PS : All
images credit and content copyright : TVN
Siaran
memberitahu Suhu sekarang ini turun sampai 22°C dan cuaca semakin dingin dan
berpesan agar semua pendengar Jangan sampai kedinginan dan demam. Diluar
terlihat banyak salju, Eun Tak masuk ruangan, dua juniornya kebingungan karena
penyiar harusnya mengatakan 2°C. Eun Tak pikir dirinya yang salah karena salah
menuliskanya.
Dua
juniornya panik saat melihat kepala produser datang keruangan , Eun Tak pikir
keduanya tak perlu khawatir karena akan tanggung jawab.
Kepala PD
langsung memarahi siaran yang "Suhu
turun menjadi 22°C dan cuaca semakin dingin." Menurutnya itu tak masuk
akal. Eun Tak hanya bsia tertunduk meminta maaf. Kepala PD menduga Eun Tak itu
sedang berkencan.
“Apa kau
pikir ini musim semi Dan pikiranmu bunga bermekaran?” ucap Kepala PD terus
memarahinya, Eun Tak hanya bisa meminta maaf. Tiba-tiba juniornya menjerit saat
melihat ponselnya.
“Daebak!
Apa ini?Ji PD-nim, apa kau itusemacam penyihir?Semuanya ada dimedia sosial. Di
luar gedung kantor kita, Suhunya tepat 22°C...Dan bunga bermekaran di musim
salju.” Ucap Juniornya. Eun Tak benar-benar kaget bisa berubah secepat itu.
Eun Tak
keluar dari kantornya dan melihat banyak orang yang sedang selfie karena
terlihat bunga sakura yang bermekaran. Di depanya terlihat Kim Shin sedang
berdiri menatapnya, Kim Shin tak mendekat memilih untuk pergi meninggalkanya
setelah saling menatap.
Berita di
TV disiarakan “ Hari ini suhu di Sangam-dong mencapai 22°C.<Perubahan cuaca
seperti ini pernah terjadisebelumnya pada sembilan tahun lalu... dan para
pejalan kaki meluangkanwaktu sejenak untuk menatap bunga tersebut.”
Eun Tak
duduk di cafe sambil menelp membahas tentan
jumlah pendengar makin merosot. Jadi harus cara agar pendengartetap
menikmati acara mereka.
Seorang
pelayan membawakan lilin untuk tiap meja, Eun Tak langsung meniupnya lalu
teringat dengan pria yang berdiri didepan gedung sambil menatapnya,
bertanya-tanya Siapa sebenarnya pria itu. Saat akan mengambil minumnya,
seseorang mendekatkan pada tanganya. Kim Shin sudah duduk didepan Eun Tak.
“Kenapa
kau duduk di sana?” ucap Eun Tak binggung. Kim Shin menjawab kalau itu
karena ada seseorang memanggilnya untuk
datang.
“Berarti,
itu masalahmu. Aku tidak ingin kau di sini. Apa orang itu... tidak datang
kesini.” Kata Eun Tak yang tak mengenal Kim Shin
“Dia ada
disini. Dia datang, tapi dia tidak mengenaliku.” Ucap Kim Shin menatanya, Eun
Tak bisa mengerti
“Aku
merasa kasihan padamu..., tapi aku sudah janji ketemu orang disini. Pacarku
sebentar lagi datang.” Ungkap Eun Tak tak ingin diganggu.
Kim Shin
seperti tahu kalau Eun Tak tidak punya
pacar. Eun Tak memilih sibuk untuk memeriksa emailnya, karena ketahuan
berbohong. Ia pun teringat dengan Kim Shin yang sudah potong rambut ternyata
dan hampir tidak mengenalinya, Kim Shin pikir Eun Tak masih tidak mengenalinya.
“ Aku
mengenalimu. Tapi... Kau tadi ada disana sebelumnya, 'kan?” ucap Eun Tak
mengingat Kim Shin yang berdiri didepan gedung radionya.
“Aku
memang selalu ada kapanpun dan dimanapun.” Kata Kim Shin, Eun Tak membahas
tenang di luar gedung saat suhunya 22°C.
“Aku
kesana buat melihat seseorang. Aku Sangat merindukannya.... Kalau aku
melihatnya, kukira dia akan berlari ke dalam pelukanku.Tapi karena aku tahuitu
tidak akan terjadi..., maka hatiku terasa sakit.” Ungkap Kim Shin.
Eun Tak
heran kenapa Kim Shin malah menceritakan itu padanya. Kim Shin beralasan kalau
sebelumnya Eun Tak yang bertanya. Eun Tak pun bertanya balik apakah Kim Shin
tak memesan minuman.
Kim Shin
pun menerima segelas minuman, Eun Tak
yang ada disampingnya mengeluh Kim Shin yang bahkan tidak punya uang 5000 won
dan harusa ada di kafe. Kim Shin mengaku kalau dompetnya itu tertinggal di
jaketnya dan karena terburu-buru jadi tertingga. Eun Tak tetap saja terlihat
kesal.
“Maaf,
dan terima kasih minumannya. Nanti kutraktir kau di kafe ini...” ucap Kim Shin
“Aku tidak
akan bertemu denganmu lagi. Lalu Kau pulang lewat mana?” kata Eun Tak, Kim Shin
menunjuk ka arah kanan, Eun Tak langsung bergegas pergi ke arah kiri tanpa
pamit. Kim Shin menghela nafas karena seharusnya Eun Tak bisa lebih lama
denganya.
Kim Shin
buru-buru datang ke tempat Wang Yeo meminjam uang 5000 won dan akan dikembalikan. Wang Yeo
sempat kaget tanpa banyak bicara memberikan uang pada Kim Shin agar segera
pergi. Kim Shin pun keluar membawa uangnya, Wang Yeo berteriak karena Kim Shin
lupa menutup kedai tehnya.
Esoknya,
Kim Shin kembali datang meminta uang 10ribu won karena membutuhkan untuk membeli
buku. Wang Yeo pun memberikannya dan masih sibuk dengan barang yang belum bisa
di perbaikia padahal sudah memanggil tukang servis.
Kim Shin
akhirnya kembali datang meminta uang 100ribu won untuk membeli daging. Wang Yeo
tak bisa lagi menahan amarahnya, menurutanya Pasti ada alasan kenapa dewa tidak
menghapus ingatanya. Kim Shin merasa sedih karena Wang Yeo berkata seperti itu
karena terpaksa mengambil pilihan terakhirnya.
“Kau
tidak boleh lagi mengumpulkan emas batangan seperti yang dulu kau lakukan. Emas
batangan itu punya nomor seri dan tidak dapat diperdagangkan.” Tegas Wang Yeo
“ Aku
bingung sekali. Apa cuma itu yang bisa kulakukan?” kata Kim Shin memikirkannya
lalu seperti menemukan sesuatu.
Duk Hwa
ketakutan diri dibalik Sek Kim, kebinggungan karena rumahnya ini sangat aman
dan dijaga dengan sistem keamanan yang tinggi dan bertanya pada Kim Shin bisa masuk. Sek Kim bertanya siapa pria itu
yang datang menemuinya.
“Aku...air
dan api..., terang dan gelap. Aku ini Yu Shin Jae, bagimu. Dan aku Kim Shin,
bagimu.”ucap Kim Shin
“Apa kau
itu paman yang diceritakan kakekku?” kata Duk Hwa
“Dia
rupanya orang yang tertulis dalam wasiat mendiang Ketua.” Ucap Sek Kim, Duk Hwa
kaget kakeknya memiliki surat wasiat.
“Bukan hanya
wasiatnya saja tapi juga wasiat-wasiat dari leluhur-leluhurnya.” Jelas Sek Kim
Flash
Back
Sek Kim
membaca surat yang ditinggalkan oleh Tuan Yu “Jika ada seseorang yang nama
keluarganya Kim dan nama belakangnya Shin menemuimu lalu berkata dia kemari untuk
mengambil harta bendanya.. berikanlah harta benda itu padanya. Semua harta
benda yang kutinggalkan di dunia ini adalah miliknya. Dia akan menemuimu di
saat hujan dan pergi sebagai api biru.<Pada saat itulah, kau pasti tahu
dialah si Kim Shin itu.”
Keduanya
kebinggungan melihat kaca jendela basah karena hujan yang turun. Kim Shin
mengaku sangat merindukan Ketua malam ini. Ia berkata tidak ingin perusahaan
menurutnya Keluarga Yu yang mendirikan perusahaan itu jadi sekarang perusahaan
milik Duk Hwa
“Semua
yang kubutuhkan adalah rumahku, identitasku, kartu kredit, dan keponakan.” Kata
Kim Shin dengan mengeluarkan api dari tubuhnya. Keduanya makin binggung melihat
Kim Shin.
“Aku akan
menghormati keinginan ketua. Aku akan memberikanmu sebuah rumah, identitas, dan
kartu kredit.” Ucap Sek Kim, Kim Shin pun menegaskan kalau Duk Hwa adalah
keponakannya.
“Jadi
begini... Tak apa kalau kau tak tahu.” Kata Duk Hwa, Kim Shin bertanya apa yang
tak diketahuinya. Duk Hwa seperti tak bisa memberitahukanya.
Eun Tak
kena marah lagi oleh Ketua PD dengan ucapanya
ditelp, karena hal itu membuat website mereka dibanjiri keluhan. Eun Tak
merasa sudah mengirim satu set pisau dapur tapi malah terus menelepon meminta
sertifikat hadiahnya membuat Para penulis tidak bisa fokus melakukan pekerjaan
mereka.
“Terus
masalah ini bagaimana?Apa Kau pikir kami membayarmu dengan uang yang kami gali?
Perusahaan pisau dan perusahaan pakaian ingin... menarik iklan mereka dari
radio kita. Bagaimana Kau mau tanggung jawab? Cari perusahaan apapun
sebisamu... untuk mensponsori dan memasang iklan di acaramu. Kalau kau tidak
bisa, kau kupecat.” Ucap Ketua PD. Eun Tak seperti tak bisa menahan amarahnya
memanggil Ketua PD.
“Saya
akan melakukannya. Walau ini tidak mudah, akan saya usahakan.” Kata Eun Tak
akhirnya merendam amarah dengan akan mencari seponsor.
Eun Tak
bersandar ditoko buku melihat proposal pengajuan sponsor, saat itu Kim Shin
sedang mengambil sebuah buku dan tersenyum ketika Eun Tak bisa mengetahui
keberadaanya. Keduanya pun keluar dari toko buku, beberapa anak remaja sedang
membahas pria-pria yang menganjak berkencan.
“Mereka
pasti senang sekali.” Komentar Eun Tak, Kim Shin hanya menahan tawanya. Eun Tak
binggung kenapa Kim Shin malah tertawa.
“Karena
lucu.” Ucap Kim Shin, Eun Tak tahu kalau remaja itu lucu. Kim Shin menjelaskan
bukan pelajar itu
“Tapi...,
bukannya kau harus mengembalikan 5000 won-ku?” kata Eun Tak
“Kalau
aku tak mengembalikannya, apa kita bertemu lagi? Apa kau mau menemuiku buat
mengambil uangnya?” ucap Kim Shin, Eun Tak membenarkann
“Kau tahu
apa maksudku, 'kan?” kata Eun Tak, Kim Shin mengaku tak tahu
“Maksudku
aku akan melaporkanmu pada polisi kalau hal ini terjadi lagi. Aku tidak tahu
kenapa kita selalu bertemu.”ungkap Eun Tak, Kim Shin hanya tersenyum karena Eun
Tak benar-benar tak mengingatnya dan berbeda sikapnya dengan yang dulu.
Eun Tak
binggung kenapa Kim Shin tersenyum lagi, Kim Shin mengaku karena dirinya senang
dan momen yang luar biasa, serta semuanya sempurna. Eun Tak binggung merasa
kalau menghindarinya hal yang paling menguntungkan lalu bertanya akan pulang
lewat mana.
Kim Shin
seperti tak ingin Eun Tak akan pergi lagi, lalu mengaku sebagai pengemar berat
dan suka mendengarkan siaran radionya. Eun Tak dibuat binggung karena darimana
Kim Shin mengetahui kalau ia kerja diradio.
“Kau
mencurigakan sekali sekarang.Kukira kau itu aktor sebelumnya. Apa Kau bukan
aktor ternyata? Lalu apa pekerjaanmu?” ucap Eun Tak heran
“Jadi... Aku
bekerja di sana.” Ucap Kim Shin menunjuk sebuah gedung yang ada dekatnya. Eun
Tak inin tahu apa tugasnya
Kim Shin
mengaku sebagai atasan dan sebelumnya melihat Eun Tak memegang berkas, meminta
agar diberikan padanya karena itu pasti mengenai sponsor dan akan membuktikan kalau
dirinya atasan di perusahan itu.
Eun Tak
bertemu dengan Sek Kim dalam ruangan. Sek Kim mengaku Sebenarnya staf yang biasanya menandatangani
ini. tapi presdir secara khusus memintanya agar menandatanganinya. Eun Tak
kaget mengetahui Kim Shin itu adalah Presdir lalu bertanya Apa dia bekerja di
kantor pusat.
“Dia
tidak datang untuk bekerja.” Kata Sek Kim
“Jadi
bagaimana aku harus menunjukkan rasa terima kasihku? Sejujurnya aku saja tidak
tahu nomor teleponnya.” Ungkap Eun Tak merasa tak enak hati.
“Tapi,
kenapa dia memintaku harus menandatangani dokumen-dokumen ini?” ucap Sek Kim
heran, Eun Tak juga tak mengerti. Sek Kim berpikir kalau Eun Tak bisa
memberikan nomor kontak agar Kim Shin bisa menghubunginya.
Eun Tak
menanyakan nama pria yang sering ditemuinya, Sek Kim dibuat binggung merasa
kalau orang terlihat aneh bertemu dengan Kim Shin, llau menyebut nama Yu Shin
Jae. Eun Tak pun mengucapkan terimakasih.
Eun Tak
masuk ke dalam ruangan, Semua juniornya memberikan tepuk tangan karena Eun Tak
berhasil mendapatkan sponsor. Eun Tak
merasa seperti mendapatkan keajaiban yang tak bisa menjelaskannya. Penulis pun
senang karena acara mereka akan bertahan. Semua memuji Eun Tak yang sangat
hebat. Penulis pun mengajak mereka menyelesaikan proyek mereka.
Eun Tak
melihat berkas topik acara yang tujuanya menemukan seseorang yang dicari dngan
mengirimkan cerita pada mereka menurutnya itu bagus. Rekan kerja pikir mereka
bisa mencari Foto di ponsel dengan mengantur ceritanya dengan menceritakan
sebuah ketulusan.
Eun Tak
diam-diam melirik ponselnya terus menerus, Penulis Oh bertanya Eun Tak sedang
menunggu telp dari siapa. Eun Tak sedih karena Kim Shin tidak menelepon.
Eun Tak
dan Pengacara Kim minum bersama, Pengacara Kim pikir juga harus memulai
pencarian cintanya begitu jug Eun Tak
harus mencari orang yang bernama Kim Shin. Eun Tak seperti masih ragu
apakah ia harus melakkanya. Pengacara Kim masih tak yakin kalau tulisan itu
dari tangan Eun Tak.
Eun Tak
pikir kalau merasa itu tulisan yang aneh, Pengacara Kim memastikankalau itu
bukan ulah hantu karena waktu sekolah bisa melihatnya. Eun Tak mengaku sudah
tak bisa melihat hantu selama 9 atau 10 tahun lalu mengoda temanya kalau
dibelakangnya ada hantu. Pengacara Kim menjerit ketakutan.
Eun Tak
membaca kembali tulisanya [Kau harus ingat bahwa Kau pengantinnya.] Ia
bertanya-tanya siapa sebenarnya orang itu dan kenapa harus ia jadi pengantinya.
Kim Shin
terdiam teringat saat Eun Tak mengatakan ada urusan dan tak tahu kapan akan
kembali ke kanada jadi meminta agar Kim Shin menunggunya. Wang Yeo memberitahu
kalau Kim Shin bisa membuang surat itu. Duk Hwa pikir nama pamanya itu Ji Eun
Tak merasa heran karena namanya banyak sekali.
“Kau saja
yang antar surat itu padanya.” Ucap Kim Shim pada Wang Yeo.
“Kalau
aku yang memberikan surat itu padanya, aku harus bicara apa ke dia?” kata Wang
Yeo binggung,Duk Hwa mengangkat tangan akan memberikanya.
“Kalau
begitu, berikan ke Sunny saja dan minta dia menitipkan surat ini ke Eun Tak.
Lagipula, mereka tinggal di apartemen yang sama dan tetanggaan sekarang.” Saran
Kim Shin
“Itu tak
ada pengaruhnya, tapi Malah nanti tambah mencurigakan.” Ucap Wang Yeo, Duk Hwa
kembali mengangkat tangan menurutnya hanya dia yang tidak aneh karena pemilik
bangunan.
“Karena
ini sudah terlanjur aneh, sebaiknya kau saja yang menyerahkan surat itu karena
kau orang yang paling aneh.” Kata Wang Yeo, Duk Hwa tetap mengajukan dirinya
karena menurutnya pemilik restoran ayam itu sangat cantik.
Keduanya
tetap tak mengubris Duk Hwa yang mengantarnya. Kim Shin memberitahu kalau
Setelah sembilan tahun, Wang Yeo akhirnya punya alasan untuk bertemu dengannya.
Duk Hwa memanggil dua pamannya yang tak mendengar ucapanya. Wang Yeo hanya diam memikirkan perintah Kim Shin
Wang Yeo
akhirnya datang ke restoran tempat Kim Sun, seorang pelayan datang menyapanya.
Wang Yeo menanyakan keberadaan bosnya. Pelayan itu memberitahu kalau tak datang
hari ini. Wang Yeo kembali datang ke esokan harinya menanyakan keberdaan Kim
Sun.
Pelayan
memberitahu kalau hari ini juga tidak akan datang dan menanyakan keperluanya.
Wang Yeo memilih untuk diam. Esok harinya lagi, Wang Yeo kembai datang
menanyakan Kim Sun, Pelayan kembali memberitahu Kim Sun yang tidak datang hari
ini dan ingin tahu namanya atau menyarankan akan menelp bosnya. Wang Yeo pikir tak perlu dan memberikan surat
untuk Eun Tak pada pelayan.
Wang Yeo
berjalan sedih karena tak bisa bertemu dengan Kim Sun, lalu berjalan ke arah
jembatan melihat sosok Kim Sun yang berjalan didepanya, lalu memanggil temanya
dan berjalan pergi. Seperti Kim Sun tak mengenalinya.
Ia pun
melihat Kim Sun yang berjalan didepanya dengan membawa bonek, matanya juga
melihat Kim Sun yang sedang berjualan boneka. Saat itu pun tersadar kalau
ternyata karena kerinduanya melihat semua orang seperti wajah Kim Sun.
Tiba-tiba
Kim Sun yang sebenarnya lewat disamping Wang Yeo, Kim Sun sempat berhenti dan
saling menatap dengan Wang Yeo tapi karena tak kenal memilih untuk pergi, Wang
Yeo pun hanya bisa menangis sedih.
Kim Sun
datang ke kantor Eun Tak memberikan suratnya, Eun Tak binggung apa yang
dibawanya. Kim Sun menceritakan kalau Surat
itu tidak datang ke tempat resto yang baru, tapi ke tempat yang lama Dan
ternyata pemilik bangunan itu menitipkannya pada pria tampan lalu membawakan itu ke restorannya, karena sudah
memeriksa CCTV.
“Kau
bilang Tempat resto yang lama? Dimana itu?” tanya Eun Tak binggung
“Itulah
anehnya Tapi ini surat internasional, Kau saja tak pernah ke restoran lama itu
bahkan Dia juga sangat tampan, dan itu malah tambah aneh.” Ungkap Kim Sun
seperti mulai jatuh cinta kembali dengan Wang Yeo. Eun Tak masih binggung tapi
di bagian depan surat memang itu tulisan
tangannya
Eun Tak
membaca surat yang dikirimkanya dari kanada untuk ibunya.
“Halo...Ibu..
Ibuku yang cantik yang selalu khawatir padaku. Bagaimana rasanya di surga? Apa
sama seperti dunia ini? Aku sekarang ada di Kanada dan menulis surat buat Ibu.
Kalau Ibu tahu bagaimana aku bisa datang kesini..., pasti Ibu sangat kaget. Hanya
dengan membuka satu pintu saja..., maka aku bisa masuk ke tempat seperti surga
ini. Asalkan aku bersama Ahjussi.”
“Akhirnya
ada orang yang menanyai kabarku.Ibu mungkin khawatir dan merasa kasihan padak kalau
aku melihat sesuatu yang harusnya tak kulihat..., tapi Ibu tak usah khawatir
sekarang Karena hal itulah yang membuatku istimewa bagi seseorang. Aku
baik-baik saja. Dan semuanya akan membaik. Aku akan menjalani kehidupan yang
baik dan lebih bahagia daripada orang lain. Kita harus bertemu lagi suatu hari
nanti, ya. Aku mencintaimu, Ibu. -Dari Kanada, putri Ibu, Eun Tak.-
Eun Tak
binggung karena dirinya juga tidak punya paspor dan surat itu dikirm dari
Kanada, menurutnya semua ini terlalu menakutkan. Lalu ia teringat dengan
bukunya dan membandingkan kembali tulisan yang harus mengingat nama Kim Shin.
“Apa
Ahjussi itu...Kim Shin? Apa sebenarnya yang terjadi 9 tahun lalu? Siapa
sebenarnya yang kulupakan?” ucap Eun Tak bertanya-tanya mencari Kim Shin dengan
tubuh yang tinggi.
Saat itu
ponselnya berdering dari nomor yang tak dikenal. Eun Tak mengangkatnya dan Kim
Shin menyebutkan namanya Yu Shin Jae. Eun Tak tak percaya orang yang
ditunggunya akhirnya menelp dan meniup lebih dulu lilin yang dinyalakan pada
meja kerjanya. Kim Shin terlihat sudah pindah ke bagian ruang depan sempat
kebingungan dan melihat Eun Tak duduk membelakanginya.
“Apa
mungkin, kau menunggu telepon dariku?” goda Kim Shin yang bisa melihat Eun Tak
terlihat senang menerima telpnya.
“Aku
sibuk.. jadi lupa kalau memberikan nomorku padamu.” Kata Eun Tak jual mahal
padahal terlihat senyuman bahagia menerima telp Kim Shin lalu mengucapkan
terimakasih atas bantuanya.
“Kalau
begitu, apa kau mau jalan-jalan denganku? waktu itu kau bilang tinggal dimana?”
kata Kim Shin sedikit panik meliha Eun Tak yang berdiri dan buru-buru bersembunyi dibalik dinding.
“Aku
tidak pernah memberitahumu tempat tinggalku dimana.” Ucap Eun Tak.
Kim Shin
pun ingin tahu tempat tinggalnya, Eun Tak mengaku tinggal di dekat Incheon Art
Platform. Kim Shin pura-pura tak tahu keberadaan Art Platform. Eun Tak merasa Kondisi
kehidupannya cukup rumit dan ingin tahu keberadaan Kim Shin sekarang. Kim Shin
dengan senyumanya mengatakan Akan berada
di dekat Art Platform sekitar setengah jam lagi.
“Apa kau
sekarang mengajakku berkencan?” ucap Eun Tak, Kim Shin membenarkan.
“Aku
sudah memutuskan... untuk mengencanimu.” Kata Kim Shin blak-blakan, Eun Tak pun
meminta Kim Shin menelpnya kalau memang sudah dekat. Kim Shin memberitahu kalau akan datang Sekitar
setengah jam dari sekarang, Eun Tak tak sadar kalau selama ini hanya menelp
dengan dinding pembatas ruangan dan mempersiapkan diri menyemprotkan parfum
pada badanya.
Keduanya
akhirnya berjalan bersama, Kim Shin berkomentar kalau menyukai aroma parfum
yang digunakan Eun Tak. Eun Tak pikir aroma
ini yang disukai wanita dan merasa kalau Kim Shin pasti tahu banyak soal parfum
wanita.
“Apa kau
tidak suka kalau aku tahu banyak soal parfum wanita?” tanya Kim Shin, Eun Tak
pikir tak berhak menilai Kim Shin karena ia bukan siapa-siapa.
“Hanya
kau wanita yang tahu nomor teleponku” akui Kim Shin, Eun Tak tak percaya
mendengarnya menurutnya itu Aneh.
“Tidak
ada yang aneh soal itu. Kita saja baru berbicara di telp tadi, Karena biasanya
aku tak butuh telepon. Aku dulu berada di tempat yang tak ada ponsel, Yang ada
hanya salju yang banyak.” Cerita Kim Shin,
Terdengar
seperti bunyi alarm dari ponsel Eun Tak, Ia berhenti sebentar mengeluarkan obat
dan meminumnya, karena selalu lupa jadi harus teratur meminumnya. Kim Shin
binggung bertanya untuk apa obat itu. Eun Tak pikir bisa disebut obat untuk
perasaannya. Kim Shin dengan wajah khawatir bertanya Sudah berapa lama dan ingin tahu kenapa Eun
Tak harus meminum obat.
“Sejujurnya,
aku tidak tahu, kenapa sakit ini bisa bermula. Kau boleh lari saja, dan tak
usah bertemu aku lagi. Aku jujur padamu, agar aku bisa memberimu kesempatan. Aku
ini aneh, kan?” kata Eun Tak seperti tahu jarang ada pria yang menyukai
keanehanya.
“Akan
kutunjukkan padamu kalau aku orang yang lebih aneh.” Ucap Kim Shin dengan
senyumanya.
“Aku
sebentar lagi mau berlibur. Aku bilang terlebih dulu padamu siapa tahu kau
besok-besok mau ke dekat Art Platform” jelas Eun Tak
Kim Shin
bertanya mau kemana Eun Tak pergi, Eun Tak memberitahu kan pergi Ke luar negeri
dan untuk pertama kalinya, jadi sangat
gugup. Kim Shin tersenyum menyarankan kalau Eun Tak tidak akan gugup walauppun
ini kali pertamanya, menurutnya Eun Tak pasti akan terbiasa seolah-olah sudah
pernah datang kesana dan yakin pasti akan bersikap seperti orang yang memang
tinggal disana. Eun Tak
merasa kalau Kim Shin itu belum mengenal baik tentangnya, Kim Shin meminta agar
Eun Tak percaya padanya saja.
Eun Tak pun mengambil foto lebih dulu sebagai
visa, lalu ia pun mengirimkan surat cuti pada kantornya. Setelah
itu Eun Tak duduk bersama Kim Sun sambil makan buah jeruk. Eun Tak merasa
seperti ada hal di sana yang ingin dilihat. Kim Sun bertanya memangnya apa yang
ada disana. Eun Tak pikir karena tak mengetahuinya, jadi akan pergi kesana. Kim Sun mengerti
kalau Eun Tak tak tahu maka harus mendatanginya untuk mencari tahu.
“Kau tahu
'kan...,kalau kau pakai jaket yang ada tudungnya bisa bermasalah dengan hukum
internasional? Ini perjalanan pertamamu ke luar negeri. Kita harus membuatmu
trendi.”kata Kim Sun, Eun Tak menyetujuinya.
“Tapi...,uangmu
banyak karena bisnismu sukses. kenapa kau tidak pindah?” tanya Eun Tak
binggung, Kim Sun pikir Eun Tak belum mengetahuina.
“Aku yang
punya bangunan ini dan sudah membelinya.” Ucap Kim Sun, Eun Tak pikir tak
mungkin mengetahuinya karena Kim Sun sudah mengatakan 100 kali.
“Aku
bertanya kenapa kau tidak pindah.” Jelas Eun Tak, Kim Sun merasa repotkan untuk
pindah dan juga punya fobia terhadap rumah baru. Eun Tak pikir bukan itu alasan
sebenarnya.
Sebelum
pergi Eun Tak pergi berbelanja lebih dulu, sesampaikan dikanada langsung menuju
hotel dan kebagian receptionist, dengan membawa suratnya memberitahu telah
menerima surat yang dikirimkan dari hotel itu.
Pegawai
itu memberitahu kalau itu memang dari hotel mereka melihat alamat bagian depan.
Eun Tak yang sedikit fasih mendengar wanita itu bicara bahasa korea cukup
senang mendengarnya. Pegawai itu memberitahu kalau Pemilik hotel adalah orang
Korea.
“Kami
sudah memperbaiki kotak surat di setiap lanta dan menemukan beberapa surat. Tapi
kami belum pernah menemukan satu surat yang dari 10 tahun lalu.”jelas Si
pegawai membawa Eun Tak kebagian kotak surat hotel
“Darimana
kau tahu kalau surat ini dari 10 tahun lalu?” tanya Eun Tak binggung
“Desain
amplop surat itu memang desain amplop 10 tahun lalu. Pasti itu surat yang
memiliki kenangan berhargaMaaf karena suratnya sampai terlalu lama.” Jelas Si
pegawai
“Tak apa.
Pasti ada alasan kenapa surat ini lama terkirim. Dewa punya alasan bagi setiap
tindakan. Bukankah ada orang yang bilang begitu? Tapi aku juga tidak ingat pernah
dengar itu dari siapa.” Ucap Eun Tak juga merasa binggung.
Eun Tak pun
akhirnya masuk kamar dan melonggo melihat kamar hotelnya yang terlihat sangat
nyaman, lalu pergi berjalan-jalan menikmati kota kanada yang cerah. Sementara Wang Yeo
berdiri diatas jembatan seperti ingin mengingat pertemuanya dengan Kim Sun. Kim
Sun duduk sendirian dalam restoran minum Soju.
Eun Tak melewati sebuah jalan lalu berjalan mundur melihat sebuah pintu
seperti merasakan sesuatu tapi tak mengingatnya.
Tiba-tiba
Kim Shin keluar dari pintu Hari ini aneh sekali. Kim Shin gugup melihat Eun Tak
ada didepanya dan tak bisa kembali lagi. Eun Tak mengeluh merasa kalau harinya
aneh lalu bertanya kenapa merkea bisa bertemu lagi sekarang. Kim Shin mengaku
kalau sedang dalam perjalanan bisnis.
“Aku
datang buat mencari referensi untuk desain perabotan kami.” Ucap Kim Shin
mencari alasan. Eun Tak tahu kalau Kim Shin hanya bicara omong kosong saja. Kim
Shin akhirnya menanyakan kabar Eun Tak lebih dulu
“Apa
mungkin...kau mengikutiku?” tanya Eun Tak
“Kalau
benar, apa aku akan ditangkap polisi?” ucap Kim Shin panik, Eun Tak benar-benar
binggung dengan tingkah Kim Shin
“Aku ini
bukan orang jahat.” Ucap Kim Shin menyakinkan.
Eun Tak
pikir tak mungkin bisa mengetahuinya,
Kim Shin pikir Eun Tak akan tahu tentang kalau mereka pergi bersama. Eun
Tak pikir tidak punya alasan pergi
bersamanya. Kim Shin mengingatkan kalau perusahaanya mensponsori acara radio Eun Tak dan
mengatakan waktu itu akan mentraktirnya.
“Presdir, apa ini pertama kalinya kau di Kanada? Kalau begitu, kita
lewat sini.” Ucap Eun Tak dengan senyuman menunjuk jalan.
bersambung ke episode 15
Tidak ada komentar:
Posting Komentar