Bok Joo mulai rajin mengolesi tanganya dengan krim,
sementara Shi Ho melakukan peregangan sebelum tidur lalu memberanikan diri
bertanya bagaimana Bok Joo bisa mengenal Joon Hyung. Bok Joo menjawab mereka dulu satu sekola waktu SD
tapi Joon Hyung dipindahkan
ke sekolah lain, jadi
tidak lulus bersama.
“Apa kau tahu kalau dia
kekasihku?” tanya Shi Ho sengaja blak-blakan. Bok
Joo sempat sedikit gugup
“Ya. Temanku memberitahuku. Kau memiliki selera pria yang
tidak biasa.” Komentar Bok Joo tak percaya.
“Kita pasti memiliki ikatan yang
dalam. Ini lucu.” Cerita Shi Ho lalu Bok Joo melihat tabel kalau Lemak
perut masih banyak dan mulai melakukan sit up sebelum tidur.
Semua atlet angkat besi sudah berada didepan gedung
terlihat gembira, Pelatih Choi memanggil Bok Joo dengan menegurnya kalau masih
terlalu awal untuk
bersemangat seperti itu, lalu memanggil kapten tapi
Woon Gi tak maju kedepan.,
“Apa Woon Gi tidak ada disini?” tanya Pelatih Choi binggung.
“Dia mendapat telpon tadi malam lalu pergi keluar dan tidak kembali
lagi.” Ucap Sang Chul
“Jadi Maksudmu dia bermalam di luar tanpa memberitahuku?” kata pelatih Choi dengan nada marah, Sang Chul
membenarkan.
“Sang Chul. Kau yang pimpin.” Perintah Pelatih Choi, Sang Chul memimpin semua atlet
untuk bisa berlari mengelilingi kampus mereka. Pelatih Choi bertanya-tanya
dengan Woon Gi dengan mengeluarkan ponselnya.
Bok Joo dkk mulai makan di kantin, Nan Hee memilih menu
daging untuk makan siang. Bok Joo yang sedang menjalani diet sengaja mengurangi
jumlah nasinya satu sendok. Ketika akan dudu dimeja, Joon Hyung tiba-tiba
datang mengambilnya menyuruh Bok Joo mengambil lagi karena makanan itu miliknya
karena terlalu malas. Bok Joo
menyuruh agar Bok Joo mengembalikanya sekarang.
“Ada apa ini? Ini porsi normal. Kau seharusnya menumpuk makanan seperti gunung, disini Gunung Rocky, disini
Alpen, dan ini Himalaya. Sepertinya
kau jadi lebih kurus, Kim Bok Joo.” Ucap Joon
Hyung melihat tumpukan makan yang tak biasa
“Apa berat badannya turun?” tanya Sun Ok beribisik, Nan Hee rasa itu tak mungkin.
Tapi Sun Ok pikir benar.
“Sudahlah.... Berhenti bercanda dan
kembalikan.” Kata Bok Joo tak ingin diketahui kalau
sedang melakukan program penurunan berat badan.
Joon Hyung menolaknya dan sengaja menjaukan dengan
mengangkat, Tae Kwon yang melihatnya, meminta agar memberikan saja dan
mengambilkan untuk Joon Hyung. Sun Ok pun menyuruh Bok Joo mengambil lagi dan
pergi. Keduanya saling berputar-putar,
Bok Joo ingin mengambil piringnya tapi Joon Hyung enggan memberikanya.
Sampai akhirnya Bok Joo memberikan pelukan dibagian leher
untuk memintingnya, dari kejauhan Shi Ho datang melihat Bok Joo yang terlihat
sangat dekat dengan Joon Hyung. Ia langsung mendekatinya dan menarik Bok Joo.
Joon Hyung kaget tiba-tiba Shi Ho menarik Bok Joo.
“Bok Joo adalah teman sekamarku. Apa Kau tidak tahu?” ucap Shi Ho, Joon Hyung langsung terdiam dan terlihat
sangat dingin melihat Shi Ho. Bok Joo melihat tanganya yang dirangkul oleh Shi
Ho seperti menandakan kalau mereka terlihat dekat.
Suasana di kantin terasa hening karena Shi Ho, Joon Hyung
duduk bersama dengan Bok Joo serta Tae Kwon.
Shi Ho memulai pembicaran kalau rasanya
menyenangkan bisa makan bersama banyak orang karena Pesenam
sangat sering melewatkan makan siang dan hanya
makan siang dari waktu ke waktu.
Semua mengangguk mengerti dengan nada canggung.
“Joon Hyung.... Kau terlihat sedikit kurus.... Kau harus makan dengan baik.” Ucap Shi Ho memberikan perhatian pada mantan pacarnya.
“Oh Yah... Kau suka dotorimuk, kan? Kau bisa makan milikku. Aku sedang mencoba makan sayuran
saja.” Kata Shi Ho memberikan daging miliknya ke piring Joon
Hyung.
Joon Hyung seperti kehilangan nafsu makannya, memilih
untuk pamit pergi karena harus melakukan sesuatu. Shi Ho menahan kecewanya dan ikut pamit pergi, Bok Joo
melihat kejadian didepanya seperti tak percaya teman SD terlihat bertengkar
didepanya.
Joon Hyung sudah menuruni tangga sampai akhirnya Shi Ho
memanggilnya. Joon Hyung ingin pergi tapi Shi Ho menariknya, Shi Ho pikir
mereka abisa makan bersama. Joon Hyung
pikir bisa Tapi... tidak
mau membuat orang lain merasa tidak nyaman dan menegaskan Shi Ho itu selalu
egois.
“Ayo kita kembali bersama.” Ucap Shi Ho sebelum Joon Hyung pergi.
“Aku ingin kita kembali bersama. Aku tidak bisa bersama dengan siapapun kecuali dengan kau.” Kata Shi Ho, Joon Hyung terlihat marah mendengarnya.
“Aku tahu. Kau pasti berpikir ini
tidak masuk akal. Aku
sudah putus denganmu. Tapi... semuanya sangat sulit saat itu. Kompetisi itu sangat penting, tapi aku tidak merasa lebih baik.” Jelas Shi Ho.
Flash Back
Semua pesenam mulai berlatih, Pelatih melihat Eun Young
dengan permainan bolanya, lalu pindah pada Shi Ho yang berdiri dengan satu kaki
menyuruh agar menyeimbangkan tubuhnya,lalu menyurhnya agar mengangkat kakinya lebih
tinggi. Shi Ho berusaha melakukan dengan benar.
“Tekan ke belakang, dan tahan.” Ucap Pelatihnya, tapi Shi Ho terlihat belum bisa
melakukan dengan benar.
“Kau... Teruslah
seperti ini, dan kau tidak akan pernah bisa masuk tim
nasional. Keseimbanganmu
buruk. Kenapa
kau jadi semakin buruk setiap hari Kau
harus lebih baik lagi. Jika
kau mengacaukan ini, maka kau
akan tamat. Kau harus
pensiun sebelum kau berhasil
masuk tim nasional.” Teriak pelatihnya memarahi
Shi Ho didepan semua teman-temanya
Saat itu ponsel Shi Ho bergetar dan bertemu dengan Joon
Hyung di pinggir danau. Shi Ho tiba-tiba mengajak mereka untuk putus. Joon Hyung kaget mendengarnya. Shi Ho kembali mengulangi
agar mereka putus saja karena ingin fokus pada latihannya.
“Aku tahu kau marah karena tidak
memenangkan kompetisinya.” Ucap Joon Hyung
“Tapi aku memiliki ikan ku
sendiri. Aku harus
fokus pada diriku sendiri. Kau
terus menggangguku. Ini
menyebalkan... Aku tidak
mau... jadi
kekasihmu lagi.” Kata Shi Ho
“Aku kira kau memiliki alasanmu
sendiri. Tapi hari
itu... Setidaknya
pada hari itu, aku
memiliki waktu yang lebih sulit darimu. Aku didiskualifikasi dan ingin
membunuh diriku sendiri. Tapi
kau... Kau
bahkan tidak memiliki rasa prihatin sedikitpun.”
teriak Joon Hyung mengeluarkan amarahnya.
“Kau benar. Aku terlalu tidak sabar dan tidak bisa menghilangkan rasa sakitmu. Maafkan aku.... Itu semua salahku. Aku terlalu egois. Aku akan lebih baik padamu mulai
sekarang. Kumohon... Ayo kita kembali bersama.” Kata Shi Ho memohon
“Apa kau pikir aku semudah itu?” ucap Joon Hyung melotot tajam dan pamit pergi, Shi Ho
terus berteriak meminta maaf pada Joon Hyung. Tapi Joon Hyung terlihat tak
peduli.
Bok Joo dkk selesai makan, Bok Joo mengeluh pecernaannya sakit. Sun Ok juga merasa tidak
bisa makan dengan benar. Nan Hee bertanya-tanya apa
sebenarnya yang terjadi, apakah mereka akan kembali bersama. Sun Ok pikir tak
mungkin karena Mungkin itu yang Shi Ho ingingkan.
“Siapa yang tahu apa yang
benar-benar terjadi
diantara mereka? Mereka
mungkin sedang berdebat diluar
kisah percintaan mereka.” Kata Nan Hee yakin
Bok Joo menerima pesan [Nona Kim
Bok Joo, Anda memiliki jadwal bertemu besok jam 7
malam.] wajahnya langsung sumringah melihat pesan seperti
waktunya berkencan. Nan Hee yang diabaikan menanyakan pesan apa yang dibaca Bok
Joo. Bok Joo mengaku hanya spam lalu memeluk temanya untuk cepat karena akan
terlambat untuk latihan.
Bok Joo melihat dari luar kalau Woon Gi datang
terburu-buru masuk ke dalam ruang latihan. Nan Hee tak percaya Woon Gi akhirnya
datang kembali. Sun Ok tak bisa menduga apa yang
terjadi, tapi menurutnya padra senior akan
marah padanya lagi jadi lebih baik mereka
bertiga diam saja.
“Aku dengar kalau di Goyang, mereka sudah memenuhi kuotanya. Kalau begitu, kita sudah tidak
punya harapan?” ucap salah satu senior yang sedang
melakukan pemanasan.
“Apa yang kau bicarakan? Bukan hanya itu tim
semi-profesional yang ada.” Ucap Sang Chul lalu
melihat Woon Gi datang langsung bertanya kemana saja.
“Maafkan aku... Biarkan aku bicara dengan Profesor
Yoon dan Pelatih Choi dulu.” Ucap Woon Gi
“Apa kau akan mengabaikan kami? Apa kau punya kabar bagus? Suasanya hatimu sepertinya bagus” ucap Sang Chul sinis
“Aku yakin kau ingin mengatakan
sesuatu, tapi mari
kita bicara lagi nanti.” Kata Woon Gi akan pergi ke
tempat pelatih
Sang Chul mengumpat
Woon Gil sangat menyebalkan menurutnya Sebagai seorang kapten, jika melanggar peraturan keluar
dari kampus.. dan
melewatkan latihan pagi, setidaknya
memberikan beberapa penjelasan selain itu mereka
adalah temannya. Senior yang lain setuju dengan perkataan Sang Chul.
“Apa aku harus melaporkan masalah
pribadiku? Kita
tidak pernah dekat sebagai teman.” Ucap Woon
Gi sperti mencoba menahan amarahnya.
“Aku tidak ingin meremehkan dan
mengatakan ini, tapi
apakah kau sudah mendapat tawaran dari
tim semi-profesional, akhir-akhir ini? Apa
kau pergi menemui salah satu dari mereka?” kata Sang
Chul menuduh.
Bok Jo dkk baru saja masuk melihat adu mulut antara
senior, Nan Hee bertanya-tanya apa yang mereka bicarakan, mereka pun hanya bisa
menonton saja. Woon Gi benar-benar tak mengerti dengan yang dikatakan temanya
seperti ngelantur, Sang Chul
bertanya-tanya Kenapa seorang jagoan seperti Woon Gi peduli
apa yang orang seperti senior lain
pikirkan.
“Baiklah, abaikan saja kami... Dasar Kau pengkhianat.” Umpat Sang Chul.
“Aku tidak mengerti apa yang kau
bicarakan.” Kata Woon Gi saat itu ponselnya kembali
berdering. Sang Chul langsung
merampasnya.
“Kita belum selesai bicara. Kau pikir mau kemana?” ucap Sang Chul, Woon Gi mengatakan harus mengangkat telpon.
“Apa pelatih yang menelpon?” ucap Sang Chul sinis, Woon Gi meminta agar mengambilnya
dengan mengumpat
Keduanya mulai berkelahi, Bok Joo dkk binggung karena tak
mungkin bisa merelai mereka. Pelatih Yoon dan Choi ada diruangan, lalu
berteriak keluar ruangan agar menghentikannya dan bertanya ada apa yang terjadi
paa mereka. Pelatih Yoon berteriak dan terlihat sangat marah dengan tingkah
anak-anaknya.
Semua atlet melakukan posisi push up dengan menahan dua
lenganya sebagai hukuman. Pelayan Yoo menyuruh semua menahan
dengan benar dan menurunkan sedikit
bagian bokongnya, ia memperingatkan akan menambahkan 10 menit
setiap kali mereka terjatuh. Sang Chul
dan Woon Gi berhadapan dengan menatap sinis.
“Kalian sudah gila.... Kalian pikir aku bekerja keras
melatih kalian... supaya
kalian bisa berkelahi? Dasar Anak-anak
nakal. Kalian
harus lebih dewasa dulu.” Ucap Pelatih Choi menyuruh
mereka menahanya, Bok Joo terlihat gelisah karena waktunya harus segera pergi
ke Klinik.
“Jika kalian bahkan tidak bisa menahannya ini selama ini, maka kalian lebih baik keluar dari
angkat besi.” Ucap Pelatih Yoo lalu menyuruh pelatih
Choi kalau semua atlet harus dilatih lebih keras lagi jadi mereka akan sangat kelelahan untuk berkelahi
“ Ketika aku pergi ke Atlanta untuk latihan Olimpiade, sesuatu seperti ini tidak akan pernah
terjadi. Kalian tahu kenapa? Kami
semua terlalu lelah karena latihan untuk
bertengkar seperti ini. Mereka
harus sibuk dengan latihan mereka. Aku
sangat kecewa.” Ungkap pelatih Choi lalu keluar ruangan
karena merasa kepalanya terasa sakit sekarang.
Pelatih Choi pikir semua anak didiknya bisa melihat kalau
Pelatih mereka sangat marah jadi
menyuruhnya untuk terus berkerja keras. Di lapangan Sepak bola terlihat orang
yang sibuk berlatih juga. Pelatih Yoon kembali ke dalam ruangan lalu membisikan
pada pelatih Choi, setelah itu Pelatih Choi menyuruh mereka bangun dan Lakukan
pemanasan setelah itu keluar dari ruangan.
Bok Joo melihat waktunya adalah 15 menit
sebelum janji pertemuan. Semua pun keluar dari ruang
latihan. Bok Joo dan yang lainya kaget melihat dua pelatih mereka sedang sibuk
membakar daging. Pelatih Choi menyuruh mereka untuk duduk.
“Kau butuh beberapa daging setelah membuang-buang tenagamu.” Kata Pelatih Yoon
“Hei...
Senior
harusnya memanggang dagingnya. Kalian semua bisa menyiapkan mejanya dan duduk.” Kata
pelatih Choi, semua pun bergegas untuk menyiapkan meja
“Sebenarnya, aku punya diabetes. Dokterku menyuruhku untuk tidak
makan daging. Tapi, aku
tetap memakannya. Aku
bisa jadi lebih sehat dengan tidak makan daging, tapi aku lebih baik makan apa
yang aku nikmati. Aku
lebih baik menjalani hidup yang lebih
bahagia daripada hidup sehat. Itu prinsipku.” Ucap Pelatih
Yoon semua pun terdiam
“Aku harap... kau juga bisa hidup seperti itu. Daripada hidup bahagia karena
berhasil masuk tim
nasional dan menang, aku
harap angkat besi bisa membuatmu bahagia. Beberapa pelatih mungkin tertawa dengan apa yang kukatakan. Tapi, aku tidak mau kau.. menyerah terhadap angkat besi
karena merusak
tubuhmu terlalu banyak... hanya
untuk mendapatkan medali emas.” Ucap Pelatih Yoon
Bok Joo seperti sudah tak tahan memikirkan waktunya untuk
segera pergi, Pelatih Yoon terus memberitahu Jika
tujuan merka adalah memenangkan medali, dan jika tidak bisa
mendapatkannya, maka nanti mereka tidak
akan merasa bahagia. Tapi kalu mereka memang menyukai mengangkat besi yang dingin dan
berat itu, dan pasti akan
merasa senang hanya
dengan mengangkat beban.
Woon Gi dan Sang Chul pun meminta maaf atas kesalahan
mereka. Pelatih Yoon tahu tahu mereka semua memiliki
waktu yang sulit akhir-akhir
ini, terlebih
para senior. Tapi,menurutnya mereka harus menunggu
sampai pertandingannya selesai untuk
melihat hasilnya Karenna Hanya dengan seperti itu, mereka tidak akan tahu bagaimana jadinya
hidupnya.
“Selama babak terakhir sepak bola, kau mungkin akan mematikan TVnya karena berpikir kalau tim itu
sudah kalah. Tepat
saat itu, tiba-tiba tim itu mencetak gol. Kau harus menyaksikannya sampai
akhir. Jika kau
melakukan itu, kau akan menang.” Ucap pelatih Yoon lalu
tersadar tidak
bisa berhenti bicara hari ini dan Pelatih Choi pun
tak menghentikanya seperti biasa. Pelatih Yoon melihat daging mereka mulai
hangus mengajak semua untuk segera makan.
Bok Joo melihat kalau 10 menit
sebelum janji pertemuan. Pelatih Yoon kembali ke ruangan menyuruh
pelatih Choi agar memesan lagi daging jika
masih kurang. Pelatih Choi mengatakan sudah berbicara
pada Tuan Jung untuk menambah daging.
“Tapi Apa ini dari uangmu sendiri?” tanya Pelatih Choi, Pelatih Yoon melrik sinis, pelatih
Choi hanya bisa meminta maaf karena sudah melewati
batas.
“Profesor Yoon, Pelatih Choi. Maafkan aku, tapi aku harus
keluar sebentar.” Kata Woon Gi masuk ruangan
“Aku ingin bicara secara pribadi
denganmu. Apa yang terjadi?” kata Pelatih Choi, Pelatih Yoon langsung menyuruh Woon
Gi untuk segera pergi saja dan meminta agar kembali
sebelum pengabsenan. Woon Gi mengerti.
“Pelatih Choi. Mempercayai mereka adalah salah satu jalan untuk mendukung
mereka.” Nasehat Pelatih Yoon, Pelatih Choi mengerti.
Bok Joo buru-buru kembali ke kamarnya memilih baju sambil
menelp klinik meminta maaf harus datang
terlambat dan memiliki janji jam 7 malam dan mengaku sedang dalam perjalanan serta akan segera kesana. Ketiga keluar asrama hujan turun dengan deras, Bok Joo
memilih untuk berlari karena tak memiliki payung. Rambutnya pun basah dan tak
lupa memakai jepitan rambut sebelum masuk klinik.
“Maafkan aku menahanmu sampai
selarut ini.” ucap Bok Joo masuk ke ruangan.
“Tidak apa-apa. Biasanya aku masih ada disini jam
segini. Apa kau
kebasahan lagi?” kata Jae Yi melihat rambut
Bok Joo yang basah. Bok Joo sadar pasti terlihat
buruk.
“Bukan itu maksudku. Kau harusnya menjauh dari hujan karena bisa terkena flu. Kau harus berada dalam kondisi
tubuh yang bagus agar bisa menjaga
dirimu sendiri.” Jelas Jae Yi, Bok Joo
berjanji akan melakukanya.
“Wah... Kau melakukan kerja bagus. Tanpa kehilangan satu otot pun, kau akan menghilangkan 200g lemak
tubuhmu. Apa kau
tetap diet dengan baik?” ucap Jae Yi melihat hasil
tabelnya.
“Benarkah? Sepertinya aku tidak terlalu
mengikutinya dengan ketat.”kata Bok Joo tak
percaya
“Aku mengatakan yang sejujurnya. Kenapa kau tidak percaya padaku?” ucap Jae Yi lalu berjalan kesisi Bok Joo agar bisa
melihat tabelnya.
Jae Yi memperlihatkan grafik
indeks massa tubuh dengan lemak tubuh..... Bok Joo tak medengarkan ucapan Jae Yi karena sibuk
memandangi wajah dokter yang sangat tampan dimatanya. Jae Yi akhirnya memanggil
Bok Joo, Bok Joo tersadar dan mengangguk
setuju. Jae Yi bertanya apa yang dia katanya memang. Bok Joo binggung karena
tak mendengar apapun.
“Aku tadinya ingin memberimu
hadiah, tapi kau
menghilangkan kesempatanmu.” Kata Jae Yi
“Tidak, aku tidak sedang
memikirkan hal lain. Aku
hanya terlalu larut pada musiknya.” Kata Bok Joo
mencari alasan
“Oh, benar. Itu... "J.B. Breval Sonata". Aku dengar ini seperti
"Czerny New Studies" untuk
pemain cello.” Ucap Jae Yi, Bok Joo sempat binggung
dan kembali mengangguk setuju.
“Breval... Aku sering mendengarnya sampai aku mengenalnya dalam
hatiku.” Ungkap Bok Joo berlebihan.
“Itu juga sejenis karya musik yang
cukup panjang. Berapa
lama kau latihan... supaya
kau bisa menguasainya dan
memainkannya sepertimu?” tanya Jae Yi.
Bok Joo pikir Tergantung orangnya dan memikirknya sekitar 3... Jae Yi pikir 3 bulan. Bok
Joo meralatknya kalau Mulai dari 3 bulan sampa 4, 5 atau 6 tahun. Jae Yi merasa apabila bicara
soal cello, perbedaannya
bisa sangat besar. Bok Joo membenarkan
seolah-oleh mengerti. Jae Yi pun mengajak Bok Joo agar bisa memulai pengobatan,
saat itu tanganya menyentuh bagian pipi kening mengambil tissue yang menempel.
Bok Joo terlihat benar-benar gugup berada didepan Jae Yi.
Sun Ok sudah merasa lapar lagi, Nan Hee pikir mereka pasti
bisa dapat lebih banyak jika
hujannya tidak mulai turun. Sun Ok juga heran
kenapa hujan bisa tiba-tiba turun, Nan Hee pun bertanya kemana Bok Joo karena tidak bilang mau kemana. Sun Ok pikir Bok Joo sedang
mengantar makanan.
“Gadis itu sangat sibuk. Bukankah menurutmu kita harus jadi teman yang lebih baik untuknya? Kita sudah makan banyak ayam goreng
di restoran ayahnya.” Ucap Nan Hee
“Sepertinya kau benar. Haruskah kita membantu mereka melayani pelanggan mereka?” kata Sun Ok, Keduanya langsung berteriak kalau mereka
adalah sahabat dan akan pergi ke tempat Bok Joo.
Sementara direstoran, Dua pria sedang duduk karena tak
ada pelanggan. Dae Ho melihat kalau hari ini mereka benar-benar
terlalu lamban hari ini. Tuan Kim bertanya kenapa Dae
Ho sangat pendiam akhir-akhir ini dan apakah bosnya itu
belum menghubunginya.
“Aku membuat keributan dan meminta
uang. Apa kau
akan menghubungiku kalau jadi dia? Tapi , kenapa Bok Joo tidak pernah datang akhir-akhir
ini.” ucap Dae Ho heran
“ Aku menyuruhnya untuk fokus pada
latihannya. Dia harus
mulai bersiap-siap untuk turnamen
yang akan datang.” Kata Tuan Kim
“Aku sebenarnya merindukan dia
sekarang karena sudah
lama tidak melihatnya. Keponakanku
yang senang mengacau.” Ungkap Dae Ho, Tuan Kim
melirik sinis, Dae Ho langsung berpura-pura untuk pergi ke toilet.
Nan Hee dan Sun Ok datang ke restoran namun dibuat
bingung dengan restoran yang sepi, Tuan Kim senang melihat Dua teman anaknya
yang sudah lama tidak melihatnya. Suk Ok bertanya keberadaan Bok Joo apakah tak ada
direstoran.
“Kenapa dia harus ada disini, jam
segini? Apa dia
tidak ada di sekolah?” ucap Tuan Kim binggung, Sun
Ok ingin bicara tapi Nan Hee lebih dulu menyela
“Aku baru ingat.. Bok Joo bilang kalau dia mau ke
sauna. Aku
benar-benar lupa.” Kata Nan Hee buru-buru
mengajak Sun Ok pergi.
Keduanya keluar dari restoran, Sun Ok masih binggung
karena Bok Joo ternyata tak ada direstoran lalu bertanya-tanya kemana temanya
itu pergi. Nan Hee pikir tak ada yang tahu bahkan tak mempercayainya, dengan
mengumpat Bok Joo si Rubah licik itu dan mereka benar-benar dibodohi. Sun Ok pun dengan bersiap-siap akan memberikan pelajaran
pada temanya.
Bok Joo pulang mengendap-ngendap karena takut ketahuan,
tiba-tiba dua temanya sudah menunggu diatas tangga. Bok Joo berpura-pura santai
bertanya kenapa temanya ada diluar kamar dan berpikir akan
pergi. Nan Hee mengatakan mereka sedang menunggunya, melihat
Bok Joo yang terlambat ingin tahu darimana saja temanya seharian ini.
“Hei.. Apa yang kau pikirkan? Aku tadi mengantar pesanan. Kami sangat sibuk dan Pesanan terus saja berdatangan.” Kata Bok Joo berusaha menyakinkan.
“Jangan berani berbohong di depan
kami. Kami baru
dari Ayam Bok. Tidak ada
satupun orang disana, dan
ayahmu pikir kau ada disini.” Ucap Sun Ok , Bok Joo
terlihat panik
“Kau lebih baik mengatakan yang
sejujurnya. Apa yang
membuatmu sibuk akhir-akhir ini? Kemana
saja kau?” tanya Nan Hee penasaran
“Kau lebih baik memberitahu kami. Jangan mencoba untuk berbohong.” Kata Sun Ok
Bok Joo ingin memberitahu dan terlihat malu, Nan Hee dan
Sun Ok penasaran menunggunya. Bok Joo mengakui sengaja merahasiakannya
dari mereka karena terlalu malu untuk mengatakannya. Nan Hee mengingatkan mereka itu sahabat jadi kenap harus
merasa malu lalu menduga Bok Joo itu terkena
penyakit seperti tahun lalu.
“Apa kau pergi ke dokter karena
itu?” ucap Nan Hee melihat bagian bokong Bok Joo
“Kau seharusnya memberitahu kami. Tidak perlu malu.” Kata Sun Ok mempercayainya.
Bok Joo pun seperti senang bisa menutupinya, Nan Hee
ingin tahu apa yang dokter katakan apakah sangat buruk dan harus
di operasi. Bok Joo mengaku tidak seserius itu. Keduanya bisa mengucap syukur, Sun Ok berpesan agara Bok
Joo harus tetap
berhati-hati mulai sekarang dan memperhatinya apa
yang dimakanya. Bok Joo menganguk mengerti.
“Kau tahu, aku tidak ingin membuat ayahku khawatir. Ini mungkin akan segera membaik, jadi aku tidak memberitahu
kalian.” Kata Bok Joo sengaja tak ingin memberitahu kebenaranya.
“Tetap saja, kau harus memberitahu
kami. Kami
sangat khawatir padamu.” Kata Nan Hee
“Ya. Kami akan marah jika kau
terus merahasiakan
sesuatu dari kami.” Tegas Sun Ok, Bok Joo
meminta maaf lalu berjalan bersama masuk ke dalam kamar mereka.
Bok Joo menganti pakaian merasa Sepertinya
berbohong juga membutuhkan latihan karena Semakin
banyak kau berbohong, makan semakin
baik yang dapatkan. Ia teringat dengan perkataan
Jae Yi "Bach
Cello Suite Nomor Satu" lalu kebinggungan untuk
mengucapkannya, dan memutarnya lagu dari ponselnya. Shi Ho datang dan Bok Joo
langsung mematikanya.
“Tidak apa-apa. Tidak usah dimatikan. Sepertinya kau juga suka musik
klasik.” Ucap Shi Ho, Bok Joo mengaku sedikit menyukainya.
“Tentang Joon Hyung... Bukankah dia menarik? Dia membuatmu tertawa. Dia senang menyendiri, tapi sebenarnya sangat perhatian.” Kata Shi Ho
“Aku tidak yakin tentang itu dan masih belum menyadari itu
tentangnya.” Ucap Bok Joo jujur
“Sejujurnya, aku ingin kembali
bersamanya, tapi dia
tidak membuka dirinya untukku. Aku
sudah mematahkan
hatinya di masa lalu. Apa
kau akan bisa membantuku jika
aku membutuhkan bantuanmu?” ucap Shi Ho, Bok Joo binggung
kenapa dirinya.
“Aku tidak yakin bagaimana bisa membantumu juga.” Kata Bok Joo
“Kenapa tidak? Kau dan Joon Hyung sepertinya
sangat dekat.” Ucap Shi Ho, Bok Joo mengaku kalau
mereka tidak dekat sama sekali. Shi Ho pun seperti yakin Bok Joo memang tak memiliki
perasaan pada Joon Hyung.
Dua pelatih sedang duduk bersama diruangan, Pelatih Yoon
sengaja bilang seperti sebelumnya
di depan anak-anak mereka agar bisa tenang tapi sebenarnya khawatir akhir-akhir
ini. kalau
mereka tidak akan medapatkan
tawaran dan jadi pengangguran.
Pelatih Choi pikir juga seperti itu karena mereka harus
mulai menerima beberapa penawaran
sekarang dan sepertinya karena penampilan tim mereka tak bagus
tahun lalu, serta hanya punya turnamen dan
beberapa pertandingan lagi.
“Mereka juga pasti merasa
tertekan. Maksudku,
hidup mereka bergantung” pada ini.” kata Pelatih Yoon terlihat benar-benar khawatir
“ Profesor Yoon, kalau begitu... aku sudah memikirkan tentang ini
dan...” kata Pelatih Cho memiliki ide.
Woon Gi dan istrinya sedang melihat anak mereka yang baru
lahir dalam ruangan bayi. Keduanya terlihat tersenyum bahagia, Woon Gi
memastikan istrinya akan keluar besok, sang istri menganguk. Woon Gi sedih karena istrinya itu bahkan
tidak bisa pergi ke
pusat perawatan setelah melahirkan karena Melakukan
semuanya sendiri akan sangat sulit.
Sang istri dengan rendah hati merasa tak masalah, karena
tahu merkea tidak sanggup membayar yang seperti itu jadi bisa melakukannya sendiri serta sudah membeli rumput laut. Ponsel Woon Gi berdering, ia pun meminta izin pada
istrinya untuk menyinggir sebentar.
Pelatih Yoon menelp, Woon Gi terlihat kaget Pelatih Yoon membahas tentang kelas beratnya. Pelatih Yoon
menjelaskan kalau ini ide
Pelatih Choi mereka juga tahu, kalau
menaikkan berat badan dan massa
ototnya tidak akan mudah dilakukan.
“Tapi jika kita melakukannya, maka memenangkan medali akan jadi
lebih mudah untukmu. Dan
Jung Woo juga akan bisa memenangkan medali.” Jelas pelatih
Yoon
“Aku akan memikirkannya.” Kata Woon Gi terlihat ragu menatap sang istri, Perlatih
Yoon pun setuju agar Woon Gi bisa memikirkanyadan bisa
membicarakannya lagi nanti.
Pelatih Choi melihat pelatih Yoon sudah menutup telp dan
mengatakan kalau ada satu lagi, lalu mengambil ponsel dan mengetiknya lalu
memperlihatkanya. Pelatih Yoon menghela nafas dan mencoba menelpnya.
Bok Joo yang
sedang jatuh cinta tersenyum senyum sendiri, berjalan di sepanjang pertokoan.
Lalu ia berhenti sebentar dengan melihat ke arah jendela memakai kembali
jepitan rambutnya. Senyumanya terlihat seperti ingin berkencan.
Tuan Kim kaget mengetahui tentang Kelas
berat Bok Joo, Pelatih Yoon dan Choi sudah datang
menemui ayah Bok joo. Pelatih Yoon mengatakan
sudah memikirkannya,
menurutnya semua mungkin karena Dalam
kategori wanita 63 kg, tidak
akan ada yang bisa mengalahkan Bok Joo.
“Dia akan memenangkannya. Jika Bok Joo menaikkan kelas beratnya, kesempatannya memenangkan medali
semakin besar. Anak lain
dalam kategori 58 kg juga akan
memiliki kesempatan lebih besar untuk
memenangkan medali. Ini
bisa jadi situasi yang sama-sama menguntungkan. Sisa kompetisinya, terlebih untuk
para senior, sangat
penting... untuk
karir mereka.” Jelas Pelatih Yoon mencoba menyakinkan
“ Seorang senior, Woon Gi... juga sedang memikirkan untuk menaikkan berat badannya juga.” Kata pelatih Choi
“Aku mengerti apa yang kau
katakan, tapi... menaikkan berat badan bahkan lebih sulit dari pada
menurunkannya.
Jae Yi melihat tabel dalam komputernya (Berat Badan 23 November :
57,12 kg. Berat
Badan 24 November: 56,80 kg) lalu memberitahu Bok
Joo yang sudah turun 300
g lagi. Merasa benar-benar harus memberikan hadiah karena sudah melakukan hal yang bagus. Bok Joo merendakan diri karena merasa tak perlu
melakukan itu.
“Apa yang akan kau berikan padaku?” kata Jae Yi
bingung memikirkan sesuatu yang bagus sebagai hadiah.
“Ini harus sesuatu yang sedang kau
inginkan.” Kata Jae Yi lalu menyuruh agar Bok Joo
memikirkan dan mulai berganti baju.
Bok Joo menganti bajunya dan menatap kearah cermin dengan
jepitan dirambutnya, tiba-tiba terdengar suara “Apa yang
kau lakukan disini, Gendut?” Bok Joo kaget melihat dibelakangnya sudah ada
Joon Hyung, Joon Hyung pun melihat jepitan rambut yang digunakan Bok Joo karena
tak seperti biasanya. Bok Joo langsung melepaskanya.
Jae Yi keluar dari ruangan menyapa adiknya, Joon Hyung
pun menyapa kakaknya. Bok Joo kaget Joon Hyung memanggilnya “Hyung”, Jae Yi
bertanya apakah mereka berdua saling mengenal. Joon Hyung membenarka kalau mereka dulu adalah satu....
Bok Joo terlihat panik karena mungkin kebohongan akan terbongkar.
bersambung ke episode 5
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar