Tuan Kim berbaring menahan rasa sakitnya dan terlihat
sedang melakukan cuci darah. Bok Joo duduk didepan BAGIAN
NEFROLOGI [medis
yang mempelajari fungsi & penyakit ginjal.]
dengan wajah gelisah. Dae Ho duduk di
restoran menunggu dengan gelisah, Tuan Kim baru datang dengan menahan rasa
sakitnya.
“Paman... Maafkan aku, tapi aku harus
pergi. Ayahnya
Joong Ki meninggal. Dia temanku sewaktu di militer. Kau tahu dia, kan?” ucap Dae Ho panik, Tuan Kim mengetahuinya dan menahanya
sebelum pergi.
“Ngomong-ngomong, ayahnya akan senang melihatmu memakai jaket glitter
ini. Apa kau
bermain sebagai penyanyi klub
malam kali ini?” sindir Tuan Kim bisa
melihat jaket glitter dibalik baju keponakanya, Dae Ho pun kembali masuk kamar
untuk berganti pakaian.
“Dasar Bodoh... Jika dia ingin jadi aktor, seharusnya memainkan peran yang
lebih baik. Dia
selalu jadi pemeran pembantu yang
tidak memiliki satupun dialog.” Ejek Tuan Kim
Joon Hyung mulai berlatih di kolam renang, pelatihnya
memujinya karena berada di finish pertama. Ki Suk langsung menatap sinis,
sementara ia diminta agar lebih berkerja keras lagi. Tae Kwon yang berada
ditengah-tengah keduanya memilih untuk menyembunyikan wajahnya dengan menyelam
dalam kolam renang. Joon Hyung seperti tak peduli hanya tersenyum bahagia
menempati urutan pertama.
Sun Ok sedang membersihkan tanganya dengan pencukur bulu,
sementara Nan Hee sibuk dengan menghias kukunya mengunakan kutek. Sun Ok dengan
bangga memperlihatkan kalau itu adalah luka kemenangan. Bok Joo masuk kamar terlihat kesal karena dua temanya
melakukan dikamarnya dan mengeluh jadi menimbulkan bau. Nan Hee dengan bangga
memperlihatkan kukunya yang sudah cantik.
“Meskipun kau mewarnai kukumu, nanti juga akan rusak lagi.Aku tidak tahu kenapa kau
melakukan itu..” Ejek Bok Joo
“Ini bukan mewarnai, tapi Ini namanya nail art.” Tega Nan Hee, Bok
Joo mengumpat temanya itu bodoh.
“Hilangkan saja dulu kapalan di
tanganmu. Itu akan
mengelupas ketika kau mengangkat
barbel, dan tanganmu akan berdarah.” Kata Bok
Joo, Suk Ok pikir tak perlu memperdulikan Nan Hee.
“Dia hanya sedang mencoba menarik perhatian pria yang disukainya.” Jelas Suk Ok
“Hei. Jangan mencoba menarik
perhatiannya dengan itu. tapi Tonjolkanlah
inner beauty-mu. Itu
akan lebih cepat. Kita
jauh lebih menarik daripada para
wanita yang melakukan senam indah, bahkan lebih
baik dan lebih mandiri. Dan
juga... postur
tubuh kita.” Kata Bok Joo membusungkan dadanya
dengan bangga
“Benar. Kau memiliki postur tubuh
yang seksi. Kau
benar-benar gadis yang optimis dan punya
kepercayaan diri yang tinggi.” Puji Suk Ok pada Bok
Joo
“Aku tidak tahu apa itu percaya
diri atau
kesombongan.” Sindir Nan Hee. Bok Joo menyuruh Nan
Hee segera keluar dari kamarnya saja. Nan Hee seperti tak peduli
Bok Joo melihat pakaian yang baru saja selesai di cuci,
lalu mencari-cari kemana celana dalam yang digunakan saat pertandingan nasional, karena tak ada ditumpukan bajunya. Suk Ok pikir pasti
dengan menyuruhnya agar mencari lagi.
Bok Joo menemui dua junior yang sedang bertugas
membersihkan toilet, ternyata mereka juga tak melihat kaos miliknya. Si wanita
bertubuh tambun tak melihat ketika sedang mencuci. Bok Joo terlihat sedih karena mengunakan kaos itu untuk memenangkan
medali emas saat itu jadi harus
menggunakannya untuk pertandingan selanjutnya.
“Aku tidak bisa menemukannya. Bahkan bukan kamarku, dan semua orang belum melihatnya. Apa yang akan kau lakukan? Kau
selalu menggunakannya saat pertandingan. ” Ucap Nan
Hee mendatangi kamar mandi dengan wajah panik.
“Aku tidak bisa memenangkan medali
tanpa itu.” keluh Bok Joo seperti kehilangan
kepercayaan dirinya.
“Mungkin... Ini hanya sebuah asumsi. Mungkin para gadis pesenam mengambilnya untuk membalasmu. Mereka selalu menyalahkan kita ketika pakaian mereka hilang. Jadi Mungkin mereka melakukan itu
untuk...” kata Nan Hee yang belum selesai tapi Bok Joo sudah
lebih dulu pergi.
Nan Hee berteriak kalau itu hanya sebuah asumsi. Sun Ok mengeluh temanya yang tak tahu sifat Bok Joo
kalau bertingkah duluan ketika sedang marah lalu mengejar temanya keluar dari toilet.
Atlet senam dan Atlet angka besi saling menatap sinis, si
senoir terlihat sinis karena Bok Joo menuduh mereka melakukan
sesuatu pada celana dalamnya, bahkan mengambilnya. Bok
Joo yakin mereka mengambilnya. Si senior merasa Bok Joo sudah gila, menurutnya
untuk apa harus mengambilnya
karena bajunya itu pasti kebesaran untuk tubuh mereka yang langsing.
“ Kau pikir kami mengambil bajunya, Kau tidak bisa meemukan bukti
apapun, jadi
kau...” ucap Bok Joo langsung disela oleh senior senam
“Apa kau pikir Kami melakukan itu untuk
membalasmu? Dia
membuatku gil dan berpikir kita
kekanak-kanakkan seperti itu.” ejek si senior dengan
tawa mengejek. Bok Joo yakin mereka pelakunya.
“Apa kau punya bukti? Kau bilang yang penting adalah buktinya.” Balas si senior
“Ya. Aku disini untuk mencari bukti, jadi Biar aku cari di kamarmu.” Ucap Bok Joo akan masuk ke dalam kamar.
Si senior melarangnya, menurutnya tak ada alasan
membiarkan Bok Joo masuk. Bok Joo tetap
mendesak untuk masuk karena harus menemukan kaus itu. Semua pun menahan Bok Joo untuk tak masuk, Bok Joo
memberitahu kalau kaos itu jimat
keberuntungank jadi harus
menemukannya. Si senior dan kawan-kawan menahan Bok
Joo agar tak masuk.
Bok Joo menyuruh mereka minggir kalau tidak maka akan
terluka, keduanya pun saling dorong mendorong, sampai akhirnya saat Bok Joo tak
mendorongnya si senior senam terjatuh dan mengeluh kesakitan karena pergelengan
tanganya. Dua pelatih terlihat bergegas pergi ke bagian ruangan kesehatan
dengan wajah panik.
Semua atlet perempuan terlihat mendapatkan hukuman dengan
melakukan posisi push up. Seorang pelatih lain memanggil Bok Joo untuk berdiri,
bertanya apa yang sudah dilakuan dengan mengumpatnya seperti preman. Bok Joo terdiam, si pelatih berpikir ucapan para
pesenam itu benar kalau Bok Jo itu benar-benar
manusia buldozer
“Kenapa kau menggunakan kekuatanmu
pada manusia?” kata si pelatih, Bok Joo mengaku tak
melakukan itu dan akhirnya hanya bisa meminta maaf.
“Apakah itu alasan kenapa kau
berlatih sangat
keras, Untuk memukul orang lain?” kata si pelatih, Bok Joo ingin memberikan pejelasan
tapi si pelatih tak ingin mendengarnya.
“Jangan membuat alasan. Kau melakukan sesuatu yang buruk dan alasanmu tidak akan berhasil. Perhatikan tingkahmu. Kita atlet yang menggunakan
kekuatan. Jika kau
melakukan sesuatu yang salah, itu
akan membuat kita semua dalam masalah. Mengerti?”
kata si pelatih, Bok Joo hanya bisa tertunduk mengerti, Dua pelatih lainya
datang dengan wajah sedih lalu keluar dari ruang latihan.
Bok Joo mendatangi ruangn pelatih Yoon yang hanya terdiam
dengan menahan amarah. Pelatih Choi memberitahu si atlet senam terluka dibagian
ototnya jadi harus
istirahat untuk 2 sampai 3 minggu menurutnya
Bok Joo tidak harus melakukan sesuatu yang buruk seperti itu.
“Aku tidak melakukannya dengan
sengaja. Dia
menghentikanku saat akan masuk ke kamarnya,
jadi mendorongnya sedikit Itu benar yang aku katakan, Aku
bahkan tidak menggunakan tenaga
terlalu banyak.” Akui Bok Joo membela diri.,
“Tetap saja, minta maaflah
padanya. Cobalah
untuk tidak terlibat dengan para pesenam.” Kata
pelatih Choi, Si pelatih Yoon terlihat kecewa tanpa banyak komentar keluar dari
ruangan.
“Dia harus meminta maaf pada
pelatih atlet senam berkali-kali. Dia tidak ingin membuat masalah
apapun jadi Lakukan seperti apa yang dia
katakan.” Tegas Pelatih Choi. Bok Joo hanya bisa cemberut.
Bok Joo menemui si atlet senam meminta maaf dengan cepat,
Si atlet senam dkk sengaja berpura-pura tak bisa mendengarnya. Bok Joo meminta
maaf dengan suara keras agar mereka bisa senang, Si atlet yang terlihat
tanganya diperban sengaja belum bisa memaafkan Bok Joo.
“Aku harus melihat bagaimana
kelakuanmu... dan
memutuskan apakah aku akan memaafkanmu atau tidak.” Ucap si atlet dan mengajak semuanya pergi.
“Ah, aku membenci mereka..... Ini terlalu mengesalkan.” Ungkap Nan Hee yang melihat tingkah si atlet membuat
geram lalu mengajak semua pergi saja.
Ketiganya pun berlari kebagian atap dan Nan Hee
mengeluarkan tiga kaleng bir yang biasa disembunyikan. Sun Ok naik ke tempat
tidur tingkat dua dengan bahagia karena Tempat
tidur mereka masih ada diatap. Ketiganya pun bersulang, Bok Joo merasa hari yang panjang, Nan Gil pikir ini semua
karena mesin cuci bodoh itu.
“Apa yang akan kau lakukan dengan
kausmu? Itu
adalah jimat keberuntunganmu.” Kata Suk Ok, Bok Joo
mengumpat mereka semua adalah si nenek penyihir.
“Ayahku benar.... Kita tidak bisa melakukan apapun tentang orang-orang yang kita
benci.” Keluh Bok Joo kesal
“Hei... Kau
cantik dan terkenal, tapi
itu bukan segalanya. Kau
harus jadi manusia yang benar dulu.” Teriak Bok
Joo meluapkan amarahnya.
“Itu benar! Aku tahu kau memiliki... bau nafas yang buruk seperti
kami. Jangan
terlalu kurang ajar.” Teriak Suk Ok
“Kami memiliki dada yang lebih
besar darimu! Kau tidak
memiliki apapun. Bahkan Tidak
sama sekali.” Teriak Nan Hee ikut juga
Terdengar keluhan dari atlet lain yang mendengar teriakan
dari atap dan menduga atlet
angkat besi, Bok Joo sengaja memberatkan suara dengan
mengaku sebagai atlet judo.Ketiganya tertawa bahagia dan kembali bersulang.
“Bok Joo, kalau Song Joong Ki dan Kim Soo
Hyun mengajakmu berkencan, siapa
yang akan kau pilih?” tanya Nan Hee yang mulai
berkhayal
“Tidak bisakah aku memilih
keduanya?” ucap Bok Joo, Nan Hee mengumpat Bok Joo
itu tidak
tahu malu karena ingin
mendapatkan keduanya, seperti ingin makan daging
dan ikan.
“Apakah tidak boleh? Aku selalu memberikan milikku
pada orang lain.” Kata Bok Joo
“Ini bukan sesuatu yang harus
didebatkan, lebih baik Lihat
saja ke langitnya.” Kata Suk Ok
Semua pun membaringkan badan dan melihat langit
dengan Cuacanya
sangat bagus. Bok Joo bertanya pada Nan Hee kemana
persedian ikan mereka, Nan Hee mengatakan mereka sudah memakan semuanya
waktu itu. Sun Ok pikir mereka tidak
memakannya. Bok Joo mengeluh mereka butuh sesuatu untuk dimakan. Nan Hee kesal dianggap menghabiskan ikanya meminta mereka
Berhenti mencurigainya.
Bok Joo mengeluh sangat lapar, Sun Ok melihat Nan Hee
seperti merasa bersalah akhirnya Nan Hee mengaku kalau baru saja
menghabiskanya, Sun Ok mengejek kalau sudah mengetahuinya, ketiganya terlihat
bisa melepaskan rasa amarah dengan menatap ke arah langit.
Joon Hyung sudah berbaring ditempat tidurnya, Tae Kwon
sudah mengunakan pakaian rapih mengajak untuk keluar, karea Kepala
sekolah ada di ruangannya dan
Ki Suk juga sedang tidur. Joon Hyung menolak karea
merasa lelah. Tae Kwon
merayunya kalau hanya satu jam
untuk bermain. Joon Hyung tak peduli dengan memilih tidur saja.
“Ini bukan 2 atau 3 jam, tapi hanya satu jam. Apa itu permintaan yang sulit?” keluh Tae Kwon lalu berpura-pura sedih.
“Ah, kau sangat menyebalkan. Aku akan meminta mereka mengganti teman sekamarku.” Kata Joon Hyung kesal dan bangun dari tempat tidurnya.
Tae Kwon pikir Joon Hyung akan keluar menemaninya, Joon
Hyung setuju dengan wajah kesal, Tae Kwon terlihat senang dengan ingin
memberikan ciuman, Joon Hyung yang kesal mencoba untuk menjauh.
Bok Joo dkk ingin kembali ke kamar, tapi jam malam sudah
diberlakukan, ketiganya hampir ketakutan saat senior melihat mereka masuk ke
ruangan mesin cuci untuk bersembunyi. Salah senior dengan senter mencoba mencarinya,
sampai akhirnya memilih untuk pergi karena tak melihat siapapun.
Nan Hee mengintip apakah seniornya itu sudah pergi,
ketiga akan keluar tapi tiba-tiba seseorang kelua dari persembunyianya dan
berlari keluar. Bok Joo langsung berteriak kalau orang cabul masuk ke dalam
ruangan mesin cuci.
Joon Hyung berhasil menuruni kamarnya dengan mengunakan
tali lalu menyuruh Tae Kwon untuk segera turun. Saat itu si pria cabul keluar
dari asrama wanita dan menabrak Joon Hyung. Bok Joo berlari dari belakang,
melihat Joon Hyung mengunakan jaket yang sama langsung memiting kepalanya. Tae
Kwon akan turun memilih untu naik kembali dan menarik talinya.
Keduanya ada di kantor pelatih, Joon Hyung menyangkal
bukan dia pelakunya, tapi Bok Joo yakin karena melihat dengan jelas, karena
sebelumnya akan bermain petak umpet
dan Joong Hyung tiba-tiba saja muncul.
“Aku bisa saja meminta seorang
gadis berkencan. Kenapa
aku harus mencuri pakaian wanita?” keluh Joon
Hyung membela diri.
“Itulah kenapa kau disebut orang
cabul. Aku
melihat semuanya dan memiliki
mata yang sempurna.” Kata Bok Joo terus menuduh
Joon Hyung, diam-diam Ki Suk mendengar kegaduhan yang ada di ruangan pelatih.
“Tidak ada bukti kalau itu dia, dan aku bisa menjamin kalau dia tidak akan melakukan hal itu. Kenapa kita tidak kembali ke
kamar masing-masing saja?” kata pelatih pria memberikan nilai
pelanggaran pada Joon Hyung. “Kau tidak bisa
membiarkannya seperti ini. Dia orang yang cabul, bahkan membawa sapu tangan seorang wanita.” Kata Bok Joo, Joon Hyung langsung melirik sinis karena
sapu tanganya itu ada di tangan Bok Joo.
Keduanya keluar dari ruangan, Joon Hyung menarik Bok Joo
meminta agar memberikan sapu tanganya. Bok Joo meminta Joon Hyung agar
mengembalikan celana dalamnya, Joon
Hyung heran Bok Jo bisa berpiir kalau ia
memilikinya. Bok Joo pikir dirinya juga tidak bisa memberikan sapu tangannya. Joon Hyung pun menahan amarahnya kalau mereka
sekarang berperang.
Di sebuah lapangan luas
Joon Hyung sedang melompati tangga, Ki Suk yang ada disampingnya
kalau sudah memperingatkannya dan menunggu
sampai tertangkap. Joon Hyung hanya diam dengan
terus melompati tangga sambil berjongkok. Ki Suk memberitahu alasan membencinya
adalah Joong Hyung itu melebih-lebihkan
dirinya sendiri.
“Itu terlihat dari wajahmu. Jadi Jangan salah paham. Kau mungkin mendapatkan rekor
yang bagus saat latihan, tapi
kau kalah dalam pertandingan yang sebenarnya. Kau... tidak terlalu hebat dan juga
tidak buruk. Pria
sepertimulah yang paling bermasalah. Jadi Mengertilah
tempatmu. Sekarag Selesaikanlah
100 kali jika kau
memiliki hati nurani.” Ucap Ki Suk lalu
meninggalkan pergi.
Joon Hyung melompat sendirian dan akhirnya jatuh
sendirian, Tae Kwon datang dengan wajah panik meminta maaf pada teman
sekamarnya karena membuatnya dihukum dan meninggalkannya begitu saja. Joong
Hyung kelelahan meminta agar memberikan air.
Tae Kwon mengerti akan
mengambilkan air yang
kualitasnya paling tinggi, lalu merogoh celanaya
seperti tak membawa uang dan akan segera pergi ke kembali ke kamarnya. Joon
Hyung terlihat kesal menendang temanya, Tae Kwon kembal meminta maaf, Joon
Hyung memilih untuk mengambil air sendiri.
Joon Hyung melihat sebuah kolam dan mendekatinya,
beberapa uang koin berada diatas batu lalu mengambilnya beberapa dan berdoa kalau
akan menggunakannya dengan baik.
Ketika membalikan badanya, Bok Joo terlihat sedih berjongkok melihatnya sedang
mengambil uang.
“Ternyata Mencuri jadi kebiasaanmu. Semua siswa membuang koin disini. Aku selalu penasaran kemana itu
semua perginya.” Sindir Bok Joo
“Jangan salah paham. Aku hanya ingin menggunakannya. Apa kau tahu berapa banyak koin yang terbuang percuma setiap
tahun? Aku hanya
khawatir tentang lingkungan kita.” Kata Joon
Hyung membela diri.
“Ah... Kau begitu bijaksana.” Ejek Bok Joo, Joon Hyung kembali meminta agar Bok Joo
mengembalikan sapu tanganya.
Bok Joo megejek kenapa harus mengembalikanya dengan
memanggilnya Tuan Cabul. Joon Hyung memperingatkan Bok Joo agar mengembalikan
selagi ia masih bersikap baik. Bok Joo tak peduli memilih untuk pergi, Joon
Hyung mengumpat kesal dengan memanggil Bok Joo si sosis.
Tim angkat besi sedang berlari mengelilingi lapangan,
saat itu Joon Hyung melihat Bok Joo yang berpapasan mencoba ikut berlari dan
tetap meminta agar mengembalikan sapu tangannya, Bok Joo tetap ingin Joon Hyung
mengembalikan celana dalamnya lebih dulu.
Terdengar teriakan pelatih agar Joon Hyung kembali ke barisan.
Joon Hyung dengan wajah kesal menunggu didepan asrama
wanita, Bok Joo keluar melihat Joon Hyung tak mempedulikanya. Joon Hyung pun
mengejarnya,meminta agar mengembalikanya karenaitu bukan
hanya sekedar sapu tangan
biasa. Bok Joo pikir celana dalamnya juga spesial.
“Hei, kau akan merasa bersalah
nanti. Berikan
padaku sekarang jadi kau tidak
harus merasa terlalu bersalah.” Kata Joon Hyung
“Aku harap akan merasa bersalah suatu hari nanti.” Balas Bok Joo dan pergi menuruni tangga.
Song Si Ho duduk diruang tunggu, lalu menatap ponselnya
terlihat fotonya bersama dengan Joon Hyung. Spanduk bertuliskan (KONTES SELEKSI TIM PESENAM
NASIONAL 2017) Si Ho pun dipanggil untuk
masuk ke dalam ruangan pertandingan.
“Babak penyisihan
untuk Turnamen Seleksi Tim
Nasional 2017. Song Si Ho, yang berada di tahun juniornya di Universitas Olahraga Haneol, akan memberikan penampilan dengan pita. Dia memilih "Libertango" untuk penampilannya kali ini.”
Si Ho terlihat sangat tegang dan berusaha untuk tersenyum
saat melakukan senam, tapi kayu yang dipegangnya sempat terjatuh. Ia berusaha
untuk tetap tenang melakukan gerakan senamnya sampai akhirnya dengan sempurna.
Semua atlet angkat besi kembali membawa tumpukan kursi,
Sun Ok mengeluh sekolah mereka memiliki banyak sekali acara. Bok Joo juga harus segera menemukan
jimat keberuntungannya. Nan Hee mengingat si
Joon Hyung perenang itu, menurutnya tak mungkin pria seperti itu orang cabul.
“Kau terlalu peduli pada
penampilan, gadis
berotak dangkal. Jangan
biarkan wajahnya membodohimu.” Ejek Bok Joo tak
percaya
“Aku juga berpikir kalau dia bukan
orang yang cabul.” Kata Sun Ok, Bok Joo pikir
tak mungkin ia hanya menuduhnya.
“Kami sangat mengenalmu.” Ucap Nan Hee, Suk Ok tahu Bok Joo itu sangat canggung dan
ceroboh. Bok Joo merasa teman-temannya itu belum tahu banyak
tentangnya dan mengajak mereka segera menyelesaikan tugasnya. Saat itu Si Ho
terlihat kembali dengan membawa koper ke dalam kampus.
Ketika sampai di gudang, semua menaruh kursi dengan
sembarangnya, pria dari bagian admin datang memarahi Bok Joo dkk yang hanya
tinggal sendirian di gudang, karena seharusnya menumpukndengan
baik di sudut dengan mengejek tidak
pernah melakukannya dengan benar.
Saat itu si pria membungkuk dan terlihat celana dalam
merahnya, Bok Joo dkk terkejut melihatnya karena itu adalah celana dalam
keberuntungan yang dicarinya. Nan Hee berusaha bicara, tapi si pria yang
melihat wajah mereka merasa kalau ketiganya sudah melihatnya dan ingin
menyerangnya Bok Joo dkk berteriak “orang cabul”, saat itu juga beberapa atlet
yang lain mendengarnya langsung berlari menghampirinya.
Di ruangan latihan senam
Semua atlet senam sedang melakukan gerakan masing-masing,
tiga orang lain mengobrol dengan posisi masing-moasng membahas kalau sudah juga
menerima berita dan tak tak percaya ternyat pria itu adalah pelakunya. Si junior merasa
bersalah karena menyalahkan
para atlet angkat besi. Senior pikir tak ada yang
salah karena Atlet angka besi juga menuduh mereka jadi lebih baik berpura-pura
tak tahu.
Pelatih yang melihat anak didiknya mengobrol menyuruh
agar lebih Fokus dengan
pemanasan. Si Ho datang ke ruang latihan, para juniornya terlihat tak
percaya Si Ho kembali datang ke ruangan latihan.
Si pria akhirnya dibawa oleh mobil polisi, semua atlet
angka besi pun melihatnya. Semua atlet tak percaya kalau pria yang dikenalnya
adalah orang cabul. Sun Ok merasa mereka
mudah sekali melewatkan apa yang ada di depannya dan tidak bisa menilai sesuatu dari
luar saja.
Bok Joo terlihat merasa bersalah, Sun Ok pun mengajak
mereka segera pergi saja. Bok Joo akan pergi dan dari kejauhan melihat Joon
Hyung sedang mengayuh sepedanya dengan Tae Kwon, ia pun buru-buru mengambil
jalan yang lain sambil mengeluh pria itu datang disaat yang tidak tepat dan
berpikir pindah ke sekolah yang berbeda atau sejenisnya.
Bok Joo akan masuk asrama dan berpapasan dengan Si Ho
yang akan masuk. Si Ho pun meminta tolong agar membuka pintu untuknya karena
dua tanganya penuh dengan barang, Bok Joo pun membukanya. Keduanya berjalan ke
asmara dan Bok Joo berdiri didepan kamarnya, Si Ho pun berhenti melihat papan
nama (KAMAR 302, KIM BOK JOO)
“Apa jangan-jangan kau juga menggunakan Kamar 302?” tanya Si Ho, Bok Joo bingung kenapa Si Ho menanyakan
itu.
“Senang bertemu denganmu. Aku Song Si Ho, junior di Senam
Indah dan akan jadi teman sekamarmu. Karena Hanya ini kamar yang tersedia. Aku baru sampai disini dari
Taereung dan tidak masuk ke tim nasional. Mari kita bersenang-senang
bersama.” Kata Si Ho mengulurkan tanganya, Bok Joo pun
menyambutnya dan dua temanya melihat dari belakag.
Nan Hee mendekati Bok Joo saat Si Ho masuk kamar karena
mengetahui atlet itu sebagai salah
satu prospek untuk tim nasional. Bok Joo memberitahu
kalau Si Ho akan jadi teman sekamarnya. Nan Hee memperingatakan Bok Joo agar Bersiaplah
untuk waktu-waktu sulit kedepannya. Bok Joo
pikir tak ada pilihan lainnya lalu masuk kamar.
Si Ho sedang membereskan bajunya, lalu memanggil Bok Joo
dengan bertanya apakah tak masalah kalau
jendelanya kututup,
karena ia tidak bisa terkena dingin dan paru-parunya bisa meradang. Bok Joo sambil ngedumel kalau sengaja membiarkan jendelanya
terbuka setiap
saat karena mudah merasa panas tapi akhirnya menutup
jendelan ya.
“Hei, bisakah kau meluangkan
lemarinya? Ini
sangat penuh sekarang.” Kata Si Ho melihat lemari
yang penuh.
“Tentu. Maaf, aku terbiasa
menggunakan seluruh
lemarinya untukku sendiri.” Ucap Bok Joo mengeser
pakain yang digantung, saat itu Si Ho tak sengaja melihat sapu tangan yang
jatuh dan memberikanya. Bok Joo teringat itu sapu tangan milik Joon Hyung dan
pergi ke ruangan cuci dengan menyetrikanya sangat rapih.
Tae Kwon berlari masuk ke ruanga ganti bertanya pada Joon
Hyung apakah sudah mendengar berita,
kalau Orang cabul yang ada di asrama sudah tertangkap yaitu pria dari kantor administrasi jadi temanya itu sudah
terbukti tidak bersalah. Joon Hyung kaget bertanya
kenapa pria itu bisa melakukanya.
“Bagaimana aku bisa tahu?
Ngomong-ngomong, ada
berita yang lebih mengejutkan. Si
Ho kembali, Dia
kembali dari Taereung.. Hei... Mantan
pacarmu kembali. Dia
tidak lulus babak penyisihan.” Ucap Tae Hyung, Joon
Hyung heran Si Ho bisa melakuka itu dan menutup loker lalu pergi.
Bok Joo masuk ke dalam area kolam renang, lalu
menghampiri dua pria yang sedang membereskan peralatan memberitahu sedang mencari
pria yang tinggi, dua pria itu binggung
karena semua atlet pasti pasti tinggi.
“Dia memiliki dagu yang tajam, dan naik sepeda setiap hari. Apa kau tahu siapa dia?” tanya Bok Joo, dua pria mengelengkan kepala karena tak
tahu.
“Wanita selalu bicara tentang
betapa menariknya
mereka. Kau pasti tahu dia.” Kata Bok Joo
“Apa kau mencariku? Pria tinggi dengan dagu tajam... yang selalu naik sepeda. Itu aku, kan?” kata Joon Hyung yang sedari tadi sudah berdiri tak jauh
darinya.
Bok Joo terlihat sedikit gugup melihat Joon Hyung yang
ternyata mendengar ucapanya, lalu memberikan sapu tanganya dengan meminta
maaf karena langsung menyimpulkan sebagai pelakunya. Joon Hyung langsung mencium wangi
dari sapu tangan kesayanganya.
“Aku sudah mencucinya untukmu karena merasa bersalah.” Ucap Bok Joo
“Kenapa kau mencucinya? Siapa yang bilang kalau kau bisa
mencucinya?” teriak Joon Hyung marah
“Hei.. Apakah mencucikannya untukmu adalah hal yang sangat buruk? Aku merasa bersalah, jadi datang untuk memberikannya meskipun aku sudah terlambat untuk latihanku. Kenapa kau
mencoba bertengkar denganku?” keluh Bok Joo, Joon
Hyung terlihat sinis.
Bok Joo pikir lebih baik dikembalikan saja dan akan mengotorinya lagi. Keduanya pun saling tarik menarik sampai akhirnya Joon
Hyung tak sengaja menarik dengan keras sampai Bok Joo kehilangan keseimbangan
lalu jatuh ke kolam renang.
Bok Joo yang tak bisa berenang terlihat mencoba
mengepakan tanganya, Joon Hyung dengan menghela nafas panjang terpaksa masuk ke
dalam kolam renang mengendongya dan berjalan ke bagian kolam yang lebih tinggi.
Bok Joo ketakutan memeluk erat Joon Hyung karena takut tengelam.
Keduanya saling menatap, Joon Hyung seperti teringat saat
masih kecil diselamatkan oleh seorang wanita gemuk bahkan sempat disembur
makanan. Tapi ia bisa tersenyum bahkan tertawa bersama. Keduanya saling menatap
seperti bisa menyadari kalau mereka sudah saling kenal sejak masih kecil
bersambung ke episode 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar