PS : All
images credit and content copyright :MBC
Bok Joo
menelp Jae Yi memberitahu sudah pergi ke semua tempat yang mungkin Joon Hyung singgahi
tapi tidak bisa menemukannya dan akan menelp kalau menemukannya. Saat akan
pergi Bok Joo melihat ruangan Kolam Renang Indoor lalu berjalan mendekat
ternyat pintunya tak terkunci lalu masuk ke bagian dalam kolam renang, melihat
Joon Hyung sedang berbaring diatas air. Bok Joo memanggil Joon Hyung tapi
pacaranya itu tak bergeming.
“Apa yang
kau lakukan disini? Cepat Keluar sekarang.Apa kau sudah mati, dasar brengsek?Beritahu
aku kalau kau sudah mati !” teriak Bok Joo marah, Joon Hyung tetap hanya diam
saja. Akhirnya Bok Joo melepaskan jaketnya dan memberanikan diri masuk ke dalam
kolam renang.
“Apa kau
tahu seberapa khawatirnya aku?Aku pergi ke Sungai Han takut kau lompat dari
jembatan.Kenapa kau mematikan ponselmu?Kau perlu dipukul supaya kau kembali
sadar.” Ucap Bok Joo dengan marah mendekatinya.
Joon
Hyung seperti baru tersadar dari tidurnya ketika Bok Joo mendekatinya, Bok Joo
melihat keadaan Joon Hyung merasa kasihan. Joon Hyung dengan wajah sedih
menceritakan pada Bok Joo kalau ibunya tidak datang untuk menemuinya tapi
datang hanya untuk meminjam uang.
“Asumsiku
benar-benar salah.Meskipun aku merindukan Ibusampai rasanya hampir mati, tapi aku
bertahan melaluinya.Aku pikir itu juga terjadi pada ibuku, ternyata Hanya aku
yang senang bertemu dengannya.Itu sangat memalukan.” Ungkap Joon Hyung sambil
menangis, Bok Joo terliha ikut sedih
“Aku malu
pada diriku sendiri.Aku merasa malu di depanPaman dan Bibi.Dibandingkan dengan
saat Ibu membuangku,aku jauh merasa lebih sedih sekarang.” Ungkap Joon Hyung
terus menangis, Bok Joo pun memeluk Joon Hyung untuk menenangkanya.
Joon
Hyung sudah duduk di pinggir kolam, melihat ada Pesan Suara untuknya, dan
mendengar suara Bok Joo yang berteriak marah “ Hei, dimana kau? Kenapa kau
tidak mengangkat teleponmu? Aku tidak tahu kalau kau bisa seegois ini. Ayo kita
putus saja kalau kau akanterus seperti ini. Kau brengsek.” Wajahnya tersenyum
karena Bok Joo mengkhawatirkanya.
Bok Joo
keluar dari kamar mandi dengan baju yang kebesaran bahkan baunyaseperti karpet
tua. Joon Hyung mengatakan kalau pakaian itu yang paling kecil yang tim renang
jadi lebih baik menganggap kalau sedang
berpakaian hip-hop. Bok Joo duduk disamping Joon Hyung mengambil handuk
karena melihat rambut pacarnya yang masih basah.
“Uh.... Lucunya,
anakku.” Ejek Bok Joo dengan memasangkan handuk seperti penutup kepala. Joon
Hyung mengelak kalau bukan anaknya, karena Bok Joo tak melahirkannya.
“Ya, aku
ibu kandungmu dan Kau sangat kekanak-kanakan. Apa kau tahu seberapa khawatirnya
aku? Apa yang kau lakukan sangat buruk.” Ucap Bok Joo mengomel. Joon Hyung tahu
dengan wajah tertunduk.
“Aku
sudah dengar pesan suaramu. Apa kau akan putus denganku?” tanya Joon Hyung
mengodanya, Bok Joo menegaskan kalau itu sebagai peringatan.
“Jika kau
memutuskan kontak sekali lagi, maka aku tidak akan memaafkanmu.” Tegas Bok Joo
Joon
Hyung mengejek Bok Joo pasti sangat menyukainya, Bok Jo kesal Joon Hyung malah mengatakan itu
saat keadaanya seperti ini, lalu memukulnya. Joon Hyung mengeluh sakit, tapi
Bok Joo pikir Joon Hyung harus dipukul dengan mewakili dari paman dan bibinya,
ibunya, Jae Yi serta dirinya.
Joon
Hyung mengeluh Bok Joo yang memang memiliki tangan yang kuat. Bok Joo mengajak
mereka segera keluar karena takut penjag bisa menemukan mereka, Joon Hyung
menolak tidak bisa pergi. Bok Joo binggung kenapa Joon Hyung tak bisa. Joon
Hyung mengatakan kalau tidak punya sepatu karena membuangnya.
Bok Joo
mengendong Joon Hyung dengan kaki yang terbungkus oleh kantung plastik. Bok Joo mengomel karena Joon Hyung malah
membuangnya dan berjalan tanpa alas kaki di tengah musim dingin. Joon Hyung
mengaku karena merasa sangat marah saat itu. Bok Joo seperti tak kuat untuk
mengangkat Joon Hyung sampai asrama.
“Tidak
masalah, aku akan berjalan dan juga berjalan ke sini tanpa alas kaki.” Kata
Joon Hyung turun dari pundak Bok Joo.
“Tidak,
kau bisa membeku dalam cuaca seperti ini, lebih baik Tetap duduk di sana.”kata
Bok Joo menunjuk ke bangku lalu pergi, Joon Hyung binggung kemana Bok Joo akan
pergi.
Bok Joo
membawakan sepasang sepatu dari loker senior di ruangan angkat besi dan meminta
agar diKembalikan lagi besok. Joon Hyung mengucapkan terimakasih memakai
sepatunya, Bok Joo menghela nafas sambil duduk karena harus mencurikan sepatu untuk pacarnya. Joon Hyung
merasa Bok Joo sangat kedingingan dan memeluknya, Bok Joo pun memuji Joon Hyung
memang sangat perhatian.
“Yah.. Setidaknya
kau memiliki ibu untuk disalahkan tapi Aku tidak mempunyai ibu. Ternyata Mereka
yang memiliki ibu lebih banyak protes.”sindir Bok Joo, Joon Hyung meminta maaf.
“Jangan
minta maaf, Kau tidak harus minta maaf padaku. Kau mungkin merasa terluka
karena ini, tapi aku bisa mengerti ibumu sedikit. Setiap anak adalah harta
berharga bagi orangtuanya. Dan Kau juga berharga untuknya, tapi anaknya yang
lain sedang sakit. Jadi Dia harus membantu anaknya yang sedang sakit lebih
dulu. Itu tidak berarti dia tidak menyayangimu.” Ucap Bok Joo memberikan
penjelasan.
Ia tahu
kalau ini pasti sulit untuk ibu Joon Hyung,
tapi harus bisa membayangkan lebih sulit lagi untuk bibinya, jadi
meminta agar Joon Hyung pergi dan meminta maaf padanya sekarang, karena sama
sekali tidak bisa tidur semalaman. Joon Hyung binggung karena Bok Joo bisa
mengetahuinya, lalu dengan nada cemburu kalau bertemu dengan Jae Yi.
Bok Joo
pikir tak ada yang bisa dilakukan, karena Joon Hyung tidak mengangkat
teleponnya orang yang bisa dihubungi hanya Jae Yi dan Joon Hyung mebuatnya
semakin marah sekarang. Joon Hyung hanya bsai tertunduk. Bok Joo menyuruh Joon
Hyung pulang dan membuat hati bibinya itu merasa lebih baik. Joon Hyung
mengerti akan pulang besok. Bok Joo menolak menyuruh Bok Joo agar pulang
sekarang, karena akan semakin buruk kalau esok datang, Joon Hyung mengangguk
mengerti. Bok Joo pun meminta agar mereka berpelukan satu menit lagi. Joon Hyung
pun memeluk erat Bok Joo.
Keduanya
sudah sampai didepan apotik, Joon Hyung
pikir kalau Bok Joo tak perlu mengantarnya. Bok Joo mengaku khawatir kalau Joon
Hyung kan pergi ke tempat lain. Joon Hyung merasa tak terlihat seperti pria
kalau Bok Joo mengantarnya pulang ke rumah, Joon Hyung pikir tak masalah.
“Wanita
juga bisa mengantar pria pulang.” Kata Bok Joo, Joon Hyung mengerti dengan
memanggilnya Nunna. Bok Joo menyuruh Joon Hyung segera masuk karena udara
semakin dingin.
“Mintalah
maaf pada mereka dan beritahu kau tidak
akan melakukannya lagi.Dan Berikan ini untuk membuat mereka merasa lebih baik.”
Kata Bok Joo, Joon Hyung akan pergi tapi kembali ke tempat Bok Joo
“Aku
takut kalau mereka merasa sangat kecewa padaku.” Kata Joon Hyung, Bok Joo menyakinkan
kalau Seorang ibu tidak akan kecewa pada
anaknya. Dengan memberikan pelukan yang erat dan mendorongnya untuk segera
masuk. Joon Hyung pun mengucapakan Terima kasih pada Bok Joo.
Joon
Hyung melihat bibinya yang sedih dengan menatap sebuah foto. Nyonya Lee melihat
foto keluarganya lengkap dengan Joon Hyung yang sudah dianggap sebagai anaknya.
Joon Hyung masuk dengan mengeluh kalau sangat dingin berpikir tidak membutuhkan
pemanas listrik di apotek, Nyonya Lee bisa sedikit tersenyum melihat Joon Hyung
walaupun terasa gugup. Joon Hyung menanyakan keberadaan ayahnya, Nyonya Lee
menjawab suaminya sudah pulang ke rumah lalu bertanya yang dibawa anaknya.
“Ini
Kastanye panggang. Ada penjual yang menjualnya saat aku dalam perjalanan
kesini. Ibu sangat menyukainya.” Ucap Joon Hyung
“Ah, kau
tidak perlu melakukannya, karena sudah terlalu malam untuk makan sesuatu.” Kata
Nyonya Lee menolak
“Ibu
mungkin tidak mau getahnya mengenai tanganmu.. Ahh.. Aku harus bilang, ibuku
kadang-kadang bisa sangat rewel.” Kata Joon Hyung mengoda ibunya lalu
mengupaskan kulitnya.
Nyonya
Lee memegang tangan Joon Hyung, dengan menahan air matanya akan membuatkan teh
citrun. Joon Hyung melihat punggung ibunya langsung memeluknya meminta maaf dan
berjanji tidak akan pernah melakukan itu lagi. Nyonya Lee pun ikut menangis
menerima pelukan dari anaknya.
“Ibu
seharusnya lebih tegas padaku dan selalu memanjakanku setiap saat.” Ucap Joon
Hyung, Nyonya Lee mengejek Joon Hyung memang anak nakal.
“Aku
benar-benar minta maaf. Aku mungkin tidak tahu betapa bersyukurnya memiliki
Ibu, Ayah, dan Hyung di hidupku dan betapa aku... menyayangi kalian. Aku sangat
menyayangi kalian lebih dari yang kau pikir karena keluargaku berarti sangat
banyak untukku.” Ucap Joon Hyung memeluk erat ibunya.
Tiba-tiba
ia mengoda ibunya kalau rambutnya bau, Nyonya Lee tertawa mengaku kalau terlalu marah untuk mencuci
rambutnya, Keduanya saling berpelukan dengan senyuman dan tawa seperti
sebelumnya. Tuan Jung baru datang melihat dari kaca jendela tersenyum bahagia
akhirnya keduanya kembali ceria.
Ibu Joon
Hyung akan kembali dengan menarik kopernya, Saat itu Joon Hyung datang
memanggil ibunya. Ibu Joon Hyung berkaca-kaca melihat anaknya yang datang, Joon
Hyung pikirtidak tahu kalau lalu lintasnya akan semacet itu. Ibu Joon Hyung
berpikir tidak akan bisa bertemu dengan anaknya sebelum pergi dan mengucapkan
terimakasih.
“Ibu.. Terima
kasih karena sudah melahirkanku... Aku datang untuk memberitahumu itu.” Ucap
Joon Hyung lalu memberikan sapu tangan milik ibunya yang selama ini disimpanya.
“Ini
milikmu, jadi aku harus mengembalikannya padamu. Sepertinya aku sudah tidak
membutuhkannya lagi.” Kata Joon Hyung, Ibu Joon Hyung menerimanya dengan
menahan haru
Joon
Hyung pun bertanya apakah ibunya memiliki foto adiknya, Ibu Joon Hyung
memberikan didalam dompetnya memberitahu namanya Emily. Joon Hyung melihat
adiknya yang masih kecil dengan wajah bule berkomentar kalau cantik seperti
ibunya.
Ia yakin
adiknya akan segera sembuh, jadi meminta agar membawanya ke korea. Ibu Joon
Hyung berjanji akan membawanya dan akan sangat senang karena bisa bertemu kakak
yang tampan. Joon Hyung lalu memberikan foto Bok Joo dalam ponselnya yang
pernah ditemuinya saat dikampus, mengaku kalau wanita itu adalah kekasihnya.
Ibu Joon Hyung melihat Bok Joo sangat
cantik.
Bok Joo
berdiri di pilar melihat Joon Hyung yang datang, lalu bertanya apakah sudah berpamitan dengan ibunya. Joon Hyung
mengangguk. Bok Joo memujinya dan merasa
senang karena Joon Hyung mendengarkan perkataanya. Joon Hyung mengatakan kalau
ia itu milik Bok Joo jadi harus
mendengarkannya. Bok Joo tersenyum lalu mengulurkan tanganya, Keduanya keluar
dari bandara dengan saling berpegangan tangan.
[Klinik
Dr. Go Joo Hwang]
Diatas meja
terlihat papan nama Dokter Go Ah Young, Sementara Ah Young sedang mengaduh
kesakitan karena harus terbentur ketika mengambil pulpen dikolong meja,
tiba-tiba terdengar suara kalau Ah Young itu masih saja sangat ceroboh. Ah
Young melonggo kaget melihat Jae Yi yang datang ke klinik milik ayahnya.
“Aku
pikir itu masih tidak cukup untuk menghancurkan meja ini.” Ejek Jae Yi. Ah
Young heran bertanya kenapa Jae Yi datang dan kapan datang.
“Aku
sedang ada di daerah sini, jadi aku pikir harus mampir.” Kata Jae Yi lalu
merasa kalau Ah Young tidak akan percaya
itu.
“Aku
kesini untuk menemuimu dan menutup klinikku lebih cepat hari ini.” Akui Jae Yi
“Apa yang
merasukimu? Kau tidak pernah melakukan ini sebelumnya.” Kata Ah Young heran
“perawat
memberitahuku kalau kau hanya bekerja pagi hari saat Sabtu. Jadi Aku pasti
pasien terakhirmu. Ayo kita makan, karena sangat lapar” ucap Jae Yi
Ah Young
mengejek Jae Yi datang jauh-jauh untuk
makanan. Jae Yi mengaku Kecuali Ah Young tidak punya teman lagi untuk kuajak
makan bersama dan mengajak agar bisa makan sesuatu.
Dua
pelajar terlihat kesima melihat pria yang duduk disamping mereka sangat
tampan, Joon Hyung duduk didepan dengan
memegang tangan Bok Joo yang ada di pundaknya. Salah satu pelajar yakin kalau
wanita dibelakangnya itu pasti kekasihnya. Satu pelajar lagi tak peduli karena
menurutnya pria didepanya itu lucu dan membuat cemburu. Bok Joo mendengar dua wanita yang mengagumi
Joon Hyung langsung menutup wajah dengan sweaternya, Joon Hyung binggung karena
wajahnya ditutup.
“Kau
harus menutupi wajahmu sebanyak yang kau bisa mulai sekarang.” Kata Bok Joo tak
ingin banyak wanita yang menganguminya.,
“Tidak
ada satupun yang bisa menyembunyikan wajah tampanku, mengerti?” ucap Joon Hyung
bangga
“Kenapa
kau harus setampan ini? Bagaimana kalau kau menggunduli rambutmu?” kata Bok Joo
kesal sendiri
“Aku akan
melakukannya jika kau ingin aku melakukannya.” Kata Joon Hyung.
Bok Joo
merasa tidak bisa pergi karena terlalu
khawatir kalau-kalau gadis lain
merebutnya. Joon Hyung menatap binggung, Bok Joo mengaku kalau belum menceritakannya karena tidak ingin
membuatnya marah, lalu memberitahu kalau
terpilih untuk masuk tim nasional dan harus pindah ke Taereung minggu
depan.
Joon
Hyung tak percaya menyuruh Bok Joo tak perlu bohong, Bok jJoo memberitahu kalau
Piala dunia akan diselenggarakan di China bulan Februari nanti. Joon Hyung
akhirnya percaya dan dengan wajah bahagia mengucapakan selamat, dan merasa tak
percaya Bok Joo bisa melakukan itu dengan besi-besi berat itu.
Bok Joo
balas mengejek kalau tak percaya melihat Joon Hyung yang bisa berbaring diatas
air, lalu bertanya apakah tak merasa sedih karena merkea baru saja memulai
hubungan dan akan menjalani hubungan
jarak jauh sekarang, bahkan tidak akan bisa sering mengunjunginya.
Joon
Hyung pikir tak masalah karena akan
segera mengikutinya, Bok Joo kaget mendengarnya. Joon Hyung menceritakan ada
pertandingan minggu depan dan akan memilih anggota untuk tim nasional jika berhasil
jadi juara satu dan bisa langsung masuk Taereung jadi mereka bisa mengikuti turnamen
piala dunia yang akan datang.
“Benarkah?
Apa kau benar-benar bisabergabung ke tim nasional jika kau menang?” kata Bok
Joo penuh semangat, Joon Hyung membenarkan.
“Jika aku
menjadi juara dua, mereka akan melihat
dari hasil pertandinganku sebelumnya. Tapi jika aku menjadi juara pertama, aku
bisa langsung bergabung dengan tim nasional. Aku tadinya akan sedikit bersantai
dengan pertandingan kali ini, tapi aku merasakan rasa kompetitifku mulai muncul
tiba-tiba.” Kata Joon Hyung .
Bok Joo
merasa tak yakin Joon Hyung bisa menang,
Joon Hyung sangat yakin menurutnya bisa mengalahkan siapapun di dunia ini jika traumaku tidak muncul. Bok Joo
memeluk tangan Joon Hyung karena ingin pergi ke Taereung dengannya. Joon Hyung
meminta Bok Joo tak perlu khawwatir karena akan mengalahkan siapapun di
pertandingan dan mengikuti Bok Joo kesana.
Bok Joo
mendorong Joon Hyung kelapangan, Joon Hyung mengeluh kalau tidak membutuhkan latihan tambahan. Bok Joo
tahu Joon Hyung yang melewatkan
latihannya selama dua hari penuh dan harus memenangkan posisi pertama,
menyuruhnya agar cepat berlari.
Joon
Hyung mengajak makan sesuatu dulu. Bok
Joo menolak agar cepat berlari, Joon Hyung merengek agar Bok Joo menciumnya
dulu baru akan berlari. Bok Joo pun memberikan ciumanya, Joon Hyung seperti
mendapatkan tambahan energi dan langsung berlari kencang.
Pelatih
memuji gerakan Joon Hyung sudah baik, Bok Joo menyiapkan sandwich buah untuk
pacarnya dalam kamar.
Di
pinggir lapangan, Joon Hyung memakan sandwich buatan Bok Joo berkomentar kalau sangat enak. Bok Joo pun
senang karena Joon Hyung menyukainya,
lalu menyuruhnya agar cepat lari kalau sudah selesai makan. Joon Hyung mengeluh baru selesai makan kalau
Langsungberlari setelahnya akan membuat sakit perut. Bok Joo tetap menyuruhnya
berlari karena akan baik-baik saja.
“Aku akan
lari kalau kau menciumku.” Kata Joon Hyung kembali ingin meminta imbalan.
“Ah, apa
kau pikir ini menyenangkan ? Aku akan menciummu kalau kau selesai berlari. Jadi
Cepat dan larilah.” Ucap Bok Joo, Joon Hyung langsung mencium Bok Joo lebih
dulu dan langsung berlari ke lapangan, lalu memberikan tanda cinta dari dalam
jaketnya, Bok Joo dengan senyuman membalasnya dengan dua jari tangannya.
Keduanya
bersama-sama melempar koin dikolam lalu Bok Joo berdoa agar Joon Hyung bisa melewati
tarumanya, memenangkan pertandingan dan pergi ke Pusat Pelatihan Nasional
Taereung bersamanya. Joon Hyung juga
berharap hal yang sama dan harus membuatnya jadi kenyataan.
Meja diatas kamar Bok Joo
berubah yang tadinya foto dirinya menjadi foto berpelukan dengan Joon Hyung dan
melingkari tanggal pada Pertandingan
Joon Hyung, Menuju Taereung
Bok Joo
masuk ke dalam arena kolam renang dengan spanduk Pertadingan Seleksi Untuk Tim
Nasional Renang. Joon Hyung terlihat menenangkan diri dengan mendengarnya musik
diruang ganti, komentator mulai memberitahu babak final pria kategori 200m
dengan peserta memasuki arena kolam.
Joon
Hyung mencari-cari seseorang dibangku penonton, senyuman terlihat karena bisa
melihat Bok Joo yang menontonnya.
Saingan Joon Hyung, Choi Tae Hoon melakukan latihan individualnya di
Australia dan kembali ke Korea untuk pertandingan ini. Dan Joon Hyun di ingat
sebagai orang yang gagal startsaat Piala Presiden terakhir kali.
Semua
bersiap pada garis start, dan Joon Hyung bisa melompat tanpa terjadi traumanya
seperti dulu. Tae Hoon terlihat paling cepat dan Joon Hyung ada dibelakangnya,
tapi setelah berbalik arah terlihat perbedaan jarak yang tipis saat menyentuh
garis finish.
Akhirnya
terlihat di papan kalau Tae Hoo lebih dulu menyentuh garis finish lebih dulu
dengan selisih perdetik saja. Joon Hyung terlihat kecewa, sementara Bok Joo
yang duduk dibangku penonton memberikan dua jempol sebagai pujian.
Tuan Kim
menerima telp terlihat kaget mengenai Seorang pendonor, lalu mengatakan tidak bisa datang hari ini, tapi akan datang
ke rumah sakit besok, lalu menutup telpnya. Dae Ho yang mendengarnya langsung
mendekati kakaknya, bertanya apakah pihak rumah sakit akan segera mengoperias
dan sudah menemukan donor.
“Ya. Aku
berada di urutan kedua pada daftar, tapi
mereka bilang masih ada kesempatan. Mereka akan mengadakan tes tambahan untukku
dan ingin aku datang hari ini.” Jelas Tuan Kim
“Kenapa
kau bilang akan pergi besok? Kau harusnya langsung kesana ketika mereka
memintamu.” Kata Dae Ho mengeluh. Tuan Kim mulai mengumpat pada adiknya.
“ Aku
harus pergi setelah Bok Joo pergi ke Taereung. Kalau aku bilang harus ke rumah
sakit, maka dia akan khawatir.” Ucap Tuan Kim
“Kau
tidak bisa menyembunyikan ini darinya.” Komentr Dae Ho
“Meskipun
aku harus di operasi, aku tidak akan
memberitahunya sampai mereka mengatur jadwalnya. Mungkin aku akan
memberitahunya setelah menyetujui jadwal operasinya.” Tegas Tuan Kim
“Aku
masih berpikir kau seharusnya memberitahunya.Bagaimana jika dia jadi
marahpadaku nanti karena ini?” ucap Dae Ho, Tuan Kim hanya terdiam memikirknya.
Bok Joo
menunggu Joon Hyung keluar dari kolam renang, Joon Hyung terlihat sedih dengan
hasilnya. Mereka pun saling berpelukan, Bok Joo menenangkan kalau sudah
melakukan hal yang terbaik. Joon Hyung merasa pasti bisa menang kalau saja
tangannya lebih panjang sedikit.
“Aku
ingin menang dan pergi ke Taereung bersamamu.” Ucap Joon Hyung kesal
“Jangan
berkata begitu, Kau sudah melakukan yang terbaik dan benar-benar bisa melalui
traumamu. Kau akan jadi juara pertama lain kali dan hanya akan semakin
membaik.” Ucap Bok Joo menyemangatinya.
Keduanya
berjalan bersama, Joon Hyung melihat jam ditanganya kalauBok Joo akan pergi
dalam 13 jam 26 menit dan 15 detik... 14 detik. Lalu merasa kalau tak akan baik-baik
saja jika tidak melihatnya.
“Akulah
yang merasa lebih khawatir. Kau membuatku jadi ketergantungan padamu tanpa aku
sadari.” Kata Bok Joo seperti menyesal
“Aku tahu,
kalau aku memiliki pesona yang
mematikan. Kau tidak seharusnya berlari dari sana karena merindukanku, jadi aku
akan segera mengikutimu ke sana. Jika kau ingin putus denganku dan mulai melirik
orang lain, maka aku akan membunuhmu.” Kata Joon Hyung
“Itulah
yang ingin kukatakan. Aku sudah meminta pada Sun Ok dan Nan Hee untuk mengawasimu.” Kata Bok Joo
Joon Hyun
berpura-pura mengeluh keduanya bisa mengacaukan semuanya, lalu bertanya jam
berapa akan berangkat karena akan mengantarnya.
Bok Joo menolak karena akan pergi sendiri dan Joon Hyung mengatakn akan
segera menyusulnya, jadi harus latihan dengan keras dan tidak punya waktu untuk
mengantarku. Joon Hyung mengeluh Bok Joo
sudah terdengar sangat bangga karena menjadi atlet nasional dengan penuh
semangat harus masuk ke Taereung.
“Aku
memohon dan Tidak akan ada yang menghentikanmu. Ketika kau punya waktu luang, tolong
kunjungi restoran ayahku. Pamanku memang menjaganya, tapi aku masih khawatir.”
Kata Bok Joo
“Oke. Kau
bisa percaya padaku. Sekarang Kita hanya punya 13 jam 22 menit... 12 detik. 11
detik.” Kata Joon Hyung kembali melihat jam tangannya.
Bok Joo
menerima telp dari Nan Hee, meminta agar
membawakan seragamnya ke tempat latihan, awalnya Bok Joo mengeluh tapi demi
temanya akan mengantarkanya. Joon Hyung bertany apakah temannya membutuhkan
sesuatu., Bok Joo menganguk kalau harus mampir ke tempat latihan. Mereka pun
pergi bersama.
Bok Joo
bersama dengan Joon Hyung masuk ke dalam ruang latihan, Bok Joo binggung
ruangan sangat gelap dan lampunya mati. Joon Hyung menarik Bok Joo kalau ini
kesempatan, Bok Joo menolak kalau nanti ada yang masuk, Joon Hyung yakin tak
ada yang masuk karena tak ada orang dan ingin menciumnya.
Saat itu
lampu menyala dan semua anggota Tim berteriak “Kejutan” Bok Joo dan Joon Hyung benar-benar terkejut,
Semua tim hanya bisa melonggo dengan melihat Bok Joo dan Joon Hyung yang ingin
berciuman.
Semua
akhirnya berkumpul dengan banyak makanan, pelatih Yoon menuangkan jus jeruk
untuk Bok Joo dan sudah memberitahu pelatih di Taereung untuk memperlakukan
atlet spesialnya dengan baik. Pelatih Choi memperingatkan Bok Joo jangan sampai
melukai punggungnya lagi. Bok Joo menganguk mengerti.
“Aku
tidak akan mungkin bisa melakukan ini tanpa bantuanmu.” Kata Bok Joo.
“Ah, ada
apa? Ini bukan berarti kita tidak akan bertemu dengannya lagi.” Ucap Sun Ok
melihat Nan Hee yang sedih.
“Memang
benar kita tidak akan bertemu dengannya untuk beberapa waktu Dia tidak akan ada
saat lari pagi, makan siang, dan saat latihan. Siapa yang akan menjadi
pasanganku sekarang, Bok Joo?” kata Nan Hee merengek, Bok Joo mengatakan kalau
masih ada Sun Ok.
“Ngomong-ngomong,
kau sudah berdiri di sana sejak tadi... Siapa namamu?” ucap pelatih Yoon
mengarahkan pandangan pada Joon Hyung.
“Aku Jung
Joon Hyung, mahasiswa dari tim renang.”
Ucap Joon Hyung memperkenalkan diri.
Ye Bin
dan Min Young berdiri disebelah Joon Hyung terkagum dengan suaranya terdengar hebat dan sangat tampan,
lalu mengatakan kalau Bok Joo sangat beruntung. Bok Joo dan Joon Hyung saling
menatap dengan senyuman.
“Bok Joo
sangat beruntung memiliki kekasih
seperti itu. Dia mengingatkanku pada diriku sendiri ketika aku berumur 20
tahun. Aku dulunya terlihat seperti itu.” Komentar Pelatih Yoon, Woon Gi
mengejek pelatihnya kalau meragukannya
karena tahu seorang pembohong besar.
“ Ini
bukan bohong... Bahkan nama panggilanku adalah...” ucap Pelatih Yoon langsung
dipotong pelatih Choi agar tak banyak bicara.
“Baiklah.
Bok Joo, aku harap latihanmu berjalan lancar di Taereung, dan kau akan
meningkatkan martabat angkat besi Korea di China.” Ucap pelatih Choi mengajak
mereka bersulang.
Bok Joo
menarik kopernya keluar rumah, Tuan Kim mengantarnya memberikan mangkuk berisi
doraji yang akan mengingkatkan sistem kekebalan tubuhnya dan Makanlah ketika sakit flu, selain itu
sekotak ekstrak ginseng agar meminumnya
satu bungkus perhari dan meminta agar tetap menjaga diri.
“Bok Joo.
Haruskah aku mengantarmu ke sana dengan skuterku?” kata Dae Ho, Bok Joo menolak
karena akan naik bis saja sendiri.
“Paman.
Tolong jaga ayahku, Aku akan mengandalkanmu.” Ucap Bok Joo sedih, Dae Ho
berjanji akan menjaganya dan meminta agar menjaga dirinya sendiri, serta Makan
dengan benar dan berlatihlah dengan keras.
“Kim Bok
Joo dari Universitas Olahraga Haneol,
lapor untuk keberangkatan menuju Taereung. Hormat!” ucap Bok Joo
layaknya tentara, Dae Ho pun menerimanya dengan memberikan hormat.
Tuan Kim
berkaca-kaca melihat anaknya yang akan masuk timnas, saat Bok Joo sudah pergi,
Dae Ho langsung mengajak Tuan Kim untuk segera berangkat ke rumah sakit.
Bok Joo
pun menaiki bus dengan tatapan melamun yang sebelumnya mengirimkan pesan pada
Joon Hyung.
“Joon
Hyung. Aku pergi sekarang Aku tidak menunjukannya padamu, tapi aku merasa
sangat takut dan gugup saat ini. Apakah aku akan bisa melakukannya dengan baik?
Jika aku membuka pintu yang asing dan berjalan melaluinya,dunia seperti apa
yang akan menungguku?” tulis Bok Joo,
“Jangan khawatir,
Bok Joo... Kau pasti bisa. Kau jauh lebih kuat dan lebih cantik dari yang kau
bayangkan. Kemanapun kau pergi, maka kau akan bersinar dengan terang. Kim Bok
Joo, swag.” Tulis Joon Hyung yang sedang berlatih dalam kolam renang.
Bok Joo
akhirnya sampai ke bagian Pusat Pelatihan Nasional Taereung. Sementara Joon
Hyung membuka lokernya terlihat foto Bok Joo dan juga saat bersama.
“Aku akan menunggumu, Joon
Hyung. Tapi, jangan terlalu lama. Aku gadis yang tidak sabaran.”
“Tunggu aku. Aku akan segera ke
sana, kau tahu aku tidak pernah berpaling darimu, kan?”
“Aku merindukanmu, Jung Joon
Hyung.”
“Aku merindukanmu, Bok Joo.”
Bersambung
ke episode 16
Keren.... Sabar nunggu kelanjutannya. Trimkash kakak.. semangat buat sinopsis.a🙌👍😇🙆🙋
BalasHapuskeren banget...
BalasHapusRasanya hampir menangis terharu aku