PS : All
images credit and content copyright : KBS
Nan Gil kembali berjalan pulang saat itu melihat sosok Na
Ri yang mengunakan jaketnya mengambil foto didepan restoran, tapi saat
menyadarinya kalau bukan Na Ri hanya halusinasinya saja. Si wanita pun masuk ke
dalam restoran dan dua temanya sudah menunggu dengan menyuruhnya duduk, mereka
pun mulai mencoba dumpling buatan Nan Gil
“Kulitnya lembut dan sangat
berair. Diisi
dengan aroma daging. Mengagumkan.” Komentar
perempuan kuncir dua.
“Aku punya perasaan yang baik
tentang tempat ini Bahkan
blogger yang pelit memberikan pujian untuk
tempat ini.” balas teman yang duduk disebelahnya.
“Itu belum semuanya. Apa itu sudah semuanya? Apa kau pencicip makanan? Seorang kritikus makanan Atau anggota laboratorium
makanan?” sindir si wanita berkacamata, Dua wanita didepanya
langsung tertunduk
“Kau penulis untuk berbagai acara, Hanya karena kami melakukan acara
makanan, apa kau
menukar tawa untuk rasa? Kau
harus melihat tawa yang ada dan bukan rasanya. Berapa kali harus aku katakan?” kata si wanita berkacamata, keduanya tertunduk
mengerti.
“Jangan membuatnya lebih jelas. Bersikaplah alami. Berpura-pura sedang menganalisa
rasanya...dan melihat para pekerja. Apa
kau tidak bisa melihatnya?” kata si wanita
kacamata dan dua yang lainya ikut melihat berkerja tampan yang ada didapur
terbuka.
Mereka melihat pegawainya semua
sangat luar biasa. Lalu si wanita kacamat
menunjuk pada Nan Gil yang keluar dengan pakaian chefnya, Ia mengoceh tentang
tulisannya. "Bisakah pria ini tampan membuat rasa semacam ini? Semuanya terdepan.
Mereka meningkatkan popularitas.. Dengan mempekerjakan pria tampan. Ternyata Ini palsu."
“Orang-orang akan banyak
berkomentar.” Ucap Si wanita kacamata, keduanya pun
melihat itu ide Luar biasa.
“Tapi ini tidak palsu. Ini
benar-benar lezat. Ini adalah sebuah permata
tersembunyi yang
tidak pernah.. ada di
televisi Rasanya sangat luar biasa dan penuh dengan pesona. Ini akan banyak
ditonton. Bagaimanapun... Sepertinya
pemiliknya... menolak untuk melakukan acara TV. ” Kata si wanita kacamata melirik
pada Nan Gil yang ada didapur.
Dua wanita pun merasakan hal yang sama, lalu si wanita
menyakinkan kalau bagaimana pun merka tidak boleh menyerah karena Sebuah restoran yang masih murni tidak pernah tampil di TV maka adalah jackpot dan sangat langka, dan sekarang mereka memiliki sebuah madu dan perangkap jadi gunakan itu sebagai “Perangkap
madu.”
Si wanita kacamata mendekati Yoon Kyu memberitahu mereka adalah
penulis dari "Tiga
Besar Raja Makan" dengan memberikan kartu
namanya, lalu memuji dumplingnya sangat lezat dan ingin melihat restoran ini
dalam acara mereka.
Yoon Kyu melihat nama Lee Mi Sun dan merasa sebuah kehormatan karena bisa tampil di TV,
lalu berteriak memangil Nan Gil kalau ketiganya penulis
dari "Tiga Besar Raja Makan" dan ingin
mereka ikut diacaranya, Nan Gil datang langsung menolak kalau mereka tidak
melakukan acara TV. Tiga wanita itu binggung
seperti rencana mereka tak berhasil.
Ketiganya pun keluar dari restoran, Si wanita kacamata
mengerti kalau Nan Gil menolak hari ini tapi merkea akan
kembali tiga kali lagi dan tidak
pernah menyerah. Si wanita pirang mengaku
kalau itu seperti Tiga kali pukulan lalu wanita si kuncir dua mengaku mereka “Three
Musketeers.” Dua yang lainya terlihat malu.
“Kau seharusnya tidak menjadi
seorang penulis. Ini Memalukan
sekali.” Keluh dua wanita lainya lalu bergegas pergi. Nan Gil
melihat mereka pergi dan terlihat sedih karena kembali mengingat Na Ri seperti
menyapanya dari depa restoran seperti sebelumnya.
“Kau yang mengusir mereka. Kenapa kau kelihatan sangat
sedih? Bos. Apa
kau berpura-pura jual mahal?” kata Yoon Kyu lalu
memuji Nan Gil itu memang sangat
pintar.
“Haruskah aku mendapatkan nomor
mereka dan
menjadi teman? Haruskah
aku mengirimi mereka beberapa pangsit? Kita
harus harus berdandan kalau masuk TV.” Kata Yoon
Kyu bersemangat, Nan Gil melirik dingin sampai akhirnya Yoon Kyu terunduk
meminta maaf karena terlalu takut untuk berbicara.
Nan Gil akan masuk restoran dan kembali melihat bayangan
Na Ri melambaikan tanganya, merasa itu hanya halusinasinya dan akan masuk. Yoon
Kyu tiba-tiba memberitahu kalau anaknya itu sedang
melambaikan tangan dan berpikir akan mengabaikannya. Nan Gil membuka matanya lebar-lebar dan menyadari kalau
Na Ri memang datang dan langsung tersenyum menghampiriya.
Na Ri melihat Nan Gil berpikir harus
membuat wajah yang kejam setelah
berdandan, Nan Gil tersenyum bahagia melihat Na Ri
yang datang dan bertanya kenapa tak langsung datang ke
restoran. Na Ri menyuruh Nan Gil diam seperti es yang membeku.
“Ini ternyata Benar-benar senyum lebar
yang kau berikan kepada
semua wanita itu. Kau
berlatih di depan cermin, kan?” ucap Na Ri sinis, Nan
Gil mengaku kalau tidak
tersenyum. Na Ri pun bertanya siapa wanita itu.
“Penulis dari sebuah acara TV.” Ucap Nan Gil seperti tak peduli.
“Apa Pangsit Hongs akan masuk TV?” kata Na Ri terlihat bersemangat,Nan Gil memberitahu
kalau sudah menolaknya.
“Kenapa? Kau seharusnya melakukannya.” Ucap Na Ri heran, Nan Gil mengaku tak mau melakukanya.
“Lakukan pertunjukan, dapatkan
uang, dan
lunasi hutang. Kalau
semua berjalan dengan baik, maka kita
juga bisa menjalankan waralaba.” Kata Na Ri penuh
semangat.
Nan Gil tetap tak mau melakukanya, Na Ri padahal berharap
Ayah akan melihat pertunjukannya dan
merasa cemburu, lalu akan tahu
setelah dia melihat sinyal dari mereka. Nan Gil
hanya bisa diam, Na Ri membahas kalau Nan Gil yang mengatakan mengirimi pesan teks, tapi yang ditulisnya hanya "Selamat
malam." "Makan dengan baik." "Jangan sakit."
“Apa itu terdengar seperti
hubungan jarak jauh?” ucap Na Ri kesal, Nan Gil
tertunduk seperti musik yang sedang dihukum gurunya.
“Aku sudah belajar cara mengemudi
sekarang dan juga belajar caranya bertani. Aku mungkin akan belajar
bagaimana caranya membuat
kue. Aku
menjadi lebih dan lebih seperti kau.” Kata Na Ri
bangga
“Aku juga mengalami banyak perubahan
suasana hati akhir-akhir
ini. Aku
menjadi lebih seperti kau.” Balas Nan Gil
“Haruskah aku mengemasi
barang-barangku dan
pindah lagi kesini?” kata Na Ri bahagia.
“Aku memiliki lebih banyak
perubahan suasana hati dan
membuat keputusan yang buruk.”ejek Nan Gil
“Aku memiliki hal-hal yang harus
dilakukan dan
sesuatu untuk dikatakan. Ayo
kita berjalan-jalan.”ajak Na Ri
Na Ri berjalan ke bagian pinggir danau dengan berjejer
tulisan dibagian pinggirnya, lalu bercerita sering datang bersama
ayahnya saat masih kecil. Dan selalu menulis, "Biarkan aku
menjadi seorang pramugari." Nan Gil
berkomentar Keinginan Na Ri
menjadi kenyataan.
“Setelah Ayah pergi, aku datang
sendiri dan menulis, "Tolong
beritahu ayah, kalau aku
pulang." Aku hanya
mendapatkan 1 dari 2 keinginanku.” Ungkap Na
Ri sedih, Nan Gil pun hanya bisa diam.
Paman Shin bertemu lagi dengan Tuan Bae bersama dengan
Wan Shik , Tuan Bae Atidak tahu Nan Gil akan pergi menemui Paman Shin dan
merasa sangat marah karena
Paman Shin malah mengatakan sesuatu yang begitu konyol. Paman Shin binggung.
“Hong Sung Kyu sudah lama
meninggal. Kami
sudah mengkonfirmasi sertifikat kematiannya. Kita bisa bicara dengan lebih
rinci nanti jadi Makan
sedikit.” Ucap Tuan Bae, Paman Shin terlihat ketakutan dan juga
binggung.
“Apa kau naif... atau kau bodoh? Kalau Nan Gil pergi, maka itu akan menjadi tanah milikmu. Kenapa kakakmu memiliki semua
tanah orang tuamu?” ucap Tuan Ba, Paman Shin pikir
membenarkan.
“Dan kenapa kau tidak merasa
khawatir... tentang
satu-satunya keponakanmu? Apa
kau akan membiarkan dia tinggal bersama
Nan Gil? Seorang
pria dan wanita bisa terikat untuk
satu sama lain.” Ucap Tuan Bae, Paman Shin
pun hanya bisa terdiam.
Nan Gil melihat cafe yang unik dengan semua terbuat dari
kayu lalu menanyakan alasan mereka sampai datang sejauh ini dan ingin tahu apa yang ingin dikatakan Na Ri sekarang.
Na Ri bertanya kenapa mereka tidak
bisa lebih dekat dan tidak
bisa seperti pasangan lain, Nan Gil menjawab itu
karena dirinya.
“Kau benar.... Masa lalu yang kelam dan karena
kau harus
melindungi tanah ini Dan
karena kau ayah tiriku. Kau
membuat terlalu banyak hambatan yang
tidak bisa kau lewati.” Ucap Na Ri
“Itu semua bukan hambatan. Tapi
aku.” Kata Nan Gil
“Setelah aku pergi ke Seoul, yang
aku pikirkan adalah... apa
yang kita katakan dan wajahmu. Aku
sudah benar-benar jatuh cinta kepada Ko Nan Gil, jadi jangan repot-repot berusaha untuk menjadi ayah tiriku. Jangan memikirkan masa lalu, Jangan meminta maaf.” Ucap Na Ri
“Ini tidak semudah itu. Aku merasa seperti seperti orang
jahat. Aku
biasanya hanya melihat dari jauh.” Ucap Nan
Gil. Na Ri pikir Itu sebabnya ia harus
tetap sangat dekat.
“Nan Gil..... Aku cinta padamu.” Ungkap Na Ri yang mengaku perasaan cintanya lebih dulu.
Nan Gil terdiam menantap Na Ri.
Nan Gil mengingat saat Na Ri yang masih sekolah duduk
diatas permaianan, tiba-tiba dijahili oleh anak laki-laki. Nan Gil pun melawan
dengan melemparkan batu mengunakan ketapelnya.
Ketika beranjak remaja, Nan Gil pun berbohong memberikan
payungnya untuk Na Ri dan pulang kerumah hujan-hujanya. Saat sudah dewasa, Nan
Gil dengan muka lebam hanya berani melihat Na Ri dari kejauhan, sementara Na Ri
sedang berjalan dengan wajah bahagia dengan Dong Jin.
Keduanya saling menatap dan akhirnya Nan Gil dengan gugup
meminum kopi Na Ri tersenyum melihat tingkah Nan Gil yang gugup.
Duk Bong bicara dengan Soon Rye memberitahu Kakeknya yang memiliki tanah Pangsit
Hong. Soon Rye terlihat melotot kaget, Duk Bong bertanya
apakah Soon Rye mengetahuinya. Soon Rye mengaku tak mengetahuinya. Duk Bong merasa ada sesuatu yang aneh.
“Semua tanah di sekitar sini milik
kita, tapi
kenapa tidak dengan tempat ini?” ucap Duk Bong melihat
peta dan hanya kawasan bagian pangsit Hong, Soon Rye hanya diam saja.
“Pada saat seperti ini, aku
senang... kau
adalah orang yang akan menutup mulutnya. Jadi Baca
semua dokumennya.” Kata Duk Bong, Soon Rye pun
bergegas mengambilnya. Ponsel Duk Bong berdering, ternyata telp dari Yeo Joo.
Yeo Joo baru masuk ke dalam restoran dan kaget ternyata
Duk Shim juga ada didalam restoran lalu bertanya Apa yang dilakukan disini, Duk Shim pikir itu yang harus ia tanyakan lebih dulu.
Sementara didepan restoran, Wan Shik melihat Nan Gil menyapanya dengan
berpura-pura kalau mengira tinggal di daerah itu.
Nan Gil menyuruh Na Ri untuk segera masuk saja. Na Ri
melihat kejauhan, lalu Nan Gil pun mengajak Wan Shik agar masuk bersama ke
dalam mobil. Na Ri hanya bisa terdiam dengan wajah binggung. Duk Bong baru
datag dengan mobilnya langsung mendekati Na Ri.
Duk Bong bertanya Siapa orang
itu, Na Ri memberitahu kalau itu dari Da
Da Finance. Duk Bong melihat ini cara yang Ilegal
untuk muncul seperti ini jadi lebih baik Laporkan
mereka. Na Ri yang penasaran ingin mendekat untuk membuka pintu
mobil. Duk Bong langsung menahanya.
“Kau
sulit sekali. Jangan bicara dengan orang-orang seperti
mereka. Ayo masuk ke dalam.” Ajak Duk Bong, Na Ri hanya terdiam dan
akhirnya masuk ke dalam restoran, Nan Gil Dan Wan Shik sempat melihat dari
dalam mobil.
Wan Shik memberitahu
Hanya keluarga yang bisa meminta sertifikat
kematian Tapi seorang wanita mendapat sertifikat
kematian Hong Sung Kyu. Nan Gil melihatnya kertas
yang diberikanya, Wan Shik merasa Nan Gil itu suda tak waras.
“Kenapa kau bisa menjadi ayah
tirinya... setelah
membunuh ayah kandungnya?” ucap Wan Shik sengaja ingin
membuat Nan Gil merasa bersalah.
“Kalau
aku yang membunuhnya, maka aku
pasti sudah dihukum.” Balas Nan Gil
“Kami menyembunyikanmu.” Ungkap Wan Shik
“Terlepas dari itu, karena kau
muncul di depan Na Ri, maka Aku
mengatakan kepada tuan Bae tentang rahasiamu.”
Ucap Nan Gil mengancam
“Hei, dia selalu di sini setiap
kali aku datang.” Teriak Wan Shik, Nan Gil
pikir itu masalah Wan Shik lalu keluar dari mobil. Wan Shik terlihat
benar-benar kesal dengan sikap Nan Gil.
Nan Gil baru keluar dari mobil langsung di panggil oleh
Duk Bong, Duk Bong memperingatkan Nan Gil kalau tidak
memiliki rencana, maka akhiri
saja. Nan Gil tak banyak komentar memilih untuk masuk ke
restoran.
Yeo Joo sudah duduk di meja, Duk Shim merasa kalau Yeo
Joo itu akan bertemu dengan kakaknya, Yeo Joo menceritaka kalau karena Duk Shim
baju dan sepatunya rusak jadi harus menebusnya. Duk Shim pun menyuruh Yeo Joo untuk segera pergi setelah
makan. Saat itu Duk Bong datang, Yeo Joo langsung melambaikan tangan. Duk Bong
menyuruh Yeo Joo untuk segera pergi.
Saat itu Wan Shik tiba-tiba masuk restoran dengan wajah
penuh amarah bertanya keberadaan Nan Gil, Yoon Kyu bertanya siapa pria yang
berani masuk, Wan Shik langsung memberikan pukulanya. Semua wanita yang
melihatnya ketakutan, Yeo Joo panik mengajak Duk Bong untuk segera pergi saja
meninggalkan restoran. Duk Bong seperti risih karena Yeo Joo mendorongnya.
Nan Gil akhirnya keluar melihat Wan Shik yang sudah
melukai pegawainya, Wan Shik menegaskan kalau ia bukan
orang yang sama. Nan Gil langsung menarik Nan
Gil pergi. Joon melihat Yoon Kyu yang terluka, Yoon Kyu mengaku Tidak
sakit, tapi merasa benar-benar kacau. Saat itu Na
Ri baru masuk restoran melihat Nan Gil yang menarik Wan Shik masuk kamarnya.
“Tidak disini, Aku tidak akan pernah... kembali ke tempatku. Jadi... Jadi tolong! Tolong aku. Tolong!” ucap Nan Gi terus mencengkram tangan Wan Shik, Na Ri
mendengar teriakan Nan Gil hanya bisa diam dengan wajah sedih lalu memilih
untuk pergi.
“Tolong bantu aku.... Aku akan menyimpan rahasiamu... Jadi Anggap saja sebagai hadiah ulang
tahun.” Kata Nan Gil melepaskan cengkramnya,Wan Shik malah mengejeknya
lalu berjala pergi.
Duk Shim meminta maaf pada semua pelanggan yang dibuat
ketakutan dan akhirya meninggalkan restoran. Wan Shik keluar dari kamar
langsung menatap sinis pada Yoon Kyu terlihat
memiliki luka dibagian wajahnya, lalu meninggalkan restoran.
“Aku tahu kalau...rasa sakit fisik
bersifat sementara, tapi
rasa sakit psikologis tetap ada. Kekerasan
menghancurkan jiwamu. Apa
aku harus berhenti dari restoran bodoh ini?” ucap Yoon
Kyu, Duk Shim melihat Yoon Kyu berpikir akan membersihkanya. Yoon Kyu hanya
bisa diam karena tak ada yang mempedulikanya.
Na Ri terdiam dikamarnya, teringat kembali ucapan Nan Gil
“Tidak disini. Aku tidak akan pernah... kembali ke tempatku. Jadi... Jadi tolong! Tolong aku.”
Yeo Joo ingin menuangkan wine, Duk Bong menolak
karena harus
mengemudi. Yeo Joo pun meminum wine sendiri dengan
berisikap manis memberitahu kalau Duk Shim juga ada direstoran jadi merasa
tidak enak karena mereka
pergi sendirian. Duk Bong pikir itu tak
penting karena ia dan adiknya sudah terbiasa dengan itu.
“Keluargaku menyedihkan, dan keluargamu ternyata sangat
tidak bermartabat.” Komentar Yeo Joo
“ Sulit untuk memiliki uang dan
martabat sekaligus.”balas Duk Bong dingin
“Apa kau ingin menjadi teman? Aku tidak punya teman. Kau tahu segalanya tentang
keluargaku, jadi aku
merasa... nyaman
seperti tidak ada yang perlu disembunyikan.” Kata Yeo
Joo agar bisa lebih dekat dengan pria kaya.
“Na Ri adalah satu-satunya teman
yang aku butuhkan, kita hanya bertemu
hari ini jadi akan
membayar untuk sepatu dan pakaianmu.” Tegas Duk
Bong yang tak ingin dekat dengan Yeo Joo
“Relakan saja Na Ri.... Dia sedang jatuh cinta. Ini keputusan Cukup besar untuk berhenti
dari pekerjaannya. Tapi
kasihan Na Ri. Ternyata Dia
berkencan dengan orang yang berbahaya.” Cerita Yeo
Joo, Duk Bong kaget mengetahui Na
Ri berhenti bekerja?
“Dia mengambil cuti, tapi itu
hampir seperti berhenti
bekerja. Saat
berkaitan dengan cinta, maka wanita
melompat dengan kepala terlebih dulu. Betapa
bodohnya dan Pria yang malang. Wajahnya
terlihat seperti... dunia
baru saja berakhir.” Komentar Yeo Joo menyindir,
Duk Bong hanya diam saja.
Na Ri melihat foto ibunya, lalu berbicara pada sang
ibu bertanya Apa arti dari tempat ini
untuk Nan Gil?”
saat itu Nan Gil datang bertanya apa yang sedang dilakukanya. Na Ri
mengaku sedang
berbicara dengan Ibu. Nan Gil pun mengajak makan
malam bersama dengan memperlihatkan adonan Mie
untuk makan Sujebi.
Keduanya sibuk didapur, Nan Gil membuat adonan dan Na Ri
memohon sayuran sambil terus menatap Nan Gil. Akhirnya Nan Gil bertanya kenapa
menatapnya, apakah ingin mengatakan sesuatu. Na Ri menyangkalnya. Saat itu terdengar bunyi bel
rumah.
Paman Shin bertemu dengan Wan Shik didalam mobil, Wan
Shik berbisik agar Lakukan dan bicara tentang ayah Hong Na Ri, lalu memberitahu kalau Ayahnya
Hong Sung Kyu sudah meninggal dan mengatakan yang
sebenarnya. Paman Shin terlihat kaget dan kebingungan.
Na Ri yang membuka pintu kaget melihat Yeo Joo datang
dengan Duk Bong seperti orang mabuk. Duk Bong menyuruh Yeo Joo Jangan
berpura-pura mabuk karena minum
sedikit anggur. Na Ri tak tahu alasan mereka
berdua bisa minum anggur bersama-sama, tapi kenapa Yeo Joo harus datang ke rumahnya.
“Ahh... Adikmu juga ada di sini.” ucap Yeo Joo masih bertingkah mabuk menunjuk pada Nan
Gil
“Berhenti mengatakan,
"adik". Aku
tahu kau mencoba untuk berpura-pura mabuk agar kau bisa tidur di sini.” kata Na Ri, Yeo Joo pun akhirnya bersikap biasa.
“Na Ri... Adikmu berbahaya.... Kenapa kau harus berhenti karena pria seperti...” ucap Yeo Joo dan Na Ri langsung menutup mulutnya sambil
mengeluh hanya juniornya itu yang mabuk. Nan Gil akhirnya mendekat bertanya apakah Na Ri
berhenti berkerja.
“Dia mabuk. Aku tidak tahu apa
yang dia katakan. Benarkan?” ucap Na Ri mencoba membuat Nan Gil tak membahasnya.
“Kenapa Na Ri harus berhenti bekerja? Dia selamanya pemimpin kami.” Kata Yeo Joo
Na Ri akhirnya mendorong Yeo Joo ke arah tangga, Yeo Joo
menatap Na Ri merasa seniornya itu harus berterima kasih
kepadanya, Na Ri pikir kenapa harus Berterima
kasih. Yeo Joo sengaja menyaringkan suara kalau Na Ri dan
Dong Jin sudah putus sejak dulu.
“Cinta tidak akan memudar Bahkan tidak ada untuk bisa
memudar. Lalu Aku mengakhirinya untukmu. Sementara Kau jatuh cinta, jadi Aku membiarkanmu bertemu adikmu.” Kata Yeo Joo sengaja menyindir
“Kenapa
kau membicarakan masa lalu? Naik dan tidurlah.” Kata Na Ri panik langsung mendorongnya agar
naik.
Nan Gil melihat Duk Bong langsung menyuruhnya untuk
pergi. Duk Bong ingin pergi tapi kembali bicara dengan Nan Gil, mengatakn akan
melakukan sesuatu, tapi ingin
bertanya terlebih dahulu. Nan Gil bertanya apa yang
ingin dilakukanya.
“Aku akan memberitahumu nanti. Kau tahu bahwa karena kau menikah dengan ibunya Na Ri, maka Kau dan Na Ri tidak akan pernah
bisa bersama,kan? Aku
menyukai Na Ri jadi Aku ingin
mendengar pendapat ayah tirinya.” Ucap Duk
Bong blak-blakan.
“Lalu kenapa kau menemui temannya?”
balas Nan Gil
“Kalau aku tidak menemui temannya, apa kau akan mendukungku? Aku pasti sudah kesal kalau kau
mengatakan, ternyata "Putriku
hanya peduli kepada ayahnya." Tapi
aku kira kau akan mempertimbangkannya demi
dia.” Kata Duk Bong percaya diri.
“Tidak.... Aku mempertimbangkan apa kita
bisa berteman, tapi
kurasa tidak.” Kata Nan Gil
“Aku juga tidak ingin menjadi
temanmu.” Balas Duk Bong, keduanya saling menatap sinis.
Yeo Joo mengeluarkan semua alat riasnya diatas meja
dengan mengeluarkan sebuah cream. Na Ri melihat dengan berkomentar pada Yeo Jo
yang berbuat baik, dengan tidak mengatakan kepada Nan Gil tentang cuti kerjanya. Yeo Joo mengaku tidak
sebodoh itu.
“Apa itu? Apa semua kosmetik itu
untuk satu malam?” tanya Na Ri melihat banyak
cream
“Aku melakukan malam ini dengan bagian yang paling minimum. Kau harus memakainya setiap hari
agar kulitmu
tetap sehat dan tidak
boleh malas.” Ucap Yeo Joo sinis , Na Ri merasa kalau
Orang-orang tidak berubah.
Nan Gil sudah menyiapkan dua mangkuk mie diatas meja, Na
Ri datang bertanya apakah Duk Bong sudah pergi. Nan Gil dengan sinis bertanya
apakah mereka akan makan bersama
seperti tak suka dengan pertanyaan Nan Gil.
“Perubahan suasana hatimu sedang
memburuk. Kau akan
menjadi seperti aku,yaitu terkena stres
dan keriput.” Kata Na Ri lalu mencoba makan kuah dari
mie buatan ayah tirinya dan langsung memberikan jempol sebagai tanda kalau
rasanya enak. Nan Gil hanya bisa tersenyum melihatnya.
Keduanya duduk di ruangan depan, Nan Gil terlihat sedih
karena mengingat berkelahi dengan Wan Shik di depan
pelanggan. Na Ri melihat Wan Shik itu bukan
temannya. Nan Gil
mengaku kalau yang dikatakan Duk Bong benar kalau ia dulu adalah orang yang seperti
itu. Na Ri pikir Nan Gil tidak
perlu memberitahu segalanya.
“Apa arti dari rumah ini... dan Pangsit Hong untukmu? Apa ini semua lebih penting daripada aku? Haruskah aku cemburu dengan
tempat yang
penuh dengan kenangan darimu?” tanya Na Ri
“Semua yang ada di sini... bagiku adalah Hong Na Ri.” Akui Nan Gil
“Kalau begitu lihat Hong Na Ri
yang sebenarnya yang
ada di depanmu.” Kata Na Ri, keduanya saling
menatap Nan Gil pun ingin mendekat untuk menciumnya.
Tiba-tiba terdengar teriakan dari Paman Shin, yang sangat
marah karena keduanya ingin berciuman. Keduanya kaget melihat Paman Shin yang
datang. Paman Shin langsung mencengkram baju Nan Gil dan menyuruhnya untuk
keluar dari rumah sekarang. Na Ri langsung menarik tangan pamanya agar bisa
melepaskan dari leher Nan Gil.
“Kemana saja kau?” tanya Na Ri, Paman Shim akhirnya melepaskan karena
mendengarkan ucapan keponakanya.
“Na Ri, dengarkan aku.... Aku meminta pembatalan
perkawinan. Para
saksi palsu... juga
setuju untuk membantu. Ibumu
dan aku semua tertipu.” Kata Paman Shin, Nan Gil
berteriak marah
“Beraninya kau meninggikan suaramu
kepadaku?!! Sudah
jelas kau sedang tertipu, Apa dia menggodamu dengan berpura-pura menjadi ayahmu?” kata Paman Shin seperti ingin menyakinkan Na Ri
“Apa kau tahu sudah berapa lama
sejak aku melihatmu terakhir kali?” ucap Na Ri dan mengajak mereka bicara berdua saja. Paman Shin
meminta Na Ri untuk diam saja.
“Baiklah. Kau boleh menyimpan
tanahnya, rumahnya, dan
semuanya! Tapi
tidak keponakanku. Mengerti? Dan itu Tidak
di saat aku masih hidup. Mengerti?” ucap Paman
Shin tak ingin Na Ri jatuh pada Nan Gil
Nan Gil langsung medorong Paman Shin yang ingin
mencengkramnya bertanya alasan kenapa tak boleh, Na Ri terlihat binggung. Nan
Gil pun mengingatka yang sudah dilakukan Paman Shin, Paman Shin sengaja
memancing Na Ri kalau Si kurang ajar ini mengusir dan tidak membiarkan ada dirumah kakaknya. Nan Gil hanya bisa menghela nafas
panjang.
“Na Ri... Ayahmu sudah lama meninggal.” Ucap Paman Shin. Nan Gil kaget Paman Shin bisa bicara
seperti itu begitu juga Na Ri.
“Aku mengatakan sesuatu
kepadanya... yang kau
rahasiakan dari dia! Memangnya kenapa?” kata Paman Shin menantang.,
“Kau berkata kalau melihatnya
musim semi lalu. Kalau
dia sudah lama meninggal, bagaimana
kau bisa melihat dia?” kata Nan Gil tak percaya.
“Aku tidak pernah melihat
siapapun!” ucap Paman Shin menyangkalnya.
Na Ri mengaku mengingat juga, kalau pamanya mengatakan
kepada Ibu dan dirinya kalau melihat ayahnya yang masih berjudi. Paman Shin dengan gugup mengaku kalau
sudah keliru dan sudah memeriksa
sertifikat kematiannya.
“Siapa yang menunjukkan kepadamu sertifikat kematian ayah?” tanya Na Ri binggung. Nan Gil mengajak paman Shin untuk
bisa bicara berdua saja. Nan Ri langsung melarangnya.
“Ini adalah tentang ayahku jadi Paman dan aku perlu bicara.” Tegas Na Ri
“Na Ri, kau belum melihat ayahmu
selama lebih
dari 20 tahun, Jadi
jangan sedih...” ucap Paman Shin berusaha
untuk menyakinkan.
“Aku tidak sedih. Tapi bagaimana bisa kau tiba-tiba
muncul dan
mengatakan dia sudah mati?” ucap Na Ri heran
Paman Shin akhirnya haya bisa meminta maaf dan ingin Na
Ri Berpura-pura
saja kalau tidak mengatakan apa-apa. Na Ri berteriak marah karena tak mungkin bisa menganggap
seperti itu, Paman Shin heran Na Ri bisa berteriak padanya.
“Aku tinggal bersamamu selama 20
tahun. Apa aku
lebih buruk dari ayahmu... yang
meninggal dan meninggalkan ibumu
dan kau sendirian?” teriak Paman Shin frustasi.
Yeo Joo yang sedari tadi mendengar keributa dibawa,
bertanya-tanya apa sebenarnya yang dikatakan Paman Shin tentang ayah dan berpura-pura menjadi ayah Na Ri
Na Ri akhirnya memberikan minuman untuk pamanya, Paman
Shin membawakan selembar kertas merasa Nan Gil bisa mengerti, menurutnya Setelah pergi
ke pengadilan, maka Nan Gil
selesai dan meminta keponakanya itu jangan
khawatir tentang hal itu. Na Ri bertanya apa yang
dibawa oleh pamanya.
“Aku ingin menuntutnya” ucap Paman Shin.
“Apa kau mengerti? Kau tahu tanggalnya, kan? Jangan
berpikir untuk lari.” Ucap Paman Shi
memperingatkan Nan Gil
“Aku tidak memiliki niat untuk
lari. Jangan
biarkan Da Da Finance memanipulasimu. Ini
tanah milik Ibu dan Sekarang,
itu tanah Na Ri.” Tegas Nan Gil.
“Apa yang begitu penting tentang
tanah itu? Hidup
harus terus berjalan.” Ucap Paman Shin seperti
sengaja ingin membuat Nan Gil menyerah.
“Kenapa kau bisa mengatakan itu?” sindir Nan Gil sengaja berjalan mendekat.
Paman Shin merasa Nan Gil berusaha mengancamya, lalu
memperingataka Na Ri agar Jangan bergaul dengan si brengsek
Nan Gil, karena Kegelapan
dari Nan Gil akan menular padanya, Bahkan
jangan berbicara dan Jangan merendahkan dirimu
sendiri dan semua ini hanya mencoba
untuk menyelamatkanya. Ia hanya ingin Na Ri bisa
memihak
kepada di pengadilan.
“Banyak hal yang harus aku
persiapkan untuk siding jadi Percayalah kepadaku. Aku harus pergi mempersiapkan
persidangan.” Ucap paman Shin bergegas pergi. Na Ri
pun berlari mengejarnya keluar rumah, Nan Gil hanya bisa diam karena kekacauan
makin terjadi.
Paman Shin berhenti didepan rumah memberitahu Pengacaraku
akan menghubunginya dan memberika surat itu
pada Na Ri, serta meminta agar harus memihak kepadanya. Setelah itu buru-buru meninggalkan rumah seperti tak
ingin rasa gugupnya terlihat.
Na Ri melihat sebuah surat tuntutan pengadilan dan ketika
berbalik melihat Nan Gil sudah ada didepan rumah, keduanya saling menatap
seperti terlihat mencoba untuk bisa saling mempercayainya.
bersambung ke episode 10
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar