PS : All
images credit and content copyright :MBC
Tuan Baek mendengar bunyi bel rumah lalu bertanya-tanya
siapa yang datang larut malam, betapa kagetnya melihat Louie yang datang
kerumahnya. Keduanya duduk bersama, Louie meminta maaf datang larut malam. Tuan
Baek pikir tak masalah karena Tadinya ingin menemuinya besok.
“Apa itu berarti... kau tahu kenapa aku disini?” ucap Louie
“Ji Sung, maafkan aku. Ini semua salahku.” Kata Tuan Baek dengan berlutut, Louie terlihat tak tega
melihat Tuan Baek yang berlutut didepanya.
“Aku tidak... merencanakan kecelakaan sebesar itu sejak awal.”akui Tuan Baek
Flash Back
Nyonya Choi yang ada dirumah sakit mengatakan ingin
Louie mewarisi
Gold Group. Tuan Baek terlihat kaget dan merasa
karena Nyonya Choi tidak
mendiskusikannya sama sekali dan tiba-tiba
mengumumkan kalau ingin
Louie memiliki Gold Group.
“Aku sangat marah ketika mendengar
itu. Maksudku, aku mengabdikan hidupku untuk
membesarkan Gold Group. Sejak
ayahmu meninggal, aku
sudah menganggap Ny Choi seperti ibuku sendiri. Tapi, sangat mudah baginya
melakukan itu padaku. Kau
berada di tempat yang jauh, tapi
dia memutuskan untuk memberikan semuanya padamu. Keputusannya sangat menyakitiku.” Jelas Tuan Baek
“Aku pikir.... kalau kau terluka sedikit karena
kecelakaan mobil maka itu
akan membuatnya takut... dan
membuatnya mengirimmu kembali ke Prancis. Tapi.. semuanya terjadi di luar
kendaliku. Kau jadi
terlibat dalam kecelakaan besar, dan
aku tidak bisa mengontrolnya lagi. Aku mohon Percayalah
padaku, Ji Sung.” Ucap Tuan Baek sambil
menangis.
Ia mengira kalau Louie sudah meninggal dan semenjak Louie
kembali merasa sudah hidup dalam kecemasan setiap harinya. Ia merasa gugup
karena berpikir bagaimana jika orang tahu apa
yang dilakukan dan merasa selama
ini seperti seorang buronan yang dalam pelarian. Louie membangunkan Tuan Baek dari berlutut.
“Ahjussi. Aku tahu kalau kau sudah menjaga nenekku dengan berada di
sisinya... bukan aku dan orang tuaku yang sudah
meninggal jadi aku
sangat mengapresiasinya.” Kata Louie, Tuan Baek terus
menangis
“Itu saja sudah cukup untukku
memaafkanmu. Tapi seseorang
meninggal karena kecelakaan itu.” jelas
Louie
“Aku akan menerima hukuman... untuk apa yang sudah kulakukan. Aku sebenarnya sudah mengurus beberapa hal sebelum aku
menyerahkan diri. Saham
perusahaan yang diberikan Ny Choi padaku. Aku mengatakan pada Pengacara
Hwang kalau
ingin mentransfer semuannya untukmu.” Jelas Tuan
Baek, Louie seperti tak percaya juga Tuan Baek sudah melakukan hal itu.
“Sepertinya ini hukum alam. Ketika aku mulai bersikap
serakah, maka aku
tidak bisa mencegah diriku sendiri
jadi orang yang tidak tahu malu. Satu
hal yang aku cemaskan. Ny
Choi bisa pingsan jika dia tahu tentang ini. Aku sangat khawatir.” Ungkap Tuan Baek
Louie pikir tak perlu khawatir, karena akan
merahasiakannya dari Nenek dan tidak
ingin membuatnya sedih. Tuan Baek kembali berlutut
pada Louie mengucapkan terimakasih sambil menangis.
Di depan Kantor detektif
Louie mengantarkan Tuan Baek sampai ke kantor polisi,
Tuan Baek meminta Selama ia pergi
agar Louie menjaga Ma Ri dan juga Nyonya
Hong, Louie mengerti dan meminta Tuan Baek tak perlu khawatir.
Tuan Baek masuk ke dalam kantor polisi menemui Detektif
Nam, Detektif Nam binggung Tuan Baek tiba-tiba datang. Tuan Baek mengatakan
sengaja datang untuk menyerahkan diri. Detektif Nam kaget mendengarnya. Saa itu juga di rumah
sakit, Tuan Goo sadar dari koma dan berusaha bangun tapi didepanya sudah ada Detektif
Nam yang menungunya, lalu tanganya pun sudah terborgol dengan ranjang rumah
sakit.
Ruang interogasi
Detektif Nam mengucapkan
Terima kasih karena sudah mengakui segala kesalahan yang dilakukan, tapi Ada sesuatu yang tidak konsisten dengan pernyataan Tn Goo, jadi akan memastikannya. Tuan Goo mengaku Semuanya
mulai dari kecelakaan mobil sampai
menculik Go Bok Sil diperintahkan
oleh Tn Baek. Tuan Baek kaget mendengarnya.
“Dia mengancamku supaya memberinya
uang.” Ucap Tuan Baek membela diri
“Kau bilang Aku mengancammu? Aku tidak pernah meminta uang.” Kata Tuan Goo tak ingin disalahkan
“Dia berbohong dan mencoba menyalahkan semuanya
padaku. Dia
mencoba menculik putriku, tapi
dia salah orang dan malah menculik Bok Sil.” Ucap Tuan
Baek
“Aku hanya mengerjakan apa yang
diperintahkan. Semua
yang kulakukan adalah apa
yang dia perintahkan” kata Tuan Goo, Tuan Baek
menyakinkan kalau itu tak benar karena tidak
menyuruhnya melakukan itu.
Tuan Baek berbicara pada Louie didepan sel, menyadari
kalau tidak
mudah mempercayainy
sekarang, tapi ia benar-benar
tidak melakukannya untuk menculik. Louie mengatakan Detektif
Nam sudah menjelaskannya padanya, lalu bertanya Apa
ada cara membuktikan
pembelaannya.
“Aku datang ke toko buku dengan
membawa uang, tapi itu
setelah Tn Goo menghilang. Tidak
ada kamera CCTV di sekitar toko buku. Aku
tidak punya apapun untuk membuktikan diriku sendiri.” Kata Tuan Baek, Louie memikirkan tentang toko buku.
“Tn Cha, ada sesuatu yang harus
kita lakukan.” Ucap Louie menelp Joong Won.
Louie sudah bersembunyi dibalik buku, Joong Won sudah ada
dibelakang bertanya apakah Louie yakin dengan mobil itu. Louie kaget Joong Won
sudah ada dibelakangnya, mengeluh agar tak berbisik
di telinganya, lalu menunjuk mobil yang terparkir
di depan toko buku berhari-hari.
Joong Won bertanya apakah mereka harus pergi sekarang, saat itu juga keluar dari toko buku dan
menghadang mobil yang terparkir didepan toko buku. Seorang pria terlihat memang
sebuah camera, Louie ternyata melihat mobil mencurigakan didepan toko buku dan
Joong Won bisa menangkapnya.
Louie memberikan hasil foto yang didapatnya saat Tuan
Baek dan Tuan Goo berbicara didalam toko dan juga sebuah beberapa foto lainya
kalau Tuan Baek membawakan sebuah tas besara berisi uang. Detektif Nam kaget
bertanya Darimana Louie
mendapatkan foto ini. Louie memberitahu kalau
Nyonya Hong memiliki penguntit.
Detektif Nam kaget.
“Kami menyita semua foto yang
diambilnya... di depan
toko bukunya. Detektif,
tolong selesaikan masalah ini. Mereka
berdua mengobrol dalam foto ini. Hari
selanjutnya, Tn Baek ada di
toko buku membawa uang. Bukankah
ini cukup untuk bukti?” ucap Louie
“Kau harus menjadi detektif. Kemampuan observasimu hebat.” Komentar Detektif Nam
“Tapi, kenapa kau ada di toko buku? Kau sepertinya cukup dekat
dengannya.” Ucap Joong Won menunjuk foto saat
detektif Nam datang berkunjung.
“Sulit bagi seorang wanita
menjalankan sebuah
toko buku sendirian. Lagipula,
dia membantu kita menemukan Louie. Sebagai
rasa terimakasihku, maka aku sering membantunya dan membawa buku-buku berat.” Jelas Detektif Nam
“ternyata Kau senang membongkar sesuatu,
kan? Kau harus
mengurus urusanmu sendiri.” Ejek Joong Won
Detektif Nam pun memperlihatkan pada Tuan Goo, menenyakan alasan Tuan Goo yang berani mengambil
resiko menculik Ma Ri dan bagaimana dengan uang
yang diterima sebelumnya. Tuan Goo terlihat ketakutan mengaku tidak
punya pilihan lagi karena
uangnya dicuri.
“Wanita tua itu memiliki kemampuan
mencopet yang hebat.” Cerita Tuan Goo
“ Apakah Dia adalah seorang pencopet
profesional?” tanya Detektif Nam
Detektif Nam terlihat sangat lelah, Detektif Lee datang
menghampirinya. Detektif Nam bertanya apakah temanya itu mendapatkan
rekaman CCTV-nya. Detektif Lee mengangguk dan
juga membawa identitasnya juga.
“Dia adalah Cho Ha Ni dengan Sembilan kasus pencopetan sebelumnya Aku pernah menangkapnya
sebelumnya.” Ucap Detektif Lee
“Bisakah kau cari tahu dimana dia
sekarang?” kata Detektif Nam, Detektif Lee dengan
bangga merasa itu adalah
keahliannya dan sudah
mengirim beberapa orang. Detektif Nam pun mengucapkan
terimakasih.
Nenek Cho sudah ada dikantor polisi, Detektif Nam meminta
agar Nenek Cho Berhenti mengelak karena sudah tertangkap basah oleh kamera CCTV. Nenek Cho tetap menyangkal kalau itu bukan dirinya
tapi hanya
seseorang yang mirip dengannya. Detektif Nam
terlihat frustasi dengan Nenek Cho yang mudah bersilat lidah.
Bok Sil bisa melepaskan gips dari tanganya, Louie senang
karena tanag Bok Sil sudah membaik tapi meminta agar harus
tetap berhati-hati, Bok Sil mengerti. Louie
mengajak Bok Sil agar mampir
ke kantor polisi karna sudah menyuruh
Tn Baek untuk meminta
maaf langsung. Bok Sil pikir bukan Tuan Baek yang menculiknya, jadi
lebih baik sebagai kunjungan saja. Louie menganguk setuju.
Di kantor polisi
Detektif Nam ingin segera menyelesaikanya dan bertanya
dimana Nenek Cho menaruh tas yang berisi uang, Nenek Cho mengeluh Detektif Nam
yang tidak percaya padanya,
lalu melihat jam yang sudah terlalu lama di kantor polisi.
“Detektif.... bagaimana bisa kau
menahanku disini
tanpa bukti yang jelas?” sindir Nenek Cho
Saat itu Bok Sil dan Louie datang menyapa deketif Nam,
Bok Sil menatap wajah Nenek Cho lalu teringat saat berusaha mengejar Nenek Cho
karena mengunakan pakaian milik ibunya. Nenek Cho hanya bisa menutup wajahnya.
Bok Sil memberikan minuman panas dan memberikan pada
Nenek Cho karena tahu Neneknya juga memiliki tangan yang
dingin. Nenek Cho pun menerimanya. Bok Sil mulai berkata tidak
akan bertanya tentang kebohongan tentang
cucunya.
“Aku harap... kau akan mengembalikan uang itu karena itu milik seseorang yang
kukenal.” Ucap Bok Sil
“Aku tidak mengerti apa yang kau
katakan. Detektif
pasti sudah menunggu.” Kata Nenek Cho berjalan
pergi.
“Kakimu sudah membaik.... Aku
sangat lega.” Ucap Bok
Sil, Nenek Cho terdiam mendengarnya.
Flash Back
Nenek Cho sudah berganti pakaian sambil mengeluh dengan
pakaian yang ditukar Bok Sil menurutnya terlihat
murah. Bok Sil pikir Nenek Cho menggunakan
pakaian dalam saja. Nenek Cho pun pasrah dan
merasa tidak
pernah bertemu seseorang yang
sangat terobsesi dengan sebuah baju.
“ Ini milik mendiang ibuku.” Ucap Bok Sil, Nenek Cho terlihat tak enak hati.
“Maafkan aku.... Jangan memperhatika seorang wanita tua sepertiku. Aku doakan semoga kau beruntung. Hidup di Seoul bisa jadi sangat
sulit.” Kata Nenek Cho, Bok Sil mengerti
Saat Nenek Cho pergi Bok Sil melihat kaki Nenek Cho
seperti sakit, dan berharap menemukan cucunya. Tiba-tiba Bok Sil memanggil Nenek Choi memberikan
selembar 10ribu won menyuruhnya agar bisa makan dan menjaga dirinya.
Nenek Cho mengingat kebaikan Bok Sil yang memberikan uang
itu, lalu mengeluh pada dirinya yang sangat menyebalkan karena harus mengingat
hal itu. Lalu meminta Bok Sil agar memanggil detektif karena akan mengatakan dimana
uangnya. Bok Sil terlihat bahagi dan akan memanggilnya.
“Siapa yang tahu... kalau aku akan menukar 1 milliar
Won dengan 10 ribu Won” ungkap Nenek Cho tak percaya.
Detektif Lee berbicara pada Tuan Baek kalau Untuk
membuktikan kalau tidak bersalah, maka Kang
Ji Sung sudah menemukan buktinya jadi harus
jujur sekarang. Ia mengatakan kalau Seseorang
tewas dalam kecelakaan itu.
“Siapa yang akan percaya kalau kau tidak bermaksud untuk membunuh
seseorang?” ucap Detektif Lee, Tuan Baek mengaku
kalau sudah mengatakan yang sejujurnya.
“Bukankah kau meminta bantuanku... karena kau merasa bersalah?” kata Detektif Lee
Flash Back
Tuan Baek memberikan amplop pada Detektif Lee agar segera
menghubung jika pasiennya sudah sadar dari koma. Detektif Lee menolak merasa Tuan Baek tidak
perlu memberikan uang.
“Itu karena... aku khawatir jika Tn Goo tidak
akan bangun dan tidak
bermaksud hal yang lain.” Akui Tuan Baek
“Kami sudah mendapatkan uangnya. Dan juga, menemukan ponsel dengan rekaman suara.” Ucap Detektif Nam masuk ke dalam ruangan
Semua pun mendengar suara Tuan Baek pada Tuan Goo kalau
untuk membuat sedikit keributan. Tuan Goo pikir kenapa Tuan Baek tidak melenyapkannya. Tuan Baek menolaknya karena Jika Ji Sung terluka
sedikit, maka Ny Choi akan langsung mengirimnya
kembali ke Prancis dan Tidak
perlu menciptakan kekacauan besar.
Tuan Baek teringat USB yang didapatnya dari Tuan Goo
dengan memastikan tak memiliki salinannya,
lalu baru menyadari kalau ternyata sudah tertipu oleh Tuan Goo, Ia pun
mengucap syukur, Detektif Nam memberitahu kalau Bok Sil sudah membantuku
menemukannya jadi harus berterima
kasih padanya dan juga hukumanya akan dikurangi.
Tuan Baek keluar dari ruangan interogasi, Bok Sil dan
Louie sudah menungunya. Tuan Baek dengan mata berkaca-kaca mengucapkan Terima
kasih banyaka dan merasa sudah berhutang
banyak pada mereka berdua. Bok Sil memegang tangan Tuan Baek.
Suasana di kantor polisi terlihat haru.
Nyonya Shin dan Tuan Cha kembali datang ke rumah ankanya,
Tuan Cha dengar kalau direktur Goldlin ditahan karena melakukan tindakan
memalukan. Nyonya Shin tahu karena merasa Segalanya
pasti kacau di perusahaan dan Ini akan
buruk untuk perusahaan, tapi
yang lebih khawatir pada Jae Sook.
“Dia pasti sangat stress karena suaminya
masuk penjara.” Ucap Nyonya Shin sedih memikirkan
temanya.
Nyonya Shin dan Ma Ri memmbaca surat yang dituliskan Tuan
Baek sebelum masuk ke dalam penjara
“Jae Sook Aku minta maaf karena selalu merasa tersingung karenamu. Aku sudah menjadi
orang lain selama ini...karena terlalu sibuk menutupi apa yang sudah kulakukan. Tapi kau harus tahu kalau aku juga merasa tertekan selama ini. Aku harus dihukum
atas apa yang kulakukan, tapi aku ingin kau dan Ma Ri tetap sehat. Aku
juga ingin mengatakan padamu kalau aku berterima kasih padamu karena selalu berbuat baik pada Louie. Apakah aku akan bisa.. membayar semua yang
kau lakukan untukku?”
Nyonya Shin menangis merasa tak percaya suaminya bisa
melakukan itu, Ma Ri pun memeluk erat ibunya.
Pelayan Kim dan Louie sudah ada di Busan mereka sampai ke
loteng, Pelayan Kim merasa sudah mencarinya kemana-mana dan kembali bertanya apakah Louie yakin meninggalkannya
disini. Louie sangat yakin ketika membuka lantai dan melihat
kotak harta karun. Pelayan Kim binggung karena sebelumnya tak melihatnya.
“Ini tidak ada disini waktu itu
aku kesini.”ucap Pelayan Kim
“Kau sudah semakin tua jadi harus memakai kacamata baca.” Ejek Louie
“Aku masih memiliki pengelihatan
yang bagus. Berhenti
mengatakan kalau aku semakin tua. Itu
menyakiti perasaanku.” Kata Pelayan Kim kesal
“Tn Baek mengatakan padaku kalau semakin tua membuatmu berkeringat
ketika kau makan. Apa
menjadi tua juga membuatmu gampang menangis?” ejek
Louie, Pelayan Kim memohon agar Louie tak mengejeknya.
“Ini kotak musik yang dibuat untuk acara ulang tahun perusahaan yang
ke-30.” Ucap Louie dan dibagian bawahnya tertulis nama (KOBOSHI)
“Kau dulu sangat menyukai Koboshi, bahkan menulisnya disini. Aku selalu ingin bertanya padamu. Apa artinya Koboshi? Apa itu artinya sebuah bibit atau
apapun itu?”
ucap Pelayan Kim
“Itu adalah nama seorang anak yang memiliki senyum yang indah. Anak itu pasti baik-baik saja,
kan?”kata Louie
Pelayan Kim pikir mungkin saja, lalu mengaku senang
karena ingatan Louie sudah kembali karena Setelah
kabar tentang kematian Louie, Ny Choi mencari kotak itu kemana-mana. Louie bingung kenapa nenek mencarinya. Pelayan Kim
mengatakan kalau karena kenangan berharganya ada di kotak ini.
Pelayan Kim menemui Nenek Choi memberitahu kalau sudah menemukannya. Nenek Choi terlihat sumringah, Pelayan Kim pikir Nenek Choi bisa
menontonnya sekarang lalu memasukan kaset video
yang berlabel (15 MARET 1997, IBU, AYAH, DAN JI SUNG) dan meninggalkanya.
Nenek Choi menonton video saat Louie dan ayah ibunya bermain
dipantai, terdengar suara tawa bahagia mereka.
“Suara itu.... Aku selalu ingin mendengarnya.” Ucap Nenek Choi sambil menangis, pelayan Kim diam-diam
ikut melihat daribalik pintu pun ikut menangis.
“Putraku, Geum Seok... Menantuku.... Aku merindukan kalian...” kata Nenek Choi.
Bok Sil dan Louie menikmati kopi bersama, Louie bertanya
dimana adik iparnya, Bok Sil mengeluh Louie yang terus salah menyebutkanya.
Louie mengaku Kata itu terus ada dalam kepalanya. Bok Sil mengatakan Bok Nam sedang ada diluar karena
tahhu Pasti rasanya menyiksa untuk
terus duduk di ruangan ini.
“Dia bisa pergi keluar dan
bermain. Aku dulu
selalu ingin berlari-larian dan
bermain ketika seusianya. Aku
sedih karena tidak pernah bisa
melakukan itu.”kata Louie. Bok Sil bisa mengerti lalu
memberikan celengan babi pada Louie
“Apa kau memberikan ini padaku?” kata Louie binggung
“Ini gaji pertamamu. Kau harus
memilikinya jadi Belilah
apapun yang kau inginkan.” Ucap Bok Sil
“Haruskah aku membeli hadiah untuk
Nenek?” pikir Louie, Bok Sil pikir itu ide bagus karea Orang-orang
biasanya membeli “long
johns” warna merah untuk orang tua mereka
dengan gaji pertama
“Tidak.... Aku ingin membelikan hal yang
lain.” Ucap Louie tersenyum, Bok Sil ingin tahu apa. Louie
mengatakan itu rahasia.
Louie datang menemui neneknya, memberikan sepasang sepatu
heels merah dan mengatakan sudah membelika dengan gaji pertamanya, Nyonya Choi terlihat bahagia, Louie menjelaskan
kalau tidak bicara tentang gajinya dari Gold Group tapi memang Ini benar-benar gaji
pertama dari hasil kerjanya.
“Bok Sil menyuruhku untuk membeli long
johns< merah,
tapi aku membelikanmu ini. Aku
pikir sepasang sepatu hak tinggi ini
akan bagus dipakai olehmu.” Ucap Louie
“Astaga. Kau memilih... hadiah yang sempurna untukku. Aku
menyukainya.” Kata Nenek Choi tak percaya, Louie pun
meminta Neneknya agar mencobanya.
Nenek Choi tak percaya ternyata sepatunya memang sangat
cocok untuknya, Louie dengan senyumanya mengangkat jempolnya kalau itu Sempurna, merasa kalau Sepasang sepatu hak tinggi
itu sengaja dibawa ke dunia untuk neneknya, Nenek Choi pikir Satu-satunya
yang datang ke dunia ini
untuknya adalah Louie dan mengucapkan Terima
kasih banyak... karena
sudah datang padanya.
Pelayan Heo membawakan sarapan, Louie memanggil Neneknya
yang belum juga datang. Pelayan Heo pikia akan menghampirinya,tapi Louie
menolak karena akan datang sendiri ke kamarnya. Louie masuk ke kamar neneknya
dan melihat sang nenek yang tertidur, tapi ketika memanggilnya sang nenek hanya
diam saja.
“Nenek, bangun..... Sarapan sudah siap.” Ucap Louie, Nenek Choi tetap diam. Louie pun tersadar
kalau Neneknya sudah meninggal dan langsung menangis tersedu-sedu, beberapa
saat kemudian Pelayan Kim dan Heo datang keduanya ikut menangis karena Nenek
Choi meninggalkan mereka begitu saja.
Louie menaruh sepatu heels pemberian didepan makam
neneknya, dengan nama “CHOI
IL SOON” dan juga fotonya saat tersenyum, lalu mengucapkan
selama tinggal pada sang nenek. Bok Sil mengengam tangan Louie untuk
menguatkannya.
Nenek Choi yang sudah berusai lanjut masih bisa
mengunakan heels ketika masuk ke dalam gedung goldline, sebagai pemimpin. Ia
juga memberikan pesan pada Bok Sil ketika bertemu di pingir pantai.
“Orang-orang membeli
sesuatu berdasarkan penilaian yang berbeda. Mengamati salah
satu pola belanja... bisa mengajarkanmu tentang orang itu.” Nenek Choi terlihat bahagia saat Louie menyanyikan untuk
mereka semua,
“Nenek. Kenapa kau memakai sepatu hak tinggi padahal kau punya masalah punggung?”tanya Louie
“Aku menggunakan
sepatu hak tingg karena aku ingin selalu terlihat muda. Itu seperti sikapku terhadap hidup Ketika kau memakai sepatu hak tinggi, maka ini akan meluruskan
punggung bungkukmu.. dan membuat langkahmu lebih hidup. Aku ingin berjalan seperti itu selamanya. Dengan cara yang muda dan percaya diri.” Jelas Nenek Choi
Nenek Choi seperti pergi meninggalkan dunia dengan
mengunakan sepatu heelsnya dan
melambaikan tangan sebagai tanda perpisahanya. Louie menangis melihat foto
neneknya teringat saat terakhir mengatakan “Satu-satunya yang datang ke dunia ini untukku adalah kau, Louie. Terima kasih banyak karena sudah datang padaku.”
Louie datang ke kamar Nenek Choi dan sempat duduk lalu
memeluk bantal yang bisa digunakan neneknya.
“Waktu sudah
berlalu, tapi aku masih bisa merasakan kekosongan yang ditinggalkan Nenek.”
Louie meminum kopi ditemani oleh Pelayan Kim dan pelayah
Heo, tiba-tiba pelayan Heo terasa mual dan langsung pergi ke kamar mandi. Pelayan
Kim pun mengikuinya. Louie tersenyum melihatnya.
“Lalu suatu hari... Sebuah kehidupan baru datang pada rumah kami. Rasanya seperti Nenek memberikan hadiah bagi
kami.”
Pelayan Kim mengendong Pelayan Heo lalu berputar-putar
sambil mengatakan “Aku mencintaimu.” Pelayan Heo mengeluh kepalanya jadi teras pusing, tapi
setelah itu bersandar manja dipelukanya.
“Teman kesayanganku,
Tn Kim, belum melamarnya karena dia belum selesai menganalisisnya.”
“Bok Sil, yang keras
kepala, menolak tawaranku untuk hidup bersama di rumahku. Dia masih tinggal
di rumah lama kami.”
Bok Sil memasakan ramyun di dapur melihat adiknya yang
membaca komik, Louie datang kerumah Bok Sil, lalu melihat Bok Nam ada dirumah,
Bok Nam mengaku kalau akan tinggal di rumah hari ini karena Terlalu ramai di luar. Louie terlihat cemberut karena tak bisa berdua dengan
Bok Sil
“Aku memasak ramyeon karena Bok
Nam memintanya.
Ayo kita makan bersama.” Ucap Bok Sil, Bok Nam
merasa melakukannya dengan baik.
“Aku ingin makan di luar bersama
Bok Sil.” Keluh Louie berbisik. Bok Sil lalu menyuruh dua pria
agar menyiapkan meja.
Nyonya Hong memperbaiki Video player yang ada dirumahnya,
Si pegawai pun memberikan sebuah kaset videoa yang ada didalamnya, Nyonya Hong
binggung darimana kaset itu dan mencoba memutarnya, lalu wajahnya terlihat
berbinar binar.
Louie dan Bok Nam terlihat sangat menikmati makan ramyun,
tiba-tiba ponselnya berdering, Louie dengan mulut penuh makanan bertanya ada
apa Nyonya Hong menelpnya, Nyonya Hong mengatakan kalau punya hadiah untuknya. Louie bertanya hadiah apa itu.
bersambung ke episode 16
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
mkin gk sabar nunggu kelanjutannya...
BalasHapusNext
Semangaaaaat ditunggu kelanjutannya:)