PS : All
images credit and content copyright : KBS
[Ruang
Sauna Furnace]
Paman Shin baru saja keluar dari tempat sauna lalu
berbaring untuk mengeringkan keringatnya. Saat itu Anak Tuan Bae datang menyapa
dengan memanggil nama “Tuan Shin Jung Nam.” Paman Shin kaget melihat Anak Tuan Bae tahu tempat
persembunyianya sekarang.
“Berbahaya untuk berkeringat
terlalu banyak pada
usiamu.” Kata Anak Tuan Bae, Paman Shin terlihat benar-benar
ketakutan.
Paman Shin dibawa oleh Anak Tuan Baek ke sebuah ruangan
seperti ruangan interogasi, Tuan Bae lalu menyuruh Tuan Bae duduk lalu bertanya
ia tidak mengenalnya. Paman Shin hanya
tertunduk ketakutan. Tuan Bae mengatakan kalau Paman Shin harus melihat seseorang
saat sedang berbicara kepadanya. Paman Shin mengangkat kepalanya lalu mengatakan tak
tahu dan kembali tertunduk.
“Itu tidak baik. Berpikirlah
dengan keras, Kau
mungkin tidak tahu. Saat
kau datang dengan Hong Sung Kyu untuk
meminjam uang, Kau pasti
tidak tahu aku akan naik setinggi ini.” kata Tuan Bae
“Aku... tidak tahan dengan orang-orang
yang tak bisa menatap dengan baik. Menatap secara langsung di mata, dasar kau tikus!” teriak Tuan Bae mengangkat dagu Paman Shin, Paman Shin
menjerit ketakutan
“Kalau kau takut, kenapa kau tidak
membayar kembali
saja pinjamannya Atau
kau harus melarikan diri seperti Hong Sung Kyu?” ucap
Tuan Bae
Paman Shin benar-benar ketakutan, Tuan Bae memberitahu
sudah melihat keponakannya yang pramugari di kantor kami dan Berkat
ayah dan pamannya yang pecundang, maka hidupnya
akan segera hancur. Paman Shin terkejut. Tuan
Bae pikir Paman Shin itu pasti
percaya kepada
Nan Gil.
“Kalau kau tahu seperti apa
sebenarnya Nan Gil, maka kau
tidak akan membiarkan dia dekat dengan keponakanmu. Jadi Lakukan saja seperti apa yang
kami katakan, karena itulah
satu-satunya cara keponakanmu bisa
bertahan hidup.” Perintah Tuan Bae
Nan Gil dan Na Ri menyiapkan makanan untuk sarapan
bersama, Na Ri merasa sangat sulit untuk berjalan kaki di desa jadi meminta
agar Nan Gil mengajarinya cara naik sepeda. Nan Gil berkomentar kalau Na Ri itu tahu caranya naik sepeda, Na Ri mengaku Sudah terlalu lama.
“Tapi Bagaimana kau tahu itu? Kau mengikutiku saat kita masih
kecil, kan?” ucap Na Ri kembali menuduh, Nan Gil yang kesal memilih
untuk pergi.
Na Ri mulai mengayuh sepedanya meminta agar Nan Gil tidak
bisa meninggalkan karena sudah
bertahun-tahun tak pernah bersepeda dan harus tetap ada
disisinya. Nan Gil mengerti tapi beberapa saat kemudian ia langsung mengayuh
sepedanya lebih cepat. Na Ri berteriak marah dan mencoba untuk mengejarnya,
Keduanya pun naik sepeda dengan tawa bahagia.
Akhirnya keduanya berhenti, Na Ri merasa terengah-engah
karena sangat lelah dan merasa
akan mati. Nan Gil memberikan minum
menyuruh Na Ri harus
lebih banyak berolahraga. Na Ri merasa tidak
seburuk tapi sekarang tubuhnya seperti mulai membusuk.
“Ambil napas dalam-dalam dan
hembuskan melalui
mulutmu.” Kata Nan Gil, keduanya pun memejamkan mata dan menarik
dalam-dalam udara pedesaan yang sangat segar. Na Ri mengaku sangat
bahagia.
“Aku tidak tahu sudah berapa lama.”kata Na Ri, Nan Gil menatapnya terlihat senyumanya, lalu
menyadari diri kalau tak boleh jatuh cinta dan buru-buru pergi karena harus menguleni
adonan. Na Ri mengeluh Nan Gil yang selalu memilih bersama adonanya.
Duk Shim dari balik ilalang melihat Na Ri yang ditinggalkan sendirian oleh Nan
Gil.
Nan Gil baru saja akan pulang menerima telp dari ayah
tirinya. Tuan Bae memberitahu kalau Shin
Jung Nam ada di kantornya dan sedang
membicarakan tentang
masa lalu. Nan Gil kaget mendengarnya.
“Pada awalnya, aku marah pada Hong
Na Ri karena
sudah memanfaatkanmu, tapi
setelah berbicara tentang masa lalu, maka aku
menyadari bahwa dia adalah korbannya. Aku
sudah lupa... tentang
sesuatu dari waktu yang sangat lama. Kau
dan Na Ri seharusnya bahkan tidak pernah bertemu. Jangan membuatku mengeruk tentang
itu juga.” Kata Tuan Bae mengancam. Nan Gil hanya
bisa terdiam
Na Ri mengemudikan sepedanya, dari arah belakang Duk Shim
dengan wajah marahnya sengaja mengayuh sepeda dengan kencang lalu membunyikan
bel sepeda agar Na Ri minggir. Tapi Na Ri yang belum terbiasa membuatnya panik
dan akhirnya harus jatuh ke bagian pinggir sawah. Duk Shim mengeluh kalau Na Ri
itu sangat kaku, lalu
melihat keadaan Na Ri dan mengeluarkan ponselnya.
“Beraninya kau menelpon kakakmu?” ucap Duk Bong sinis
“Kau harus datang ke sini.” kata Duk Shim, Duk Bong pikir adiknya itu tidak waras?
“Si Pangsit Hong... Wanita itu terluka.” Kata Duk Shim, Duk Bong panik bertaya dimana keberadaan
adiknya sekarang.
“Setengah jalan ke Injung-ri di
dekat lapangan.” Kata Duk Shim. Duk Bong
menutup telp adiknya lalu pergi dari ruanganya.
Duk Shim mendekati Na Ri ingin menanyakan keadaanya, Na
Ri meminta Duk Shim agar bisa membantunya, Duk Shim membantu Na Ri agar bisa
bangun dan Na Ri pun merasakan punggungnya terasa sakit lalu meminta agar Duk
Shim mengambilnya telp dari tasnya. Duk Shim Pun mengambilkanya.
“Nan Gil, aku ingin kau datang ke
sini.” ucap Na Ri menahan rasa sakit, Duk Shim yang mendengar
nama Nan Gil langsung mendekat, Nan Gil panik bertanya apa yang terjadi.
Na Ri kebinggungan dimana tempatnya sekarang, lalu
meminta tolong pada Duk Shim agar menjelaskanya. Duk Shim mencoba untuk bisa
membuat suaranya selembut mungkin memberitahu keberadaanya setengah
jalan menuju Injung-ri di dekat lapangan. Nan Gil
mengerti dan langsung menutp telpnya, Duk Shim buru-buru mengingat nomor telp
Nan Gil dan menyimpan pada ponselnya.
Na Ri lalu tersadar kalau Duk Shim yang
baru saja naik sepeda. Duk Shim hanya diam saja
saja, Na Ri pun menyalahkan Duk Shim yang
mengendarai sepeda
dengan seperti itu padahal banyak jalan yang luas tapi kenapa malah
mendekatinya.
“Aku tidak menuju ke arahmu. Tapi Kau benar-benar berjalan dengan
kacau, jadi aku
membunyikan belku untuk memintamu
menyingkir.”kata Duk Shim
“Lalu Ke mana lagi aku bisa bergerak? Kau memaksaku ke tempat ini sekarang.”kata Na Ri kesal dan merasakan punggungnya kembali
sakit.
Akhirnya Duk Shim membantu Na Ri membawa sepeda ke atas
dan saat itu Duk Bong datang dengan wajah panik menanyakan keadaan Na Ri lebih
dulu. Duk Shim melonggo melihat kakaknya yang peduli pada Na Ri dibanding
dirinya.
“Aku akan memegang lenganmu, jadi bersandar kepadaku” ucap Duk Bong, Na Ri pun mencoba berpegangan tapi
seperti terasa sakit.
“Kau harus ke rumah sakit jadi Biarkan aku membawamu.” Kata Duk Bong ingin mengendongnya, Na Ri menolaknya
merasa masih bisa berjalan.
Saat itu Nan Gil datang dengan sepeda tak kalah panik,
menanyakan keadaaan Na Ri dan memberitahu sudah
menelepon ambulans meminta agar jangan banyak
bergerak. Duk Shim terdiam
melihat Nan Gil ternyat lebih panik dibanding kakaknya.
Di dalam ambulance.
Na Ri melihat Nan Gil terlihat sangat gelisah dengan
meremas-remas jari-jarinya, Nan Gil melihat Na Ri sedang menatapnya dan
berpikir kalau anak tirinya itu sedang merasa kesakitan.
“Di mana tepatnya yang terasa
sakit?” ucap Nan Gil panik, Na Ri mengaku tak terasa sakit
[Rumah Sakit Donghwa]
Nan Gil menunggu dibagian depan UGD, Na Ri keluar dengan
mengunakan penahan pinggang dan juga seorang perawat yang mengantarnya. Perawat
memberitahu keadaan Na Ri kalau Kaki kanannya tidak patah tapi hanya terbentur.
“Dia harus menginap untuk
memeriksa punggungnya. Tolong
periksa apa dia kesakitan dan
di mana itu setiap tiga jam.” Ucap perawat lalu
memberikan lembaran Daftar Rasa Nyeri, Na Ri hanya bisa diam saja.
Duk Bong menarik adiknya masuk ke dalam rumah sakit, Duk
Shim memint kakaknya untuk melepaskanya karena sudah membunyikan
belku seperti orang gila tapi Na Ri itu jatuh
karena mengemudikan sepedanya sangat
kaku. Duk Bong menegaskan kalau terlepas dari kesalahan itu
ada seseorang yang terluka dan itu selalu
kesalahan pengemudi.
“Apa kau membutuhkan lisensi untuk
naik sepeda? Berhenti
memamerkan bahwa kau pergi ke
sekolah hukum.” Kata Duk Shim kesal
“Wanita yang kaku biasanya cukup
pemarah. Dia bisa
memberi tuntutan. Kemudian
polisi akan menyelidiki, dan
Nan Gil akan tahu itu disengaja.” Kata Duk
Bong, Duk Shim terlihat mulai ketakutan
Na Ri ingin berbaring tapi terlihat kesulitan karena
punggungnya terasa sakit, Nan Gil pun menyuruh Na Ri duduk lebih dulu dan
membantu ingin mengendongnya, tapi saat itu keduanya terlihat gugup tak seperti
sebelumnya. Saat itu juga Duk Bong datang dengan adiknya menanyakan keadaan Na
Ri sekarang, Na Ri mengaku baik-baik saja
“Bagaimana kau tahu dan datang ke sana?” tanya Na Ri bingging
“Orang yang menyebabkan kecelakaan
itu adalah
adikku.” Akui Duk Bong, Keduanya kaget karena ternyata Duk Shim
itu adalah adiknya.
“Ini adalah Kwon Duk Shim.” Kata Duk Bong lalu sengaja mendorong kepala adiknya
agar mau membungkukan badan.
“Tolong keluar agar aku bisa
berganti pakaian? Duk
Shim, apa kau bisa membantuku?” kata Na Ri, Dua pria
pun keluar dan Duk Shim terlihat sedikit ketakutan.
Na Ri pun berbicara dengan Duk Shim pasti tahu kalau melakukannya dengan
sengaja, Duk Shim menyindir Na Ri yang langsung bersikap kasar
setelah para pria pergi. Na Ri tahu kalau Duk
Shim yang
mengirim semua catatan itu kepada Nan Gil, menyebutnya sebagai "Pangeranku".
“Kau bilang "Pangeranku"?
Apa seseorang... mengirim
sesuatu sepayah itu?” kata Duk Shim menyangkalnya
“Kau mengunciku di dalam gudang, kan? Ukuran sepatumu cocok! Ada apa denganmu? Apa ini tentang
sekolah menengah pertama?” kata Na Ri marah, Duk Shim memberitahu kalau ia itu
anak Sma.
“Aku membunyikan belku dari
belakang, tapi Itu karena kau sudah tua dan
kaku.” Kata Duk Shim menyalahkan Na Ri, Na Ri tak terima di
bilang sudah tua.
“Dengan Mengunciku di dalam gudang dan yang kau lakukan ini sama
berbahayanya. Katakan
padaku kenapa kau melakukannya. Kalau
kau tidak mengatakannya, maka aku
akan... Aku tidak
peduli kalau kau ada di sekolah dan tidak
akan menunjukkan belas kasihan.” Tegas Na Ri mengancam
“Kau menempel ke pria lain karena kau
dicampakan, lalu merendahkan
semua wanita. Dan kau
juga menggoda kakakku. Kau
benar-benar seorang player. Kalau
kau membuat kesalahan dan mendaftarkan
pernikahanmu, jadi bercerailah!” kata Duk Shim tak mau kalah.
Na Ri merasa Duk Shim itu
tapi pernah pernah belajar dan
mengali semua informasi itu, Duk Shim
tahu Na Ri membuat mantan pacarnya mabuk... dan berkelahi dengan pacar
barunya yang
datang untuk menjemputnya. Bahkan mendatangi
kakaknya dengan bersikap
seperti seorang gadis, bahkan berbicara
tentang membatalkan pernikahan.
“Aku akan menyerah kalau kau
melakukannya dengan benar, tetapi
kau melakukan semuanya dengan salah.” Tegas Na
Ri
“Lalu apa hubunganmu dengan Nan
Gil milikku?” kata Duk Shim, Na Ri tertawa mendengar
Duk Shim menyebut “Nan Gil milikmu”
“Itu benar. Kenapa kau menempel kepadanya? Dasar Menyebalkan sekali.” Kata Duk Shim marah
“Kau harus meminta maaf untuk apa
yang sudah di lakukan
kepadaku. Kau tadi bilang Menyebalkan? Kenapa begitu sulit untuk
mendapatkan permintaan
maaf dalam masyarakat ini?” ucap Na Ri benar-benar
marah
“Hei... Kwon Duk Shim. kau mengacau
dengan orang yang salah. Aku
tidak akan membiarkan ini, dan akan
menuntut serta menyelidiki. Aku sudah memperingatkanmu bahwa
aku tidak
akan menunjukkan belas kasihan.” Tegas Na Ri
memperingatinya.
Diluar
Duk Bong ingin menyakinkan kalau Nan Gil benar-benar tidak tahu Duk Shim adalah adiknya, Nan Gil membenarkn karena merasa Sulit
untuk tidak menyadari hal-hal seperti itu dan kau tidak
menyukainya.
“Dia adikku. Apa yang bisadisukai?” kata Duk Bong
“Dia tenang dan tidak bersalah, tapi kau memanggilnya anak nakal.” Ucap Nan Gil
“Aku hanya punya satu adik dan tidak punya adik yang tenang dan
tidak bersalah.” Kata Duk Bong
Terdengar teriakan dari dalam ruangan, suara Na Ri yang
memangil Nan Gil agar segera Hubungi polisi. Nan Gil dan Duk Bong langsung bergegas masuk ke dalam
ruangan.
Duk Shim panik langsung berlutut meminta maaf, Na Ri
kaget melihat sikap Duk Shim tunduk ketika dua pria masuk ke dalam ruangan. Dan
Duk Shim pun langsung buru-buru keluar setelah meminta maaf. Nan Gil yang
melihatnya memarahi Na Ri yang membuat seorang anak sampai berlutut padanya
karena anak itu tidak sengaja melakukannya.
Na Ri dan Duk Bong sama-sama mengatakan kalau Duk Shim
itu sengaja melakukanya. Nan Gil kaget seperti tak percaya, lalu menanyakan
alasanya. Na Ri pikir perlu bicara dengannya untuk
mencari tahu alasanya, tapi Duk Shim malah pergi
tanpa meminta maaf lalu menyuruh Duk Bong agar
mengejar adiknya. Duk Bong akhirnya meminta maaf atas kelakukan adiknya lalu
pergi meninggalkan ruangan.
Nan Gil berkomentar Ini
mengerikan. Na Ri bertanya apa yang dimaksud
mengerikan itu. Nan Gil bertanya-tanya Apa semua
orang membencinya, Na Ri berteriak marah. Nan Gil
melihat Duk Shim itu seorang anak yang tidak bersalah tapi kenapa bisa melakukan itu.
“Apa Kau pikir dia tenang dan tidak
bersalah? Dia
melotot kepadaku dan berkata, "Aku
membunyikan bel. Itu
karena kau sudah tua dan kaku."” Kata Na Ri
kesal, Nan Gil hanya tersenyum mendengarnya.
Duk Bong mengemudikan mobilnya dengan adiknya yang duduk
disampingnya dengan wajah cemberut. Duk Bong bertanya apakah adiknya tahu emosi mana yang membuang energi paling banyak. Duk Shim hanya terdiam. Duk Bong memberitahu yang Pertama,
rasa suka pada seseorang dan Kedua,
cemburu.
“Jadi kalau kau menyukai
seseorang, maka jaga
perasaan itu. Kalau kau
menambahkan kecemburuan, kau akan gila. Energimu akan habis.” Kata Duk Bong menasehati, Duk Shim tak peduli.
“kau menyukainya, kan?”ucap Duk Shim pada kakaknya, Duk Bong pikir Duk Shim Jangan
mengubah topik pembicaraan dan menyangkal kenapa
harus melakukan hal itu.
“Kau bersikap seakan tidak akan
datang, tapi
setelah aku mengatakan terjadi sesuatu padanya, kau langsung kemari. Apa kau seorang pangeran di atas
kuda putih? Itu
sangat tidak seperti kau sebelumnya” kata Duk Shim.
Duk Bong meminta Duk Shim agar berhenti bersikap konyol.
“Lalu apa hubungan kau dengan
player itu?” tanya Duk Shim, Duk Bong heran adiknya
menyebut Na Ri sebagai player dan menanyakan alasanya.
Duk Shim tahu Na Ri tidak mau
menceraikannya tapi bermain dengan
pria lain. Duk Bong mengejek adiknya harus menjadi seorang
penulis lalu bertanya apakah adiknya tahu hubungan Nan Gil dan Na Ri secara hokum. Duk Shim mengaku
tahu tentang permintaan untuk membatalkan pernikahan. Duk Bong memberitahu kalau keduanyaitu orang
tua dan anak yaitu Ayah tiri
dan putrinya.
“Kebodohan macam apa itu?” kata Duk Shim tak percaya
“Apa "ayah tiri dan
putrinya" adalah kebodohan bagimu?” kata Duk
Bong kesal
Duk Shim tiba-tiba berteriak meminta kakaknya
menghentikan mobilnya, Duk Bong berterik marah karena diangap seperti sopir,
Duk Shim meminta agar bisa keluar sebelum menjadi gila, akhirnya Duk Bong
membiarkan adiknya turun dari mobil dengan mengendarai sepedanya dan terlihat
Duk Duk Shim bisa tersenyum lebar.
Na Ri mencoba berjalan dengan menahan penahan
pinggangnya, Dokter melihat dan menanyakan keadaanya. Na Ri mengaku baik-biak
saja. Dokter memberitahu akan melakukan scan lagi besok jadi Na Ri boleh
pergi kalau hasilnya baik.
“Berolahragalah, agar tidak
menjadi kronis dan belajar Berjalan
lagi.” Kata Dokter lalu menyuruh Nan Gil agar membantu dengan
memegang lenganya. Nan Gil mengatakan akan
membantunya. Na Ri akan kembali ke kamarnya.
“Bukankah kau mendengar dia
berkata untuk berjalan lagi?” kata Nan Gil, Na Ri
hanya mengumpat kesal menuruti kemana Nan Gil membawanya.
Keduanya pergi ke taman, Na Ri pikir akan
menyiksa punggungku kala terlalu
banyak berjalan. Nan Gil memberitahu kalau
ini belum 10 menit. Na Ri mengeluh dengan sikap ayah yang keras, Nan Gil
juga merasatidak pernah berharap untuk merawat putri berusia tua.
“Haruskah aku mencari ayahku?”kata Na Ri, Nan Gil menanyakan alasanya.
“Ibu mungkin terluka kalau dia
mendengar ini, tapi aku
tidak membenci ayahku. Pertama
kali aku naik pesawat bersama ayahku. Aku
masih terlalu kecil untuk
ingat banyak hal, tapi
aku ingat menjadi terkejut akan seberapa besar pesawat itu. Aku bertanya-tanya kenapa Ibu
tidak pergi dengan kami. Lalu Ke
mana aku pergi sendirian dengan ayahku? Aku ingin tahu.” Kata Na Ri
“Pasti tidak menyenangkan kalau
kau tidak
bisa mengingatnya.” Kata Nan Gil
“Aku yakin itu menyenangkan, karena Ayahku cukup lucu. Semua orang di kota menyukainya, Tapi setiap kali aku mengatakan
itu kepada ibuku, dia
berkata kalau aku tidak pernah naik pesawart bersama
ayahku meskipun
aku ingat dengan pasti. Aku
yakin.” Ucap Na Ri
“Mungkin Ibu tidak suka kalian
berdua pergi sendiri.” Komentar Nan Gil, N Ri
pikir seperti seperti itu juga,
“Tapi kau ingin mencari ayahmu untuk bertanya tentang hal itu? Ah... Tidak…. Ibu menyimpan banyak rahasia
dariku, Aku menyadarinya sekarang. Aku ingin bertanya apa semua
rahasia itu.” kata Na Ri
Nan Gil pikir lebih baik Na Ri jangan mencarinya, karena ayahnya itu lebih
baik bersembunyi dari Da Da. Na Ri menganguk
mengerti lalu Nan Gil langsung memegang lengan Na Ri agar kembali berlatih
jalan untuk melakukan 10 putaran lagi.
Yeo Joo dan Dong Jin duduk bersama, Yeo Joo menceritakan
saat Dong Jin berada di gua maka ia pergi
untuk melihat Na Ri. Dong Jin tahu karena Yeo Joo
melihat gambar yang dikirim. Yeo Joo dengan gaya manisnya mengaku berbicara
banyak dengan Na Ri selama
dua hari dan merasa lebih baik sekarang. Dong Jin pikir itu bagus.
“Apa hanya itu? Apa kau tidak akan bertanya
bagaimana keadaannya?” kata Yeo Joo
“Dia tangguh, jadi Aku yakin dia baik-baik saja.” Ucap Dong Jin santai
“Dan Untungnya, dia bertemu dengan
seorang pria yang luar
biasa di sana. Ahh.. Aku
mendengar kau juga bertemu Kwon Duk Bong... saat kau pergi ke sana.” Kata Yeo Joo, Dong Jin binggung karena baru mendengar namanya.
“Apa kau tahu dia berasal dari
keluarga Greenland? Na Ri menyebutkan bahwa dia temannya, tapi pria itu juga datang ke bandara. Sepertinya mereka sudah
bersama-sama untuk
sementara waktu. Na Ri mungkin
selingkuh terlebih dulu. Kau
memiliki tempat untuk kembali.” Ucap Yeo Joo
Dong Jin bertanya Siapa
yang mengatakan kalau ia akan
kembali, lalu memberitahu kalau Na Ri itu bukan jenis wanita yang akan
selingkuh dan ia tahu kalau Na Ri mengatakan kalau
pria itu temanya maka memang benar itu hanya teman. Yeo Joo tak percaya
mendengar komentar Dong Jin seperti sangat mengenal Na Ri
“Apa kau mengenalku sama seperti
kau mengenal Na Ri? Apa kau tahu bagaimana
perasaanku? Aku sudah
dicampakan oleh teman-temanku karena
mencuri suaminya dan
mendapatkan jam kerja malam. Tapi
aku tidak membiarkannya, kan?” ucap Yeo Joo
“Kau kelihatan seperti si tua Do
Yeo Joo hari ini. Hari
pertama kita bertemu, kau datang malam itu mengatakan kau tidak bisa
menghilangkan aku dari
pikiranmu. Kau
selalu mengatakan apa yang kau mau. Mulai
sekarang, berhenti berbicara tentang Na Ri, Kau tidak perlu mengirimi aku
gambar seperti itu. Kau
adalah kau, Yeo Joo. mengerti?” kata Dong Jin
“Aku pasti sudah bersikap seperti
Na Ri untuk membuatmu
terkesan disaat diriku adalah yang sebenarnya” kata Yeo Joo lalu berani memberikan
ciumanya.
Na Ri terbangun dari tidurnya, lalu melihat Nan Gil yang
menjaganya dan tertidur dikursi, Nan Gil akhirnya terbangun melihat sudah tiga
jam dan bertanya apakah ada yang terasa sakit. Na Ri tiba-tiba minta
maaf karena tidak mengingat Na Gil padahal Nan Gil
mengingatnya dari saat
masih kecil.
“Tidak perlu meminta maaf. Kalau tidak ada yang terasa sakit,
kembali tidur karena ia akan pulang” ucap Nan Gil
“Aku tidak tahu kalau rasanya akan sangat menyenangkan. karena memiliki seseorang yang
mengingatku dari saat
aku masih kecil. Aku
merasa seperti aku adalah cinta pertama seseorang. Aku merasa seperti orang yang
keren, dan merasa lebih percaya diri.” Akui Na Ri
Nan Gil seperti tak ingin membahasnya memilih untuk pergi
karena akan
menguleni adonan. Na Ri hanya bisa di dalam
kamarnya.
Nan Gil keluar dari ruangan memegang dadanya seperti merasakan
debaran sangat kencang, lalu menenangkan diri kalau sudah bisa melanjutkan hidup. Ketika keluar dari rumah sakit Nan Gil menatap kembali
ke arah ruangan rawat, teringat kembali kata-kata Na Ri
“Nan Gil.. aku minta maaf
karena tidak mengingatmu... disaat kau mengingatku dari saat masih kecil. Aku tidak tahu itu kalau rasanya akan sangat menyenangkan... karena memiliki
seseorang yang mengingatku dari saat aku masih kecil.”
Lalu teringat kembali kata-kata Tuan Bae “ Kau dan Na Ri
seharusnya bahkan tidak pernah bertemu. Jangan membuatku sampai
mengeruk tentang itu juga.”
Anak Tuan Bae mendekati Paman Shin mengingatkan saat Nan
Gil berusaha mengancamnya, Paman Shin mengaku Nan Gil tidak
pernah melakukanya, Anak Tuan Bae meminta agar paman Shin untuk
mengingatnya dan harus ingat saat Nan Gil berusahan mengancamnya.
“Nan Gil mengatakan kepadaku... untuk jangan pernah melangkahkan
kaki kembali
ke rumah.” Kata Paman Shin, saat itu terlihat
sudah ada diruangan Tuan Bae
Tuan Bae kembali menelp Nan Gil, lalu Nan Gil meminta
agar Tuan Bae Berurusan dengannya
dan membiarkan Paman Shin untuk pergi. Tuan Bae mengaku perlu
melakukan sesuatu dengan mereka. Nan Gil menegaskan
akan tetap melindungi tanah ini, walaupun alasan bukan untuk Na Ri.
“Jadi tidak ada gunanya
mengancamku, dengan mengatakan
Na Ri dan aku seharusnya
tidak pernah bertemu.” Ucap Nan Gil
“Aku tidak mengancammu Kau mungkin berpikir... bahwa kau melindungi Na Ri, tapi kalau kau menelusurnya lagi, maka kau yang melakukan itu kepada
keluarga itu.” ucap Tuan Shin, Nan Gil tak mengerti
maksudnya.
“Pamannya ada di sini, jadi aku tidak bisa mengatakannya
secara detail. Kalau
pamannya mendengar, maka Na
Ri juga akan tahu.” Kata Tuan Bae, Paman Shin
yang mendengarnya terlihat binggung apa maksudnya.
Nan Gil sedang ada direstoran, Na Ri datang memberitahu Tidak ada rasa sakit di punggung jadi tidak meminum obat penghilang rasa sakit apapun dan akan menyelesaikan masalah
kecelakaan itu, lalu bergegas pergi. Nan Gil hanya
melihat Na Ri yang pergi begitu saja.
Na Ri sudah duduk diruangan dengan Duk Shim yang duduk
didepanya, keduanya saling menatap sinis
seperti tak ada yang mau mengalah. Duk Bong datang memberikan surat Kesepakatan
penyelesaian pada keduanya dan memberitahu kalau Tagihan rumah sakit sudah dibayar jadi bisa menuntut kompensasi atas
luka fisik dan
tekanan emosional. Duk Shim yang mendengarnya
merasa ini sangat menyebalkan sekali.
“Pelaku mengakui bahwa kecelakaan
itu disengaja. Aku tidak berniat untuk menuntut
ganti rugi. Aku hanya
meminta pelaku melakukan permintaan
maaf yang tulus. Kau basa bilang "Aku
minta maaf. Aku tidak akan melakukannya lagi."” Kata Na Ri
“Aku tidak mengira kau akan jatuh
seperti boneka kain jadi Berolahragalah
sedikit.” Ucap Duk Bong sinis
“Hei.. Nak... Apa kau tahu emosi apa
yang paling banyak membuang
energi?” kata Na Ri, Duk Shim melirik kakaknya yang mengatakan
hal yang sama sebelumnya
“Pertama, rasa suka pada seseorang dan Kedua, cemburu.” Kata Duk Shi sinis, Na Ri mengatakan bukan itu.
“Rasa suka dan kecemburuan mungkin bisa memberimu motivasi kalau dilakukan dengan benar. Yang benar-benar membuang energi
adalah membenci
orang lain. Sebuah ucapan dari Kim
Gu yang terkenal "Sangat mudah untuk membuat hidupmu sengsara. Membenci orang yang dekat
denganmu." Meskipun
kita tidak dekat. Kalau
kita bisa duduk berhadapan, kita sudah dekat.” Ucap
Na Ri
Lalu mengingatkan Duk Shim kalau sudah mulai
membenci seseorang, maka harus ingat kalau itu akan
membuatnya hidup sengara. Duk Shim lalu bertanya apakah Nan Gil benar-benar
ayah tirinya dan ingin tahu apa panggilanya. Na Ri
menatap Duk Bong pasti yang memberitahu semuanya.
“Ini sangat Mengagumkan, Terlepas dari itu kalian
keluarga.” Kata Duk Shim , Na Ri pikir Duk Shim tidak
percaya itu
“Aku percaya. Maafkan aku. Aku
salah dan memohon kerjasamanya” ucap Duk Shim membungkuk, Na
Ri bingung kenapa memohon kerjasamanya.,
“Beritahu ayah tirimu bahwa aku
meminta maaf.” Kata Duk Shim, Na Ri menegaskan kalau
Nan Gil itu bukan ayah tiriku
Nan Gil menerima pesan dari Na Ri kembali meminta agar
segera datang ke kamarnya. Anak buah Duk Bong memberitahu sudah
mengirim bagan organisasi Da Da. Duk Bong pun melihat email yang di kirimkanya dan
melihat yang paling atas adalah Tuan Bae, lalu matanya melotot saat melihat fotor
Ko Nan Gil sebagai Direktur Bae Byung Suk
Nan Gil mendatangi kamar Na Ri, Na Ri mengatakan akan
meninggalkan barang-barangnya
di rumah, Nan Gil berkomentar kalau itu Pemikiran yang bagus karena tidak baik untuk punggungnya kalau membawa seusatu yang berat jadi akan mengirimkannya melalui
kurir. Na Ri pikir tak perlu seperti itu.
“Aku menanam benih di rumah kaca, jadi harus datang memeriksanya.” Ucap Na Ri
“Lebih baik Jangan dating, Kalau kau ingin mengakhiri
semuanya dengan Da Da, maka Kau
harus memutus semua hubungan dengan tempat ini. Aku tidak akan membiarkan mereka
menghubungimu atau
perusahaan. Jadi Anggap
aku sebagai orang asing.” Ucap Nan Gil
“Tentu saja kau orang asing. Apa kau pikir aku benar-benar
menganggapmu sebagai
ayah tiriku? Apa kau sadar bahwa sikapmu terkadang sangat
dingin? Tapi itu
tidak akan berpengaruh kepadaku lagi. Aku
tidak akan percaya... karena
aku tahu bagaimana perasaanmu yang
sebenarnya.” Kata Na Ri
“Dan bagaimana perasaanku yang
sebenarnya?” tanya Nan Gil
Saat itu datang mobil polisi yang langsung memasuki
restoran dan bertanya Apa
seseorang bernama Ko Nan Gil tinggal di tempat itu,
Duk Bong baru datang kaget melihat para polisi yang tiba-tiba mendatangi
restoran Nan Gil.
Sementara Nan Gil dan Na Ri masih berbicara serius di
dala kamar, Na Ri mengakui tidak tahu bagaimana perasaan yang sebenarnya, tapi mulai menjadi penasaran. Ia merasa seperti akan menyesal kalau tidak
bertanya, jadi akan
bertanya sekarang.
“Nan Gil, kau menyukaiku sejak kau masih kecil, kan? Aku cinta pertamamu, kan?” ucap Na Ri seperti yakin
“Kenapa kau ingin tahu tentang
itu? Itu semua
di masa lalu. Jadi Anggap
saja kau cinta pertamaku dan Katakanlah
aku mengikutimu dan mengganggumu. Apa kau
puas?” ucap Nan Gil dingin
“Baiklah, lupakan saja masa lalu. Aku akan meminta Ko Nan Gil
berdiri di sini sekarang. Lalu Bagaimana
dengan sekarang? Kau
mengingatku selama bertahun-tahun. Apa
kau masih menyukaiku?” kata Na Ri
bersambung ke episode 7
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
seru drama ini
BalasHapusYeay.....
BalasHapusGumawo cingu
Semangat nerusin sinopnya ya 💪💪💪💖💖💖💖😚😚😚
Nunggu sinopsis lnjutan nya
BalasHapusNunggu sinopsis lnjutan nya
BalasHapus