Na Ri terdiam sendirian dan mengingat kembali kata-kata
Duk Bong “Katakanlah
seseorang melakukan sesuatu yang begitu mengejutkan... sampai tidak ada seorang pun di dunia ini bisa mengerti. Menurutmu apa
alasannya?” lalu bisa
menebak apa yang dikatakan Nan Gil “Dia benar-benar tidak ingat apapun.” Akhirnya ia
pun berlari pulang dari Supermarket Seulgi
Anak Tuan Bae menyebutkan “Sang
legenda Ko Nan Gil” yang ingin diketahui Na Ri.
Lalu menyuruhnya agar menanyakan sendiri pada Nan Gil karena berjanji
untuk tidak mengatakan apapun tapi yang ia yakin
bahwa Nan Gil adalah orang miskin.
“Bagaimana kau bisa menggunakan
dia sebagai ayah tirimu... hanya
karena ibumu membantunya saat dia
masih kecil? Hidupnya
bisa berakhir karena ini dan Sebenarnya,
hidupnya akan berakhir.” Ucap Anak Tuan Bae
Na Ri berlari dan memanggil Nan Gil yang akan kembal ke
restoran, Nan Gil binggung melihat Na Ri dengan pipinya yang memerah dan nafas
terengah-engah. Na Ri bergumam meminta maaf karena tidak
ingat apapun lalu berjinjit dan memeluk Nan Gil. Nan
Gil binggung kenapa Na Ri tiba-tiba
memeluknya. Na Ri terus memeluk Nan Gil tak mau melepaskanya.
Duk Shim keluar dari restoran shock melihat Na Ri dan Nan
Gil berpelukan, mandu yang ada ditanganya langsung jatuh. Yoon Kyu juga melihat
binggung Nan Ri dan Nan Gil berpelukan di depan restoran. Na Ri terus meminta
maaf, Nan Gil binggung kenapa Na Ri tiba-tiba meminta maaf padanya.
“Maaf aku tidak ingat apapun... Aku minta maaf dan bersyukur.” Ucap NaRi
“Baiklah. Aku mengerti. Ayo kita
masuk ke dalam untuk bicara.” Kata Nan Gil
melepaskan pelukan Na Ri
“Apa yang kau tahu? Apa kau tahu bagaimana
perasaanku? Aku
merasa tidak enak dan takut.” Kata Na Ri, Nan Gil
merasa Na Ri itu minum lagi.
“Lupakan. Hentikan saja semuanya.” Ucap Na Ri, Nan Gil tak mengerti dan meminta agar Na Ri
mengatakan sesuatu yang masuk akal.
“Kau tidak akan bisa menang
melawan Da Da Finance. Jadi Menyerah
saja. Ibu juga
akan mengerti.” Kata Na Ri, Nan Gil mengajak Na Ri
untuk bicara di dalam saja.
Na Ri menolak ingin bicara diluar saja. Nan Gil menarik
Na Ri untuk masuk tapi Na Ri berjongkok menahanya. Duk Shim dan Yoon Kyu
melihat dari depan restoran.
“Jangan kembali lagi ke sana dan Pergi saja dari sini. Jangan pergi ke rumahku lagi Kau akan melakukannya dengan baik
di restoran lain dengan
keahlianmu Jadi Lebih baik Pergi saja ketika aku masih membiarkanmu.” Kata Na Ri. Nan Gil akhirnya melepaskan tanganya
membiarkan Na Ri jatuh, dan
langsung memanggulnya masuk ke dalam rumah. Na Ri berteriak kalau ia tak
mabuk sambil memukul Nan Gil.
Nan Gil menyalakan air dalam keran, menyuruh Na Ri meCuci
wajahnya dan sadar. Na Ri mematikan keran menyuruh Nan Gil yang harusnya
sadar dan ia akan mengurus surat-suratnya jadi lebih baik Nan Gil bergemas lalu pergi. Nan Gil
merasa Na Ri menganggap semua ini sebagai lelucon untuknya.
“Apa kau tahu bagaimana kerasnya
aku bekerja untuk
menyelamatkan restoran ini? Apa
para pekerjaku terlihat seperti lelucon bagimu? Sudah aku katakan untuk
tidak bicara seperti itu lagi. Ini
rumahku!” teriak Nan Gil
“Ini bukan lelucon dan Ini rumahku. Apapun yang terjadi pada
keluargaku, maka itu
tanggung jawabku.” Balas Na Ri
“Yang kau lakukan hanya minum. Bagaimana kau bisa bertanggung
jawab?” ejek Nan Gil
“Nama panggilanku adalah super
Hong. Aku akan
memecahkan masalah dimanapun
dan kapanpun. Jadi aku
akan mengurus bisnis keluarga kami. Aku pikir cukup
dengan Super Hong itu.” kata Na Ri yakin
Nan Gil kembali menyalahkan air dalam keran menyuruh Na
Ri segera mencuci muka dan sadar, Na Ri kembali menutupnya dan mengatakan kalau teringat dirinya yang selalu
merasa seperti seseorang mengejarnya dan itu
pasti Nan Gil.
“Lapangan sekolah pada hari hujan
saat sekolah menengah. Benar kan?” ucap Na Ri
Sementara Nan Gil mengingat saat itu turun hujan melihat
Na Ri yang berdiri didepan sekolah, lalu ia memberikan payung dengan alasan
ibunya yang menitipnya tapi akhirnya ia pulang dengan hujan-hujanan.
“Kau memercikkan air padaku dan
berlari.” Ucap Na Ri yakin, Nan Gil menyangkalnya karena itu
tidak mungkin tapi Na Ri merasa yakin.
“Anak laki-laki seusia itu
mengganggu anak perempuan yang
mereka sukai. Jangan
katakan kalau kau mempertaruhkan segalanya
untukku.” Ucap Na Ri
“Aku tidak pernah bersikap
kekanak-kanakan, jadi
tidak pernah mengganggu siapa pun. Dan Juga,
ini tidak berbahaya. Ini adalah hal yang benar.”
Tegas Nan Gil
“Hidupmu bisa berakhir.” Teriak Na Ri, Nan Gil bertanya siapa yang mengatakan
itu. Na Ri mengaku semua orang yang mengatakanya. Nan Gil mencengkram lengan Na
Ri meminta agar menatap matanya dan mendengarnya.
“Orang lain berbohong, jadi jangan
dengarkan mereka. Kau Hanya
dengarkan apa yang aku katakan dan
hanya percaya kepadaku.” Tegas Nan Gil lalu
melepaskan cengkramanya lalu pergi.
Nan Gil kembali ke meja kerjanya seperti menahan rasa
amarah di dalam dada. Sementara Na Ri melihat foto-fotonya saat masih sekolah
daras merasa harus mengingat sesuatu.
“Ibu.... Aku khawatir tentang dia. Apa
yang harus aku lakukan?” ucap Na Ri binggung
Malam hari
Terdengar seseorang yang mengetuk pintu pagar rumah Na
Ri, Nan Gil pun keluar membukanya, terlihat Yeo Joo masuk langsung mengatakan
kalau semua benar-benar kacau. Nan
Gil binggung karena tak mengenalnya, Yeo Joo yang mambuk berpikir didepannya
itu Na Ri dan langsung memeluk erat pinggangnya.
Nan Gil berusaha melepaskan merasa Yeo Joo sudah gila,
Yeo Joo terus saja memeluk erat merasa itu Na Ri yang dipeluknya. Nan Gil
berteriak kaalu ia bukan Na Ri dan berusaha untuk melepaskan
tanganya, keduanya pun berputar-putar ditaman. Na Ri
keluar rumah karena melihat ada kegaduhan lalu berteriak memanggil juniornya.
Na Ri menuruni tangga dan siap untuk memberikan
pelajaran, tapi saa itu juga Nan Gil berhasil melepaskan Yeo Joo dari
pelukanya. Na Ri yang sudah siap melompat pada Yeo Joo akhirnya malah jatuh
diatas pelukan Nan Gil dan keduanya pun jatuh ditanah bersama-sama dengan
posisi Na Ri yang ada diatas.
Keduanya saling menatap Yeo Joo mendekati keduanya lalu
menanyakan keadaan Na Ri lebih dulu, lalu seperti baru sadar kalau tadi yang dipeluknya itu adik Na Ri. Na Ri
buru-buru bangun sebelum rasa canggung kembali datang. Yeo Joo pun membantu Nan
Gil yang terjatuh, berpikir kalau adiknya Na Ri pasti mabuk. Na Ri berteriak
memanggil Juniornya.
“Aku mabuk lagi hari ini. Apa kau ingin melakukan satu
putaran lagi?” ucap Yeo Joo mengajak Nan Gil pergi. Na
Ri langsung memukul kepala Yeo Joo agar sadar. Yeo Joo tiba-tiba langsung jatuh
ke pelukan Na Ri.
“Sunbae.... Ini
berat sekali untuk aku tanggung dan ini semua lebih
buruk dari saat aku dikucilkan di sekolah. Ini sangat kekanak-kanakan! Jadwal penerbanganku ada di
seluruh tempat. Aku
bahkan tidak bisa beristirahat di bunker. Semua orang berbisik... di belakangku.” Ucap Yeo Joo menangis, Na Ri memberikan kode agar Nan
Gil segera pergi. Nan Gil akan pergi tapi Yeo Joo seperti menyadari lalu
memanggilnya.
“Adik Na Ri... Bisakah kau mengambilkan aku
segelas air? Sebenarnya,
kita semua harus pergi... untuk minum lagi.” Kata Yeo
Joo mengoda, Na Ri menyuruh Nan Gil segera masuk. Nan Gil pun menuruti perintah
Na Ri. Melihat Nan Gil yang sudah pergi Yeo Joo langsung menjatuhkan dirinya ke
rumput.
“Kenapa dunia begitu kejam? Kenapa kau tidak beri saja aku
air? Dunia ini
begitu kejam hanya kepadaku. Sebenarnya Kesalahan
apa yang sudah aku lakukan?” teriak Yeo Joo
berteriak histeris
“Hong Na Ri.... Apa yang kau lakukan disini? Semua orang menyalahkanku dan berbicara di belakangku. Jadi Kembalilah.” Rengek Yeo Joo, Saat itu Nan Gil datang membawakan
segelas air dan langsung pergi. Na Ri memberikannya dan Yeo Joo langsung
menghabiskanya.
Akhirnya Yeo Joo pun tertidur pulas di kamar, Nan Gil
baru keluar dari kamar mandi melihat Na Ri sudah menungunya. Na Ri
memperingatkan Nan Gil agar Berhenti menjadi gampangan
seperti itu. Nan Gil binggung kenapa Na Ri mengataka
itu. Na Ri tah habis pikir kalau Nan Gi itu bisa memeluk
orang asing dan memberinya air
minum.
“Apa kau bahagia karena dia baik
kepadamu?” ucap Na Ri marah
“Aku tidak bermaksud seperti itu, tapi orang-orang terus jatuh
dalam pelukanku” kata Nan Gil
“Jangan membawa aku ke
tingkatannya dan Menjauhlah
dari dia.” Tegas N Ri, Nan Gil menanyakan
alasanya.
“Yang dia lakukan adalah mencuri barang-barang orang lain.” Ucap Na Ri
Nan Gil pikir yang Na Ri maksud dirinya itu seperti barang,
dengan sinis menyurug agar Pergi dan bekerjalah. Na Ri seperti menyesal sendiri malah mengatakan hal
seperti itu pada Nan Gil. Nan Gil kembali datang menyuruh Na Ri pergi
“Aku tidak bisa pergi karena kau
selalu menggeledah
kamarku.” Ucap Nan Gil, Na Ri pikir Nan Gil itu sedang
meragukanya.
“Yah... memang benar...
Aku menganggap kau 120 persen mencurigakan, jadi keluarlah.” Ucap Nan Gil, Na Ri pun terlihat kesal meninggalkan
restoran.
Menu sup sapi membuat semua terlihat bosan, Nan Gil pun
hanya bisa diam dengan wajah cemberut. Na Ri membaca pesan yang dikirimkan Shi
Eun padanya. “Tebak apa yang dikirimkan penyihir itu pagi ini. Kalau itu benar, aku akan
sepenuhnya menghormatimu.”
Yeo Joo memberikan foto Na Ri dengan bertuliskan Aku
ada di kota asal Na Ri. Udaranya sangat bagus.” Na Ri mengumpat marah dengan tingkah Yeo Joo, Tiga orang karyawan terliha ketakutan dan
langsung memakan sup walaupun terasa bosan. Na Ri benar-benar kesal dengan Yeo
Joo karena membuatnya menyumpah di pagi hari.
Yeo Joo sibuk mengambil foto Na Ri dengan ponselnya, Na
Ri datang bertanya apa yang sedan direncakan sekarang. Yeo Joo bersikap manis
dengan merangkul Na Ri mengajak berfoto bersama.
“Kenapa kau hidup seperti itu?
Pergi sekarang” ucap Na Ri dengan mengcengkram baju Yeo Joo.
Semua anak buah dan Nan Gil baru selesai makan, Yeo Joo
yang akan ditarik keluar langsung berbinar-binar ketika melihat para pria
tampan. Lalu melihat Nan Gil dengan memanggilnya adik meminta untuk dibantu.
Yeo Joo menyuruh semuanya pergi.
Yeo Joo merengek meminta tolong pada Nan Gil, Nan Gil
langsung menyuruh para pegawai untuk pergi. Yoon Kyu merasa kalau kakinya tak
bisa digerakan dan terus terdiam. Nan Gil terus mendorong semuanya karena Na Ri
menyuruh agar mereka tak mendekat.
Keduanya akhirnya duduk di meja makan, Na Ri mengangkat
segelas air putih dengan mengatakan ketika Sementara
beristirahat di ruah ibunya merasa
baik seperti air jernih ini jad berpikir karena ini
banyak orang-orang yang pergi ke
pinggiran kota.
“Bagaimanapun, berkat kau, aku merasa seperti sekarang ini.”ucap Na Ri memperlihatkan minuman berubah jadi warna
hitam pekat.
“Aku menunjukkannya kepadamu
karena sepertinya kau
sedang bosan. Berhenti
membuat hidupku menjadi berantakan dan
minum ini.” kata Na Ri, Yeo Joo bersikap manja
memikirkan untuk meminumnya.
“Kalau itu bisa membuatmu merasa
lebih baik, aku akan
meminumnya.” Kata Yeo Joo, Na Ri memperingatakn Yeo
Joo agar Berhenti
bertingkah karena itu adalah jus
garut.
“Aku merasa kasihan kepada jus itu
kalau dibandingkan dengan
hidupku dan Sepertinya, itu baik untuk mabuk lalu Pergi setelah kau meminumnya.” Kata Na Ri ketus, Yeo Joo kembali sinis dengan menaruh
minuman diatas meja.
“Dong Jin akan dipindah ke kantor
pusat Hong Kong. Saat
aku pergi bersamanya setelah menikah, maka aku tidak akan
mengganggumu. Kita
tidak akan pernah bertemu satu sama lain.” Kata Yeo
Joo
“ Kalau begitu sebaiknya kau pindah ke Hong Kong dengan tenang.” Ucap Na Ri tak peduli
“Aku tidak masalah dengan itu, tapi Dong Jin takut terlihat
sebagai orang jahat. Kau
pasti sudah tahu itu.” kata YeoJoo
Na Ri merasa tidak
tahu apa-apa tentang dia. Yeo Joo mengaku tidak
ingin kehilangan Dong Jin jadi meminta agar Berpura-pura
saja mereka sedang menjalani hubungan yang baik. Ia menceritakan sekarang tidak
punya teman, dan penyendiri di
tempat kerja dan berpikir nanti tidak
ada yang dating ke
pernikahannya.
“Aku menghormati keberanianmu. Apa kau melakukan ini karena
pernikahanmu?” kata Na Ri
“Itu adalah kejadian sekali dalam
seumur hidup.” Ucap Yeo Joo
“Apa kau tahu seperti apa bunga
terung? Bunga
sekecil ujung jari akan tumbuh menjadi sebesar kepalan tangan Bukankah sudah waktunya
kau juga tumbuh?” kata Na Ri, Yeo Joo
ketakutan melihat kepalan tangan Na Ri.
“Na Ri, kau tahu apa kekuatanku? Aku tidak punya harga diri jadir akan menunggumu di luar.” Tegas Yeo Joo, Na Ri memukul meja karena Yeo Joo berani
melakukan itu padanya.
Duk Bong mengentuk kaca jendela di depan Nan Gil mengeluh
karena tak keluar juga karena Pertemuan ini melibatkannya juga. Nan Gil hanya melirik sinis. Duk Bong akhirnya berbicara
dari depan pintu memberitahu kalau Nan Gil menandatanganinya, maka pembangunannya akan segera
dimulai.
“Pemilik
Supermarket Seulgi tidak ada di sini.” ucap Nan
Gil
“Dia berkata akan menandatanganinya kalau kau melakukannya. Lagipula restoran ini juga akan
dilelang. Aku tidak
ingin membelinya dari Da Da dengan
harga tinggi. Kenapa
kita tidak saling membantu?” kata Duk Bong
“Baiklah, tapi dengan satu syarat, Kau harus Biarkan danau dan hutannya. Lalu aku setuju.” Ucap Nan Gil . Duk Bong terdiam, Nan Gil melihat Duk
Bong itu memang bukan
pembohong yang baik.
“Hei, Nan Gil, orang yang merasakan cinta dan rasa suka pertamanya. Kenapa kau begitu terobsesi
dengan danau dan hutan?” ejek Duk Bong
Nan Gil melirik melihat Na Ri yang datang ke restoran
seperti mendengar ucapan Duk Bong. Duk Bong dengan santai menyapa Na Ri bertanya Apa akan tinggal di tempat ini untuk selamanya, Na Ri mengaku tidak lalu terlihat kebingungan kenapa ia
datang ke restoran dan memilih pergi,
“Apa kau pikir dia mendengarnya? Bahkan kalau dia mendengarnya,aka dia tidak akan tahu apapun. Nona Kwon akan menyerahkan kontraknya kepadam dan Ini adalah bisnis. Coba kau Lihatlah wajah mereka yang penuh
dengan harapan.” Kata Duk Bong
memperlihatkan beberapa orang yang sudah siap menjual tanah mereka. Soon Rye
pun siap memberikan surat kontrak.
Na Ri duduk diayunan mengipas wajahnya seperti ada
sesuatu yang masuk ke dalam tubuhnya, teringat kembali kata-kata Duk Bong “Hei,
Nan Gil, orang yang
merasakan cinta dan
rasa suka pertamanya.” Lalu bertanya-tanya apakah
cinta pertamanya yang hancur.
Duk Bong keluar dari restoran sibuk dengan ponselnya, Yeo
Joo yang sedang menunggu diluar merasa mereka pernah bertemu. Duk Bong melirik
merasa seperti itu. Yeo Joo dengan sikap manjanya bertanya apakah Duk Bong
tinggal di desa ini. Duk Bong membenarkan.
“Parfum ini bagus hanya untuk
musim panas.” Ucap Yeo Joo mencium bau parfum yang
digunakan oleh Duk Bong
“Aku ingat sekarang, Kau adalah pria yang bersama Na
Ri di bandara.” Kata Yeo Joo, Duk Bong seperti tak
peduli malah melihat ke arah Soon Rye yang keluar dengan Nan Gil masih memegang
amplop coklat.
Duk Bong dengan nada marah bertanya kenapa Soon Rye masih memiliki kontrak itu, dengan nada sinis kalau membuktikan
kalau Soon Rye itu tidak kompeten. Soon Rye terlihat marah dan langsung pergi dengan
memberikan surat kontrak pada Duk Bong. Duk Bong pergi ke depan rumah Na Ri
sambil menelp meminta Na Ri keluar karena ia sudah ada didepan rumahnya.
“Hei... Adik.... Apa kau tahu bagaimana dia dan Na
Ri bisa
mengenal satu sama lain?” ucap Yeo Joo mendekati Nan
Gil, Nan Gil mengelengkan kepala.
“Pernah satu kali... dia dan Na Ri bersama-sama di
bandara. Mereka
kelihatan sangat dekat saat itu. Aku rasa
dia merahasiakannya darimu.” Kata Yeo Joo seperti
sengaja menghasut,
Saat Na Ri keluar Nan Gil langsung menjauh dari Yeo Joo.
Na Ri sudah menatap sinis lalu berjalan mendekati Duk Bong bertanya ada apa.
Nan Gil menyuruh agar mengadakan rapat keluarga dengan kontrak ini karena ayah
tirinya tidak akan pernah
dengan menunjuk ke arah Nan Gil, Yeo Joo melonggo. Na Ri langsung menganguk
mengerti dengan mengambil berkas
“Jangan bawa itu. Kembalikan
kepadanya.” Teriak Nan Gil marah
“Kau bisa melihatnya, kan? Ayah tirimu bahkan tidak membaca
kontraknya.” Ucap Duk Bong kesal, Yeo Joo menatap
Nan Gil tak percaya kalau itu ayah tiri Na Ri
Na Ri buru-buru menutup mulut Duk Bong lalu memanggil Nan
Gil dengan pangilan adik agar segera masuk dan mengurus restoran, Nan Gil pun
masuk ke dalam restoran dengan wajah cemberut. Setelah itu Na Ri memarahi Yeo
Joo yang masih ada didepan rumahnya. Yeo Joo mengingatkan kalau akan
di luar untuk menunggu.
“Dia pria yang ada di bandara, kan? Aku akan memberitahu semua orang bahwa kalian kencan.” Ucap Yeo Joo mendekati keduanya dengan nada
mengancam. Na Ri hanya bisa menghela
nafas
“Kau bahkan tidak menjawabku. Apa Kau mengakui bahwa kalian
berkencan. Bukankah begitu?” kata Yeo Joo menyindir, Na Ri akhirnya pasrah bertanya
apa yang ingin dilakukan Yeo Joo sekarang.
Yeo Joo mengajaka Na Ri untuk selfie bersama dengan
memperlihatkan kalau mereka itu sangat dekat, Lalu Yeo Joo mengatakan akan
meng-upload ini ke obrolan grup. Na Ri tak
peduli menyuruh lakukan apa yang dinginkanya lalu pergi. Yeo Joo pun berharap
keduanya bisa berhasil dalam menjalin hubungan.
“Aku pikir kau bukan jenis orang
yang bermurah hati.” Sindir Duk Bong, Yeo Joo
melirih sinis. Na Ri lupa tidak memperkenalkan Duk Bong
“Ini adalah Kwon Duk Bong. Dia adalah presiden dari sebuah
museum robot di
Seulgi-ri, salah satu anggota keluarga dari
Greenland.” Ucap Na Ri sengaja membuat Yeo Joo iri,
Yeo Joo melihat kaget mendengarnya.
“Duk Bong, kenapa kita tidak masuk
ke dalam?” ajak Na Ri masuk ke dalam, Yeo Joo
makin kesal karena Na Ri sudah memanggil "Kita"
Keduanya masuk ke dalam rumah, Duk Bong mengingat Na Ri
yang mengetahui tentang latar belakangnya merasa sengaja mencarinya, Na Ri hanya diam. Duk Buk mengaku kalau ia
memang salah
satu anggota keluarga dari Greenland dan tidak
tahu ternyata kalau Na Ri itu memang bisa menyombongkan diri.
“Aku tidak perlu mencarinya, Semua orang di kota tahu. Maafkan aku. Aku pikir akan
merasa lebih baik, tapi
ternyata tidak.” Kata Na Ri
“Kerja bagus. Kau harus bersikap lebih buruk
saat berurusan dengan
orang sombong.” Puji Duk Bong, Na Ri hanya menatap Duk
Bong
“Kau mengatakan sesuatu saat di
restoran.”ucap Na Ri tapi akhirnya memilih tak
membahasnya dengan mengalihkan kalaua Duk Bong cukup baik
dalam mengamati wanita, karena Yeo Joo itu memang sombong.
“Sepertinya kau ingin mengatakan
sesuatu.” Pikir Duk Bong, Na Ri mengaku kalau itu bukan sesuatu yang pentin
Saat itu Nan Gil datang ingin mencuci panci bekas
kukusan, dengan sengaja membantingnya. Duk Bong menarik Nan Gil merasa Karena
mereka semua berkumpul bersama-sama,menurutnya lebih baik mereka membicarakan
hal ini seperti
orang dewasa. Nan Gil pun berdiri ditengah-tengah.
Duk Bong bertanya apakah Na Ri takut pada ayah tirinya,Na Ri mengelengkan
kepala
“Kalau tidak, kenapa kau bahkan
tidak membaca
kontraknya? Apa kau
tahu bahwa kau bisa mengklaim ini adalah
rumahmu?” ucap Duk Bong, Na Ri mengetahuinya.
“Dan kau, Nan Gil... Memang benar bahwa rumah ini ada
di bawah namamu. Tapi
kau tidak bisa menjualnya begitu saja. Karena Na
Ri bisa menghentikanmu dari melakukannya lalu Apa kau
tidak nyaman bersama dengan putrimu? Apa
kau melakukan tugasmu sebagai ayah tirinya?” ucap Duk
Bong
Na Ri dan Nan Gil saling mengalihkan pandangan, Duk Bong
merasa keadaan ini sangat menyebalkan, lalu memberikan surat kontrak pada Na Ri karena merasa
mereka berdua
harus membicarakannya dengan serius sebagai
sebuah keluarga dan mengingatkan kalau
mereka berdua itu adalah keluarga.
“Keluarga tidak bersikap keras
satu sama lain.” Ucap Duk Bong sengaja
mendekatkan keduanya. Setelah Duk Bong pergi, Nan Gil memilih untuk mencuci
panci dan Na Ri masuk ke dalam rumah dengan tatapan sinis keduanya.
Yoon Kyu dkk seperti sudah tak nafsu makan dengan melihat
sup sapi lagi, Na Ri melihat Nan Gil yang tak datang untuk sarapan lalu
bertanya Kenapa
Nan Gil tidak mau makan. Yoon Kyu mengaku kalau Nan
Gil mengatakan muak
dengan supnya. Dua pekerja menyangkal kalau Nan Gil tak
mengataka itu. Yoon Kyu mengeluh pada temanya itu yang Pengkhianat.
Saat Na Ri datang ke restoran, Nan Gil memilih untuk
menghindarinya. Esok harinya, Na Ri membuat sup touge, Ketiga pekerja terlihat
bersemangat makan dengan menu yang berbeda tapi Nan Gil tetap tak datang juga
untuk sarapan. Nan Gil sibuk membuat kulit dumpling.
“Kenapa kau menghindarinya?” tanya Yoon Kyu merasa kasihan, Nan Gil menyuruh anak
buahnya agar mengunakan seragam dengan benar saja.
“Tebakan pertamaku adalah bahwa
kau tidak
nyaman berada di dekatnya. Tebakan
kedua, kau masih memiliki perasaan kepadanya. Tebakan ketiga, kau ingin dia
merindukanmu. Jadi Yang
mana? Aku pikir
Na Ri merindukanmu.” Ucap Yoo Kyu, Nan Gil yang
kesal memilih keluar dari restoran. Yoon Kyu heran Nan Gil itu yang selalu
marah padanya.
Duk Shim bersembunyi di balik mobil dan melihat Na Ri
yang datang dan masuk ke perkebunan lebih dulu. Lalu tak lama Nan Gil pun
datang, wajah Duk Shim langsung dibuat cemberut melihat keduanya ada didalam
pekebunan.
“Coba kita lihat apa kau juga bisa
menghindariku di sini.” ucap Na Ri yang sengaja
bertemu dengan Nan Gil, Nan Gil seperti tak peduli dengan memeriksa suhu
ruangan untuk tanamanya.
“Duk Bong datang ke bandara untuk
berbicara tentang
tanah.” Jelas Na Ri, Nan Gil menyindir untuk apa Na Ri
mengatakan itu padanya.
“Kau telah menghindari aku sejak
saat itu. Aku tidak
dekat dengannya dan tidak
memihak kepadanya. Aku tidak peduli apa kau menjual
tanahnya atau tidak.” Kata Na Ri, Nan Gil pikir
Na Ri akan segera pergi.
“Apa kau tahu bagaimana
perasaanku?” ucap Na Ri terlihat sedih, Nan Gil
mengetahuinya karena Na Ri sudah minum setiap sore jadi
menyuruhnya untuk segera pergi saja.
“Aku minum dengan orang-orang tua
karena aku merindukan
Ibu. Lalu kenapa? Aku
menyesalinya seperti orang gila. Aku
merencanakan pernikahan bodoh itu selama
bertahun-tahun, tapi
aku tidak pernah bepergian bersamanya. Aku
seorang pramugari, jadi
biaya penerbangan juga murah. Aku
pasti seorang putri yang mengerikan. Ternyata
aku memang serangga dan kuku babi.” Ucap Na Ri
lalu berjongkok sambil menangis.
Nan Gil hanya menatapnya, lalu mendekatinya mengambil
sekantung benih dan bertanya apakah Na Ri yang membelinya. Na Ri membenarkan
karena ingin membuat tanaman itu
menjadi tanahnya, lalu berdiri karena masih baru jadi
ingin memulai dengan menanam
selada dan paprika. Nan Gil tersenyum
mendengarnya.
Na Ri mengambil benihnya langsung menyebar ditanah yang
kosong, Nan Gil berteriak bukan seperti itu cara menaburnya. Na Ri bertanya
caranya yang benar.
Na Ri dan Nan Gil akhirnya duduk bersama depan tanah
kosong dan Nan Gil mencontohkan cara menanam yang benar yaitu Sedikit
demi sedikit Dan lembut, lalu menceritakan Ibu Na Ri itu pergi melakukan perjalanan bukan
karena keinginannya tapi menurutnya semua yang ada didesa ini adalah
seluruh dunianya. Na Ri merasa kalau dirinya
itu tetap serangga.
“Putri pemilik Supermarket Seulgi
pergi... dengan
semua uangnya dan bahkan
tidak pernah menelepon. Bagaimana
Ibumu bisa membual tentangmu kepadanya?” kata Nan Gil
“Lalu Bagaimana dengan kuku babi?” ucap Na Ri, Nan Gil mengaku itu karena dirinya, Na Ri
binggung.
“Aku benci, iri dan cemburu kepada
putrinya, yaitu Na Ri, jadi ibumu pura-pura mengutukmu untuk
membuatku merasa
lebih baik.” Cerita Nan Gil
“Aku akan bertanya lagi karena kau
berkata membenciku. Orang yang memercikkan air
kepadaku...” ucap Na Ri langsung disangah oleh Nan
Gil kalau bukan ia yang melakukanya.
“Katakanlah itu bukan kau. Aku sering dilempari kerikil saat
masih kecil. Seseorang
juga menmpelkan permen karet di sepatuku. Apa itu kau?” ucap Na Ri merasa Nan Gil waktu kecil sangat jahil.
Nan Gil menegaskan kalau tidak
pernah melakukan
sesuatu yang kekanak-kanakan dalam
hidupnya, menurutnya Mereka melakukannya karena
Na Ri itu anak nakal. Na Ri berteriak marah, Nan Gil memperingatkan Na Ri tidak perlu begitu kasar
kepadanya.
“Apa kau akan membiarkan aku
memiliki tanah ini?” ucap Na Ri
“Apa dengan begitu kau akan pergi
ke Seoul?” balas Nan Gil, Na Ri setuju akan pergi
ke Seoul dan tidak akan pernah kembali. Nan Gil terlihat bingung
apakah maskdunya ke desa ini lagi.
“Kau mengatakan itu sepanjang
waktu, tapi kau
sering datang ke sini.”ejek Nan Gil, Saat itu juga
Duk Shim melihat dari kejauhan dengan wajah geram.
[1 tahun yang lalu]
Duk Shim terlihat melampisakan semua amarahnya dengan
merusak semua tanaman padi,setelah
selasai dan akan pergi terdengar suara Nan Gil yang memanggilnya. Duk
Shim kaget ada orang yang melihatnya. Nan Gil bertanya apakah Duk Shim sudah
selesai.
Tiba-tiba terdengar teriakan Suara petani melihat Duk Shim si anak nakal yang
merusak tanamanya. Duk Shim terlihat ketakutan dan Nan Gil pun menariknya dan
mengajak pergi.
Didepan perkebunan, Nan Gil berjongkok membersihkan
sepatu Duk Shim yang terkena lumpur. Duk Shim seperti mulai terpana dengan
kebaikan Nan Gil yang mau membersihkan sepatunya. Nan Gil lalu menyuruh Duk
Shim mencuci tanganya.
“Kenapa kau melakukannya?” tanya Nan Gil. Duk Shim hanya diam saja.
“Kau menuntut hakmu untuk tetap
diam. Apa itu tindakan yang benar? Kalau begitu aku akan mengatakan
kalau aku sudah menangkap
penjahat yang sudah... merusak
orangan-orangan sawah dan merusak
lahan pertanian?” kata Nan Gil mengancam
“Mereka menjengkelkan.” Ucap Duk Shim, Nan Gil bertanya siapa yang dimaksud.
“Anak-anak pemilik pertanian.” Akui Duk Shim, Nan Gil tahu Duk Shim dipindah sekolah
dan mereka
mengganggunya, tapi menurutnya apakah Duk Shim akan merusak semua lahan pertanian di sini
“Mereka juga memiliki anjing dan
sapi. Apa kau
juga bisa membunuh semuanya?” kata Nan Gil, Duk Shim
pikir itu tindakan yang gila.
Nan Gil mengatakan kalau Padi adalah mahluk hidup dan apakah Duk Shim tak melihat mereka itu tumbuh dan
berkembang, Duk Shim hanya diam. Nan Gil menasehati ada orang
bodoh yang senang mengganggu orang lain dan Mereka
tidak tahu kehidupan mereka akan
menjadi sampah.
“Jangan membuang-buang emosi dan
waktumu untuk
orang-orang menyebalkan itu.” jelas Nan Gil, Duk Shim
mengerti. Nan Gil pun mengatakan akan terus memperhatikanya. Duk Shim tersenyum
mendengarnya.
Duk Shim melihat Na Ri bersama dengan Nan Gil merasa
ruang pribadinya sudah dimasuki orang lain.
bersambung ke part 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar