Wang Yeo
mengaku penasaran akan sesuatu dan bertanya Darimana mendapatkan kartu namanya.
Duk Hwa sedikit binggung maksudnya, Wang Yeo menjelaskan Kartu nama dengan
bentuk persegi panjang dan dominan warna putih itu dan Bagian tepinya cukup
tajam.
“Aku
mendapatkannya dari perusahaan, karena aku pewaris di sana.Kenapa menanyakan
soal itu? Aku kau ingin satu kartu namaku?” ucap Duk Hwa, Wang Yeo kali ini
bingung
“Dan, ada
hal lain yang ingin kutanyakan padamu.” Ucap Wang Yeo, Duk Hwa panik karena
Wang Yeo mencondongkan tubuhnya dan merasa tak nyaman.
Wang Yeo
teringat dengan perkataan Kim Sun “Jika dia memang Yoo Duk Hwa dari Grup
Chunwoo, maka dia Tuanku. Tuan Tanah-ku” lalu memberitahu kalau Kim Sun bilang
Duk Hwa semacam Tuan baginya. Duk Hwa membenarkan karena punya sebuah bangunan
kecil atas namanya. Wang Yeo benar-benar tak percaya dengan nasibnya karena tak
memiliki apapun bahkan kartu nama.
Wang Yeo
pun melihat dari kejauhan Kim Sun yang menutup tokonya lalu berjalan pulang,
dan mengikutinya. Seorang pria mabuk mendekati Kim Sun karena dalam perjalanan menuju restoranya,
Kim Sun mengatakan sudah tutup karena sedang menunggu. Sipria meminta Kim Sun
agar kembali membukanya dan minum segelas saja.
Tiba-tiba
si pria terbang melayang ke udara dan jatuh ke bagian tanaman yang kering. Wang
Yeo melihat Kim Sun yang diganggu pria terlihat sangat marah, Kim Sun melihat
pria itu terbang langsung mendekatinya, merasa tak percaya. Pria itu binggung kenapa bisa ada disela-sela
pohon. Kim Sun pikir dirinya yang harusnya binggung, dan merasa kalau mengalami
hal-hal aneh belakangan ini lalu bergidik ketakutan dan pergi.
Eun Tak
dan Kim Shin pergi ke bagian mesin boneka, Eun Tak seperti tak yakin kalau Kim
Shin tahu cara memainkannya. Kim Sin menegaskan Tidak ada hal yang tidak bisa
dilakukan dan meminta Eun Tak memilih apa yang dinginkanya. Eun Tak mengatakan
kalau ingin korek api.
Kim Shin
pun berusaha mengambilnya tapi tak bisa juga, Eun Tak menyuruh berhenti saja
karena nanti bisa membuat emas batangan, tapi tidak bisa mendapatkan sebuah
pematik korek. Kim Shin menyuruh minggir saja, Kim Shin pikir kalau tak
menghalanginya lalu mengajak pergi karena film akan segera dimulai.
Saat
masuk ke dalam bioskop. Kim Shin memperingatakan Eun Tak Jangan berteriak dan
membuatnya malu, lebih baik bilang padanya merasa takut. Eun Tak menngingatkan menjalani
kehidupan selama 19 tahun dalam nuansa horor jadi Film ini tidak ada
apa-apanya.
Film Pun
dimulai, bukan Eun Tak yang menjerit ketakutan tapi Kim Shin bahkan sampai
bersembunyi dibalik tubuh Eun Tak, dan Eun Tak pun terpaksa menutup mulut Kim
Shin yang terus berteriak ketakutan mengangguk penonton lain. Kim Shin yang
ketakutan selau membuang popcorn yang dibawa kursinya, sampai selesai film
berkomentar kalau sudah membuat salju di dalam bioskop. Eun Tak cemberut karena
Kim Shin malah menganggunya.
Keduanya
masuk restoran sandwich, Eun Tak mengeluh kalau tidak bisa menonton satu adegan
pun gara-gara Kim Shin bahkan tidak paham film itu tentang apa. Kim Shin merasa
kalau zombie sangat mengerikan, berkomentar kalau Masa depan industri perfilman
Korea semakin cerah. (film yang di tonton train to Busan dan pemainnya Gong Yoo
sendiri)
Eun Tak
pun menyuruh Kim Shin saja yang memesan
karena ia tak lapar setelah makan popcorn, Kim Shin memesan sandwich
ukuran besar dan memakan sendirian. Eun Tak hanya bisa menelan air liur melihat
Kim Shin yang makan sendirian dengan mulut yang besar.
Akhirnya
Eun Tak berusaha mengalihnya dengan membahas jawaban soal Matematika nomor
tujuh, tapi tetap tak konsen melihat Kim Shin yang makan dengan lahap. Ia pun
mencoba memberitahu kalau Tidak baik
kalau terlalu banyak makan. Kim Shin membalasnya kalau Eun Tak minum jus berukuran besar bahkan makan daging
sapi banyak sekali, menurutnya Eun Tak itu harus mencobanya.
Eun Tak
pikir tak mungkin karena harganya jadi mahal kalau membeli dua, lalu bertanya
sampai kapan Kim Shin akan menyiksanya seperti ini, dengan memberikan hadiah,
lalu memintanya kembali padahal menyukai tas itu, bahkan ia juga belum pernah
melihat uang sebanyak 5,000,000 won sampai harinya tiba, menurutnya Kim Shin semestinya
tidak memberi lalu memintanya kembali.
“Aku
tidak akan melakukannya lagi.” Ucap Kim Shin berjanji
“Kau
bersikap sangat aneh saat memberikannya padaku, seolah kau akan pergi jauh.Kau
menyuruhku menggunakannya saat dewasa nanti.Kau mengembalikan kartu kredit Duk
Hwalalu memberikan rumah pada malaikat maut. Kau memberikan yang semua orang
inginkan Seolah itu merupakan hadiah perpisahan.” Ucap Eun Tak, Kim Shin
terdiam mendengarnya, Eun Tak mengartika kalau itu memang benar.
“Apa kau
akan pergi...setelah aku mencabut pedang itu? Aku benar ‘kan? Tapi, kenapa?”
ucap Eun Tak menahan tangisnya.
Kim Shin
pikir sudah mengatakan sebelumnya, kalau harus bersiap untuk pergi saat
mempelainya sudah datang. Eun Tak pun bertanya kemana Kim Shin akan pergi
apakah eropa atau kanada, lalu bertanya apakah sekarang akan tetap pergi. Kim
Shin mengatakan tidak ingin pergi tapi jika mempelainya benar-benar muncul,
maka keputusan bukan lagi berada di tangannya. Eun Tak mengerti dengan akan
pergi dengan mempelainya itu.
“Apa Kau
akan membiarkan aku pergi? “ tanya Kim Shin melihat Kim Shin
“
Tidak... Aku tidak akan melepaskanmu,
tapi kau akan tetap meninggalkanku. Saat mempelai sebenarnya muncul...
tidak!... Aku akan pergi sebelum dia muncul. Dan Kau Pergilah saat aku tidak
ada.. agar aku tidak menyadarinya.” Ucap Eun Tak menahan tangis, memalingkan
wajah dari Kim Shin
Duk Hwa
mengemudikan mobilnya bertanya apakah kemarin Kim Shin membelikanya
makanan, Kim Shin mengelengkan
kepalanya. Duk Hwa binggung karena Eun Tak itu masih Cinderella di tempat itu.
Eun Tak menegaskan Goblien itu adalah ibu tirinya dan Banyak sekali ibu tiri
yang dimilikinya.
“Aneh
sekali... Pamanku biasanya langsung melunak hanya dengan melihat Girlband di TV. Sejak dia bertemu
denganmu, dia marah-marah terus, Kau pasti bukan tipe idealnya.” Ungkap Duk
Hwa, Eun Tak kesal karena Kim Shin ternyata menyukai wanita dalam girlband.
“Semua
orang mengatakan bahwa aku akan jadi cantik
saat masuk kuliah nanti. Jadi Lihat saja saat aku mulai kuliah nanti.”
Kata Eun Tak menyakinkan.
Eun Tak
kembali mengikuti tes masuk Ujian Masuk
Universitas Tahun 2017 jurusan komunikasi, Kim Shin datang dengan mobil dan
membawa sebuket bunga. Setelah ujian Eun Tak berjalan-jalan ke area kampus dan
melihat para senior pria yang sedang bermain baseball. Tiba-tiba sebuah bola
baseball melayang diatas kepalanya, Eun Tak pun panik hanya pasrah memejamkan
matanya.
Sebuah
sarung tangan baseball bisa menangkap bola sebelum menyentuh Eun Tak dan suara
seorang pria menanyakan keadaanya.Kim Shin kaget melihat pria yang
menyelamatkanya itu Tae Hee dan Tae Hee
pun mengenal Ji Eun Tak dan hampir tak mengenali sebelumnya. Eun Tak pikir dirinya banyak berubah, serta mengalami
banyak kesulitan, jadi... Tae Hee langsung memuji Eun Tak yang semakin cantik bahkan Semakin tinggi juga
lalu mengelus kepala Eun Tak seperti layaknya seorang adik.
“Apa kau
mahasiswa di sini? Hari ini, aku mengikuti ujian masuk universitas.” Kata Eun
Tak
Tak jauh
dari tempat Eun Tak berdiri, Kim Shin menjatuhkan buket bunga yang dibawanya
hatinya seperti hancur melihat senyuman Eun Tak yang bahagia saat kepalanya
dielus oleh seorang pria. Teringat kembali saat melihat Eun Tak diumur 29
tahun, berpikir kalau Direktur yang makan malam itu adalah Tae Hee. Saat itu
sebuah petir pun mengelegar seperti Goblin sedang marah.
Duk Hwa
menyuruh Pamannya itu Bangunlah dan makan sesuatu. Kim Shin tertidur seperti
tak punya gairah hidup memberitahu kalau diamengelus rambutnya dan hampir saja
mematahkan tangannya. Duk Hwa bertanya siapa yang dimaksud. Kim Shin
menceritakan kalau Dia memutar-mutar badannya Seperti angin topan saja. Duk Hwa
tetap binggung siapa yang dimaksud “dia” itu.
“Seharusnya,
aku membuat bocah itu jadi pemain piano saja. Jadi, mereka tidak akan bertemu
seperti itu” kata Kim Shin, Duk Hwa bertanya siapa yang bertemu. Terdengar
suara Eun Tak yang baru pulang kerumah, Kim Shin langsung duduk diatas tempat
tidurnya dengan penuh dendam.
Eun Tak
selesai mandi dengan mengeringkan rambutnya yang basah, teringat kembali saat Tae
Hee mengelus rambutnya. Wajahnya terlihat bahagia.
Flash Back
Eun Tak
mengenggam kelopak mawar ditanganya, dengan melihat kearah Tae Hee yang sedang
berlatih memukul bola di tempat latihan baseball otomatis, Sementara
disampingnya terlihat pria yang kesusahan memukul bola baseball sampai akhirnya
tongkatnya melayang kearah Eun Tak dan membentur jaring.
Eun Tak
yang kaget akhirnya menerbangkan kelopak bunga yang ada ditanganya, lalu
mengumpat kesal pada si paman yang terlihat bodoh. Kim Shin sedang berlatih
memukul baseball dengan Tae Hee disebelahnya.
“Tae Hee
Oppa benar-benar menjadi pemain baseball profesional. Dia luar biasa.” Ucap Eun
Tak bangga.
Eun Tak
pergi ke dapur mengambil es krim cake untuk makanya, tiba-tiba Kim Shin sudah
duduk dimeja makan dengan menarik semua Es Krim dengan kekuatanya. Eun Tak berpikir
kalau Kim Shin ingin makan es krim juga. Kim Shin yang kesal tak akan
membaginya karena ia yang membeli es krim itu.
Eun Tak seperti tak peduli mengambil es Krim dibagian atasnya, Kim Shin sengaja menyindir kalau saat Hujan, jadi ingin sekali makan es krim.
Eun Tak pikir tak perlu mempedulikanya. Kim Shin menyindir Eun Tak yang
mengambil tanpa mengatakakan apapun. Eun Tak pun mengembalikanya.
“Speaker
Bluetooth ini..” ucap Eun Tak mengambil dari samping Kim Shin, tapi Kim Shin
mengambilnya tak ingin barang-barangnya disentuh.
“Memang
kau tahu cara menggunakannya? Kau juga bisa menggunakannya untuk mengambil
foto.” Kata Eun Tak, Kim Shin percaya kalau akan mengambil gambar dengan
speaker itu bersama dengan es krim yang dibelinya jadi Eun Tak tak boleh
menyentuhnya.
Eun Tak
mengeluh Kim Shin memang sangat picik sekali lalu bertanya kenapa turun hujuan
dan kenapa Kim Shin merasa sedih. Kim Shin kesal karena karena Eun Tak tak tahu
penyebabnya. Eun Tak pikir itu karena ia tidak bisa mencabut pedang itu dan
merasa kalau itu bukan kesalahannya
karena sudah mencoba melakukan yang terbaik.
“Apa Kau
yakin pedangnya memang bisa dicabut? Kita berciuman, tapi tidak terjadi
apa-apa. Kita saling mencintai, tapi tetap tidak terjadi apa-apa. Jadi Apa lagi yang bisa kita lakukan?” ucap
Eun Tak binggung
“Kau
tidak bersungguh-sungguh,bahkan Kau mengucapkan "aku mencintaimu"
sesuka hatimu.” Kata Kim Shin, tapi Eun Tak menegaskan kalau ia
bersungguh-sungguh mengatakannya
“Kau
mengatakan "aku mencintaimu" karena punya niat tertentu” keluh Eun
Tak yang benar-benar kesal karena Kim Shin itu pria licik, Kim Shin membalas
kalau Eun Tak itu tak lebih baik darinya.
Eun Tak
memberitahu kalau ia masih muda, Kim Shin pikir memangnya kenapa kalau masih
muda, kalau dirinya tidak akan menua, tapi Eun Takakan jadi keriput, bahkan akan
awet muda dan tampan. Eun Tak merasa Kim Shin itu tak semuda itu dan
memberitahu bertemu lagi dengan cinta
pertama jadi Kim Shin tidak terlihat tampan lagi di matanya. Kim Shin tak
percaya mendengarnya.
Eun Tak
pun bertanya apakah Kim Shin bisa bermain baseball, dengan bangga memberitahu
kalau Tae Hee itu pandai bermain
baseball. Kim Shin pikir Eun Tak belum melihatnya dan akan terkejut betapa
ahlinya. Eun Tak pun yakin dengan begitu Kim Shin akan terus bersikap kasar
padanya lalu menyuruh untuk mengambil fotonya saja dengan speaker itu dan akan
segera masuk ke kamar. Kim Shin pun mencobanya lalu tersadar kalau sudah
dibohongi oleh Eun Tak kalau speaker yang bisa memotret.
Kim Shin
masuk ke dalam ruang ganti baseball mencari yang namanya Tae Hee dan ingin
segara datang menemuinya. Salah satu teman satu tim memanggil Tae Hee, karena
ada yang mencarinya. Tae Hee pun datang dengan gagah layanya seorang pria yang
masih mudah, Kim Shin terlihat sedikit minder.
“Bagaimana
bisa...kau terlihat seperti ini? Kau yang paling tampan di sini.” Ungkap Kim
Shin, Tae Hee pun membenarkannya.
“Tapi...kita
pernah bertemu sebelumnya, kan?” ucap Tae Hee. Kim Shin menyangkalnya kalau baru
bertemu sekarang. Tae Hee ingin Kim Shin menatapnya dan mengingatnya.
“Bukankah
kita pernah bertemu sebelumnya? Kita pernah bertemu saat aku masih sekecil ini?”
ucap Tae Hee berusaha mengingatnya.
Flash Back
Tae Hee
berlatih memukul bola lalu melihat cara Kim Shin yang memukul berkomentar kalau
cara bermainya itu buruk sekali, tak jauh dari sana terlihat Eun Tak yang
melihat keduanya berlatih. Tae Hee pun memberitahu cara mengerakan lengan yang
baik saat memukulnya, Kim Shin menyuruh tak usah ikut campur dengan masalahnya.
“Masalahnya,
aku saja bisa bermain lebih baik darimu. Dan Cara memegang pemukulnya saja
sudah salah.” Kata Tae Hee.
“Hei,
anak kecil.... Aku pernah hidup sebagai Jenderal Perang...Ini Bukan apa-apa,
maka Kau akan terkejut jika tahu siapa aku sebenarnya. Jadi, urus saja dirimu
sendiri.”kata Kim Shin
“Kalau
begitu... Apa kau mau taruhan denganku?” ucap Tae Hee, Kim Shin mengejek Tae
Hee yang berani siapa yang diajaknya bertaruh, Tae Hee pun memperingatakan
kalau nanti Kim Shin jangan sampai menyesal.
“Mari
kita pukul 10 bola, dan yang kalah harus
mengabulkan satu permohonan dari si pemenang.” Kata Tae Hee, Kim Shin pun
setuju dan mereka pun mulai memukul bola.
Tae Hee
masuk ke rumah dan melonggo kaget melihat rumahnya, sang ibu sedang menelp
memberitahu kalau Seorang pencuri masuk
dan mengambil pianonya, Tae Hee tak percaya kalau piano benar-benar hilang di
dalam rumahnya. Ibu Tae Hee tak percaya Bagaimana bisa tidak ada seorang pun
yang melihat seseroang membawa benda
sebesar itu, menurutnya yang mengambilnya itu seolah hantu. Sementara Kim Shin sedang asik dengan memukul bola baseball
Tae Hee
mengingat kalau memenangkan taruhan, jadi meminta Kim Shin menyingkirkan piano itu karena ia benar-benar
payah main piano, tapi tidak mau menyerah
padahal ingin menjadi pemain baseball, lalu Pianonya benar-benar menghilang.
Kim Shin yang mendengarnya bersikap seolah-olah tak peduli.
“Apakah
kau...bukan Paman yang waktu itu?” kata Tae Hee. Kim Shin menyangkalnya. Tae
Hee juga merasa pasti tak mungkin tapi
kalau memang Kim Shin itu paman yang bersamanya saat itu terlihat tidak menua sama sekali. Kim Shin pun kaget
mendengarnya.
Kim Shin
dan Wang Yeo sedang memetik touge untuk makan malam, Kim Shin dengan wajah
sedih memberitahu kalau Tae Hee ternyata mengenalinya. Wang Yeo pun menanyakan
masalahnya. Kim Sin kesal Wang Yeo hanya memberikan tanggapan yang benar
padahal sudah berusaha melakukan hal payah dengan memotong ujung touge.
“Jika kau
tidak menghapus ingatannya, maka dia
akan menyebar rumor tentangku. Jika terjadi, mak aku harus pergi dari sini. Kau ‘kan ingin
hidup bahagia bersamaku.” Jelas Kim Shin
“Aku
tidak menyangka kau akan bilang begitu.” Balas Wang Yeo seolah tak peduli.
“Kau
tidak boleh begitu dan harus membantu orang lain yang membutuhkan.” Kata Kim
Shin
“Kenapa
juga aku harus membantu Goblin yang tidak bisa menghapus ingatan manusia?”ejek
Wang Yeo
Kim Shin
pun memperingatkan apa yang akan terjadi nanti, Wang Yeo pun menunggunya. Kim
Shin pun berjalan pergi dan tak lupa memberikan sedikit kekuatanya dengan
membakar touge diatas piring. Wang Yeo berteriak kesal karena tougenya jadi
menghitam. Kim Shin pikir nanti Wang Yeo jug akan masakanya, jadi diberikan
api.
Eun Tak
diam-diam mengambil tas dan menemukan dua lembar suara perjanjian yang sama.
Saat itu lampu kamar menyala, Eun Tak kaget dan langsung menaruh tak diatas
meja. Kim Shin langsung menatap curiga bertanya kenapa Eun Tak ada dikamarnya,
Eun Tak beralasan sedang membersihkan lantai. Kim Shin melihat vaccum
cleanernya ada diluar.
“Berikan
padaku yang kau duduki itu.” Kata Kim Shin, Eun Tak pun memberikanya. Kim Shin
meminta yang satu lagi disembunyikanya. Eun Tak pun pasrah memberikanya.
“Sepertinya
aku hanya menandatangani satu.” Kata Kim Shin, Eun tak pun berpura-pura heran
kenapa bisa ada dua lembar
“Kau
memalsukan dokumen, menyusup, dan mencuri.” Komentar Kim Shin menyindir. Eun
Tak tak mau kalah kalau Kim Shin itu bisa melupkan diri dan usianya ketika
melihat girl band.
“Maaf
karena aku tidak tahu bahwa kau orang semacam itu dan Buku ini punyaku, jadi kuambil kembali. Aku
masuk kamar untuk mengambilnya, karena hanya menyuruhmu membacanya, bukan
memilikinya.” Ucap Eun tak kesal dan berjalan keluar dari kamar
Kim Shin
mengeluh melihat tingkah Eun Tak yang kekanakan, menurutnay sudah menduga
sebelumnya bahkan tidak bisa membedakan mana yang asli dan palsu menurutnya tak
mungkin memuji Eun Tak karena berbakat
dalam bidang pemalsuan karena mau jadi apa nanti kalau sudah menjadi dewasa.
“Apa dia
tidak menjaga buku ini karena bukan miliknya? Aku kesal sekali. Semestinya aku tidak mencari tahu apa pun.”
Ungkap Eun Tak kesal dan melihat dibagian depan bukunya Kim Shin sudah menulisinya karena bukan
miliknya.
Lalu
melihat tulisan tentang "Cinta Pertama" menurutnya Kim Shin memang
punya cinta pertama dan Goblin itu melakukan segalanya demi diri sendiri
padahal sebelumnya adalah ciuman pertamanya. Eun Tak melihat ponselnya
berbunyi, wajahnya tersenyum mempersiapkan diri sebelum mengangkat telp dari
Tae Hee.
Kim Shin
berada diatas gedung wajahnya terlihat menahan amarah lalu mencoba mensugesti
dirinya agar bisa bersabar melihat Eun Tak dan Tae Hee masuk ke dalam toko es
krim. Ketika kembali Wang Yeo langsung menaruh ponsel didepan matanya bertanya
apa yang harus dilakukanya. Kim Shin berkomentar kalau ponsel Wang Yeo berbunyi
dan melihat nama dilayar(Sunny bukan Sun Hee)
“Tolong
jawab untukku. Jika aku tidak menjawab teleponnya lagi, mungkin dia mungkin akan benar-benar
membunuhku. Tapi aku belum punya kartu nama sampai sekarang, jadi aku bisa menjawab teleponnya dan tak
bisa berkata apapun. Aku mohon sekali ini saja.” Kata Wang Yeo
“Kenapa
kau tidak bisa bicara apapun? Kau bisa bilang "Kau tidak ingat
suaraku? Suaraku tidak mudah
dilupakan" Kau sebelumnya mengatakan kita tidak perlu saling bantu dan
tidak membutuhkanku dan kau malaikat muat yang tidak punya perasaan.” Kata Kim
Shin
“Sudahlah...
Kemana si roh yang hilang itu pergi?” kata Wang Yeo kesal, Kim Shin pikir Eun
Tak juga tidak akan bisa membantu karena terlalu sibuk berkencan di kedai es
kri jadi Jangan mengganggunya. Wang Yeo kaget Eun Tak pergi berkencan dan ingin
tahu lebih jelas. Kim Shin yang kesal tak ingin membahasnya dan kembali ke
kamar.
Tae Hee
memberikan sebuah Es krim cake diatas meja, Eun Tak tak percaya kalau Tae Hee
membelikanya karena sudah memikirkannya ice
cream itu, merasa tak percaya mereka bisa bertemu kembali seperti ini. Tae Hee
juga merasakan hal yang sama. Kim Shin
pun menanyakan kabar Tae Hee sekarang.
Tae Hee
mengaku tak tahu karena Terus memikirkan Kim Sim baik sekarang dan sebelumnya,
Eun Tak tersipu malu dan memuji Tae Hee lucu. Tiba-tiba Wang Yeo datang
memanggil Eun tak dengan “Roh yang hilang.” Dan meminta agar menjawab telp
darinya, Eun Tak dan Kim Shin terlihat kaget, Eun Tak berbisik kalau Wang Yeo
itu sudah gila karena mengikutinya sampai ke toko es krim.
Tae Hee
pun bertanya siapa pria itu, lalu berpikir kalau itu ayah Eun tak dan ingin
memberikan hormat. Wang Yeo menatap Tae Hee memperingatakan agar berhati-hati
dengan perkataan dan ingin tahu namanya. Eun Tak langsung memperingatakan Tae
Hee agar jangan memberitahu namanya bahkan menatapnya. Tae Hee pun langsung
tertunduk tak ingin menatapnya.
“Aku tidak
bisa menjawab telepon ini... jadi jawablah untukku. Jika tidak, aku akan
bertanya siapa namanya, kemudian menulisnya dalam daftar.” Ucap Wang Yeo
mengancam, Eun Tak pun tak bisa menolak
dan bergegas pergi keluar berpamit pada Tae Hee akan segera kembali.
Wang Yeo
pun menyuruh Tae Hee untuk duduk bersamanya, lalu mengenali kalau dulu sempat
bermain piano, tapi sekarang bermain baseball. Tae Hee kaget Wang Yeo bisa
mengetahuinya.
Bersambung
ke part 3
Well,itu kan yang ditonton film Train to Busan.Ngakak sendiri pas salah satu pemainnya (Gong Yoo) sendiri malah takut nonton film itu sampai teriak2 segala
BalasHapus