PS : All
images credit and content copyright : KBS
Yoon Kyu
dan Duk Shim sedang melayani pelanggan yang ingin membawa pulang dumpling, saat
itu terlihat Na Ri datang dengan mengunakan taksi. Yoon Kyu kaget dan langsung
berlari ke arah Na Ri yang akan masuk ke dalam rumah. Na Ri bertanya keadaaan
Nan Gil dan Yoon Kyu mengatakan kalau Nan Gil maih terbaring di tempat tidur.
“Apakah
ia benar-benar terserang flu?” tanya Na Ri
“Apa kau Ingat
kalau ada badai beberapa hari yang lalu?” ucap Yoon Kyu, Na Ri pikir ada
radiasi yang keluar kalau rumah kacanya rusak
“Dia
mengorbankan tubuhnya untuk melindungi rumah kaca. Bos benar-benar basah. Saat
kami membuka restoran, bahkan dia merangkak kembali ke rumah. “ cerita Yoon Kyu
“Ini
adalah pelecehan. Menyakiti diri sendiri.” Kata Na Ri ingin masuk rumah.
Yoon Kyu
bertanya apakah Na Ri tak akan datang menemuinya, Na Ri pikir Nan Gil itu masih muda dan sudah
dewasa jadi tidak akan mati hanya karena
flu. Yoon Kyu melonggo binggung menurutnya keadaan seperti ada yang salah.
Na Ri
membuatkan teh sambil meminumnya menyakinkan diri “Kau bisa melakukannya, Hong
Na Ri. Dia masih tetap ayah tirimu.” Nan Gil masih terbaring lalu terbangun
dengan membuka sedikit matanya, Na Ri berada didepanya dan berjalan mendekat.
Nan Gil merasa kalau itu hanya mimpi dan kembali tertidur.
Esok
paginya, Nan Gil terbangun lebih dulu dan betapa kagetnya melihat Na Ri
berbarig disampingnya. Na Ri pun terbangun lalu menyuruh Nan Gil berbaring saja dan menaruh termometer di
mulutnya,melihat kalau Demam sudah
turun, tapi Nan Gil masih harus pergi ke dokter. Nan Gil merasa kalau sudah
merasa baik-baik saja.
“Aku
tidak butuh dokter. Sekarang Aku lapar.
Itu berarti aku baik-baik saja.” Ucap Nan Gil
“Apapun
yang kau inginkan, terserah. Tapi Kau kelihatan mengerikan, ayah tiri. Aku
tidak perlu berdebat dengan orang sakit, tapi bukankah kau mengatakan kalau kau
terlalu sehat... sampai kau tidak ingat kapan terkhir kali kau terkena flu?”
sindir Na Ri, Nan Gil menyuruh Na Ri keluar saja karena bisa tertular.
“Aku akan
memberi udara pada ruanganku, dengan Bersihkan, dan keluarlah.” Kata Nan Gil
ingin kembali tertidur
“Aku akan
pergi setelah... melihatmu menghabiskan bubur dan meminum obatmu.” Tegas Na Ri
Nan Gil
terdiam seperti merasa Na Ri memberikan perhatian, Na Ri merasa Nan Gil tak
perlu tersentuh karena Duk Shim membawa
bubur dari rumahnya dan obat-obatan itu dari apotek, sementara yang dilakukan
hanya menaruh di meja untuk menganturnya. Nan Gil pun mencoba maan dengan Na Ri
yang terus menatapnya.
“Kalau
kau berencana untuk menatapku seperti itu, silakan pergi. Aku tidak bisa makan.”
kata Nan Gil
“Lalu?
Apa kau melindungi rumah kaca kita dari angin dan hujan?” tanya Na Ri
“Tidak.
Tempat itu runtuh dan Tidak bisa diapa-apakan lagi sampai musim semi.” Ucap Nan
Gil
“Kau
bahkan tidak bisa melindunginya, tapi kau sakit di tempat tidur selama tiga
hari. Aku pikir kau bisa melindungi apapun. Aku sangat kecewa.” Ungkap Na Ri
ketus
“Sangat bodoh
untuk melawan alam.” Ucap Nan Gil membela diri
“Dalam
film, semuanya berhasil... kalau karakter utama yang melakukannya. Kenyataan memang
kejam.” Balas Na Ri
“ Bahkan
di film, berakhir dengan mereka ketakutan terhadap alam.” Ucap Nan Gil
Na Ri
merasa Nan Gil pasti sudah sehat, dengan
melihat bagaimana berdebat dengannya. Nan Gil merasa tak berdebat, lalu
mnyindir nada bicara Na Ri yang ketus. Na Ri meminta maaf karena sudah bersikap
kasar dan meminta agar Nan Gil menghabiskan buburnya minum obatmu, dan cepat sehat.
“Terima
kasih. Aku tidak tahu siapa yang menelepon, tetapi kau tidak perlu datang
karena flu.” Ucap Nan Gil sebelum Na Ri pergi.
“Aku akan
mengurusnya, ayah tiri.” Kata Na Ri dingin
“Dan
jangan mematikan ponselmu saat kau sendirian. Semua orang khawatir.” Ucap Nan
Gil
“Semua
orang khawatir, tapi kau sendiri tidak merasa perlu untuk menelepon. Kau justru
meminta Duk Bong melakukannya. Aku akan segera kembali, ayah tiri.” Kata Na Ri
lalu keluar dari ruangan. Nan Gil terdiam melihat sikap Na Ri. Sementara Na Ri
merasa kalau ia sudah melakukan yang terbaik dengan bersikap sinis pada Na Ri.
Na Ri
datang dengan mobil truk membawa semua barang dan meminta agar dibawakan ke
lantai dua. Yoon Kyu sedang ada didepan kaget melihat Na Ri membawa semua
barang-barangnya,
“Apa
putrinya pindah ke sini? Apa sekarang aku juga harus melayani putri bos?” ucap
Yoon Kyu bingung, Duk Shim yang melihatnya terlihat makin kesal karena Na Ri
kembali tinggal didekat Nan Gil.
Sementara
Duk Bong sedang melihat sebuah kumpulan artikel koran yang berjudul (Kebakaran Panti Asuhan Saemaeum) lalu yang
lainya adalah (Ledakan Fasilitas
Pembakaran Limbah Kimia) akhirnya ia pun mengambil ponselnya.
Tuan Kwon
terlihat sedang bermain golf, Sekertarisnya datang memberikan ponselnya. Duk
Bong mengajak ayahnya agar mereka ikuti cetak biru yang dimilikinya. Tuan Kwon
menegaskan kalau ia bukan badan amal
karena mereka tidak akan membuat taman kalau bisa menjadi bangunan.
“Apa kau
tahu yang Kakek lakukan pada tanah itu?” ucap Duk Bong
“"Orang
mati tidak berbicara. Apa kau tidak tahu pepatah terkenal itu?” balas Tuan Kwon
“Dia
membangun sebuah panti asuhan di atas bahan peledak. Itu pembunuhan! Aku tidak
akan menyentuh tanah itu. Lupakan saja kalau itu yang ingin kau lakukan.” Tegas
Duk Bong dengan nada tinggi
Tuan Kwon
mengingatkan kalau Keluarga harus saling
melindungi. Saat itu Duk Shim datang ke ruangan kakaknya membawa sesuatu. Duk
Bong mengaku sangat sangat muak dengan
ayah dan keluarga mereka. Duk Shim terdiam mendengarnya. Duk Bong menutup telp
dan sadar adiknya ada diruanganya. Duk Shim buru-buru menyembunyikan barang
dibalik badanya.
Duk Bong
bertanya apa yang dibawanya, Duk Shim mengelengkan kepala ketakutan. Duk Bong
tahu adiknya itu pasti ingin mengatakan sesuatu. Duk Shim memberikan sebuket
bunga dengan memberitahu kalau Na Ri datang dengan membawa barang-barangnya.
Duk Bong binggung dengan buket bunganya, Duk Shim menyuruh kakaknya agar
memberikan bunga itu pad Na Ri. Nan Gil mengomel kalau sudah menyuruh adiknya
agar belajar tapi malah menyuruhnya melakukan ini. Duk Shim memilih untuk
mmberikan buket bunga ditangan kakaknya dan pergi.
Nan Gil
terlihat sudah lebih sehat datang ke dapur melihat Joon dan Ha Ni sedang
membuat kulit dumpling. Yoon Yu datang menyapa Nan Gil lalu merasa kalau baru
menyadari bahwa kali ini atasnya itu tidak diperlukan karena mereka melakukan
semua ini sendiri. Nan Gil terlihat tak peduli.
“Dan Juga,
putrimu baru saja pindah ke sini.” ucap Yoon Kyu, Nan Gil melotot kaget Yoo Kyu
binggung apakah Nan Gil tak mengetahuinya. Nan Gil langsung bergegas pergi ke
rumah sebelah.
Na Ri
melihat Nan Gil yang sudah mengikutinya memastikan kalau keadaanya baik-baik
saja, Nan Gil mendengar kalau Na Ri akan pindah ke ruamh ibunya. Na Ri pikir
ini rumah mereka dan memiliki kamar selain itu juga sekarang ia adalah
seorang pengangguran jadi Tidak ada
alasan baginya untuk membayar sewa di Seoul. Nan Gil menghela nafas
“Jangan
mendesah, atau kau akan memiliki sesuatu untuk disesali.” Ucap Na Ri
“Berapa
lama kau berencana untuk tinggal?” tanya Nan Gil, Na Ri pikir itu satu tahun.
“Dan Temui
aku setelah bekerja. Kau harus menandatangani perjanjian.” Ucap Na Ri, Nan Gil
binggung perjanjian apa maksdunya.
“Setelah
persidangan itu, aku menyukai hukum. Aku tidak ingin kau ada di sekitarku, jadi
kita harus menyepakati ruangan yang akan digunakan oleh masing-masing. Tambahkan
apa pun yang kau ingin mau di atas kertas.” Kata Na Ri
Nan Gil
berjalan pergi, terdengar bunyi suara bel dan Nan Gil membuka pintu ternyata
Duk Bong yang datang dengan membawa sebuket bunga. Nan Gil pun menyuruh masuk
karena akan kembali berkerja seolah tak peduli,
Duk Bong mengaku kalau hanya mampir dalam perjalanan ke Seoul.
“Kau
boleh mampir lebih sering.” Ucap Nan Gil lalu memberitahu Na Ri kalau Duk Bong
yang datang.
Duk Bong
mendekati Na Ri, sementara Na Ri melihat kearah Nan Gil yang pergi meninggalkan
rumah lalu bertanya apda Duk Bong yang dikatakan ayah tirinya itu. Duk Bong mengeluh padahal mereka sudah cukup
lama tak bertemu bahkan memberikan sebuket bunga.
“Kenapa
kau bisa menyambutku seperti itu?” keluh Duk Bong lalu menyuruh Na Ri mengambil
bunga yang ada ditanganya. Na Ri pun mengambil buket bunganya.
“Bagus. Apa
Kau sudah lebih baik?” tanya Duk Bong, Na Ri mengaku hanya setengah hati terlihat benar-benar
penasaran apa yang dikatakan Nan Gil.
“Ayah
tirimu memintaku untuk lebih sering berkunjung. Aku akan ke Seoul dan akan
meneleponmu dalam perjalanan kembali.” Ucap Duk Bong, Na Ri binggung.
“Ayah
tirimu mengatakan kepadaku untuk mampir lebih sering.” Kata Duk Bong, Na Ri tak
percaya Nan Gil rela kalau Duk Bong sering datang ke rumah.
Tuan Bae
berbicara dengan Wan Shik, bertanya Seberapa jauh akan berjuang untknya. Wan Shik
mengatakan kalau bisa melakukan apa pun
yang diminta kepadanya. Tuan Bae mengatakan kalau Ada sesuatu yang ingin Wan
Shik lakukan untuknya. Saat itu Nan Gil datang menemui mantan ayah tirunya.
“Kau
pasti sudah gila dengan datang ke sini. Aku berada di bawah penyelidikan karena
kau dan dipanggil oleh jaksa.”kata Tuan Bae sinis
“Ini
supaya kau merasa tidak nyaman.” Ucap Nan Gil. Tuan Bae pikir nama Nan Gil
sudah tercemar bahkan bisa berbohong sekarang
“Apa kau
sudah gila setelah mengkonfirmasi... kematian Hong Sung Kyu?” ucap Wan Shik
sinis
“Kalau
kau mencoba untuk menjebakku atas pembunuhan, aku akan memperingatkanmu dan
akan memberitahu polisi semuanya..” Tegas Nan Gil memberikan ancaman.
Tuan Bae
pikir seorang ayah tak ada alasan harus menjebaknya, menurutnya Nan Gil lebih takut Na Ri yang tahu daripada polisi.
Na Ri berdiri dari tempat duduknya, memberitahu Tuan Bae kalau ingin diperlukan
seperti seorang ayah maka jangan datang mengancam dengan dokumen palsu.
Nan Gil
masuk mobil memberitahu harus membuat berhenti satu tempat lagi, ketiganya
sampai di tempat “Reparasi Hyun” tapi terlihat terkunci dan tanpa orang. Joon bertanya kenapa mereka datang ke tempat
itu, Nan Gil ingat kalau bertanya kepada bibi itu tentang seorang pria yang
meninggal lima tahun yang lalu.
“Kenapa
tidak dia penasaran siapa kita?” kata Nan Gil saat akan pergi si bibi baru
datang dan akan masuk karena udara mulai terasa dingin. Nan Gil langsung
mendekatinya
“Ada apa?
Kenapa kau kembali?” ucap si bibi ketus
“Apa kau
memberitahu siapa pun bahwa aku datang ke sini?” tanya Nan Gil
“Tidak.
Aku tidak mengatakan apapun. Aku tinggal di sini karena tidak ingin pindah. Pria
yang meninggal lima tahun yang lalu membuat kekacauan di mana-mana. Begitu
banyak orang aneh muncul di depanku.” Ucap Si bibi mengaku sebagai istri ayah
Na Ri
“Maaf,
tapi apa kau sudah memeriksanya sendiri?” tanya Nan Gil masih tak yakin
“Aku
membayar dengan uangku sendiri untuk pemakamannya. Jadi Berhenti menggangguku,
dan pergilah.” Ucap si Bibi, Nan Gil pun tak bisa berkata apa-apa lagi.
Tuan Bae
binggung bertanya-tanya Bagaimana Nan
Gil bisa tahu tentang klub itu dan tahu kalau Nan Gil tidak bertemu orang lain
jadi Siapa yang membantunya. Wan Shik hanya diam saja. Tuan Bae pun
memerintahkan agar menangkap orang-orang yang ada di restoran Hong lalu mereka bisa melihat apa
yang akan didapatkanya.
“Kalau
dia terus melakukannya, maka orang-orang disekitarnya akan terluka.” Ucap Tuan Bae,
Wan Shik mengerti.
“Dia
pasti tahu kalau sikapnya membahayakan Na Ri.” Ucap Tuan Bae
“Dia akan
cepat berlari kepada kita kalau anak buahnya ditangkap. Lalu Aku akan pergi ke
restoran pangsit. Aku yakin kita akan menemukan sesuatu.” Kata Wan Shik percaya
diri.
“Belakangan
ini, sepertinya kau sangat ingin mendapatkan Nan Gil Biasanya kau sangat.. takut
kepadanya.” Komentara Tuan Bae, Wan Shik hanya diam saja.
Disebuah
club
Yeo Joo
sedang bersama dengan seorang pria, menyapa semua teman dari pria tersebut. Si
pria mengaku hanya sebagai teman pasanganya saja bukan teman kencan. Saat itu
Duk Bong datang melihat dari kejauhan Yeo Joo yang sedang bersama dengan
temanya, lalu menyapa temannya mengambil minuman dan pergi bergabung dengan Yeo
Joo dkk.
“Duk Bong
memperkenalkan dia kepada semua orang.”bisik salah satu teman perempuan, teman
lainya melihat Yeo Joo itu mirip seperti seseorang. Si pria bertanya siapa yang
dimaksud.
“Mantan
tunangan Duk Bong.” Ucap Si wanita, Duk Bong berbisik pada Yeo Joo untuk
mengajak keluar sebentar lalu berjalan pergi. Yeo Joo pun pamit pergi dengan mengikuti
Duk Bong keluar dari club.
Duk Bong
melihat Yeo Joo yang keluar lalu dengan nada tinggi menyuruh membawa mantelnya.
Yeo Joo pikir datang dengan pasanganya, jadi kenapa harus ikut dengan Duk Bong.
Duk Bong merasa Yeo Joo tak melihat banyak orang membicarakanya. Yeo Joo tahu
kalau Acukup tanggap dengan hal-hal semacam itu dan dirinya tidak merasa
seperti itu.
“Aku
sedang berbicara tentang aku, bukan kau. Aku sedang dibodohi!” teriak Duk Bong
marah, Yeo Joo heran kenapa Duk Bong jadi marah-marah padanya.
“Aku
datang ke sini dengan pasanganku dan tidak tahu kau akan datang.” Kata Yeo Joo,
Duk Bong tak percaya kalau Yeo Joo tak mengetahuinya.
“Yah, aku
tahu. Tapi itu bukan masalah untukku.” Ucap Yeo Joo
“Aku
benci saat orang lain berbicara tentangku.” Ungkap Duk Bong
Yeo Joo
bertanya apakah Duk Bong sedang berbicara
tentang mantan tunangannya, menurutnya kalau Duk Bong bertunangan lalu
batal, lebih baik anggap saja sebagai
gosip untuk teman-temannya setelah itu abaikan saja karena yang dilihat kalau
semua teman Duk Bong pasti menyenangkan melihat
Duk Bong marah.
“Kalau
wanita itu terlihat seperti aku dan aku ada di club ini bersamamu seperti ini, mereka
akan berbicara lebih banyak.” Ucap Yeo Joo
“Siapa
yang mengatakan kau terlihat seperti dia?” teriak Duk Bong
“Kau
merasa kesal hanya dengan berbicara tentang dia. Kurasa kau belum merelakannya.”
Sindir Yeo Joo
“Yeo Joo....
ternyata Kau dan Na Ri sama sekali berbeda.” Ucap Duk Bong dengan mata melotot
marah
“Bagaimana
kami bisa berbeda? Apa yang kau lihat ke dalam diri Na Ri adalah segalanya.” kata
Yeo Joo dengan mata berkaca-kaca
“Dia
tidak pernah menyembunyikan apa pun. Tapi, sebenarnya ia dalam keadaan sulit. Di
samping itu, Aku tidak tahu apa yang kau pikirkan. Tapi, kau mudah ditebak.” Ucap
Duk Bong
“Kalau
kau akan berbicara omong kosong, jangan merusak hariku dan pergilah.” Tegas Yeo
Joo dengan air mata yang hampir tumpah lalu kembali masuk ke dalam club.
Tiga
perkerja terlihat bahagia karena sudah saatnya meraka bisa pulang, Nan Gil pun
sempat mengantar di depan dapur lalu melihat ponselnya pesan dari Na Ri “Datanglah
untuk memeriksa perjanjiannya.”
Yoon Kyu
memeluk dua temanya mengajak mereka agar pergi keluar untuk makam malam
bersama, Joon dan Ha Ni mengaku tidak
bisa minum. Yoon Kyu merayu kalau mereka tidak perlu minum dan mengajak segera masuk mobil karena sangat
dingin. Joon pun tak bisa menolaknya, saat mereka meninggalkan restoran Hong.
Dua mobil sedang mengikuti dari belakang.
Nan Gil
dan Na Ri duduk berhadapan dimeja makan, dengan suasana dingin. Nan Gil
bertanya apaka Na Ri sudah makan. Na Ri mengangguk, karena Ada cukup makanan di
lemari es. Nan Gil melihat Na Ri terlihat makin kurus dan Pastikan untuk makan
dengan baik. Na Ri pikir bisa mengurus dirinya sendiri lalu memberikan selembar
kertas agar Nan Gil bisa membacanya.
[Persetujuan – Pintu
samping harus dikunci. Privasi harus dijamin. Menginformasikan satu sama lain
ketika sakit. Jangan bicara tentang Ibu.]
“Aku
tidak bisa mengunci pintu samping karena harus menggunakan kerannya. Staf kita
juga harus menggunakan pintu itu. Aku
harus mengatur halaman dan gudang.” Kata Nan Gil
“Kau bisa
Gunakan pintu depan.. Ini adalah propertiku. Aku yang akan mengatur halaman dan
gudang.” Kata Na Ri, Nan Gil tak percaya Na Ri yang akan mengaturnya.
“Kau
seperti kucing yang hanya membuat masalah. Aku tidak akan membiarkan hal itu.”
ejek Nan Gil
“Aku
belum pernah mendengar ada yang menyebutku kucing..” Ucap Na Ri, Nan Gil berjanji
akan selalu tepat waktu untuk sarapan, jadi
jangan khawatir lalu bertanya tentang privasi.
“Aku
mungkin tidur di siang hari dan bangun di malam hari. Aku mungkin berkencan
dengan pria yang kau dorong kepadaku.” Kata Na Ri memalingkan wajahnya.
“Kau
boleh pergi berkencan, tapi kau tidak bisa menukar siang dan malam. Kau harus
makan sarapan bersamaku. Itu keluarga.” Tegas Nan Gil
Na Ri
merasa Nan Gil itu berpikir yang mustahil dengan mengeluh tidak bisa bekerja sama, Nan Gil merasa Na
Ri Jangan terlalu kekanak-kanakan dan
bertanya kenapa Na Ri datang kalau merasa tidak nyaman dan juga kenapa kalau menyebut
ini rumah mereka tapi membuat kesepakatan seperti ini.
“Apa kau
tidak tahu kenapa? Menurutmu kenapa kau aku membuatnya?” ucap Na Ri marah
Saat itu
Yoon Kyu dkk sudah datang dijejeran restoran lalu bertanya hari ini mereka akan
makan apa, apakah Ceker ayam atau Ayam goreng, daging panggang atau mungkin makan
ikan mentah. Dibelakang terlihat seorang pria melihat ketiga seperti ingin
mengikutinya.
Yoon Kyu
akan masuk restoran daging tapi saat itu terdengar beberapa pria memanggil
naman ketiganya. Joon langsung melindungi dua anak buahnya, Yoon Kyu binggung
siapa yang datang. Joon langsung menyuruh mereka berdua pergi. Yoon Kyu pun
pergi ketakutan dan Joon berusha melawan tapi yang ada terkena pukulan. Ha Ni
tak tega mencoba melawan dan Yoon Kyu memilih untuk kabur karena ketakutan.
Na Ri
mengaku datang ke rumah ibunya untuk dirinya sendiri, serta akan bersikap
egois. Sementara ia mencoba untuk bersikap seperti tidak ada yang terjadi, tapi
tenaganya terkuras sampai bahkan tidak bisa bergerak Karena itulah memutuskan
untuk menghadapinya saja.
“Kalau
aku melakukan itu, maka aku akan bisa menerima hubungan kita.” Ucap Na Ri, Nan
Gil setuju mereka akan melakukan itu.
“Aku tahu
kau selalu bijaksana.” Kata Nan Gil, Na Ri merasa dirinya jauh dari bijaksana.
“Kau
harus beristirahat untuk hari ini, karena baru saja pindah dan pasti lelah. Aku
harus menguleni adonan.” Ucap Nan Gil akan pergi.
“Kau
membutuhkan sebuah frase yang lebih baik.” Ejek Na Ri lalu mengantar Nan Gil
sampai ke depan pintul
“Aku
ingat tentang ayahku. Kurasa kami pergi dengan pesawat untuk mengunjungi rumah
nenekku. Lalu Bagaimana syutingnya? Apa
kau berbicara tentang menemukan ayahku?” ucap Na Ri, Nan Gil mengangguk. Na Ri pun tak banyak berkata-kata mengucapkan
selamat malam.
“Semoga
beruntung dengan adonannya.” Ucap Na Ri lalu dengan dingin masuk ke dalam
kamarnya.
Yoon Kyu
berusaha untuk kabur dari kejaran anak buah Tuan Bae, dengan nafas
terengah-engah mencoba untuk mengintip memastikan tak dikejar lagi, setelah itu
berpikir harus menelepon Bos. Nan Gil sedang menguleni adonan di dapur.
“Bos,
Joon dan Hani dibawa pergi. Aku pikir itu orang-orang yang sebelumnya.” Ucap Yoon
Kyu dengan nafas terengah-engah. Nan Gil pun langsung melepaskan bajunya dan
pergi berlari dari rumah.
Saat itu
Joon dan Ha Ni sudah dibawa oleh mobil, Nan Gil berusaha menalp tapi seperti
keduanya tak bisa mengangkatnya. Wan Shik sudah ada di depan restoran lalua
masuk ke dalam kamar ingin mencari tahu apa sebenarnya yang disembunyikan Nan
Gil.
Nan Gil
berusaha terus mencari sampai akhirnya bertemu dengan Yoon Kyu yang
menunggunya. Nan Gil bertanya keberadaan Dua anak buahnya, Yoon Kyu mengajak agar pergi bersamanya.
“Aku
mengalami hari yang buruk. Bukan sebagai seorang pria dan seorang wanita tapi
sebagai teman. Kau bisa membantu menghiburku.” Ucap Duk Bong, Na Ri pun
setuju.
Na Ri
keluar dari rumah melirik ke pintu samping, awalnya tak ingin masuk tapi
akhirnya memilih masuk dan tak melihat Nan Gil di dapur, merasa sudah tahu
kalau Nan Gil tidak menguleni adonan. Ia
berteriak ke arah kamar memberitahu akan keluar sebentar. Wan Shik yang didalam
kamar sempat kaget. Na Ri bertanya-tanya apakah ia harus melaporkan bahkan hal-hal seperti ini
dan ingin mengetuh pintu tapi memilih untuk pergi.
Yoon Kyu
sampai di tempat kejadian tapi ternyata Dua temanya sudah pergi dan yaki kalau Orang-orang
itu pasti sudah menculik mereka berdua. Ia sudah tahu pasti hari seperti ini
akan datang jadi tidak menelepon polisi
karena sepertinya Nan Gil menghindari mereka. Nan Gil mencoba untuk menelp.
Na Ri
yang akan keluar mendengar bunyi suara ponsel dari kamar Nan Gil dan itu bukan
bunyi ponselnya.Nan Gil berusaha terus menelp Wan Shi, Yoon Kyu mengikutinya
dengan bertanya mau kemana mereka sekarang. Wan Shik akhirnya mengangkat telp
dan keluar dari kamar Nan Gil. Na Ri kaget melihat Wan Shik yang keluar.
“Apa yang
sudah kau lakukan kepada pegawaiku?” ucap Nan Gil marah
“Na Ri
ada di depanku sekarang.” Ucap Wan Shik dengan nada ancaman lalu menutup
ponselnya. Na Ri berjalan mundur ketika Wan Shik melangkah mendekatinya.
Nan Gil
langsung berlari sekuat tenaga dan saat menunggu taksi, Joon menelpnya. Sopir
taksi bertanya kemana akan mengantarnya. Na Ri terlihat terdesak dengan Wan
Shik yang terus berjalan mendekatinya.
bersambung ke episode 12
gereget bgt liatnya😉😉 apalagi nan gil dan nari sma2 gengsi tingkat aku😊
BalasHapusditunggu next eps.nya😁
fighting😉