PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 25 Januari 2017

Sinopsis Night Light Episode 15 Part 1

PS : All images credit and content copyright :MBC
Sebuah mobil masuk ke tempat Tuan Jang, pengawal yang biasanya memeriksa membiarkanya masuk tanpa harus diperiksa, Yi Kyung duduk dibagian belakang mobilnya bertemu dengan Tuan Jang.
“Dari kalangan politik terdekat Tuan Jang ini, dia adalah salah satu yang ahli dalam partai dan perwakilan Majelis nasional. Dalam pemerintahan, dia adalah seorang pejabat yang mampu sampai pada posisi tertinggi. Dia menempati posisi kedua, dan menempati posisi ke-3, sebagai calon presiden dalam pemilu berikutnya.” Jelas Sek Nam memberikan sebuah berkas dan Yi Kyung membacanya.
“Dia bersih dan tidak punya daya tarik.” Komentar Yi Kyung
“Baik dalam keputusan dan partai-partai oposisi, koneksinya sangat banyak. Dia baik dalam bersosialisasi.” Ungkap Tuan Jang membela
“Hanya saja dia baik untuk semua orang, belum berarti kita membutuhkannya. Bahkan kalau pengalaman politiknya kurang, apa yang kita butuhkan adalah wajah baru.” Jelas Yi Kyung
Tuan Jang yakin Yi Kyung sebenarnya sudah mempunyai kandidatnya dan bertanya siapa orangnya. Yi Kyung pikir kalau Tuan Jang mengetahui mungkinkah akan menentangnya. Tuan Jang hanya tersenyum saja. 

Yi Kyung keluar ruangan memberitahu Sek Nam kalau mulai Sekarang dan seterusnya, kalau tidak ada sesuatu yang istimewa, maka akan mengirim Sung Moo untuk menggantikannya. Sung Moo pun menyambutnya dengan berharap harap bisa bekerjasama dengan mereka.
“Tapi, Tuan Jang ingin menemui orang-orang bersamamu” ucap Sek Nam
“Bisnis sehari-hariku sepenuhnya ditangani oleh Sung Moo.Sebentar lagi, aku pikir akan melemparmu keluar.Aku membiarkanmu karena merasa Tuang Jang masih bisa menggunakanmu. Jadi, Aku tidak ingin berbicara lebih banyak padamu.” Kata Yi Kyung lalu keluar dari rumah. Sek Nam hanya bisa diam dengan keputusan Yi Kyung. 

Se Jin baru saja keluar dari ruangan tentang Work and Holiday di Australia. United Kingdom. Canada, seperti akan memilih untuk keluar negeri. Sementara Gun Woo membawa sebuah kotak kembali keruangan dulu. Sek Moo menyambutnya dengan memberikan selamat karena kembali ke ruangan yang sebelumnya sebagai ketua Tim. Gun Woo juga memberikan selama pada sek karena bisa kembali.
“Tidak ada lagi yang akan menempati ini, kan?” ucap Gun Woo,  Sek M o pikir mereka bisa merapikan kantor. Gun Woo pikir Tidak ada bau dan berjamur jadi itu sudah bagus.
“Ulangi tender pada hari Kamis. Pada informasi penawaran perusahaan, tolong lakukan review tanpa melewatkan rincian apapun. Aku akan melakukan penyesuaian di akhir.” Perintah Gun Woo

“Apa kau ingin Ji-U Konstruksi dihilangkan?” tanya Sek Moo, Gun Woo membenarkan.
“Bagaimanapun, mereka melakukan kolusi. CEO Seo, sepertinya, telah berjabat tangan dengan Seongbuk-dong lagi.” Kata Sek Moo
“Mungkin tidak.... Tidak berjabat tangan, tapi memutar lengan Tetua. Mulai sekarang, mereka akan maju dengan rencana CEO Seo.” Jelas Gun Woo
Sek Moo bertanya apakah  proyek kota baru juga akan menerima gangguan dari luar. Gun Woo pikir Untuk mencegah hal itu terjadi, maka itu alasanny kembali ke Mujin, walaupun tak yakin tapi Mujin Grup tidak akan  berjalan seperti yang CEO Seo inginkan. Sek Moo dengan senang hati akan menyiapkan dokumennya.

Gun Woo menelp Se Jin mengajak untuk bertemu sebentar. Se Ji terdiam ditanganya ada aplikasi untuk mengajukan Work and Holiday di luar negeri. Di ruangan Tuan Son, Gi Tae sibuk menyuruh anak buahnya mencari ke seluruh ruangan karena  Cap ini sangat penting, karena Tidak ada dirumah, jadi pasti berada di kantor. 

Tuan Son melihat anaknya yang datang memohon agar melepasakn jarum yang ada ditanganya. Gi Tae pikir ayahnya tak boleh menolak apa yang terbaik untuknya, lalu bertanya diaman menyimpan cap ketua karena mereka tidak bisa menemukannya setelah mencarinya.
“Untuk semua persetujuan, kita memerlukan cap! Bisnis perusahaan harus tetap berjalan!” ucap Gi Tae terlihat frustasi.
“Apa Seo Yi Kyung menghasutmu? Dasar Bodoh... Jangan biarkan dia memanfaatkanmu.” Kata Tuan Son lemah.
“Aku rasa kami akan menemukannya kalau terus mencarinya. Jaga dirimu.” Ucap Gi Tae meninggalkan ayahnya, Tuan Son tak bisa mengejarnya karena tubuhnya sangat lemah. 

Gi Tae bertemu dengan Yi Kyung memberitahu pejabat yang bermasalah sudah ditangani Tapi masih banyak orang yang ada disisi ayahnya. Yi Kyung pikir mereka hanya tinggal memberikan kesempatan, dan mem-PHK satu per satu, lalu bertanya apakah sudah menemukan cap yang resmi. Gi Tae mengaku belum menemukanya padahal mengobrak-abrik kantor dan rumah. Yi Kyung terlihat marah.
“Aku tahu. Kalau kertas itu tidak segera di cap, Aku bisa kehilangan posisiku di setiap saat. Jadi Aku akan melakukannya dengan cepat.” Ucap Gi Tae menyakinkan.
“Tapi... Ma Ri sangat khawatir. Dia ingin melihat kakeknya, dan mengamuk. Bagaimanapun juga dia adalah cucunya,jadi setelah dia mengamuk, dia tidak mudah untuk ditenangkan.” Kata Gi Tae khawatir dengan sikap anaknya.
“Presiden Son.... Aku tidak punya waktu mengajarkanmu bagaimana cara mendidik anak.” Tegas Yi Kyung, Gi Tae pikir bukan itu maksudnya.
“Tidak lama lagi, Seongbuk-dong akan memerlukan dukungan untuk maju dalam pemilu mendatang. Sebelum itu, kita harus mengamankan dana TJ Foundation. Itu berarti, bukan mengurusi putrimu, Kau punya urusan yang lebih penting untuk dilakukan.” Tegas Yi Kyung, Gi Tae mengangguk mengerti walaupun ada wajah khawatir dengan anaknya. 


Di dalam mobil
Yi Kyung bertanya pada Sung Moo Apa Se Jin masih tinggal dekat dengan Son Ma Ri. Sung Moo mengaku tidak tahu lalu berpikir untuk  meminta Tak saja mencari tahu. Yi Kyung menolaknya. 

Se Jin bertemu dengan Gun Woo dengan memperlihatkan brosur ''Working Holiday'' menurutnya Karena banyak pekerjaan keras secara fisik, waktu terlewati begitu saja karena sibuk bekerja. Gun Woo merasa kalau pilihan ini adalah cara berpikir seorang pengecut.
“Maksudmu kau mencoba untuk melarikan diri, kan?” ucap Gun Woo melihat keputusan Se Jin yang pergi meninggalkan korea.
“Kenapa aku tidak bisa melarikan diri? Aku sangat mengkhawatirkan CEO dan ingin menghentikannya. Tapi itu tidak berhasil. Kalau aku tahu bahwa aku tidak mampu dan hanya mengacaukan pikiranku, Aku lebih suka melarikan diri dari itu.Apa aku tidak bisa menjadi pengecut?” ucap Se Jin merasa tak da yang salah dengan pilihanya.
“Mari kita jujur satu sama lain. Aku bilang mengkhawatirkan Yi Kyung, dan ingin menghentikannya, tapi dari awal itu semua omong kosong. Meskipun aku bisa mengomeli orang-orang , pada kenyataannya, menjaga keluargaku, dan perusahaan kami adalah lebih penting bagiku.” Akui Gun Woo, Se Jin pikir Gun Woo tak perlu jujur seperti itu karena mungkin akan menyesal nanti.
“Aku..setidaknya sekarang akan berusaha mewujudkan apa yang aku mau. Itu sebabnya aku ingin bertemu denganmu. Se Jin, kalau kau sungguh ingin membuat Yi Kyung berhenti, Kau perlu berhenti menangis tersedu-sedu dan melawan semua rintangan sampai salah satu dari kalian jatuh.” Jelas Gun Woo
Se Jin menegaskan kalau tidak ingin menghancurkan CEO Seo, Gun Woo mengulangi kalau mereka saling jujur menurutnya Kalau Se Jin tidak membuat Yi Kyung jatuh, menurutnya mana mungkin bisa menghentikannya. Se Jin hanya diam mendengarkanya. 


Gun Woo melihat battery ponselnya hampir habis dan ingin mengambil charger di laci mobil, lalu melihat sebuah CD yang dikembalikan oleh Yi Kyung. Saat itu Yi Kyung berkata “Kau bilang ini adalah mimpimu. Tapi kau masih menyimpannya sampai sekarang, kan? Kalau kau tidak bisa menjaga impianmu sendiri, apa kau.. bilang akan menghentikanku?”
Lalu terakhir kalinya mereka berpisah dengan memberikan sebuah koin ditangan Yi Kyung. “Gun Woo. Dalam pertarungan ini... kau tidak bisa menang. Monster tidak bisa menghilang dari manusia.” 

Se Jin melihat foto dengan Yi Kyung saat makan malam, teringat kembali saat meminta agar Yi Kyung berhenti sampai disini. Tapi Yi Kyung merasa Se Jin bercana karena masih bisa mengatakan untuk berhenti disini.
“Saat aku menahan diri, aku hanya akan mati. Bagiku, kalau itu mempertaruhkan hidup dan mati, bahkan walaupun hanya untuk satu atau dua menit, aku tidak ingin bernapas.” Ucap Yi Kyung
“Aku tidak bisa pergi, meninggalkanmu dibelakang, CEO.” Ucap Se Jin dalam mobil.
“Walaupun itu memang berbahaya. Saat melarikan diri masih mungkin dilakukan, melarikan diri saja. Kau... dan Gun Woo  juga.” Tegas Yi Kyung
Lalu perkataan Gun Woo kalau Se Jin memang ingin membuat Yi Kyung berhenti, maka yang diperlukan berhenti menangis tersedu-sedu dan melawan semua rintanga sampai salah satu dari kalian jatuh.

Tak mengantar Yi Kyung ke sebuah restoran, saat itu dibelakang mereka turun seorang pria dengan pakaian sedikit lusuh, mobil tahun lama den berpesan pada valley kalau pegangan pintunya sedikit sudah dibuka jadi harus ditarik dengan keras. Tak menatap pria yang menurutnya tak berkelas sama sama sekali.
Yi Kyung menunggu si pria berjalan masuk, Pria itu menyapa Yi Kyung bertanya apakah dia yang ingin bertemu dengannya hari ini. Yi Kyung menyapa dan memperkenalkan diri lebih dulu.  Pria itu menyebutkan namanya Kang Jae Hyun menurutnya ia datang belum terlambat, karena  datang 10 menit lebih awal, tapi Yi Kyung sudah datang sebelumnya. Yi Kyung pun mengajak untuk mereka masuk. 

Tak masih menatap heran dengan pria yang akan ditemui Yi Kyung, Sek Kim menelp menanyakan keberdaan Yi Kyung. Tak memberitahu kalau Yi Kyung pergi untuk menemui Kang Jae Hyun, merasa ragu kalau  orang itu benar-benar IT dari cina karena Gayanya seperti berasal dari desanya Sung Moo.
“Hei, kau harus menonton berita!Apa kau tahu berapa banyak kekayaan bersih perusahaan-nya, dan gajinya? Bahkan aset pribadi Kang Jae Hyun sampai hingga beratus-ratus miliar!  Saat masih mudanya sudah menjadi pemimpin. Reputasinya pada saat ini adalah nomor 1 selama beberapa tahun!” jelas Sek Kim, Tak seperti masih tak begitu percaya melihat penampilan Jae Hyun 

Keduanya bertemu dalam ruangan khusus, Jae Hyun memberitahu kalau tidak melakukan politik. Yi Kyung berkomentar kalau  Jae Hyun sangat tidak pandai berbohong dengan menyebutnya "Calon presiden dalam pemilu berikutnya".
“Ya, aku mendapatkan beberapa sensasi seperti itu dari internet. Itu hanya ahli-ahli politik yang menulis sembarangan. Aku bahkan marah, Apa gunanya masuk dalam politik? Dibandingkan itu semua, aku lebih suka mengembangkan program!” komentar Jae Hyun menolaknya.
“Kalau begitu, silakan mengembangkan sebuah program.Sepertinya tidak ada yang perlu dibicarakan lagi.” Ucap Yi Kyung
“Istriku sangat tertarik pada lukisan. Aku pikir kau akan merekomendasikan beberapa pelukis yang baik atau karyanya. Kalau kami seperti artis, maka kami juga bisa membelinya langsung.” Ungkap Jae Hyun
“Aku punya satu.” Jelas Yi Kyung, Jae Hyun bertanya siapa yang dimaksud. Yi Kyung menyebut nama Jang Tae Jun.
“Aku telah mendengar tentang dia sebelumnya. Walaupun bukan orang besar. Gayanya terlalu kasar dan juga kuno.” Komentar Jae Hyun. Yi Kyung pikir Sebaliknya, karena Tuan Jang gayanya yang luas dan stabil.
“Meskipun penampilanku seperti ini, aku seorang pengusaha kapitalis Nomor 1. Kalau aku berusaha menjadi aman, akankah aku berhasil seperti ini?” kata Jae Hyun seperti percaya diri.
“Meskipun muda, bahkan beresiko, tapi sekarang, bukankah saatnya untuk mendapatkan beberapa stabilitas internal?” tegas Yi Kyung
Jae Hyun tersenyum menurutnya kalau memang di masa depan yang masih jauh, tertarik dalam politik, maka akan menjadi orang pertama yang aku akan hubungi Yi Kyung. Yi Kyung pikir itu sangat disayangkan, Jae Hyun merasa kalau Lain kali, bukan untuk membicarakan politik tapi bertemu untuk membicarakan bisnis. Yi Kyung menegaskan kalau seperti ini adalah  bisnis.


Tak sudah menunggu didepan restoran, Jae Hyun masuk mobil bututnya dan pergi. Tak melihat sebagai seorang miliarder,  Jae Hyun seperti benar-benar seperti malaikat turun ke bumi karena Tidak ada sikap yang lancang.
“Jangan tertipu oleh tampilan. Kalau dia naik ke atas dengan usahanya sendiri, maka itu berarti ada genangan darah di bawah kakinya. Dia pasti punya banyak pesaing yang berdarah sampai mati di bawah kakinya. Bahkan sekarang, otaknya pasti berputar dengan sungguh-sungguh, pada siapa dia akan berjabat tangan, untuk meraih kekuasaan tertinggi. Sepertinya aku harus membantunya agar membuat keputusan yang cepat.” Ungkap Yi Kyung

Se Jin datang menemui Gun Woo mengaku ingin mengetahui rencananya secara rinci. Gun Woo pun ingin mendengar pikiran Se Jin yang sebenarnya dulu. Se Jin memberitahu kalau Yi Kyung mempunyai dokumen tentang Perusahaan Calling.
“Saat itulah aku mengerti, bahwa CEO tidak punya rencana untuk berhenti, apa pun yang terjadi. Bahkan kalau itu akan membuatnya berubah menjadi monster,maka dia akan bertahan sampai akhir, dalam mencapai puncak. Aku tidak bisa menyerah pada CEO. Aku tidak akan melarikan diri dan juga tidak akan menyesal. Aku akan membuatnya berhenti. Walaupun aku harus membuatnya jatuh.” Tegas Yi Kyung. 

Gun Woo membawa Se Jin masuk ke sebuah ruangan memberitahu kalau itu adalah kantor tim eksternal grup perencanaan khusus dan saat ini  tidak digunakan jadi Se Jin bisa mengunakanya.  Se Jin bertanya apa yang harus dilakukanya.
“Jadilah Tim TF (Task Force)</yang fokus pada Seo I-Gyeong. Gallery S, Tuan Jang Seongbuk-dong, TJ Cultural Foundation. Selidiki segala sesuatu yang berhubungan dengan Yi Kyung , satu per satu. Sek Moo dan  aku akan sering datang kesini. Kami akan memberikan informasi yang diperlukan dan pendanaan.” Jelas Gun Woo
Se Jin pikir tak mempermasalahkan hal itu, Gun Woo menyakinkan menurutnya badai Yi Kyung maju dengan kecepatan tinggi dan mereka  mungkin tidak pernah mendapatkan kesempatan lagi. Se Jin bisa mengerti dan terlihat yakin dengan pilihanya. 

Se Jin berkerja siang sampai malam,  Tak menelp menanyakanapa yang sedang dilakukanya. Se Jin mengaku sedang berkerja. Tak bingung bertanya berkerja apa sekarang karena dengan cepat mendapatkan kerja kembali.
“Kau akan terkejut kalau mendengarnya, jadi lebih baik tidak perlu tahu. Ada apa dengan CEO?” tanya Se Jin merasa kalau tujuan Tak pasti berhubungan dengan Yi Kyung
“Apa aku tidak boleh menghubungimu kecuali berkaitan dengan CEO? Aku menelepon karena tidak melihatmu bahkan bayanganmu, dan berpikir kau pergi ke luar negeri.” Ucap  Tak
“Aku akan pergi ke luar negeri.” Kata Se Jin,Tak kaget mendengarnya.
“Tak... Kalau akhirnya kau melawanku nanti, jangan terlalu terkejut. Aku akan melakukan pekerjaanku, dan kau harus melakukan pekerjaanmu.” Tegas Se Jin
Tak pikir ini seperti  gerakan pembebasan merasa kaalu Pembicaraan yang membingungkan. Se Jin meminta agar Tak tak perlu meneleponnya walaupun mendapatkan tugas dari Yi Kyung dan langsung menutup telpnya. Tak sempat binggung tapi mulai melakukan tugasnya  diam-diam mengambil gambar Jae Hyun yang baru selesai makan malam. 

Tak memberikan hasil foto Jae Hyun memberitahu baru bertemu Anggota Majelis Partai Rakyat. Yi Kyung memuji kerja yang bagus, lalu bertanya apa lagi yang ingin dikatakan karena wajahnya seperti menyimpan sesuatu.
“Se Jin sepertinya sudah mulai bekerja. Tapi dia tidak mengatakan apa pekerjaannya.” Ucap Tak, Yi Kyung bertanya apa lagi yang ingin dikatakan.
“Dia bilang kalau mungkin akan berjalan melawanku, dan kita harus tetap melakukan pekerjaan kita sendiri.” Jelas Tak
“Apa kau yang menghubunginya, atau apa Se Jin yang menghubungi?” tanya Yi Kyung, Tak mengaku ia yang  menghubunginya.
Yi Kyung memerintahkan agar Tak  Jangan lakukan itu lagi. Tak ingin mengelak tapi Yi Kyung lebih dulu memotongnya, menurutnya Walaupun Se Jin diberi kesempatan, maka ia bersikeras akan melakukannya sendiri. Dan seberapa banyak yang dia lakukan, dan seberapa jauh dia melakukannya, menurutnya lebih baik menyerahkan padanya.

Sek Kim masuk ruangan memberitahu kalau sudah menemukan yaitu Ada beberapa rekening luar negeri yang tersebar atas nama kerabat dekatnya dengan Secara keseluruhan, totalnya sekitar 100 juta dolar AS. Tak kaget bertanya apakah itu yang dimaksud Kang Jae Hyun.
“Ya. Orang yang mengendarai mobil tua dan bersikap seperti pria biasa!” kata Sek Kim
“Tak, kau harus bangun pagi untuk bekerja besok.” Perintah Yi Kyung 

Jae Hyun pergi bersepeda di taman, lalu berhenti sejenak dengan anaknya dan pergi meninggalkan sepedanya. Saat kembali melihat anaknya yang memegang sebuah amplop lalu bertanya apa yang dibawa anaknya. Sang anak juga tak tahu karena Seseorang ingin memberikan pada ayahnya. Jae Hyun melihat isi amplop dan langsung melotot kaget. Beberapa saat kemudian, Jae Hyun sudah datang menemui Yi Kyung.
“Tentu, aku punya beberapa dana disimpan di luar negeri. Semuanya dikelola di bawah nama kerabatku, jadi kalau dia mengungkapkan kepada publik, maka dana itu akan menyebabkan dia dalam masalah.”ucap Jae Hyun, Yi Kyung bertanya apa kelanjutanya.
“Kau lihat... Seseorang mengirimiku info tetang akun itu. Mungkin... peringatan atau sesuatu, aku bertanya-tanya.” Kata Jae Hyun.
“Ini akan menjadi tawaran.cKalau informasi ini sampai ke Partai Rakyat, maka CEO Kang, koneksi rahasiamu yang kau dapatkan sampai hari ini, akan hilang seperti asap. Bahkan kalau kau menghubungi partai-partai politik lainnya, maka hasil akhirnya akan sama. CEO Kang, aku satu-satunya yang akan membawamu.” Ucapa Yi Kyung
“Kalau kau mengancamku dengan cara ini, itu tidak benar!” tegas Jae Hyun
Yi Kyung mengulang perkataannya ini adalah tawaran untuk sekarang. Menurutnya Dana luar negeri yang menggugurkannya sebagai calon Presiden dan Semuanya perlu dicuci bersih, tanpa sedikitpun tertinggal dengan begitu Pekerjaan ini mudah baginya untuk membawa Jae Hyun masuk kedalam, lalu bertanya dengan perjalanan ke Seongbuk-dong.
“Aku pernah mendengar bahwa pemilik Seongbuk-dong berubah. Sepertinya itu bukan informasi palsu!” komentar Jae Hyun
“Aku yang membuat sketsa dasar dan Dia tinggal mewarnainya.” Tegas Yi Kyung, Jae Hyun ingin tahu alasan Yi Kyung memilihnya.
“Ambisi iblis. keserakahamu sangat kuat, maka kau tidak akan memberikannya pada siapapun. Itu pasangan yang serasi, kan?” kata Yi Kyung 


Di ruangan, Tuan Jang mengepalkan tanganya. Sek Nam kaget mengetahui patnernya itu adalah CEO Kang Jae Hyun, Sung Moo menyampaikan pesan kalau Permintaan CEO Seo adalah untuk segera membuat janji.
Sementara Tuan Park mengetahui Yi Kyung yang memiliki Tuan Jang dalam genggamanya, Moo Sam mengatakan kalau  tidak tahu apa kelemahannya, tapi rumor kalau pemilik Seongbuk-dong telah berganti jadi kalau Yi Kyung berjalan mengitari Tuan Jang maka tak punya kesempatan melawannya.
“Apa itu sebabnya kau membuang kekacauan ini pada Gun Woo?” kata Tuan Park kesal
“Kau tahu, dia adalah orang yang mampu dan akan melakukannya dengan baik dalam hal apapun. Sekarang Dia sibuk pada tender ulang sekarang, itulah kenapa aku mengunjungimu.” Jelas Moo Sam
“Aku benar-benar tidak memahami ini...” komentar Tuan park,  Moo Sam pikir kakaknya tidak perlu khawatir tentang sesuatu yang lain, dan hanya memperhatikan kesehatannya.
Tuan Park mengatakan kalau sedang membahas anak dari Tuan Seo Bung Soo, menurutnya  pasti ingin naik ke atas, sehingga melakukan semua sirkus ini serta juga tidak bisa mengetahuinya, tapi banyak yang dipikirkan.

Gi Tae melihat Tidak ada tanda-tanda itu, tapi mereka harus mencarinya. Dan bertanya Apa yang harusnya mereka lakukan sekarang. Yi Kyung berkomentar kalau ini Sangat mengecewakan, menurutnya kalau Gi Tae  tidak punya cap, maka dapatkan surat mandat menjadi ketua sementara.
“Bagaimanapun, kau tidak bisa mengkhianatiku, kan? Aku percaya padamu, saat aku menarik bahaya ini, CEO Seo!” ucap Gi Tae kesal padahal sudah mencai cara tapi belum berhasil
“Saat satu cara terbaik tidak mungkin dilakukan, selalu ada cara lain yang lumayan.  Masukkan permohonan pada pengadilan, untuk menjadi Walinya Ketua.” Kata Yi Kyung
“Apa kau bilang Membuat ayahku... dianggap tidak berkompeten?” kata Yi Kyung tak percaya

Yi Kyung menegasaka kalau Gi Tae menjadi wali dengan hak milik, maka Chunha Finance akan jatuh ke tangannya. Gi Tae seperti gundah mendengarnya, Yi Kyung melihat seperti perasaan berbakti kepada ayah Gi Tae sekarang menusuk hati nurani sebagai seorang anak. Gi Tae pikir mereka memikirkan lagi karena  terlalu mendadak baginya.
“Kalau kau ragu pada saat balapan, maka Kau akhirnya hanya akan terjatuh. Presdir Son, apa kau ingin terjatuh atau tidak, sementara Aku akan terus berjalan dengan kecepatanku. Apa kau ingin tetap bersamaku, atau jatuh di belakangku, saatnya bagimu untuk memutuskannya.” Kata Yi Kyung, Gi Tae terlihat benar-benar masih gelisah. 

Se Jin melihat berkas dan mengetahui kalau Perusahaan itu telah dijatuhkan dengan lembut, Gun Woo memberitahu itu berkas  Ji-U Konstruksi dan Yi Kyung mendorong perusahaan itu, untuk tender pertama. Se Jin merasa kalau perusahaan itu sedang melakukan kolusi.
“Hambatan yang Yi Kyung tanam di Grup, perlu dihilangkan satu per satu juga.” Kata Gun Woo
“ Jangan sampai dirobohkan oleh mereka.” Kata Se Jin, Gun Woo menegaskan kalau Itu untuk meyakinkan

Gun Woo bertemu dengan Sung Moo, mengatakan Hari ini dan seterusnya, tidak perlu menghadiri pertemuan karena Posisi penasihat non-permanen dihilangkan. Semua masuk ruangan kecuali Sung Moo.
Sek Kim melaporkan  Hak login untuk untuk masuk ke internet sudah dihapus serta Sistem admin menghapus akun itu sendiri dan berpikir akan meng-hack-nya. Sung Moo memberitah kalau Moo Sam  tampaknya benar-benar lepas tangan dari proyek kota baru dan Sekarang, semua kekuatan berada di Gun Woo. Yi Kyung bisa mengerti menyuruh mereka pergi sekarang.

Ma Ri berteriak menyuruh para penjaga minggir karena  akan melihat Kakek,  Gi Tae datang melihat anaknya yang mengamuk menegaskan  Tidak ada kunjungan yang diperbolehkan. Ma Ri mengatakan hanya ingin melihat sebentar dan keluar Hanya satu menit.
“Sampai dokter menyetujuinya, tidak ada cara lain!” tegas Gi Tae melarang anaknya bertemu sang kakek.
“Omong kosong apa itu? Bawa dokter yang lebih hebat. Apa ada cucu tidak bisa melihat kakeknya?!!” teriak Se Jin tak terima. Gi Tae menyuruh anaknya diam,  Ma Ri membalas ayahnya sangat berisik lalu berusaha menerobos masuk ke dalam ruangan rawat Tuan Son.
Ma Ri terdiam melihat Tuan Son seperti terbaring tak berdaya diatas tempat tidurnya, Tuan Son ikut sedih melihat ayahnya. Ma Ri langsung mendekati kakeknya sambil menahan tangis meminta agar bisa cepat bangun. Gi Tae menatap ayahnya yang terbaring teringat semua yang dilakukan ayahnya.
Saat itu ayahnya membongkar korupsi yang dilakukan dan mengeluarkan dari ruang rapat. Lalu ingin memukulnya dengan stick golf karena semua kesalahan yang diperbuatnya.  Dan teringat kembali ucapan Yi Kyung agar Beralih ke generasi berikutnya karena sudah saatnya pemilik Chunha Finance untuk diganti.
“Kalau begitu, daripada mimpi, kenapa tidak membuatnya menjadi kenyataan?” kata Yi Kyung, Gi Tae menatap ayahnya dan menarik selimut agar tetap hangat. 


Ma Ri setengah mabuk memanggil Se Jin saat masuk restoran,  Se Jin bertanya Berapa banyak botol yang dihabiskan sendiri. Ma Ri sengaja melakukan karean Se Jin tidak pernah datang, bahkan ponselnya  sampai panas karena menelponnya.
“Bagaimana aku bisa datang pada saat jam kerja?” ucap Se Jin
“Apa pekerjaan lebih penting daripada teman? Itu Terlalu berlebihan. Kau seorang wanita yang buruk.” Kata Ma Ri lalu menyuruh Se Jin untuk duduk.  Se Jin menyuruh Ma Ri berhenti daan bangun, tapi Ma Ri ingin  minum lebih banyak sampai mati hari ini. Se Jin menarik Ma Ri untuk bangun dari tempat duduknya sekarang. 

Keduanya pun menaiki mobil, Ma Ri pikir mereka  pergi untuk minum putaran 2. Se Jin setuju mereka akan pergi minum  putaran 2. Ma Ri senang akan pergi Menuju Hongdae dan T-Rex, lalu Se Jin merasakan sangat panas di sana. Ma Ri tersenyum karena Se Jin bisa mengetahuinya.
“Dia tidur seperti bayi.... Kakekku....” cerita Ma Ri sedih, Se Jin binggung karena Ma Ri bisa mengunjunginya padahal sebelumnya mengatakan tak bisa mengunjungi kakeknya.
“Itu Rumah sakit apa seperti... penjara? Sangat banyak anak buah ayahku di sana, tapi aku menendang mereka dan masuk.” Cerita Ma Ri, Se Jin memuji Ma Ri yang baik dalam berkerja.
“Kakekku... terus tidur seperti bayi.” Cerita Ma Ri terlihat sangat sedih
Se Jin teringat saat bertemu Yi Kyung kalau sudah mengetahui Kakek Ma Ri di rumah sakit bertanya apakah mengetahui kondisinya karena  Ma Ri sangat khawatir. Yi Kyung menegaskan kalau  Jangan mengkhawatirkan orang lain karena Ini hanya akan merugikan hidupnya sendiri.
Bersambung ke part 2

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar