PS : All
images credit and content copyright :MBC
Lee Se Jin berlari ketakutan di tengah jalan, dengan
hujan yang sangat deras. Wajahnya terlihat kebinggungan sampai akhirnya
menghentikan mobil yang berjalan didepanya. Seo Yi Kyung turun dari mobil
dengan payungnya berdiri didepan Se Jin.
“Sayang sekali, padahal kau suka sekali pada gaun itu.” komentar Yi Kyung dengan tatapan dingin
“Kau sudah tahu dari dulu. Kau sengaja membawaku ke sana meski kau sudah tahu yang
sebenarnya, kan? Bagaimana
perasaanmu kalau kau
jadi aku?” ucap Se Jin dengan nada marah
“Kau bisa flu. Perasaan itu juga uang, jadi gunakan dengan hemat.” Kata Yi Kyung lalu masuk ke dalam mobilnya.
Tiba-tiba sebuah batu terlempar ke arah kaca mobilnya,
retakan besar pun terlihat. Se Ji dengan sengaja melemparnya untuk melampiaskan
rasa kesalnya.
[1 minggu lalu - Malam lelang amal ]
Jo Sung Mook, Sekertaris Yi Kyung memberitahu 5
menit lagi, acara akan dimulai. Yi Kyung bertanya
apakah Daftar
namanya sudah dikonfirmasi. Sung Mook mengatakan sudah dan Mereka
yang menerima undangan akan
ikut berpartisipasi.
“Sudah kuduga. Bau busuk cepat menyebar.” Ucap Yi Kyung sinis, Sung Mook memberitahu kalau semua
sudah menunggunya.
“Setahun lamanya waktu terbuang demi hari ini. Tak masalah kalau mereka kita biarkan menunggu 3 menit.” Kata Yi Kyung dingin.
Disebuah ruangan terlihat banyak yang sudah berkumpul,
seperti para pertinggi perusahaan besar. Yi Kyung masuk sempat menyapa Ketua Son
dan beberapa orang juga sempat mengucapkan selamat. Yi
Kyung datang ke sebuah ruangan, sudah ada Son Ui Sung, pria setengah baya. Son
Ki Tae pria yang lebih muda dan juga Son Ma Ri anak dari Ki Tae.
“Terima kasih telah meluangkan
waktu di
sela-sela kesibukan Anda.” Ucap Yi Kyung ramah di
dalam ruangan yang terasa dingin.
“Direktur... Apakah
Anda baru dari
Paris? Kalung
itu belum masuk Korea.” Kata Ma Ri melihat kalung
yang dipakain Yi Kyung, Yi Kyung hanya memberikan senyuman. Ma Ri langsung
merengek pada ayahnya ingin pergi ke paris, Ki Tae mengeluh anaknya itu
berisik.
“Baru beberapa hari yang lalu kau shopping besar-besaran ke Maroko. Kalau kau berniat mengatasi
kemiskinan, pakai
saja uang tunai. Kalau
seperti ini, repot sekali.” Ucap Ki Tae kesal,
Ketua Son meminta anaknya bisa menjaga sikap.
“Menggunakan kesempatan ini untuk
membangun hubungan
baik juga pekerjaan.” Tegas Yi Kyung dengan
senyuman lalu pamit pergi.
Ki Tae mengumpat kesal merasa Yi Kyung berpikir dirinya
itu hebat. Ketua Son yakin Yi Kiyung itu karena tak tahu
obat apa yang
dijual di dalam botolnya. Ki Tae binggung dengan
perkataan ayahnya.
“Dia bahkan belum setahun kembali
ke Korea, tapi
perusahaan sudah berkembang pesat. Tak
lama lagi, donasi
juga akan meningkat. Kalau
seperti ini terus, cepat atau lambat
dia akan menduduki kepala kita.” Ucap Ketua Son melirik pada Yi Kyung yang sedang menyapa direktur lainya.
“Dia hanya seorang wanita.” Ucap Ki Tae merendahkan
“Apa Kau masih punya wajah untuk
mengatakan itu pada
Asosiasi Dana Rahasia? Kenapa
kau bisa bilang begitu? Cepat tangani sebelum perusahaan lain belum memanfaatkannya.” Tegas Ketua Son, tiba-tiba Ma Ri melihat seseorang dan
langsung bergegas pergi.
Seorang pria ditarik oleh Ma Ri, dengan mengumpat kalau
ia sudah gila dan berani datang ke
tempat seperti ini. Kim Hong Suk memberitahu kalau datang bukan karena Ma Ri
tapi mengantikan ayahnya. Ma Ri mempertegas pada Hong Suk,
“Apa Kau mau mengusikku? Aku takkan peduli.” Tegas Ma Ri, Saat itu Se Jin datang memanggil Hong Suk
“Sayang.... kau sudah datang?” sapa Hong Suk, Se Jin bertanya siapa wanita itu dengan
tatapan sinis, Hong Sung mengaku kalau Ma Ri hanya kenalanya saja jadi tak perlu
dikhawatirkan.
Ma Ri melirik sinis mendengarnya, Se Ji melihat dasi Hong
Sung dengan memperbaikinya dan memujinya kalau nanti ketampananya berkurang. Ma
Ri menahan amarah karena membuat muak melihatnya sambil mengumpat. Se Jin tak
terima mendengarnya.
“Dia ini pengecut. Lalu Kau mau bagaimana? Satu bulan yang lalu aku main-main dengannya.” Ucap Ma Ri, Se Jin sempat kaget lalu berkomentar
seperti tak peduli. Ma Ri tak percaya melihat reaksi Se Jin yang santai.
“Apa Kau menyesal sekarang? Kalau kau masih menghargai mantan
pacarmu jangan
permainkan ketulusan orang lain dengan
perkataanmu itu.” kata Se Jin menyindir, Ma
Ri berteriak marah.
“Tak usah berteriak... Aku bisa saja menamparmu.” Tegas Se Jin lalu meraih tangan Hong Suk agar bisa
masuk bersama. Hong Suk pun mengikutinya.
Se Jin masuk dan Hong Suk berkumpul dengan teman-temanya,
Yi Kyung melihat Se Jin dan terus menatapnya. Se Jin kebinggungan bertanya ada
apa menatapnya, Yi Kyung tetap saja menatapnya seperti melihat seseorang yang
dikenalnya.
“Kenapa? Apa Kau kenal dengan aku?” tanya Se Jin binggung
“Aku tahu gaun itu. Karya Park Kyeong Ja, Aku
juga punya gaun ini dulu. Karena
Nyonya dari Grup Nam Dong menginginkannya, jadi kulepaskan. Tapi sepertinya, Nyonya itu sekarang terlihat
lebih muda.” Ucap Yi Kyung
“Kau pasti salah lihat karena gaunnya mirip.” Kata Se Jin gugup dengan gaun merahnya.
“Tidak.... Ada satu hal yang takkan bisa kulupakan. Entah gaunnya, atau orangnya.” Ucap Yi Kyung mendekat
“Jadi Mau
bagaimana? Kubilang tidak, tapi kau
juga takkan percaya.” Kata Se Jin percaya diri
“Sayang sekali. Aku takkan ke tokonya untuk memastikannya.” Balas Yi Kyung, Sung Mook memberitahu Semuanya
sudah siap. Yi Kyung lalu berkomentar kalau Gaunnya
sangat cocok untuk Se Jin lalu berjalan
meninggalkanya.
Se Jin mendekati Hong Suk bertanya apakah mengenal wanita
tadi, Hong Suk memberitahu kalau Acara hari ini direkomendasikan oleh perusahaannya dan ayahnya bilang Yi Kyung adalah wanita yang sangat
berbakat. Se Jin menatap Yi Kyung yang pergi
meninggalkanya dengan tatapan seperti tak mengenalnya.
Di sebuah ruangan, semua petinggu sudah berkumpul.
“Setelah lelang sumbangan memasuki
lelang resmi mereka
akan tandatangani perjanjian. Dan
akan memberikan harga lebih rendah dari harga pasaran saat bertransaksi.” Jelas Sung Mook
“Kalau harga lelang 100 juta lalu hanya dibutuhkan 10 juta
kan?” ucap Ki Tae dengan melihat brosur yang dipegangnya,
Sung Mook mengatakan akan mengurusnya. KiTae melihat hadiahnya juga
bagus sekali!
“Tidak... Ini suap..” ucap Yi Kyung blak-blakan, semua yang ada diruangan
menatapnya.
“Sebagai anggota pertama yang
tinggal di luar negeri, aku
tahu kalian sudah banyak bekerja keras
untuk membuka pangsa pasar di Korea. Kami
akan mendukung artis pendatang baru
untuk memperkuat galeri ini. Aku sangat bersyukur.” Kata Yi Kyung
Ketua Son memotongnya, menegaskan mereka masih
belum memutuskan. Jung Mook mulai berbicara
kalau mereka sudah ajukan biaya pada Asosiasi. Uang tunai dan obligasi
sepenuhnya yang mereka kirimkan, setelah Setelah
perusahaan menjalankan bisnis di Korea dari
kinerja satu tahun lalu, sudah melebihi
dari syarat yang diajukan Asosiasi.
“Sebelum itu, ada satu hal. Di mana posisi Ketua Seo sekarang? Kudengar dia menentang ini.” ucap Ketua Son
“Direktur secara hukum di Korea itu aku.” Kata Yi Kyung
“Apa Kau pernah dengar kalau
orang-orang mengintimidasi
dengan kekuasaan? Harimau
tidak pernah agresif. Kau
yang melewati batas. Jangan
naif, Direktur Seo. Kalau bukan karena Ayah-mu, kau bukan siapa-siapa. Minta ijin dulu padanya. Kalau tidak, aku takkan bicara
pada Asosiasi. Bahkan
karirmu di Korea harus dibenahi.” Tegas
Ketua Son
Ketua Son lebih dulu keluar dari tempat dan menanyakan
cucunya, Ki Tae memberitahu anaknya yang ingin main
dengan temannya. Yi Kyung mengucapakan pada
Ketua Son untuk bertemu lain waktu dan saat itu maka akan mendapatkan melihat tandatangan
ayahnya. Ketua Son terlihat tak peduli langsung masuk ke
dalam mobil.
“Aku sudah memilih beberapa, jadi kirimkan padaku.” Bisik Ki Tae pada Sung Mook. Yi Kyung makin sinis
melihat dua pria yang membuatnya jengkel.
“Tak usah terlalu khawatir. Kalau perusahaan lain satu per
satu secara perlahan meyakinkan...” kata Sung
Mook
“Semuanya melihat ekspresi mata Ketua Son, Yakin kemana angin akan condong Peluru berlapis pun tidak akan
berguna dan Hanya bisa menggunakan cambuk.” Ucap Yi Kyung memberikan perumpanan.
Di dalam ruangan sudah dimulai acara lelang, Se Jin duduk
disamping Hong Suk terlihat mesra dengan memegang tanganya, Ma Ri yang duduk
disampingnya terus melirik sinis. Dari kejauhan Yi Kyung melihat gerak-gerik Se
Jin seperti membuatnya terkesan. Se Jin mengangkat tangan ingin melakuka
lelang.
“Ini buatan tangan Pengrajin
Kyoto. Sebenarnya
Hong Suk ingin beri ini pada mantan pacarnya.” Kata Se Jin, Hong Suk kaget melihat cermin yang
dikeluarkan Se Jin, Se Jin buru-buru membuat Hong Suk diam.
“Tapi untungnya jadi milikku. Tapi Karena keinginan Hong Suk, aku ingin memenangkan lelangnya.” Ucap Se Jin. Ma Ri makin sinis melihat hadiah untuknya
diberikan pada Se Jin.
Pembaca acara mulai melelang Cermin tangan hasil
kerajinan tangan
terkenal dari Jepang. Se Jin menyebut angka 1
juta. Ma Ri tak mau kalah menaikan tawaran jadi 1,1 juta
won. Se Jin naik 1,2
juta won. Ma Ri menjadikan 1,5 juta won. Se Jin dengan lirikan
sinisnya berani mengeluarkan 2 juta Won.
Hong Suk binggung apa yang sedang dilakukan Se Jin
sekarang, Se Jin mengatakan ingin melakukan sampa Ma Ri masuk
dalam perangkapnya karena ingin wanita
itu sedikit menderita. Yi Kyung tiba-tiba
mengajukan angka 3 juta won. Se Jin kaget karena diluar dugaan. Pembawa acara
ingin menutup lelang, Yi Kyung sepert memberikan kode.
Se Jin dengan berani menyebut angka 4 juta Won, Ma Ri
sudah tak bisa menahan amarahnya dengan berdiri menyebut angka 5
juta won. Pembaca acara bertanya apakah ada yang ingin
menawar, Se Jin mengaku dengan senyuman liciknya kalau Tidak
bisa naik lagi. Akhirnya lelang ditutup dan
cermin jatuh ke tangan Ma Ri seharga 5 juta, Ma Ri terdiam seperti baru
menyadari sudah melakukan sesuatu yang fatal.
Se Jin pergi ke bagian ruangan make up, Ma Ri yang mabuk
mendekatinya meminta agar Se Jin jujur berapa harga sebenarnya cermin itu. Se
Jin pikir kalau Ma Ri mengetahuinya pasti akan kaget, Ma Ri pikir Se Jin itu tak mengenal siapa
dirinya.
“Dibalik orang tua yang kaya, aku tak tahu cara menakuti anak
cengeng.” Ejek Se Jin
Ma Ri pikir Se Jin itu mau mati ditanganya, ketika ingin
memukul dengan tas malah membuat badanya jatuh dan akhirnya cermin yang baru
dibelinya langsung pecah. Ia menangis harus kehilangan uang 5 juta dan akhirnya
cerminya pecah begitu saja sampai akhirnya tertidur karena efek dari mabuknya.
Yi Kyung masuk ke ruangan dengan memastikan kalau Ma Ri
sedanbg tak sadar, lalu berkomentar ini Menyedihkan
sekali karena Menghabiskan banyak uang untuk
segala hal. Se Jin mengaku kalau itu barang
murah, yang adan di
Dongdaemun dengan harga 5 ribu won saja.
“Kalau berakting jadi pacar, harusnya lakukan sampai akhir, kau Tak punya tanggung jawab. Tapi, memicu kecemburuan dalam
lelang ternyata lumayan juga.” Ucap Yi Kyung sambil memakai bedaknya.
“Terima kasih, tapi akting jadi pacar selama 5 menit
sudah berakhir. Aku
dibayar sesuai pekerjaanku.” Kata Se Jin
“Apakah Uangnya cukup untuk gaunmu? Harusnya kau mengkalkulasinya
lebih dulu.” Ucap Yi Kyung menyindir
Se Jin heran Kenapa merasa Yi Kyung selalu mengikutinya padahal selama ini tak
mengganggunya. Yi Kyung mengaku Kebetulan itu tak bisa
terelakkan lalu memberikan kartu nama dengan
menyuruh Se Jin menelpnya kalau tertarik karena
Setidaknya Se Jin dapat pahala. Se Jin bertanya untuk apa menelpnya.
Yi Kyung memberitahu
Berhubungan dengan wanita itu. Se Jin pikir tak perlu karena tidak menerima komisi
lanjutan dan itu prinsipnya. Yi Kyung pun bisa mengerti lalu
bergegas pergi. Se Jin tak lupa mengucapkan Terima kasih
sudah membantu saat lelang dan melihat kartu nama
Direktur Seo Yi Kyung.
Hong Suk berjaga-jaga didalam mobil dan sempat menjauhka
para ahjussi yang akan mendekat. Se Jin akhirnya keluar dari mobil dan sudah
berganti pakaianya, Hong Suk pikir bisa mengantarnya. Se Jin menolak karena bisa naik kereta. Hong Suk
melihat sudah larut malam.
“Kim Hong Suk.... Lakukan
ini pada pacarmu saja. Aku
hanya melakukannya untuk dibayar.” Ucap Se
Jin lalu menadahkan tangan untuk bayaranya, Hong Suk pun memberikan amplopnya.
Se Jin menghitung lalu bergegas pergi tapi kembali membalikan badan.
“Jangan jadi pemalu. Kau akan bertemu wanita 100 kali lebih baik dari gadis cengeng
itu. Fighting...” ucap Se Jin memberikan semangat, Hong Suk
pun terlihat ikut bersemangat walaupun sedih tak bisa mengantar Se Jin pulang.
Se Jin buru-buru pergi Butik
Park Kyeong Ja tapi ternyata sudah tutup dan
bergegas pergi ke bagian belakang, temanya Sa Hyun berlari mendatanginya, Se
Jin langsung memeluk temanya dan mengembalikan gaun yang di pinjamnya. Sa Hyung mengaku tak bisa tenang karena Se
Jin. Se Jin mengaku gaunya tak kotor dan
meminta maaf pada temanya. Sa Hyun pun kembali masuk ke dalam toko.
Se Jin memasangkan plester preda sakit pada punggung bibi
Jang Sook Hee. Bibi Jang mengaku hanya punya dua tangan, tapi Ada 12 orang yang menunggu walaupun begitu tetap saja harus melakukan dengan baik dengan mengosok semua punggung dengan teliti.
“Bibi bukan satu-satunya penggosok badan di sauna di negeri ini.
kata Se Jin selesai menempelkan plester.
kata Se Jin selesai menempelkan plester.
“Kau tak perlu khawatir soal sewa bulan ini, Aku mungkin
bisa membayarnya.” Ucap Se Jin memberikan
amplop uang pada bibinya. Bibi Jang binggung bagaimana Se Jin bisa mendapatkanya.
“Tadi, Ibu Seok Ah menelpon. Aku sudah bilang sebelumnya, kan? Kalau sewa bulan depan berakhir, jadi dia ingin menaikkan harga sewa.” Ucap Bibi Jang terlihat masih khawatir
Se Jin ingin tahu naik jadi berapa harga sewanya. Bibi
Jang pergi ke dapur sambil mengatakan tak tahu menurutnya lebih baik tak
bertanya karena tak memiliki uang, sambil mengeluh lalu berteriak memanggil
anaknya Shin Song Mi untuk ikut minum bersama. Se Jin langsung melarang
menyuruh keponakanya agar belajar saja.
“Kau Tunggu saja. Aku akan dapat kembali uangnya.” Ucap Se Jin menyakinkan bibinya.
“Apa Kau mau buat masalah? Sudahlah... Lupakan saja. Kau bisa saja di penjara.” Kata Bibi Jang khawatir
“Tidak akan... Aku akan minta Direktur membayar gajiku.” Kata Se Jin yakin, Bibi Jang tak yakin karena Gaji takkan dibayar kalau
tak punya uang. Se Jin tetap saja akan
mengambil uangnya.
Esok hari
Se Jin pergi ke sebuah roku, terlihat sudah banyak orang
yang berkumpul dengan mengeluh kalau sudah membayar penuh uang
keanggotaan tapi pemilik malah kabur. Lalu terlihat dibagian depan [Pengumuman.
Sementara tutup karena
masalah pribadi. Mohon pengertiannya]
Seorang pria mengeluh karena sudah membayar selama 6
bulan, Se Jin panik dengan mengendor pintu tapi terkunci rapat, seseorang
mengenai wajah Se Jin sebagai pegawai di kantor itu dengan menariknya karena
ingin tahu keberadaan Direkturnya. Se Jin berteriak meminta dilepaskan karena
ia juga belum mendapatkan gaji selama 2 bulan.
Yi Kyung sedang melihat berkasnya, Sung Mook bertanya
apakah tak masalah kalau sendirian karena mungkin saja diusir di depan
pintu.. Yi Kyung pikir tak perlu khawatirkan
itu lalu menyuruh Sung Mook agar mencari informasi dari
berkas yang diberikanya. Sung Mook melihat itu adalah [Katalog
Properti]
“Apa ini mengenai Direktur Son Ki
Tae ?” kata Sung Mook
“Orang kompeten tapi serakah pasti akan dapat masalah. Son Ki Tae atau Son Ma Ri. Selidiki mereka berdua, pasti ada
sesuatu.” Perintah Yi Kyung, Sung Mook mengerti akan
menyelidikinya.
Saat itu tatapan Yi Kyung melihat pada TV yang ada di
mobilnya, [Breaking News- Ketua
Park Moo Il dipanggil Kejaksaan] tapi
wajahnya terlihat dingin dan hanya diam saja. Sung Mook melihatnya dan sengaja
memperbesar volumnya.
“Diduga korupsi serta penggelapan
pajak pembelaan
Park Moo Il Hoejang protes terhadap
vonis uji coba penahanan bulan depan. Pernyataan
pembelaan akan menunggu keputusan pengadilan. Menurut ahli hukum, protes
dalam persidangan ini sulit
dihindari oleh Ketua Park. Park Il memimpin dari tahun 2012 sampai
2016”
Saat itu juga Seorang pria tampan mengemudikan mobilnya,
Park Gun Woo seperti bisa mengetahui tentang berita tersebut.
Disebuah ruangan
Ketua Park Mo Il mengunakan baju tahanan seperti orang
yang hilang ingatan bernyanyi “Sersan Kim yang kembali dari
Vietnam” Gun Woo duduk didepan ayahnya tersenyum melihatnya,
sementara Park Mo Sam sang adik duduk didepanya dengan wajah tegang.
“Kalau kau menyerah begitu saja, maka tidak akan ada penundaan
eksekusi, Hyungnim.” Ucap Mo Sam, Ketua Pak seperti tak peduli dan terus
menyanyi.
“Mereka masih menunggu. Kita bisa mencabut perjanjian
Dubai. Bebas
karena jaminan sakit sebelum...” ucp Mo Sam langsung
disela oleh Tuan Park
“Gun Woo.... Ngomong apa dia?” sindir Ketua Park pada adiknya. Mo Sam sempat terdiam
“Kau Harus pertimbangkan perasaan
orang lain juga, denbgan Menyuruhku menyembunyikan ekorku dan berbaring di lantai. Begitukah maksudmu?” kata Ketua Park marah
Mo Sam meminta kakaknya jangan bersikap seperti ini, Ketua Park mengatakan tentang Jaminan
sakit, yaitu seperti Diinfus di kursi roda Dan pura-pura di depan reporter, menurutnya lebih baik adiknya itu tak perlu bicara lagi
karena mungkin tak akan setuju.
“Entah 3 atau 5 tahun, aku akan makan “kongbap” (Makanan di penjara)” ucap Ketua Park pasrah untuk masuk penjara
“Pikirkan umurmu, Hyungnim. Tekanan darahmu naik.” Kata Mo Sam lalu berteriak pada Gun Woo karena hanya
diam saja
“Kalau perlu aku akan masuk peti dan Aku takkan menyerah soal Dubai.” Tegas Ketua Park,
Mo Sam meminta kakaknya agar menyerah tapi Ketua Park tetap tak ingin
dan tak bisa.
“Jangan menyerah... Ayah lakukan yang harus dilakukan. Tidak ada yang bisa melawan kau yang keras kepala.” Komentar Gun Wool
“Seandainya aku keluar dan
menyerah soal Dubai, maka aku
akan mencabut kepalanya. Kau
mengerti?” ucap Ketua Park memperingatkan adiknya,
Gun Woo tersenyum lalu memberitahu ayahnya kalau sudah tak ada kongbap lagi dan bertanya apaah ayahnya masih bisa makan.
Gun Woo kembali ke ruangan dengan melepaskan jas dan
bersadar di kursi, dengan menopang kepalanya. Sekertarisnya, Moon Hee Jung
bertanya apakah Tak ada kemajuan soal Ketua Park. Gun Woo memberitahu Semua jalan ke koridor sudah
diblokir, dan ayahnya tetap
takkan menyerah jadi Tidak
ada jawaban.
“Park Moo Sam beberapa hari ini menemui Dae Seong Il untuk berita
mingguan. Kalau ketua park mengubah opini publik...” ucap Hee Jung langsung disela oleh Gun Woo
“Itu semua bohong. Paman belakangan bertemu Direktur anak perusahaan pura-pura jadi adik yang baik. Perlahan-lahan mulai melakukan
tindakan. Kalau
hukuman ayah sudah diputuskan, dan jadi orang pertama yang
mengontrol Grup ini.” cerita Gun Woo yang
mengetahui apa yang sudah dilakukan pamanya.
Gun Woo tahu Pamanya itu sudah lama menginginkan Grup ini, Hee Jung tak berharap akan secepat ini
memulai perjuangannya. Gun Woo pikir Pamanya itu tak perlu berjuang karena Usia sudah menggerogoti tubuhnya dan ayah takkan bisa bertahan hidup selama 3 tahun di penjara, karena ia akan
keluarkan ayahnya sebelum
vonis dijatuhkan.
“Maka kita harus melepaskan karir
di Dubai.” Kata Hee Jung
“Aku bisa saja menyerah, tapi Ayah tak mau melakukanya. Grup Mujin yang berbasis di Timur
Tengah adalah milik mendiang paman yang
kedua. Kau juga mengalami kesulitan dengan Mengikuti Samchon yang workaholic,
pergi ke Iraq. Dubai.” Kata Gun Woo berdiri dengan
menatap keluar jendela.
“Itu sudah lama sekali.” Kata Hee Jung
“Belajar di luar negeri hanya
alasan untuk kabur, Paman kedua
berkata begitu padaku.”Lakukan
sesuai kata hatimu dan nikmati. Atau
mungkin aku takkan bisa kembali ke tempat itu.”
ucap Gun Woo menatap keluar jendela
Yi Kyung pergi sebuah jembatan dan melihat sungai dengan
perahu kecil didepanya, teringat kembali kenanganya saat masih muda.
Flash Back
Ia duduk di pinggir sungai dengan Gun Woo yang memetik
gitarnya, lalu melirik pada Yi Kyung yang sibuk menulis pada bukunya. Yi Kyung
melirik sinis karena tak ingin Gun Woo melihat yang dituliskanya, lalu
membalikan badanya. Gun Woo dengan sengaja bersandar di punggung Yi Kyung
dengan terus memetik gitarnya, Yi Kyung seperti menikmati petikan gitar dari
Gun Woo.
Yi Kyung pergi ke sebuah rumah seperti sedang menunggu
seseorang, seorang wanita berbaju kimono meminta agar Yi Kyung pulang saja
karena “dia” tak mau menemuinya. Yi Kyung meminta agar memberitahu akalu tetap akan
menunggu lalu berjalan-jalan di sepanjang tanaman Bongsai dan
melihat salah satunya seperti kering.
Ia langsung berjalan masuk ke dalam lorong rumah, si baju
kimono terlihat panik mencoba menghentikanya. Yi Kyung membuka pintu kamar dan
melihat ayahnya, Seo Bong Soo terbaring tak berdaya dengan infus yang
tergantung. Tuan Seo melihat anaknya yang datang langsung menyuruhnya pergi
dari rumanya.
Wanita berkimono panik melihat Tuan Seo seperti kehabisan
nafas lalu memintanya agar tetap tenang, Yi Kyung sedikit berkaca-kaca melihat
ayahnya yang terbaring tak berdaya.
Wanita berkimono memberitahu kalau Sebulan
sudah Tuan Seo keluar dari rumah sakit dan Semua rehabilitasi harus
dilakukan di rumah. Awalnya ia ingin menelp Yi
Kyung , tapi Yi Kyung sudah tahu ayahnya pasti bersikukuh tak
boleh beritahunya.
“Setelah Nona pergi, beliau sama seperti robot. Siang malam selalu bekerja. Saat ambruk hari itu, beliau bilang ada meeting
penting.” Kata Wanita berkimono, Yi Kyung bisa tahu dengan siapa
ayahnya bertemu.
Disebuah bar, Yi Kyung diberikan sebuah koper dan juga
pistol diatas meja. Seorang pria memberitahua kalau Yi Kyung mau au
mengambil uang dari Kim Mo Yang, yaitu
membutuhkan keberanian. Lalu
mengeluarkan semua peluru dengan memberitahu kalau hari ini adalah satu dibanding enam.
“Pertama, beri uang pada
orang-orang yang kehilangan. Kau
pasti tak tahan beberapa putaran. Kita
lihat, seberapa beraninya gadis kecil ini.” ucap Tuan Kim
sengaja menaruh pistol dikepala seperti ingin menakutinya, tapi Yi Kyung hanya
menatap diam.
“Kita ganti aturannya. Setelah menembak, tak perlu
mengubah pelatuknya. Jadi Lebih cepat ketahuan siapa
pemenangnya.” Kata Yi Kyung menaruh pistol disamping
kepalanya.
“Pertunjukan yang menarik.” Ucap Tuan Kim lalu terdiam karena Yi Kyung ternyata
berani melakukanya.
“Tersisa 3 putaran. Sekarang menyerah atau...” kata Tuan Kim selesai menarik pelatuknya dan Yi Kyung
tanpa takut langsung mengambil pistol menarik pelatuknya dengan memberitahu
kalau sisanya hanya dua saja.
Tuan Kim sempat gemetar dan tetap menarik pelatuknya, Yi
Kyung kembali mengambil pistolnya, Tuan Kim malah bertanya apa yang akan
dilakukan Yi Kyung sekarang karena itu tembakan
terakhir jadi sudah pasti ada pelurunya. Yi Kyung pikir Yang
menyerah pertama kalah dan itu
aturannya. Tuan Kim memperingatkaan Yi Kyung Jangan
sombong dan merasa ingin mati. Yi Kyung berani menarik pelatuk
dan tak terjadi apapun pada dirinya.
Sebelumnya, Yi Kyung bisa melihat tangan Tuan Kim yang
menaruh peluru ditanganya dan memasukan peluru kosong. Ia memperlihatkan pada
Tuan Kim kalau mengunakan trik itu untuk menipu ayahnya. Tuan Kim menghela nafas panjang mendengarnya.
“Jadilah rendah hati saat
berhadapan dengan uang. Ayahku mengajarinya
padaku. Jadi Tak usah main menggunakan trik
ini lagi. Kali ini
lakukan dengan benar.” Ucap Yi Kyung memasukan
peluru asli pada pistol
“Hei.. Kau sudah gila? Hentikan.” Kata Tuan Kim panik, Yi Kyung sudah lebih dulu menarik pelatuhknya dan memberikan
pistolnya karena sekarang giliranya. Tuan Kim melonggo tak percaya bertanya
siapa sebenarnya Yi Kyung itu.
“Aku datang mengambil uangku.” Tegas Yi Kyung
“Berapa banyak uang yang kau
pertaruhkan untuk hidupmu? Apa ayahmu
juga mengajari itu?” ejek Tuan Kim, Yi Kyung
langsung mengambil pistol dan menodongkan pada Tuan Kim. Semua anak buah Tuan
Kim siap untuk menembak Yi Kyung
“Lebih berhargai dari sepuluh juta
jiwa. Tuhan
yang bisa dilihat dengan mata telanjang adalah uang. Meskipun itu 100 won” tegas Yi Kyung
Bersambung ke part 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar