PS : All
images credit and content copyright : KBS
Na Ri dan
Nan Gil sampai kembali ke Seoul, keduanya menunggu di halte. Nan Gil bertanya Apa
ingin dirinya mengirimkan foto yang sebelum diambilnya. Na Ri binggung kapan
Nan Gil mengambilnya dan apakah itu saat ia tak melihatnya. Nan Gil mengodanya
kalau mengambil gambar pemandangan seperti Laut yang tenang, ombak, matahari
terbenam. Na Ri menyuruh Nan Gil agar mengirimnya saja dengan nada dingin.
“Mereka
mengatakan satu hari bisa sama dengan seumur hidup. Itulah makna hari kemarin
bagiku. Terima kasih.” Ucap Nan Gil
“Kau
pasti merasa lega, berpikir semua sudah selesai Karena kau berterima kasih
kepadaku, maka Aku merasa seperti seorang anak yang membawa orang tuanya
berlibur. Kalau begitu... apa kau bisa menukar hidupmu hingga sekarang dengan
hari kemarin?” kata Na Ri
“Tidak
mungkin. Sulit belajar cara mengaduk adonan dan membuat pangsit.” Tegas Nan Gil
lalu Na Ri melihat busnya sudah datang dan akan naik ke dalam bus,
“Aku
tidak akan mengatakan apapun agar tidak merusak perjalanan”kata Nan Gil
“ Aku
tahu dari bagaimana kau terlihat tertekan dari waktu ke waktu” ucap Na Ri
Nan Gil
merasa akan berbohong mulai sekarang jadi itu sebabnya Na Ri tidak bisa
bersamanya dan hanya akan fokus untuk melindungi tanah milik Na Ri. Na Ri
tersenyum pada Nan Gilkaren akan menemuinya saat di pengadilan. Bus pun datang,
Nan Gil masuk ke dalam bus Na Ri tak ingin menatapnya seperti berusaha menahan
air matanya. Nan Gil tak mendekat memilih untuk tetap naik bus.
Wang Shik
memberitahu Paman Shin bahwa Setelah sidang besok selesai akan bebas. Paman
Shin terlihat bisa sedikit tersenyum. Pengacara Kim menjelakan kala hanya Paman
Shin dan Hong Na Ri yang bisa mengajukan
pembatalan pernikahan.
“Itu
sebabnya kami harus menjaga agar kau tetap di sini. Jangan terlalu marah. Keponakanmu
hanya perlu bersaksi.” Ucap Pengacara Kim. Paman Shin mengangguk mengerti
dengan senyuman
“Sepertinya
kau berada dalam suasana hati yang baik karena kami bersikap baik.” Komentar
Tuan Bae melihat Paman Shin.
[Pengadilan]
Duk Bong
melambaikan tanganya saat melihat Na Ri datang ke arahnya, lalu menanyakan
keadaannya. Na Ri mengaku merasa baik-baik saja. Duk Bong merasa Nan Gil sepertinya percaya Na Ri akan memihak
kepadanya dan perjalanan perpisahan itu ada artinya.
“Tidak...
Aku setuju untuk bersaksi untuk pamanku. Dia bukan ayah tiriku lagi.” Kata Na
Ri yakin
“Izinkan
aku bertanya sebagai sorang teman. Kapan kau mulai menyukai Nan Gil? Seorang Teman
menanyakan hal-hal ini sepanjang waktu.” Kata Duk Bong, Na Ri tak menjawab
mengajak mereka segera masuk saja.
“Pikirkan
tentang perasaanmu kepada Nan Gil, Apa kau bingung karena kekosongan akibat
kehilangan ibumu? Kalau kau bahkan tidak tahu kapan perasaan itu dimulai,
biarkan saja. Tolong bersaksi untuk dirimu sendiri, dan bukan untuk pamanmu.”
Kata Duk Bong
“Aku juga
ingin tahu kapan perasaan itu dimulai. Dia datang ke dalam hatiku dalam satu
hari dan terus berkembang. Apa kau tidak mengerti bagaimana rasanya itu?” ucap
Na Ri, Duk Bong terdiam mendengarnya. Na Ri pun masuk lebih dulu ke dalam
pengadilan.
Ruang
Sidang
“Yang
Mulia, pernikahan Shin Jung Im dan Ko Nan Gil tidak memiliki cukup persetujuan
bersama dari pihak-pihak yang diperlukan
pada bagian Perdata 815, dan dengan demikian, pernikahan mereka batal.” Ucap
Pengacara Kim duduk disamping Paman Shin untuk memberikan tuntuanya.
“Ini
adalah surat nikah yang Ko Nan Gil dan Shin Jung Im isi bersama dengan
persetujuan bersama. Ini gagal untuk memenuhi syarat pembatalan.” Kata Duk Bong
memberikan pembelaan dengan bukti ditanganya.
“Yang
Mulia, adik dari Shin Jung Im, Shin Jung Nam, mengambil foto itu. Kami ingin
memanggilnya untuk bersaksi.” Kata Pengacara Kim, Nan Gil menatap sinis pada
Paman Na Ri yang menututnya.
“Kenapa
kau mengklaim pernikahan itu batal?” tanya pengacara Kim pada Paman Shin yang
sudah duduk dibangku saksi.
“Aku dan
kakakku ditipu. Saat itu, kami tidak tahu Nan Gil bekerja untuk pemberi
pinjaman. Dia menunjukkan kepada kami sebuah dokumen palsu dan mengatakan tanah
kami ditahan sebagai jaminan. Dia mengatakan kalau mereka harus menikah untuk
melindunginya. Itu sebabnya adikku menikah. Dia tertipu.” Ucap Paman Shin, Nan
Gil melirik sinis
Duk Bong
langsung mengajukan keberatan, karena Shin Jung Im mengenal Ko Nan Gil selama
bertahun-tahun dan tahu apa pekerjaan yang dilakukan. Nan Gil melirik pada Wan
Shin yang ada diruang sidang juga. Pengacara Kim akan memanggil Kim Wan Shik,
yang bekerja di lembaga tempat Ko Nan Gil bekerja, untuk bersaksi.
“Yang
Mulia, dia tidak terkait dengan kasus ini.” Kata Duk Bong, Hakim menolak
keberatan yang diajukan Duk Bong.
“Apa
hubunganmu dengan Ko Nan Gil?” tanya pengacara Kim, Wan Shik dan Nan Gil saling
menatap.
“Kami
pernah seperti saudara dan bekerja bersama-sama.” Ucap Wan Shik
“Kau
bekerja bersama-sama untuk rentenir, benarkan? Orang macam apa Ko Nan Gil?”
tanya Pengacara Kim
“Dia
disebut "Ko Nan Gil yang legendaris". Semua orang di industri takut
kepadanya. Dia jahat. Dia mengumpulkan 10 kali jumlah hutang tanpa mengedipkan
mata. Dia menggunakan kekerasan, menyusun kontrak yang tidak adil, dan memaksa mereka
untuk menandatanganinya. Dia membual tentang fakta bahwa dia adalah seorang
mantan narapidana.” Ucap Wan Shik membongkar semua tentang Nan Gil
Na Ri
terdiam mendengarnya, Nan Gil melirik pada Na Ri seperti tahu kalau ini pasti
akan terjadi. Na Ri teringat kemarin malam, Nan Gil memberitahu kalau Na Ri
akan mendengar segala sesuatu tentang dirinya di persidangan. Na Ri pikir lebih
baik tak perlu pergi saja.
Nan Gil
menyuruh Na Ri agar datang saja dan dengarkan semuanya. Sebelumnya Nan Gil
mnegaku kalau ia adalah penyakitnya dengan mangku “Itu terjadi karena masa
laluku yang gelap, basah, dan bau.” Na Ri berkaca-kaca menahan rasa gundah di
hatinya.
Duk Bong
mengajukan keberatan karena Saksi membuat
pernyataan tidak berdasar tentang kliennya
yang tidak relevan dengan kasus ini. Ia membela kalau Ko Nan Gil masuk penjara untuk bertanggung
jawab atas kebangkrutan perusahaannya sebagai orang yang memimpin.
“Hal ini
terkait dengan kekerasan. Dia melakukan sumpah palsu.” Ucap Duk Bong
“Yang
Mulia, aku akan mengirimkan catatan polisi dari penyelidikan Ko Nan Gil karena
mengancam Shin Jung Nam.” Kata Pengacara Kim, Duk Bong mengajukan keberatan
karena Nan Gil dianggap tidak bersalah.
“Yang
Mulia, korban terbesar dari pernikahan palsu ini ada di sini hari ini. Aku
ingin memanggil Hong Na Ri, putri dari Shin Jung Im, untuk bersaksi.” Kata
Pengacara Kim. Na Ri pun maju dan duduk dikursi saksi.
Yeo Joo
menunggu seseorang didepan sekolah, Duk Shim terlihat baru pulang sekolah. Yeo
Joo ingin memanggilnya tapi seniornya lebih dulu menariknya untuk ikut bersama.
Yeo Joo geram melihat tingkah anak-anak yang bertindak seperti preman.
Duk Shim
dibawa kebelakang sekolah dengan diminta agar memberikan kameranya. Seniornya mengatakan kalau Infinite akan
mengadakan konser jadi hanya ingin mengambil beberapa foto setelah itu akan
mengembalikannya. Yeo Joo datang memanggil Duk Shim, lalu tiba-tiba mendekat
dengan memegang dua tanganya seperti memohon
“Adikku
mengatakan dia menyesal. Kami tidak tahu pengacara keluargamu akan menjadi
begitu sulit. Adikku yang salah karena melecehkanmu dan mengambil
barang-barangmu, tapi kalau kau melakukan tuntutan seperti itu, apa yang akan
terjadi dengan masa depan adikku yang malang?” kata Yeo Joo dengan akting sedih
Semua
senior yang mendengarnya memilih untuk kabur karena takut di tuntut. Duk Shim
binggung dengan yang dilakukan Yeo Joo padanya, Yeo Joo mengaku sedang berpura-pura
memiliki adik seperti mereka. Duk Shim
tak peduli memilih untuk meninggalkanya, Yeo Joo berteriak kalau menelepon untuk menanyakan sesuatu dan Kenapa
tidak mengangkatnya.
Ruang
Sidang
Pengacara
Kim bertanya pada Na Ri, Apa ibunya pernah bercerita tentang Ko Nan Gil. Na Ri
menjawab tidak. Pengacara Kim bertanya apakah ibunya pernah memberitahu bahwa menikah dan mengalihkan kepemilikan
tanah dan restorannya, Na Ri menjawab tidak
“Apa kau
pernah mendengar tentang hutang ayahmu?” tanya pengacara Kim, Na Ri menjawab
tidak
“Menurutmu...
apakah pernikahan ini tidak sah?” tanya pengacara Kim,Na Ri menjawab tidak yang
artinya itu sah.
Paman
Shin dan Pengacara Kim kaget mendengarnya, begitu juga Nan Gil. Pengacara Kim
langsung melotot dengan nada menahan amarah kalau Na Ri sudah gila melakukan
itu padanya,karena sebelumny setuju untuk mengatakan apa yang mereka inginkan.
Hakim langsung memanggil Pengacara Kim seperti mendesak saksi.
“Apa kau
pikir pamanmu akan aman?” ucap Pengacara Kim mengancam
“Apa yang
sedang kau lakukan? Ini adalah persidangan. Kalau kau tidak memiliki pertanyaan
lebih lanjut, maka penasihat terdakwa, silakan mengajukan pertanyaan.” Kata
hakim menyuurh Duk Bong bertanya.
“Apa
hubunganmu dengan Ko Nan Gil?” tanya Duk Bong, Na Ri menjawab kalau Nan Gil
adalah ayah tirinya.
Na Ri
memberikan senyuman dengan mata berkaca-kaca. Nan Gil menatap tak percaya
karena Na Ri akhirnya membelanya untuk melindungin tanahnya. Na Ri teringat
pertama kali dengan Nan Gil di tempat ibunya, dengan berteriak ada ular untuk
menjahilinya. Lalu Nan Gil juga mengendong masuk ke dalam rumah sakit karena
matanya sempat tak bisa melihat akibat stress.
Nan Gil
juga yang menemeninya mengadakan upacara ulang tahun untuk ibunya, mereka pergi
ke rumah kaca dengan Nan Gil yang mengodanya karena Na Ri sempat tersiram pupuk
kandang. Nan Gil menyatakan perasaannya dengan mencium di depan rumah.
Sebelumnya Nan Gil juga mengaku tentang Na Ri saat berjalan-jalan di pantai.
“Bagiku,
aku punya banyak kata-katayang berarti "Hong Na Ri".” Ucap Nan Gil.
Na Ri meminta agar Nan Gil memberitahunya
“Hong Na
Ri - Berpura-pura tidak terasa sakit setelah terkena ketapel. Hong Na Ri - Membaca
sambil berjalan.Hong Na Ri - Mengejar bel penjual tahu.Hong Na Ri - Meniup
dandelion. Hong Na Ri - Menari dengan kupu-kupu.” Ucap Nan Gil mengingat semua tentang Na Ri
Na Ri
memberitahu Hakim saat ibunya sedang berjuang,
Nan Gil ada di sisinya. Setelah kehilangan ibunya, Nan Gil tetap ada
disisinya. Ia mengaku Nan Gil sebagai
satu-satunya keluarganya. Setelah itu memberikan senyuman dengan menahan air
matanya.
“Kau
melakukannya dengan baik, Na Ri.” Gumam Nan Gil karena Na Ri melakukan sesuai
yang dinginkan walaupun harus merasa berat.
Yeo Joo
menarik Duk Shim untuk bicara, Duk Shim kesal bertanya apa lagi yang diingikan
Yeo Joo. Yeo Joo merasa sudah mengatakan
seblumnya kalau perlu menanyakan sesuatu dan meminta agar Duk Shim
menceritakan tentang seorang wanita yang
menikam Duk Bong dari belakang.
“Apa Kau
datang ke sini hanya untuk menanyakan itu? Kau pasti tidak memiliki pekerjaan
lain.” Ejek Duk Shim
“Apa aku terlihat
seperti tidak ada hubungannya? Hidupku sudah sangat sibuk. Jadi aku ini mirip
siapa ?” tanya Yeo Joo benar-benar penasaran, Duk Shim mengeluh Yeo Joo itu begitu
menjengkelkan.
“Kau
mirip dengan cinta pertama Duk Bong.” Kata Duk Shim, Yeo Joo sempat kaget lalu
tersenyum sendiri dengan wajah percaya dirinya, karena saat pertama kali
bertemu Duk Bong menatap dalam padanya, seperti langsung jatuh cinta padanya.
“Apa aku
sangat mirip seperti dia?” ucap Yeo Joo genit.
“Mereka
berkencan untuk waktu yang sangat lama, tapi keluarga mereka bertengkar dan Duk
Bong yang malang ditusuk dari belakang.” Cerita Duk Shim, Yeo Joo binggung
maksud dari Sebuah pertengkaran keluarga
“Setelah
itu, dia berhenti melakukan praktek hukum dan bersembunyi di sini.” Jelas Duk
Shim
Yeo Joo
melihat ada sesuatu yang aneh karena Duk Shim itu berbicara tentang Duk Bong seperti orang
asing. Duk Bong tak ingin membahasnya dengan mengaku kalau itu adalah
“stylenya”. Ia pun menyuruh Yeo Joo agar bermimpi saja, karena Duk Bong pasti menganggap
wajah Yeo Joo sangat menjengkelkan Dan kakaknya itu menyukai Na Ri lalu pergi
meninggalkanya.
“Kau tidak
tahu kekuatan cinta pertama. Apa aku harus menaikan rambutku mulai sekarang?”
kata Yeo Joo percaya diri
Ruangan
sidang
Hakim
kembali masuk ke ruangan dan semua orang diminta agar berdiri, Hakim duduk di kursinya mengatakan akan
membuat putusan. Nan Gil dan Paman Shin terlihat tegang.
“Sulit
untuk menyimpulkan bahwa Shin Jung Imdan Ko Nan Gil mendaftarkan pernikahan
mereka tanpa persetujuan bersama. Dengan demikian, permintaan Shin Jung Nam
ditolak.” Kata Hakim dan memukul palunya.
Nan Gil
bisa tersenyum sementara Paman Shin terlihat sedih karena gagal. Wan Shik dan
yang melihat jalannya sidang langsung keluar ruangan. Nan Gil mencari-cari Na
Ri karena tak ada diruangan, Duk Bong melihatnya memberitahu kalau Na Ri pergi
sebelum penyampaian putusan dan sudah menunggu di luar. Nan Gil menatap Duk
Bong
“Apa kau
tidak akan berterima kasih kepadaku?” sindir Duk Bong, Nan Gil hanya diam. Duk
Bong pikir dirinya yang berterima kasih pada Nan Gil dengan hal ini lalu keluar
ruang sidang. Nan Gil hanya diam saja.
Wan Shik
melapor pada Tuan Bae kalau mereka kalah dan meminta maaf,, Tuan Bae
memerintahkan agar membawa Paman Shin ke tempat mereka dengan memastikan Hong
Na Ri melihat saat melakukannya. Beberapa saat kemudian, Na Ri mengejar pamanya
yang dibawa oleh dua pengawal Tuan Bae untuk masuk ke dalam mobil.
“Lepaskan
dia.. Kau yang mengancam dan menyandera. Jadi Biarkan pamanku pergi.” Ucap Na
Ri menantang, Wan Shik menyuruh dua pengawal melepaskanya.
“Kau
boleh Pergi Keponakanmu mengatakan bahwa kami Mengancammu dan menjadikanmu
sandera.”kata Wan Shik, Paman Shin langsung masuk ke dalam mobil tanpa bicara
apapun. Na Ri melonggo kaget melihatnya.
“Apa kau
melihat itu? Dia pergi secara sukarela.” Ucap Wan Shik, Na Ri memilih untuk
pergi tanpa banyak berkata-kata.
Na Ri dan
Nan Gil bertemu di depan pengadilan, Nan Gil mengucapkan terimakasih karena
sudah membelanya. Na Ri merasa tak perlu karena
melakukan itu hanya untuk melindungi tanahnya. Nan Gil berkomentar Na Ri
itu ternyata cukup bijaksana.
“Dan itu
tanahku, jadi aku akan membuat keputusan. Aku tidak bisa meninggalkan paman
seperti itu.” Kata Na Ri, Nan Gil mengatakan akan mengurus masalah pamanya.
Keduanya saling menatap lalu mobil Duk Bong datang.
“Kami telah
secara hukum mengkonfirmasi hubungan kita.
Jadi berHati-hatilah” kata Na Ri lalu masuk mobil Duk Bong dan pergi.
Nan Gil
terdiam menatap kepergian Na Ri karena tak mungkin bisa kembali seperti dulu
dengan status sebagai ayah tirinya. Ia teringat dengan perkataan Na Ri selama
perjalan satu hari mereka.
“Aku
ingin kita menjadi pasangan biasa yang berkencan, saling mencintai, dan
berencana untuk menikah. Perjalanan ini adalah awalnya.” Nan Gil terdiam hanya bisa menatap sedih.
Duk Bong
melihat berita lama (Kebakaran Panti Asuhan Saemaeum) Soon Rye duduk didepanya.
Duk Bong menyimpulkan Pada tahun terjadinya kebakaran di panti asuhan, kakeknya
memberi tanah kepada Shin Jung Eum yang berusia 15 tahun.
“Apa yang
akan diketahui seorang anak berusia 15 tahun tahu? Itu adalah orang tuanya. Apakah
benar yang aku yakin adalah...bahwa ada
sesuatu di balik tanah itu, Keluarga Na Ri, dan aku. Tapi Na Ri dan aku tidak
tahu tentang tanah itu. Itu berarti dua keluarga menyembunyikan sesuatu. Apa
kau pikir aku harus memberitahu Na Ri?” ucap Duk Bong, Soon Rye hanya diam. Duk
Bong meminta agar Soon Rye mengatakan sesuatu.
“Katakanlah
aku sudah menyelesaikan bagianku dengan ini.” Kata Soon Rye lalu pergi begitu
saja. Duk Bong seperti sudah bisa melihat tingkah Soon Rye yang menyembunyikan
sesuatu darinya.
Nan Gil
dengan penuh semangat memberitahu anak buahnya kalau mereka akan semakin sibuk setelah pertunjukan itu tayang
diTV jadi akan mempertimbangkan semuanya dan melipatgandakan kapasitas. Yoon
Kyu terlihat penuh semangat, lalu bertanya tentang gaji mereka. Nan Gil hanya
menyapu wajahnya lalu masuk ke dapur begitu juga dengan dua yang lainya.
“Dia
menjadi semakin energik... Pria yang ambisius itu.” Komentar Yoon Kyu
Yeo Joo
menelp Duk Bong bertanya Apa berbicara
dengan Na Ri baru-baru ini dengan nada khawatir mengatakan kalau ponsel Na
Ri tidak aktif, dan semua orang khawatir. Duk Bong seperti tak
peduli dengan perkataan Yeo Joo dengan menjauhkan sedikit ponselnya.
“Semua
orang khawatir. Dia juga tidak datang ke pesta perpisahannya padahal Na Ri
bukan tipe yang mengingkari janji.” Ucap Yeo Joo, Duk Bong langsung terlihat
serius mendengarnya.
“Apa kau
tahu alamat rumahnya?” tanya Duk Bong, Yeo Joo pikir haruskan ia mencarinya.
Duk Bong langsung menutup telpnya.
“Aku
harus bicara dengan dia secara pribadi.” Keluh Yeo Joo kesal karena Duk Bong
melakukan itu padanya.
Duk Shim
masih berkerja di restoran Hong, lalu terlihat sinis saat melihat kakaknya yang
datang. Duk Bong tak memperdulikanya dengan langsung pergi ke dapur menemui Nan
Gil yang sedang menguleni adonan. Ia
bertanya apakah Nan Gil sudah bicara dengan Na Ri, Nan Gil mengatakan belum.
“Kudengar
ponselnya tidak aktif dan Tidak ada yang bisa menghubunginya. Dia berhenti dari
pekerjaannya,sekarang sendirian. Seseorang harus memeriksa untuk melihat apa
dia masih hidup atau tidak. Apa kau tahu alamatnya di Seoul?” ucap Duk Bong,
Nan Gil kaget mendengarnya.
“Aku
tidak tahu alamatnya, tapi...” kata Nan Gil lalu meminta agar Duk Bong menunggu
dan berlari masuk ke dalam kamarnya.
Nan Gil
mengambil ponsel yang sedang di charger, lalu mencari sesuatu dalam ponselnya
dan teringat perkataan Na Ri saat ada di pengadilan. “ Kita telah secara hukum mengkonfirmasi
hubungan kita, jadi berHati-hatilah” Nan Gil seperti tak ingin mengubah
pemahaman hubungan dengan Na Ri lalu keluar ruangan.
Ia
memberitahu ada Duk Bong nama-nama yang ada diponselnya nama[Kim Sung Kyu, Nan
Young Yi, Ran Sook] kalau memiliki nomor telp teman Na Ri jadi Duk Bong bisa
menghubungi dan menanyakan.
Na Ri
sedang ada di dalam rumahnya dengan barang-barang yang sebagai dimasukan ke dalam
kardus, lalu melihat tertawa bahagia melihat laptopnya, ternyata ia melihat
video anak anjing yang membuatnya bahagia. Dengan bertanya “Apa kau merindukan
ibumu?” Tapi sesekali menyeka air matanya, karena tak bisa menahan rasa
sedihnya.
Ia pun
pergi mengambil mangkuk adonan, tiba-tiba terdengar teriakan suara Ran Sook
memangilnya dengan mengendor pintu dan meminta supaya membuka pintu. Na Ri
tersenyum mendengar suara temanya yang datang.
Ran Sook masuk ke rumah bertanya Apa yang sedang terjadi dan kenapa
ponselnya tidak aktif. Na Ri tersenyum melihat temanya.
“Aku
mendengar kau membatalkan semua rencanamu.”kata Ran Sook, Na Ri binggung
bagaimana temanya bisa mengetahuinya.
“Duk Bong
meneleponku.” Kata Ran Sook, Na Ri makin heran bagaimana Duk Bong bisa
mendapatkan ponsel temanya, Ran Sook pikir juga tak tahu
“Dia menelepon
dan meminta alamatmu, jadi aku katakan kalau akan datang sendiri. Menurutku Akan
jadi bencana kalau dia datang. Kau kelihatan mengerikan.” Kata Ran Sook melihat
wajah temanya yang lusuh.
Ia heran
dengan rumah Na Ri yang berantakan, Na Ri memilih untuk memeluk temanya, karena
merasa sangat senang Ran Sook datang. Ran Sook mendorong Na Ri agar menjauh
karena tubuhnya berdebu bahkan baunya itu sangat tercium. Na Ri tak percaya
temanya akan datang karena tahu pasti sibuk dengan bayinya.
“Aku
belum pernah melihatmu seperti ini sebelumnya. Kita pasti sudah saling kenal
terlalu lama. Apa yang sudah kau lakukan dengan ponselmu? Apa kau ingin
sendirian untuk menjadi seorang pertapa yang kesepian?” ucap Ran Sook, Na Ri
berusaha menahan air matanya, Ran Sook panik melihat temanya yang menangis lalu
memeluknya.
Nan Gil
gelisah dalam restoran, saat ponsel berdering langsung mengangkatnya. Duk Bong
memberitahu kalau sudah berbicara dengan
Na Ri dan terdengar keadaanya terdengar
baik-baik saja Atau mungkin berpura-pura. Nan Gil tak banyak komentar
mengucapakan terimakasih karena sudah memberitahunya.
Na Ri
mengemudiakan mobil temanya, Ran Sook bertanya apakah Na Ri tidak merasa lebih
baik, keluar dari rumah, Na Ri pikir tak terlalu merasa seperti itu. Ran Sook
memberitahu Duk Bong menelepon setiap hari untuk bertanya tentang Na Ri.
“Kenapa
kau tidak menemuinya?” ucap Ran Sook, Na Ri mengalihkan kalau ia lebih baik
mengemudi.
“Apa ini
karena si anak pangsit brengsek itu?” ejek Ran Sook
“Jangan
menyebut ayah tiriku brengsek.” Kata Na Ri membela, Ran Sook mengejak Na Ri
yang menganggap sebagai ayah tiri.
Di layar
besar terlihat berita [Badai awal musim dingin mendekat] dengan semua tersapu
benda rusak karena tersapu badai angin hujan. Na Ri heran kenapa badai sampai
datang padahal hampir musim dingin
karena mereka pasti tidak akan memiliki pelanggan di kafe malam ini.
“Apa
mereka tidak ingin berada di sebuah kafe yang hangat kalau di luar dingin?”
pikir Na Ri heran
“Saat
hujan dan berangin,mereka berjalan cepat ke rumah mereka yang nyaman.” Kata Ran
Sook
“Aku mengerti.
Saat hujan dan berangin, mereka pulang ke rumah.” Kata Na Ri menatap lurus ke
depan.
Nan Gil
keluar rumah dengan hujan yang turun deras dan juga badai, pergi ke rumah kaca dengan memperbaiki
plastik yang tersapu oleh badai agar tak terlepas. Ia teringat ditempat itu
memperlihatkan bunga strawberry dan
bunga labu pada Na Ri
“Bukankah
ini semua lebih cantik dari mawar?” ucap Na Ri seperti tak tertarik dengan buah
dan sayuran
“Bunga-bunga
yang cantik dan kecil ini menjadi buah.” Jelas Nan Gil
Na Ri
kaget terlihat marah karena Nan Gil yang mencabut begitu saja pada tanaman
seladanya yang baru tumbuh. Nan Gil memberitahu kalau itu adalah gulma. Nan Gil
terus berusaha untuk menyelamatkan rumah kaca dalam hujan badan agar tetap bisa
bertahan.
Duk Shim
terlihat gugup didepan dapur, di dalam kamar terlihat Yoon Kyu dan Joon
menemani Nan Gil yang terlihat pucat sedang berbaring. Yoon Kyung menyuruh Nan Gil bangun karena
harus ke dokter karena Sudah dua hari.
“Apa yang
kau lakukan di sini? Siapa yang ada di restoran? Ini bukan cara untuk
menjalankan bisnis.” Karena Nan Gil menyuruh mereka keluar.
“Kalau
kau terus seperti ini, maka Aku akan menelepon putrimu.” Ancam Yoon Kyu
mengambil ponsel Nan Gil
“Jangan
berani-berani melakukan apapun.”ancam Nan Gil lalu mengambil ponselnya, Yoon
Kyu pun tak bisa melawan.
Nan Gil
meminta agar mengambil air, Joon mengambilkannya sambil memberitahua akan
terkena maag kalau minum obat pada saat perut kosong. Nan Gil seperti tak
peduli meminum obatnya lalu menyuruh mereka pergi berkerja dan kembali
berbaring.
Duk Shim
menunggu langsung menanyakan keadaan Nan Gil pada keduanya yang baru keluar.
Yoon Kyu pikir Nan Gil akan berada di tempat tidur selama setidaknya 10 hari.
Ia merasa karena Nan Gil sudah minum obat jadi mereka bisa mencuri ponsel Nan
Gil untuk mengambil ponselnya, Joon melirik ke arah Duk Shim.
“Ahh..
Robot. Itu benar... Kakakmu pasti memiliki nomor ponselnya.” Kata Yoon Kyu
bersemangat
“Apa kau
memintaku untuk meneleponnya?” ucap Duk Shim kaget
“Kita
harus menyelamatkan hidupnya.” Ucap Yoon Kyu
“Kita
bukan dokter.” Kata Duk Shim ketus dan berjalan pergi.
Duk Shim
datang ke tempat kakaknya memberikan ponselnya untuk meminta ponsel Na Ri. Duk
Bong menyindir apakah adiknya itu teman Na Ri.
Duk Shim memohon agar Duk Bong memberikan nomor telp Na Ri saja. Duk Bong mengambil adiknya tapi malah melihat
Daftar Riwayat panggilan. [Ibu, Ibu Kwon, Guru, Duk Bong)
“Kau
menulis nama Duk Bong?” ucap Duk Bong , Duk Shim langsung mengambil ponselnya
dengan kesal karena kakaknya malah melihat isi ponselnya.
“Bagaimana
bisa kau tidak memiliki satu pun teman untuk diponsel? Lalu Kenapa kau ingin
nomor Na Ri?” tanya Duk Bong
“Nan Gil sakit
parah” ucap Duk Shim, Duk Bong seolah tak peduli.
“Mereka
memintaku untuk mendapatkan nomor Na Ri.”kata Duk Shim lalu kesal sendiri
karena para pegawai melakukan ini padanya dan meminta kakaknya agar segera
memberikan ponselnya.
Na Ri
sedang melihat kembali baju seragam pramugari, lalu melihat nama Duk Bong yang
menelpnya. Ia langsung mengangkat dengan senyuman sebagai “temanku” Duk Shim
lalu berbicara ketus. Na Ri bingung kenapa Duk Shim mengunakan ponsel kakaknya.
“Di mana
surat permintaan maafnya?” tanya Na Ri sengaja menyingungnya. Duk Shim
mengatakan kalau itu tidak penting sekarang.
“Nan Gil
sedang sakit. Dia sekarat... Ahh Tidak, maksudku.. dia mungkin sudah mati!”
ucap Duk Shim lalu segera menutup telpnya. Na Ri terdiam mendengarnya.
Duk Shim
langsung menangis setelah menutup telpnya, Duk Bong bingung melihatnya. Duk
Shim pergi meninggalkan ruangan sambil menagis. Duk Bong heran melihat tingkah
adiknya yang tak seperti biasanya.
bersambung ke part 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar