PS : All
images credit and content copyright :MBC
Louie dan Joong
Won tidur di rumah Bok Sil yang ada dipedesan. Tiba-tiba Louie merasakan
sesuatu dan membangunkan Joong Won karena ingin pergi ke kamar
mandi. Joong Won menyuruh Louie segera pergi saja. Louie mengaku
kalau takut.
Joong Won mengeluh kesal dengan membuka selimutnya, Louie
memohon agar Joong Won bisa mengantarnya. Joong Won kesal karena sedang
bermimpi indah, Louie kembali memohon.
Louie membantu Joong Won berjalan keluar karena tubuhnya
masih terasa sakit lalu bertanya apakah ia baik-baik saja, Joong Won dengan
sinis mengatakan Tentu
saja tidak dan ia juga bukan sekertarisnya yang
harus mengikuti Louie tengah malam seperti sekarang. Louie mengucapkan
terimakasih sambil membantu Joong Won berjalan.
Akhirnya keduanya sampai di kamar mandi, Louie menjerit
melihat kamar mandi begitu juga Joong Won, Louie melihat toiletnya itu terlihat
rapuh dan menyeramkan. Joong Won pikir ada
hantu di dalamnya. Louie makin ketakutan
mengajak Joong Won untuk masuk ke dalam kamar mandi bersama.
Joong Won pikir Louie itu tak waras, Louie meminta agar
Joong Won menyanyikan lagu saja untuknya, Joong Won makin kesal tapi Louie
tetap menyuruh Joong Won agar Bernyanyilah keras-keras sampai ia keluar dari kamar mandi. Joong Won akhirnya duduk di
kursi dengan menyanyi semaunya.
Louie bisa mendengar Joong Won menyanyi dengan suara
pelan, lalu meminta agar bernyanyi lebih keras. Joong Won akhirnya dengan suara lantang mulai menyanyi,
seperti suara berubah seperti diatas panggung dengan lampu yang menyorotinya.
Joong Won menyanyi dengan lirik “Saat ini... Seperti keajaiban Aku bisa melepaskan rantai yang mengekangku. Satu-satunya yang aku punya sekarang adalah
ketulusan.” Tubuhnya seperti tak sakit lagi dan
bisa kesana kemari seperti melakukan musical, di dalam kamar mandi Louie bisa
tersenyum mendengarnya.
“Ada saatnya...ketika seseorang
senang bernyanyi untukku.” Gumam Louie
Louie bertanya pada Bok Sil apa kenangan
yang paling mengesankan. Bok Sil menjawab saat ini.
lalu mereka pun berciuman
“Ada perasaan
emosonal ketika seseorang peduli
padaku.... meskipun aku tidak memiliki apapun.”
Nyonya Hong yang terlihat sangat bahagia menelp suaminya
kalau sudah
menemukan Louie. Lalu dengan wajah sumringah
pada Nyonya Choi kalau ia yang berhasil menemukan Louie dari siara TV.
“Dia sangat bangga
pada dirinya sendiri... ketika dia menemukanku. Seperti saat... menanti nenekku, Choi Il Soon.”
[EPISODE 13: INI SAATNYA]
Louie mengangkat telp tak ada sahutan, saat itu Tuan Baek
datang dengan wajah panik dan ketakutan. Louie pun menyebutkan namanya seperti
Tuan Goo bisa mendengar kalau ada Tuan Baek yang datang. Louie kembali bertanya
siapa yang menelp. Tuan Goo menyebutkan namanya lalu menutup telp. Louie
bingung dengan menyebut nama Tuan Goo lalu telp pun terputus.
“Apa salah sambung? Dia menutup telponnya.” Ucap Louie heran
“Itu pasti telpon iseng.” Kata Tuan Baek bisa sedikit bernafas lega, Louie pikir
juga seperti itu.
“Tapi Apa yang membawamu kesini pada larut malam?”
tanya Louie, Tuan Baek kebinggungan mencari alasan.
“Aku mampir untuk bertemu Ny Choi.” Kata Tuan Baek, Louie memberitahu kalau Nenek
sedang tidur sekarang.
Tuan Baek seperti merasa kalau datang terlalu larut lalu bertanya dimana pelayan Kim dan Heo, Louie mengatakasn sedang
mengambil hari libur. Tuan Baek pikir akan
kembali lagi nanti. Tiba-tiba Louie memanggil Tuan Baek sebelum keluar dari
rumah, Tuan Baek panik. Tapi Louie ternyata mengajak Tuan Baek untuk makan
ramyun bersama.
Keduanya makan ramyun bersama, Tuan Baek memuji Louie hebat
dalam membuat ramyun. Louie mengatakan kalau mempelajarinya
dari Bok Sil. Tuan Baek terdiam mendengar nama Bok Sil
yang disebut oleh Louie, lalu bertanya Apa
semuanya berakhir diantara Louie dan Bok Sil
“Kau sangat bersikeras untuk pergi ke Prancis. Aku
sangat terkejut ketika melihatmu
beberapa hari setelah itu” ucap Tuan Baek
“ Apa Kau belum mendengar kabar?” tanya Louie, Tuan Baek bertanya kabar apa yang
dimaksud.
“Semua ingatanku sudah kembali.” Akui Louie, Tuan Baek kaget dan berhenti mengunyah.
“Aku juga sudah menemukan adiknya
Bok Sil.” Kata Louie bangga dan terlihat seperti masih polos dan
tak mengetahui kalau Tuan Baek itu dibalik semuanya.
Louie lalu bertanya Kenapa Tuan Baek berbohong padanya. Tuan Baek kaget bertanya balik berbohong mengenai apa.
Louie ingat dengan perkataan Tuan Baek kalau ia dan Ma Ri
adalah sahabat, tapi
itu bohong, karena ingat Ma
Ri membullynya ketika
masih kecil. Tuan Baek beralasan dalam pikiran
keduanya berdua cukup dekat,
lalu mengeluarkan sapu tanganya.
Louie melihat Tuan Baek mengeluarkan banyak
keringat, Tuan baek mengaku kalau sudah
tua maka mereka pasti akan berkeringat ketika makan dan mengajak Louie segera
menyelesaikan makan mereka. Louie pikir itu menarik karena Tuan Baek berkeringat
banyak ketika sudah tua.
Tuan Baek keluar dari rumah, tiba-tiba Tuan Goo sudah ada
didepan rumah memanggilnya. Tuan Baek panik dan melihat sekeliling, sambil
mengumpat Tuan Goo sudah gila karena datang ke rumah nyonya Choi lalu buru-buru menyuruhnya masuk ke
dalam mobil. Keduanya pergi ke tempat yang sepi.
“Berikan aku uang supaya aku bisa
kabur, Identitasku sudah terekspose pada
polisi. Aku akan berada di luar negeri sampai semuanya mereda.” Ucap Tuan Goo
“Bagaimana kau bisa meninggalkan Negara ini ketika kau masuk ke negara
ini secara illegal?” kata Tuan Baek
binggung
“Aku yang akan mengurusnya, jadi berikan aku uang.” Ucap Tuan Goo. Tuan Baek pun bertanya berapa yang
dibutuhkan. Tuan Goo menyebut Satu juta dolar dengan Uang tunai.
Tuan Baek terdiam seperti tak sanggup memberikanya, Tuan
Goo memperlihatkan sebuah Usb memberitahu kalau suara Tuan Baek sudah terekam
dan tersimpan didalamnya. Tuan Baek marah karena Tuan Goo berani merekam
suaranya. Tuan Goo menegaskan kalau ia berkerja
dengan rencana yang tak matan g dan mungkin akan menyadari apa yang
akan terjadi jika Tuan Baek melakukan sesuatu yang salah.
Nyonya Choi tertidur pulas lalu merasakan sesuatu
terlempar dikasurnya dan wajahnya langsung berbinar-benar melihat kacang kastanye
yang terlihat besar dan enak. Tiba-tiba ia pun terbangun dari tidurnya, dan
bertanya-tanya mimpi apa tadi lalu berpikir kalau mimpi tentang pembuahan, wajahnya pun terlihat kebinggungan.
Bok Sil memasukan nasi ke dalam mangkuk, memberitahu
adiknya kalau Makan
siangnya sudah siap jadi tinggal
mengambil nasinya. Bok Nam melihat menu sarapan
mengatakan kalau tak perlu mengkhawatirkanya karena ia bukan anak kecil. Bok Sil mengejek adiknya itu masih kecil dengan
menaruh nasi diatas meja.
In Sung dan Bibi Hwang kembali datang dengan membawakan
makanan, Bibi Hwang memanggil Bok Nam dengan pangilan katak lamban bertanya
apakah tidurnya nyenyak. Bok Nam mengatakan tidur
dengan nyenyak. Bibi Hwang menasehati
kalau seharusnya
tidak kabur dari rumah.
“Apa kau membawa makanan lagi?” tanya Bok Nam, In Sung baru mengatakan kalau Louie yang
menyuruh, tapi Bibi Hwang langsung menyenggolnya.
“Ini hanya makanan sisa. Aku kan
bilang padamu kalau nama panggilanku
adalah Ny Baik Hati.” Ucap Bibi Hwang, In Sung
mengejek ibunya itu tidak
baik hati.
Bibi Hwang pun menyuruh
In Sung menaruh di kulkas setelah itu menyuruh Bok Sil segera makan
karena harus berkerja. In Sung akan mengantar Bok Sil karena Louie
menyuruhku untuk mengantarnya setiap pagi. Bibi Hwang berkomentar Louie itu sangat perhatiannya sambil mengeluh apa hanya ada
Bok Sil di dalam pikirannya. Keduanya pun keluar
dan Bok Sil tak lupa mengucapkan terimakasih atas makananya.
Louie mengunakan pakaian dengan style yang sangat cocok,
lalu memilih salah satu tali jam tangan dan memakainya dan memilih layar bentuk
jam yang dinginkanya. In Sung menelp dan Louie bisa mengangkat telpnya, In Sung
melaporkan Bok Sil sudah berangkat kerja. Louie pun tersenyum.
Joong Won memberikan segelas kopi pada Bok Sil dengan
mengucapkan Selamat karena sudah menemukan Bok Nam. Bok Sil mengaku masih
tidak percaya kalau Bok Nam masih hidup. Joong Won
mengaku sangat senang bisa melihat Bok Sil juga senang, lalu dengan bangga kalau dirinya itu memang “Paman
Berkaki Panjang.” (orang yang baik hati dan
suka menolong)
“Apa Bok Nam kembali bersekolah?” tanya Joong Won
“Emm.... Itu... Dia bukan murid yang baik, jadi dia harus mengambil beberapa les dulu sebelum kembali ke
sekolah.” Jelas Bok Sil
“Apa dia belum siap kembali
bersekolah?” tanya Joong Won, Bok Sil membenarkan.
“Sepertinya dia berbeda darimu. Kau juga harus belajar, lakukan ujian persamaan... dan belajarlah di universitas. Jika kau mendapatkan pendidikan yang benar, maka kau akan lebih sukses. Aku bisa melihatnya.” Ucap Joong Won.
Bok Sil menatap Joong Won dengan mata penuh haru, Joong
Won meminta agar Bok Sil tak mendapatnya seperti itu karena perasaany jadi
lemah. Louie tiba-tiba datang bertanya kenapa perasaanya lemah. Bok Sil kaget
melihat louie datang dan bertanya kenapa tidak
bekerja.
“Kenapa kau merasa seperti itu?” ucap Louie, Joong Won merasa itu bukan urusan Louie
lalu berjalan ke meja kerjnya.
Louie duduk di samping Bok Sil lalu melihat papan nama (PAMAN BERKAKI PANJANG - CHA JOONG WON) lalu ia protes kenapa Joong Won Paman
Berkaki Panjang, karena menurutnya Joong Won
itu seorang direktur dan
menyuruh Bok Sil mengantinya. Joong Won menolaknya.
Bok Sil mengatakan kalau Joong Won yang memintanya, Louie
kaget lalu meminta agar Bok Sil bisa mengubah juga
miliknya jadi “Oppa Berkaki Panjang”. Joong Won pikir Louie tidak
perlu cemburu begitu. Akhirnya Louie hanya bisa
menelungkupkan papan nama dengan kesal.
Bok Sil pikir
Louie harus ke kantor. Louie
duduk didepanya mengatakan akan
mulai bekerja mulai minggu depan dan sedang
membuat sebuah rencana besar
saar ini. Joong Won tiba-tiba sudah ada dibelakang
kupingnya bertanya rencana apa yang dimaksu. Louie kaget melihat Joong Won
sudah ada didekatnya.
“Aku tidak akan memberitahumu.” Ucap Louie berdiri dari tempat duduknya,
“Kau harus makan siang. Aku lapar.... Ayo kita makan siang.”ajak Louie pada Joong Won dan Bok Sil.
“Kau sudah mendapatkan ingatanmu
kembali, tapi
masih makan dengan banyak. ejek Bok Sil dengan
senyumanya. Joong Won bertanya Apa
yang ingin Louie makan
Ketiganya pun makan jajangmyung bersama, Joong Won bertanya kenapa In
Sung tidak makan bersama mereka. Louie mengatakan
kalau In Sung ingin
makan sendiri, lalu menceritakan In Sung itu sebenarnya
lebih pendiam dari
kelihatannya. Tapi Joong Wong melihat In Sung tidak terlihat seperti
itu.
“Tolong pesankan aku satu lagi.” Pinta Louie
“Kau orang kaya dan bisa memesan semuanya, kenapa meminta padaku?” ucap Joong Won kesal
“Nenekku dan Tn Kim tidak akan membiarkanku
memesan makanan dari luar. Jadi Aku
harus memakannya selagi bisa.” Kata Louie, Bok Sil
pun juga ingin meminta satu mangkuk lagi karena punya
selera makan yang bagus hari ini.
“Kau bisa makan lebih banyak, Bok
Sil. Kau
selama ini tidak makan dengan baik karena adikmu.” Ucap Joong Won ramah.
Louie juga mengaku tidak
makan dengan baik. Akhirnya Joong Wong memesan
jajangmyung. In Sung mengeluh kalau Joong Won
harus meminta pangsit gratis sambil mengejek atasan Bok Sil itu benar-benar
tidak fleksibel. Joong Won pun memesan
beberapa pangsit juga. Keduanya pun tersenyum.
“Bok Sil... Pulanglah lebih cepat hari ini.” ucap Louie, Bok Sil binggung bertanya apakah mereka akan
melakukan sesuatu
“Ayo kita makan malam bersama.” Kata Louie
“Berhenti bicara tentang makanan, Bok Sil punya banyak pekerjaan. Dia harus kerja lembur.” Ucap Joong Won sengaja melarangnya.
“Tidak, nenekku menunggunya. Dia mengundang Bok Sil makan
malam.” Kata Louie, Joong Won tak bisa berbuat apa-apa. Bok Sil
pun kaget karena Nyonya Choi memintanya untuk datang.
Tuan Baek kembali bertemu dengan Tuan Goo meminta
diberikan USBnya dan memastikan kalau tidak membuat salinannya, Tuan Goo meyakinkan kalau tak memilikinya, Tuan Baek
menunjuk ke arah belakang kursi. Tuan Goo mengambl sebuah tas besar yang berisi
uang
“Ini semua uang tunai... yang bisa kusediakan.” Kata Tuan Baek, Tuan Goo tersenyum sumringah
mendengarnya dan mengucapkan terimakasih.
“Bagaimana
kau akan keluar dari negara ini?” tanya Tuan
Baek
“Aku akan menyelundup masuk selama
seminggu.” Ucap Tuan Goo, Tuan Baek kaget Tuan Gooo akan
tinggal selama seminggu di korea.
“Sebaik kau Pergilah secepat yang kau
bisa jadi
tidak ada orang yang
bisa menemukanmu.” Ucap Tuan Baek khawatir
“Jangan khawatir. Sekarang karena aku punya uang, aka Aku akan bersembunyi selama seminggu lalu menghilang.” Ucap Tuan Goo.
Tuan Baek mengingatkan kalau mereka akan mengaku tidak saling mengenal,
Tuan Goo mengerti.
Bok Sil menaruh mangkuk jajamyung didepan kantor, Louie
membawakan jaket dan tas Bok Sil untuk segera pergi karena akan... membelikan makanan penutup. Bok Sil menolak merasa tak perlu makanan
penutup dan meminta Louie memberikan tas dan juga jaketnya.
“Kenapa tidak mau? Aku sudah memesan 100 mangkuk patbingsu.” Ucap Louie merengek
“Hei... Apa Kau berniat membuat Bok Sil sakit
gigi? Dia tidak
bisa memakan 100 mangkuk sekaligus” kata Joong
Won marah
“Aku berjanji akan membelikannya
100 mangkuk.” Ucap Louie
“Kau bisa membelikannya satu mangkuk selama 100 kali.” Kata Joong Won, Bok Sil membenarkan. Louie pun mengerti
lalu mengandeng Bok Sil untuk segera pergi dan mengatakan pada Joong Won kalau akan
kembali besok. Bok Sil pun buru-buru pamit pergi karena
ditarik oleh Louie.
“Apa Dia akan kembali besok? Aish. Dia membuat segalanya jadi berisik dan ramai... Rasanya lebih baik ketika aku sendirian bersama Bok Sil.” Keluh Joong Won kesal
Bok Sil memakan semangkuk patbisung yang dibelikan Louie
untuknya, Louie bertanya apakah rasanya enak. Bok Sil pun menganguk. Loui
mengatakan akan membelikan
selamanya jadi memintanya agar Makanlah
pelan-pelan. Bok Sil tak percaya mendengarnya, Louie
menyakinkan kalau akan membelikan setiap saat
“Jadi Percaya padaku.” Ucap Louie seperti gayanya selama ini, Bok Sil mengaku selalu
percaya pada Louie
“Ayo selesaikan ini dan kita temui
Detektif.” Kata Bok Sil, Louie pun setuju dan
sama-sama menghabiskan patbisung.
Detektif Nam mebuta laporan investigasi dengan Louie yang
duduk didepanya dengan mengatakan kalau Louie mendapatkan
kunci mobilnya dari Tn Baek,
mengemudikan mobil dan
bertemu geng motor itu di jalan. Louie membenarkan
dengan semua ingatan saat dikejar oleh genk motor.
“Lalu Bok Nam, kau mengambil baju
Louie untuk
melindunginya dari Kim Dae Shik, dan
memberikan bajumu untuk Louie.” Kata Detektif Nam, Bok
Nam membenarkan.
“Kau menunggu Bok Nam, karena percaya kalau dia akan kembali dalam satu jam, tapi dia tidak kembali. Itulah sebabnya kau berjalan di
sekitarmu.” Kata Detektif Nam
“ Lalu aku tersandung, dan kepalaku terkena alat pemadam kebakaran akhirnya aku kehilangan ingatanku.”jelas Louie
“Bok Nam, kau memberikan mobil
Louie pada Dae
Shik. Apa kau
melihat kecelakaan mobil itu?” kata Detektif Nam
“Tidak...Aku mendengar suara ledakan, jadi langsung berlari ke TKP. Saat itu mobilnya sudah terbakar.” Jelas Bok Nam
Detektif Nam nyimpulkan Bok Nam tidak
melihat kecelakaannya langsung. Bok Nam
menceritakan terlalu
takut, jadi langsung melarikan diri dan meminta maaf. Detektif Nam bisa mengerti dan
menurutnya jadi membutuhkan waktu lama sampai Louie bisa kembali ke keluarganya dan menyuruhnya meminta maaf.
Bok Nam meminta maaf pada Louie yang duduk disampingnya,
Louie memegang bahu Bok Nam merasa tak perlu dan Jangan
khawatir. Bok Sil yang berdiri dibelakang adiknya
terlihat sedikit lega karena akhirnya kedua orang yang sangat disayanginya sudah
kembali.
In Sung ada dikantor melihat Ma Ri yang akan pulang lalu
mendekatinya dan bertanya apakah sudah makan dan mengajaknya untuk makan
bersama, karena tahu restoran yang enak. Ma Ri terlihat sangat kesal mendorong In Sung, tapi
malah membuatnya hampir terjatuh, In Sung menolongnya tak sengaja menyentuh
bagian bokongnya.
Ma Ri kaget dan bisa berdiri kembali langsung menampar In
Sung, sambil berteriak agar Jangan menyentuhnya. In Sung meminta maaf karena Tidak sengaja. Bibi Hwang dari kejauhan melihat langsung datang
berteriak menyuruh berhenti, In Sung kaget melihat ibunya yang datang, a Ri pun
juga kaget.
“Beraninya kau menyentuh anakku? Coba aku Lihat siapa ini. Ternyata Kau gadis kasar yang hanya member tiga dolar pada Louie. Kau menabrak anak kesayangan seseorang dengan mobilmu, dan sekarang kau menampar anak kesayanganku tepat di
wajahnya.” Ucap Bibi Hwang marah, Ma Ri dan In
Sung mencoba menjelaskan bukan itu maksudnya.
“Astaga. Apa yang kau lakukan pada
putriku?” ucap Nyonya Hong tiba-tiba datang melindungi anaknya,
Ma Ri terlihat bisa tenang berada disamping ibunya.
In Sung melihat Nyonya Hong sebagai ibu Ma Ri memberikan
hormat sebagai calon ibu mertuanya. Bibi Hwan kesal anaknya memanggil ibu Ma Ri
dengan sopan dan bertanya apakah Nyonya Hong itu ibu dari Ma Ri, Nyonya Hong
membenarkan.
“Dia menampar wajah anakku, jadi harus minta maaf.” Ucap Bibi Hwang membela anaknya, In Sung mengaku
kalau baik-baik
saja.
“Itu tidak baik-baik saja!” teriak Bibi Hwang, Ma Ri menjelaskan kalau itu karena
In Sung menyentuh
bokongnya. Nyonya Hong kaget, In Sung berusaha menjelaskan
maksudnya.
“Aku tidak bermaksud begitu. Aku tidak sengaja menyentuhnya
ketika menangkap
Ma Ri yang terjatuh... jadi maafkan
aku.” Ucap In Sung
“Hei.. Dia tidak bermaksud menyentuhnya.... Biarkan dia menyelesaikan
penjelasannya.” Kata Bibi Hwang membela.
Nyonya Hong tak peduli karena In Sung tetap saja menyentuhnya. Bibi Hwang merasa keduanya itu tidak tahu caranya
berterima kasih, kaena anaknya hanya
mencoba menolong Ma Ri tapi
malah menyalahkannya. In Sung kebinggungan karena
tak ingin hubungan dengan Ma Ri malah makin meruncing.
Bibi Hwang menjelaskan kalau In Sung menyelamatkan Ma Ri supaya kepalanya tidak terluka, tapi malah menamparnya dan bukan berterima kasih, bahkan Beraninya menuduh putranya melakukan pelecehan
seksual dan mengajaknya berkelahi. Ma Ri dan ibunya terlihat
saling berpelukan karena ketakutan. In Sung meminta maaf karena pasti
sangat terkejut.
“Dia mungkin suka berkata tajam, tapi dia tidak pernah memukul orang.” Ucap Bibi Hwang, Nyonya Hong makin ketakutan kalau bibi
Hwang bisa memukul
orang. In Sung menjelaskan kalau ibunya tak pernah melakukanya
dan kembali minta maaf.
“Kenapa kau meminta maaf? Siapa yang menyuruhmu minta maaf? Haruskah aku memulainya darimu?” ucap Bibi Hwang tak bisa menahan emosinya. Nyonya Hong
menelp seseorang dan meminta agar segera datang karena merasa sangat ketakutan.
“Siapa yang menyulitkan Jae Sook kesayanganku?” ucap Nyonya Shin datang membela lalu terkejut ternyata
Bibi Hwang sebagai ibunya
Bok Sil dan Bibi Hwang mengenal Nyonya Shin sebagai Ibu mertua Bok Sil, lalu mengubah menjadi ibu dari Joong Won.
Ma Ri dan Nyonya Hong binggung, keduanya malah terlihat
sangat akrab. Lalu Nyonya Shin meliat syal itu dari Fancy Styling Talk, Nyonya Hong pun akhirnya baru menyadarinya. Bibi Hwang
hanya bisa melonggo binggung karena tak mengerti. In Sung dengan tangan memeluk
pundak Ma Ri melihat ketiganya memiliki benda yang sama. Ma Ri tersadar dan terlihat tersenyum malu, dan In
Sung pun melepaskan tanganya
Ketiganya pun minum teh bersama, Nyonya Hong baru tahu
kalau syal itu diberikan Louie pada Bibi Hwang sebagai Hadiah untuk bibi Hwang.
Bibi Hwang membenarkanya. Nyonya Hong mengartikan
kalau Louie sebagai pemilik dari
Fancy Styling Talk dan merasa pantas karena selera
berpakaiannya sangat hebat.
“Kenapa kalian saling memanggil satu sama lain dengan nama
aneh... seperti
Audrey dan Vivian?” kata Bibi Hwang binggung
“Itu adalah nama sebutan kami. Kau juga harus memiliki nama
panggilan, jadi kita
bisa menghabiskan waktu bersama.” Kata Nyonya
Shin
“Bagaimana dengan.... Cleopatra? Anakku memanggilku Cleopatra... karena aku selalu tiduran dengan gaya seperti Cleopatra di rumah.” Ucap Bibi
Hwang, keduanya pun setuju dan bersulang dengan minuman mereka.
Louie datang ke rumah bersama dengan Bok Sil, Nenek Choi
terlihat bahaia tak sabar menyambung Bok Sil dirumahnya, lalu mengucapkan Selamat
datang. Bok Sil mengucapkan Terima kasih karena mengundangnya. Nenek Choi meminta pelayan Heo menyiapkan makanan
dan juga pelayan Kim membawakan minuman.
“Nenek, ini adalah hadiah dari Bok
Sil.” Ucap Louie memberikan sekotak buah diatas meja, Nenek
Choi mengucapkan terimakasih dan terkejut melihat nama merek di kotak seperti
bisa mengenalnya
“Singsingline melakukan kerjasama
dengan sebuah
perusahaan akhir-akhir ini, dan ini... adalah
buah pir yang kualitasnya paling
tinggi dari produk mereka... Ini
ditanam... di lahan
organik di Naju dan Rasanya
sangat enak.” Ucap Bok Sil
“Ah... Begitu.... Setiap buahnya sangat besar dan
kuat... Kau memiliki selera yang bagus.” Komentar Nenek Choi
Pelayan Kim datang membawakan minuman, Louie dan Bok Sil
meminumnya. Tiba-tiba Bok Sil merasakan sangat mual, lalu meminta izin dan
bertanya dimana kamar mandinya. Louie menujuk ke arah kamar mandi. Nenek Choi
kaget melihat Bok Sil yang tiba-tiba merasa mual, Louie pun mengikuti Bok Sil
ke kamar mandi.
“Pelayan Kim... Bagaimana jika mereka
memiliki kabar
baik?” kata Nenek Choi seperti berharap, Tapi pelayan kim
pikir bukan seperti itu.
Louie yang khawatir bertanya apakah Bok Sil baik-baik
saja didepan pintu kamar mandi. Bok Sil mengatakan baik-baik saja lalu keluar
merasa kalau hari ini makan dua mangkuk jjajangmyeon dan patbingsung terlalu banyak. Louie menyesal mereka seharusnya tidak memakan
patbingsu. Bok Sil menenangkan kalau tak masalah karena sangat menikmatinya lalu mengajaknya agar segera kembali menemui neneknya.
Nenek Choi yang menunggu dengan memikirkan kalau pasti
itu karena Bok Sil Hamil sesuai dengan mimpinya, Louie duduk kembali bersama
Bok Sil meminta izin agar makan mala dengan Bok Sil lain kali saja karena Perutnya
terasa tidak enak. Bok Sil kaget seperti tak
enak kalau menolaknya.
“Tentu saja. Kita bisa makan lain
kali.” Kata nenek Choi dengan senyumanya, Bok Sil pikir
perutnya sudah baik-baik saja.
“Mari kita makan... bersama In Sung dan ibunya lain
kali.” Ucap nenek Choi, Louie pun memuji neneknya memang orang
yang paling baik. Tapi Bok Sil terlihat binggung dengan sikap nenek Choi.
Joong Won dan ayahnya memetik toge bersama, lalu Tuan Cha
bertanya apakah Joong Won tahu
kalau mereka datang
ke rumah Bok Sil. Joong Won kaget dan
mengeluh orang tuanya yang melakukan
itu tanpa memberitahunya. Tuan Cha pikir Joong Won
bisa mengetahui sikap ibunya itu.
“Dia suka melakukan semuanya
sendiri dan Tidak ada yang bisa
menghentikannya. Kami
mendengar tentang cucu pemilik Gold Group di rumahnya. Aku dengar kalau cucunya dan
Bok Sil sangat dekat. Padahal Aku
sangat menyukai Bok Sil, Sayang
sekali dia sudah ada yang memiliki” kata Tuan Cha
sedih
“Haruskah aku memberitahumu sesuatu yang tidak kau tahu?” kata Joong Won, Tuan Cha bertanya apa itu.
“Faktanya, akulah yang pertama kali bertemu
Bok Sil. Sebelum
pertemuan kedua kami, lalu seorang
kandidat kuat muncul dan
memisahkan kami.” Kata Joong Won, keduanya
terlihat sama-sama kesal
Bok Sil dan Louie kembali ke rumah, melihat Bok Nam
sedang belajar dan Bibi Hwang sedang membersihkan lantai. Bok Sil mengambil
kain lap agar membersihkanya sendiri. Bibi Hwang pikir tak perlu karena hampir
selesai dan menyuruh Bok Sil untuk istirahat saja.
“Ahjumma.... Apa kau memiliki soda?” tanya Louie setelah melihat isi kulkas Bok Sil, Bibi
Hwang bertanya kenapa Louie menanyakan minuman itu.
“Bok Sil merasa perutnya tidak
enak.” Kata Louie santai, Bibi Hwang terkejut dan seperti
berpikiran yang sama dengan nenek Choi lalu menanyakan rasa di perut Bok Sil
“Ini mungkin karena aku makan terlalu banyak seharian ini.” jelas Bok Sil, Louie menelp In Sung agar membawakan
soda untuk mereka saat pulang nanti.
“Louie, soda bukanlah ide yang
bagus.” Kata Bibi Hwang, Louie binggung kenapa tak boleh. Bibi
Hwang pun tak bisa menjelaskanya. Bok Sil dan Louie saling berpandangan melihat
sikap bibi Hwang yang terlihat gugup.
Louie melihat Bok Nam yang sedang belajar, ternyata tidak
menulis apapun dan tidak
melakukan apapun seharian. Ia pun membantu adik
iparnya dengan menjelaskan Untuk menemukan nilai terbesar
dari sebuah fungsi pangkat, maka harus menemukan turunannya.
“Apa kau tahu apa maksudnya itu? Apa Kau tidak tahu cara mencari
turunannya? Jadi Kau juga
tidak tahu cara menemukan nilai
terbesar fungsi pangkat dua, kan?” ucap
Louie, Bok Nam mengangguk kalau tak mengerti semuanya.
“Bok Nam, kau terlalu cuek.” Keluh Louie
“Hei.. Bagaimana
bisa kau mengatakan itu ketika kau
tidak tahu caranya mengeja?” ejek Bibi Hwang
“Itu tidak benar. Pengejaanku sudah
sempurna. Aku
belajar saat Bok Sil tidak ada.” Kata Louie membela
diri
“Belajar caranya mengeja saat
usiamu 25 tahun
bukan sesuatu yang bisa kau banggakan.” Balas Bibi
Hwang
Louie pun mengatakan akan
menyediakan guru
terbaik untuk Bok Na dan sudah
menjadi guru sejak dirinya masih kecil, Bok Nam
pikir tak perlu, Louie mengatakan kalau itu tak masalah dan sudah meminta Bok
Nam untuk mempercayainya. Bibi Hwang kembali mengejek walaupun Louie sudah
mendapatkan ingatannya kembali, dan masih menyuruh orang untuk
percaya padanya.
“Apa kau mendapatkan kembali uang Bok
Sil yang waktu itu dicuri? Kau
juga menyuruhnya untuk percaya padamu.” Ejek Bibi
Hwang,
“Aku akan mengembalikannya, oke? Kenapa kau mengomeliku? ” ucap Louie kesal, Bibi
Hwang ingin memukul Louie karena mengunakan nada tinggi padanya. Louie pun
berlindung dibalik badan Bok Nam dan Bok Sil melihat ketiganya seperti sebuah
keluarga.
bersambung ke part 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar