Na Ri memilih duduk dibangku depan, Hwa Shin melihat Na
Ri masih ada dirumahnya mendekat dengan menyuruh agar segera pulang. Na Ri tak
peduli memilih untuk membaringkan dirinya, lalu memuji kalau Hwa Shin memang
luar biasa karena harga
dirinya begitu tinggi dengan mengangkat jempolnya.
“Kau sungguh kejam dan Kau memang sesuatu. Aku sudah mencoba yang terbaik
sampai saat ini. Jangan
sampai kecewa. Aku Sudah
cukup berusaha keras mempertahankanmu. Jangan
bergosip di belakangku bahwa aku udah membuatmu terluka atau semacamnya. Jangan menyumpahiku. Baiklah. Kita akhiri sampai di
sini.” kata Na Ri
Hwa Shin menyuruh Na Ri untuk pulang, Na Ri mengulang
perkataan untuk mengakhiri semuanya sekarang.
Hwa Shin menyuruh Na Ri pulang karena bisa mati
kedinginan, Na Ri pikir lebih baik mereka melupakan
semuanya, lalu bertanya maukah Hwa Shin membuatkan
ramyun terakhir untuknya. Hwa Shin tak percaya Na
Ri mengatakan yang terakhir.
Na Ri membenarkan, Hwa Shin langsung menolaknya. Na Ri
bertanya apakah Hwa Shin itu tidak
suka kata "terakhir", ramyun
itu, atau tidur bersama. Hwa Shin hanya diam saja.
Na Ri pun memilih tidur kembali memilih untuk tak membahasnya lagi. Hwa Shin
berteriak menyuruh Na Ri untuk pulang.
“Kita kan sudah putus. Jangan memedulikan aku dan masuk
saja sana.” Ucap Na Ri kesal, Chi Yul baru pulang
melihat kakaknya ada diseberang rumah. Bertanya Apa yang
dilakukan di sana.
“Kau sudah lihat, kan? Noona-mu menempel terus padaku. Jadi Singkirkan dia dariku.” Ucap Hwa Shin marah lalu masuk ke dalam rumah
“Hei... Beraninya kau mengatakan itu pada
seorang wanita.” Teriak Chi Yeol seperti
ingin melompat, Na Ri memarahi adiknya seperti tak ingin membuat hubungan makin
kacau.
Sung Sook dan Ja Young baru saja menuruni tangga, mulut
Sung Sook langsung melongo melihat sosok orang yang ada didepanya. Kim Rak
mengunakan setelan jas dan terlihat sangat tampan, lalu menyapa keduanya
bertanya apakah mereka akan berkerja. Keduanya mengangguk.
“Apa Kau akan pergi ke suatu tempat?” tanya Sung Sook, Kim Rak membenarkan kalau Ada
urusan bisnis.
“Kita bertemu nanti malam di
hotel.”ucap Kim Rak, Ja Young mengerti lalu Kim Rak pun pamit
lebih dulu dengan menaiki mobilnya.
Setelah Kim Rak pergi Sung Sook bertanya Apa yang akan keduanya lakukan di hotel. Ja Young pikir pergi lebih dulu
untuk mengetahuinya. Sung Sook tak percaya
keduanya sudah pergi ke hotel dan melakukan segalanya, lalu memperingatkan agar
berhati-hati, jangan sampai gosip menyebar.
“Kau hanya perlu menutup mulutmu. Sekarang Kau akan makan malam sendirian. Aku membuatkan sup kesukaanmu, dan meletakkannya di kulkas. Jangan makan sembarangan hanya
karena kau sedang sendirian. Jadi Makanlah
dengan baik. Kau bisa Panaskan
supnya, mengerti? Kau tahu cara memanaskannya, kan?” ucap Ja Young
“Tidak bisa! Aku tidak suka kau berkencan. Aku merasa bosan dan merasa seperti kehilangan kau
karena Chef.” Teriak Sung Sook, Ja Young merasa Sung
Sook sedang mengejeknya sekarang.
“Aku tidak akan memanaskannya! Aku tidak tahu caranya!!! Aku tidak mau memakannya!!! Kenapa kau berubah drastis?!!”teriak Sung Sook lalu beranjak pergi, Ja Young heran
melihat tingkah seniornya itu.
“Hei
Aku baru saja berkencan. Tidak
bisakah kau membantuku saja?” keluh Ja Young
Hwa Shin dan Na Ri dipanggil oleh Direktur Oh diruangan.
Direktur Oh memberitahu kalau mereka berdua
siaran bersama untuk slot pukul sembilan malam. Hwa Shin kaget dan
langsung menolak siaran dengan Na Ri, Direktur Oh memberitahu kalau ini
perintah dari Presdir dan Hanya untuk satu minggu.
“Sung Sook pasti akan mengamuk.” Ucap Hwa Shin
“ Presdir mengatakan bahwa jika kami ingin menggunakan
pengganti sementara, maka
kalian berdua yang harus melakukannya. Kalian
berdua menjadi topik pembicaraan hangat seantero negeri, rating kemungkinan akan melonjak. Apa Kau mau aku menjelaskan lebih
jauh?” ucap Direktur Oh, Hwa Shin tetap menolaknya.
“Aku tidak sedang menawarkan, tapi memerintahkan. Dan, kenapa kau egois sekali? Ini kesempatan bagus untuk Na Ri dan cara yang bagus untuk memulihkan
kredibilitasnya setelah
insiden pemilihan walikota kemarin. Sung
Sook pun menolak siaran bersamamu Jadi Dia
akan cuti selama seminggu.”tegas Direktur Oh
Na Ri pun dengan membungkuk berjanji pada Direktur Oh akan melakukan yang
terbaik dan Terima kasih untuk kesempatannya. Hwa Shin tetap tak mau melakukanya. Direktur Oh tak
peduli menyuruh keduanya keluar saja.
Keduanya pun keluar, Hwa Shin memperingatkan Na Ri kalau tidak
akan pernah bisa menikah. Na Ri binggung kenapa tak
bisa menikah. Hwa Shin menjelaskan Jika
Na Ri siaran slot tersebut bersamanya maka ,orang-orang yang sebelumnya
tidak tahu pun akhirnya akan menyadarinya.
“Perusahaan hanya menggunakan kita untuk menarik perhatian.” Kata Hwa Shin
“Apa Kau tidak menganggapku layak
untuk posisi tersebut?” kata Na Ri
“Aku akan melakukan yang terbaik meski hanya untuk seminggu.” Ucap Hwa Shin, Na Ri sudah mengetahuinya.
“Tapi Ini masih terlalu dini untukmu. Jika kau terlalu menonjol, maka akan
lebih banyak panah yang mengarah padamu. Hal itu bebahaya.” Kata Hwa Shin khawatir
“Aku mencapai posisi saat ini
susah payah jadi hal
itu juga tidak membuatku takut.” Balas Na Ri
Hwa Shin menegaskan kalau ia sedang tak bercanda, Na Ri
juga mengaku kalau bicara serius, dan Hwa Shin mengingatkan kalau mereka sudah
putus. Na Ri pikir Hwa SHn bersikap seolah peduli padanya dan apakah
itu sebabnya mengungkit
tentang pernikahan lalu mundur
dari kesempatan yang ditawarkan padanya, ia tak
habis pikir Hwa Shin bisa sekejam itu padanya.
“Aku mengidap kanker payudara, dan aku juga tak bisa memiliki anak, Jangan lupakan itu. Apa kau bodoh? Jadi Pikirkanlah.” Kata Hwa Shin
“Kau semakin ketertaluan saja. Ada apa dengan sikapmu ini?” ucap Na Ri heran
Hye Won dkk datang menemui Na Ri, Soo Jung
mengatakan menolak
menjadi pengganti dan penyiar lainya
memberitahu kalau ia yang akan siaran berita pagi dan Na Ri tidak akan bisa mendapatkan
posisi itu kembali, jadi tidak
akan membiarkannya. Na Ri menatap Hye Won, Hye
Won pun mengucapkan “Semoga berhasil.” Na Ri pun mengucapkan terimakasih pada semua teman
sesama penyiar.
Hwa Shin datang ke ruang siaran, mengejek Sung Sook yang
terlihat sedih karena tak cocok denganya. Sung Sook bertanya apakah Hwa Shin tahu
kenapa ia menolak siaran pukul sembilan
malam bersamanya. Hwa Shin mengatakan kalau Sung Sook
sudah mengenalnya saat ia masih remaja jadi
masih menganggapnya seperti
itu. Sung Sook
membenarkan.
“Jadi Mana mungkin aku bisa siaran
bersama seorang remaja?” kata Sung Sook lalu berdiri
dari tempat duduknya, Hwa Shin melihat Sung Sook yang sedikit limbung lalu
menyuruhnya agar Berdirilah dengan tegak.
“Aku tahu isi kepalamu. Kau tidak akan membiarkan ini
hanya berlangsung selama satu minggu. Kau
ingin di posisi ini seterusnya, kan? Dan Kau
menganggap ini sebagai kesempatanmu.” Ucap Sung
Sook
“Bukankah seharusnya begitu? Seorang bintang lahir dari
situasi semacam ini.” ucap Hwa Shin, Sung Sook
pun mengangguk mengerti.
Ja Young dan Kim Rak pergi ke hotel bersama, wajah Ja Young terlihat panik dan gelisah.
Kim Rak meminta agar jangan takut karena kakaknya itu tidak akan bisa
menentanganya, Ja Young menahan sebentar karena akan harus ke
toilet. Ja Young pun mempersilahkan dan memilih untuk masuk
lebih dulu.
Ruangan siaran, Na Ri melepaskan otot di mulutnya agar
tak salah baca berita, Direktur Oh memberitahu kalau ini siaran pertama mereka.
Bumper berita malam SBC pun terlihat.
Dong Jin memberitahu 10 detik lagi siaran langsung.
“Dunia tidak akan dapat mengubah
berita, namun
berita mampu mengubah dunia. Bersama
dengan Berita Malam SBC, Saya Lee Hwa Shin.”
“Selamat malam, Saya Pyo Na Ri.”
Sung Sook yang melihatnya merasa itu bagus dan tegas,
Direktur Oh juga setuju.
Nyonya Kim sudah duduk bersama adiknya bertanya seperti
apa wanita itu dan apakah memang benar menyembuhkan
aseksualitasnya, karena ia sangat bersemangat sampai
berlari datang dan ingin tahu apakah usianya masih muda. Kim Rak mengaku kalau masih muda.
“Dia lebih muda darimu, Noona.”akui Kim Rak, Saat itu Ja Young datang menyapa seniornya,
Nyonya Kim tersenyum menyapanya lalu bertanya apa yang lakukan
di sini?
“Sapalah dia.... Dia wanita terseksi bagiku.” Kata Kim Rak, Nyonya Kim melonggo tak percaya mendengar
pengakuan adiknya.
“Mantan Presdir Grup D, Kang Yong
Jae, dinyatakan
bersalah dalam
penimbunan pajak dan tidak memberikan gaji
terhadap karyawan. Gaji
yang harus dia bayarkan untuk seorang karyawan sekitar 4,000,00 won.” Ucap Hwa Shin
“Namun dia memotongnya dari
4,000,000 menjadi
3,800,000 won. Dia... “ kata Na Ri yang langsun dipotong oleh Hwa Shin
“Apakah dia sedang menimbun
berlian sekarang? Kami
menemukan bahwa...” kata Hwa Shin sengaja
membuka semuanya
Dong Jin panik begitu juga Direktur Oh karena dilur dari
naskah berita, Hwa Shin berkomentar kalau Tuan Kang menjadikan Akhir
pekan dan hari libur nasional dimasukkan dalam hari kerja dan menyindir seperti
kerja rodi. Dong Jin
berteriak agar Na Ri bisa memotongnya.
“Pekerja
kontrak dibayar 100,000 won. Membutuhkan
waktu sangat lama bagi mereka untuk mendapatkan pembayaran yang layak.” Ucap Na Ri tapi Hwa Shin kembali bicara, Na Ri ingin
menyenggolnya tapi tanganya tak sampai.
“Presdir Kang semestinya... diperiksa
atas. pembelanjaan
tas mewah... Saya rasa
dinas pajak harus menghitungnya juga. Demikian berita malam SBC.” Ucap Hwa Shin menyelesaikan tugasnya.
“Kenapa dia harus melakukan ini
padaku? Kau bisa melakukan ini pada PD lain.” Teriak Dong Jin kesal
Na Ri pun mengucapkan Kerja
bagus. Hwa Shin bertanya apakah pendapat Na Ri dirinya itu masih
tetap kejam. Sung Sook mendekati Hwa Shin
berkomentar berita tadi bagus
dan mengesankan, tapi
jangan melewati batas.
“Kalau kau terlalu ngotot, kau
hanya akan berakhir bersimbah darah [hancur].”
Kata Sung Sook memperingatinya
“Hei... Kau akan kehilangan seluruh iklan
dari Grup D. Apa Kau
mencoba untuk dipecat di hari pertama bekerja?”
ucap Direktur Oh
“Kalau memang harus begitu, biar
saja aku dipecat.” Kata Hwa Shin seolah tak
peduli. Direktur Oh pun memilih untuk meninggalkan saja.
Na Ri keluar dari tempat laundry membawa selimut, si paan
heran karena Selimut ini masih baru. Tapi Na Ri pikir selimut
baru harus dicuci sebelum dipakai lalu kelua
dari melihat Hwa Shin baru pulang. Hwa Shin kesal Na Ri yang mengikutinya, Na
Ri dengan wajah ketus pun berjalan didepa karena tak mengikutiya, tapi keduanya
akhirnya ada didepan rumah Hwa Shin.
“Ini penanak nasi untuk kita
gunakan bersama. Setrika
yang kubeli kemarin, untuk
menyetrika pakaianmu. Lalu Ini
selimut kita. Masih
baru, tapi aku sudah mencucikannya di binatu, jadi bisa langsung kau gunakan.” Ucap Na Ri memperlihatkan barang yang dibawanya.
“Kau bilang akan mengakhiri
segalanya. Lalu apa
semua ini?” ucap Hwa Shin, Na Ri tak ingin membahas
karena akan pamit pergi.
“Bukankah penanak nasi baru itu untukmu?” ucap Hwa Shin, Na Ri mengatakan bukan karena Ibunya sempat menggunakannya, jadi tidak mungkin untuk dijual, jadi akan menggunakannya untuk 10
tahun ke depan.
“Ayo kita putus. “ ucap Hwa Shin tetap mengajak mereka untuk putus.
“Kau tidak memiliki barang-barang
ini sama sekali. Kau
bahkan tidak punya selimut. Jadi b isa Gunakan
selama kita tinggal bersama. Ini
semua hadiah pernikahan yang bisa kuberikan padamu.” Kata Na Ri
“Aku tidak akan menikahimu.” Tegas Hwa Shin
Na Ri tak percaya Hwa Shin tak mau menikah, lalu meminta
agar lupakan segalanya dan
pamit pergi. Hwa Shin pun bertanya apa yang akan dilakukan dengan barang-barang
itu. Na Ri mengatakan kalau akan memasak untuk Hwa Shin dengan penanak nasi itu, menyetrika pakaiannya,dan tidur bersama di bawah
selimut itu.
Hwa Shin kesa karena Na Ri itu seperti pembantu
rumah tangga, Na Ri mengingatkan kalau kalau ia
adalah seseorang yang memiliki cinta sepihak padamu
selama tiga tahun lalu setelah itu mereka
saling menyukai dan dan membicarakan pernikahan, kemudian mendadak, dicampakkan. Menurutnya, butuh waktu 30 tahun untuk
mereka bisa putus.
“Aku akan putus dengamu setelah 30
tahun berlalu, oke?” ucap Na Ri, Hwa Shin kesal
sendiri karena Na Ri itu bodoh.
“Presdir Grup Buyoo Group, Choi
Jang Goo, ditahan
atas berbagai tuduhan kriminal...” . Grup
Buyoo memecat cukup banyak karyawan tetap mereka tahun lalu, kemudian mempekerjakan pegawai
kontrak, dengan
menggunakan alasan pendapatan yang menurun ucap Na Ri
membaca berita dan disela oleh Hwa Shin
“Sampai saat itu... perasan tulus dari hati yang terdalam
untuk negeri ini, Grup
Buyoo akan bekerja lebih keras.” Berseberangan
dengan yang kita pikirkan saya
rasa, Presdir Grup Buyoo harus dilindungi.” Kata Hwa
Shin
Dong Jin berteriak panik karena Hwa Shin kembali berulah
dan meminta agar menghentikanya, berita malam pun selesai. Dong Jin menghela
nafas kalau Hwa Shin membuat
siaran berita lebih menarik untuk disaksikan, tapi mempertaruhkan dirinya
sendiri dalam bahaya.
“Apakah menurutmu aku masih kejam?” kata Hwa Shin
“Bagaimana bisa kau memotong
bagianku seperti itu? Setidaknya,
beri aku isyarat dulu dan Kau bisa
membuatku terkena serangan jantung.” Keluh Na
Ri, Direktur Oh langsung mendekati Hwa Shin dengan membanting naskah
“Hei... Bukankah perusahaan itu melakukan korupsi? Sudah kukatakan padamu sebelum
kita siaran, kan? Saat
kau membicarakan tentang Presdir Grup Buyoo, Presdir Choi, maka aku menyuruhmu memberikan
ekspresi dingin. Bukankah
aku sudah mengatakan padamu untuk menyiarkan kebenaran saja?” tegas Direktur Oh
Hwa Shin tak terima di minta untuk Ekspresi
dingin dan merasa dirinya itu dianggap seperti pengering mesin
cuci, lalu diminta Tanpa emosi dan
memberitahu kalau ia bukan robot dan ia pun tak harus
asal membaca naskahnya, menurutnya Direktur Oh seharusnya
mengijinkan pembaca berita mengatakan apa pun yang
diinginkan, Direktur Oh bisa mengerti.
“Sikap Presdir Choi tidak mungkin
ditanggapi dengan
ekspresi dingin. Bagaimana
aku bisa mengabaikan fakta begitu saja? Direktur tidak memberiku posisi
ini hanya agar aku menjadi juru
bicara yang manis.” Ucap Hwa Shin protes
“Aku tidak menyuruhmu menjadi juru
bicara semacam itu. Aku
memintamu ‘berhenti
menusukkan garpu ke tenggorokanku’ [kiasan
untuk berhenti membuat orang lain kehabisan kata-kata karena frustasi] dan Akan kurobek mulutmu jika kau
terus seperti ini. Apakah
itu yang kau inginkan?A Apa Kau
pikir ratingnya akan naik?” kata Direktur Oh.
Na Ri hanya bisa diam mendengar atasanya yang marah,
Direktur Oh pun memberitahu kalau perusahan itu akan
memindahkan iklan ke siaran berita pagi, Jika Hwa
Shin terus.... lalu akhirnya memohon sambil mengumpat kesal. Hwa Shin
melepaskan earphonenya diatas meja.
Hwa Shin pun berkerja melihat Pyo Bum sedang makan
bakpao, lalu mengatakan ingin mencoba sedikit. Tapi Pyo Bum menjauhkan tak ingin memberikan pada Hwa
Shin untuk mencobanya. Hwa Shin mengumpat Pyo Bum itu pelit lalu pergi ke dalam
minimarket,
“Hei.... Adik ipar.....” ucap Hwa Shin, Pyo Bum langsung menengok, Hwa Shin
terlihat kaget.
“Adik ipar, boleh aku minta sedikit?” kata Hwa Shim, Pyo Bum langsung menyodorkn bakpaonya,
Hwa Shin pun duduk disamping Pyo Bum mengigit bakpao, tak lupa mengucapkan
terimakasih.
Na Ri datang, melihat keduanya terlihat akrab lalu
memanggil Pyo Bum karena tidak akan menyapanya. Pyo Bum hanya diam saja, Na Ri pun duduk disamping
adiknya bertanya pada Hwa Shin karena benar-benar penasaran
“emana kau pergi selama seminggu
kemarin? Di mana
kau berada dan apa yang kau makan? Apakah
kau hanya bertindak serampangan?” kata Na Ri
benar-benar penasaran, Hwa Shin menatapnya.
Flash Back
Hwa Shin pergi ke makan kakaknya Lee Joong
Shin, lalu memberikan soju dan esok harinya terbangun di
dalam mobil membersihkan makan kakaknya. Ia juga makan kimbap didalam mobil,
setelah itu berbaring didepan makam kakaknya dengan menatap langit.
Saat itu seseorang datang, Hwa Shin kaget melihat Jung
Won yang datang menemuinya. Keduanya pun minum bersama didepan makam. Hwa Shin
bertanya bagaimana Jung Won bisa tahu keberadaanya. Jung Won mengaku Tidak
sengaja, dan mencarinya kemana-mana tapi secara tidak sengaja menemukan ditempat kakaknya.
“Kurasa, aku lebih menyukaimu dibanding menyukai Na Ri.” Akui Jung Won
“Apakah kau sedang menyatakan
cinta padaku?” ejek Hwa Shin
“Aku...mengira bahwa diriku yang paling kesepian di dunia
ini, tapi saat
aku melihat kau meninggalkan stasiun tv pada hari itu, kurasa kau lebih kesepian
dibanding diriku. Kau
bukan lagi orang yang ku kenal. Aku menyaksikan betapa besar dan
tulus, cinta yang kau miliki untuknya. Kau... membuatku menyerah. Aku akan memperlakukanmu sebagai
seorang teman baru mulai saat ini. Apakah tidak masalah?.” kata Jung
Won
Hwa Shin mengaku bermain
dengan Joong Shin dan seorang teman. Na Ri
binggung siapa yang dimaksud temanya Hwa Shin mengatakan seorang teman baru, Na
Ri merasa merkeatidak pernah menghabiskan waktu bersama sejak
siaran untuk slot pukul sembilan malam dan mengajak mereka berkencan dan hanya mereka berdua
saja.
“Bukankah kita sudah putus?” kata Hwa Shin
“Ya, mari kita kencan sebagai
rekan kerja. Harmonisasi
kita buruk karena tidak pernah menghabiskan waktu bersama.” Ucap Na Ri, Pyo Bum berada ditengah-tengah melihat
bergantian pada Hwa Shin dan Na Ri yang adu mulut.
“Siapa yang bilang begitu?” kata Hwa Shin, Na Ri menjawab itu dirinya.
“Aku memiliki amarah yang meletup
terhadapmu. Ayo kita
makan bersama. Kau belum
makan, kan? Ikut aku
agar aku bisa memasak.” Kata Na Ri
Hwa Shin menolaknya dan akan pergi, Na Ri mengambil
bungkusan yang dibawa oleh Hwa Shin yang membeli beberapa botol bir.
Di ruangan Direktur Departemen Berita, telp terus berdering. Direktur Oh baru masuk bersama dengan Sung Sook, lalu memberitahu
kalau itu Predir yang menelp dan meminta agar Sung Sook menjauh tapi Sung Sook
dengan sengaja menekan loud speaker.
“Apa yang sedang kau lakukan? Apa Kau tahu berapa banyak iklan yang
mundur gara-gara Lee Hwa Shin? Singkirkan
dia dari siaran berita, mutasi
dia sebagai koresponden.” Teriak Presdir, Direktur Oh
dan Sung Sook saling berpandangan dengan wajah terkejut. Saat itu spanduk besar
Hwa Shin pun diturun dari depan gedung.
Na Ri membuatkan sup lalu mengajak Hwa Shin untuk makan,
Hwa Shin mencobanya dan memuji rasanya itu enak. Na Ri tak percaya lalu ikut
mencobanya, menurutnya Terasa hambar tapi Hwa Shin menyukaina jadi akan
membuatnya seperti ini mulai sekarang.
“Kita tidak perlu memiliki anak, Apa kau tahu? Kita sudah punya satu. Na Ri akan menjaga Hwa Shin.” Ucap Na Ri, Hwa Shin menyuruh Na Ri agar segera menutup
mulutnya.
“Bagaimana kau bisa makan kalau menutup
mulut?” keluh Na Ri, Hwa shin menyuruh Na Ri membuka mulut
hanya saat makan saja
“Apakah kita benar-benar sudah
berakhir?” tanya Na Ri, Hwa Shin membenarkan, Na
Ri menyayangkan.
“Oh.. Yah. jaga ekspresi wajahmu selagi
siaran berita. Jangan
memikirkan aku terus.” Ucap Hwa Shin
“Tapi,
kau membuatku memikirkan dirimu dan kau Berhenti
membuat komentar kontroversial. Apa
kau tidak dengar bahwa iklan dari pusat perbelanjaan lepas? Jika terus begini, maka kau juga bisa kehilangan
pekerjaan.” Balas Na Ri,
Hwa Shin yang kesal membanting sendoknya, Na Ri bersikap
baik mengajak makan dulu, setelah
itu membahas soal pekerjaan setelah itu. Hwa Shin meminta Na Ri mengingat perkataan kalau Seorang pembaca berita
hanya perlu peduli tentang penonton. Jika
memedulikan hal lain, aka akan
kehilangan kepercayaan penonton. Saat
itu terjadi, maka Na Ri akan
kehilangan segalanya sebagai seorang pembaca berita.
“Menjengkelkan sekali. Apa
kau harus membahasnya selagi makan malam?” keluh Na
Ri yang ganti membanting sendoknya.
“Kau terpesona padaku saat aku
mengatakan hal seperti itu.” ucap Hwa Shin, Na Ri
seperti tak menyadarinya.
“Aku Belum selesai. Seluruh wajahmu mengisyaratkan
bahwa kau begitu menyukaiku. Tapi
apa Sekarang
kau merasa terganggu denganku?” ucap Hwa Shin Sinis
Na Ri pikir dirinya itu tak sebuta itu, lalu negaskan
kalau Hwa Shin tidak ingin mendengar ia yang mengatakan bahwa Hwa Shin mengganggu sekali meski mereka sudah berpisah. Hwa Shin memilih untuk minum soju, Na Ri memberikan ikan
teri pada mulut pacarnya, Hwa Shin mengeluh karena paling benci ikan teri. Na Ri menyuruh Hwa Shin memakanya karena bagus untuk kesehatan
dadanya.
Hwa Shin menolak dengan membuangnya, Na Ri kesa Hwa Shin yang tidak
pernah mendengarkannya, Hwa Shin pikir untuk apa
harus mendengarkan Na Ri karena ia bahkan tidak pernah
mendengarkan Ibunya. Na Ri meminta agar mulai
sekarang mendengarkan mereka berdua. Hwa Shin terlihat kaget.
“Bahkan saat kau siaran berita. Setiap kali aku hendak membuat
sebuah komentar, maka kau
menyela. Apa kau
tahu betapa malunya aku setiap kali kau melakukannya? Apakah kau pengemudi ugal-ugalan? Apa Kau baru belajar mengemudi?” ucap Na Ri menyindir
“Kau yang baru belajar mengemudi
dan Aku yang ugal-ugalan.” Balas Hwa Shin
“Keduanya sama berbahaya. Kau akan mendapat masalah jika
menjadi terlalu arogan. Seseorang
yang baru belajar mengemudi lebih baik, karena mereka berhati-hati, sehingga tidak menimbulkan
kecelakaan besar. Di
saat seperti ini, kau tampak lebih buruk dari
Reporter Park.” Kata Na Ri
“Beraninya kau membandingkan aku
dengan bajingan itu. Apa Aku lebih
buruk darinya? Bagaimana
bisa? Dari sisi
mana? Tidak masuk akal.” Ucap Hwa Shin tak terima
“Dia memang tidak menghargai
rekannya, tapi dia
tidak pernah menginterupsi saat aku mencoba bicara. Setiap aku akan siaran denganmu, maka aku sangat gugup. Jantungku seolah akan berhenti
berdetak dan Kau akan membuatku terkena
serangan jantung.” Akui Na Ri
“Itu sebabnya aku menyuruhmu tidak
menerima posisi itu! Kau
tidak akan bisa mengatasinya. Bukankah
aku sudah mengatakannya padamu?” kata Hwa Shin
Na Ri menanyakan alasannya ia yang harus mundur, menurutnya Hwa Shin yang
harus berusaha bekerja sama dengan baik bersama rekan kerjanya, dan mengejek kalau Hwa Shin itu dictator. Hwa Shin menyuruh Na Ri menutup mulutnya, Na Ri terus
mengejek Hwa Shin itu seperti seorang
tiran [penguasa kejam] Hwa Shin berteriak menyuruh Na Ri diam dan menutup mulutnya.
“Apa Kau pikir itu membuatmu terlihat
keren?” teriak Na Ri marah, Hwa Shin tak tahan langsung mencium
Na Ri.
Saat itu terdengar suara Chi Yul memangil kakaknya, Na Ri
panik karena adiknya itu datang karena tahu Hwa Shin tahu takut pada
menyuruhnya agar bersembunyi. Hwa Shin malah binggung kenapa ia harus
bersembunyi. Na Ri menarik Hwa Shin agar berbaring diatas tempat tidur dengan
menarik selimutnya.
Chi Yul terlihat masih kesusahan membuka pintu yang
macet, Na Ri siap-siap duduk dengan menyembunyikan gelas dibawah meja. Chi Yul
akhirnya bisa masuk rumha lalu melihat kakaknya dan bertanya apakah minum
sendirian, Na Ri membenarkan.
“Bukankah kau pergi ke
perpustakaan dengan Dae Goo?” kata Na Ri melihat
adiknya masuk rumah dan menyembunyikan mangkuk nasi.
“Aku lupa membawa kunci.” Ucap Chi Yul lalu menyuruh kakaknya untuk tidur setelah
mengambil kunci dari kamarnya. Hwa Shin mendengarkan dari balik selimut.
“Aku suka sendirian dan sudah melewati hari-hari yang berat
belakangan ini.” ungkap Na Ri, Chi Yul
memakai sepatunya kembali dan melihat sepatu pria didepan rumah, dengan wajah
sinis menutup pintu lalu pamit pergi.
Na Ri langsung mendekati Hwa Shin meminta maaf dan
menanyakan keadaanya dengan merapihkan rambutnya. Sebelum Hwa Shin turun Na Ri
menahanya meminta agar menatapnya, lalu menanyakan alasan Hwa Shin tadi
menciumnya, Hwa Shin mengaku Na Ri itu membuatnya frustasi,
jadi melakukan itu hanya ingin membungkam
mulutnya.
“Apakah pasangan yang sudah
berpisah tetap boleh berciuman?” tanya Na Ri, Hwa Shin
menjawab tak tahu.
“Apa Kau mau tidur denganku?” kata Na Ri, Hwa Shin hanya menatapnya. Na Ri akhirnya
meminta agar Hwa Shin bisa tidur denganya.
“Benarkah? Apakah tidak masalah?” ucap Hwa Shin tak percaya, Na Ri pikir sudah mengatakan
beberapa kali.
“Apakah tidak masalah kalau aku tak bisa memilih anak?” ucap Hwan Shin, Na Ri menegaskan
kalau tak masalah.
Hwa Shin tak percaya akan turun dari tempat tidur, Na Ri
mendorongnya meminta agar Hwa Shin percaya padanya. Tapi Hwa Shin tetap tak
percaya ingin menolaknya. Na Ri berjanji akan mulai akan
menjaganya. Hwa Shin tetap menolaknya, Na Ri heran Hwa Shin
terus menolak dan mulai membuka mantelnya, lalu meminta tolong Hwa Shin karena
tak bisa mengeluarkan kepalanya.
“Kenapa kau selalu saja mengenakan
pakaian yang terlalu ketat?” keluh Hwa Shin
membantu Na Ri membuka bajunya.
Na Ri pun hanya mengunakan pakaian dalamnya, Hwa Shin
mulai mengelus rambut Na Ri, tapi merasa tidak
bisa melakukannya. Na Ri kembali mendorong Hwa Shin
memperingatkan agar Berhenti
bicara seperti itu, lalu memberikan ciuman di pipinya. Hwa Shin bertanya apakah Na Ri pikir ia sungguh
mampu membuatnya bahagia. Na Ri meminta Hwa Shin tak perlu jual mahal lagi dan
memberikan ciuman pada pipi kanan.
Hwa Shin tetap mengatakan tak akan menikahi Na Ri, Na Ri
tersenyum lalu meminta agar mengangkat tanganya, Hwa Shin mengangkat tanganya.
Na Ri menarikan kerah mantel Hwa Shin sampai ke mulut dan mencoba menariknya.
Hwa Shin menegaskan tak akan menikahinya, Na Ri tak peduli dan berusaha membuka
baju Hwa Shin. Akhirnya Hwa Shin pasrah membiarkan agar
membuka bajunya sendiri. Na Ri sempat memalingkan wajah malu saat Hwa Shin
bertelanjang dada.
Na Ri buru-buru menutup dengan selimut karena malu dan berbaring
bersama Hwa Shin diatas tempat tidurnya. Hwa Shin meminta agar Na Ri jangan
mengunakan kaos yang berkerah panjang dan ia juga tak akan memakainya lagi karena
sulit melepaskanya. Na Ri hanya bisa tersenyum.
“Apa Kau yang menang atau aku yang
kalah?” ucap Hwa Shin
“Kita sudah menyatu” kata Na Ri, Hwa Shin pun mulai menciumnya
“Jangan menghilang sendirian lagi.” Ucap Na Ri, Hwa Shin menjawabnya dengan ciuman
“Kau harus makan ikan teri.” Kata Na Ri, Hwa Shin tertawa lalu menganguk dan kembali
menciumnya
Na Ri meminta agar Hwa Shin juga
harus tidur dengan baik. Hwa Shin pun mencium Na Ri
dengan segenap rasa cintanya dan terlihat celananya pun jatuh dari atas tempat
tidur.
bersambung ke episode 24
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar