Hye Won langsung mencium Hwa Shin sebagai balas
dendamnya, Na Ri yang baru datang kaget sampai menjatuhkan tasnya melihat Hwa
Shin berciuman dengan Hye Won.
“Siapa kau berani sesumbar pada
Ibumu bahwa aku
menyukaimu? Membuatku
menjadi wanita pecundang menyedihkan, karena
menyukai seorang pria yang bahkan tidak tertarik padanya?” ucap Hye Won melotot marah
“Apakah itu tidak benar? Bukankah realitanya memang
seperti itu?” balas Hwa Shin
Na Ri akhirnya masuk ruangan meminta maaf kalau memang tidak
mengganggu dan meminta agar Hye Won keluar ruangan.
Hwa Shin dan Na Ri saling menatap dingin, Hye Won menegaskan Na Ri yang mengganggu jadi tidak akan pergi. Na Ri pun mengaku
kalau memang menganggu jadi meminta agar Hye Won keluar.
“Aku tidak merasa perlu bicara
denganmu.” Ucap Na Ri, Hye Won pikir kalau memang
Na Ri marah dan langsung disela oleh Na Ri
“Bukankah menyedihkan bila dua
orang wanita bicara
mengenai seorang pria. Apa Kau tidak
merasa begitu? Tolong
pergilah.” Kata Na Ri memohon
“Reporter Lee, apakah kau
berkencan dengan Na Ri?” tanya Hye Won ingin
mempertegas, Hwa Shin dengan sinis mengatakan Sudah
berakhir.
Hye Won pikir Na Ri sudah mendengar, kalau Hwa Shin
bilang bilang sudah berakhir. Direktur Oh masuk ruangan lalu melihat Na Ri dalam ruangan
padahlan tak menelpnya, tapi menurutnya itu bagus. Hwa Shin pun meminta agar
Direktur Oh keluar.
“Hei... Ini ruanganku.” Ucap Direktur Oh kesal
“Tetap saja, tolong tunggu di
luar.” Kata Hwa Shin. Direktur Oh melihat dua wanita dan satu
pria seperti sedang bersitegang.
“Oke. Anggap saja aku tidak pernah
datang.” Kata Direktur Oh lalu keluar ruangan.
Na Ri merasa kalau Ini
sebabnya tidak bisa mempercayai Hwa Shin dan mengataka
kalau Hwa Shin tidak bisa dipercaya. Padahal Belum
sampai dua jam mengakhiri hubungan dengannya tapi
sekarang Hwa Shin sudah mencium wanita lain hanya beberapa jam setelah putus?
“Apa kau punya hak untuk berkata
seperti itu?” ucap Hwa Shin marah, Na Ri kaget Hwa
Shin berkata seperti itu
“Kau juga mengatakannya sendiri. Saat Soo Jung datang, bahwa kau mengatakan bahwa kau tidak
memiliki hak untuk komplain atau protes atas apa pun. Kenapa berbeda padaku? Kenapa kau mengikutiku kemari? Kau tidak memiliki hak.” Tegas Hwa Shin
“Kita sudah berakhir, jadi kenapa
kau mengatakan bahwa aku
tidak bisa dipercaya dan
komplain dengan yang kulakukan menggunakan bibirku sendiri? Apa urusannya denganmu entah
bibir bajingan ini yang mencium
wanita lain atau rekan kerjanya sekalipun? Kenapa kau mengikutiku kemari?” kata Hwa Shin lalu memikirkan tentang sesuatu.
“Lepaskan kacamata itu.... Sudah kukatakan berkali-kali
padamu untuk tidak menggunakannya di depan wanita lain. Kenapa kau menggunakannya saat
mencium wanita lain?” ucap Na Ri marah, Hwa Shin
mulai menyakini sesuatu tentang Na Ri.
Akhirnya Hwa Shin menarik Na Ri diatap gedung,
memberitahu Hye Won
adalah rekan kerjanya, Tidak kurang dan tidak
lebih. Na Ri berkomentar sinis kalau Hwa Shin pasti
selalu mencium rekan kerjanya, kembali membahas
seniornya itu baru saja
mengemasi barang dan pergi beberapa saat lalu.
“Dan yang Terlebih lagi, kau mencium Hye Won di ruangan
Direktur Oh?!!” ucap Na Ri tak percaya
“Kau yang bilang bahwa aku seorang
bajingan.” Kata Hwa Shin membalasnya.
“Apakah tadi pertama kalinya kau
mencium Hye Won?” tanya Na Ri penasaran, Hwa
Shin hanya menatapnya. Na Ri ingin Hwa Shin menjawab Ya atau tidak.
“Jika memang untuk pertama
kalinya, maka kau seharusnya tidak melakukannya di ruangan Direktur Oh. Sejak kalian disatukan untuk
siaran berita pukul tujuh malam, aku
sudah tahu hal seperti ini akan terjadi. Aku tahu ada sesuatu di antara
kalian saat dia memintaku menggantikan dia di kencan buta.” Ucap Na Ri kesal
“Sepertinya, Hye Won membuatmu
terganggu.” Kata Hwa Shin, Na Ri binggung
“Apa Kau cemburu?” ucap Hwa Shin yakin, Na Ri menjawab tidak.
Hwa Shin tersenyum mendengar jawaban Na Ri itu tidak,
lalu bertanya apa yang ingin diketahui. Na Ri bertanya apakah Hwa Shin berencana
mengencani Hye Won sekarang. Hwa Shin menyindir Na Ri yang sama sekali tidak peduli
mengenai Soo Jung.
“Kenapa kau peduli pada wanitaku
dan tidak pada wanita Jung Won?” tanya Hwa Shin
Na Ri terdiam teringat sebelumnya Hwa Shin bertanya
tentang perasaanya, kalau tidak sama rata dan
hasilnya 51 : 49 menurutnya Meski
satu persen, pasti ada perbedaannya. Ia pun
bertanya siapa yang lebih disukai Na Ri.
Hwa Shin yakin Na Ri itu lebih menyukainya karena terlihat dari sikapnya
yang cemburu.
“Kau tidak cemburu pada Jung Won, tapi sangat cemburu padaku.” Ucap Hwa Shin, Na Ri seperti tak menyadarinya bertanya
kapan melakukan itu.
“Kau merasa dirimu seolah terbakar
layaknya BBQ dan merasa
seolah otakmu tergeletak di papan pemotongan, kan? Aku mengetahuinya berdasarkan
pengalaman. Berkat
dirimu, maka aku merasakannya lagi dan lagi, dan aku masih seperti itu sampai
saat ini. Seperti orang gila. Kau
cemburu... yah itu benar” ucap Hwa Shin yakin
“Kau tidak cemburu pada Jung Won, tapi padaku. Itu kecemburuan.... Kau sedang cemburu sekarang.. Sudah kubilang... Kau sedang cemburu sekarang.” Tegas Hwa Shin yakin, tapi Na Ri seperti masih tak
menyadarinya.
“Sudahlahh.. Akui saja.. Apa Kau tidak bisa mengakuinya?” kata Hwa Shin mengejek
Na Ri malah meminta agar Hwa Shin Jangan
memakai kacamata di depan wanita lain dan Jangan
mencium wanita lain. Hwa Shin tersenyum
memberitahu kalau Na Ri sebenarnya lebih menyukainya. Na Ri seperti masih tak
menyadarinya hanya diam saja.
“Na Ri lebih menyukaiku!!! Na Ri lebih mencintaiku!!! Hei... Semuanya!!!! Dengarkan ini!!!! Na Ri
lebih, lebih mencintaiku!!!” teriak Hwa Shin bahagia,
sementara Na Ri terlihat binggung seperti belum menyadarinya.
Hwa Shin menari-nari bahagia karena ternyata Na Ri lebih
menyukainya, lalu kembali berteria kalau Na Ri hanya
mencintainya dan cemburu padanya. Na Ri melihat
Hwa Shin kembali berdiri didepanya bertanya apakah Hwa Shin akan
mengencani Hye Won atau tidak. Hwa Shin hanya diam
dengan senyumanya.
“Jadi, Apa tadi pertama kalinya kau mencium
Hye Won Atau
bukan?” tanya Na Ri, Hwa Shin mengaku Itu pertama kalinya.
“Kau melakukannya karena marah, dan secara tidak sengaja aku
melihatnya. Begitukan? Itu Benar, kan?” kata Na Ri ingin menegaskan, Hwa Shin hanya menjawab
itu mungkin. Na Ri kesal dengan jawab Hwa Shin seperti tak pasti.
“Jawaban macam apa itu? Apakah tadi pertama kali atau Kedua kali?” tanya Na Ri merengek sambil menarik jas Hwa Shin
Hwa Shin melihat pesan yang masuk ke ponselnya “Kenapa kau tidak ada di
sini? Cepat
kemari.” Lalu bergegas pergi. Na Ri bertanya kemana Hwa Shin
akan pergi sekarang. Hwa Shin
memberitahu kalau Direktur Oh sedang menunggu. Na Ri menyakinkan kalau itu pesan bukan
dari Hye Won.
“ Haruskah aku menunggu? Apa Kita pulang bersama ke rumah?” ucap Na Ri, Hwa Shin pikir Na Ri sudah lupa kalau ia sudah
keluar
“Jangan menunggu... Pulanglah duluan ke rumah” kata Hwa Shin lalu menuruni tangga.
Ja Young dan Sung Sook duduk bersama, keduanya terlihat
lesu. Sung Sook membahas tentang suami mereka lebih
menyukainya atau Ja Young.
Ja Young menegaskan kalau ia tidak berselingkuh dengan
suami Sung Sook dan selama ini pasti masih berpikir seperti
itu. Sung Sook mengakuinya sambil mengumpat marah.
“Kau mencuri suamiku, lalu
sekarang puteriku. Dasar Kau
pencuri... Aku merasa seakan tidak seorang
pun mencintaiku.” Ucap Sung Sook kesal dan
sedih
“Hei... Suamimu... lebih menyukaimu dibanding
diriku. Dia tidak
seperti itu pada awalnya, tapi
kemudian dia selalu membandingkan aku denganmu. Mengatakan bahwa dia merasa lebih
baik saat tinggal bersamamu, karena
kau lebih baik dariku. Aku
ingin sekali merobek mulutnya.” kata Ja Young, Sung
Sook tak percaya langsung bergeser mendekati Ja Young.
Ia meminta agar Ja Young meneruskan perkataaya, Ja Young
menolak dengan wajah kesal. Sung Sook
memohon agar memberitahunya kaena belakang ini haus pujian dan Tidak
ada seorang pun yang memujinya. Ja Young menatap
Sung Sook seperti kasihan.
“Saat kami bercerai, aku hampir meraih pisau, gara-gara dia mengatakan menyesal
bercerai darimu. Sekarang apa Kau
senang?” ucap Ja Young kesal, Sung Sook tersenyum karena merasa
senang.
Hwa Shin masuk ruangan dengan Hye Won yang sudah duduk
didalam ruangan dengan tatapan sinis. Sementara Direktur Oh berbicara kalau
tidak menyuruh untuk bertarung memperebutkan rating tapi Kepercayaan publik pada
departemen berita dan reputasi
mereka sendiri menjadi taruhannya.
“Jadi, kita harus memenangkan hak
siar untuk
pemilihan walikota. Mengerti?” kata Direktur Oh, keduanya menjawa mengerti dengan
tatapan sinis. Saat itu Na Ri datang melihat Hwa Shin yang sedang rapat dengan
Direktur Oh malah menatap Hye Won yang
ada didepanya.
“Oke. Sekarang, selama siaran langsung khusus
untuk pemilihan walikota, kalian
berdua akan mulai sejak pukul enam petang. Tinggal bersama, di dorm, dan lakukan apa pun yang
diperlukan untuk kerja sama kalian. Ini Tidak
akan ada naskah. Kalian
tahu itu, kan? Kalian
bisa melakukannya, kan? Ini Harus
bisa.” Tegas Direktur Oh
Hwa Shin mengerti dan Hye Won meminta agar tak perlu
mencemaskanya, Hwa Shin kembali mengunakan kacamata untuk melihat jadwalnya, Na
Ri yang kembali ingin mengambil tasnya memilih untuk pergi karena Hwa Shin
mengunakan kacamatanya di depan Hye Won. Direktur Oh menegaskan kalau Lehernya yang jadi taruhannya jadi keduanya harus bisa mengerti lalu keluar dari
ruangan.
Hwa Shin melihat berkasnya lalu mengajak Hye Won untuk bekerja keras. Hye Won binggung, Hwa Shin menegaskan mereka tidak
bisa membiarkan Direktur dipecat. Hye Won
malah bertanya Bagaimana
rasanya menjadi pria ke 101 yang diciumnya.
“Jika kau sampai menghitungnya
begitu, apakah
harga dirimu akan tetap terjaga? Sudahlah Jujur
saja… Berhenti
bersikap sok tangguh sepanjang waktu.” Ucap Hwa
Shin lalu mengaku kalau itu tak buruk, Hye Won seperti tak pecaya.
“Aku memahami sesuatu berkat
ciuman itu.” ungkap Hwa Shin tersenyum karena bisa
tahu kalau Na Ri itu cemburu padanya.
“Aku senang mendengar ciumanku
tidak buruk.” Ungkap Hye Won tersenyum.
Na Ri masih menunggu di lorong, Hwa Shin baru saja
selesai rapat melihatnya. Na Ri mengajak mereka untuk bicara. Hwa Shin pun
menarik Na Ri ke tempat lain untuk bicara.
Jung
Won baru pulang ke rumah, melihat ke arah kamar Hwa Shin yang masih bersih dan
tak ada barang-barangnya. Ia pun pergi ke kamar Na Ri ternyata juga kosong lalu
melihat di kalender kalau semua tulisan namanya.
Hwa Shin membawa ke ruangan khusus penyiar cuara, lalu
membahas Na Ri yang belum mengakuinya dan meminta agar segera mengakui kalau dirinay cemburu. Na Ri mengaku kalautidak
cemburu tapi hanya marah, menurutany hanya tidak bisa memahami
bagaimana Hwa Shin melakukannya dengan wanita lain saat belum terlalu lama pergi dan
mengakhiri hubungan dengannya.
“Hei... Kau mengatakan bahwa kau
mencintai Jung Won kurang dari satu jam setelah menciumku. Kau tidak akan mengakui bahwa kau
cemburu, kan? Kau tidak
akan mengakui bahwa kau lebih menyukaiku dibanding Jung Won?”ucap Hwa Shin marah
“Oke. Baiklah...Aku sama sepertimu saat cemburu, tapi sepertinya kau tidak akan
mengakuinya.... Aku
mengerti...” ucap Hwa Shin
“Sebelumnya, saat aku makan malam dengan Ibu Jung Won..” kata Na Ri langsung di potong oleh Hwa Shin merasa
kalau itu jadi masalahnya.
“Saat aku melihatmu makan malam
bersama dengan Ibu Jung Won... Kau
kan punya kaki sendiri jadi Tidak
masalah meski Ibunya yang mendatangimu. Saat melihatmu makan bersama
dengan keluarganya, maka aku
merasa bahwa harus mundur. Itu
sebabnya aku keluar. Aku
masih marah setiap kali teringat kejadian itu.”
teriak Hwa Shin
Ia sadar meski setuju mereka tinggal bersama, tapi tidak bisa memaafkan Na Ri dan juga tidak akan pernah kembali
ke sana, tidak mau kembali. Ia menegaskan meski itu berarti berakhir
dengan Na Ri tetap tidak
akan pernah kembali karena siap
untuk mengakhirinya. Na Ri sedih bertanya apakah
Hwa Shin benar-benar akan mengakhirinya. Hwa Shin menegaskan itu semua tergantung pada Na Ri
“Kalau begitu... Apa kau akan mengencani Hye Won?” tanya Na Ri, Hwa Shin tak ingin membahasnya menyuruh Na
Ri pulang saja. Na Ri pun hanya diam dengan wajah sedih.
Hwa Shin kembali ke dalam dorm, Dong Gi bertanya apakah
direktur h mengatakan soal pemilihan walikota. Hwa Shin hanya duduk terdiam. Dong Gi meminta agar Hwa
Shin Jangan dipikirkan
seperti itu. Hwa Shin bertanya Bagaimana kemarahan bisa berbeda
dengan kecemburuan dan Bagaimana
bisa berbeda.
“Bagi siapa? Pria atau wanita?” tanya Dong Gi, Hwa Shin menjawab wanita.
“Wanita atau teman spesial?” tanya Dong Gi, Hwa Shin menjawa teman spesial
“Teman spesial atau kekasih?” tanya Dong Gi, Hwa Shin menjawab kekasih.
“Kekasih atau istri?” tanya Dong Gi, Hwa Shin dengan refleks menjawab istri
lalu mengumpat kalau ia tidak punya istri.
“Jadi Kesalahan apa yang sudah kau
lakukan?” tanya Dong Gi penasaran, Hwa Shin meminta agar menjawab
saja dan jangan banyak tanya.
“Hei... Selama pemilihan walikota, mereka akan menyorot penuh tampak
depan pewarta. Seharusnya
Reporter Goo dari slot pukul 12 malam yang melakukannya, tapi berat badannya naik dan
perutnya berlipat. Dia
ingin makan apa pun semaunya. Jika
harus menahan nafsu makan dan kehilangan berat badan demi siaran, maka dia memutuskan menolak. Itu sebabnya... slot mu yang mendapat bagian.” Jelas Dong Gi
“Reporter Park dari slot pukul 6
pagi juga menolak. Begitu
pula Reporter Choi. Itu
sebabnya... Direktur
Oh memberikannya padamu. Jadi Apa
kau merasa marah atau cemburu?” ucap Dong Gi berpikir
Hwa Shin marah karena itu.
Hwa Shin kesal menyuruh Dong Gi diam saja, tapi Dong Gi
merasa itu sangat tepat lalu bertanya Saat mengatakan "Diam
kau", apa yang dir rasakan kemarahan atau
kecemburuan. Hwa Shin menjawab keduanya sambil
mengumpat kalau tak tahan dengan hal ini.
Dong Gi pikir Masalahnya adalah Hwa Shin sudah
dikhianati tapi menurutnya Itulah
kehidupan lalu mulai menyanyi, Hwa Shin pun hanya bisa mengumpat marah.
Na Ri akan turun saat pintu lift terbuka melihat Hye Won
ada di dalam, keduanya saling menatap sinis lalu Na Ri pun masuk kedalam lift.
Na Ri melihat bibir Hye Won yang sebelumnya berciuman dengan Hwa Shin. Hye Won
menyuruh Na Ri mengatakan apa yang ingin dikatakan saja.
“Apakah itu pertama kalinya kau
mencium Reporter Lee?” tanya Na Ri penasaran
“Pertama kalinya di ruangan
Direktur Oh.” Ucap Hye Won santai
“Apa Kalian pernah melakukannya di
tempat lain?” tanya Na Ri sedikit panik
“Sebagaimana imajinasimu dan Sebagaimana pemikiranmu... Apa Kau cemburu?” ejek Hye Won lalu keluar dari lift.
Na Ri sempat kaget lalu keluar lift mengejarnya, mengatakan kalau tidak
berimajinasi dan tidak
akan memikirkannya juga, serta tahu
betapa menyakitkannya itu lalu menghadang jalan Hye
Won di lobby. Ia ingin tahu jawabanya ya atau tidak.
“Apakah tadi itu pertama atau
kedua kali? Beritahukan kebenarannya padaku. Kita ini reporter. Kau menjawb "Sebagaimana
imajinasiku dan Sebagaimana
pemikiranku?" Jangan
mengatakan hal semacam itu. Apa
maksudmu, "sebagaimana imajinasiku?" Apa Kau
ingin aku menjadi gila?” kata Na Ri kesal
“Kau tahu sekali bagaimana caranya
untuk membuat
seseorang kesal. Apa Kau tidak
tahu?!!! Katakan padaku. Apakah dia mengajakmu berkencan? Apa Kau setuju?” tanya Na Ri benar-benar penasaran
“Dia bilang ciuman hari ini tidak
buruk jadi ingin berusaha keras dalam hal
itu. Itulah
kebenarannya. Kata-kata
itu meluncur tepat dari bibirnya.” Ucap Hye
Won lalu meminta agar Na Ri minggir,
Hwa Shin mencoba menelp Na Ri tapi saat itu Direktur Oh
dan Gil Hae sibuk dengan membawa sebuah kue tart. Direktu Oh menyuruh agar Hwa
Shin ikut dengan mereka, Hwa Shin menolak. Gil Hae menegaskan kalau ini
perintah jadi Hwa Shin harus ikut dengan mereka
“Kau harus mengucapkan selamat
ulang tahun pada seniormu.” Ucap Gil Hae, Hwa Shin
mengeluh memangnya untuk siapa kue ulang tahun itu. Direktur Oh pikir Bukan
urusan Hwa Shin dan meminta pemantik
api. Gil Hae menyuruh Hwa Shin sebagai Junior
termuda harus bernyanyi.
Tiga pria itu pun membawakan kue ulang tahun untuk Sung
Sook yang sedang duduk bersama Ja Young. Direktur Oh mengeluh dengan ekspresi
Sung Sook kalau Semakin tua, seseorang akan semakin
kehilangan ekspresi dan bertanya apakah memang
ini kue yang disukai oleh Sung Sook seperti yang dikatakanya.
Ja Young protes karena semestinya
cukup meletakkan lima lilin besar saja, menurutnya
itu seperti Sung Sook terlihat sangat
tua saja. Sung Sook pikir bsia mengambil satu
lilin untuk
jimat keberuntungan. Gil Hae mengatakan sudah
melakukanya. Hwa Shin seperti tak menyukainya ingin pamit pergi tapi Direktur
Oh menahanya agar tak pergi.
“Berapa banyak lilin itu? Ini terlihat Tua sekali. Kenapa kau tua sekali?” ejek Hwa Shin
“Itu karena kau... Aku bertambah tua sebanyak tiga
tahun setiap merayakan ulang tahun selama
menjadi kakak iparmu. Kau
merusak suasana, jadi enyahlah. Pergilah....” kata Sung Sook mengusir
Gil Hae menyuruh membiarka saja meminta agar Sung Sook
agar meniup lilin dan Hwa Shin menyanyi.
Hwa Shin heran kenap ia yang harus bernyanyi tapi akhirnya ia menyanyi dengan nada semaunya. Direktur
Oh memarahinya dan Hwa Shin pun menyanyi dengan suara seperti dalam dram
musical saat akan membuat permohonan Direktur Oh menahanya sebentar.
“Sebenarnya, tiga hari lagi kau berulang
tahun. Aku tidak
ingin melakukannya lagi, jadi
kenapa kau tidak melakukan permohonan saja sekarang?” ucap Direktur Oh pada Gil Hae, Gil Hae seperti tak
yakin bisa melakukan
“Aku ingin menikah lagi.”kata Gil Hae menatap Sung Sook, Direktur Oh mengumpat
Gil Hae gila dan Sung Sook pun tak peduli.
“Ulang tahun Direktur 10 hari yang
lalu, tapi kita melewatkannya. Direktur
juga seharusnya mengucapkan permohonan.” Ucap Sung
Sook, Hwa Shin pikir kalau sudah lewat tak perlu membahasnya, Direrktu Oh
menyuruh juniornya itu diam.
“Aku memiliki permohonan... Aku ingin tinggal bersama
keluargaku.” Kata Direktur Oh, semua hanya bisa
menjerit tak percaya.
“Aku juga memiliki permohonan.... Aku ingin menikah.” Ucap Ja Young, Sung Sook menyuruh keduanya menikah
saja. Ja Young dan Gil Hae hanya saling menatap bingung.
“Apa Kau memiliki permohonan?” tanya Direktur Oh, Hwa Shin mengatakan tak ada hanya
ingin segera selesai. Yang berulang tahun harus membuat
permohonan dan meniup lilin. Ja Young pun penasaran
apa permohonan Sung Sook.
“Aku harap, jika Ppal Gang tidak
tinggal bersamaku, maka dia
pun tidak akan tinggal bersamamu juga. Aku
ingin kita berdua sama-sama dibenci. Jika
kita berdua sama-sama tak bisa dicintai, jadi aku
harap Ppal Gang akan mengabaikanmu juga. Itulah permohonanku.” Ucap Sung Sook mendapatkan kerutan dahi oleh Ja Young.
Hwa Shin menahan Sung Sook sebelum meniup lilinya.
“Aku harap... malam ini kau tidak akan pergi ke
rumah itu tanpa aku. Kumohon,
jangan.” Tegas Hwa Shin, Direktur Oh bertanya siapa maksudnya.
Semua panik melihat lilinya hampir habis.
“Jika kau melakukannya, maka kau
mati.” Tegas Hwa Shin mengebu-gebu lalu sama-sama mereka
meniup lilin, semua terlihat bahagia kaena sangat menyenangkan
sekali.
Na Ri pulang dengan mobilnya berada didepan rumah Jung
Won, tapi terlihat kebingungan dan hanya diam saja. Jung Won keluar rumah
mencoba menelp Na Ri tapi terdengar suara ponsel yang lebih dekat denganya,
lalu melihat Na Ri yang menelungkupkan wajahnya di atas stir lalu mengetuk
jendelanya.
“Kenapa kau tidak masuk ke dalam? Disini Dingin jadi Masuklah.” Ucap Jung Won lembut.
“Reporter Lee sudah keluar Maka aku pun tidak bisa tinggal
di sini.” kata Na Ri
“Oke, tapi masuklah untuk malam
ini.” kata Jung Won, Na Ri seperti masih kebinggungan.
Jung Won menelp Hwa Shin bertanya apakah ia sungguh
keluar dan tidak akan kembali, Hwa Shin menegaskan tidak akan, lalu bertanya Bagaimana
dengan Na Ri, apakah ada dirumahnya. Jung Won
membenarkan. Hwa Shin mencoba menahan
amarahnya, dengan menyimpulkan kalau Na Ri pergi ke sana tanpa dirinya, di mana seorang pria tinggal
sendirian.
“Kalau aku keluar, dia seharusnya
juga ikut keluar. Bagaimana
bisa dia ke sana. Jadi Dia
mempercayaimu, kan?” teriak Hwa Shin marah
“Kau yang mengabaikan perjanjian kita
bertiga. Kau
keluar atas keinginanmu sendiri. Saat
di mana kau keluar, artinya kau menyerah atas Na Ri.” Ucap Jung Won. Hwa Shin bisa mengerti.
“Aku akan menikahi Na Ri... Aku tahu kalau bisa meyakinkan
Ibuku. Jadi Apa kau akan menikahi Na Ri? Itu pasti Tidak,
kan? Aku tak
akan menyerah dengan mudah seperti
dirimu.” Tegas Jung Won Hwa Shin langsung menutup ponselnya.
Na Ri duduk di dalam kamar melihat kalender yang lebih
banyak menuliskan nama Jung Won menurutnya semua ini tidak bisa
dipercaya, lalu melihat semua yang ada didalam
kamarnya yang luas menurutnya dirinya itu sudah gila. Ia pun mengeluarkan koper
untuk berkemas.
Pagi hari, hujan turun sangat deras membuat langit
terlihat mendung. Na Ri membawakan segelas teh untuk Jung Won dan duduk dimeja
makan. Jung Won pun mengucapkan terimakasih. Na Ri menceritakan semalam, melihat Reporter Lee dengan
wanita lain, lalu mengaku kalau dirinya cemburu. Jung Won sempat terdiam.
“Selama kita tinggal bersama, aku menuliskan siapa yang
kuinginkan dan yang
kusukai setiap harinya. Dan,
hasilnya dipenuhi dengan namamu, tapi
aku justru merasa cemburu terhadap Reporter Lee. Akui
Na Ri, Jung Won terlihat shock mendengarnya,
“Ini Benar-benar aneh, tapi kurasa, justru itulah
jawabannya. Cinta
membuatmu cemburu. Kurasa,
hatiku bersama dengan Reporter Lee.” Jung
Won. Maafkan
aku.” Kata Na Ri merasa bersalah.
“Apa Kau merasa cemburu? Apa Kau hanya
merasa cemburu pada Hwa Shin, dan
kau mengatakan bahwa kau akan meninggalkanku karena hal itu?” kata Jung Won tak percaya
Na Ri dengan menahan air matanya merasa kalau dirinya itu
aneh, Jung Won mengingat kalau Na Ri mengatakan
merasa nyaman saat bersamanya dan juga merasa hangat saat bersamanya bahkan dapat mempercayainya, lalu bertanya apakah dirinya itu membosankan.
“Apakah aku terlalu datar dan
membosankan karena tidak pernah mengecewakanmu? Bukan itu, kan? Kenyamanan yang kau rasakan
bersamaku juga disebut cinta. ” ucap Jung Won
menyakinkan.
“Tapi, aku hanya ingin bersama
dengan Reporter Lee sekarang.” Ungkap Na Ri
“Apakah kau benar-benar lebih
menyukai Hwa Shin?” tanya Jung Won, Na Ri
menganguk dengan menahan air matanya.
“Sekalipun itu yang kau katakan, tapi aku tetap merasa bahwa diriku yang kau butuhkan. Aku tidak bisa menerimanya. Hanya karena kau sudah selesai, bukan
berarti aku juga akan seperti itu. Aku
tidak bisa menyerah. Dibanding
kecemburuan Hwa Shin,maka ketulusanku
akan bertahan lebih lama.” Tegas Jung Won Na Ri hanya bisa meminta maaf lalu keluar
rumah membawa kopernya.
Na Ri sudah masuk mobil dan akan pergi, Jung Won keluar
rumah dengan berdiri didepan mobil Na Ri, berteriak mengatakan Hwa
Shin tidak pernah menatapmu ketika Na Ri memiliki
cinta sepihak padanya.
“Apa Kau tidak mengerti kenapa dia
melakukannya sekarang? Itu
karena kau memiliki aku. Tanpaku,
perasaannya pun juga akan berakhir.” Teriak
Jung Won, akhirnya Na Ri membuka jendela mobil saat Jung Won berdiri
disampingnya.
“Dia akan meninggalkanmu dalam
tiga bulan. Hwa Shin
belum pernah berkencan dengan seorang wanita lebih dari tiga bulan. Aku mengenalnya dengan baik.” Tegas Jung Won, Na Ri seoleh tak peduli tetap akan
pergi jadi meminta agar Jung Won minggir. Jung Won memohon agar Na Ri tak
pergi.
“Aku juga dibutakan oleh
kecemburuan.. Maafkan
aku.... Maafkan aku.” Kata Na Ri sambil menangis lalu pergi meningalkan
rumah. Jung Won pun hanya bisa terdiam ditengah hujan ditinggalkan oleh orang
yang sangat dicintainya.
bersambung ke part 2
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar