PS : All
images credit and content copyright : KBS
Nan Gil mengatakan Atidak
tahu kartu apa yang dimiliki
Tuan Bae, tapi menurutnya ayahnya itu tidak
perlu terlibat dalam hal ini. Tuan Bae bertanya
apakah Nan Gil tahu yang sudah di
lakukannya kepada Hong Na Ri. Nan Gil langsung mendekati ayahnya bertanya balik
memangnya apa yag disudah dilakukanya.
“Apa kau ingat insiden Euljiro
Printer?” kata Tuan Bae
Flash Back
Nan Gil terlihat dengan beberapa anak buah Tuan Bae masuk
ke dalam sebuah gedung. Mereka semua sudah siap dengan pemukul baseball. Wan
Shik memimpin di depan langsung masuk ke dalam sebuah ruangan dan memukul
seseorang yang mendatanginya.
“Bagiku ini tidak terlihat seperti
sebuah perusahaan
percetakan. Aku
mendengar kau bermain dengan uang di
belakang ayahku. Kau
pencuri kecil, kan? Siapa yang bertanggung jawab di
sini?” ucap Wan Shik
Saat itu juga perkelahian terjadi, Nan Gil hanya diam
lalu melihat seorang wanita yang berlari masuki ruangan lainya, ia masuk
beberapa pintu sampai melihat Tuan Hong ada diruangannya. Tuan Hong mencoba
melawan Nan Gil tapi Nan Gil hanya diam saja, sampai akhirnya ia berlari keluar
ruangan dan menaiki ke bagian atap.
Tuan Hong memukul kepala Nan Gil dengan kayu, terlihat
Nan Gil tak bereaksi apapun hanya terlihat darah yang mengalir. Nan Gil meminta
agar Tuan Hong tetap diam dan jangan bergerak, Wan Shik dan anak buahnya
datang. Tuan Hong tanpa pikir panjang langsug melompat, Nan Gil tak bisa
menahannya dan melihat Tuan Hong yang tak sadarkan diri di lantai bawah.
Tuan Bae bertanya apakah Nan Gil tahu siapa
itu, Nan Gil terdiam. Tuan Bae memberitahu kalau itu adalah
ayah Na Ri, yaitu Hong Sung Kyu. Dari
kejauhan Na Ri melihat Tuan Bae dan Nan Gil berbicara tanpa bisa di dengarnya.
Nan Gil terlihat panik mendengar nama Tuan Hong dan mengepalkan tanganya dengan
keras.
“Kau tidak seharusnya berada di
sini, berpura-pura
menjadi ayah Hong Na Ri.” Ucap Tuan Bae
“Ayah Na Ri... belum mati.” Tegas Nan Gil yakin
“Aku akan memeriksanya untukmu, jadi datang kunjungi aku
kapanpun.” Ucap Tuan Bae
“Aku akan memeriksanya sendiri. Aku tidak percaya... siapapun lagi.” Kata Nan Gil dan berjalan pergi dengan wajah terlihat
gelisah
Na Ri melihat Nan Gil berjalan kearahnya, seperti
keadaanya tidak
terlalu baik dan bertanya apakah ia sakit. Nan Gil
hanya diam saja dan bergegas pergi, Na Ri pun mengikutinya dengan wajah
binggung. Tuan Bae melihat dari kejauhan bertanya-tanya apakah Nan Gil memang
sakit.
Ran Sook turun dari taksi dan melihat mobilnya dalam
keadaan baik-baik saja, ia pun bisa mengucap syukur karena Na Ri tidak
mendapatkan kecelakaan lalu berteriak memanggil Na
Ri di depan rumah. Akhirnya Ran Sook masuk ke restoran dengan suara nyaring
memberitahu Yong Kyu kalau mencari Hong Na Ri. Beberapa gangster yang sedang makan langsung menatapnya.
“Apakah kau melihat dia ada di
rumah?” bisik Yong Kyu, Ran Sook mengelengkan kepalanya.
“Kalau begitu apa kau bisa menunggu sebentar? Aku pikir dia pergi keluar
bersama bos kami.” Kata Yong Kyu
“Apa Ko Nan Gil benar-benar
pemilik restoran ini?” kata Ran Sook dengan nada
tinggi, para Gangster kembali menatap sinis
Yong Kyu terlihat panik meminta agar Ran Sook bisa tenang
dan memelankan suaranya. Ran Sook mengangguk mengerti karena melihat para
gangster yang menakutkan.
Na Ri mengikuti Nan Gil pulang, merasa khawatir bertanya
apakah ia sudah minum obat. Nan Gil langsung menarik tanganya seperti tak ingin
disentuh, mengatakan kalau baik-baik saja. Na Ri menatap binggung. Nan Gil seperti sadar sikapnya
salah, lalu mengaku kalau hanya
sedikit sakit kepala.
Beberapa gangster masih menikmati makanan, sampai
akhirnya Nan Gil datang semua langsung berdiri memberikan hormat. Ran Sook
berteriak memanggil Nan Gil kalau ia masih mengingatnya. Tapi Nan Gil langsung
berjalan masuk ke dalam kamarnya.
Na Ri masuk restoran kaget melihat temanya yang bisa
datang ke rumah ibunya. Ran Sook menceritakan
Sopir taksi yang baik hati membawanya datang ke desa. Na Ri merasa membuat Ran Sook semakin
tak enak karena baru saja akan mengembalika mobilnya. Ran Sook menarik Na Ri karena akan
berbicara dalam perjalanan ke Seoul. Na Ri
menahanya untuk tak pergi.
“Ayo kita pergi sekarang!” teriak Ran Sook marah
Nan Gil terlihat gemetaran di dalam kamarnya lalu berusaha meminum penghilang rasa paniknya. Ingatan kembali saat bertemu dengan Tuan Hong lalu membuatnya melompat untuk bunuh diri. Wan Shik hanya diam saja, saat itu dibelakang sudah ada Tuan Bae yang melihat kejadian itu tanpa berkata-kata.
“Apa kau marah kepadaku karena
mobilnya? Aku akan
membelikanmu pangsit. Kau
menyukai pangsit di sini dan Aku akan
membawakannya untukmu.” Ucap Na Ri merayu
“Berhenti berpura-pura menjadi
gadis baik-baik. Aku
sudah katakan, ayo kita pergi ke Seoul sekarang.”
Kata Ran Sook
Salah satu gangster menerima telp, lalu memberitahu kalau
Tuan Bae sudah pergi dan
mengajak semua pergi. Mereka pun pamit pergi, Yoon Kyu memilih untuk
memalingkan wajahnya, karena takut menatapnya. Setelah semua pergi, Yoon Kyu
merasa sudah mengetahuinya akan terjadi karena sudah melihat dari mata Nan Gil kalau itu bukan mata biasa.
“Aku tahu dia punya bahu yang
lebar, tapi dia gangster.” Ucap Yoon Kyu, Na Ri dan
Ran Sook hanya bisa diam mendengarnya.
“Silakan kau tunggu di sini atau di dalam
mobil. Aku harus
mengambil barang-barangku dan Juga,
perlu berbicara dengannya. Aku
tidak akan lama.” Ucap Na Ri pada temanya.
“Baiklah kalau begitu. Bawa dia
keluar bersamamu. Dia
bahkan tidak menyapa saat dia datang. Aku
juga ada di sini dan Aku akan
segera pergi. Setidaknya
yang bisa dia lakukan adalah menyapa!” teriak Ran
Sook marah.
Na Ri mengetuk pintu kamar, Nan Gil membukanya dan
memberitahu kalau sudah meminum obatnya dan baik-baik
saja. Na Ri langsung menyelonong masuk ke dalam kamar. Nan Gil
menyuruh Na Ri harus pergi ke Seoul karena akan sulit untuk mengemudi saat
malam.
“Temanku tidak percaya kalau aku
yang mengemudi, jadi
dia datang untuk mengambil sendiri mobilnya. Apa kau tidak melihatnya?” kata Na Ri, Nan Gil mengelengkan kepalanya dengan
memalingkan wajahnya.
“Tatap aku langsung di mataku. Apa kau benar-benar sudah merasa
lebih baik?” ucap Na Ri, Nan Gil menganggukan
kepalanya.
“Orang itu... Dia adalah CEO dari Da Da, kan?” kata Na Ri, Nan Gil membenarkan.
“Apa dia Ayah tirimu?” tanya Na Ri, Nan Gil memberitahu Tuan Bae Mantan ayah tiri.
“Apa dia sengaja membawa semua orang
itu? Apa dia
mengancammu?” tanya Na Ri khawatir, Nan Gil
memberitahu Mereka selalu bepergian dalam kelompok.
“Aku ketakutan. Ada satu alasan aku merasa takut... Aku takut kau akan terluka.” Akui Na Ri
Nan Gil pu meminta Na Ri agar tidak perlu takut karena tidak akan terluka. Ran Sook berteriak menyuruh Na Ri cepat pergi. Nan Gil binggung siapa yang berteriak, Na Ri
pikir Sudah katakan kalau temannya juga datang dan Nan Gil mengabaikannya. Nan Gil mengaku tidak
melihatnya. Na Ri memberitahu kalau Ran Sook benar-benar membenci Nan Gil
“Kau tidak menyapanya dan pria yang aneh membungkuk
padamu. Akan
mustahil untuk memperbaikinya. Aku
bisa melihat persahabatan kami retak karena kau.”
Kata Na Ri
“Dia teman baikmu dan juga tidak akan menyukaiku.” Ucap Nan Gil merasa kalau Na Ri cemburu
“Aku merasa tidak enak mengatakan
ini, tapi dia
memiliki suami, anak-anak, dan orang tua. Aku mungkin berada di posisi 4
atau 5 bagi dia. Tapi, aku ada di tempat pertama di hatimu dan Kau hanya memiliki aku.” Ucap Na Ri memegang dada Nan Gil jadi akan
mencoba untuk memperbaiki persahabatan
mereka. Nan Gil menarik Na Ri sepergi pergi.
“Aku... Kalau...” ucap Nan Gil gugup.
“Aku tidak suka... kata "Kalau". Beritahu aku saat kau merasa
yakin.” Kata Na Ri. Terdengar kembali suara teriakan Ran Sook
untuk segera pergi.
Duk Bong buru-buru berjalan bersama adiknya, sampai
didepan Ruangan VIP wajah Duk
Shim terlihat tegang. Saat masuk ruangan melihat ibu Duk Bong sedang berbaring
dengan penahan leher sementara Tuan Kwon terlihat santai dengan menonton Tv.
Duk Shim terlihat dingin dengan apa yang dilihatnya tak begitu parah. Duk Bong
pun menyapa ayahnya dengan panggilan Tuan Kwon.
“Tuan Ketua apa maksudmu? Panggil saja aku ayah saat di
luar.” Ucap Tuan Kwon.
“Apa kau baik-baik saja?” tanya Duk Bong pada ibunya, Ibunya pikir bisa melihat
kalau tidak
baik-baik saja.
Lalu ia memanggil Anaknya Shi An dan menganti dengan cepat maskdunya Duk
Shim agar bisa menyapa ayahnya. Duk Shim terlihat sinis
membungkuk memberikan sapaan pada ayahnya. Tuan Kwon pun mengajak Duk Bong agar
ikut denganya dan sambil menepuk baju Duk Shim agar tetap menjaga ibunya.
Istrinya pun berpesan pada suaminya agar tak lupa untuk
minum obat sebelum tidur.
Ibu Duk Shim heran melihat anaknya yang menatap dirinya
yang sedang sakit dengan sinis, menurutanya
melihat anak-anak perempuan lain dengan ibu pergi keluar dan keduanya berteman dengan baik. Duk Shim pikir mereka itu tidak
tiba-tiba merubah nama
mereka menjadi nama yang mengerikan.
“Apa yang salah dengan nama
barumu? Aku akan
mengubah hidupmu.” Kata Ibu Duk Shim, tapi Duk
Shim terlihat tak suka harus merubah namanya.
Duk Bong mengikuti ayahnya keluar dari rumah sakit
bertanya apa yang terjadi pada ibunya. Tuan Kwon menceritakan istrinya itu jatuh saat berkelahi
dengan kakaknya. Duk Bong menyindir kalau keluarganya itu memang
penuh kasih sayang. Tuan Kwon
keduanya itu hanya peduli denga uang lalu memberikan sebuah berkas.
Duk Bong melihat didepa amplopnya (Pembaharuan Lokasi Seulgi-ri dan di dalamnya adalah surat Permohonan
Pengalihan Kepemilikan Tanah. Tuan Kwon memberitahua
Pangsit Hong dulu adalah tanah mereka
tapi Seseorang
mengambil keuntungan dari kakek Duk Bong dan merebutnya.
“Kau harus mendapatkannya kembali. Kalau mereka menjualnya untuk uang, maka ini tidak akan terjadi.” Kata Tuan Kwo
“Kalau dia memberikannya, maka kita tidak bisa mendapatkannya
kembali.” Ucap Duk Bong
“Dokumennya ada di sini. Bahkan anak-anak pengkhianat... mengambil kembali tanah dengan
mengklaim bahwa itu
tanah mereka. Aku
memintamu belajar hukum... untuk
menangani masalah ini.” kata Tuan Kwon sambil
mendorong bahu anaknya, Duk Bong hanya diam melihat tingkah ayahnya yag selalu
menghalalkan segela cara.
Duk Bong akhirnya menatap binggung surat Permohonan
Pengalihan Kepemilikan Tanah dengan nama dibagian
bawah
(Shin Jung Im). Di bagian informasi, Yeo Joo sedang bersama
dengan ibunya, berbicara dengan perawat kalau melihat
banyak tempat tidur yang kosong di
kamar enam pasien.
“Kenapa kau selalu mengatakan
kalau tidak
memiliki ruangan?” ucap Yeo Joo dengan nada
tinggil, Si perawat mengaku mereka tidak
memiliki ruangan tanpa menatap Yeo Joo.
“Ada apa dengan sikapmu? Kalau seseorang bertanya padamu, setidaknya kau harus berpura-pura
untuk memeriksanya.” Ucap Yeo Joo marah
“Ayo kita bawa saja dia pulang
setelah dia sadar. Maafkan
aku.” Kata ibunya tak ingin menambah masalah.
Yeo Joo makin marah menurutnya kesalahan apa yang dibuat
sampai membuat ibunya harus meminta maaf menurutnya ia punya hak
untuk bertanya dan memberitahu berapa
harga kamar dua pasien, karnea Tidak peduli berapa lamanya bekerja, maka akan terus berhutang.
“Apa kau tidak bisa membiarkan aku
bernafas?” ucap Yeo Joo kesal
“Kau selalu mengeluh tentang member dukungan kepada kami. Ini semua tentang uang, uang,
uang!” teriak ibu Yeo Joo ikut marah dengan meremas-remas
surat didepanya.
Si perawat yang mendengarnya terlihat binggung, Ibu Yeo
Joo berteriak marah kalau mereka itu tidak akan bisa
mendapatkan kamar dua-pasien. Yeo Joo melihat ke arah
Duk Bong seperti bisa mendengar masalah keluarganya sebenarnya tak mampu.
Nan Gil membawakan pangsit dan memasukan ke dalam mobil,
lalu berpesan pada Na Ri agar menyimpan yang ada di dalam
kantong plastic di
kulkas lalu berpesan
pada Ran Sook agar Hati-hati di jalan. Ran Sook hanya mendengus kesal, Na Ri meminta agar
temanya itu bisa menerimanya, tapi Ran Sook tetap memalingkan wajahnya. Mereka
pun akan pergi meninggalkan rumah.
“Aku tidak bisa pergi seperti ini.
Tunggu...” ucap Ran Sook menghentikan mobil dan turun, Na Ri panik apa yang akan dilakukan temanya
pada Nan Gil
“Aku tidak tahu akan mengatakan sesuatu seperti ini. Kalian berdua tidak akan pernah
bersama-sama! Aku tidak
pernah mendiskriminasikan orang lain. Tapi
aku tidak bisa membiarkan temanku berkencan
dengan gangster sepertimu.” Tegas Ran Sook
“Apa yang kalian bicarakan?” tanya Na Ri akhirnya datang diantara keduanya.
“Kita bicara tentang apa yang kau
pikirkan. Memangnya Kenapa?” kata Ran Sook kesal
“Apa yang kau katakan setelah dia
mengalami banyak
masalah?” ucap Na Ri membela, Ran Sook makin marh bertanya apa
yang sudah dialami Nan Gil.
“Kalau kau tahu memangnya kenapa, apa kau akan membantu?” balas Na Ri, Nan Gil mencoba menenangkan Na Ri
mengatakan kalau yang semua tak serius.
“Apa? Apa Kau pikir yang aku katakan itu
tidak serius? Sangat
sulit bagiku untuk mengatakannya kepadamu!” teriak Ran
Sook
Na Ri tak suka Ran Sook berteriak pada Nan Gil merasa
seperti meremehkannya. Ran Sook melihat keduanya dengan wajah kesal langsung
masuk ke dalam mobil. Nan Gil menahan Na Ri meminta agar tak bersikap seperti
itu karena temanya itu datang jauh-jauh, menyakinkan
kalau ia baik-baik saja jadi meminta agar mereka berbaikan saat dalam
perjalanan.
“Cobalah untuk membuatnya merasa
lebih baik.” Kata Nan Gil
“Aku tidak terlalu pandai dalam
hal seperti itu. Beritahu
aku bagaimana cara melakukannya?” ucap Na Ri, Nan Gil
pikir Na Ri haya pergi bicara dengan baik-baik padanya. Na Ri mengerti lalu
pamit pergi.
Keduanya hanya
diam saja dalam mobil, Ran Sook akhirnya lebih dulu bertanya Apa
Na Ri memiliki perasaan kepadanya. Na Ri megaku tidak ingin memperkenalkan Ran Sook kepada Nan Gil seperti ini. Ran Sook meminta temanya sadar kalau sebenarya tak menyukainya.
“Maksudku... Itu hanya respon biologis...karena
kau merasa stres dan kesepian.” Ucap Ran Sook, Na Ri
heran temanya itu bicara seperti itu.
“Sepertinya dia baik-baik saja. Dan tentu saja, dia dalam kondisi
yang baik. Saat kau
melihat ke dalam matanya, maka kau
mungkin berpikir bahwa ingin berada di pelukannya. Tapi itu bukan cinta. Kau hanya tertarik dengan
sosoknya.” Ucap Ran Sook, Na Ri tertawa
mendengarnya.
“Kau tidak berdaya.” Ejek Na Ri merasa temanya juga terpesona dengan Nan
Gil, Ran Sook meminta Na Ri tak tertawa karena ia bicara serius.
“Apa kau tidak melihat para
gangster itu menghormatinya? Kau tidak akan tahu apa yang
pernah dia lakukan. Jangan
sampai terlibat dengannya. Jangan
datang ke sini, Maka kau
tidak perlu melihatnya. Keluar
dari pandangan dan keluar
dari pikiran.” Kata Ran Sook
Na Ri terdiam teringat saat mata Nan Gil mengucapkan
permintaan maafnya, dan mengatakan “Aku
mencintaimu, Na Ri.” Lalu Nan Gil mengak kaalu
dirinya sendiri yang jadi penyakitnya dan Itu terjadi karena... masa laluku yang gelap, lembab,
dan menjijikan.
“Aku membutuhkan waktu sebentar jadi Tolong tunggu aku.” Ucap Nan Gil lalu menciumnya di rumah kaca.
Na Ri berbicara kembali pada temanya, Ran Sook mendengar
Na Ri memanggil namanya dengan nada yang berbeda merasa sangat cemas. Na Ri mengaku tidak
yakin apa bisa hidup tanpa Nan Gil. Ran Sook
meminta agar Na Ri bisa mengeluarkan hal itu dari pikiran dan tidak akan berhasil jadi memintanya agar tetap sadar.
“Kurasa aku bisa tinggal di sini membuat pangsit sepanjang
hidupku.” Akui Na Ri yang sudah jatuh cinta dengan Nan Gil
“Apa kau ingin melihatku pingsan
saat mengemudi?” jerit Ran Sook
Yong Kyu selesai melayani pelanggan, lalu mendekati Nan
Gil untuk mengajaknya bicara. Nan Gil hanya diam saja dengan mulai membuat
kulit dumpling. Yong Kyung merasa yakin semua orang di sini
pasti penasaran. Jadi ingin bertanya
tentang masalah ini untuk semua perkerjanya.
“Apa ada kemungkinan melihat
sesuatu yang
mengerikan di sini... saat
kami datang ke tempat ini suatu hari Atau
kami akan terlibat dalam pertarungan yang
mengerikan?” tanya Yoon Kyoo dan merasa Hanya memikirkan itu membuatnya merinding. Nan Gil hanya diam saja.
“Apa kau mengabaikanku?” kata Yoon Kyu, saat itu Han Yi sengaja membanting
kukusan dengan menahan amarahnya.
“Hei, apa itu tadi? Apa itu jawab darinya untukku
atau agar aku
diam?” kata Yoo Kyu heran, Joon menyuruh Yoon Kyu agar pergi
saja karena mereka akan mengurus sisa dumplingnya hari ini.
“Jadi maksudmu... Aku hanya harus tenang dan pergi
saja! Begitukah?? Aku yakin ada
sesuatu...diantara kalian bertiga. Kurasa
aku harus mencari tahu apa
yang terjadi di sini.” ucap Yoon Kyu dan merasa
semakin takut lagi. Nan Gil yang mendengarnya hanya bisa diam dan terlihat
memikirkn sesuatu.
Yeo Joo akan pergi melihat Duk Bong sedang duduk sendirian
dengan menatap lembaran kertas, lalu mendekatinya den bertanya apakah masih
mengingatnya, Duk Bong hanya melirik
lalu memasukan berkas ke dalam amplop. Yeo Joo pun duduk disampignya.
“Kau melihatku saat kau datang, kan? Apa gadis yang datang bersamamu itu
sedang sakit?” kata Yeo Joo, Duk Bong mengaku kalau
ibunya yang sakit.
“Apa penyakitnya serius?” tanya Yeo Joo dengan bersikap peduli, Duk Bong mengaku
tidak parah.
“Tapi untukku, ayahku yang sakit parah. Dia sudah keluar-masuk rumah
sakit selama tujuh tahun. Aku
mengatakan ini karena kau sudah melihat hal suram dari keluargaku.” Ucap Yeo Joo, Duk Bong pikir Yeo Joo tak perlu
menjelaskanya karena tidak
tertarik.
Tiba-tiba terdengar teriakan agar meminta dilepaskanya,
Duk Bong melihat adiknya yang sedang ditarik oleh pengawal keluar dari rumah
sakit. Duk Shim berteriak kalau tidak akan pergi jadi meminta agar melepaskaya. Duk Bong mengataka kalau
Keluarga Yeo Joo sama dengan keluarganya juga lalu mendekati para pengawal.
“Bawa aku bersamamu.” Ucap Duk Shim memohon, Duk Bong bertanya apa sebenarnya
yang terjadi. Pengawal memberitahu kalau Ini
perintah dari nyonya.
“Tetap tenang dan pergi. Jangan membuat keributan di sini.” kata Duk Bong,
“Aku tidak mau! Bawa aku
bersamamu! Tolong
bawa aku.” Teriak Duk Shim, Duk Bong terlihat
pergi begitu saja, saat itu Yeo Joo yang
mendekat berpikir kalau Duk Shim memohon padanya.
Duk Bong akan menaiki lift tapi seperti memikirkan nasib
adiknya memilih pergi pergi. Duk Shim terus meronta agar melepaskaya sampai akhirnya
ia masuk ke dalam mobil. Yeo Joo diam-diam membuka pintu bagian kiri da
menyuruh keluar. Keduanya pun berlari kabur dari rumah sakit. Si pengawal
terlihat cemas, Duk Bong melihat adik kabur meminta agar megataka pada ibunya
kalau Duk Shim bersamanya.
Duk Shim berlari cepat sampai Yeo Joo kesusahan untuk
mengejarnya, tapi akhirnya Yeo Joo berhasil menariknya dan mendorongnya ke
dinding, Duk Shim yang dingin meminta agar melepaskanya., Yeo Joo terus menahanya
agar Duk Shim tak kabur lagi.
“Kau membuatku membuang-buang
energiku... Aku
mengenal kakakmu dan ada di
pihakmu jadi Tidak ada yang mengejarmu
sekarang.” Ucap Yeo Joo
“Pergi!!! Itu menyakitkan...”teriak Duk Shim
“Beraninya kau berteriak pada
seseorang yang
membantumu! Menyerahlah.
Kau tidak bisa mengalahkan aku.” Ucap Yeo Joo langsung
memelintir tangan Duk Shim seperti seorang polisi yang menangkap pejahat.
Na Ri menelp Nan Gil memberitahu kalau sudah berada
di rumah sekarang. Nan Gil mengerti, Na Ri
mengatakan sudah berbaikan
dengannya. Nan Gil pikir itu bagus, lalu bertanya
apakah akan langsung berkerja, Na Ri pikir sebentar lagi.
“Kau pasti lelah setelah datang ke
sini untuk
menemuiku.” Ucap Nan Gil khawatir
“Aku akan terbiasa dengan hal itu
karena aku akan
sangat sering pergi ke sana.” Ucap Na Ri, Nan Gil
pun berharap Semoga penerbangannya
menyenangkan.
“Jangan lupa kita membutuhkan
langkah kaki petani, Agar
hubungan kita tumbuh. Kirimi
aku pesan teks dan telepon aku, mengerti?” ucap Na Ri, Nan Gil mengerti. Setelah menutup ponselnya
keduanya terlihat tampak memikirkan sesuatu.
Yeo Joo memberika makan Duk Shim pada sebuah cafe,
melihat sikap Duk Shim mengingatkan kalau sebelumnya meminta bantuan menurutya
seharusnya berterima kasih kepadanya. Duk Shim yang dingin langsung bertanya hubungan Yeo
Joo dengan kakaknya.
“Hei.... Ada apa dengan sikapmu? Kami hanya bertemu beberapa kali.
Memang Kenapa?” ucap Yeo Joo, Duk Shim menyuruh agar Yeo Joo bisa
mengikat rambutanya. Yeo Joo binggung tapi menurutinya.
“Astaga. Ini luar biasa..... Kau terlihat seperti seorang
gadis yang
dicampakan oleh kakakku.” Kata Duk Shim, Yeo Joo
berteriak marah bertanya siapa orangnya.
Saat itu Duk Bong menelp adiknya, Yeo Joo langsung menngambil
ponselnya dan menyuruh agar cepat datang karena harus
pergi bekerja.
Nan Gil datang ke Da Da Finance dan melihat banyak orang yang sedang melakukan olahraga,
salah seorang melihat Nan Gil terlihat sudah siap untuk berkelahi. Nan Gil
mengejek pada semua yang sebelum menyapa "Hai, Nan Gil." Dan megatakan datang
untuk menemui Wan Shik. Si pria mengatakan kalau Wan
Shik sedang tak ada.
Perkelahian pun terjadi salah seorang pria seperti
sengaja berdiri didepan pintu untuk menghalangi sesuatu, Nan Gil pun mendekatinya
dan terlihat si pria ketakutan dan membiarkan masuk. Dalam ruangan sudah ada
paman Shim seperti sengaja disembunyikan. Paman Shim terlihat ketakutan
memberitahu tentang tuntuan itu.
“Kapan terakhir kali kau melihat
ayah Na Ri?” ucap Nan Gil, Paman Shim binggung dan
bertanya apakah itu maksudnya Sung Kyu
“Kenapa kau menanyakan itu
sekarang? Sebaiknya Buka
pintunya. Kau membuatku takut.” Ucap Paman Shim
ketakutan
“Kau berkata kalau melihatnya di
kasino.” Ucap Nan Gil, Paman Shim berusaha menyangkal tapi melihat
mata Nan Gil mengaku kalau Itu tahun lalu, entah Musim semi atau musim gugur
Terdengar teriakan anak buah tuan Bae yang meminta agar
membuka pintu, saat itu Nan Gil keluar meminta semua tenang dengan menjelaskan datang
hanya karena khawatir tentang paman Shin dan melihat
kalau paman Na Ri itu menjadi dingin lalu memita agar Wan Sik bisa memanaskan
saja.
“Kenapa kau ada di sini?” ucap Wan Shik akhirnya datang.
“Tidak ada yang berubah di sini.” kata Nan Gil lalu pamit pergi.
Na Ri sudah siap terbang, Yeo Joo menyapanya dan bertanya
masih belum membatalkan cutinya untuk
menikah. Na Ri pikir itu tak ada hubungnya dengan juniornya itu.
Yeo Joo pikir kejadianya Sudah lama, tapi orang-orang
mengumpat kepadanya lagi.
“Aku senang ada banyak orang
memihak kepadaku.” Balas Na Ri, Yeo Joo
bertanya apakah Na Ri memiliki rencana.
“Rencanaku setelah mengambil cuti
adalah pernikahanku. Tapi
kau menghancurkannya. Kenapa kau bertanya?” kata Na Ri
kesal
“Apa kau akan keluar karena
adikmu?” ucap Yeo Joo, Na Ri terdiam, Yeo Joo melihat kalau itu
pasti benar, Na Ri menyangkalnya.,
“Seorang wanita mengabaikan
karirnya demi
seorang pria... yang
tidak menarik, terutama
untuk seorang pria muda.” Kata Yeo Joo bisa
mengetahuinya.
“Aku akan beristirahat. Punggungku
tidak terlalu sehat.” Ucap Na Ri memberikan
alasan. Yeo Joo pikir mereka semua memiliki punggung yang
kurang sehat.
“Aku akan melakukan perjalanan dan
menulis.” Kata Na Ri, Yeo Joo mengejek Na Ri yang akan Menulis
jurnal saat bekerja. Na Ri memperingatakan Yeo
Joo agar Jangan ikut campur dan
bergegas pergi. Yeo Joo terlihat sinis dengan Na Ri.
bersambung ke part 2
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar