Penyidik
Oh membahas tentang Cahaya itu dari sebuah ponsel kalau mereka menemukan
seorang korban dalam bahaya dan ingin tahu siapa yang itu. Bong Hee mencoba
mengingatnya tapi benar-benar lupa, Semua yang ada diruangan langsung menghela
nafas panjang.
Tiba-tiba
Penyidik Oh berteriak “Siapa di sana?” lalu keluar dari ruangan memberitahu Hee
Kyung kalau mereka sudah terekspos. Hee Kyung melihat dari CCTV sudah banyak
orang yang ada didepan rumah, merasa heran wartawan bisa tentang tempat ini
akhirnya mereka pun buru-buru keluar.
Wartawan
ingin menerobos masuk ingin mengambil gambar dan Penyidik Oh berusaha
menghalanginya. Bong Hee keluar dari rumah, pengawal langsung menutupinya
dengan selimut. Hee Kyung memerintahkan Bong Hee untuk menundukkan kepala dan Bersembunyilah
dari wartawan. Bong Hee binggung karena dirinya tidak melakukan kesalahan.
Pengawal
membawa Bong Hee masuk ke dalam mobil, para wartawan didepan rumah langsung
menghentikan mobil dan mengajukan pertanyaan. Bong Hee terlihat panik melihat
banyak wartawan dan langsung menunduk menyembunyikan wajahnya.
Jaksa
Yoon masih sangat sedih mengingat kepergian adiknya sebagai korban kecelakaan
pesawat, mengingatkan kenangan dengan So Hee.
Flash Back
Tae Young
datang ke lokasi syuting sebagai karya pertamanya maka akan memberikan sebuah
hadiah, lalu memberikan sebuah kotak. So Hee kaget melihat isinya sebuah
kalung, Tae Young memperingatkan agar Jangan sampai hilang lagi karena memilik
cincin cincin pasangannya di jari kelingkingnya.
So Hee
mengeluh kakaknya itu seharusnya mencari pacar saja. Tae Young pikir tak ada
yang salah menyuruhnya agar memakainya sebelum syuting. So Hee mengucapkan
terimakasih pada sang kakak dan pamit pergi karena harus segera syuting.
Jaksa
Yoon masih sangat sedang mengetahui adiknya yang ditemukan di dekat garis
pantai, tapi bukan kecelakaan pesawat yang menewaskannya melainkan dibunuh.Sementara
Jaksa Cho meminta temanya agar menanyakan pada pihak rumah sakit berapa lama
prosesnya. Temanya memberitahu kalau mereka akan menyiapkan mobil, dan tidak
akan lama.
Saat itu
Tae Young melihat sosok Presdir Jang lewat didepanya dan mengingat saat
menonton TV Presdir Jang yang memberikan pernyataan menyangkal kalau merancang
kecelakaan ini sebagai sebuah sandiwara.
Presdir
Jang berjalan menuju lorong rumah sakit, diam-diam Tae Young terus mengikutinya
dari belakang sampai akhirnya Presdir Jang masuk ke dalam sebuah ruang
rawat. Tae Young melihat dari celah
pintu Presdir Jang mengenggam tangan seseorang dan berkata kalau akan menjadi
berita mengejutkan jika orang tahu pasien masih hidup dan berharap cepat
sembuh.
Tae Young
ingin membuka pintu saat itu datang seorang pria seperti seorang pengawal,
dengan tatapan sinis Pengawal seperti menyuruhnya pergi. Akhirnya Tae Young
berjalan pergi dengan wajah penasaran, saat itu Jaksa Cho dan temanya datang
dengan wajah panik karena mencari Tae Young.
“Maaf...
Bisa kau cari tahu siapa pasien di kamar itu?” ucap Tae Young menunjuk kamar
yang didatangi oleh Presdir Jang, Temanya ingin tahu alasanya.
“Tidak
terlalu serius tapi Pokoknya cari tahu identitasnya. Aku minta bantuanmu.” Kata
Tae Young, temanya pun mengangguk mengerti.
Ki Joon
membuat perangkap dengan kopernya saat kelinci mendekat menari talinya, tapi
gagal. Tapi ia tak mau menyerah mencoba kembali, untuk kesekian kalinya Ki Joon
akhirnya berhasil menangkap seekor kelinci yang masuk perangkapnya.
“Kami
akan segera memakanmu.” Teriak Ki Joon bahagia, tapi melihat wajah kelinci dari
dekat merasa binatang itu terlalu lucu.
Akhirnya
ia mengancam si kelinci untuk pergi dalam hitungan ketiga kalau tidak maka akan
memakannya atau memukul dengan ranting. Tapi si Kelinci tetap saja berada
disekitar Ki Joon tak mau pergi.
Akhirnya Ki Joon memutuskan akan memakan kelinci lucu itu.
Presdir
Hwang dan Ho Hang berada di pinggir pantai, Ho Hang berusaha menangkap ikan
dengan mengunakan baju sebagai jalanya tapi gagal. Presdir Hwang mengomel
karena Ho Hang tidak bisa menangkapnya padahal
hanya perlu mengangkat jalanya.
“Kau bilang
akan menangkap ikannya asal aku yang mengumpulkan mereka dan pernah
melakukannya di wamil.” Ucap Ho Hang karena melakukan sesuai dengan perintah
Presidr Hwang.
“Ini
bukan wamil... Kita di negeri asing... Segalanya berbeda di sini.” Teriak
Presdir Hwang marah
Ho Hang
hanya bisa meminta maaf. Presdir Hwang pikir kalau kakak Ho Hang tak
menyelamatkanya maka pasti sudah mati karena asap briket menurutnya lebih baik
mati saja. Ho Hang mengingat perkataan ibunya tak boleh bicara seperti itu
“Nenekku
dahulu suka mengatakan lebih baik mati daripada menua. Lalu dia sungguh mati
muda. Dia tersedak saat memakan sepotong kue ketan besar.” Cerita Ho Hang,
Presdir Hwang pun tak bisa berkata-kata lagi berteriak marah karena sangat
lapar.
Ki Joon
datang membawa koper besar, berteriak kalau membawakan makanan. Ho Hang dan
Presdir Hwang langsung berseri kalau yang dibawanya adalah daging. Ki Joon
membuka kopernya memperlihatkan isinya adalah buah kelapa, dua wajah pria yang
kelaparan langsung kecewa.
“Tadi aku
pergi menangkap kelinci, tapi ada hewan pemangsa. Jadi, aku membawa kelapa.”
Cerita Ki Joon
“Kenapa
tidak menangkap pemangsanya?” ucap Presdir Hwang
“Itu
tidak semudah dugaanku. Jadi Mari makan kelapa lagi hari ini dan ini kepala
lokal, Lezat jika semakin banyak dimakan.” Ucap Ki Joon yang menyarankan untuk
membakarnya karena mungkin rasanya akan seperti daging
Mereka
pun berada di pinggir pantai lainya, membakar kelapa tapi ternyata rasanya
tetap saja kelapa bukan daging. Presdir
Hwang pikir Rasanya lebih tidak enak saat dibakar. Ki Joon berjanji pasti akan menangkap hewan liar besok.
Presdir Hwang mengeluh Ki Joon yang selalu mengatakan “besok”
“Aku
harus bersyukur karena kita masih hidup jadi terima saja nasibnya” Kata Presdir
Hwang
“Menurut
kalian, apa penumpang lain sudah mati?” tanya Ho Hang
“Kalau
selamat, kita pasti sudah melihat mereka dan Kelihatannya pulau ini besar.”
Ucap Ki Joon menyuruh Ho Hang makan saja.
Presdir
Hwang tiba-tiba merasakan mencium sesuatu dibakar. Ki Joon pikir dirinya yang sedang
membakar kelapa. Presdir Hwang merasa ini bukan kelapa. Ki Joon mengeluh
Presdir Hwang yang mengatakan hal-hal yang aneh.
“Aku
mencium aroma daging dibakar.” Ucap Presdir Hwang, Ho Hang juga bisa menciumnya
bahkan Aromanya sama dengan restoran di depan kantor mereka.
Akhirnya
mereka berjalan dengan indera penciuman mencari tahu asal aroma daging bakar,
saat itu melihat sosok pria sedang membakar cumi. Presdir Hwang berteriak
memanggil Tae Ho yang ternyata masih hidup. Tae Ho pun tak percaya melihat tiga
orang lainya yang ternyata masih hidup.
Jaksa
Yoon kembali ke korea dengan menaiki pesawat, Jaksa Cho memberitahu Seorang
teman yang bekerja di kepolisian mengatakan salah satu orang yang hilang adalah
Seo Joon Oh, anggota Dreamers menurutnya Latar belakangnya menarik. Jaksa Yoon
tak mengerti maksud ceritanya. Jaksa Cho menjelaskan Ketika Shin Jae Hyun mati,
Joon Oh diinvestigasi oleh polisi.
Flash
Back
Tae Young
bertanya siapa pria yang akan di interogasi, temanya memberitahu kalau itu
leader grup Dreamers. Joon Oh membuka
maskernya, Tae Young bisa melihat dengan jelas wajahnya.
Jaksa Cho
menceritakan ada kasus bunuh diri seorang pria berusia 20-an bernama Shin Jae
Hyun dan Joon Oh sedang diinvestigasi, lalu bertanya apakah ia perlu
menyelidikinya. Tae Young pikir Investigasi
bertarget tidak menyenangkan. Jaksa Cho mengerti.
“Jakas
Yoon Itu pasti salah satu dari mereka, kan?” ucap Jaksa Cho menerka-nerka, Tae
Young pikir mereka masih belum tahu siapa yang hidup atau mati.
“Ada
orang-orang yang selamat di pulau itu bersama adikmu, Satu di antara mereka pasti
telah...” ucap Jaksa Cho tak bisa berkata-kata, Tae Young tahu maksudnya pasti
ada yang Membunuh adiknya.
“Jangan merasa
tidak enak mengatakannya. Tidak apa-apa kalau di antara kita.” Ucap Tak Young
tak ingin Jaksa Cho sungkan mengatakanya, lalu menyandarkan tubuhnya karena akan
tidur sebentar.
Jaksa Cho
binggung melihat Tae Young karena sebelumnya malah tersenyum, Tae Young mengaku
kalau tak ada yang baik dan sangat marah lalu berusaha memejamkan matanya.
Hee Kyung
memberikan secangkir teh untuk wartawan lalu minta maaf jika tempo hari timny
memperlakukan dengan buruk tapi itu karena datang tanpa pemberitahuan. Wartawan
mendengar berita kalau Ra Bong Hee kehilangan ingatannya. Hee Kyung terlihat
tegang.
“Apa
Karena itukah kau menyembunyikannya? Kau takut publik akan mengecammu jika
saksi korban satu-satunya itu amnesia?” ucap si wartawan
“Bukan
itu alasan persisnya. Apa yang akan terjadi jika kubeberkan ke publik?” ucap
Hee Kyung
“Itu akan
cukup menghibur.” Jawab Si wartawan
“Kau
bilang Menghibur? Apa yang begitu menghibur?” kata Hee Kyung wartawan pikir
Seluruh situasi ini menarik. Akhirnya Hee Kyung menanyakan nama si
wartawan. Wartawan menyebut nama Seo
Dong Min.
“Tuan Seo
Tahukah Anda alasanku mengetuai dewan ini?Karena aku adalah ketua Dewan
Penyidikan, mungkin masyarakat berasumsi bahwa tugasku adalah mengusut dan
mencari tahu kebenaran tentang kecelakaan itu. Tapi bukan itu tugasku.” Tegas
Hee Kyung, Dong Min terdiam mendengarnya.
“Tanggung
jawabku adalah membuat masyarakat melupakannya secepat mungkin. Membuat
masyarakat melupakan kematian para selebriti itu agar mereka dapat kembali ke
rutinitas sehari-hari. Itulah tugasku. Apa kau mengerti ucapanku?” ucap Hee
Kyung dengan wajah serius.
Dong Min
meras tidak terlalu mengerti. Hee Kyung menegaskan kalau dirinya berada untuk
menghibur orang bodoh seperti Dong Min jadi meminta agar jangan duduk dengan bersilang kaki dan
menyeringai kecuali berpikir bisa mengatasi ini. Jadi menurutnya lebih baik
Dong Min menyimpan masalah itu untuk menghadapi orang yang bisa diatasinya.
Bong Hee
kembali melakukan CT Scan, Dokter
melihat dari foto CT-nya, kurasa kondisinya mengalami banyak kemajuan lalu
bertanya apakah Bong Hee masih mengatakan tidak ingat apapun. Penyidik Oh
membenarkan kalau ingatannya yang hilang
masih belum pulih.
“Secara
medis, seharusnya ingatannya sudah pulih sekarang dan dia sudah ingat sekarang.
Dia sudah tidak menunjukkan gejala serebromeningitis.” Jelas Dokter, Saat itu
Bong Hee duduk diam diruang tunggu.
Saat itu
datang seorang wanita yang menemui Bong Hee, Penyidik Oh masih dalam ruangan
memastikan maksud ucapan dokter kalau ada
kemungkinan Bong Hee pura-pura tidak ingat padahal sebenarnya mengingat.
Diluar
ruangan Bong Hee binggung melihat wanita yang mendekatinya bertanya siapa
wanita itu. Wanita itu menjawab kalau ia adalah ibu Ha Ji Ah lalu bertanya
apakah anaknya masih hidup atau sudah mati. Bong Hee mengaku kalau tak
mengetahuinya dengan wajah ketakutan dan pergi
“Jangan
pergi. Jawab saja aku. Apa Ji Ah masih hidup atau sudah mati? Apa kau melihat
mayatnya? Kau tidak melihatnya, kan?” ucap Ibu Ji Ah dengan menguncangkan tubuh
Bong Hee, Bong Hee minta agar melepaskanya.
“Pasti
dia masih hidup! Jika sudah mati... Jika dia tidak pulang, maka keluargaku akan
mati kelaparan.” Jerit Ibu Ji Ah mengancam, Bong Hee terlihat benar-benar
ketakutan
Dokter
merasa kalau Secara medis situasi ini tidak masuk akal. Penyidik Oh meminta agar
jangan beri tahu Nyonya Jo mengenai ini untuk sementara waktu.
Ibu Ji Ah
tak terima kalau Bong Hee tak mengetahuinya, menurutnya pasti menyembunyikan
sesuatu dan melakukan sesuatu padanya. Bong Hee mengaku tak ingat apapun.
Penyidik Oh datang langsung menarik Bong Hee untuk pergi.
“Ingat kata-kataku!
Aku akan memastikan bahwa aku mengetahui semua perbuatanmu! Dan aku akan
menemukan Ji Ah. Kalian membuang waktu mencari orang-orang tidak berguna. Putriku
Ji Ah aktris favorit semua orang. Aku pasti akan menemukannya.” Teriak Ibu Ji
Ah sambil menangis , Bong Hee sempat terdiam akhirnya Penyidik Oh mengajak
mereka segera pergi.
Saat
keluar dari rumah sakit wartawan sudah menunggu, Penyidik Oh memberikan masker
pada Bong Hee agar segera memakainya. Bong Hee akhirnya sampai di depan
rumahnya menatap laut lepas didepanya, tiba-tiba dua orang pria datang
menemuinya.
So Hee
sedang berbaring seperti bermimpi naik ke bagian atap dan melihat Jae Hyun
sudah berdiri di tepi pagar permbatas. Jae Hyun bertanya apakah ia memercayai
orang lain. So Hee hanya menatapnya. Jae Hyun meminta agar jangan
mempercayainya karena Mereka akan
mengkhianatinya seperti mengkhianatinya sekarang.
Saat itu
Jae Hyun menjatuhkan diri dari atap gedung dan jatuh tepat diatas mobil. Joon
Oh menangis melihat Jae Hyun yang mati bunuh diri, sementara So Hee seperti
bisa melihat senyuman licik Joon Oh yang senang melihat Jae Hyun yang mati. So
Hee terbangun dari tidurnya, lalu melihat Joon Oh sedang memasak lalu segera
memalingkan wajahnya ke arah lain.
Joon Oh
seperti tak menyadarinya, memberikan makanan pada Ji Ah yang duduk didepan
bongkahan kapal. Menurutnya Aromanya tidak sedap, tapi rasanya cukup enak dan
bisa nambah lagi. Ji Ah mulai memakanya, merasa kalau tak ingin nambah karena
rasanya yang aneh. Joon Oh pikir Ji Ah itu belum terlalu lapar karena bisa
milih makanan.
“Mungkin
sudah tidak ada korban lain, kan?” kata Ji Ah sedih, Joon Oh tahu kalau Ji
Ah Pasti mencemaskan Tae Ho. Ji Ah pikir
tak mungkin kalau tidak mencemaskannya karena Tae Ho adalah pacarnya.
“Ji Ah...
Aku bukan mengatakan ini untuk menghiburmu tapi Aku yakin Tae Ho masih hidup,
bahkan Lee Yeol juga mendadak muncul.” Ucap Joon Oh
“Benar.
Sebelumnya aku juga mengira kau sudah mati.” Ungkap Ji Ah. Joon Oh mengeluh Ji
Ah bisa bicara semudah itu
“Terserah.
Apakah sebelum ini kau mengira aku masih hidup?” ucap Ji Ah, Joon Oh bisa
mengerti dengan mencubit bagian pipi Ji Ah seperti gemas terhadap adikny
Joon Oh
pikir pengemar Ji Ah mengetahui perangai buruknya itu. Ji Ah tahu karena semua
pengemar meminta agar mengumpat saat
bertemu dengan Joon Oh, menurutnya itu cukup seksi. Joon Oh meminta gar Ji Ah itutidak cedera
lagi karena kalau Ki Joon tahu tentang
cederanya maka... Ji Ah mengingat Ki Joon lalu bertanya-tanya apakah pria itu
masih hidup.
“Mari
kita meyakininya. Sampai kita bertemu dengan Ki Joon dan Tae Ho lagi, kau harus
menjaga dirimu baik-baik. Kau bahkan tidak punya obatnya.” Ucap Joon Oh dengan
senyuman agar bisa terus optimis.
So Hee
datang mendekati keduanya dengan tatapan sinis, Joon Oh pun menyapanya. So Hee
tak percaya Joon Oh masih bisa tersenyum padahal mereka hampir mati kelaparan.
Joon Oh heran berpikir dirinya itu harus menangis dalam keadaan seperti ini.
“Kau
bahkan tidak terlihat cemas dan masih bercanda.” Ucap So Hee sinis. Ji Ah
terlihat mulai marah dengan sikap So Hee.
“Apa Dia
sudah lupa soal Jae Hyun?” sindir So Hee, Ji Ah menyuruh So Hee agar menjaga
ucapanya, So Hee menyuruh Ji Ah diam saja. Joon Oh menahan keduanya agar tak
bertengkar
“So Hee,
aku ingat apa yang terjadi terhadap Jae Hyun. Aku tidak pernah melupakannya, dan
tidak mau melupakannya.” Tegas Joon Oh
“Kau
tidak boleh lupa karena Kaulah yang membuatnya mati. Aku yakin kau sanggup
membunuh orang lain. Lagi pula, ini pulau tidak berpenghuni. Mungkin sekarang
kau bisa tertawa dan bercanda karena kita punya persediaan dan bahan makanan. Tapi
bagaimana jika semuanya habis?" kata So Hee sinis
" Cuaca akan semakin dingin dan kita akan
kehabisan makanan. Bagaimana jika bertahan hidup menjadi lebih sulit? Apa Kau
masih bisa tersenyum seperti ini? Orang bisa saling membunuh demi menyelamatkan
diri sendiri..Aku melihat semuanya.” ucap So Hee dan seperti mengingat yang
dilihatnya kalau seseorang mencekik untuk bisa bertahan hidup. Joon Oh
penasaran apa yang dilihatnya.
So Hee
mengingat saat berlari dihutan melihat seseorang yang mencekik untuk bertahan
hidup, menurutnya Joon Oh itu pernah melakukannya sekali dengan membunuh
seseorang. Ji Ah dan Joon Oh hanya terdiam melihat So Hee yang pergi.
Flash Back
Joon Oh mengingat
saat memberikan penghormatan pada Jae Hyun,
So Hee memukul badanya dengan semua bunga dan menjerit histeris merasa
kalau Joon Oh adalah pembunuhnya. Semua berkumpul melihat Joon Oh yang masih
terus bersujud didepan foto Jae Hyun, sampai akhirnya satu persatu meninggalkan
ruangan. Joon Oh terlihat benar-benar terpukul dengan kepergiaan Jae Hyun yang
mati karena bunuh diri.
Bong Hee
membuat pisau dari batang kayu dan membersihkan isi perut ikan di pingir
pantai. Joon Oh datang ingin mengambil ikan sambil berkata kalau mereka sudah
menemukan yang lain menurutnya merka harus
memberi makanan lain seperti tuna karena Telur goreng akan sulit untuk dibuat.
Bong Hee hanya melirik sinis mendengarnya.
“Yah... Kurasa
ikan sudah cukup baik.” Komentar Joon Oh yang bisa makan karena hasil tangkapan
Bong Hee.
Lee Yeol
berusaha mengambil air dari tetesan tapi masih kesusahan hanya dengan satu
tanganya. Ji Ah sedang menganyam daun meminta agar Lee Yeol berhati-hati. Saat
itu So Hee terlihat berjalan ke tepi pantai, Bong Hee melihat So Hee meminta
agar So Hee jangan pergi terlalu jauh. So
Hee terus berjalan masuk ke dalam air.
So Hee
berteriak kalau Lautnya dalam. Ji Ah melihat So Hee merasa ada yang aneh, lalu
memanggil Joon Oh. Bong Hee melihat So Hee sudah masuk ke dalam air setinggi
dadanya lalu berlari menyelamatnya, semua pun akhirnya berlari masuk ke dalam
air. So Hee malah berteriak tak mau ditolong, Joon Oh dan Bong Hee berusaha
menarik So Hee ke pinggir pantai.
Presdir
Hwang menikmati makan ikan yang enak sampai terharu karena lezat, merasa berkat
Tae Ho bisa makan daging ikan. Ho Hang pikir apabila mereka memiliki ikan dan
air tinggal dipulau itu tak akan jadi masalah. Presdir Hwang memuji Tae Ho yang
hebat dalam berakting dan bernyanyi bahkan dalam segalanya. Tae Ho dengan
senyuman meminta Presdir Hwang makan yang banyak karena akan menangkap ikan
yang besar.
“Ki Joon.
Kamu tidak mau makan? Apa selera makanmu hilang setelah makan kelapa itu?”komentar
Ho Hang,
“Makanlah.
Kau harus makan jika ingin bertahan hidup.” Ucap Presdir Hwang yang lahap makan
ikan tangkapan Tae Ho
“Presdir
Hwang. Aku sudah memikirkan ini. Kita harus mencari yang lain.”kata Ki Joon,
Tae Ho yang mendengarnya sempat terdiam.
So Hee
menjerit histeris saat dibawa ke tepi pantai karena ingin mati dan tak mau
hidup, memarahi keduanya karena menghentikannya. Joon Oh berteriak memarahi So
Hee yang bertindak konyol, So Hee terus berteriak kalau akan bunuh diri.
“Hei.. Lagi
pula kita semua akan mati di sini! Entah kelaparan atau terbunuh, kita tetap
akan mati di sini. Siapa yang akan membunuhmu?” teriak Joon Oh
“Jangan
meneriakinya. Kamu membuatnya takut.” Ucap Bong Hee, Joo Oh kesal karena So
Hee terus bicara omong kosong.
“So
Hee... Kita bersama-sama di sini. Kita hidup bersama, dan mati bersama, tidak
maksudku...... Kita tidak akan mati di sini, Kita akan keluar dari sini dengan
selamat. Aku yakin.” Ucap Bong Hee menenangkan So Hee.
So Hee
mengaku kalau melihatnya, mereka akan
mati di sini karena akan saling membunuh demi menyelamatkan diri. Bong Hee
ingin tahu apa yang dilihat oleh So Hee. Tiba-tiba terdengar teriakan Lee
Yeol memangil Joon Oh, Ji Ah terlihat
dipapah oleh Lee Yeol.
“Dia
tergores di terumbu karang.” Ucap Lee Yeol, Bong Hee dan Joon Oh melihat bagian
paha Ji Ah yang mengeluarkan banyak darah.
“Pendarahanmu
tidak akan berhenti! Di mana obatmu? Ki Joon memberikannya. Di mana itu?” ucap
Joon Oh.
Bong Hee
mengingat saat dipesawat Ki Joon memberikan obat dan memintanya agar Jangan
makan banyak. Ji Ah mengatakan kalau Obat
itu hilang saat pesawat jatuh. Lee Yeol panik mengetahui kalau pendarahan yang
tak berhenti berpikir mengidap suatu penyakit. Ji Ah pikir dirinya tidak akan
mati.
“Ya, kau
akan mati! Jika terus berdarah seperti ini, maka kau akan mati! Kenapa kau memakai rok
mini? Kau bahkan tidak bisa berenang, kenapa masuk ke air?”teriak Joon Oh mulai
memarahi Ji Ah
“Bagaimana
ini? Apa ada.. Adakah sesuatu yang bisa menghentikan pendarahannya?” tanya Joon
Oh, Bong Hee tak tahu karena dirinya sebagai stylist. Ketiganya terlihat
kebinggungan memikirkan cara agar menghentikan pendarahan.
Di sisi
pantai lainya
Tae Ho
pikir mereka tidak boleh melakukannya jadi lebih baik tetap ditempat ini dan
menunggu diselamatkan karena bahkan tidak yakin yang lain masih hidup. Ji Koon
pikir Tae Ho itu ingin sendirian dipulau ini, Tae Ho menjelaskan bukan itu
maksudnya kalau mungkin penumpang lain sudah mati jadi tak ada guna membuang
tenaga
“Mungkin
mereka masih hidup.” Kata Ki Joon yakin
“Aku
yakin mereka sudah mati, Sudah sepekan berlalu sejak pesawat itu jatuh. Mana
bisa mereka bertahan di pulau tidak berpenghuni ini?” ucap Tae Ho.
“Kau bisa
bertahan. Kita semua bertahan secara ajaib an Mungkin yang lain juga bertahan.
Aoa Kau tidak mencemaskan pacarmu Ji Ah?” kata Ki Joon, Presdir Hwang kagetTae
Oh berpacaran dengan Ji Ah dan bertanya sejak kapan. Tae Ho mengaku baru sekitar
tiga bulan
“Ini
bukan masalah berapa lama kalian telah berhubungan. Kalian mulai berpacaran
karena kau mencintainya, kan?” ucap Ki Joon
Tae Ho
mengaku untuk berpacaran dengan Ji Ah bukan berarti mencintainya. Ki Joon
bertanya apakah Tae Oh tahu kalau Ji Ah itu sakit, Presdir Hwang binggung karena tak mengetahui
tentang semua anak didiknya itu. Ki Joon mengingat saat di pesawat obat Ji Ah
yang jatuh, lalu mengetahui Ji Ah tak memiliki obat itu, menurutnya akan mati
tanpa obatnya.
“Dia
tidak akan bertahan hidup tanpa obatnya. Obat itu masih ada di tasku. Aku akan
pergi dan mulai mencarinya.” Ucap Ki Joon lalu pergi meninggalkan ketiganya.
Bersambung
ke part 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar