarum memberitahu kalau itu adalah cairan yang
membunuh ayahnya yaitu Acrotinec, Kalaureaksinya
cepatbisa 10 menit dan paling 30 menit. Joon Jae berteriak agar Nam Doo tak
melakukan itu padanya. Nam Doo tak peduli langsung menusukan pada pada Joon
Jae. Chi Hyun akhirnya melihat Joon Jae
seperti akan tak sadarkan diri.
“Karena
kau tidak dapat menerima warisan dari Ayah jadi alasan itu bisa dijadikan motif
pembunuhan. Dan... karena kau sudah memeriksa rumah kami dengan baik..., maka kau
menyembunyikan bukti di ruang bawah tanah. Joon Jae.... Takkan susah mencari alasan
kematianmu ini.” Ungkap Chi Hyun penuh dendam, Nyonya Kang meminta agar anaknya
menunggu diluar dengan Nam Doo karena ingin bicara berdua dengan Joon Jae.
Nyonya
Kang mulai berbicara pada Joon Jae dengan tatapan licik kalau tak akan
membiarkan semua terjadi sesuai keinginannya. Menurutnya Orang mati tidak cerita-cerita ke orang lain,
contohnya adalah ayahnya yang tidak bisa
berkata apa-apa. Joon Jae menangis tak percaya Nyonya Kang yang tega melakukan
itu pada ayahnya. Padahal Ayah sangat baik pada ibu tirinya.
“Lalu menurutmu
aku tidak baik?! Sudah 17 tahun lamanya.Aku menghabiskan 17 tahun, aku bersikap baik pada Heo Il Joong. Tapi ketika
tiba saatnya mewariskan kekayaannya, dia hanya ingin mewariskan pada darah
dagingnya.” Ucap Nyonya Kang tak terima.
“Jadi apa
karena itu kau membunuhnya?” kata Joon Jae, Nyonya Kang mengaku kalau ia
membunuh Tuan Heo.
“Lagipula,
ayahmu sedang sakit parah dan sekarat. Sejujurnya, racun itu, dia tidak
menelan itu selama satu atau dua hari.”
Ungkap Nyonya Heo yang mengingat pertama kali memasukan pada jus jeruk, lalu
yang kedua di di berikan pada mangkuk makananya.
“Dia mengalami
kecanduan dalam jumlah yang sangat
sedikit, jadi dia tak menyadarinya. Dia mungkin bisa bertahan selama setahun
tapi karena dia ingin meresmikan wasiat maka aku mempercepat kematiannya
sedikit lebih awal.” Akui Nyonya Kang
“Kau
membunuh suami sebelummu seperti itu
juga, bukan begitu Kang Ji Yun?” kata Joon jae, Nyonya Kang sempat kaget Joon
Jae mengetahui nama aslinya.
“Benar.
Tapi tidak ada yang tahu bahkan setelah
lewat 20 tahun. Mungkin juga, setelah 20 tahun berlalu nanti, maka tidak ada
yang tahu kalau aku membunuh kau dan ayahmu.” Ungkap Nyonya Kang yakin
Joon Jae
mengejek kalau Nyonya Kang berpikiran seperti itu, saat itu terdengar bunyi
suara ponsel yang berdering. Nyonya Kang panik melihat sekeliling, Detektif
Hong keluar dari persembunyian mengeluh ada yang menelp padahal sudah meminta
tak melakukan selama jam kerja.
Nyonya
Kang kaget melihat ada Detektif Hong, Detektif Hong meminta semua anaknya
segera keluar dari persembunyian. Sudah banyak polisi yang bersembunyi dan
langsung dipegang oleh tanganya. Nyonya Kang berteriak meminta agar
melepaskanya dan mengancam Joon Jae yang berani melakukan ini padanya.
“Coba Lihatlah
harus butuh berapa orang biarkau bisa mengakui kejahatanmu.” Ungkap Joon Jae
melepaskan ikatan ditubuhnya.
“Hei,
orang ini menderita gangguan kepanikan. Cepat
tahan dia, dan borgol dia serta biar dia bisa sendirian.” Perintah Detektif
Hong pada anak buahnya. Nyonya Kang
berteriak meminta agar dilepaskanya. Joon Jae pun memberikan rekaman suara
pengakuan Nyonya Kang yang membunuh ayahnya.
Flash Back
Nam Doo
menatap Joon Jae yang duduk disamping Detektif Hong lalu duduk di sampingnya
memberitahu kalau mendapat tugas dari Heo Chi Hyun. Joon Jae langsung melirik
sinis, Nam Do mengeluh kalau dirinya dianggap itu seperti punya muka
pengkhianat.Detektif Hong mengejek kalau Heo Chi Hyun memang bisa menilai orang.
“Jadi apa
keputusanmu?” tanya Joon Jae, Nam Doo pikir tak ada jawaban lain kalau akan
menurutinya.
“Dasar
manusia tidak bisa dipercaya.” Umpan Joon Jae
“Hei, itu
karena dia pewarisnya dan kau seorang pengemis. Kau tahu prinsipku, 'kan?
Pertama, uang... Kedua, lebih banyak
uang lagi.” Kata Nam Doo
“Kalau begitu
terima saja uangnya dan turuti mereka.
Kenapa kau memberitahu kami?” keluh Joon Jae kesal
“Sayangnya,
prinsip ketiganya tidak sesuai, Yaitu Tatakrama. Aku ini orang yang
mempertahankan tatakrama Anak itu selalu bicara informal padaku.” Jelas Nam
Doo, Joon Jae pikir dirinya juga bicara banmal pada Nam Doo.
“Kau 'kan
yang punya rumah. Aku punya rasa hormat bagi pemilik rumah. Hormat, kekaguman.”
Ucap Nam Do
Joon Jae
pun menegaskan kembali kalau Nam Do tidak
menuruti perkataanya, Nam Do menegaskan tetap akan akan menuruti apa mau Chi Hyun. Joon Jae tak
mengerti maksud Nam Do itu, Nam Doo
menegaskan kalau mereka harus menghajarnya diBagian belakang kepalanya. Joon Jae dan Nam Doo saling menatap.
Joon Jae
duduk menatap ponselnya pesan dari Nam Doo masuk [Kita disadap. Aku hanya bisa
berkomunikasi lewat SMS.] lalu Nam Do pun duduk samping Joon Jae menanyakan
tentang forensik ayahnya, dengan
mengirimkan pesan agar berPura-pura sedang marah.
Dengan
Aktingnya Joon Jae pun terlihat sangat marah ketika Nam Doo memintanya agar tak
melakukan otopsi. Nam Doo meminta agar
Joon Jae Lebih marah lagi dengan suara nyaring. Joon Jae pun makin berteriak
marah pada Nam Doo, dengan senyuman Nam Doo senang karena Joon Jae bisa
menyakinkan kalau Chi Hyun kalau ia ada dipihaknya.
Nyonya
Kang akhirnya keluar dari kantor polisi, Detektif Hong pun mengajak mereka
mulai bersiap-siap. Nam Do yang pergi mengikuti mobil Chi Hyun melambaikan
tangan pada dua polisi karena akan mengikuti keduanya.
Nam Doo
sudah memberitahu Joon Jae kalau akan memukul dibagian kepala tapi saat didepan
mobil, Joon Jae langsung jatuh pingsan setelah dipukul Nam Doo dan Nam Doo
meminta agar Joon Jae bisa terlihat dari rekaman CCTV jatuh lemas.
Keduanya
masuk ke dalam mobil. Joon Jae meneteskan obat merah pada kepalanya agar
telihat seperti darah. Nam Doo meminta agar membuat berealistis mungkin,
menurutnya tak mungkin darah dibagian depan karena dipukul bagian
belakang. Joon Jae mengeluh kalau
pukulan Nam Do benar-benar menyakitkan, Nam Doo heran Joon Jae yang tak dipukul
dengan pipa baja sungguhan.
“Apa Kita
belok ke kanan atau ke kiri setelah jalan ini?” kata Nam Doo bingung, Joon Jae
menunjuk kalau mereka harus terus lurus.
Nam Doo mengeluh jadi tak fokus
gara-gara Joon Jae.
Beberapa
polisi akhirnya datang, Nam Do dan Chi Hyun masih menunggu didepan gudang.
Ketika pintu dibuka, Chi Hyun kaget melihat ibunya yang sudah dibawa oleh
polisi, Nyonya Kang terus berusaha agar melepaskan tanganya. Chi Hyun menatap
Nam Doo lalu mengumpat kalau ia dikhianati.
Nyonya
Kang akhirnya dibawa ke dalam mobil, Nam Doo menepuk pundak Joon Jae yang sudah
bekerja keras. Sim Chung dan Tae Oh dibuat binggung dengan melihat kejadian
didepanya. Saat itu Chi Hyung berusaha melawan polisi yang memegang tanganya
dengan memukulnya dan mengambil pistol dari polisi dan langsung berteriak
memanggil Joon Jae.
“Joon Jae.... Aku melihat wajah orang itu. Heo Chi Hyun...”
gumam Sim Chung yang melihat Chi Hyun dengan cincin dijarinya melempar tombak
untuk menangkap Sea Wa.
Chi Hyun
siap melepaskan tembakanya, Sim Chung langsung berlari memeluk Joon Jae dan
saat itu Chi Hyun menarik pelatuk pistolnya.
Bersambung ke episode 19
Tidak ada komentar:
Posting Komentar